KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkanpuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya kepada kita semua.sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mengenai objek dan
daya tarik di Gunung papandayan.
Pembuatan Laporan ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Perencanaan Pariwisata
Laporan ini disusun sebagai kuliah lapangan yang dilakukan di Gunung Papandayan, banyak hal dan
Pengalaman yang kami dapatkan setelah kuliah lapangan ini dimana pengalaman dan data ini yang
akan kami gunakan sebagai bahan dalam pembuatan laporan ini.
Dengan selesainya kuliah lapangan ini tidak telepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
masukan-masukan kepada kami.Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir Zulphiniar Priyandoko ,MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pariwisata.
2. Robbi Rahman Khaidir, ST selaku asisten mata kuliah Perencanaan Pariwisata.
3. Dan teman-teman
Kami menyadari masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari segi materi ataupun penyajiaannya
Mengingan kuarang pengetahuan dan data kami.oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Bandung, 03 Januari 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB 1 ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Manfaat ... 2
1.5 Ruang Lingkup Wilayah ... 3
BAB 2 ... 5
LANDASAN TEORI ... 5
2.1. Teori Pariwisata ... 5
2.2 Definisi perencanaan Pariwisata ... 9
2.4 Definisi Pengembangan Pariwisata ... 13
2.4 Kebijakan Pariwisata ... 16
BAB 3 ... 20
KARAKTERISTIK OBJEK WISATA ... 20
3.1 Gambaran Umum Gunung Papandayan ... 20
3.2 Objek dan Daya Tarik Wisata Gunung Papandayan ... 22
3.2.1 Objek Wisata Gunung Papandayan Garut ... 22
3.2.2 Flora Fauna ... 25
3.3 Sarana dan Prasarana ... 26
BAB 4 ... 28
ANALISIS ... 28
4.1 Dasar Analisis ... 29
4.1.1 Dasar Penentuan Lokasi ... 30
4.1.2 Perumusan Kriteria ... 31
4.1.3 Penentan Variabel ... 32
4.1.4 Dasar Nilai ... 33
4.2 Analisis Koridor ... 34
4.3 Hasil Analisis ... 35
BAB 5 ... 36
KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar I 1 Peta Wisata Garut ... Gambar I 2 Lokasi Gunung Papandayan ...
Gambar I 3 Kawah Gunung Papandayan ...
1.1 Latar Belakang
Sektor Pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata yang besar, keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa objek wisata sendiri yang dapat dijual dengan srana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkansuatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap suatu daerah tujuan wisata.
Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non-migas yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan UU No 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat.
dengan pulau Bali seperti Gunung Papandayan yang berada di Kabupaten Garut. Namun masih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang belum mengetahuinya karena banyak masyarakat indonesia yang kurang mengerti tentang cara mengembangkan objek wisata, apa saja persyaratan dari objek wisata yang harus dimiliki untuk bisa menarik banyak wisatawan.
Pengembangan Pariwisata Gunung Papandayan yang berada di Kabupaten Garut memiliki arti yang sangat penting dan strategis, karena gunung papandayan merupakan cagar alam dan taman wisata. Cagar alam dibuat untuk penelitian hewan dan tumbuhan yang ada disana dan juga untuk kemping di taman wisata yang ada disekitar gunung papandayan. Aktivitas utama yang dapat dilakukan yaitu traking, hiking, fotografer, geowisata dan rekreasi hutan yang dapat dilakukan di Taman Wisata Alam.
Oleh Karena itu perlu adanya penjelasan kepada khalayak umum mengenai objek daya tarik wisata, pengetahuan ini tidak hanya penting bagi pengusaha di
bidang pariwisata namun juga diperlukan untuk para generasi muda yang kelak akan mewarisi sebagai pengelola pariwisata Indonesia di masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalan yang sering terjadi dalam objek dan daya tarik wisata adalah tidak terkelolanya suatu daya tarik dan tidak terawatnya suatu objek wisata, sehingga menurunkan daya tarik serta kenyamanan bagi para pengunjung di setiap objek wisata yang akan dikaji.
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan laporan penelitian ini yaitu mengidentifikasi gambaran umum wisata Gunung Papandayan secara keseluruhan dan mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata Gunung Papandayan serta mengidentifikasi perkembangan pariwisata di gunung papandayan.
1.4 Manfaat
Mengetahui kondisi fisik Gunung Papandayan secara langsung.
Mengetahui kondisi aksesibilitas Gunung Papandayan secara langsung.
Mengetahui daya tarik Gunung Papandayan secara langsung.
Mengetahui sarana dan prasarana yang ada Gunung Papandayan secara langsung.
Mengetahui dampak sosial dan ekonomi Gunung Papandayan secara langsung.
Mengetahui dampak lingkungan Gunung Papandayan secara langsung.
1.5 Ruang Lingkup Wilayah
Gunung Papandayan adalah gunung api stratoyang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di
Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665
meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Luas kawasan objek ini secara keseluruhan 7132 Ha, yang terdiri dari Cagar Alam dengan luas 6807 Ha dan Taman Wisata Alam 225 Ha.
Batas administrasi Gunung Papandayan yaitu :
Sebelah Utara yaitu Kecamatan Pasirwangi dan Desa Kepakan
Sebelah Selatan Kecamatan Bungbulang dan Timurnya Kecamatan Cisurupan.
Baratnya Kabupaten Bandung, Batas alam Gunung Papandayan yaitu Utara,
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan
yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga
persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang
wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan
perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari
rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi
oleh Organisasi Pariwisata Dunia.Definisi yang lebih
lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani
jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat
tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan
lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga
menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian,
petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri
pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan
untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan.
Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini
adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi
Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu
sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan
melalui penjualan barang dan jasa kepada orang
non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila
seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri,
atau dengan kata lainaktivitas dan kejadian yang terjadi
ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan
(Sutrisno, 1998, hal: 23). Pariwisata secara singkat dapat
dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang
berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000, hal: 2).
Pariwisata merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan sosial dan
ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya
dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya
pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari
hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara
maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun
industri pariwisata sebagai salah satu
cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri
yang berimbang. Melalui
industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat
bertambah (Pendit, 2002). Sebagaimana diketahui bahwa
sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan
yang sangat penting dalam menunjang pembangunan
nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang
sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dan devisa negara. Menurut Pendit (1994),
ada beberapa jenis
pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:
a. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan
atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan cara
mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup
mereka, kebudayaan dan seni meraka.
b. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang
wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan
dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia
tinggal demi kepentingan beristirahat baginya
dalam arti jasmani dan rohani.
c. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga
atau memang sengaja bermakasud mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat
atau Negara.
d. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya
yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan
oleh rombongan pelajar atau mahhasiswa, atau
orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk
mengadakan peninjauan atau penelitian.
f. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan
dengan danau, pantai atau laut.
g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang
biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha
dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah
cagar alam, taman lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya
dilindungi oleh undang-undang.
h. Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan
perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin
baru yang sedang berbulan madu dengan
fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan
Definisi wisatawan menurut Norval (Yoeti, 1995)
adalah setiap orang yang datang dari suatu Negara
yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di
situ secara teratur, dan yang di Negara dimana ia
tinggal untuk sementara itu membalanjakan uang yang
didapatkannya di lain tempat.
Sedangkan menurut Soekadijo (2000), wisatawan adalah
pengunjung di Negara yang dikunjunginya
setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan
motivasi:
1. Mengisi waktu senggang atau untuk
bersenang-senabg, berlibur, untuk alas an kesehatan, studi,
keluarga, dan sebagainya.
2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.
3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi
pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah,
administrative, diplomatik, keagamaan, olahraga
dan sebagainya).
4. Dalam rangka pelayaran pesiar, jika kalau ia
tinggal kurang dari 24 jam.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 9
tentang kepariwisataan, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1
ayat 1 dan 2 dirumuskan.
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian
dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan
wisata.
Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana
perjalanan dilakukan wisatawan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Karyono, 1997).
a. Foreign Tourist (Wisatawan asing)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata,
yang datang memasuki suatu negara lain yang
tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan
mancanegara atau disingkat wisman.
b. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal
di suatunegara karena tugas, dan melakukan
perjalanan wisata di wilayahnegara di mana ia
tinggal.Misalnya, staf kedutaan Belanda
yangmendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang
ke Belanda, tetapimelakukan perjalanan wisata di
Indonesia (tempat ia bertugas).
c. Domestic Tourist (Wisatawan Nusantara)
Seorang warga negara suatu negara yang
melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah
negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan
negaranya. Misalnya warga negara Indonesia yang
melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba.
Wisatawan ini disingkat wisnus.
d. Indigenous Foreign Tourist
Warga negara suatu negara tertentu, yang karena
tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri,
pulang ke negara asalnya dan melakukan
perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.
Misalnya, warga negara Perancis yang bertugas
sebagai konsultan di perusahaan asing di
Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis
dan melakukan perjalanan wisata di sana. Jenis
wisatawan ini merupakan kebalikan dari Domestic
Foreign Tourist.
e. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke
suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah pada
suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas
kemauannya sendiri.
f. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan
dilakukannya setelah tujuannya yang utama
selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan
sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai
dilakukan.
2.2 Definisi perencanaan Pariwisata
Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan
suatu tujuan utama beserta cara-cara untuk menentukan
tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat
dibutuhkan perencanaan untuk mengembangkan suatu
obyek wisata. Karena dalam kepariwisataan perencanaan
tidak lepas dari segala aspek yang berhubungan dengan
pariwisata, dengan demikian perencanaan kepariwisataan
mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan
pariwisata yaitu diantarnya adalah:
1. Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).
2. Para pelaku usaha pariwisata.
3. Masyarakat umum.
Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata
dikarenakan perencanaan digunakan sebagai pedoman
penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk
memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal di luar
dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya,
sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran
wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu
mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, dan
sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai
upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka
memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata
selanjutnya.
Dalam perencanaan pembangunan pariwisata
memerlukan berbagai proses tahapan-tahapan yaitu
diantaranya adalah:
1. Persiapan study, adalah awalan bagi badan
memutuskan atau melakukan study dan menyusun
acuan kerja atau organisasi.
2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok
memrakarsai study, misalnya untuk menunjang
pengembangan pariwisata kota dalam rangka
meraih manfaat ekonomi (yang terukur) dan
lingkungan kota serta manfaat bagi penduduk kota
melalui menciptakan lapangan kerja dan
memperluas pelayanan bagi penduduk maupun
wisatawan.
3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam
sumberdaya pariwisata dan perkembangan daerah
maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu
dikumpulkan data perihal kebutuhan pariwisata
kota ( misalnya : karakteristik wisatawan, pola
perjalanana, dan kecenderungannya) dan
ketersediaan sumber daya kepariwisataan
(misalnya : daya tarik, akomodasi, fasilitas,
prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan
lingkungan) serta penilaian kemungkinan tentang
penanaman modal bagi perkembangan dimasa
depan.
4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu
pada proses analisis informasi yang diperoleh dari
hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.
5. Rumusan kebijakan dan rencana, menyususun
draft rencana pengembangan berdasarkan pilihan
kebijakan pariwisata.
6. Dasar pertimbangan usulan, adalah tahap
perencanaan seluruhnya diajukan kepada komisi
perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan
memperoleh masukan. Diskusi berlangsung antara
penyusun rencana dan komisi perencanaan
pemerintah dapat juga dilakukan konsultasi
7. Pelaksanaan dan pemantauan rencana, tahap
rencana diwujudkan dalam tindakan, kegagalan
baru disadari saat proses berjalan maka dari itu
pelu diadakan pemantauan.
8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses
pelaporan balik atas kemajuan rencana dan tahap
study persiapan sering perlu dilakukan lagi.
Kegagalan rencana di tahap ini sering diakibatkan
oleh: (a).Kegagalan membangkitkan minat
pengembang. (b). Ketidak mampuan membuat
aturan yang diperlukan untuk proses
pengembangan lahan. (c.) Kegagalan koordinasi
sector public dan swasta. (d). Kelangkaan
anggaran sector public untuk melaksanakan
rencana keseluruhan. (e). Ketersediaan sarana
prasarana angkutan yang tidak memadai. (f).
Ketidak mampuan memahami oposisi masayarakat
atas pengembangan pariwisata yang dapat
menunda rencana.
Hirarki perencanaan pembangunan
kepariwisataan meliputi berbagai tinkatan yaitu
diantaranya adalah:
Tingkat nasional ( nasional planning), mencakup wilayah nasional dengan mengacu pada rencana
strategis RENSTRA yang meliputi :
A. UU no. 10 Th 2009
B. RPJM
C. RIPNAS
Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi dengan mengacu
pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi:
A. RIPDA Tk 1
B. RIPDA
Obyek wisata, mencakup wilayah dimana obyek wisata tersebut berada dengan mengacu pada RTR
dan desain teknis yang meliputi rencana tapak
dan desain teknis.
2.3 Definisi Potensi Pariwisata
Dalam definisi penulis akan memberikan pengertian
berdasarkan permasalahan yang akan dibahas antara
lain:
1. Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu
wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan, mencakup alam dan manusia serta
hasil karya manusia itu sendiri (Sujali, 1989)
2. Potensi internal obyek wisata adalah potensi
wisata yang dimiliki obyek itu sendiri yang meliputi
komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan
dukungan bagi pengembangan (Sujali, 1989)
3. Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi
wisata yang mendukung pengembangan suatu
obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas
penunjang, dan fasilitas pelengkap (Sujali, 1989).
4. Pengembangan adalah kegiatan untuk memajukan
suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu
ditata sedemikian rupa baik dengan cara
memelihara yang sudah berkembang atau
menciptakan yang baru.
5. Obyek Wisata adalah suatu tempat dimana orang
atau rombongan melakukan perjalanan dengan
maksud menyinggahi obyek karena sangat menarik
bagi mereka. Misalnya obyek wisata pantai, obyek
wisata alam, obyek wisata sejarah dan sebagainya.
Faktor-faktor adalah segala aspek/unsur yang
terkait dengan permasalahan-permasalahan yang
terdapat pada sektor kepariwisataan, dan
seperti tersedianya obyek wisata dan daya tarik
wisata dan faktor penghambat seperti obyek
wisata yang belum dikelola dengan baik,
rendahnya kesadaran masyarakat dalam
mengembangkan sektor pariwisata, sarana dan
prasarana yang belum memadai, keamanan yang
kurang mendukung dan sebagainya
6. Sektor Pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata yaitu kegiatan
perjalanan yang dilakukan untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata, termasuk pengusahaan
obyek serta usaha-usaha yang terkait dibidang
pariwisata.
7. Strategi adalah rencana-rencana atau kebijakan
yang dibuat dengan cermat untuk memajukan atau
mengembangkan sektor pariwisata sehingga dapat
diperoleh hasil yang maksimal.
8. Kontribusi sektor pariwisata adalah sumbangan
yang diberikan oleh sektor pariwisata terhadap
pendapatan asli daerah (PAD).
2.4 Definisi Pengembangan Pariwisata
Pengembangan diartikan sebagai usaha untuk
menuju ke arah yang lebih baik, lebih luas atau
meningkat (kamus Webster). Pengembangan
pariwisata menurut Pearce (1981:12) dapat diartikan
p
meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang
y .
Dalam pengembangan pariwisata, terdapat faktor
yang dapat menentukan keberhasilan
pengembangan pariwisata (Yoeti : 1996) yaitu :
Tersedianya objek dan daya tarik wisata.
Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana sehingga memungkinkan wisatawan
Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Agar pengembangan pariwisata dapat
berkelanjutan, maka perlu diperhatikan kode etik
pengembangan pariwisata seperti yang ditetapkan
dalam konferensi pariwisata tahun 1999 yang
mengatur etika global pariwisata untuk menjamin
sumber daya alam yang menjadi sumber
kehidupan kepariwisataan dan melindungi
lingkungan dari dampak buruk kegiatan bisnis
pariwisata (kartawan : 2004; Waluyo : 2007).
Adapun kode etik dalam pengembangan
pariwisata global ini, dapat dilihat seperti
penjelasan dibawah ini :
1. KewajibanPemerintah
a. Melakukan perlindungan terhadap wisatawan
dan pemberian kemudahan dalam penyediaan
informasi.
b. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam
kegiatan kepariwisataan dan secara adil
menikmati keuntungan ekonomi, sosial, dan
budaya.
c. Kebijakan pariwisata harus diarahkan
sedemikian rupa agar dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat setempat.
d. Kebijakan dan kegiatan pariwisata harus
diarahkan dalam rangkaian : (a) penghormatan,
perlindungan, pemeliharaan terhadap warisan
kekayaan seni, arkeologi, budaya, monumen,
tempat suci, museum, tempat bersejarah; (b)
kelangsungan hidup dan berkembangnya
e. Menjaga kelestarian lingkungan alam, dalam
perspektif pertumbuhan ekonomi yang sehat
berkelanjutan dan berkesinambungan.
2. Kewajiban dan hak usaha pariwisata
a. Kewajiban:
1) Memberikan informasi yang objektif tentang
tempat-tempat tujuan dan kondisi perjalanan
pada para wisatawan.
2) Memperhatikan keamanan, keselamatan dan
mengusahakan adanya sistem asuransi bagi para
wisatawan.
3) Harus melakukan studi tentang dampak
rencana pembangunan terhadap lingkungan hidup
dan alam sekitar
b. Hak:
1) Pajak-pajak dan beban-beban khusus yang
merugikan dalam persaingan harus dihapuskan
atau diperbaiki secara bertahap.
2) Pengusaha dan penanam modal terutama dari
kalangan perusahaan kecil dan menengah berhak
mendapat kemudahan akses memasuki sektor
wisata.
3. Kewajiban dan Hak Masyarakat
a. Kewajiban :
Harus belajar untuk mengerti dan menghormati
para wisatawan yang mengunjungi mereka.
b. Hak :
1) Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam
kegiatan kepariwisataan, dan secara adil
menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan
budaya yang mereka usahakan, dalam
2) Wisata alam dan wisata eko sebagai bentuk
kegiatan pariwisata dapat memperkaya dan
meningkatkan penghasilan, apabila dikelola
dengan menghormati lingkungan alam dan
melibatkan penduduk setempat.
2.4 Kebijakan Pariwisata
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan
bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara.
Berdasarkan penjelasan di atas, pada dasarnya
wisata mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan
perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3)
Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya
atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata.
Sedangkan pengertian daya tarik wisata menurut
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 yaitu segala
suatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisata.
1. Kebijakan Pokok
a. Mewadahi, membangun dan mengembangkan
manfaat potensi pariwisata sebagai kegiatan
ekonomiyang menciptakan lapangan kerja.
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
aparatur serta pemberdayaan tugas dan fungsi
organisasi Diparda sebagai fasilitatordan
c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan
keterlibatan masyarakat dalam
mengembangkan kawasan wisata
d. Melaksanakan kerjasama pariwisata antar
daerah dan dunia usaha.
2. Kebijakan Spasial (keruangan) Pariwisata
a. Memberikan arahan yang jelas bagi
pengembangan pariwisata di Kabupaten Garut
berdasarkan karakteristik keruangannya melalui
penetapan zonasi pengembangan.
b. Untuk kemudahan pembangunan serta
pengelolaannya, perlu dilakukan
pengelompokkan obyek dan daya tarik wisata
pada Satuan Kawasan Wisata (SKW).
Satuan-satuan kawasan wisata tersebut merupakan
kawasan yang memiliki pusat-pusat kegiatan
wisatawan dan mempunyai keterkaitan sirkuit
atau jalur wisata.
c. Melakukan urutan prioritas pengembangan
satuan kawasan wisata dengan memperhatikan
dampaknya terhadap perkembangan obyek dan
daya tarik wisata.
3. Kebijakan Pengembangan Produk Wisata
a. Asas keberlanjutan (sustainibility), keserasian
(harmonizes), keterjangkauan (affordability) dan
kerakyatan merupakan landasan pokok dalam
pengembangan produk wisata.
- Keberlanjutan mengandung arti :
pengembangan produk wisata bukan hanya
ditujukkan bagi pengembangan saat ini saja,
tetapi juga untuk masa yang akan datang.
- Harmonisasi mengandung arti : pengembangan
produk wisata yang bernuansa lingkungan
hidup, yaitu dengan selalu memperhatikan
kelestarian alam, adat istiadat dan budaya
- Keterjangkauan mengandung arti :
pengembangan produk wisata tidak hanya
ditujukan bagi kalangan tertentu, tetapi produk
wisata yang dikembangkan tersebut harus
dapat dinikmati oleh segenap lapisan
masyarakat.
- Kierakyatan mengandung arti : pengembangan
produk wisata tidak hanya menguntungkan
beberapa golongan tertentu tetapi harus dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat terutama
masyarakat sekitar obyek dean potensi wisata
yang bersangkutan.
b. Pengembangan produk wisata diarahkan bagi
penguatan identitas daerah yang dapat
memu w p w p
Garut yang khas serta memiliki keunikan dan
keunggulan daya saing oleh karenanya
diperlukan penggalian, penataan dan
pengembangan diversifikasi produk wisata.
c. Perlunya penetapan produk wisata unggulan
bagi Kabupaten Garut sebagai faktor penarik
utama bagi pengembangan pariwisata di
Kabupaten garut.
d. Obyek-obyek dan daya tarik wisata budaya
dan kesenian daerah serta event-event
pariwisata masih harus didukung oleh
Pemerintah Daerah melaui pengembangan dan
pematapan pembinaan seni budaya dan
penyelenggaraan event seni budaya tertentu.
4. Kebijakan Pengembangan Obyek dan Daya Tarik
Wisata
a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata
menyangkut aspek perencanaa, pemanfaatan
dan pengendalian yang satu sama lainnya
oleh karenanya pembangunan obyek dan daya
tarik wisata harus didasarkan pada sistem
perencanaan.
b. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata
dilakukan berdasarkan pendekatan
pembangunan Satuan Kawasan Wisata dengan
nuansa nilai agama, budaya, estetika dan
moral yang dianut oleh masyarakat.
c. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata
dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar dan
meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata
minat khusus, wisata pantai dan wisata
petualangan.
5. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pariwisata
a. Penyiapan sistem perencanaan Tata Ruang
Kawasan Wisata
b. Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan wisata
c. Pemenuhan fasilitas standar (fasilitas
kesehatan, keamanan, kebersihan, komonikasi)
di kawasan wisata sesuai dengan kebutuhan.
d. Menarik investor untuk membangun akomodasi
dan fasilitas penunjang lainnya.
6. Kebijakan Pemasaran dan Promosi Wisata
a. Penataan dan pengembangan sistem informasi
pariwisata yang efektif secara komprehensif
dengan akses pasar dalam dan luar negeri.
b. Mengembangkan pola kerjasama promosi antar
daerah dan dengan dunia usaha pariwisata.
c. Mengikuti pelaksanaan event promosi di tingkat
internasional, nasional, regional maupun
penyelenggaraan kegiatan promosi dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan festival
Gambar I.2
Lokasi Gunung Papandayan
Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang
terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di
Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665
meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km
sebelah tenggara Kota Bandung. Pada Gunung Papandayan,
terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah
Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.
Sebelah Utara yaitu Kecamatan Pasirwangi dan Desa Kepakan
Sebelah Selatan Kecamatan Bungbulang dan
Timurnya Kecamatan Cisurupan.
Baratnya Kabupaten Bandung, Batas alam Gunung
Papandayan yaitu Utara,
Barat, Selatan dan Timurnya adalah Kawasan Perum Perhutani sebagai hutan produksi.
3.2.1 Objek Wisata Gunung Papandayan Garut Kegiatan wisata di Gunung Papandayan yang akan sangat menyenangkan diantaranya:
selatan dari deretan gunung api di priangan selatan yang telah diklasifikasikan (sejak zaman penjajahan Belanda) sebagai gunung aktif yang cukup berbahaya di Jawa Barat. Letusan-letusan yang terjadi sejak dahulu kala membuat wujud gunung ini seperti potongan tapal kuda. Kawah tertuanya terletak di tegal alun yang telah lama mati dan berubah menjadi padang terbuka. Dinding kawah tua ini membentuk kompleks pegunungan dengan puncak-puncaknya yaitu Gunung Malang (2675 Mdpl), Gunung Masigit (2619 Mdpl), Gunung Saroni (2611 Mdpl), dan Gunung Papandayan (2665 Mdpl) yang mengelilingi Tagal Alun-alun. Dipadang inilah muncul mata air yang menjelma menjadi sungai Ciparugpug.
Disekitar areal tapal kuda ini, kita juga dapat melihat
gunung-gunung kecil yang mengelilingi Gunung
Papandayan, antara lain Gunung Puntang (2555 Mdpl),
semak-semak. Pondok Saladah ini adalah tempat mendirikan tenda yang paling sering digunakan. Selain
karena luasan-luasannya yang cocok untuk berkemah, di sini juga terdapat sumber air yang cukup melimpah. Pilihlah luasan yang cukup tertutup agar tidak langsung diterjang angin dingin di malam hari.
2. Hutan Mati
Gambar I.5
Gambar I.6 Tegal Alun-alun
Flora langka di CA yaitu saninten, dan untuk
faunannya yaitu rusa, elang Jawa, lutung, dan sarili. Kegiatan konservasi hewan dan tumbuhan dilakukan di
kawasan Cagar Alam. Beberapa flora khas yang dapat kita temukan di Gunung Papandayan diantaranya Pohon Sugi
(Vaccinium valium), Edelweis (Anaphalis javanica), Puspa
(Schima walichii), Saninten (Castanea argentea), Pasang (Quercus platycopra), Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju (Podocarpus imbricatus), dan Manglid (Magnolia sp). Sedangkan potensi fauna diantaranya Babi hutan (Sus
vitatus), Trenggiling (Manis javanicus), Kijang (Munticus
muntjak), Lutung (Trachypitecus auratus) serta beberapa
jenis burung antara lain Walik (Treron giccipilla), dan Kutilang (Pycononotus aurigates).
3.3 Sarana dan Prasarana
Sarana/fasilitas wisata dapat dikatakan cukup
memadai, dikarenakan tujuan wisata Gunung Papandayan merupakan kawasan konservasi, sehingga pembangunan fasilitas wisata pun terbatas. Namun demikian dalam suatu kawasan konservasi masih diperbolehkan adanya fasilitas wisata pada zona tertentu dengan jenis kegiatan tertentu. Di Gunung Papandayan peletakan fasilitas wisata sudah
kuantitas di Gunung Papandayan masih dikatakan cukup memadai. Kondisi kurang memadai pada aspek infrastruktur di tujuan wisata ini seperti kapasitas sumber daya listrik yang rendah (kurang dari 900 KWH) untuk memfasilitasi kawasan yang luas dan pendistribusiannya tidak ada. Kemudian jarak sumber air bersih yang relatif jauh dan belum ada takan baik dengan menggunakan septic tank. Pemanfaatan yang optimal untuk penyaluran air bersih ini. Adapun sistem pembuangan limbah baik padat dan cair dikatakan baik dengan menggunakan septic tank.
Gambar I.7
Pick up pengangkut barang/pengunjung
Gambar I.9
BAB 4
ANALISIS
4.1 Dasar Analisis
4.1.1 Dasar Penentuan Lokasi
Objek wisata yang ada di Indonesia merupakan kekayaan alam yang patut untuk
dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya
maupun adat istiadat yang ada di daearah tersebut sehingga menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya. Negara Indonesia memiliki banyak objek daya tarik yang sangat
potensial dan tidak kalah indahnya dengan pulau Bali seperti Gunung Papandayan yang
berada di Kabupaten Garut., dimana fasilitas yang ada sudah cukup baik apabila dilihat
dari segi teknik dan tempat dimana objek wisata ini berada.
Maka dari itu, hal inilah yang menjadi dasar penentuan lokasi tinjauan dalam kegiatan
petualangan yang menawarkan kemudahan dalam fasilitas dan lain sebagainya yang
kemudian kami analisis.
Dari tujuan utama mendaki gunung kita dapat melewati banyak spot-spot yang menarik
seperti Kawah Gunung yang masih aktif, Lawang angin, Pondok Gober Hut, Pondok Salada,
Tahapan analisis pertama adalah menentukan dan merumuskan apa saja kriteria objek
daya tarik wisata (ODTW) yang berada di Gunung Papandayan. Dibawah ini beberapa objek
yang menjadi daya tarik di tampat wisata Gunung PapandayanHutan Mati, Tegal Alun-alun,
dan Puncak gunung sebagai tujuan utama. Maka dari itu, Gunung Papandaian merupakan
tujuan wisata petualangan yang lengkap dari segi jenis tempat yang akan di kunjungi wisatawan.
4.1.2 Perumusan Kriteria
:
a) Kawah Papandayan
Terdapat 4 kawah istimewa yang terbentuk karena letusan dashatnya dimasa silam,
View kawah – kawah ini sudah dapat dilihat dari Garut kota, terlebih jika kita telah
memasuki wilayah Bayongbong, sebuah kecamatan sebelum memasuki daerah Cisurupan.
b) Pondok Salada
Pondok Saladah ini adalah tempat mendirikan tenda yang paling sering digunakan.
Selain karena luasan-luasannya yang cocok untuk berkemah, di sini juga terdapat
sumber air yang cukup melimpah. Pilihlah luasan yang cukup tertutup agar tidak
langsung diterjang angin dingin di malam hari.
c) Hutan Mati
Hutan mati yakni deretan pohon kering yang terkena erupsi. Suasana hutan mati
berkabut dengan pepohonan yang menghitam dan tanah kapur berwarna putih. Meskipun
terkesan mistis, pemandangan hutan mati tetap indah. Hutan Mati ini terletak tepat di
atas Kawah Papandayan yang telah dilalui. Spot seperti Hutan Mati ini tidak ada
fajar.Catatan, tanah hutan mati di atas Kawah Papandayan ini sangat rawan longsor,
sehingga sangat dilarang untuk melewati batas aman yang telah ditentukan.
d) Tegal Alun-alun
Padang edelweis terdapat di tegal alun alun dan hal inilah yang menjadi faktor daya
tarik gunung papandayan.
e) Puncak Papandayan
Setiap pendaki selalu ingin mengunjungi puncak gunung yang didakinya. Sebab di puncak gunung kita bisa mendapatkan suatu keindahan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata dan tidak bisa didapatkan oleh materi.
4.1.3 Penentan Variabel
Dasar-dasar penentuan kriteria objek daya tarik wisata pada Gunung Papandayan adalah sebagai berikut:
Aksesibilitas
Suatu cara dan jarak tempuh dari tempat asal menuju ke tempat tujuan wisata. Yang biasanya dihubungkan dengan prasarana (jalan) yang memiliki satuan jarak dan moda angkutan untuk mencapai ke tempat tujuan wisata tersebut.
Adalah dasar pengembangan wisata yang merupakan refleksi dari sifat, kekhususan, keunikan karakter suatu tempat/wilayah yang nantinya mengundang banyak pengunjung untuk datang berwisata.
Fasilitas
Fasilitas adalah sarana yang disediakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk kepentingan manusia.
Dampak Sosial – Ekonomi
Pengaruh yang ditimbulkan tetapi berkaitan dengan sosial dan ekonomi dari
aktivitas yang terjadi di tempat wisata kepada masyarakat di wilayah tersebut.
Dampak Lingkungan
Akibat yang ditimbulkan dari kegiatan yang ada di tempat wisata terhadap lingkungan di
wilayah tersebut.
4.1.4 Dasar Nilai
Penilaian yang dilakukan adalah dengan metode “Scoring”, yaitu dengan cara
memberikan nilai terhadap variabel-variabel kajian. Scoring tersebut diambil dengan
memberikan nilai variabel dari 5. Sehingga, apabila variabel tersebut memiliki nilai
4.2 Analisis Koridor
No. Faktor Evaluasi Skor Tinggi = 5 Skor Sedang = 3 Skor Rendah = 1
1 Aksesibilitas
Kondisi jalan sangat baik
(Mulus) Kondisi jalan biasa Kondisi jalan rusak (Berlubang)
Terdapat Kendaraan Umum
Minim Kendaraan Umum
Tidak ada kendaraan umum
Dekat dengan Ibu Kota
(0-100km) Jauh dari ibu kota (>100km)
2 Daya Tarik
Banyak pengunjung
(>800) Jumlah pengunjung (100-500) Sedikit pengunjung (<100)
Banyak objek wisata (>1) Jumlah objek wisata (=1) Objek wisata masih dalam tahap
pengembangan
3 Fasilitas Fasilitas yang lengkap
(>1) Fasilitas memadai (>=1) Kurang Fasilitas (<=1)
No. Faktor Evaluasi Skor Tinggi = 5 Skor Sedang = 3 Skor Rendah = 1
5
Dampak Lingkungan
Kondisi alam masih
original Kondisi alam kurang terawat Kondisi alam sudah tercemari
Tempat wisata tidak
rusak Tempat wisata perlu pengelolaan yang intens Tempat wisata selalu rusak
Terdapat Pengelolaan Limbah/Tidak ada
Sampah
Terdapat Pengelolaan Limbah Sederhana/Terdapat Sampah
a. Penjelasan ODTW (Kawah Papandayan)
Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas
Dampak
Kondisi Jalan bisa dilalui
walaupun berbatu
Terdapat 4 kawah kawah indah
disepanjang perjalanan
Masih kurangnya papan papan
petunjuk arah jalan
Masih adanya sampah padahal ada
larangan membuang sampah
b. Penjelasan ODTW (Pondok Salada)
Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas
Dampak
Kondisi jalan tanah dan cukup curam sehingga apabila hujan tanahnya
menjadi licin
Terdapat lahan yang luas untuk membangun tenda dan kemah.
Terdapat
Sedikit tempat sampah dan banyaknya kegiatan menimbulkan banyaknya sampah yang
ODTW (Pondok
Salada)
Faktor Evaluasi
Total Nilai
Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas
Dampak Terhadap
Sosial-Ekonomi
Dampak Terhadap Lingkungan
3. Foto
c. Penjelasan ODTW (Hutan Mati)
Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas
Dampak Terhadap
2. Keterangan Akses menuju hutan mati cukup baik,
mudah untuk ditempuh.
Pemandangan yang masih asri, indah walaupun cukup mistis tapi merupakan
spot yang banyak didatangi untuk dokumentasi
d. Penjelasan ODTW (Tegal Alun-alun)
Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas Dampak Terhadap
Sosial-Ekonomi
Akses ke tempat ini agak sulit karena curam dan apabila hujan itu berbahaya
Padang edelweis terdapat di tegal alun
alun dan hal inilah yang menjadi faktor daya
tarik gunung papandayan.
Tidak ada fasilitas karena tempat ini sangat dijaga
keasriannya agar tidak merusak ekosistemnya
Budaya tegur sapa masih ada setiap bertemu dengan
e. .Matriks Evaluasi Akhir
ODTW
Faktor Evaluasi
Total Nilai
Aksesibilitas Daya Tarik Fasilitas
Dampak Terhadap
Sosial-Ekonomi
Dampak
Terhadap
Lingkungan
1. Kawah Papandayan 3 (Sedang) 4 (Tinggi) 1 (Rendah) 3 (Sedang) 1 (Rendah) 12
2. Pondok Salada
1 (Rendah) 3 (Sedang) 5 (Tinggi) 5 (Tinggi) 1 (Rendah) 15
3. Hutan Mati
4 (Tinggi) 5 (Tinggi) 1 (Rendah) 3 (Sedang) 3 (Sedang) 16
4. Tegal Alun-alun
2 (Sedang) 5 (Tinggi) 1 (Rendah) 3 (Sedang) 5 (Tinggi) 16
4.3 Hasil Analisis
Dari Tabel diatas dapat diketahui informasi mengenai daya tarik utama dan daya tarik
sekunder berdasarkan total nilai (Warna Merah), serta informasi mengenai bahan evaluasi
berdasarkan total skor (Warna Hijau) untuk menentukan arahan atau rencana baru dalam proses
perencanaan pariwisata di gunung papandayan.
Keterangan :
Daya Tarik Utama = 13-17 (Tinggi)
Daya Tarik Sekunder = 8-12 (Rendah)
Dari hasil analisis diatas (Interval) dapat diketahui Objek yang menjadi daya tarik utama
gunung papandayan adalah Pondok Salada, Hutan Mati, dan Tegal Alun-alun. Lalu objek yang
menjadi daya tarik sekunder adalah kawah papandayan, meski tidak terlalu menarik tetapi
lumayan banyak pengunjung yang menyukai pemandangannya dan berfoto bersama teman
Dan jika dilihat dari total nilai (Warna Hijau), dapat diketahui bahwa wisata gunung
papandayan dari daya tarik dan dampak sosial ekonomi sudah baik akan tetapi dari segi
aksesibiltas, fasilitas, dan dampak terhadap lingkungannya masih dirasa kurang. Terutama dari
segi fasilitas walaupun sudah ada fasilitas seperti wc dan mushola tapi masih terbatas dengan
banyaknya pengunjung yang datang maka tiidak akan dapat menampung sehingga harus
mengantri cukup panjang untuk ke WC dan mushola, kurangnya tempat sampah membuat cukup
banyaknya timbulan sampah. Dan dengan adanya warung tetapi tempat sampah yang sedikit,
menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Dan jika ini terus dibiarkan, maka akan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis diatas (Interval) dapat diketahui Objek yang menjadi daya tarik utama gunung papandayan
adalah Pondok Salada, Hutan Mati, dan Tegal Alun. Lalu objek yang menjadi daya tarik sekunder adalah kawah
papandayan, meski tidak terlalu menarik tetapi pengunjung merasa senang dengan adanya kawah ini disepanjang jalan
perjalanan menuju puncak.
Dan jika dilihat dari total nilai (Warna Hijau), dapat diketahui bahwa wisata gunung papandayan dari daya tarik
dan dampak sosial ekonomi sudah baik akan tetapi dari segi aksesibiltas, fasilitas, dan dampak terhadap lingkungannya
masih dirasa kurang. Terutama dari segi fasilitas walaupun sudah ada fasilitas seperti wc dan mushola tapi masih
terbatas dengan banyaknya pengunjung yang datang maka tiidak akan dapat menampung sehingga harus mengantri
cukup panjang untuk ke WC dan mushola, kurangnya tempat sampah membuat cukup banyaknya timbulan sampah. Dan
dengan adanya warung tetapi tempat sampah yang sedikit, menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Dan jika ini
terus dibiarkan, maka akan menyebabkan longsor.
Kesimpulannya adalah pengembangan wisata gunung papandayan akan lebih baik jika meningkatan pelayanan
fasilitas terhadap pengunjung secara maksimal karena pengunjung yang tipa tahun terus meningkat maka butuh fasilitas
5.2 SARAN
Saran dari kami untuk Gunung Papandayan adalah
a. Aksesibilitas : Aksesesibilitas di Gunung Papandayan sudah cukup bagus akan tetapi masih perlu penanganan lagi
oleh pihak pengelola terutama trek yang cukup curam agar tidak menimbulkan korban.
b. ODTW : Dengan Objek dan Daya Tarik yang indah seharusnya Gunung Papandayan harus lebih dipromosikan ke
daerah daerah diluar Jawa Barat dan luar Pulau Jawa agar makin banyak wisatawan atau pendaki yang tertarik
untuk mengunjunginya.
c. Fasilitas : Adanya Fasilitas seperti WC dan Musholla sudah bagus walaupun belum dapat menampung jumlah
pendaki yang mau memakainya. Dengan banyaknya pengunjung membuat banyak timbulan sampah maka itu perlu
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/indahyuliana13/potensi-wisata-gunung-papandayan
http://news.viva.co.id/news/read/481703-5-tempat-terfavorit-para-pendaki-gunung-papandayan