• Tidak ada hasil yang ditemukan

permen tahun2011 nomor10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "permen tahun2011 nomor10"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

SALINAN

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 10 TAHUN 2011

TENTANG

PEMBERIAN KUASA KEPADA DIREKTUR YANG MENANGANI PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PADA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL, DIREKTORAT

JENDERAL PENDIDIKAN DASAR, SERTA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH UNTUK MENANDATANGANI KEPUTUSAN PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI GURU, TUNJANGAN KHUSUS, DAN

SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang :a. bahwa dalam rangka kelancaran administrasi urusan pemerintahan di bidang pendidikan perlu memberi kuasa kepada Direktur yang menangani pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah untuk menandatangani keputusan pemberian tunjangan profesi guru, tunjangan khusus, dan subsidi tunjangan fungsional;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pemberian Kuasa Kepada Direktur yang Menangani Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah untuk Menandatangani Keputusan Pemberian Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Khusus, dan Subsidi Tunjangan Fungsional;

(2)

2

2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan

Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5016);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PEMBERIAN KUASA KEPADA DIREKTUR YANG MENANGANI PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PADA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR, SERTA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH UNTUK MENANDATANGANI KEPUTUSAN PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI GURU, TUNJANGAN KHUSUS, DAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL.

Pasal 1

Direktur yang menangani pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah masing-masing diberi kuasa untuk dan atas nama Menteri Pendidikan Nasional untuk menandatangani keputusan pemberian tunjangan profesi guru, tunjangan khusus, dan subsidi tunjangan fungsional.

Pasal 2

(3)

3

(2) Direktur yang menangani pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar untuk dan atas nama Menteri Pendidikan Nasional menandatangani keputusan pemberian tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan subsidi tunjangan fungsional bagi guru SD/SDLB dan SMP/SMPLB. (3) Direktur yang menangani pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah untuk dan atas nama Menteri Pendidikan Nasional menandatangani keputusan pemberian tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan subsidi tunjangan fungsional guru SMA/SMALB dan SMK.

Pasal 3

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 Tahun 2009 tentang Pemberian Kuasa Kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk Menandatangani Keputusan Pemberian Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Khusus Bagi Guru yang Bertugas di Daerah Khusus, dan Subsidi Tunjangan Fungsional Bagi Guru Non Pegawai Negeri Sipil dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Maret 2011

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan Nasional,

TTD.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Pulut memiliki rataan tinggi tanaman tertinggi (277,48 cm) dan terendah pada genotipe Putih (209,51 cm), serta memiliki rataan

Berdasarkan dendogram yang terbentuk didapatkan empat kelompok hubungan kekerabatan pada skala jarak kekerabatan 15, 16, dan 25 dengan hubungan kekerabatan terdekat terdapat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Hetty Aritonang 2014 Universitas

Sesudah penerapan fasilitas kerja yang ergonomis, terjadi perbaikan sikap kerja pada kelompok perlakuan dan terdapat pengaruh sikap kerja terhadap keluhan muskuloskeletal

(2) Dalam hal besarnya kelebihan pembayaran pajak dan/atau pemberian imbalan bunga tidak mencukupi untuk melunasi utang pajak yang diajukan permohonan pengangsuran atau

yang hendak dicapai agar metode pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum. 4) Menentukan

Dalam bentuk yang biasa, semua well-formed sentences di dalam logika modern memiliki satu nilai saja dari dua nilai berikut yaitu benar (true) atau salah

Penjelasan mengenai rujukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas rujukan di Puskesmas X Kota Surabaya, setelah prosedur tindakan pra-rujukan dilakukan