• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekrutmen Calon Legislatif 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rekrutmen Calon Legislatif 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014 -2019

(Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

YUDI B B PURBA 080906090

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

Nama : Yudi B. B. Purba

NIM : 080906090

Departemen : Ilmu Politik

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRAKSI

Pemilu merupakan salah satu perwujudan dari demokrasi untuk

menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat untuk

dilakukan pemerintah. Pemilu bertujuan memilih wakil-wakil rakyat yang

nantinya akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik pada tingkat nasional maupun daerah. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Partai politik meningkatkan pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan. Partai politik menjalankan fungsinya sebagai sarana rekrutmen, untuk menarik seseorang yang dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang politik dan pemerintahan. Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Partai politik yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Partai Demokrat mengalami penurunan dukungan masyarakat yang disebabkan oleh serangkaian skandal

tingkat tinggi yang dilakukan pejabat partai demokrat. Bagaimana Partai

demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka untuk mengeksplorasi tentang rekrutmen calon legislatif partai demokrat 2014-2019.

Hasil yg diperoleh dari penelitian ini adalah partai demokrat melakukan beberapa tahap dalam rekrutmen calon legislatif yaitu menetapkan ketentuan umum, menetapkan daftar calon tetap dan melakukan seleksi yang meliputi penjaringan, penyaringan dan menetapkan nomor urut calon legislatif. Rekrutmen calon legislatif yang dilakukan Partai Demokrat dapat diikuti oleh siapa saja, tidak berdasarkan pada ras, golongan, suku atau agama tertentu.

(3)

Name : Yudi B. B. Purba

NIM : 080906090

Department : Ilmu Politik

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRACT

Election is one manifestation of democracy to determine who and what is desired to rule the people for the government. Election aimed at selecting representatives who will sit in the House of Representatives (DPR), both at national and local levels. Prospective members of Parliament or legislative candidates are elected by popular vote, carried by a political party. Increase the political participation of political parties and members of the public in relation to the implementation of political and governmental activities. Political parties to function as a means of recruitment, to attract someone who is considered to be a talented cadre of political parties or to sit in the existing government agencies. Political recruitment is a function that is run by a political party as a mediator to enhance public participation in politics and government. Democracy does not just expect the government system, but also in the system followed by a political party. The political party that can be controlled by the people is not a party formed from the Parliament but from the community. Democrats decreased public support caused by a series of high-level scandals committed democrat party officials. How the Democratic Party to recruit candidates from 2014 to 2019.

This study used a descriptive research method, namely by using interviews and literature to explore about the recruitment of candidates democrat party from 2014 to 2019.

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….i

DAFTAR TABEL……….iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Signifikansi Penelitian ... 9

E. Kerangka Teori... 9

E.1. Demokrasi ... 9

E.2. Partai Politik ... 14

E.3. Rekrutmen Politik ... 18

F. Metode Penelitian ... 23

F.1. Jenis Penelitian ... 23

F.2. Lokasi Penelitian ... 23

F.3. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F.4. Teknik Analisa Data ... 25

G. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II DESKRIPSI PARTAI DEMOKRAT ... 27

A. Sejarah Partai Demokrat ... 27

A.1. Pembentukan Dan Berdirinya Partai Demokrat ... 27

A.2. Pengesahan Partai Demokrat ... 30

B. Visi dan Misi Partai Demokrat ... 31

B.1. Visi ... 31

B.2. Misi ... 32

(5)

C. Lambang dan Makna Partai Demokrat ... 33

C.1. Lambang Partai Demokrat ... 33

C.2. Makna Lambang Partai Demokrat... 34

D. Pakta Integritas Partai Demokrat ... 35

E. Deskripsi Tentang DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 38

F. Struktur Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 40

G. Daftar Nama Calon Legislatif DPRD Kabupaten Kari Mewakili Partai Demokrat ... 43

BAB III REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI DEMOKRAT 2014-2019 ... 50

A. Gambaran Singkat Pemilihan Umum 2014 di Indonesia ... 50

B. Pola Rekrutmen Calon Legislatif DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 53

C. Strategi Rekrutmen Calon Legislatif DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 63

D. Demokrasi Dalam Sistem Rekrutmen Calon Legislatif ... 70

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 73

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daerah Pemilihan : Karo I (Kecamatan Kabanjahe) ... 43

Tabel 2. Daerah Pemilihan : Karo II (Kecamatan Berastagi, Simpang Empat,

Naman Teran, Merdeka) ... 44

Tabel 3. Daerah Pemilihan : Karo III (Kecamatan Tigapanah, Barusjahe, Dolat

Rakyat, Merek) ... 46

Tabel 4. Daerah Pemilihan : Karo IV (Kecamatan Tigabinanga, Juhar, Lau

Baleng, Mardinding) ... 47

Tabel 5. Daerah Pemilihan : Karo V (Kecamatan Payung, Tiganderket,

(7)

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

Nama : Yudi B. B. Purba

NIM : 080906090

Departemen : Ilmu Politik

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRAKSI

Pemilu merupakan salah satu perwujudan dari demokrasi untuk

menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat untuk

dilakukan pemerintah. Pemilu bertujuan memilih wakil-wakil rakyat yang

nantinya akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik pada tingkat nasional maupun daerah. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Partai politik meningkatkan pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan. Partai politik menjalankan fungsinya sebagai sarana rekrutmen, untuk menarik seseorang yang dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang politik dan pemerintahan. Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Partai politik yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Partai Demokrat mengalami penurunan dukungan masyarakat yang disebabkan oleh serangkaian skandal

tingkat tinggi yang dilakukan pejabat partai demokrat. Bagaimana Partai

demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka untuk mengeksplorasi tentang rekrutmen calon legislatif partai demokrat 2014-2019.

Hasil yg diperoleh dari penelitian ini adalah partai demokrat melakukan beberapa tahap dalam rekrutmen calon legislatif yaitu menetapkan ketentuan umum, menetapkan daftar calon tetap dan melakukan seleksi yang meliputi penjaringan, penyaringan dan menetapkan nomor urut calon legislatif. Rekrutmen calon legislatif yang dilakukan Partai Demokrat dapat diikuti oleh siapa saja, tidak berdasarkan pada ras, golongan, suku atau agama tertentu.

(8)

Name : Yudi B. B. Purba

NIM : 080906090

Department : Ilmu Politik

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ABSTRACT

Election is one manifestation of democracy to determine who and what is desired to rule the people for the government. Election aimed at selecting representatives who will sit in the House of Representatives (DPR), both at national and local levels. Prospective members of Parliament or legislative candidates are elected by popular vote, carried by a political party. Increase the political participation of political parties and members of the public in relation to the implementation of political and governmental activities. Political parties to function as a means of recruitment, to attract someone who is considered to be a talented cadre of political parties or to sit in the existing government agencies. Political recruitment is a function that is run by a political party as a mediator to enhance public participation in politics and government. Democracy does not just expect the government system, but also in the system followed by a political party. The political party that can be controlled by the people is not a party formed from the Parliament but from the community. Democrats decreased public support caused by a series of high-level scandals committed democrat party officials. How the Democratic Party to recruit candidates from 2014 to 2019.

This study used a descriptive research method, namely by using interviews and literature to explore about the recruitment of candidates democrat party from 2014 to 2019.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan oleh rakyat. Secara

sederhana, demokrasi merupakan sebuah metode politik dan mekanisme untuk

memilih pemimpin politik. Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih

salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang bersaing meraih suara.Pemilihan

pemimpin dilakukan secara langsung yang dikenal dengan Pemilihan Umum

(Pemilu).1

Melalui Pemilihan Umum, masyarakat memunculkan para calon

pemimpin dan menyaring calon-calon tersebut berdasarkan nilai yang berlaku,

sehingga ada pemimpin yang memperoleh pengukuhan dan memperoleh

pengakuan dari masyarakat. Selain itu, Pemilu merupakan sarana paling

demokratis untuk membentuk representative government (pemerintahan

perwakilan). Pemilu merupakan the expression of democratic government dimana

rakyat menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat

untuk dilakukan pemerintah. 2

Hal ini senada dengan Anwar Khoirul yang mengatakan bahwa Pemilu

dalam negara demokratis merupakan prasyarat, dimana rakyat ikut berpartisipasi

      

1

Georg Sorensen. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia yang Sedang berubah). Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal. 1

2

Miriam Budiardjo dan Ibrahim Ambong.1995. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia.Jakarta : PT. Grafindo Persada. hal. 75

(10)

secara langsung untuk menentukan para pemimpinnya, baik level nasional

maupun daerah. Pemilu adalah perwujudan dari kemerdekaan sekaligus

kedaulatan rakyat yang sesungguhnya karena rakyat diberi kebebasan untuk

menentukan siapapun yang mereka kehendaki. 3

Secara konsepsional, pemilu merupakan proses seleksi pemimpin yang

akan menumbuhkan keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab

pemimpin yang muncul disaring oleh pemilih. Pemilu juga berperan sebagai

sarana bagi masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar

kepentingan mereka. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada

pemerintah dan sistem politik secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa melalui

lembaga tersebut anggota masyarakat dapat menyatakan ketidakpercayaan mereka

kepada sebagian atau keseluruhan unsur sistem politik tersebut. 4

Pemilu yang diselenggarakan salah satunya bertujuan memilih

wakil-wakil rakyat yang nantinya akan duduk di Dewan Perwakil-wakilan Rakyat (DPR), baik

pada tingkat nasional maupun daerah, yang akan bertanggung jawab mewujudkan

paham kedaulatan rakyat. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang

dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Sehingga calon legislatif harus

merupakan anggota dari sebuah partai politik peserta pemilu.5

Partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam

mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang

      

3

Khoirul Anwar dan Salviana Vina. 2006. Perilaku Partai Politik. Studi Perilaku Partai Politik dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004.Malang : UMM Press. hal. 56

4

Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali. hal. 193

5

(11)

bertanggung jawab. Salah satu tujuan dari partai politik adalah meningkatkan

pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan

kegiatan politik dan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi partai

politik yaitu sebagai sarana partisipasi politik warga negara Indonesia. Untuk

keikutsertaan masyarakat dalam politik, partai politik dapat menjalankan

fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik

melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

gender. 6

Rekrutmen pada partai politik berfungsi untuk menarik seseorang yang

dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di

lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen pada partai politik merupakan proses

dimana partai mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk

berpartisipasi dalam proses politik melalui organisasi-organisasi massa yang

melibatkan golongan-golongan tertentu seperti golongan buruh, petani, pemuda,

mahasiswa, perempuan dan sebagainya. Juga untuk menarik golongan muda untuk

dididik menjadi kader di masa datang untuk menggantikan pimpinan lama. Maka

dapat disimpulkan bahwa rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan

oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam bidang politik dan pemerintahan. 7

Rekrutmen politik pada hakekatnya merupakan salah satu proses dalam

pemilihan dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk       

6

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, Jakarta : Penerbit Cemerlang, hal 214

7

(12)

melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik dan pemerintahan.

Rekrutmen politik dapat pula menjamin kontinuitas dan kelestarian partai-partai

sekaligus merupakan salah satu cara untuk proses rekrutmen berdasarkan

mekanisme atau prosedur yang sebenarnya, sehingga hasil seleksi dapat memberi

arti positif bagi semua pihak, dan juga secara khusus kepada masyarakat. Fungsi

rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan

kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan

sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,

kelangsungan hidup sistem politik akan terancam. 8

Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga

dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Demokrasi dalam

pengelolaan partai politik memiliki empat konsep yaitu : pertama, Partai politik

yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan

parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Kedua, Sistem kepartaian pluralis,

bahwa perlu ada dan dikembangkan sistem kepartaian yang dipandang cocok dan

sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, tetapi dipihak lain dapat

menghasilkan pemerintahan yang efektif. Ketiga, Visi demokrasi pimpinan partai.

Partai politik hendaknya dikelola oleh para pemimpin dan aktivis yang

memahami demokrasi. Keempat, Partai politik tidak mengedepankan monopoli

dalam hal : defenisi kepentingan bersama sebagai bangsa, dimana partai bersedia

berdialog dengan masyarakat untuk menyepakati apa yang menjadi kepentingan

      

8

(13)

bersama, posisi dalam kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif dan

lembaga-lembaga negara lainnya).9

Pemilu 2014 yang akan datang diikuti oleh 12 partai yaitu Partai Nasdem,

PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, HANURA,

PBB, PKPI. 10Partai Demokrat yang didirikan atas inisiatif Susilo Bambang

Yudhoyono yang mengalami kekalahan dalam pemilihan Calon Wakil Presiden

dalam Sidang MPR tahun 2001.11Partai Demokrat pertama kali menjadi peserta

pemilu pada tahun 2004, dan peringkat perolehan kursi di DPR RI yang

didapatkan Partai Demokrat cukup memuaskan. Adapun jumlah perolehan kursi

partai politik di DPR RI adalah Golkar (21,58%), PDIP (18,53%), PKB (10,57%),

PPP (8,15%) dan di peringkat kelima Partai Demokrat (7,45%). Bahkan, hasil

pemilu 2009 sangat memuaskan dengan perolehan suara Partai Demokrat 20,81%,

Golkar 14,45%, PDIP 14,01%, PKS 7,89%, PKB 4,95%.

Selain di pusat, Partai Demokrat juga memperoleh suara yang memuaskan

di daerah. Seperti di Kabupaten Karo yang menjadi lumbung suara Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan di setiap pemilu, pada pemilu 2009 Partai

Demokrat sudah dapat bersaing dengan PDIP. PDIP memperoleh 31496 suara,

disusul Partai Demokrat 18722 suara, PDS 17388 suara, Golkar 12884 suara,

PAN 6239 suara.

Namun beberapa tahun terakhir, Partai Demokrat mengalami penurunan.

(14)

elektabilitas Partai Demokrat sangat jauh menurun. Penurunan dukungan

demokrat terutama disebabkan oleh serangkaian skandal tingkat tinggi yang

melibatkan pimpinan teras partai. Pada saat yang sama, kekecewaan publik

terhadap kinerja pemerintahan juga meningkat. Keterpilihan Partai Demokrat

anjlok ke peringkat ketiga, kehilangan 12% suara yang dimenangkan pada 2009.

Sebaliknya, pada survei pada awal Oktober 2012, PDI dan Golkar mendapat

insentif elektoral dari kemerosotan Partai Demokrat.Sekitar 21% dari responden

memilih PDIP, jumlah ini jauh meningkat diatas perolehan pada 2009, sedangkan

19% memilih Golkar.12

Sama halnya dengan kasus yang menimpa Bupati Karo DR. (HC) Kena

Ukur Karo Jambi Surbakti selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

dapat menurunkan minat masyarakat Kabupaten Karo terhadap Partai Demokrat.

Adapun beberapa masalah yang menimpa Ketua DPC Partai Demokrat ini adalah

tidak tanggap terhadap kondisi pengungsi Gunung Sinabung, kebijakan Bupati

yang memutasi pejabat daerah tanpa alasan yang jelas, etika moral bupati yang

selalu di dampingi seorang wanita berinisial MG dalam melakukan tugasnya baik

tugas di luar maupun di dalam kantornya, kasus Surat Keterangan Pengganti

Ijazah (SKPI). Akibat kasus-kasus tersebut DPRD Karo menggelar sidang

paripurna yang dilakukan DPRD Karo pada tanggal 13 maret 2014 yang

menghasilakan keputusan memberhentikan Kena Ukur Karo Jambi Surbakti

sebagai bupati karo lewat keputusan nomor 01 P/KHS/2014 DPR Karo, dan telah

      

12

(15)

di setujui MA (Mahkamah Agung) dengan di keluarkannya surat pemakzulan

nomor 172/P/09/1/2014.13 Jika Partai Demokrat gagal mengembalikan

kepercayaan publik, terutama akibat kasus-kasus yang melibatkan elite partai,

maka prospek partai itu pada pemilu 2014 akan semakin buruk.

Untuk mengantisipasi semakin terpuruknya Partai Demokrat, Ketua

Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan 10 poin pakta integritas partainya. Salah satunya adalah pada poin ke tujuh yang

berbunyi “Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri

dari perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan

negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam hal saya

ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka sesuai dengan kode

etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal 24 Juli 2011 maka saya

akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang telah ditetapkan oleh Dewan

Kehormatan Partai Demokrat.” Pakta integritas ditandatangani kader Partai

Demokrat sehingga setiap kader siap menerima sanksi organisasi jika melakukan

penyimpangan dan pelanggaran.14

Selain pimpinan pusat, Partai Demokrat Kabupaten Karo juga berusaha

meningkatkan minat masyarakat terhadap Partai Demokrat. Adapun usaha yang

dilakukan Partai Demokrat Kabupaten Karo menurut Bapak Ir. Irwan Sitepu

adalah kader partai tidak hanya melakukan tindakan pencitraan, tetapi melakukan

kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat secara umum tanpa memilih

      

13 http://www.medanbagus.com/news.php?id=20098 

14

(16)

golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung.

Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti

tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh

suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan

aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat

dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak

ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan,

agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang

memuaskan.15

Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana

Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019,

apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan

partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari

hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan

minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik

bagi partai maupun Negara.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah

diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen

Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo”

      

15

(17)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

D. Signifikansi Penelitian

1. Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam

melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan

pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri

2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan

mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik

dan rekrutmen calon legislatif.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi

referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.

E. KERANGKA TEORI

E.1. Demokrasi

Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang

(18)

sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk

memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut

Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana

kekuasaan politik tertinggi (supreme political authority) dan kedaulatan

(sovereignty) ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis

adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang

sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat.16

Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter

yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin

politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara

pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang

sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem

sosial dan ekonomi.17

Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu18 :

1. Freedom (kebebasan) yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain

untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan

kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan

nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

2. Equality (persamaan) yakni setiap warga negara memiliki hak dan

kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan

      

16

Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12.

17

Georg Sorensen. Ibid. hal 18

18

(19)

dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa

yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima

3. Justice (keadilan), ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang

ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh

orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang

menitik-beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa

adanya.

4. Humanity (kemanusiaan), pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia

merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat

demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan

yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

E.1.1. Dimensi Demokrasi

Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah

sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi

warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada

beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut 19:

1. Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi

2. Kebebasan mengeluarkan pendapat

3. Hak memilih

4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah

      

19

Georg Sorensen. Ibid. hal 18 

(20)

5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan

5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara

6. Sumber – sumber informasi alternatif

7. Pemilihan umum yang bebas dan adil

8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan

suara dan pengungkapan preferensi lainnya.

Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi

politik yaitu :

1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi (partai

politik) pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam

jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan

2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan

kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak

ada kelompok sosial (dewasa) utama yang disingkirkan.

3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab

pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk

memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik

Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu

jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada

partisipasi.Meningkatnya partisipasi (atau inklusifitas) berarti meningkatnya

(21)

Kompetisi (atau liberalisasi) menyangkut tersedianya hak-hak dan

kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi

berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi

untuk meraih kekuasaan pemerintahan.

E.1.2. Indikator Demokrasi

Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi,

yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara

normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh

sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan

kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan

ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna

memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada.

Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu 20:

1. Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang

ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat

2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif

sering, adil dan dengan pemilihan bebas

3. Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum

4. Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public

dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum

      

20

(22)

5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan

berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik

6. Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi

yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya.

7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam

perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti

partai-partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi

pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara

damai lainnya.

E.2. Partai Politik

Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang

terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan

cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan

merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan

kebijaksanaan yang mereka miliki.

Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis

politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat

atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan

lain yang mempunyai pandangan berbeda. 21

      

21

(23)

Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang

yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan

yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai

politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok

warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan

cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,

masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945.

Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi

dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai

politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan,

kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang

pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih

bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik

terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.22

E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik

      

22

(24)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan

umum dari partai politik adalah23 :

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945

2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan

menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia

4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah :

1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan

2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi

dari partai politik adalah 24 :

      

23

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218

24

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219

(25)

1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga

negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat

3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam

merumuskan dan menetapkan kebijakan negara

4. Partisipasi politik warga negara Indonesia

5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui

mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

gender.

E.2.2. Klasifikasi Partai Politik

Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan

jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu 25:

1. Sistem Partai Tunggal (One Party System)

Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis,

dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya

gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha

pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada

dalam suatu negara.

2. Sistem Dwi Partai (Two Party System)       

25

(26)

Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya

beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam

negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat,

dan Philipina.

3. Sistem Multi Partai (Multi Party System)

Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya

keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu

negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia,

Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya.

E.3. Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik berasal dari dua (2) kata yaitu rekrutmen dan

politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi

rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara.

Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang

untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status

(kedudukan). Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau

kombinasi dari kesemuanya.26

Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk

menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria

tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai

      

26

(27)

pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap

individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan

yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama

untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan

masyarakat dalam melalui wadah pemilihan. 27

Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik

(pemimpin pemerintahan Negara) dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah

(lurah/desa) yang sesuai dengan kriteria (persyaratan) yang telah ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui

konvensi (hukum tidak tertulis) yang berlaku dalam masyarakat (rakyat)

Indonesia.28

Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam

rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga

negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan

lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa

membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan

yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh

tingkatan (hirarki) atau struktur politik yang ada.

      

27

Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157

28

(28)

Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi

elit politik yaitu :29

1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk

melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan

peranan dan proses sosial

2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting

untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan

pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya

dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang

terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya

3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan

politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini

akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan

politik

Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara

yaitu30 ;

1. Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan

kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing

dalam proses penyeleksian.

2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat

menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya

      

29

Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158

30

(29)

hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati

posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya

pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya

Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses

rekrutmen yaitu :

1. Sistem patronit (patronage system) atau dikenal sebagai sistem setia

kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam

mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang

pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan

masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama.

Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki

satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa

memperhatikan keahlian dan keterampilan

2. Sistem merita (merit system)

Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha

mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini

lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian

obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah

pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system”

(30)

Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu

kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini

dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik.

Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses

rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat

keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam

sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen

politik sebagai berikut :31

1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi

terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis

2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada

latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social

politik seseorang, misalnya aktivis LSM

3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas

pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan

direkrut

4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan

kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan

kedudukan lebih penting atau tinggi.

Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang

terdiri dari:

      

31

(31)

1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas

(pemenuhan syarat pencalonan)

Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari

sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk

terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun

yang akan dipilih.

2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan

penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh

pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang

dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum

didalam proses penentuan wakil rakyat.

3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi

merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang

digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan

seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta

loyalitas.

F. Metode Penelitian F.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mencoba

mengungkapkan dan menggambarkan rekrutmen calon anggota legislatif DPC

Partai Demokrat Kabupaten Karo.Tujuan dari deskriptif adalah membuat,

(32)

masyarakat yang menjadi objek penelitian. Dengan menetapkan fokus pada

masalah yang akan diteliti diharapkan nantinya penelitian akan mendapat data

yang maksimal untuk menggambarkan fenomena aktual yang terjadi.

F.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai

Demokrat Kabupaten Karo yang bertempat di Jl. Sudirman No. 35 Kabanjahe –

Kabupaten Karo.

F.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan

data sekunder.32

1. Data primer

Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang

ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian dengan menggunakan

panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan

komunikasi secara langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam

dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang mengacu

pada pedoman wawancara yang telah dirumuskan peneliti.Sehingga data yang       

32

(33)

diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data pendukung bagi

terlaksananya penelitian.

Adapun informan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ir. Irwan

Sitepu selaku Wakil Ketua II Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai

Demokrta Kabupaten Karo dan selaku Ketua tim pemenangan partai

Demokrat Kabupaten Karo, Masa Sinulingga selaku Sekretaris Dewan

Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Karo dan selaku Sekretaris Tim

Rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Nomon Tarigan selaku Ketua

tim rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Ferdinan Perangin-angin

selaku wakil ketua tim pemenangan partai Demokrat Kabupaten Karo,

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan

yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi, jurnal yang sesuai dengan

objek kajian penelitian serta berkaitan dengan permasalahan, dalam hal ini

mengenai bagaimana sistem rekrutmen dalam partai politik yang nantinya

akan dijadikan panduan dalam melakukan penelitian.

F.4. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu

rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan member gambaran

(34)

Penulis mengumpulakan data-data dari buku dan situs internet yang berisi

tentang rekrutmen calon legislatif partai politik, khususnya Partai Demokrat,

kemudian melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh atau para pengurus partai

yang mepunyai kapasitas dan memahami tentang rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan

BAB II : Deskripsi Partai Demokrat

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Partai

Demokrat berupa Sejarah Partai Demokrat, Visi dan Misi Partai

Demokrat, Lambang dan Makna Lambang Partai Demokrat,

Struktur Organisasi Partai Demokrat, Struktur Pengurus DPC

Partai Demokrat Kabupaten Karo.

(35)

Pada bab ini berisi tentang Gambaran Singkat Pemilihan Umum

2014 di Indonesia, Pemilu, Partai Politik dan Demokrasi di

Indonesia, Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,

Strategi Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,

BAB IV : Kesimpulan dan Saran

Ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulam yang

diperoleh dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, serta berisi saran-saran yang berguna bagi penulis

(36)

BAB II

DESKRIPSI PARTAI DEMOKRAT

A. Sejarah Partai Demokrat

A.1. Pembentukan Dan Berdirinya Partai Demokrat

Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang

Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo Bambang

Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR

tahun 2001. 33

Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling public

yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono

(selanjutnya disebut SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk

memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan

bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI

untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya saudara

Vence Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi

Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya

adalah mendirikan partai politik. Perumusan konsep dasar dan platform partai

sebagaimana yang diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan

selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh

saudara Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang perlunya

berdiri sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden, antara lain :

      

33

www.demokrat.or.id

(37)

Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang dipimpin

langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat tersebut membentuk tim pelaksana

yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari. Tim itu terdiri dari : (1).

Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid (Alm), (3). Achmad Kurnia, (4).

Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6). Shirato Syafei. Di lingkungan

kantor Menkopolkampun diadakan diskusi-diskusi untuk pendirian sebuah partai

bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs. A. Yani Wachid (Almarhum).

Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin langsung pertemuan yang

merupakan cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut,

saudara Vence Rumangkang menyatakan bahwa rencana pendirian partai akan

tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada SBY.

Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, saudara Vence Rumangkang

yang dibantu oleh saudara Drs. Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan

orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai politik. Pada

akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang

bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik

yakni: (1) Vence Rumangkang; (2) Dr. Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani

Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr. Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan

Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8)

Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof.

(38)

yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi. Diskusi Finalisasi konsep partai

dipimpin oleh Bapak SBY.

Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang

Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya, tetapi

muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi

99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan makna dengan SBY

sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9. Pada tanggal 9 September

2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan

Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi

Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai

Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan

surat kuasa kepada saudara Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun dan

disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli,

kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah

dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka

saudara Vence Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso

sebagai Pejabat Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai

Pejabat Sekretaris Jenderal sementara Bendahara Umum dijabat oleh saudara

Vence Rumangkang.

Pada malam harinya pukul 20.30, saudara Vence Rumangkang

melaporkan segala sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di

(39)

koordinator penggagas, pencetus dan Pendiri Partai Demokrat. Dalam laporannya,

saudara Vence melaporkan bahwa Partai Demokrat akan didaftarkan kepada

Departemen Kehakiman dan HAM pada esok hari yakni pada tanggal 10

September 2001.

A.2. Pengesahan Partai Demokrat

Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat

didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh saudara Vence

Rumangkang, saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso, saudara Prof. Dr. Irsan

Tandjung, saudara Drs. Sutan Bhatogana MBA, saudara Prof. Dr. Rusli Ramli dan

saudara Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH dan diterima oleh Ka SUBDIT

Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian pada tanggal 25

September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor

M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan

Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai

politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan

HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang

Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada

tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai

Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional

(40)

dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)

seluruh Indonesia.

Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat

organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(AD/ART).Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART

yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi.Pada tahun.2003 diadakan

koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI

sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat.Sejak pendaftaran tersebut,

AD/ART Partai Demokrat sudah bersifat tetap dan mengikat hingga ada

perubahan oleh forum Kongres ini.

B. Visi dan Misi Partai Demokrat B.1. Visi

Partai Demokrat bersama masyarakat luas berperan mewujudkan

keinginan luhur rakyat Indonesia agar mencapai pencerahan dalam kehidupan

kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, menjunjung tinggi

semangat Nasionalisme, Humanisme dan Internasionalisme, atas dasar ketakwaan

kepada Tuhan yang maha Esa dalam tatanan dunia baru yang damai, demokratis

dan sejahtera.

(41)

B.2. Misi

a. Memberikan garis yang jelas agar partai berfungsi secara optimal dengan

peranan yang signifikan di dalam seluruh proses pembangunan Indonesia baru

yang dijiwai oleh semangat reformasi serta pembaharuan dalam semua bidang

kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kedalam formasi

semula sebagaimana telah diikrarkan oleh para pejuang, pendiri pencetus

Proklamasi kemerdekaan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan titik berat kepada upaya mewujudkan perdamaian, demokrasi

(Kedaulatan rakyat) dan kesejahteraaan

b. Meneruskan perjuangan bangsa dengan semangat kebangsaan baru dalam

melanjutkan dan merevisi strategi pembangunan Nasional sebagai tumpuan

sejarah bahwa kehadiran partai Demokrat adalah melanjutkan perjuangan

generasi-generasi sebelumnya yang telah aktif sepanjang sejarah perjuangan

bangsa Indonesia, sejak melawan penjajah merebut Kemerdekaan,

merumuskan Pancasila dan UUD 1945, mengisi kemerdekaan secara

berkesinambungan hingga memasuki era reformasi.

c. Memperjuangkan tegaknya persamaan hak dan kewajiban Warganegara tanpa

membedakan ras, agama, suku dan golongan dalam rangka menciptakan

masyarakat sipil (civil society) yang kuat, otonomi daerah yang luas serta

terwujudnya representasi kedaulatan rakyat pada struktur lebaga perwakilan

(42)

B.3. Tujuan Partai Demokrat

Partai Demokrat bertujuan : 34

a. Menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan jiwa Proklamasi Kemerdekaan.

b. Mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana

dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia

baru yang berwawasan nasionalisme, humanisme, dan pluralisme.

d. Meningkatkan partisipasi seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan

kehidupan berbangsa dan bernegara yang memiliki pemerintahan yang bersih,

efektif, efisien, serta dinamis menuju terwujudnya Indonesia yang adil,

demokratis, sejahtera, maju, dan modern dalam suasana aman serta penuh

kedamaian lahir dan batin.

C. Lambang dan Makna Partai Demokrat C.1. Lambang Partai Demokrat

   

        

34

(43)

C.2. Makna Lambang Partai Demokrat

Lambang Partai Demokrat berupa gambar bintang bersinar tiga arah yang

berwarna merah dan putih di masing-masing sisinya, dengan latar belakang

berwarna biru tua di bagian atas dan bawah, dan biru laut di bagian tengah.

Adapun makna dari lambang tersebut adalah :

a. Bintang bersinar tiga bermakna tiga kesatuan wawasan partai yang tidak dapat

dipisahkan, yakni :

- Nasionalis-religius bermakna wawasan nasionalis, serta sekaligus

bermoral agama

- Pluralisme bermakna mengakui dan menghargai serta merangkul berbagai

dan semua ras, suku bangsa, profesi, jenis kelamin, agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta keberadaab ciri khas

setiap daerah yang menyatu sebagau Bangsa Indonesia

- Humanisme bermakna mengakui dan menjunjung tinggi nilai dan martabat

perikemanusiaan yang bersifat hakiki dan universal, sebagai bukti bahwa

Bangsa Indonesia adalah baguan yang integral dari masyarakat dunia

b. Warna biru laut yang terdapat ditengah melambangkan kesejukan penuh

kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam

perjuangan dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa

c. Warna biru tua yang terdapat pada bagian atas dan bawah melambangkan

bahwa dalam memperjuangkan dan mengupayakan terwujudnya cita-cita

(44)

senantiasa menjadi ciri utama yang harus dianut semua unsure bangsa dan

masyarakat

d. Warna merah putih di masing-masing sisi bintang dengan latar belakang biru

laut, memberi arti warna merah putih adalah kebangsaan atau nasionalisme,

dan warna biru arti humanism di tengah pergaualan masyarakat bangsa-bangsa

di dunia atau internasionalime, yang merupakan wawasan Partai Demokrat

e. Warna dasar biru laut, seperti halnya samudera yang membentang luas sebagai

terminal akhir bagi aliran dan muara dari berbagai sungai yang membawa

segaka macam limbah, membaur dan menyatu menjadi jernih, namun terlihat

berwarna kebiruan, tenang, damai, demikian pula halnya Partai Demokrat,

tampil sebagai partai politik yang mampu menghimpun segenap warga negara

Indonesia untuk hidup bersama dan berdampingan dan saling menghormati

antar sesama anak bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras

dan golongan.

D. Pakta Integritas Partai Demokrat

Banyaknya prahara yang menimpa Partai Demokrat seperti adanya kader

yang terlibat dalam kasus korupsi, membuat Susilo Bambang Yudhoyono selaku

Dewan Pembina Partai Demokrat menggelar Pakta Integritas.Langkah ini intinya

(45)

yang tersandung kasus korupsi. Adapun 10 poin Pakta Integritas Partai Demokrat

adalah 35 :

1. Akan senantiasa menjaga kinerja dan integritas untuk mensejahterakan

masyarakat, bangsa dan negara serta senantiasa menjaga nama baik Partai

Demokrat. Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab saya akan terus

menjunjung tinggi prinsip dan moral politik partai serta jati diri kader

Partai Demokrat yang bersih, cerdas, dan santun

2. Dalam menjalankan tugas dan pengabdian saya, utamanya dalam

melayani, mensejahterakan, dan melayani masyarakat, saya akan

senantiasa adil dan bekerja untuk semua dan tidak akan pernah

menjalankan kebijakan yang diskriminatif, oleh perbedaan agama, etnik,

suku, gender, daerah, posisi politik, dan perbedaan identitas yang lain

3. Sesuai dengan ideologi manifesto politik dan platform Partai Demokrat,

dengan sungguh-sungguh saya akan terus menjalankan dan memperkuat

persatuan, harmoni, dan toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia

yang majemuk berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan

Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.

4. Demi terciptanya rasa keadilan dan semangat pembangunan untuk semua,

saya akan bekerja sangat keras untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

miskin, tertinggal dan belum sejahtera melalui berbagai kebijakan,

program aksi dan langkah yang nyata. Semua program pro-rakyat yang

      

35

http://www.tempo.co/read/news/2013/02/11/078460446/10-Poin-Pakta-Integritas-Partai-Demokrat

(46)

dijalankan pemerintah selama ini akan tetap saya pertahankan dan akan

ditingkatkan di masa mendatang

5. Sebagai kader Partai Demokrat saya akan senantiasa patuh dan taat kepada

konstitusi, hukum dan segala peraturan yang berlaku. Sebagai cerminan

dan perilaku saya sebagai warga bangsa yang baik serta patuh dan taat

kepada kode etik Partai Demokrat, sebagai kode partai yang amanah dan

bertanggungjawab

6. Sebagai kader Partai Demokrat yang kini sedang mengemban tugas di

eksekutif, legislatif pusat dan daerah, saya akan memegang teguh moral

dan etika profesi dan menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik atau

good governance, yaitu pemerintahan yang bersih dari korupsi, yang

capable, yang responsive serta yang bekerja sekuat tenaga untuk

kepentingan masyarakat, bangsa dan negara

7. Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri dari

perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan

negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam

hal saya ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka

sesuai dengan kode etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal

24 Juli 2011 maka saya akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang

telah ditetapkan oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat

8. Dalam hal saya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi

(47)

mengundurkan diri dari jabatan saya di jajaran Partai Demokrat atau siap

menerima sanksi dari jajaran kepartaian saya oleh Dewan Kehormatan

Partai

9. Sebagai warga negara dan pejabat publik yang taat hukum atau aturan

serta sebagai bentuk dukungan saya terhadap gerakan pencegahan dan

pemberantasan korupsi, saya bersedia menyerahkan data harta kekayaan

saya kepada Ketua Dewan Kehormatan partai beserta NPWP

10.Khusus mengenai sering terjadinya korupsi dan penyimpangan dalam

perencanaan dan pelaksanaan APBN dan APBD, maka saya yang bertugas

sebagai pejabat eksekutif atau legislatif berjanji tidak akan melakukan

pelanggaran dan penyimpangan dalam APBN dan APBD ini.

E.Deskripsi Tentang DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Karo terletak

di Jalan Sudirman No. 35 Kabanjahe – Kabupaten Karo. Pada tahun 2014, struktur

organisasi Partai Demokrat di Kabupaten Karo terdiri dari tujuh belas Dewan

Pimpinan Anak Cabang (DPAC) yang berada di seluruh kecamatan di Kabupaten

Karo, yakni : DPAC Kec. Kabanjahe, DPAC Kec. Berastagi, DPAC Kec.

Simpang Empat, DPAC Kec. Naman Teran, DPAC Kec. Merdeka, DPAC Kec.

Tigapanah, DPAC Kec. Barusjahe, DPAC Kec. Dolat Rakyat, DPAC Kec. Merek,

(48)

Kec. Mardinding, DPAC Kec. Payung, DPAC Kec. Tiganderket, DPAC Kec.

Kutabuluh, DPAC Kec. Munthe.

Dewan Pimpinan Cabang adalah dewan pimpinan partai sebagai pelaksana

keputusan kongres, peraturan organisasi, keputusan musyawarah daerah,

musyawarah cabang serta memimpin semua kegiatan partai di tingkat

cabang.Dewwan Pimpinan Cabang mewakili partai bertindak ke dalam dan ke

luar di tingkat cabang.

Struktur organisasi Partai Demokrat tingkat cabang :

Struktur organisasi partai tingkat cabang terdiri atas : Majelis Partai

(49)

Pimpinan Cabang. Dewan Pimpinan Cabang terdiri atas Ketua, Wakil-wakil

Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil-wakil Bendahara,

Divisi-divisi Cabang, Bagian-Bagian, Komisi Pemenangan Pemilihan Umum

Cabang, Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan

Koordinator Cabang.

F. Struktur Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

Adapun pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo adalah :

1. Majelis Partai Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016

Ketua : Masana Ginting

Wakil Ketua I : Umum Tarigan

Wakil Ketua II : D. Sutedi Ginting

Wakil Ketua III : Doana br Ginting

Sekretaris : Drs. Rapaya Barus

Wakil Sekretaris I : Elia Sitepu

Wakil Sekretaris II : Mejon Surbakti

Wakil Sekretaris III : Elpiana br Sinulingga

Anggota : - Jasnani Tarigan

‐ Rengana Perangin-angin

‐ Rihat Ginting

(50)

2. Dewan Kehormatan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016

Ketua : Sekon Ginting

Wakil Ketua I : Pt. Ruben Tarigan

Wakil Ketua II : Pengarapen Sembiring

Wakil Ketua III : Desi Ginting

Sekretaris : Benni Tika Sembiring

Wakil Sekretaris I : Musim Sinuraya

Wakil Sekretaris II : Langgam Tarigan

Wakil Sekretaris III : Julius Ginting

Anggota : - Cepat Singarimbun

‐ Balas Budi Surbakti

‐ Alam Sembiring

‐ Markus Sembiring

3. Badan Pengawas Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016

Ketua : Tenang Purba

Wakil Ketua I : Nora Else Surbakti

Wakil Ketua II : Muhtar Purba

Wakil Ketua III : Gia Ginting

Sekretaris : Laimas Sembiring, SE

(51)

Wakil Sekretaris II : Jalarasman Ginting

Wakil Sekretaris III : Marsen Manihuruk

Wakil Sekretaris IV : Silanggang Silalahi

Anggota : - Sapta Surbakti

‐ Friska br Munthe

‐ Markus Munthe

‐ Susan br Munthe

4. Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara Masa Bakti 2011 – 2016

Ketua : DR. (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti

Wakil Ketua I : Drg. Bantuan Purba, M. Si

Wakil Ketua II : Ir. Irwan Sitepu

Sekretaris : Masa Sinulingga

Wakil Sekretaris I : Drs. Mustra Perangin-angin

Wakil Sekretaris II : Krisplan Natleo Kaban, SH, M. Sp

Wakil Sekretaris III : Usaha Pelawi

Wakil Sekretaris IV : Akorta Ginting

Bendahara : Herti Delima Purba, SE

Wakil Bendahara I : Jhon Heri Sembiring

Wakil Bendahara II : Nisda Ulina br Girsang

Wakil Bendahara III : Bahtra Pelawi

(52)

G. Daftar Nama Calon Legislatif DPRD Kabupaten Karo Mewakili Partai Demokrat

Berikut nama-nama beserta data diri calon legislatif yang ikut dalam pemilihan umum 2014 berdasarkan daerah

pemilihan yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Karo.

Tabel 1. Daerah Pemilihan : Karo I (Kecamatan Kabanjahe)

No. Nama

Data Diri

Jenis

Kelamin

Tempat / Tgl.

Lahir Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Ket

1. Jidin Ginting, SH L Kabanjahe/

23 September 1979

Kristen

Protestan

S-1 Ilmu

Hukum

Wiraswasta Lau Cimba

Kec.Kabanjahe

2. Magdalena br

Sukatendel

P Kabanjahe/

23 April 1968

Kristen

Protestan

- Wiraswasta Jl.Pahlawan

No.18 K.Jahe

(53)

02 April 1972 Sosial No11A K.Jahe

Tabel 2. Daerah Pemilihan : Karo II (Kecamatan Berastagi, Simpang Empat, Naman Teran, Merdeka

No. Nama

Data Diri

Jenis

Kelamin

Tempat / Tgl.

(54)

1. Nora Else Br Surbakti P Jambi /

25 September 1974

Katolik SMA Wiraswasta Desa Ndokum

Siroga

Wiraswasta Jl.Pasar Baru,

Berastagi

Katolik S1 Pertanian Wiraswasta Desa Raya

Kec.Berastagi

6. Astrialina Naibaho P Medan /

21 April 1968

Katolik SMK Wiraswasta Jl.Veteran Gg

(55)

7. Wasit Ginting L Beganding /

05 Maret 1970

Kristen

Protestan

SMA Wiraswasta Desa

Beganding

8. Linda Waty Br Sitepu L Sibolga /

07 Desember 1985

Islam SMA Wiraswasta Desa Rumah

Berastagi

Tabel 3. Daerah Pemilihan : Karo III (Kecamatan Tigapanah, Barusjahe, Dolat Rakyat, Merek)

(56)

Jenis

Kelamin

Tempat / Tgl.

Lahir Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Ket

1. Mustra

Perangin-SMEA Wiraswasta Jl.Katepul Gg

90 No.13AB,

3. Isabella Wandhita br

Tarigan

SMA Wiraswasta Desa Pancur

Batu

Gambar

Tabel 1. Daerah Pemilihan
Tabel 2. Daerah Pemilihan
Tabel 3. Daerah Pemilihan
Tabel 4. Daerah Pemilihan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ada perbedaan yang sangat signifikan intensitas penggunaan SMS untuk berbincang-bincang (p = 0.000) dan perbedaan yang signifikan intensitas penggunaan SMS untuk

Skripsi ini membahas tentang analisis komparatif kinerja keuangan perusahaan pada sub sektor jalan tol, bandara, pelabuhan yang terdaftar pada bursa efek indonesia pada

Adapun kesimpulan yang dapat disampaikan adalah bahwa perlakuan padat tebar rumput laut ( Gracilaria sp.) yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan yaitu penambahan

Dari nilai korelasi antara fekunditas dan panjang total serta berat tubuh ikan dapat disimpulkan bahwa fekunditas ikan sumpit lebih berhubungan dengan berat tubuh ikan karena

Sebelum pelaksanaan praktik mengajar di kelas, mahasiswa PPL harus membuat skenario atau langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan di kelas yang meliputi

Selain kecanggihan penggunaan rekam medik dan resep obat elektronik, serta cara untuk mendeteksi kanker yang memberikan pengaruh baik dalam derajat kesehatan

Pada dasarnya, pemerintah telah membuat berbagai kebijakan agar seluruh lapisan masyarakat dapat berobat di tempat-tempat medis, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,

Bagi para praktisi yang berkecimpung dalam bidang psikologi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi untuk melakukan analisa dalam