REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014 -2019
(Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)
YUDI B B PURBA 080906090
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)
Nama : Yudi B. B. Purba
NIM : 080906090
Departemen : Ilmu Politik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ABSTRAKSI
Pemilu merupakan salah satu perwujudan dari demokrasi untuk
menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat untuk
dilakukan pemerintah. Pemilu bertujuan memilih wakil-wakil rakyat yang
nantinya akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik pada tingkat nasional maupun daerah. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Partai politik meningkatkan pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan. Partai politik menjalankan fungsinya sebagai sarana rekrutmen, untuk menarik seseorang yang dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang politik dan pemerintahan. Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Partai politik yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Partai Demokrat mengalami penurunan dukungan masyarakat yang disebabkan oleh serangkaian skandal
tingkat tinggi yang dilakukan pejabat partai demokrat. Bagaimana Partai
demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka untuk mengeksplorasi tentang rekrutmen calon legislatif partai demokrat 2014-2019.
Hasil yg diperoleh dari penelitian ini adalah partai demokrat melakukan beberapa tahap dalam rekrutmen calon legislatif yaitu menetapkan ketentuan umum, menetapkan daftar calon tetap dan melakukan seleksi yang meliputi penjaringan, penyaringan dan menetapkan nomor urut calon legislatif. Rekrutmen calon legislatif yang dilakukan Partai Demokrat dapat diikuti oleh siapa saja, tidak berdasarkan pada ras, golongan, suku atau agama tertentu.
Name : Yudi B. B. Purba
NIM : 080906090
Department : Ilmu Politik
Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ABSTRACT
Election is one manifestation of democracy to determine who and what is desired to rule the people for the government. Election aimed at selecting representatives who will sit in the House of Representatives (DPR), both at national and local levels. Prospective members of Parliament or legislative candidates are elected by popular vote, carried by a political party. Increase the political participation of political parties and members of the public in relation to the implementation of political and governmental activities. Political parties to function as a means of recruitment, to attract someone who is considered to be a talented cadre of political parties or to sit in the existing government agencies. Political recruitment is a function that is run by a political party as a mediator to enhance public participation in politics and government. Democracy does not just expect the government system, but also in the system followed by a political party. The political party that can be controlled by the people is not a party formed from the Parliament but from the community. Democrats decreased public support caused by a series of high-level scandals committed democrat party officials. How the Democratic Party to recruit candidates from 2014 to 2019.
This study used a descriptive research method, namely by using interviews and literature to explore about the recruitment of candidates democrat party from 2014 to 2019.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……….i
DAFTAR TABEL……….iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Signifikansi Penelitian ... 9
E. Kerangka Teori... 9
E.1. Demokrasi ... 9
E.2. Partai Politik ... 14
E.3. Rekrutmen Politik ... 18
F. Metode Penelitian ... 23
F.1. Jenis Penelitian ... 23
F.2. Lokasi Penelitian ... 23
F.3. Teknik Pengumpulan Data ... 24
F.4. Teknik Analisa Data ... 25
G. Sistematika Penulisan ... 26
BAB II DESKRIPSI PARTAI DEMOKRAT ... 27
A. Sejarah Partai Demokrat ... 27
A.1. Pembentukan Dan Berdirinya Partai Demokrat ... 27
A.2. Pengesahan Partai Demokrat ... 30
B. Visi dan Misi Partai Demokrat ... 31
B.1. Visi ... 31
B.2. Misi ... 32
C. Lambang dan Makna Partai Demokrat ... 33
C.1. Lambang Partai Demokrat ... 33
C.2. Makna Lambang Partai Demokrat... 34
D. Pakta Integritas Partai Demokrat ... 35
E. Deskripsi Tentang DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 38
F. Struktur Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 40
G. Daftar Nama Calon Legislatif DPRD Kabupaten Kari Mewakili Partai Demokrat ... 43
BAB III REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI DEMOKRAT 2014-2019 ... 50
A. Gambaran Singkat Pemilihan Umum 2014 di Indonesia ... 50
B. Pola Rekrutmen Calon Legislatif DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 53
C. Strategi Rekrutmen Calon Legislatif DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 63
D. Demokrasi Dalam Sistem Rekrutmen Calon Legislatif ... 70
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 73
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daerah Pemilihan : Karo I (Kecamatan Kabanjahe) ... 43
Tabel 2. Daerah Pemilihan : Karo II (Kecamatan Berastagi, Simpang Empat,
Naman Teran, Merdeka) ... 44
Tabel 3. Daerah Pemilihan : Karo III (Kecamatan Tigapanah, Barusjahe, Dolat
Rakyat, Merek) ... 46
Tabel 4. Daerah Pemilihan : Karo IV (Kecamatan Tigabinanga, Juhar, Lau
Baleng, Mardinding) ... 47
Tabel 5. Daerah Pemilihan : Karo V (Kecamatan Payung, Tiganderket,
REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)
Nama : Yudi B. B. Purba
NIM : 080906090
Departemen : Ilmu Politik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ABSTRAKSI
Pemilu merupakan salah satu perwujudan dari demokrasi untuk
menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat untuk
dilakukan pemerintah. Pemilu bertujuan memilih wakil-wakil rakyat yang
nantinya akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik pada tingkat nasional maupun daerah. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Partai politik meningkatkan pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan. Partai politik menjalankan fungsinya sebagai sarana rekrutmen, untuk menarik seseorang yang dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang politik dan pemerintahan. Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Partai politik yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Partai Demokrat mengalami penurunan dukungan masyarakat yang disebabkan oleh serangkaian skandal
tingkat tinggi yang dilakukan pejabat partai demokrat. Bagaimana Partai
demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka untuk mengeksplorasi tentang rekrutmen calon legislatif partai demokrat 2014-2019.
Hasil yg diperoleh dari penelitian ini adalah partai demokrat melakukan beberapa tahap dalam rekrutmen calon legislatif yaitu menetapkan ketentuan umum, menetapkan daftar calon tetap dan melakukan seleksi yang meliputi penjaringan, penyaringan dan menetapkan nomor urut calon legislatif. Rekrutmen calon legislatif yang dilakukan Partai Demokrat dapat diikuti oleh siapa saja, tidak berdasarkan pada ras, golongan, suku atau agama tertentu.
Name : Yudi B. B. Purba
NIM : 080906090
Department : Ilmu Politik
Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ABSTRACT
Election is one manifestation of democracy to determine who and what is desired to rule the people for the government. Election aimed at selecting representatives who will sit in the House of Representatives (DPR), both at national and local levels. Prospective members of Parliament or legislative candidates are elected by popular vote, carried by a political party. Increase the political participation of political parties and members of the public in relation to the implementation of political and governmental activities. Political parties to function as a means of recruitment, to attract someone who is considered to be a talented cadre of political parties or to sit in the existing government agencies. Political recruitment is a function that is run by a political party as a mediator to enhance public participation in politics and government. Democracy does not just expect the government system, but also in the system followed by a political party. The political party that can be controlled by the people is not a party formed from the Parliament but from the community. Democrats decreased public support caused by a series of high-level scandals committed democrat party officials. How the Democratic Party to recruit candidates from 2014 to 2019.
This study used a descriptive research method, namely by using interviews and literature to explore about the recruitment of candidates democrat party from 2014 to 2019.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan oleh rakyat. Secara
sederhana, demokrasi merupakan sebuah metode politik dan mekanisme untuk
memilih pemimpin politik. Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih
salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang bersaing meraih suara.Pemilihan
pemimpin dilakukan secara langsung yang dikenal dengan Pemilihan Umum
(Pemilu).1
Melalui Pemilihan Umum, masyarakat memunculkan para calon
pemimpin dan menyaring calon-calon tersebut berdasarkan nilai yang berlaku,
sehingga ada pemimpin yang memperoleh pengukuhan dan memperoleh
pengakuan dari masyarakat. Selain itu, Pemilu merupakan sarana paling
demokratis untuk membentuk representative government (pemerintahan
perwakilan). Pemilu merupakan the expression of democratic government dimana
rakyat menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat
untuk dilakukan pemerintah. 2
Hal ini senada dengan Anwar Khoirul yang mengatakan bahwa Pemilu
dalam negara demokratis merupakan prasyarat, dimana rakyat ikut berpartisipasi
1
Georg Sorensen. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia yang Sedang berubah). Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal. 1
2
Miriam Budiardjo dan Ibrahim Ambong.1995. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia.Jakarta : PT. Grafindo Persada. hal. 75
secara langsung untuk menentukan para pemimpinnya, baik level nasional
maupun daerah. Pemilu adalah perwujudan dari kemerdekaan sekaligus
kedaulatan rakyat yang sesungguhnya karena rakyat diberi kebebasan untuk
menentukan siapapun yang mereka kehendaki. 3
Secara konsepsional, pemilu merupakan proses seleksi pemimpin yang
akan menumbuhkan keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab
pemimpin yang muncul disaring oleh pemilih. Pemilu juga berperan sebagai
sarana bagi masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar
kepentingan mereka. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada
pemerintah dan sistem politik secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa melalui
lembaga tersebut anggota masyarakat dapat menyatakan ketidakpercayaan mereka
kepada sebagian atau keseluruhan unsur sistem politik tersebut. 4
Pemilu yang diselenggarakan salah satunya bertujuan memilih
wakil-wakil rakyat yang nantinya akan duduk di Dewan Perwakil-wakilan Rakyat (DPR), baik
pada tingkat nasional maupun daerah, yang akan bertanggung jawab mewujudkan
paham kedaulatan rakyat. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang
dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Sehingga calon legislatif harus
merupakan anggota dari sebuah partai politik peserta pemilu.5
Partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam
mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang
3
Khoirul Anwar dan Salviana Vina. 2006. Perilaku Partai Politik. Studi Perilaku Partai Politik dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004.Malang : UMM Press. hal. 56
4
Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali. hal. 193
5
bertanggung jawab. Salah satu tujuan dari partai politik adalah meningkatkan
pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan politik dan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi partai
politik yaitu sebagai sarana partisipasi politik warga negara Indonesia. Untuk
keikutsertaan masyarakat dalam politik, partai politik dapat menjalankan
fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik
melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender. 6
Rekrutmen pada partai politik berfungsi untuk menarik seseorang yang
dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di
lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen pada partai politik merupakan proses
dimana partai mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk
berpartisipasi dalam proses politik melalui organisasi-organisasi massa yang
melibatkan golongan-golongan tertentu seperti golongan buruh, petani, pemuda,
mahasiswa, perempuan dan sebagainya. Juga untuk menarik golongan muda untuk
dididik menjadi kader di masa datang untuk menggantikan pimpinan lama. Maka
dapat disimpulkan bahwa rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan
oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam bidang politik dan pemerintahan. 7
Rekrutmen politik pada hakekatnya merupakan salah satu proses dalam
pemilihan dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk
6
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, Jakarta : Penerbit Cemerlang, hal 214
7
melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik dan pemerintahan.
Rekrutmen politik dapat pula menjamin kontinuitas dan kelestarian partai-partai
sekaligus merupakan salah satu cara untuk proses rekrutmen berdasarkan
mekanisme atau prosedur yang sebenarnya, sehingga hasil seleksi dapat memberi
arti positif bagi semua pihak, dan juga secara khusus kepada masyarakat. Fungsi
rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan
kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan
sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,
kelangsungan hidup sistem politik akan terancam. 8
Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga
dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Demokrasi dalam
pengelolaan partai politik memiliki empat konsep yaitu : pertama, Partai politik
yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan
parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Kedua, Sistem kepartaian pluralis,
bahwa perlu ada dan dikembangkan sistem kepartaian yang dipandang cocok dan
sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, tetapi dipihak lain dapat
menghasilkan pemerintahan yang efektif. Ketiga, Visi demokrasi pimpinan partai.
Partai politik hendaknya dikelola oleh para pemimpin dan aktivis yang
memahami demokrasi. Keempat, Partai politik tidak mengedepankan monopoli
dalam hal : defenisi kepentingan bersama sebagai bangsa, dimana partai bersedia
berdialog dengan masyarakat untuk menyepakati apa yang menjadi kepentingan
8
bersama, posisi dalam kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif dan
lembaga-lembaga negara lainnya).9
Pemilu 2014 yang akan datang diikuti oleh 12 partai yaitu Partai Nasdem,
PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, HANURA,
PBB, PKPI. 10Partai Demokrat yang didirikan atas inisiatif Susilo Bambang
Yudhoyono yang mengalami kekalahan dalam pemilihan Calon Wakil Presiden
dalam Sidang MPR tahun 2001.11Partai Demokrat pertama kali menjadi peserta
pemilu pada tahun 2004, dan peringkat perolehan kursi di DPR RI yang
didapatkan Partai Demokrat cukup memuaskan. Adapun jumlah perolehan kursi
partai politik di DPR RI adalah Golkar (21,58%), PDIP (18,53%), PKB (10,57%),
PPP (8,15%) dan di peringkat kelima Partai Demokrat (7,45%). Bahkan, hasil
pemilu 2009 sangat memuaskan dengan perolehan suara Partai Demokrat 20,81%,
Golkar 14,45%, PDIP 14,01%, PKS 7,89%, PKB 4,95%.
Selain di pusat, Partai Demokrat juga memperoleh suara yang memuaskan
di daerah. Seperti di Kabupaten Karo yang menjadi lumbung suara Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan di setiap pemilu, pada pemilu 2009 Partai
Demokrat sudah dapat bersaing dengan PDIP. PDIP memperoleh 31496 suara,
disusul Partai Demokrat 18722 suara, PDS 17388 suara, Golkar 12884 suara,
PAN 6239 suara.
Namun beberapa tahun terakhir, Partai Demokrat mengalami penurunan.
elektabilitas Partai Demokrat sangat jauh menurun. Penurunan dukungan
demokrat terutama disebabkan oleh serangkaian skandal tingkat tinggi yang
melibatkan pimpinan teras partai. Pada saat yang sama, kekecewaan publik
terhadap kinerja pemerintahan juga meningkat. Keterpilihan Partai Demokrat
anjlok ke peringkat ketiga, kehilangan 12% suara yang dimenangkan pada 2009.
Sebaliknya, pada survei pada awal Oktober 2012, PDI dan Golkar mendapat
insentif elektoral dari kemerosotan Partai Demokrat.Sekitar 21% dari responden
memilih PDIP, jumlah ini jauh meningkat diatas perolehan pada 2009, sedangkan
19% memilih Golkar.12
Sama halnya dengan kasus yang menimpa Bupati Karo DR. (HC) Kena
Ukur Karo Jambi Surbakti selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
dapat menurunkan minat masyarakat Kabupaten Karo terhadap Partai Demokrat.
Adapun beberapa masalah yang menimpa Ketua DPC Partai Demokrat ini adalah
tidak tanggap terhadap kondisi pengungsi Gunung Sinabung, kebijakan Bupati
yang memutasi pejabat daerah tanpa alasan yang jelas, etika moral bupati yang
selalu di dampingi seorang wanita berinisial MG dalam melakukan tugasnya baik
tugas di luar maupun di dalam kantornya, kasus Surat Keterangan Pengganti
Ijazah (SKPI). Akibat kasus-kasus tersebut DPRD Karo menggelar sidang
paripurna yang dilakukan DPRD Karo pada tanggal 13 maret 2014 yang
menghasilakan keputusan memberhentikan Kena Ukur Karo Jambi Surbakti
sebagai bupati karo lewat keputusan nomor 01 P/KHS/2014 DPR Karo, dan telah
12
di setujui MA (Mahkamah Agung) dengan di keluarkannya surat pemakzulan
nomor 172/P/09/1/2014.13 Jika Partai Demokrat gagal mengembalikan
kepercayaan publik, terutama akibat kasus-kasus yang melibatkan elite partai,
maka prospek partai itu pada pemilu 2014 akan semakin buruk.
Untuk mengantisipasi semakin terpuruknya Partai Demokrat, Ketua
Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan 10 poin pakta integritas partainya. Salah satunya adalah pada poin ke tujuh yang
berbunyi “Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri
dari perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan
negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam hal saya
ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka sesuai dengan kode
etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal 24 Juli 2011 maka saya
akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang telah ditetapkan oleh Dewan
Kehormatan Partai Demokrat.” Pakta integritas ditandatangani kader Partai
Demokrat sehingga setiap kader siap menerima sanksi organisasi jika melakukan
penyimpangan dan pelanggaran.14
Selain pimpinan pusat, Partai Demokrat Kabupaten Karo juga berusaha
meningkatkan minat masyarakat terhadap Partai Demokrat. Adapun usaha yang
dilakukan Partai Demokrat Kabupaten Karo menurut Bapak Ir. Irwan Sitepu
adalah kader partai tidak hanya melakukan tindakan pencitraan, tetapi melakukan
kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat secara umum tanpa memilih
13 http://www.medanbagus.com/news.php?id=20098
14
golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung.
Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti
tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh
suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan
aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat
dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak
ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan,
agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang
memuaskan.15
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana
Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019,
apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan
partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari
hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan
minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik
bagi partai maupun Negara.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah
diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen
Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo”
15
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
D. Signifikansi Penelitian
1. Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam
melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan
pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri
2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik
dan rekrutmen calon legislatif.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi
referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.
E. KERANGKA TEORI
E.1. Demokrasi
Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang
sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk
memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut
Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana
kekuasaan politik tertinggi (supreme political authority) dan kedaulatan
(sovereignty) ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis
adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang
sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat.16
Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter
yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin
politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara
pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang
sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem
sosial dan ekonomi.17
Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu18 :
1. Freedom (kebebasan) yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain
untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan
kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan
nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain.
2. Equality (persamaan) yakni setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan
16
Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12.
17
Georg Sorensen. Ibid. hal 18
18
dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa
yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima
3. Justice (keadilan), ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang
ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh
orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang
menitik-beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa
adanya.
4. Humanity (kemanusiaan), pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia
merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat
demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan
yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
E.1.1. Dimensi Demokrasi
Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah
sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi
warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada
beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut 19:
1. Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi
2. Kebebasan mengeluarkan pendapat
3. Hak memilih
4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah
19
Georg Sorensen. Ibid. hal 18
5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan
5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara
6. Sumber – sumber informasi alternatif
7. Pemilihan umum yang bebas dan adil
8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan
suara dan pengungkapan preferensi lainnya.
Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi
politik yaitu :
1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi (partai
politik) pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam
jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan
2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan
kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak
ada kelompok sosial (dewasa) utama yang disingkirkan.
3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab
pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk
memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik
Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu
jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada
partisipasi.Meningkatnya partisipasi (atau inklusifitas) berarti meningkatnya
Kompetisi (atau liberalisasi) menyangkut tersedianya hak-hak dan
kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi
berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi
untuk meraih kekuasaan pemerintahan.
E.1.2. Indikator Demokrasi
Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi,
yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara
normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh
sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan
kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan
ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna
memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada.
Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu 20:
1. Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang
ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat
2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif
sering, adil dan dengan pemilihan bebas
3. Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum
4. Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public
dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum
20
5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan
berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik
6. Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi
yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya.
7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam
perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti
partai-partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi
pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara
damai lainnya.
E.2. Partai Politik
Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan
kebijaksanaan yang mereka miliki.
Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis
politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat
atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan
lain yang mempunyai pandangan berbeda. 21
21
Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang
yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan
yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai
politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi
dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai
politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan,
kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang
pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih
bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik
terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.22
E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik
22
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan
umum dari partai politik adalah23 :
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945
2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah :
1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan
2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi
dari partai politik adalah 24 :
23
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218
24
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219
1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga
negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat
3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam
merumuskan dan menetapkan kebijakan negara
4. Partisipasi politik warga negara Indonesia
5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender.
E.2.2. Klasifikasi Partai Politik
Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan
jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu 25:
1. Sistem Partai Tunggal (One Party System)
Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis,
dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya
gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha
pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada
dalam suatu negara.
2. Sistem Dwi Partai (Two Party System)
25
Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya
beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam
negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat,
dan Philipina.
3. Sistem Multi Partai (Multi Party System)
Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya
keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu
negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia,
Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya.
E.3. Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik berasal dari dua (2) kata yaitu rekrutmen dan
politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi
rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara.
Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang
untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status
(kedudukan). Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau
kombinasi dari kesemuanya.26
Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk
menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria
tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai
26
pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap
individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan
yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama
untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan
masyarakat dalam melalui wadah pemilihan. 27
Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik
(pemimpin pemerintahan Negara) dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah
(lurah/desa) yang sesuai dengan kriteria (persyaratan) yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui
konvensi (hukum tidak tertulis) yang berlaku dalam masyarakat (rakyat)
Indonesia.28
Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam
rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga
negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa
membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan
yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh
tingkatan (hirarki) atau struktur politik yang ada.
27
Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157
28
Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi
elit politik yaitu :29
1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan
peranan dan proses sosial
2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting
untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan
pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya
dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang
terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan
politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini
akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik
Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara
yaitu30 ;
1. Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing
dalam proses penyeleksian.
2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat
menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya
29
Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158
30
hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati
posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya
pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya
Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses
rekrutmen yaitu :
1. Sistem patronit (patronage system) atau dikenal sebagai sistem setia
kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam
mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang
pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan
masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama.
Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki
satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa
memperhatikan keahlian dan keterampilan
2. Sistem merita (merit system)
Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha
mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini
lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian
obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah
pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system”
Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu
kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini
dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik.
Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses
rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat
keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam
sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen
politik sebagai berikut :31
1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi
terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis
2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada
latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social
politik seseorang, misalnya aktivis LSM
3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas
pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan
direkrut
4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan
kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan
kedudukan lebih penting atau tinggi.
Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang
terdiri dari:
31
1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas
(pemenuhan syarat pencalonan)
Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari
sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk
terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun
yang akan dipilih.
2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan
penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh
pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang
dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum
didalam proses penentuan wakil rakyat.
3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi
merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang
digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan
seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta
loyalitas.
F. Metode Penelitian F.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mencoba
mengungkapkan dan menggambarkan rekrutmen calon anggota legislatif DPC
Partai Demokrat Kabupaten Karo.Tujuan dari deskriptif adalah membuat,
masyarakat yang menjadi objek penelitian. Dengan menetapkan fokus pada
masalah yang akan diteliti diharapkan nantinya penelitian akan mendapat data
yang maksimal untuk menggambarkan fenomena aktual yang terjadi.
F.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai
Demokrat Kabupaten Karo yang bertempat di Jl. Sudirman No. 35 Kabanjahe –
Kabupaten Karo.
F.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan
data sekunder.32
1. Data primer
Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang
ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian dengan menggunakan
panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan
komunikasi secara langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam
dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang mengacu
pada pedoman wawancara yang telah dirumuskan peneliti.Sehingga data yang
32
diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data pendukung bagi
terlaksananya penelitian.
Adapun informan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ir. Irwan
Sitepu selaku Wakil Ketua II Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai
Demokrta Kabupaten Karo dan selaku Ketua tim pemenangan partai
Demokrat Kabupaten Karo, Masa Sinulingga selaku Sekretaris Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Karo dan selaku Sekretaris Tim
Rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Nomon Tarigan selaku Ketua
tim rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Ferdinan Perangin-angin
selaku wakil ketua tim pemenangan partai Demokrat Kabupaten Karo,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi, jurnal yang sesuai dengan
objek kajian penelitian serta berkaitan dengan permasalahan, dalam hal ini
mengenai bagaimana sistem rekrutmen dalam partai politik yang nantinya
akan dijadikan panduan dalam melakukan penelitian.
F.4. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu
rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan member gambaran
Penulis mengumpulakan data-data dari buku dan situs internet yang berisi
tentang rekrutmen calon legislatif partai politik, khususnya Partai Demokrat,
kemudian melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh atau para pengurus partai
yang mepunyai kapasitas dan memahami tentang rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan
BAB II : Deskripsi Partai Demokrat
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Partai
Demokrat berupa Sejarah Partai Demokrat, Visi dan Misi Partai
Demokrat, Lambang dan Makna Lambang Partai Demokrat,
Struktur Organisasi Partai Demokrat, Struktur Pengurus DPC
Partai Demokrat Kabupaten Karo.
Pada bab ini berisi tentang Gambaran Singkat Pemilihan Umum
2014 di Indonesia, Pemilu, Partai Politik dan Demokrasi di
Indonesia, Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,
Strategi Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
Ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulam yang
diperoleh dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab
sebelumnya, serta berisi saran-saran yang berguna bagi penulis
BAB II
DESKRIPSI PARTAI DEMOKRAT
A. Sejarah Partai Demokrat
A.1. Pembentukan Dan Berdirinya Partai Demokrat
Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang
Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo Bambang
Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR
tahun 2001. 33
Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling public
yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono
(selanjutnya disebut SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk
memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan
bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI
untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya saudara
Vence Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi
Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya
adalah mendirikan partai politik. Perumusan konsep dasar dan platform partai
sebagaimana yang diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan
selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh
saudara Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang perlunya
berdiri sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden, antara lain :
33
www.demokrat.or.id
Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang dipimpin
langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat tersebut membentuk tim pelaksana
yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari. Tim itu terdiri dari : (1).
Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid (Alm), (3). Achmad Kurnia, (4).
Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6). Shirato Syafei. Di lingkungan
kantor Menkopolkampun diadakan diskusi-diskusi untuk pendirian sebuah partai
bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs. A. Yani Wachid (Almarhum).
Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin langsung pertemuan yang
merupakan cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut,
saudara Vence Rumangkang menyatakan bahwa rencana pendirian partai akan
tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada SBY.
Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, saudara Vence Rumangkang
yang dibantu oleh saudara Drs. Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan
orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai politik. Pada
akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang
bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik
yakni: (1) Vence Rumangkang; (2) Dr. Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani
Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr. Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan
Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8)
Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof.
yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi. Diskusi Finalisasi konsep partai
dipimpin oleh Bapak SBY.
Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang
Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya, tetapi
muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi
99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan makna dengan SBY
sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9. Pada tanggal 9 September
2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan
Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi
Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai
Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan
surat kuasa kepada saudara Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun dan
disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli,
kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah
dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka
saudara Vence Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso
sebagai Pejabat Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai
Pejabat Sekretaris Jenderal sementara Bendahara Umum dijabat oleh saudara
Vence Rumangkang.
Pada malam harinya pukul 20.30, saudara Vence Rumangkang
melaporkan segala sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di
koordinator penggagas, pencetus dan Pendiri Partai Demokrat. Dalam laporannya,
saudara Vence melaporkan bahwa Partai Demokrat akan didaftarkan kepada
Departemen Kehakiman dan HAM pada esok hari yakni pada tanggal 10
September 2001.
A.2. Pengesahan Partai Demokrat
Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat
didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh saudara Vence
Rumangkang, saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso, saudara Prof. Dr. Irsan
Tandjung, saudara Drs. Sutan Bhatogana MBA, saudara Prof. Dr. Rusli Ramli dan
saudara Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH dan diterima oleh Ka SUBDIT
Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian pada tanggal 25
September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor
M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan
Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai
politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan
HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang
Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada
tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai
Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional
dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
seluruh Indonesia.
Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat
organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART).Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART
yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi.Pada tahun.2003 diadakan
koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI
sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat.Sejak pendaftaran tersebut,
AD/ART Partai Demokrat sudah bersifat tetap dan mengikat hingga ada
perubahan oleh forum Kongres ini.
B. Visi dan Misi Partai Demokrat B.1. Visi
Partai Demokrat bersama masyarakat luas berperan mewujudkan
keinginan luhur rakyat Indonesia agar mencapai pencerahan dalam kehidupan
kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, menjunjung tinggi
semangat Nasionalisme, Humanisme dan Internasionalisme, atas dasar ketakwaan
kepada Tuhan yang maha Esa dalam tatanan dunia baru yang damai, demokratis
dan sejahtera.
B.2. Misi
a. Memberikan garis yang jelas agar partai berfungsi secara optimal dengan
peranan yang signifikan di dalam seluruh proses pembangunan Indonesia baru
yang dijiwai oleh semangat reformasi serta pembaharuan dalam semua bidang
kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kedalam formasi
semula sebagaimana telah diikrarkan oleh para pejuang, pendiri pencetus
Proklamasi kemerdekaan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan titik berat kepada upaya mewujudkan perdamaian, demokrasi
(Kedaulatan rakyat) dan kesejahteraaan
b. Meneruskan perjuangan bangsa dengan semangat kebangsaan baru dalam
melanjutkan dan merevisi strategi pembangunan Nasional sebagai tumpuan
sejarah bahwa kehadiran partai Demokrat adalah melanjutkan perjuangan
generasi-generasi sebelumnya yang telah aktif sepanjang sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, sejak melawan penjajah merebut Kemerdekaan,
merumuskan Pancasila dan UUD 1945, mengisi kemerdekaan secara
berkesinambungan hingga memasuki era reformasi.
c. Memperjuangkan tegaknya persamaan hak dan kewajiban Warganegara tanpa
membedakan ras, agama, suku dan golongan dalam rangka menciptakan
masyarakat sipil (civil society) yang kuat, otonomi daerah yang luas serta
terwujudnya representasi kedaulatan rakyat pada struktur lebaga perwakilan
B.3. Tujuan Partai Demokrat
Partai Demokrat bertujuan : 34
a. Menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan jiwa Proklamasi Kemerdekaan.
b. Mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia
baru yang berwawasan nasionalisme, humanisme, dan pluralisme.
d. Meningkatkan partisipasi seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang memiliki pemerintahan yang bersih,
efektif, efisien, serta dinamis menuju terwujudnya Indonesia yang adil,
demokratis, sejahtera, maju, dan modern dalam suasana aman serta penuh
kedamaian lahir dan batin.
C. Lambang dan Makna Partai Demokrat C.1. Lambang Partai Demokrat
34
C.2. Makna Lambang Partai Demokrat
Lambang Partai Demokrat berupa gambar bintang bersinar tiga arah yang
berwarna merah dan putih di masing-masing sisinya, dengan latar belakang
berwarna biru tua di bagian atas dan bawah, dan biru laut di bagian tengah.
Adapun makna dari lambang tersebut adalah :
a. Bintang bersinar tiga bermakna tiga kesatuan wawasan partai yang tidak dapat
dipisahkan, yakni :
- Nasionalis-religius bermakna wawasan nasionalis, serta sekaligus
bermoral agama
- Pluralisme bermakna mengakui dan menghargai serta merangkul berbagai
dan semua ras, suku bangsa, profesi, jenis kelamin, agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta keberadaab ciri khas
setiap daerah yang menyatu sebagau Bangsa Indonesia
- Humanisme bermakna mengakui dan menjunjung tinggi nilai dan martabat
perikemanusiaan yang bersifat hakiki dan universal, sebagai bukti bahwa
Bangsa Indonesia adalah baguan yang integral dari masyarakat dunia
b. Warna biru laut yang terdapat ditengah melambangkan kesejukan penuh
kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam
perjuangan dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa
c. Warna biru tua yang terdapat pada bagian atas dan bawah melambangkan
bahwa dalam memperjuangkan dan mengupayakan terwujudnya cita-cita
senantiasa menjadi ciri utama yang harus dianut semua unsure bangsa dan
masyarakat
d. Warna merah putih di masing-masing sisi bintang dengan latar belakang biru
laut, memberi arti warna merah putih adalah kebangsaan atau nasionalisme,
dan warna biru arti humanism di tengah pergaualan masyarakat bangsa-bangsa
di dunia atau internasionalime, yang merupakan wawasan Partai Demokrat
e. Warna dasar biru laut, seperti halnya samudera yang membentang luas sebagai
terminal akhir bagi aliran dan muara dari berbagai sungai yang membawa
segaka macam limbah, membaur dan menyatu menjadi jernih, namun terlihat
berwarna kebiruan, tenang, damai, demikian pula halnya Partai Demokrat,
tampil sebagai partai politik yang mampu menghimpun segenap warga negara
Indonesia untuk hidup bersama dan berdampingan dan saling menghormati
antar sesama anak bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras
dan golongan.
D. Pakta Integritas Partai Demokrat
Banyaknya prahara yang menimpa Partai Demokrat seperti adanya kader
yang terlibat dalam kasus korupsi, membuat Susilo Bambang Yudhoyono selaku
Dewan Pembina Partai Demokrat menggelar Pakta Integritas.Langkah ini intinya
yang tersandung kasus korupsi. Adapun 10 poin Pakta Integritas Partai Demokrat
adalah 35 :
1. Akan senantiasa menjaga kinerja dan integritas untuk mensejahterakan
masyarakat, bangsa dan negara serta senantiasa menjaga nama baik Partai
Demokrat. Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab saya akan terus
menjunjung tinggi prinsip dan moral politik partai serta jati diri kader
Partai Demokrat yang bersih, cerdas, dan santun
2. Dalam menjalankan tugas dan pengabdian saya, utamanya dalam
melayani, mensejahterakan, dan melayani masyarakat, saya akan
senantiasa adil dan bekerja untuk semua dan tidak akan pernah
menjalankan kebijakan yang diskriminatif, oleh perbedaan agama, etnik,
suku, gender, daerah, posisi politik, dan perbedaan identitas yang lain
3. Sesuai dengan ideologi manifesto politik dan platform Partai Demokrat,
dengan sungguh-sungguh saya akan terus menjalankan dan memperkuat
persatuan, harmoni, dan toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
yang majemuk berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
4. Demi terciptanya rasa keadilan dan semangat pembangunan untuk semua,
saya akan bekerja sangat keras untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
miskin, tertinggal dan belum sejahtera melalui berbagai kebijakan,
program aksi dan langkah yang nyata. Semua program pro-rakyat yang
35
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/11/078460446/10-Poin-Pakta-Integritas-Partai-Demokrat
dijalankan pemerintah selama ini akan tetap saya pertahankan dan akan
ditingkatkan di masa mendatang
5. Sebagai kader Partai Demokrat saya akan senantiasa patuh dan taat kepada
konstitusi, hukum dan segala peraturan yang berlaku. Sebagai cerminan
dan perilaku saya sebagai warga bangsa yang baik serta patuh dan taat
kepada kode etik Partai Demokrat, sebagai kode partai yang amanah dan
bertanggungjawab
6. Sebagai kader Partai Demokrat yang kini sedang mengemban tugas di
eksekutif, legislatif pusat dan daerah, saya akan memegang teguh moral
dan etika profesi dan menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik atau
good governance, yaitu pemerintahan yang bersih dari korupsi, yang
capable, yang responsive serta yang bekerja sekuat tenaga untuk
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
7. Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri dari
perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan
negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam
hal saya ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka
sesuai dengan kode etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal
24 Juli 2011 maka saya akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang
telah ditetapkan oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat
8. Dalam hal saya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi
mengundurkan diri dari jabatan saya di jajaran Partai Demokrat atau siap
menerima sanksi dari jajaran kepartaian saya oleh Dewan Kehormatan
Partai
9. Sebagai warga negara dan pejabat publik yang taat hukum atau aturan
serta sebagai bentuk dukungan saya terhadap gerakan pencegahan dan
pemberantasan korupsi, saya bersedia menyerahkan data harta kekayaan
saya kepada Ketua Dewan Kehormatan partai beserta NPWP
10.Khusus mengenai sering terjadinya korupsi dan penyimpangan dalam
perencanaan dan pelaksanaan APBN dan APBD, maka saya yang bertugas
sebagai pejabat eksekutif atau legislatif berjanji tidak akan melakukan
pelanggaran dan penyimpangan dalam APBN dan APBD ini.
E.Deskripsi Tentang DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Karo terletak
di Jalan Sudirman No. 35 Kabanjahe – Kabupaten Karo. Pada tahun 2014, struktur
organisasi Partai Demokrat di Kabupaten Karo terdiri dari tujuh belas Dewan
Pimpinan Anak Cabang (DPAC) yang berada di seluruh kecamatan di Kabupaten
Karo, yakni : DPAC Kec. Kabanjahe, DPAC Kec. Berastagi, DPAC Kec.
Simpang Empat, DPAC Kec. Naman Teran, DPAC Kec. Merdeka, DPAC Kec.
Tigapanah, DPAC Kec. Barusjahe, DPAC Kec. Dolat Rakyat, DPAC Kec. Merek,
Kec. Mardinding, DPAC Kec. Payung, DPAC Kec. Tiganderket, DPAC Kec.
Kutabuluh, DPAC Kec. Munthe.
Dewan Pimpinan Cabang adalah dewan pimpinan partai sebagai pelaksana
keputusan kongres, peraturan organisasi, keputusan musyawarah daerah,
musyawarah cabang serta memimpin semua kegiatan partai di tingkat
cabang.Dewwan Pimpinan Cabang mewakili partai bertindak ke dalam dan ke
luar di tingkat cabang.
Struktur organisasi Partai Demokrat tingkat cabang :
Struktur organisasi partai tingkat cabang terdiri atas : Majelis Partai
Pimpinan Cabang. Dewan Pimpinan Cabang terdiri atas Ketua, Wakil-wakil
Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil-wakil Bendahara,
Divisi-divisi Cabang, Bagian-Bagian, Komisi Pemenangan Pemilihan Umum
Cabang, Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan
Koordinator Cabang.
F. Struktur Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
Adapun pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo adalah :
1. Majelis Partai Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016
Ketua : Masana Ginting
Wakil Ketua I : Umum Tarigan
Wakil Ketua II : D. Sutedi Ginting
Wakil Ketua III : Doana br Ginting
Sekretaris : Drs. Rapaya Barus
Wakil Sekretaris I : Elia Sitepu
Wakil Sekretaris II : Mejon Surbakti
Wakil Sekretaris III : Elpiana br Sinulingga
Anggota : - Jasnani Tarigan
‐ Rengana Perangin-angin
‐ Rihat Ginting
2. Dewan Kehormatan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016
Ketua : Sekon Ginting
Wakil Ketua I : Pt. Ruben Tarigan
Wakil Ketua II : Pengarapen Sembiring
Wakil Ketua III : Desi Ginting
Sekretaris : Benni Tika Sembiring
Wakil Sekretaris I : Musim Sinuraya
Wakil Sekretaris II : Langgam Tarigan
Wakil Sekretaris III : Julius Ginting
Anggota : - Cepat Singarimbun
‐ Balas Budi Surbakti
‐ Alam Sembiring
‐ Markus Sembiring
3. Badan Pengawas Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016
Ketua : Tenang Purba
Wakil Ketua I : Nora Else Surbakti
Wakil Ketua II : Muhtar Purba
Wakil Ketua III : Gia Ginting
Sekretaris : Laimas Sembiring, SE
Wakil Sekretaris II : Jalarasman Ginting
Wakil Sekretaris III : Marsen Manihuruk
Wakil Sekretaris IV : Silanggang Silalahi
Anggota : - Sapta Surbakti
‐ Friska br Munthe
‐ Markus Munthe
‐ Susan br Munthe
4. Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016
Ketua : DR. (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti
Wakil Ketua I : Drg. Bantuan Purba, M. Si
Wakil Ketua II : Ir. Irwan Sitepu
Sekretaris : Masa Sinulingga
Wakil Sekretaris I : Drs. Mustra Perangin-angin
Wakil Sekretaris II : Krisplan Natleo Kaban, SH, M. Sp
Wakil Sekretaris III : Usaha Pelawi
Wakil Sekretaris IV : Akorta Ginting
Bendahara : Herti Delima Purba, SE
Wakil Bendahara I : Jhon Heri Sembiring
Wakil Bendahara II : Nisda Ulina br Girsang
Wakil Bendahara III : Bahtra Pelawi
G. Daftar Nama Calon Legislatif DPRD Kabupaten Karo Mewakili Partai Demokrat
Berikut nama-nama beserta data diri calon legislatif yang ikut dalam pemilihan umum 2014 berdasarkan daerah
pemilihan yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Karo.
Tabel 1. Daerah Pemilihan : Karo I (Kecamatan Kabanjahe)
No. Nama
Data Diri
Jenis
Kelamin
Tempat / Tgl.
Lahir Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Ket
1. Jidin Ginting, SH L Kabanjahe/
23 September 1979
Kristen
Protestan
S-1 Ilmu
Hukum
Wiraswasta Lau Cimba
Kec.Kabanjahe
2. Magdalena br
Sukatendel
P Kabanjahe/
23 April 1968
Kristen
Protestan
- Wiraswasta Jl.Pahlawan
No.18 K.Jahe
02 April 1972 Sosial No11A K.Jahe
Tabel 2. Daerah Pemilihan : Karo II (Kecamatan Berastagi, Simpang Empat, Naman Teran, Merdeka
No. Nama
Data Diri
Jenis
Kelamin
Tempat / Tgl.
1. Nora Else Br Surbakti P Jambi /
25 September 1974
Katolik SMA Wiraswasta Desa Ndokum
Siroga
Wiraswasta Jl.Pasar Baru,
Berastagi
Katolik S1 Pertanian Wiraswasta Desa Raya
Kec.Berastagi
6. Astrialina Naibaho P Medan /
21 April 1968
Katolik SMK Wiraswasta Jl.Veteran Gg
7. Wasit Ginting L Beganding /
05 Maret 1970
Kristen
Protestan
SMA Wiraswasta Desa
Beganding
8. Linda Waty Br Sitepu L Sibolga /
07 Desember 1985
Islam SMA Wiraswasta Desa Rumah
Berastagi
Tabel 3. Daerah Pemilihan : Karo III (Kecamatan Tigapanah, Barusjahe, Dolat Rakyat, Merek)
Jenis
Kelamin
Tempat / Tgl.
Lahir Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Ket
1. Mustra
Perangin-SMEA Wiraswasta Jl.Katepul Gg
90 No.13AB,
3. Isabella Wandhita br
Tarigan
SMA Wiraswasta Desa Pancur
Batu