• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek dan Daya Tarik Gunung Papandayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Objek dan Daya Tarik Gunung Papandayan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkanpuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunianya kepada kita semua.sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mengenai objek dan

daya tarik di Gunung papandayan.

Pembuatan Laporan ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Perencanaan Pariwisata

Laporan ini disusun sebagai kuliah lapangan yang dilakukan di Gunung Papandayan, banyak hal dan

Pengalaman yang kami dapatkan setelah kuliah lapangan ini dimana pengalaman dan data ini yang

akan kami gunakan sebagai bahan dalam pembuatan laporan ini.

Dengan selesainya kuliah lapangan ini tidak telepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan

masukan-masukan kepada kami.Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir Zulphiniar Priyandoko ,MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pariwisata.

2. Robbi Rahman Khaidir, ST selaku asisten mata kuliah Perencanaan Pariwisata.

3. Dan teman-teman

Kami menyadari masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari segi materi ataupun penyajiaannya

Mengingan kuarang pengetahuan dan data kami.oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan.

Bandung, 03 Januari 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

1.5 Ruang Lingkup Wilayah ... 3

BAB 2 ... 5

LANDASAN TEORI ... 5

2.1. Teori Pariwisata ... 5

2.2 Definisi perencanaan Pariwisata ... 9

(4)

2.4 Definisi Pengembangan Pariwisata ... 13

2.4 Kebijakan Pariwisata ... 16

BAB 3 ... 20

KARAKTERISTIK OBJEK WISATA ... 20

3.1 Gambaran Umum Gunung Papandayan ... 20

3.2 Objek dan Daya Tarik Wisata Gunung Papandayan ... 22

3.2.1 Objek Wisata Gunung Papandayan Garut ... 22

3.2.2 Flora Fauna ... 25

3.3 Sarana dan Prasarana ... 26

BAB 4 ... 28

ANALISIS ... 28

4.1 Dasar Analisis ... 29

4.1.1 Dasar Penentuan Lokasi ... 30

4.1.2 Perumusan Kriteria ... 31

4.1.3 Penentan Variabel ... 32

4.1.4 Dasar Nilai ... 33

4.2 Analisis Koridor ... 34

4.3 Hasil Analisis ... 35

BAB 5 ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

(5)
(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I 1 Peta Wisata Garut ... Gambar I 2 Lokasi Gunung Papandayan ...

Gambar I 3 Kawah Gunung Papandayan ...

(7)

1.1 Latar Belakang

Sektor Pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata yang besar, keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa objek wisata sendiri yang dapat dijual dengan srana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkansuatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap suatu daerah tujuan wisata.

Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non-migas yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan UU No 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat.

(8)

dengan pulau Bali seperti Gunung Papandayan yang berada di Kabupaten Garut. Namun masih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang belum mengetahuinya karena banyak masyarakat indonesia yang kurang mengerti tentang cara mengembangkan objek wisata, apa saja persyaratan dari objek wisata yang harus dimiliki untuk bisa menarik banyak wisatawan.

Pengembangan Pariwisata Gunung Papandayan yang berada di Kabupaten Garut memiliki arti yang sangat penting dan strategis, karena gunung papandayan merupakan cagar alam dan taman wisata. Cagar alam dibuat untuk penelitian hewan dan tumbuhan yang ada disana dan juga untuk kemping di taman wisata yang ada disekitar gunung papandayan. Aktivitas utama yang dapat dilakukan yaitu traking, hiking, fotografer, geowisata dan rekreasi hutan yang dapat dilakukan di Taman Wisata Alam.

Oleh Karena itu perlu adanya penjelasan kepada khalayak umum mengenai objek daya tarik wisata, pengetahuan ini tidak hanya penting bagi pengusaha di

bidang pariwisata namun juga diperlukan untuk para generasi muda yang kelak akan mewarisi sebagai pengelola pariwisata Indonesia di masa depan.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalan yang sering terjadi dalam objek dan daya tarik wisata adalah tidak terkelolanya suatu daya tarik dan tidak terawatnya suatu objek wisata, sehingga menurunkan daya tarik serta kenyamanan bagi para pengunjung di setiap objek wisata yang akan dikaji.

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan laporan penelitian ini yaitu mengidentifikasi gambaran umum wisata Gunung Papandayan secara keseluruhan dan mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata Gunung Papandayan serta mengidentifikasi perkembangan pariwisata di gunung papandayan.

1.4 Manfaat

(9)

 Mengetahui kondisi fisik Gunung Papandayan secara langsung.

 Mengetahui kondisi aksesibilitas Gunung Papandayan secara langsung.

 Mengetahui daya tarik Gunung Papandayan secara langsung.

 Mengetahui sarana dan prasarana yang ada Gunung Papandayan secara langsung.

 Mengetahui dampak sosial dan ekonomi Gunung Papandayan secara langsung.

 Mengetahui dampak lingkungan Gunung Papandayan secara langsung.

1.5 Ruang Lingkup Wilayah

Gunung Papandayan adalah gunung api stratoyang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di

Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665

meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Luas kawasan objek ini secara keseluruhan 7132 Ha, yang terdiri dari Cagar Alam dengan luas 6807 Ha dan Taman Wisata Alam 225 Ha.

Batas administrasi Gunung Papandayan yaitu :

 Sebelah Utara yaitu Kecamatan Pasirwangi dan Desa Kepakan

 Sebelah Selatan Kecamatan Bungbulang dan Timurnya Kecamatan Cisurupan.

 Baratnya Kabupaten Bandung, Batas alam Gunung Papandayan yaitu Utara,

(10)
(11)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Pariwisata

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan

yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga

persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang

wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan

perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari

rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi

oleh Organisasi Pariwisata Dunia.Definisi yang lebih

lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani

jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat

tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan

lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga

menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian,

petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.

Banyak negara, bergantung banyak dari industri

pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan

untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan.

Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini

adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi

Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu

sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan

melalui penjualan barang dan jasa kepada orang

non-lokal.

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang

Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah

(12)

Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila

seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri,

atau dengan kata lainaktivitas dan kejadian yang terjadi

ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan

(Sutrisno, 1998, hal: 23). Pariwisata secara singkat dapat

dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang

berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000, hal: 2).

Pariwisata merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia terutama

menyangkut kegiatan sosial dan

ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya

dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya

pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari

hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara

maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang.

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun

industri pariwisata sebagai salah satu

cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri

yang berimbang. Melalui

industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat

bertambah (Pendit, 2002). Sebagaimana diketahui bahwa

sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan

yang sangat penting dalam menunjang pembangunan

nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang

sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat dan devisa negara. Menurut Pendit (1994),

ada beberapa jenis

pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:

a. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan

atas dasar keinginan untuk memperluas

pandangan hidup seseorang dengan cara

mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke

(13)

kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup

mereka, kebudayaan dan seni meraka.

b. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang

wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan

dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia

tinggal demi kepentingan beristirahat baginya

dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang

melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga

atau memang sengaja bermakasud mengambil

bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat

atau Negara.

d. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk

mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya

yang bersifat komersial, seperti pameran industri,

pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan

oleh rombongan pelajar atau mahhasiswa, atau

orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah

perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk

mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan

dengan danau, pantai atau laut.

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang

biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro

perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha

dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah

cagar alam, taman lindung, hutan daerah

pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya

dilindungi oleh undang-undang.

h. Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan

perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin

baru yang sedang berbulan madu dengan

fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan

(14)

Definisi wisatawan menurut Norval (Yoeti, 1995)

adalah setiap orang yang datang dari suatu Negara

yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di

situ secara teratur, dan yang di Negara dimana ia

tinggal untuk sementara itu membalanjakan uang yang

didapatkannya di lain tempat.

Sedangkan menurut Soekadijo (2000), wisatawan adalah

pengunjung di Negara yang dikunjunginya

setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan

motivasi:

1. Mengisi waktu senggang atau untuk

bersenang-senabg, berlibur, untuk alas an kesehatan, studi,

keluarga, dan sebagainya.

2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.

3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi

pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah,

administrative, diplomatik, keagamaan, olahraga

dan sebagainya).

4. Dalam rangka pelayaran pesiar, jika kalau ia

tinggal kurang dari 24 jam.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 9

tentang kepariwisataan, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1

ayat 1 dan 2 dirumuskan.

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian

dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

objek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan

wisata.

Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana

perjalanan dilakukan wisatawan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut (Karyono, 1997).

a. Foreign Tourist (Wisatawan asing)

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata,

yang datang memasuki suatu negara lain yang

(15)

tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan

mancanegara atau disingkat wisman.

b. Domestic Foreign Tourist

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal

di suatunegara karena tugas, dan melakukan

perjalanan wisata di wilayahnegara di mana ia

tinggal.Misalnya, staf kedutaan Belanda

yangmendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang

ke Belanda, tetapimelakukan perjalanan wisata di

Indonesia (tempat ia bertugas).

c. Domestic Tourist (Wisatawan Nusantara)

Seorang warga negara suatu negara yang

melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah

negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan

negaranya. Misalnya warga negara Indonesia yang

melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba.

Wisatawan ini disingkat wisnus.

d. Indigenous Foreign Tourist

Warga negara suatu negara tertentu, yang karena

tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri,

pulang ke negara asalnya dan melakukan

perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.

Misalnya, warga negara Perancis yang bertugas

sebagai konsultan di perusahaan asing di

Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis

dan melakukan perjalanan wisata di sana. Jenis

wisatawan ini merupakan kebalikan dari Domestic

Foreign Tourist.

e. Transit Tourist

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke

suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah pada

suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas

kemauannya sendiri.

f. Business Tourist

Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan

(16)

dilakukannya setelah tujuannya yang utama

selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan

sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai

dilakukan.

2.2 Definisi perencanaan Pariwisata

Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan

suatu tujuan utama beserta cara-cara untuk menentukan

tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat

dibutuhkan perencanaan untuk mengembangkan suatu

obyek wisata. Karena dalam kepariwisataan perencanaan

tidak lepas dari segala aspek yang berhubungan dengan

pariwisata, dengan demikian perencanaan kepariwisataan

mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan

pariwisata yaitu diantarnya adalah:

1. Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).

2. Para pelaku usaha pariwisata.

3. Masyarakat umum.

Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata

dikarenakan perencanaan digunakan sebagai pedoman

penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk

memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal di luar

dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya,

sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran

wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu

mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, dan

sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai

upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka

memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata

selanjutnya.

Dalam perencanaan pembangunan pariwisata

memerlukan berbagai proses tahapan-tahapan yaitu

diantaranya adalah:

1. Persiapan study, adalah awalan bagi badan

(17)

memutuskan atau melakukan study dan menyusun

acuan kerja atau organisasi.

2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok

memrakarsai study, misalnya untuk menunjang

pengembangan pariwisata kota dalam rangka

meraih manfaat ekonomi (yang terukur) dan

lingkungan kota serta manfaat bagi penduduk kota

melalui menciptakan lapangan kerja dan

memperluas pelayanan bagi penduduk maupun

wisatawan.

3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam

sumberdaya pariwisata dan perkembangan daerah

maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu

dikumpulkan data perihal kebutuhan pariwisata

kota ( misalnya : karakteristik wisatawan, pola

perjalanana, dan kecenderungannya) dan

ketersediaan sumber daya kepariwisataan

(misalnya : daya tarik, akomodasi, fasilitas,

prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan

lingkungan) serta penilaian kemungkinan tentang

penanaman modal bagi perkembangan dimasa

depan.

4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu

pada proses analisis informasi yang diperoleh dari

hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.

5. Rumusan kebijakan dan rencana, menyususun

draft rencana pengembangan berdasarkan pilihan

kebijakan pariwisata.

6. Dasar pertimbangan usulan, adalah tahap

perencanaan seluruhnya diajukan kepada komisi

perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan

memperoleh masukan. Diskusi berlangsung antara

penyusun rencana dan komisi perencanaan

pemerintah dapat juga dilakukan konsultasi

(18)

7. Pelaksanaan dan pemantauan rencana, tahap

rencana diwujudkan dalam tindakan, kegagalan

baru disadari saat proses berjalan maka dari itu

pelu diadakan pemantauan.

8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses

pelaporan balik atas kemajuan rencana dan tahap

study persiapan sering perlu dilakukan lagi.

Kegagalan rencana di tahap ini sering diakibatkan

oleh: (a).Kegagalan membangkitkan minat

pengembang. (b). Ketidak mampuan membuat

aturan yang diperlukan untuk proses

pengembangan lahan. (c.) Kegagalan koordinasi

sector public dan swasta. (d). Kelangkaan

anggaran sector public untuk melaksanakan

rencana keseluruhan. (e). Ketersediaan sarana

prasarana angkutan yang tidak memadai. (f).

Ketidak mampuan memahami oposisi masayarakat

atas pengembangan pariwisata yang dapat

menunda rencana.

Hirarki perencanaan pembangunan

kepariwisataan meliputi berbagai tinkatan yaitu

diantaranya adalah:

 Tingkat nasional ( nasional planning), mencakup wilayah nasional dengan mengacu pada rencana

strategis RENSTRA yang meliputi :

A. UU no. 10 Th 2009

B. RPJM

C. RIPNAS

 Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi dengan mengacu

pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi:

A. RIPDA Tk 1

B. RIPDA

(19)

 Obyek wisata, mencakup wilayah dimana obyek wisata tersebut berada dengan mengacu pada RTR

dan desain teknis yang meliputi rencana tapak

dan desain teknis.

2.3 Definisi Potensi Pariwisata

Dalam definisi penulis akan memberikan pengertian

berdasarkan permasalahan yang akan dibahas antara

lain:

1. Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu

wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan, mencakup alam dan manusia serta

hasil karya manusia itu sendiri (Sujali, 1989)

2. Potensi internal obyek wisata adalah potensi

wisata yang dimiliki obyek itu sendiri yang meliputi

komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan

dukungan bagi pengembangan (Sujali, 1989)

3. Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi

wisata yang mendukung pengembangan suatu

obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas

penunjang, dan fasilitas pelengkap (Sujali, 1989).

4. Pengembangan adalah kegiatan untuk memajukan

suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu

ditata sedemikian rupa baik dengan cara

memelihara yang sudah berkembang atau

menciptakan yang baru.

5. Obyek Wisata adalah suatu tempat dimana orang

atau rombongan melakukan perjalanan dengan

maksud menyinggahi obyek karena sangat menarik

bagi mereka. Misalnya obyek wisata pantai, obyek

wisata alam, obyek wisata sejarah dan sebagainya.

Faktor-faktor adalah segala aspek/unsur yang

terkait dengan permasalahan-permasalahan yang

terdapat pada sektor kepariwisataan, dan

(20)

seperti tersedianya obyek wisata dan daya tarik

wisata dan faktor penghambat seperti obyek

wisata yang belum dikelola dengan baik,

rendahnya kesadaran masyarakat dalam

mengembangkan sektor pariwisata, sarana dan

prasarana yang belum memadai, keamanan yang

kurang mendukung dan sebagainya

6. Sektor Pariwisata adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata yaitu kegiatan

perjalanan yang dilakukan untuk menikmati obyek

dan daya tarik wisata, termasuk pengusahaan

obyek serta usaha-usaha yang terkait dibidang

pariwisata.

7. Strategi adalah rencana-rencana atau kebijakan

yang dibuat dengan cermat untuk memajukan atau

mengembangkan sektor pariwisata sehingga dapat

diperoleh hasil yang maksimal.

8. Kontribusi sektor pariwisata adalah sumbangan

yang diberikan oleh sektor pariwisata terhadap

pendapatan asli daerah (PAD).

2.4 Definisi Pengembangan Pariwisata

Pengembangan diartikan sebagai usaha untuk

menuju ke arah yang lebih baik, lebih luas atau

meningkat (kamus Webster). Pengembangan

pariwisata menurut Pearce (1981:12) dapat diartikan

p

meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang

y .

Dalam pengembangan pariwisata, terdapat faktor

yang dapat menentukan keberhasilan

pengembangan pariwisata (Yoeti : 1996) yaitu :

 Tersedianya objek dan daya tarik wisata.

 Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana sehingga memungkinkan wisatawan

(21)

 Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

Agar pengembangan pariwisata dapat

berkelanjutan, maka perlu diperhatikan kode etik

pengembangan pariwisata seperti yang ditetapkan

dalam konferensi pariwisata tahun 1999 yang

mengatur etika global pariwisata untuk menjamin

sumber daya alam yang menjadi sumber

kehidupan kepariwisataan dan melindungi

lingkungan dari dampak buruk kegiatan bisnis

pariwisata (kartawan : 2004; Waluyo : 2007).

Adapun kode etik dalam pengembangan

pariwisata global ini, dapat dilihat seperti

penjelasan dibawah ini :

1. KewajibanPemerintah

a. Melakukan perlindungan terhadap wisatawan

dan pemberian kemudahan dalam penyediaan

informasi.

b. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam

kegiatan kepariwisataan dan secara adil

menikmati keuntungan ekonomi, sosial, dan

budaya.

c. Kebijakan pariwisata harus diarahkan

sedemikian rupa agar dapat meningkatkan taraf

hidup masyarakat setempat.

d. Kebijakan dan kegiatan pariwisata harus

diarahkan dalam rangkaian : (a) penghormatan,

perlindungan, pemeliharaan terhadap warisan

kekayaan seni, arkeologi, budaya, monumen,

tempat suci, museum, tempat bersejarah; (b)

kelangsungan hidup dan berkembangnya

(22)

e. Menjaga kelestarian lingkungan alam, dalam

perspektif pertumbuhan ekonomi yang sehat

berkelanjutan dan berkesinambungan.

2. Kewajiban dan hak usaha pariwisata

a. Kewajiban:

1) Memberikan informasi yang objektif tentang

tempat-tempat tujuan dan kondisi perjalanan

pada para wisatawan.

2) Memperhatikan keamanan, keselamatan dan

mengusahakan adanya sistem asuransi bagi para

wisatawan.

3) Harus melakukan studi tentang dampak

rencana pembangunan terhadap lingkungan hidup

dan alam sekitar

b. Hak:

1) Pajak-pajak dan beban-beban khusus yang

merugikan dalam persaingan harus dihapuskan

atau diperbaiki secara bertahap.

2) Pengusaha dan penanam modal terutama dari

kalangan perusahaan kecil dan menengah berhak

mendapat kemudahan akses memasuki sektor

wisata.

3. Kewajiban dan Hak Masyarakat

a. Kewajiban :

Harus belajar untuk mengerti dan menghormati

para wisatawan yang mengunjungi mereka.

b. Hak :

1) Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam

kegiatan kepariwisataan, dan secara adil

menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan

budaya yang mereka usahakan, dalam

(23)

2) Wisata alam dan wisata eko sebagai bentuk

kegiatan pariwisata dapat memperkaya dan

meningkatkan penghasilan, apabila dikelola

dengan menghormati lingkungan alam dan

melibatkan penduduk setempat.

2.4 Kebijakan Pariwisata

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan

bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam

jangka waktu sementara.

Berdasarkan penjelasan di atas, pada dasarnya

wisata mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan

perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3)

Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya

atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek

dan daya tarik wisata.

Sedangkan pengertian daya tarik wisata menurut

Undang-undang No. 10 Tahun 2009 yaitu segala

suatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai

yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau tujuan kunjungan wisata.

1. Kebijakan Pokok

a. Mewadahi, membangun dan mengembangkan

manfaat potensi pariwisata sebagai kegiatan

ekonomiyang menciptakan lapangan kerja.

b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan

aparatur serta pemberdayaan tugas dan fungsi

organisasi Diparda sebagai fasilitatordan

(24)

c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan

keterlibatan masyarakat dalam

mengembangkan kawasan wisata

d. Melaksanakan kerjasama pariwisata antar

daerah dan dunia usaha.

2. Kebijakan Spasial (keruangan) Pariwisata

a. Memberikan arahan yang jelas bagi

pengembangan pariwisata di Kabupaten Garut

berdasarkan karakteristik keruangannya melalui

penetapan zonasi pengembangan.

b. Untuk kemudahan pembangunan serta

pengelolaannya, perlu dilakukan

pengelompokkan obyek dan daya tarik wisata

pada Satuan Kawasan Wisata (SKW).

Satuan-satuan kawasan wisata tersebut merupakan

kawasan yang memiliki pusat-pusat kegiatan

wisatawan dan mempunyai keterkaitan sirkuit

atau jalur wisata.

c. Melakukan urutan prioritas pengembangan

satuan kawasan wisata dengan memperhatikan

dampaknya terhadap perkembangan obyek dan

daya tarik wisata.

3. Kebijakan Pengembangan Produk Wisata

a. Asas keberlanjutan (sustainibility), keserasian

(harmonizes), keterjangkauan (affordability) dan

kerakyatan merupakan landasan pokok dalam

pengembangan produk wisata.

- Keberlanjutan mengandung arti :

pengembangan produk wisata bukan hanya

ditujukkan bagi pengembangan saat ini saja,

tetapi juga untuk masa yang akan datang.

- Harmonisasi mengandung arti : pengembangan

produk wisata yang bernuansa lingkungan

hidup, yaitu dengan selalu memperhatikan

kelestarian alam, adat istiadat dan budaya

(25)

- Keterjangkauan mengandung arti :

pengembangan produk wisata tidak hanya

ditujukan bagi kalangan tertentu, tetapi produk

wisata yang dikembangkan tersebut harus

dapat dinikmati oleh segenap lapisan

masyarakat.

- Kierakyatan mengandung arti : pengembangan

produk wisata tidak hanya menguntungkan

beberapa golongan tertentu tetapi harus dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat terutama

masyarakat sekitar obyek dean potensi wisata

yang bersangkutan.

b. Pengembangan produk wisata diarahkan bagi

penguatan identitas daerah yang dapat

memu w p w p

Garut yang khas serta memiliki keunikan dan

keunggulan daya saing oleh karenanya

diperlukan penggalian, penataan dan

pengembangan diversifikasi produk wisata.

c. Perlunya penetapan produk wisata unggulan

bagi Kabupaten Garut sebagai faktor penarik

utama bagi pengembangan pariwisata di

Kabupaten garut.

d. Obyek-obyek dan daya tarik wisata budaya

dan kesenian daerah serta event-event

pariwisata masih harus didukung oleh

Pemerintah Daerah melaui pengembangan dan

pematapan pembinaan seni budaya dan

penyelenggaraan event seni budaya tertentu.

4. Kebijakan Pengembangan Obyek dan Daya Tarik

Wisata

a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata

menyangkut aspek perencanaa, pemanfaatan

dan pengendalian yang satu sama lainnya

(26)

oleh karenanya pembangunan obyek dan daya

tarik wisata harus didasarkan pada sistem

perencanaan.

b. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata

dilakukan berdasarkan pendekatan

pembangunan Satuan Kawasan Wisata dengan

nuansa nilai agama, budaya, estetika dan

moral yang dianut oleh masyarakat.

c. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata

dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar dan

meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata

minat khusus, wisata pantai dan wisata

petualangan.

5. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pariwisata

a. Penyiapan sistem perencanaan Tata Ruang

Kawasan Wisata

b. Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan wisata

c. Pemenuhan fasilitas standar (fasilitas

kesehatan, keamanan, kebersihan, komonikasi)

di kawasan wisata sesuai dengan kebutuhan.

d. Menarik investor untuk membangun akomodasi

dan fasilitas penunjang lainnya.

6. Kebijakan Pemasaran dan Promosi Wisata

a. Penataan dan pengembangan sistem informasi

pariwisata yang efektif secara komprehensif

dengan akses pasar dalam dan luar negeri.

b. Mengembangkan pola kerjasama promosi antar

daerah dan dengan dunia usaha pariwisata.

c. Mengikuti pelaksanaan event promosi di tingkat

internasional, nasional, regional maupun

penyelenggaraan kegiatan promosi dengan

melaksanakan kegiatan-kegiatan festival

(27)

Gambar I.2

Lokasi Gunung Papandayan

Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang

terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di

Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665

meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km

sebelah tenggara Kota Bandung. Pada Gunung Papandayan,

terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah

Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.

(28)

 Sebelah Utara yaitu Kecamatan Pasirwangi dan Desa Kepakan

 Sebelah Selatan Kecamatan Bungbulang dan

Timurnya Kecamatan Cisurupan.

 Baratnya Kabupaten Bandung, Batas alam Gunung

Papandayan yaitu Utara,

Barat, Selatan dan Timurnya adalah Kawasan Perum Perhutani sebagai hutan produksi.

(29)

3.2.1 Objek Wisata Gunung Papandayan Garut Kegiatan wisata di Gunung Papandayan yang akan sangat menyenangkan diantaranya:

(30)

selatan dari deretan gunung api di priangan selatan yang telah diklasifikasikan (sejak zaman penjajahan Belanda) sebagai gunung aktif yang cukup berbahaya di Jawa Barat. Letusan-letusan yang terjadi sejak dahulu kala membuat wujud gunung ini seperti potongan tapal kuda. Kawah tertuanya terletak di tegal alun yang telah lama mati dan berubah menjadi padang terbuka. Dinding kawah tua ini membentuk kompleks pegunungan dengan puncak-puncaknya yaitu Gunung Malang (2675 Mdpl), Gunung Masigit (2619 Mdpl), Gunung Saroni (2611 Mdpl), dan Gunung Papandayan (2665 Mdpl) yang mengelilingi Tagal Alun-alun. Dipadang inilah muncul mata air yang menjelma menjadi sungai Ciparugpug.

Disekitar areal tapal kuda ini, kita juga dapat melihat

gunung-gunung kecil yang mengelilingi Gunung

Papandayan, antara lain Gunung Puntang (2555 Mdpl),

(31)

semak-semak. Pondok Saladah ini adalah tempat mendirikan tenda yang paling sering digunakan. Selain

karena luasan-luasannya yang cocok untuk berkemah, di sini juga terdapat sumber air yang cukup melimpah. Pilihlah luasan yang cukup tertutup agar tidak langsung diterjang angin dingin di malam hari.

2. Hutan Mati

Gambar I.5

(32)

Gambar I.6 Tegal Alun-alun

(33)

Flora langka di CA yaitu saninten, dan untuk

faunannya yaitu rusa, elang Jawa, lutung, dan sarili. Kegiatan konservasi hewan dan tumbuhan dilakukan di

kawasan Cagar Alam. Beberapa flora khas yang dapat kita temukan di Gunung Papandayan diantaranya Pohon Sugi

(Vaccinium valium), Edelweis (Anaphalis javanica), Puspa

(Schima walichii), Saninten (Castanea argentea), Pasang (Quercus platycopra), Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju (Podocarpus imbricatus), dan Manglid (Magnolia sp). Sedangkan potensi fauna diantaranya Babi hutan (Sus

vitatus), Trenggiling (Manis javanicus), Kijang (Munticus

muntjak), Lutung (Trachypitecus auratus) serta beberapa

jenis burung antara lain Walik (Treron giccipilla), dan Kutilang (Pycononotus aurigates).

3.3 Sarana dan Prasarana

Sarana/fasilitas wisata dapat dikatakan cukup

memadai, dikarenakan tujuan wisata Gunung Papandayan merupakan kawasan konservasi, sehingga pembangunan fasilitas wisata pun terbatas. Namun demikian dalam suatu kawasan konservasi masih diperbolehkan adanya fasilitas wisata pada zona tertentu dengan jenis kegiatan tertentu. Di Gunung Papandayan peletakan fasilitas wisata sudah

kuantitas di Gunung Papandayan masih dikatakan cukup memadai. Kondisi kurang memadai pada aspek infrastruktur di tujuan wisata ini seperti kapasitas sumber daya listrik yang rendah (kurang dari 900 KWH) untuk memfasilitasi kawasan yang luas dan pendistribusiannya tidak ada. Kemudian jarak sumber air bersih yang relatif jauh dan belum ada takan baik dengan menggunakan septic tank. Pemanfaatan yang optimal untuk penyaluran air bersih ini. Adapun sistem pembuangan limbah baik padat dan cair dikatakan baik dengan menggunakan septic tank.

Gambar I.7

(34)

Pick up pengangkut barang/pengunjung

Gambar I.9

(35)

BAB 4

ANALISIS

4.1 Dasar Analisis

4.1.1 Dasar Penentuan Lokasi

Objek wisata yang ada di Indonesia merupakan kekayaan alam yang patut untuk

dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya

maupun adat istiadat yang ada di daearah tersebut sehingga menarik minat wisatawan

untuk mengunjunginya. Negara Indonesia memiliki banyak objek daya tarik yang sangat

potensial dan tidak kalah indahnya dengan pulau Bali seperti Gunung Papandayan yang

berada di Kabupaten Garut., dimana fasilitas yang ada sudah cukup baik apabila dilihat

dari segi teknik dan tempat dimana objek wisata ini berada.

Maka dari itu, hal inilah yang menjadi dasar penentuan lokasi tinjauan dalam kegiatan

(36)

petualangan yang menawarkan kemudahan dalam fasilitas dan lain sebagainya yang

kemudian kami analisis.

Dari tujuan utama mendaki gunung kita dapat melewati banyak spot-spot yang menarik

seperti Kawah Gunung yang masih aktif, Lawang angin, Pondok Gober Hut, Pondok Salada,

Tahapan analisis pertama adalah menentukan dan merumuskan apa saja kriteria objek

daya tarik wisata (ODTW) yang berada di Gunung Papandayan. Dibawah ini beberapa objek

yang menjadi daya tarik di tampat wisata Gunung PapandayanHutan Mati, Tegal Alun-alun,

dan Puncak gunung sebagai tujuan utama. Maka dari itu, Gunung Papandaian merupakan

tujuan wisata petualangan yang lengkap dari segi jenis tempat yang akan di kunjungi wisatawan.

4.1.2 Perumusan Kriteria

:

a) Kawah Papandayan

Terdapat 4 kawah istimewa yang terbentuk karena letusan dashatnya dimasa silam,

(37)

View kawah – kawah ini sudah dapat dilihat dari Garut kota, terlebih jika kita telah

memasuki wilayah Bayongbong, sebuah kecamatan sebelum memasuki daerah Cisurupan.

b) Pondok Salada

Pondok Saladah ini adalah tempat mendirikan tenda yang paling sering digunakan.

Selain karena luasan-luasannya yang cocok untuk berkemah, di sini juga terdapat

sumber air yang cukup melimpah. Pilihlah luasan yang cukup tertutup agar tidak

langsung diterjang angin dingin di malam hari.

c) Hutan Mati

Hutan mati yakni deretan pohon kering yang terkena erupsi. Suasana hutan mati

berkabut dengan pepohonan yang menghitam dan tanah kapur berwarna putih. Meskipun

terkesan mistis, pemandangan hutan mati tetap indah. Hutan Mati ini terletak tepat di

atas Kawah Papandayan yang telah dilalui. Spot seperti Hutan Mati ini tidak ada

(38)

fajar.Catatan, tanah hutan mati di atas Kawah Papandayan ini sangat rawan longsor,

sehingga sangat dilarang untuk melewati batas aman yang telah ditentukan.

d) Tegal Alun-alun

Padang edelweis terdapat di tegal alun alun dan hal inilah yang menjadi faktor daya

tarik gunung papandayan.

e) Puncak Papandayan

Setiap pendaki selalu ingin mengunjungi puncak gunung yang didakinya. Sebab di puncak gunung kita bisa mendapatkan suatu keindahan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata dan tidak bisa didapatkan oleh materi.

4.1.3 Penentan Variabel

Dasar-dasar penentuan kriteria objek daya tarik wisata pada Gunung Papandayan adalah sebagai berikut:

Aksesibilitas

Suatu cara dan jarak tempuh dari tempat asal menuju ke tempat tujuan wisata. Yang biasanya dihubungkan dengan prasarana (jalan) yang memiliki satuan jarak dan moda angkutan untuk mencapai ke tempat tujuan wisata tersebut.

(39)

Adalah dasar pengembangan wisata yang merupakan refleksi dari sifat, kekhususan, keunikan karakter suatu tempat/wilayah yang nantinya mengundang banyak pengunjung untuk datang berwisata.

Fasilitas

Fasilitas adalah sarana yang disediakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk kepentingan manusia.

Dampak Sosial – Ekonomi

Pengaruh yang ditimbulkan tetapi berkaitan dengan sosial dan ekonomi dari

aktivitas yang terjadi di tempat wisata kepada masyarakat di wilayah tersebut.

Dampak Lingkungan

Akibat yang ditimbulkan dari kegiatan yang ada di tempat wisata terhadap lingkungan di

wilayah tersebut.

4.1.4 Dasar Nilai

Penilaian yang dilakukan adalah dengan metode “Scoring”, yaitu dengan cara

memberikan nilai terhadap variabel-variabel kajian. Scoring tersebut diambil dengan

memberikan nilai variabel dari 5. Sehingga, apabila variabel tersebut memiliki nilai

(40)

4.2 Analisis Koridor

No. Faktor Evaluasi Skor Tinggi = 5 Skor Sedang = 3 Skor Rendah = 1

1 Aksesibilitas

Kondisi jalan sangat baik

(Mulus) Kondisi jalan biasa Kondisi jalan rusak (Berlubang)

Terdapat Kendaraan Umum

Minim Kendaraan Umum

Tidak ada kendaraan umum

Dekat dengan Ibu Kota

(0-100km) Jauh dari ibu kota (>100km)

2 Daya Tarik

Banyak pengunjung

(>800) Jumlah pengunjung (100-500) Sedikit pengunjung (<100)

Banyak objek wisata (>1) Jumlah objek wisata (=1) Objek wisata masih dalam tahap

pengembangan

3 Fasilitas Fasilitas yang lengkap

(>1) Fasilitas memadai (>=1) Kurang Fasilitas (<=1)

(41)

No. Faktor Evaluasi Skor Tinggi = 5 Skor Sedang = 3 Skor Rendah = 1

5

Dampak Lingkungan

Kondisi alam masih

original Kondisi alam kurang terawat Kondisi alam sudah tercemari

Tempat wisata tidak

rusak Tempat wisata perlu pengelolaan yang intens Tempat wisata selalu rusak

Terdapat Pengelolaan Limbah/Tidak ada

Sampah

Terdapat Pengelolaan Limbah Sederhana/Terdapat Sampah

(42)

a. Penjelasan ODTW (Kawah Papandayan)

Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas

Dampak

Kondisi Jalan bisa dilalui

walaupun berbatu

Terdapat 4 kawah kawah indah

disepanjang perjalanan

Masih kurangnya papan papan

petunjuk arah jalan

Masih adanya sampah padahal ada

larangan membuang sampah

(43)

b. Penjelasan ODTW (Pondok Salada)

Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas

Dampak

Kondisi jalan tanah dan cukup curam sehingga apabila hujan tanahnya

menjadi licin

Terdapat lahan yang luas untuk membangun tenda dan kemah.

Terdapat

Sedikit tempat sampah dan banyaknya kegiatan menimbulkan banyaknya sampah yang

(44)

ODTW (Pondok

Salada)

Faktor Evaluasi

Total Nilai

Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas

Dampak Terhadap

Sosial-Ekonomi

Dampak Terhadap Lingkungan

3. Foto

(45)

c. Penjelasan ODTW (Hutan Mati)

Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas

Dampak Terhadap

2. Keterangan Akses menuju hutan mati cukup baik,

mudah untuk ditempuh.

Pemandangan yang masih asri, indah walaupun cukup mistis tapi merupakan

spot yang banyak didatangi untuk dokumentasi

(46)

d. Penjelasan ODTW (Tegal Alun-alun)

Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas Dampak Terhadap

Sosial-Ekonomi

Akses ke tempat ini agak sulit karena curam dan apabila hujan itu berbahaya

Padang edelweis terdapat di tegal alun

alun dan hal inilah yang menjadi faktor daya

tarik gunung papandayan.

Tidak ada fasilitas karena tempat ini sangat dijaga

keasriannya agar tidak merusak ekosistemnya

Budaya tegur sapa masih ada setiap bertemu dengan

(47)

e. .Matriks Evaluasi Akhir

ODTW

Faktor Evaluasi

Total Nilai

Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas

Dampak Terhadap

Sosial-Ekonomi

Dampak

Terhadap

Lingkungan

1. Kawah Papandayan 3 (Sedang) 4 (Tinggi) 1 (Rendah) 3 (Sedang) 1 (Rendah) 12

2. Pondok Salada

1 (Rendah) 3 (Sedang) 5 (Tinggi) 5 (Tinggi) 1 (Rendah) 15

3. Hutan Mati

4 (Tinggi) 5 (Tinggi) 1 (Rendah) 3 (Sedang) 3 (Sedang) 16

4. Tegal Alun-alun

2 (Sedang) 5 (Tinggi) 1 (Rendah) 3 (Sedang) 5 (Tinggi) 16

(48)

4.3 Hasil Analisis

Dari Tabel diatas dapat diketahui informasi mengenai daya tarik utama dan daya tarik

sekunder berdasarkan total nilai (Warna Merah), serta informasi mengenai bahan evaluasi

berdasarkan total skor (Warna Hijau) untuk menentukan arahan atau rencana baru dalam proses

perencanaan pariwisata di gunung papandayan.

Keterangan :

Daya Tarik Utama = 13-17 (Tinggi)

Daya Tarik Sekunder = 8-12 (Rendah)

Dari hasil analisis diatas (Interval) dapat diketahui Objek yang menjadi daya tarik utama

gunung papandayan adalah Pondok Salada, Hutan Mati, dan Tegal Alun-alun. Lalu objek yang

menjadi daya tarik sekunder adalah kawah papandayan, meski tidak terlalu menarik tetapi

lumayan banyak pengunjung yang menyukai pemandangannya dan berfoto bersama teman

(49)

Dan jika dilihat dari total nilai (Warna Hijau), dapat diketahui bahwa wisata gunung

papandayan dari daya tarik dan dampak sosial ekonomi sudah baik akan tetapi dari segi

aksesibiltas, fasilitas, dan dampak terhadap lingkungannya masih dirasa kurang. Terutama dari

segi fasilitas walaupun sudah ada fasilitas seperti wc dan mushola tapi masih terbatas dengan

banyaknya pengunjung yang datang maka tiidak akan dapat menampung sehingga harus

mengantri cukup panjang untuk ke WC dan mushola, kurangnya tempat sampah membuat cukup

banyaknya timbulan sampah. Dan dengan adanya warung tetapi tempat sampah yang sedikit,

menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Dan jika ini terus dibiarkan, maka akan

(50)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis diatas (Interval) dapat diketahui Objek yang menjadi daya tarik utama gunung papandayan

adalah Pondok Salada, Hutan Mati, dan Tegal Alun. Lalu objek yang menjadi daya tarik sekunder adalah kawah

papandayan, meski tidak terlalu menarik tetapi pengunjung merasa senang dengan adanya kawah ini disepanjang jalan

perjalanan menuju puncak.

Dan jika dilihat dari total nilai (Warna Hijau), dapat diketahui bahwa wisata gunung papandayan dari daya tarik

dan dampak sosial ekonomi sudah baik akan tetapi dari segi aksesibiltas, fasilitas, dan dampak terhadap lingkungannya

masih dirasa kurang. Terutama dari segi fasilitas walaupun sudah ada fasilitas seperti wc dan mushola tapi masih

terbatas dengan banyaknya pengunjung yang datang maka tiidak akan dapat menampung sehingga harus mengantri

cukup panjang untuk ke WC dan mushola, kurangnya tempat sampah membuat cukup banyaknya timbulan sampah. Dan

dengan adanya warung tetapi tempat sampah yang sedikit, menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Dan jika ini

terus dibiarkan, maka akan menyebabkan longsor.

Kesimpulannya adalah pengembangan wisata gunung papandayan akan lebih baik jika meningkatan pelayanan

fasilitas terhadap pengunjung secara maksimal karena pengunjung yang tipa tahun terus meningkat maka butuh fasilitas

(51)

5.2 SARAN

Saran dari kami untuk Gunung Papandayan adalah

a. Aksesibilitas : Aksesesibilitas di Gunung Papandayan sudah cukup bagus akan tetapi masih perlu penanganan lagi

oleh pihak pengelola terutama trek yang cukup curam agar tidak menimbulkan korban.

b. ODTW : Dengan Objek dan Daya Tarik yang indah seharusnya Gunung Papandayan harus lebih dipromosikan ke

daerah daerah diluar Jawa Barat dan luar Pulau Jawa agar makin banyak wisatawan atau pendaki yang tertarik

untuk mengunjunginya.

c. Fasilitas : Adanya Fasilitas seperti WC dan Musholla sudah bagus walaupun belum dapat menampung jumlah

pendaki yang mau memakainya. Dengan banyaknya pengunjung membuat banyak timbulan sampah maka itu perlu

(52)
(53)
(54)
(55)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/indahyuliana13/potensi-wisata-gunung-papandayan

http://news.viva.co.id/news/read/481703-5-tempat-terfavorit-para-pendaki-gunung-papandayan

Gambar

  Gambar I.1
Gambar I.2 Lokasi Gunung Papandayan
Gambar I 3 Kawah Gunung Papandayan
Gambar I.5 HHutan Mati
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ini menjadikan jumlah keseluruhan kes positif COVID-19 yang telah pulih atau dibenarkan discaj setakat hari ini adalah seramai 17,667 orang atau 77.08% dari jumlah keseluruhan

Data mortalitas yang tinggi pada 24 jam pertama, selain karena sifat toksik dari cuttings, juga diduga berkaitan fluktuasi pH yang tidak dapat ditolerir Daphnia.. Namun seiring

Tipe embrional merupakan tipe terbanyak, yaitu pada 29 pasien (65,9%), tidak berbeda banyak dengan studi pada IRS V yang memperoleh tipe embrional sebanyak 70%.. 6 Tipe ini

Enver Ören İhlas Finans'a sahipken aynı dönem de Egebank ve Yurtbank'a da ortak olm uş ve her ikisinde de büyük zararlara uğram ıştır ki H üseyin Bayraktar, M urat Dem irel ve

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS (PRAKTEK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KOPERASI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

dasar (SD), sangat disayangkan pelajaran matematika belum mendapat perhatian yang sepenuhnya dari guru. Ini terbukti, menurut pengamatan penulis, guru jarang

Jika diinterpretasikan sesuai dengan skor interpretasi kriteria kelayakan produk menurut Mustaji (2005), hal ini menunjukkan bahwa media booklet sebagai media

atau carbon source , hasil perhitungan pCO2 laut Teluk Banten kemudian dikurangi dengan pCO2 atmosfer hasil pengukuran stasiun Koto Tabang yaitu 381,74 μatm untuk periode satu