RANCANGAN AKHIR
RENCANA KERJA
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA TAHUN 2017
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
ini,
Dinas
Kesehatan, Pengendalian Pendudukdan Keluarga
Berencana KabupatenKepulauan Anambas Tahm 2017 telah selesai disusun.
Mengacu pada Undang-undang
Nomor
25
tahun 2004 pasal2l
ayat3,
bahwaRenja-OPD dibuat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta mengacu kepada rancangan
awal
RKPD. Renja akan berfungsi sebagaialat
dalam mengkoordinasikan penyusunanRencana
Ke{a
Pemerintah Daerah(RKPD)
yang akan dijadikan pedoman penyusunanRancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sesuai dengan fungsinya,
maka rencana
ke{a"
program,dan
kegiatan yang termuat dalam Renja harus bersifatterukur dan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan anggaran.
Rencana
Ke{a
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga BerencanaKabupaten Kepulauan Anambas
ini
berisi tentang prioritas program dan indikasi kegiatanbidang Perencanaan Pembangunan serta indikasi pendanaannya yang akan dilaksanakan
oleh
Pemerintah, PemerintahDaerah, maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.Kelanjutan dengan
telah tersusunnya
dokumen
RencanaKe{a
Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) ini, bisadi
lihat sejauh mana kinerja Organisasi PerangkatDaerah dalam melaksanakan progmm dan kegiatan yang menjadi prioritas bagi Pemerintah
Daerah dalam menyelesaikan berbagai persoalan
publik
sesuai dengan tugas pokok danfungsi serta kewenangannya.
Penyusunan
dokumen
RencanaKeda
ini
kami
menyadari masih
tcrdapatkekurangan atau keterbatasan-keterbatasan,
untuk itu
saran dan masukan yang bersifatkonstruktif dari berbagai pihak yang berkompeten dan berwenang sangat kami harapkan.
Tarernpa, 24 Oktober 2016
la Dinas Kesehatan
aten Kepulauan Anambas,
o
S.IPUtama Muda,ilV.c
ii
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Landasan Hukum 2
1.3. Maksud dan Tujuan 3
1.4. Sistematika 3
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 6
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan Capaian 6 Renstra OPD
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD 18
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggran Tugas dan Fungsi OPD 23
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal 24
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat 28
BAB III. TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEGIATAN 29
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional 29
3.2. Tujuan dan Sasaran RENJA OPD 30
3.3. Program dan Kegiatan 31
iii
Tahun Anggaran 2015
iv
Gambar 2.2 Tahapan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas Periode 2016.2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah maupun perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Sementara itu paralel dengan pembuatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sesuai dengan pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga mewajibkan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membuat dan memiliki Rencana Kerja (RENJA) OPD, yang disusun dengan berpedoman kepada Rencana Strategis (RENSTRA) OPD dan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintaha Daerah (RKPD). RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, penyusunannya dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan Musrenbang tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang untuk keterpaduan Rancangan Rencana Kerja (RENJA) Organisasi Perangkat Daerah.
Sesuai amanat tersebut maka Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada tahun 2016 ini menyusun Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan, Pengendalinan Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017. Renja OPD merupakan dokumen rencana pembangunan OPD
2 yang berjangka waktu 1 (satu) tahun guna mengoperasionalkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disertai dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai oleh OPD, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017, merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan visi kepala daerah terpilih Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 – 2021 seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021.
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017, akan dijadikan sebagai pedoman dan rujukan dalam menyusun program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2017 yang telah ditetapkan melalui Prioritas Pembangunan Daerah, yang mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang dalam penyusunannya juga memperhatikan program dan kebijakan dari Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah.
I.2. LANDASAN HUKUM
Dasar Hukum penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a. Undang–Undang Nomor 33 tahun 2008, tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas;
b. Undang–UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara; c. Undang–Undang Nomor 25 tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
d. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;
e. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
3 f. Undang–Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
h. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 7 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas;
I.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 mempunyai maksud yaitu, menetapkan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan beserta indikator kinerja dan pagu indikatif masing-masing program kegiatan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja perangkat daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2017.
Sedangkan yang menjadi tujuan dari penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2017 adalah :
1. Sebagai acuan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas dalam mengoperasionalkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka mencapai visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. 2. Merumuskan program dan kegiatan pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepulauan Anambas selama tahun 2017.
I.4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan Renja OPD yang meliputi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan, sehingga substansi pada bab–bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
4
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU
II.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra OPD, memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan Rencana Kerja (RENJA) OPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Rencana Kerja (RENJA) OPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Rencana Strategis (RENSTRA) OPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Rencana Kerja (RENJA) OPD tahun-tahun sebelumnya.
II.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD, berisikan kajian terhadap
capaian kinerja pelayanan OPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Jika indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan
II.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD,
berisikan uraian mengenai sejauh mana tingkat kinerja pelayanan OPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan OPD, permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi OPD, dampaknya terhadap capaian visi dan misi Kepala Daerah, terhadap capaian program nasional/internasional, seperti SPM dan MDGs (Millenium Development Goalds), tantangan dan peluang serta formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindak lanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan.
II.4. Review terhadap Rancangan Awal
II.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat. Dalam
5 diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan Provinsi, LSM, Asosiasi-asosiasi, Perguruan Tinggi maupun dari OPD Kabupaten/Kota yang langsung ditujukan kepada OPD maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi OPD dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kecamatan.
BAB III TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEGIATAN
III.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional, telaahan terhadap
kebijakan nasional dan sebagaimana maksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi OPD.
III.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD, perumusan tujuan dan sasaran
didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi OPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Rencana Strategis OPD.
III.3 Program dan Kegiatan, berisikan penjelasan mengenai
faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan, rekapitulasi program dan kegiatan serta penjelasan jika rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif, maupun kombinasi keduanya.
BAB IV PENUTUP
Menguraikan tentang catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah pelaksanaannya serta rencana tindak lanjut.
6
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA TAHUN LALU
II.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN LALU DAN
CAPAIAN RENSTRA
Rencana Kerja (RENJA) merupakan penjabaran perencanaan tahunan dan Rencana Strategis (RENSTRA) dimana pada tahun sebelumnya masih bernama Dinas Kesehata. Tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan – kegiatan atau program yang telah disusun dapat dilihat berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Akuntabilitas merupakan suatu bentuk perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Terkait dengan hal tersebut Rencana Kerja (RENJA) ini menyajikan dasar Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran dari hasil apa yang telah diraih atau dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah selama tahun 2015 dan perkiraan target tahun 2016. Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran melalui tahapan sebagai berikut :
A. Penetapan Indikator Kinerja
Penetapan indikator kinerja merupakan ukuran kuantitaf dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan meliputi indicator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts). Indikator-indikator tersebut dapat berupa dana, sumber daya manusia, laporan, buku dan indikator lainnya. Penetapan indikator kinerja ini diikuti dengan penetapan besaran indikator kinerja untuk masing-masing jenis indikator yang telah ditetapkan.
7 B. Capaian Analisis Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan, pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja.
Evaluasi Program Tahun 2015
Anggaran Tahun 2015, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar Rp. 118.318.997.235,- dengan 14 (empat belas) program dan 46 (empat puluh enam) kegiatan. Dari jumlah dana tersebut terealisasi sebesar Rp. 67.227.970.147 dengan capaian sebesar 56,8%
Pencapaian pelaksanaan kegiatan Organisasi Perangkat Darah tahun 2015 “Tidak Baik” dimana pencapaian kinerja kegiatan dari 46 (empat puluh enam) terdapat 32 kegiatan dengan kriteria “Tidak Baik” (69,57%), 6 kegiatan dengan kriteria “Cukup Baik” (13,04%), 2 kegiatan dengan kriteria “Bak” (4,35%), dan 6 kegiatan dengan kriteria “Sangat Baik” (13,04%).
Review pelaksanakan kegiatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat dari tabel :
8
Tabel 2.1. Review Pelaksanaan Kegiatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2015
MISI KESATU
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan guna menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Realis asi
% Progam Kegiatan Anggaran
Pagu Reali sasi % 1 Meningkatn ya Kesadaran Masyarakat terhadap kesehatan Persentase Sarana Kesehatan Yang Memiliki Media Informasi Hidup Sehat 70% - - 19. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 19.01. Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
292,895,000 - 0.00
Kecamatan dengan Gugus Bhakti Husada
2 Kec - - 19. Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakate
19.11. Pembentukkan Gugus Saka Bakti Husada
127,230,000 - 0.00
Persentase Sarana Kesehatan Yang Memiliki Media Informasi Hidup Sehat 70% - - 19. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 19.12. Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok
136,275,000 - 0.00
2 Terbentukny a Desa Siaga
Desa Siaga Aktif 95% 98,15% 103,3 % 19. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 19.06. Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat 213,730,850 - 0.00 3 Terbentukny a Upaya Kesehatan Sekolah Peresentase SD yang memiliki Upaya Kesehatan Sekolah 50% 86,96% 171,4 2% 19. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
9
MISI KEDUA
Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Proaktif dan Perluasan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan perorangan.
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realis asi
% Progam Kegiatan Anggaran
Pagu Reali sasi %
1 Meningkatnya ketersediaan alat kesehatan dan Obat Essensial Generik di Sarana Pelayanan Kesehatan dasar
Persentase ketersediaan obat dan vaksin
100% 100% 100 15. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
15.01. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Rp. 5.023.700.000 Rp. 48.700.000 0,97
Persentase ketersediaan obat dan vaksin
100% 100% 100 15. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
15.02. Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Rp. 1.959.600.000 Rp. 1.911.155.600 97,53
2 Meningkatnya Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi penduduk
Persentase Masyarakat yang mendapat pelayanan kesehatan
100% 100% 100 16. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 16.02. Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan Rp. 12.200.000.000 Rp. 6.110.496.336,97 50,09
Persentase Masyarakat yang mendapat pelayanan kesehatan
100% 100% 100 16. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
16.13. Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Rp. 3.380.000.001 - 0
Persentase Masyarakat yang mendapat pelayanan kesehatan
100% 100% 100 16. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
16.20. Pelayanan Penyakit Tidak Menular Rp. 44.000.000 Rp. 24,970,000 56,75
Persentase Masyarakat yang mendapat pelayanan kesehatan
100% 100% 100 16. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
16.21. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Non Kapitasi Rp. 900.000.000 Rp. 18,229,000 2,03 3 Meningkatnya Penanganan Masalah Gizi Masyarakat
Persentase Balita Gizi Kurang 85 % 2,48 % 2,92 20. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
20.08. Pelatihan Antropometri Rp. 141.625.000 Rp. – 0
Persentase Balita Gizi Kurang 85 % 2,48 % 2, 92 29. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
29.09. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin Bagi Balita
Rp. 749.500.000 Rp. 48.073.100 6,41
4 Meningkatnya penyehatan dan
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
40 % 26,50 %
66,26 21. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
21.08. Pengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
10
pengawasan kualitas lingkungan
Presentase Kecamatan dengan kualitas air minum yang memenuhi syarat
100 % 100 % 100 21. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
21.07. Pengawasan Depot Air Minum dan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman
Rp. 46.200.000 Rp. 42.130.000 91,19 5 Menurunnya angka kesakitan, kecacatan, kematian akibat penyakit
Penurunan Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 penduduk
13,5 per 1000 pendu duk 1,66 per 1000 pendu duk
- 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.06. Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/ Epidemik
Rp. 42.000.000 Rp. 35.041.000 83,43
Penurunan Prevalensi HIV 0,45 0,106 23,53 19. Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
19.14. Sosialisasi HIV/AIDS Bagi Siswa Sekolah
Rp. 443.200.000 Rp. 0 -
Penurunan Prevalensi HIV 0,45 0,106 23,53 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.14. Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS
Rp. 49.400.000 Rp. 44.958.030 91,01
Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization
100 % 88,89% 88.,89 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.08. Peningkatan Imunisasi Rp. 57.400.000 Rp. 51.127.000 89,07
Persentase Kasus Baru TB Baru (BTA Positif) yang disembuhkan
80% 24,00% 30,00 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.05. Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Rp. 52.000.000 Rp. 21.682.000 41,70
Persentase penyelidikan Epidemiologi (PE) < 24 jam pada desa/kelurahan yang mengalami KLB
100 % 100 % 100% 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.09. Peningkatan Survellance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
Rp. 54.000.000 Rp. 34.822.000 64,49
Persentase penyelidikan Epidemiologi (PE) < 24 jam pada desa/kelurahan yang mengalami KLB
100 % 100 % 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.17. Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kusta
Rp. 49.000.000 Rp. 28.704.000 58,58
Persentase anak usia sekolah yang mendapat imunisasi
95 % 99,46 %
104,69 22. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
22.13. Pelayanan Vaksinasi Anak Sekolah dan Jemaah Haji
Rp. 57.000.000 Rp. 42.387.000 74,36
6 Tersedianya sarana kesehatan
Jumlah puskesmas menjadi puskesmas perawatan
0 0 - 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
11
dasar Sarana dan Prasarana
Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Jumlah pemerataan puskesmas
pembantu (Pustu)
6 Unit 3 Unit 50 % 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.02. Pembangunan Puskesmas Pembantu
Rp. 5.029.280.000 Rp. 2.682.462.800 53,34
Jumlah pemerataan pos pelayanan terpadu (Posyandu)
6 Unit 2 Unit 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.05. Pembangunan Posyandu Rp. 1.050.000.000 Rp. 339.994.000 32,38
Jumlah pemerataan puskesmas pembantu (Pustu)
6 Unit 3 Unit 50 % 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.08. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu
Rp. 2.100.000.000 Rp. 607.146.400 28,91
Jumlah pemerataan pos pelayanan terpadu (Posyandu)
6 Unit 2 Unit 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.11. Pengadaan Sarana dan Prasarana Posyandu Rp. 1.240.000.000 Rp. 576.089.800 46,46 7 Meningkatnya mutu dan keamanan alat kesehatan puskesmas dan rumah sakit (RS)
Persentase pemenuhan alat kesehatan puskesmas
100% 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.06. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Dasar (DAK Tambahan 2015)
Rp. 5.212.075.000 Rp. 1.853.810.000 35,57
Persentase pemenuhan alat kesehatan puskesmas
100% 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.07. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
Rp. 4.558.971.000 Rp. 3.099.420.000 67,99
Persentase pemenuhan alat kesehatan puskesmas
100% 25. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
25.25. Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas
Rp. 10.000.000 Rp. 0 -
Persentase pemenuhan alat kesehatan rumah sakit (RS)
100% 26. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan
26.18. Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit
12
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata Persentase pemenuhan alat
kesehatan rumah sakit (RS)
100% 26. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
26.27. Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (DAK)
Rp. 4.486.340.017 Rp. 2.958.927.702 65,95
8 Tersedianya sarana kesehatan rujukan
Terbangunnya Rumah Sakit Umum Daerah
0 Unit 26. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
26.28. Pengembangan Ruang Gawat Darurat (DAK Tambahan 2015)
Rp. 3.757.550.000 - -
Terbangunnya Rumah Sakit Umum Daerah
0 Unit 26. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
26.29. Pengembangan Ruang ICU, ICCU, NICU (DAK Tambahan 2015)
Rp. 1.030.075.000 Rp. 685.920.874 66,59 9 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
90 % 29. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
29.10. Pelatihan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Rp. 130.525.000 Rp. 0 - 10 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan usia lanjut
Cakupan usia lanjut yang mendapat pelayanan kesehatan (+ 60 Th)
85 % 77,55 %
91,24 30. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
30.08. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin Bagi Lansia
Rp. 577.700.000 Rp. 2.200.000 0,38
11 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (K4)
100 % 88,68 %
88,68 32. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
32.09. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin Bagi Ibu Hamil
Rp. 349.630.000 Rp. 16.245.000 4,65
Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan Antenatal (K4)
100 % 88,68 %
88,68 32. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
32.08. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak
Rp. 115.725.000 Rp. 0
13
ditolong Nakes % Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Dan Dukun
Persentase Ibu Hamil, bersalin, dan Nifas yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan (Cak PK)
100 % 37,66 %
37,66 32. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
32.11. Pelatihan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Rp. 100.225.000 Rp. 0
MISI KETIGA
Meningkatkan kualitas maupun kuantitas sumberdaya kesehatan guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, tepat, nyaman dan terjangkau dengan dilandasi etika profesi
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Realisasi % Progam Kegi atan Anggaran
Pagu Reali sasi %
1 Meningkatnya kinerja pelayanan administrasi perkantoran
Meningkatnya Jasa Administrasi Pelayanan Perkantoran
100% 58,15% 58,15 01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
`01.19. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/ Teknis Perkantoran
Rp. 9.736.608.000 Rp. 7.034.615.500 72,25
Meningkatnya Jasa Administrasi
Pelayanan Perkantoran 100% 58,15% 58,15 01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 01.20. Penyediaan Rutinitas Perkantoran Rp. 6.707.168.509 Rp. 3.177.891.730 47,38
Meningkatnya Jasa Administrasi
Pelayanan Perkantoran 100% 58,15% 58,15
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
01.21. Penyediaan Jasa Pelayanan Kesehatan Rp. 5.168.000.000 Rp. 2.832.850.000 54,82 2 Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan
Persentase Aparatur dan Tenaga Kesehatan Yang Mengikuti Pelatihan yang mendukung Peningkatan Kualitas Kesehatan
100% 0 - 19. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
19.13. Peningkatan Kapasitas Tenaga Promosi Kesehatan Mengenai Bahaya Rokok
14
MISI KEEMPAT
Meningkatkan manajemen kesehatan secara professional secara efektif dan efisien
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Progam Kegi atan Anggaran
Pagu Reali sasi % 1 Terselenggaranya
standarisasi dan akreditasi pelayanan kesehatan
Pengembangan Tipe Rumah Sakit 1 - - 16. Program Penataan Pengguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
16.10. Pelaksanaan Pengadaan Tanah Guna Rumah Sakit
15 Perkiraan Pencapaian Tahun Anggaran 2016
Sedangkan untuk tahun berjalan yakni Anggaran tahun 2016 dengan usulan sebesar Rp. 128.515.392.968,- terurai dalam 14 (empat belas) program dan 65 (enam puluh lima) kegiatan, diharapkan keberhasilan kinerja mencapai 100 % atau minimal harus lebih baik dengan tahun 2015, baik realisasi keuangan maupun realisasi fisik.
Apabila dikaitkan dengan pencapaian visi dan misi Kabupaten Kepulauan Anambas, pada dasarnya kegiatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebagai
Leading Sector Pembangunan Kesehatan. Berdasarkan hasil yang diperoleh
melalui penilaian kinerja terhadap program maupun kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 serta perkiraan capaian program dan kegiatan tahun 2015, dapat dikemukakan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sebagai berikut:
a. Belum optimalnya kemampuan sumber daya manusia dalam perencanaan pembangunan daerah;
b. Belum optimalnya koordinasi dalam perencanaan pembangunan yang menyebabkan rendahnya keterpaduan dalam fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan;
c. Belum dipahaminya secara utuh tentang outcome yang ingin di capai dari setiap kegiatan, sehingga masih adanya kesulitan merealisasikan sasaran program menjadi outcome kegiatan yang menunjang efektivitas program/kegiatan;
d. Perlunya peningkatan komitmen dan pemahaman untuk mempedomani indikasi kegiatan dalam Renstra, RKPD maupun dalam RPJMD dalam merencanakan kegiatan.
Dari identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam pelaksanaan urusan perencanaan pembangunan daerah, maka peningkatan kinerja organisasi
16 melalui kegiatan tahunan yang dilaksanakannya, menjadi hal yang mutlak dilakukan secara sistematis dan terstruktur.
Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-2021, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan jangkauan pelayanan melalui mengembangkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya serta meningkatkan jangkauan pelayanan dasar dan jaringannya.
b. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk pegawai tidak tetap kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
c. Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat.
d. Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis dengan menyusun sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis dan memastikan sistem pemberian insentif berjalan sesuai.
e. Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya melalui melanjutkan peayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya f. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan
fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil termasuk pemberian makanan tambahan terutama untuk keluarga miskin.
g. Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil meliputi kunjungan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil
17 h. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui:
- Melakukan upaya promotif dengan cara penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut
- Melakukan upaya preventif dengan cara pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan
- Melakukan upaya kuratif meliputi pengobatan pada usia lanjut dengan cara pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
- Melakukan upaya rehabilitatif meliputi upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun
i. Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita melalui: - Meningkatkan kesadaran dan motivasi orang tua, sehingga masyarakat
berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi - Meningkatkan peranan kader posyandu dalam memantau ketepatan
jadwal pemberian imunisasi dan kelengkapan jenis imunisasi bagi sasaran imunisasi
- Meningkatkan pelayanan di Pos Kesehatan Desa (PKD) bagi sasaran yang jarak lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas
- Tersedianya vaksin beserta perlengkapan yang memadai untuk digunakan pada saat pelaksanaan imunisasi
- Memberikan imunisasi anak tepat waktu dan sesuai jadwal, sehingga dapat mengoptimalkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
j. Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal dengan cara memberikan konseling mengenai kesehatan reproduksi melalui pola intervensi di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal baik di dalam maupun di luar sekolah
k. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular dan penyakit endemik dengan cara:
18 - Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan
untuk memotong rantai penularan
- Meningkatkan imunitas melalui pemberian imunisasi - Melakukan penemuan dan tatalaksana penderita
- Meningkatkan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah - Meningkatkan upaya dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) pencegahan dan penylaran penyakit
II.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN ORGANISAS PERANGKAT
DAERAH
A.Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas No. 7 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan; dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dalam melaksanakan tugas, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan dinas dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;
b. Penyelenggaraan urusan tata usaha yang meliputi urusan umum dan kepegawaian, urusan keuangan, dan urusan penyusunan program;
c. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
d. Pemberian perizinan dan pelayanan umum dibidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya;
e. Penyelenggaraan kegiatan teknis operasional yang meliputi bidang pelayanan kesehatan dan farmasi, bidang kesehatan keluarga dan gizi, bidang pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan, bidang promosi kesehatan dan sistem informasi kesehatan;
f. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam lingkup tugasnya;
19 g. Pelaksanaan koordinasi dengan unsur terkait lainnya dalam setiap
penyelenggaraan kegiatan dinas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup tugasnya.
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, membawahi:
2.1. Subbag Umum dan Kepegawaian 2.2. Subbag Keuangan
2.3. Subbag Penyusunan Program
3. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi: 3.1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi,
3.2. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 3.3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga. 4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahi:
4.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
4.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
4.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
5. Bidang Pelayanan dan Sumberdaya Manusia Kesehatan, membawahi: 5.1. Seksi Pelayanan Kesehatan;
5.2. Seksi Kefarmasian dan Alkes;
5.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
6. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 6.1. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Kerja 6.2. Seksi Keluarag Berencana dan Kesehatan Reproduksi 6.3. Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Kelaurga
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan 7.1. Puskesmas Tarempa
20 7.3. Puskesmas Palmatak
7.4. Puskesmas Siantan Timur 7.5. Puskesmas Siantan Selatan 7.6. Puskesmas Jemaja Timur 7.7. Puskesmas Siantan tengah
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap keberadaan Dinas Kesehatan.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan dipakai landasan penyusunan program dengan mengantisipasi perkembangan di masa mendatang, sebagai berikut :
−
Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian upaya pelayanan kesehatan dasar, khusus dan rujukan, farmasi dan perbekalan kesehatan, makanan minuman dan perizinan−
Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian upaya kesehatan keluarga, upaya kesehatan ibu dan anak, upaya kesehatan remaja dan usia lanjut serta upaya perbaikan gizi masyarakat.−
Melaksanakan perencanaan serta bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan pengamatan, pencegahan, pemberantasan penyakit, imunisasi kesehatan haji serta penanggulangan kejadian luar biasa dan wabah, penyehatan lingkungan dan tempat-tempat umum, serta kualitas air.− Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan kesehatan dibidang promosi kesehatan dan sistem informasi kesehatan.
21
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL S E K R E T A R I S
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR KEFARMASIAN DAN ALKES
KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN KEUANGAN PENYUSUNAN PROGRAM
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BIDANG PELAYANAN DAN SUMBERDAYA KESEHATAN
BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN
GIZI SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI SEKSI PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI PENGENDALIAN PENDUDUK DAN INFORMASI KELUARGA
U P T D
SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA
SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DAN KESWA
SEKSI SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
SEKSI KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN
22 B.Permasalahan
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah mengubah pola perencanaan yang ada, dimana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan produk perencanaan yang disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom-up dan top down, yang disebut dengan istilah dari shopping list ke working plant.
Identifikasi permasalahan perlu dilakukan untuk memberikan penekanan urgensi pemecahan permasalahan yang paling berpotensi mempengaruhi pencapaian derajat kesehatan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai leading sector kesehatan di daerah. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dengan menggunakan berbagai dokumen perencanaan dan kajian di tingkat nasional dan provinsi serta kabupaten, maka didapatkanlah permasalahan -permasalahan sebagai berikut :
1. Aksesbilitas dan mutu pelayanan kesehatan yang masih belum optimal yang ditandai dengan :
i. Kualitas, Kuantitas serta jenis tenaga kesehatan yang masih belum memadai; ii. Keterjangkauan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan ke masyarakat
belum merata;
iii. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas; iv. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh;
v. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial, penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas;
vi. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih rendah; vii. Sistem perencanaan dan penganggaran belum optimal;
viii. Sistem Informasi dan surveilans epidemiologi penyakit yang masih terbatas; ix. Dukungan Peraturan Perundangan bidang kesehatan masih kurang;
23 2. Derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah yang ditandai dengan :
i. Masih tingginya Angka Kematian Ibu;
ii. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular;
iii. Kualitas Lingkungan yang berpotensi timbulnya kasus penyakit menular; iv. Masih tingginya prevalensi penyakit tidak menular yang saat ini juga sedang
menjadi perhatian pemerintah pussat.
II.3. ISU – ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD A. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Dari lingkup pembangunan kesehatan secara keseluruhan, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal. Pemenuhan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana belum merata di seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas.
2. Terbatasnya sarana transportasi dan komunikasi menjadi kendala bagi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas dalam menerapkan sistem informasi dan data kesehatan yang akurat. Evaluasi kinerja petugas dan manajemen kesehatan yang masih lemah dikarenakan perangkat hukum dan mekanisme yang masih lemah.
3. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini belum dapat memenuhi penganggaran bidang kesehatan minimal 10% dari total anggaran daerah, namun tidak menjadikan kekosongan program dan kegiatan karena juga didukung oleh pemerintah pusat dan Provinsi Kepulauan Riau.
4. Keterbatasan sumber daya manusia kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas, menjadi kunci keterlambatan pembangunan kesehatan. Dengan berlakunya sistem otonomi daerah, dimana diharapkan bagi daerah yang mampu agar dapat memenuhi kebutuhan pegawai, menjadi kendala yang besar bagi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Rendahnya minat tenaga kesehatan untuk bertugas di Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan salah
24 satu masalah yang serius dan perlu penanganan yang melibatkan lintas sektor, dukungan dari Dinas Kesehatan Propinsi serta Departemen Kesehatan.
5. RSUD Kabupaten Kepulauan Anambas yang belum dapat dimanfaatkan. B. Sumber Daya Manusia Aparatur
1. Mengikuti pendidikan lanjutan, kursus, pelatihan untuk meningkatkan proses dan hasil kegiatan.
2. Kriteria kelayakan SDM sesuai dengan Tupoksi dan kebutuhan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur.
3. Kriteria kelayakan SDM sesuai dengan Tupoksi dan kebutuhan untuk seleksi rekruitmen aparatur yang sesuai dengan latar belakang profesionalisme.
C. Sarana dan Prasarana
1. Pemanfaatan sarana dan prasarana sesuai dengan tuntutan tugas.
2. Daftar kebutuhan dan pemeliharaan untuk melakukan pengadaan secara bertahap dan optimasi pemeliharaan.
3. Optimasi ruangan untuk memenuhi standard kelayakan kerja.
II.4. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD
Menginjak tujuh tahun usianya pada 2016 ini, Kabupaten Kepulauan Anambas masih menghadapi isu-isu mendasar seperti pelayanan pendidikan dan kesehatan serta utilitas dasar seperti listrik dan air bersih. Terdapat pula isu-isu lain yang mengindikasikan perkembangan daerah seperti pencemaran dan pengembangan permukiman. Isu-isu strategis daerah yang teridentifikasi adalah:
1. Pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan) yang lebih berkualitas, merata,
dan terjangkau. Pelayanan pendidikan masih perlu ditingkatkan lagi khususnya dari sisi kualitas tenaga pendidik dan pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan ini harus diberikan semaksimal mungkin sehingga menjamin kesamaan akses antar warga di tengah kondisi geografis kepulauan.
2. Pengendalian pencemaran dan perbaikan kualitas lingkungan hidup
25
Oleh karena itu, pengelolaan sampah menjadi penting diprioritaskan. Kualitas lingkungan hidup khususnya terkait dengan tutupan hutan dan ekositem bahari.
3. Penyediaan utilitas dasar (listrik dan air bersih)
Kebutuhan dasar listrik dan air bersih itu belum seluruhnya terpenuhi sehingga menjadi hal yang perlu dikedepankan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan produktif.
4. Pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata bahari
Sejalan dengan sumber daya utama yang dimiliki oleh daerah dan keselarasannya dengan prioritas nasional, maka prioritas pada sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata bahari harus menjadi agenda terdepan pembangunan daerah.
5. Ketahanan pangan dan kestabilan harga Tingkat daya beli masyarakat
menjadi faktor penentu dari kesejahteraan. Oleh karenanya, daya beli ini harus ditingkatkan dan tidak dibiarkan tergerus oleh inflasi melalui jaminan pasokan kebutuhan pangan dan barang esensial lainnya serta menstabilkan harga kebutuhan.
6. Perbaikan konektivitas wilayah
Konektivitas wilayah, baik antar kecamatan maupun antar kabupaten/kota masih menjadi persoalan serius. Dampak dari isu konektivitas ini meluas, mulai dari logistik daerah hingga pertumbuhan ekonomi. Transportasi udara yang terputus dan transportasi laut yang rentan dengan faktor cuaca ditambah dengan infrastruktur jalan yang masih perlu ditingkatkan lagi. Demikian pula dengan cakupan layanan komunikasi yang sering terkendala, menjadi hal-hal yang perlu ditangani untuk meningkatkan konetivitas wilayah.
7. Pembangunan kawasan permukiman
Pertumbuhan penduduk daerah perlu diiringi dengan pengembangan kawasan permukiman secara memadai. Selain sebagai salah satu bentuk pelayanan publik, pengembangan kawasan permukiman juga akan berimbas pada peningkatan aktivitas ekonomi lokal.
26
8. Peningkatan integritas moral, karakter, dan budaya
Diperlukan peran pemerintah untuk membentengi generasi muda agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif seperti pergaulan bebas penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Generasi muda perlu dibentuk sebagai generasi yang bermoral, berkarakter, dan berbudaya untuk menjamin masa depan daerah dan bangsa yang lebih baik. Ini juga penting untuk menjadikan Budaya Melayu sebagai budaya yang hidup dan menjadi penciri daerah. Seiring dengan hal-hal tersebut, perbaikan dari dalam pemerintahan daerah juga perlu dilakukan sehingga dapat terwujud pemerintahan yang bersih (good governace). Tanpa pemerintahan yang bersih, maka membangun masyarakat yang bermoral, berkarakter dan berbudaya menjadi hal yang sulit dan kontradiktif.
Prioritas RKPD Tahun 2017 ditetapkan dengan mempertimbangkan (a) sasaran-sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021, (b) tema, sasaran pokok, dan bidang-bidang pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017, dan (c) hasil identifikasi isu-isu strategis daerah. Ketiga hal tersebut dipadukan sehingga RKPD Tahun 2017 dapat sinkron dengan dokumen perencanaan dan target daerah serta nasional sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat.
Pertimbangan lain yang juga digunakan dalam penetapan prioitas ini adalah bahwa Tahun 2016 merupakan tahun pertama dalam periode lima tahun berikutnya (2016-2021) sehingga perlu dijadikan sebagai tahun peletakkan fondasi yang kokoh guna memuluskan pembangunan untuk tahun-tahun berikutnya. Beban pencanangan dan pemenuhan target perlu dibagi secara proporsional dalam koridor waktu lima tahun tersebut.Prioritas RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 harus diletakkan dalam koridor lima tahun, dengan Tahun 2016 sebagai tahun pertama. Dalam koridor lima tahun tersebut, pembangunan ditahapkan dengan ilustrasi seperti terlihat pada Gambar 1.
27
Gambar 2.2. Tahapan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas
Periode2016-2021
Sumber: BaPPeda Kabupaten Kepulauan Anambas
Berdasarkan pentahapan tersebut maka tema RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan pelayanan pendidikan yang bermutu;
b. Penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas;
c. Pembenahan infrastruktur air bersih;
d. Pengembangan konektivitas wilayah, permukiman,dan penataan
ruang;
e. Penghembangan Perikanan, Pertanian dan Ketahanan Pengan, serta
Pariwisata dengan Lingkungan Hidup yang lestari;
f. Pengembangan ekonomi kerakyatan, Ketenagakerjaan,
dan iklim investasi yang kondusif;
g. Pembangunan sarana prasarana perkantoran dan
penyelenggaraan layanan umum pemerintahan;
h. Penyelenggaraan birokrasi yang bersih, professional serta penguatan
otonomi desa;
i. Peningkatan peran kepemudaan, perempuan, dan
pembangunan sosial budaya yang berbasis akhlakhul karimah.
28
II.5. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas akan menambah usulan program dan kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan, LSM, Asosiasi-asosiasi, Perguruan Tinggi, Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kementerian Kesehatan RI yang langsung ditujukan kepada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kecamatan.
29
BAB III
TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEGIATAN
III.1. TELAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL
Memasuki RPJMN 2015-2019, pemerintah telah menetapkan prioritas pembangunan nasional untuk lima tahun ke depan dalam rangka menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Ada Sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan, yang dikenal dengan NAWACITA, meliputi:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
Peran dan kontribusi kesehatan dalam tercapainya Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
30
III.2. TUJUAN
DAN
SASARAN
RENJA
DINAS
KESEHATAN,
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical Success Factor) yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi. Sedangkan sasaran menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci, terukur dan dapat dicapai.Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang merupakan
leading sector kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga berencana dan
membantu Bupati Kepulauan Anambas dalam menyusun dan merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga berencan dituntut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sesuai dengan amanah pembangunan kesehatan. Untuk mewujudkan visi Bupati periode 2016-2021 yaitu “Anambas Bermadah” yang berarti Kabupaten Maritim Terdepan, Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul Karimah. Upaya untuk mewujudkan visi tersebut melalui tujuh misi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas dimana urusan kesehatan berada pada Misi ke satu yaitu mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata.
Tujuan dan sasaran Rencana Kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2017 didasarkan pada isu-isu penting dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja pada Rencana Strategis Periode 2016-2021. Tujuan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yaitu meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
31
Tabel 3.1
Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran
Misi Tujuan Sasaran
Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata
Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan dasar dan rujukan
Meningkatnya kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga
Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemik
III.3. PROGRAM DAN KEGIATAN
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu dan beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.
Apabila dikaitkan dengan pencapian Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Anambas, pada dasarnya kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebagai “pengarah” setiap program pembangunan dan sistem yang akan memberikan kemudahan bagi SKPD untuk menentukan arah dan sasaran kegiatan, lingkup dan pengukuran tingkat kesusksesannya.
Guna menunjang pencapaian dari visi, misi, dan sasaran tersebut, terdapat program kesehatan yang telah dipersiapkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan antara lain sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran
Program ini dilaksanakan oleh dua unit organisasi, yaitu Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dan Puskesmas. Anggaran yang dibutuhkan untuk program ini pada unit kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sebesar Rp. 3.331.624.042, dan pada unit kerja Puskesmas sebesar Rp. 19.791.289.800
32 a. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh dua unit organisasi, yaitu Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan oleh unit kerja Puskesmas dengan pagu indikatif yang disediakan masing-masing berjumlah Rp. 238.800.000,- dan Rp. 238.200.000,-. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk pembayaran honorarium bagi aparatur yang mengelola keuangan.
b. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Adminitrasi/Teknis Perkantoran Kegiatan ini dilaksanakan oleh dua unit organisasi, yaitu Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan oleh unit kerja Puskesmas dengan pagu indikatif masing-masing sebesar Rp. 1.260.660.000,-. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk pembayaran gaji honorarium pegawai tidak tetap.
c. Penyediaan Rutinitas Perkantoran
Kegiatan ini dilaksanakan oleh dua unit organisasi, yaitu Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dengan pagu indikatif sebesar Rp. 1.832.164.042,00. Adapun untuk unit organisasi Puskesmas dilaksanakan oleh tujuh puskesmas, dua rumah sakit dan satu instalasi farmasi dengan rincian sebagai berikut:
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Tarempa dengan pagu indikatif sebesar Rp. 1.061.720.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Letung dengan pagu indikatif sebesar Rp. 395.650.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Palmatak dengan pagu indikatif sebesar Rp. 407.800.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Siantan Tengah dengan pagu indikatif sebesar Rp. 340.250.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Siantan Timur dengan pagu indikatif sebesar Rp. 363.300.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Siantan Selatan dengan pagu indikatif sebesar Rp. 264.920.000,00
33 - Penyediaan Rutinitas Perkantoran Puskesmas Jemaja Timur dengan
pagu indikatif sebesar Rp. 185.760.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Rumah Sakit dengan pagu indikatif sebesar Rp. 2.232.800.000,00
- Penyediaan Rutinitas Perkantoran Instalasi Farmasi dengan pagu indikatif sebesar Rp. 76.700.000,00
Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk belanja rutinitas d unit organisasi yang bersangkutan.
d. Penyediaan Jasa Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh unit organisasi Puskesmas dengan paagu indikatif sebesar Rp. 5.113.999.800,-. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk pembayaran insentif dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi.
2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Total pagu untuk Program Obat dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp. 8.562.600.000,00,- yang terdiri dari 2 kegiatan.
a. Kegiatan Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan pagu indikatif sebesar Rp. 3.562.600.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja obat spesialistik, reagensia dan perlengkapan laboratorium.
b. Kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK) dengan pagu indikatif sebesar Rp. 5.000.000.000,00 bersumber dana DAK Fisik yang digunakan untuk belanja obat pelayanan kesehatan dasar dan bahan medis habis pakai.
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Total pagu untuk Program Upaya Kesehatan Masyarakat sebesar Rp. 3.912.062.500,00,- yang terdiri dari 20 kegiatan.
a. Kegiatan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan dengan pagu indikatif sebesar Rp. 3.514.000.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja premi BPJS bagi masyarakat penerima bantuan iuran dan kegiatan sosialisasi pemutakhiran data BPJS di tingkat desa.
34 b. Kegiatan Pelayanan Penyakit Tidak Menular dengan pagu indikatif sebesar Rp. 79.000.000,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja bahan posbindu (stik kolestrol, asam urat dan glukosa). c. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dengan pagu indikatif
sebesar Rp. 319.062.500,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja kursus pelatihan ACLS, BCLS dan APN bagi tenaga dokter, perawat dan bidan.
d. Kegiatan Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang tersedia untuk tujuh puskesmas se Kabupaten Kepulauan Anambas bersumber dana DAK Non Fisik digunakan untuk kegiatan upaya promotif dan preventif oleh puskesmas dan jaringannya. Adapun rincian pagu indikatif sebagai berikut:
- Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Tarempa (DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 418.486.716,00. - Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Letung
(DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 285.496.714,00.
- Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Palmatak (DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 448.486.714,00. - Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Siantan
Tengah (DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 320.486.714,00. - Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Siantan
Timur (DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 390.486.714,00. - Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Siantan
Selatan (DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 415.986.714,00. - Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Jemaja
Timur (DAK Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 487.986.714,00. - Dukungan Manajemen Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) (DAK
Non Fisik) dengan pagu sebesar Rp. 683.926.000,00.
e. Kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan yang tersedia untuk tujuh puskesmas dan dua rumah sakit bersumber dana kapitasi dan non kapitasi dengan rincian pagu indikatif sebagai berikut:
35 - Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Tarempa
dengan pagu sebesar Rp. 534.053.557,00.
- Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Letung dengan pagu sebesar Rp. 276.699.065,00.
- Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Palmatak dengan pagu sebesar Rp. 520.177.207,00.
- Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Siantan Tengah dengan pagu sebesar Rp. 168.677.069,00.
- Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Siantan Timur dengan pagu sebesar Rp. 162.771.106,00.
- Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Siantan Selatan dengan pagu sebesar Rp. 104.283.005,00.
- Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Jemaja Timur dengan pagu sebesar Rp. 139.147.249,00.
- Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Non Kapitasi Rumah Sakit dengan pagu sebesar Rp. 500.000.000,00.
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Total pagu untuk Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat sebesar Rp. 1.449.235.000,00,- yang terdiri dari 7 kegiatan.
a. Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat dengan pagu indikatif sebesar Rp. 355.162.500,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja pembangunan billboard promosi kesehatan di fasilitas kesehatan.
b. Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat dengan pagu indikatif sebesar Rp. 155.975.000,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja penyuluhan kesehatan tentang hidup sehat di tujuh kecamatan se Kabupaten Kepulauan Anambas.
c. Kegiatan Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan dengan pagu indikatif sebesar Rp. 106.875.000,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja bimbingan teknis pelatihan tenaga penyuluh kesehatan.
36 d. Kegiatan Lomba Sekolah Sehat dengan pagu indikatif sebesar Rp. 91.725.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja kebutuhan kegiatan lomba untuk pemilihan sekolah sehat.
e. Kegiatan Pelatihan TOT Desa Siaga dengan pagu indikatif sebesar Rp. 203.875.000,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja kebutuhan pelatihan Training of Trainer Desa Siaga.
f. Kegiatan Penjaringan Anak Sekolah dengan pagu indikatif sebesar Rp. 33.200.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja kebutuhan cetak form penjaringan untuk 2.500 siswa.
g. Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu dengan pagu indikatif sebesar Rp. 502.422.500,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja kebutuhan Jambore Kader Posyandu tingkat Kecamatan dan Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau.
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Total pagu untuk Program Perbaikan Gizi Masyarakat sebesar Rp. 405.462.500,00,- yang terdiri dari 2 kegiatan.
a. Kegiatan Pelatihan Konselor Air Susu Ibu (ASI) dengan pagu indikatif sebesar Rp. 237.102.500,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja bimbingan teknis pelatihan bagi tenaga gizi sebagai konselor ASI.
b. Kegiatan Bulan Penimbangan Balita dengan pagu indikatif sebesar Rp. 168.360.000,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja alat peraga kegiatan penimbangan balita yang dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus.
6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Total pagu untuk Program Pengembangan Lingkungan Sehat sebesar Rp. 102.448.000,00,- yang terdiri dari 2 kegiatan.
a. Kegiatan Pengawasan Depot Air Minum dan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman dengan pagu indikatif sebesar Rp. 53.448.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja pembelian botol steril dan pemeriksaan sampel air secara mikrobiolgi dan kimia.
37 b. Kegiatan Pengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan pagu indikatif sebesar Rp. 49.000.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja bahan pendukung perlengkapan kegiatan STBM.
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Total pagu untuk Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular sebesar Rp. 555.700.000,00,- yang terdiri dari 8 kegiatan.
a. Kegiatan Peningkatan Imuniasasi dengan pagu indikatif sebesar Rp. 64.200.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja transportasi petugas puskesmas untuk pelaksanaan imunisasi ke desa-desa dan monitoring pengelola imunisasi di dinas ke puskesmas.
b. Kegiatan Peningkatan Survellance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah dengan pagu indikatif sebesar Rp. 53.000.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja pelaksanaan surveilans aktif dan penanggulangan KLB penyakit potensi terjadi wabah.
c. Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Anak Sekolah dan Jemaah Haji dengan pagu indikatif sebesar Rp. 62.000.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja transportasi petugas pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), pemeriksaan kesehatan dan pembelian vaksin untuk calon jemaah haji.
d. Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dengan pagu indikatif sebesar Rp. 50.000.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja sarung tangan untuk memandikan jenazah bagi penyelenggara jenazah dan belanja konseling klinik VCT.
e. Kegiatan Pertemuan Internasional Standar Tuberculosis untuk Tim DOTS TB dengan pagu indikatif sebesar Rp. 156.500.000,00 bersumber dana Pajak Rokok yang digunakan untuk belanja bimbingan teknis untuk tenaga medis dan paramedis dalam rangka peningkatan penanganan TB. f. Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
TB dengan pagu indikatif sebesar Rp. 50.000.000,00 bersumber dana DBH yang digunakan untuk belanja cetak KIE, formulir pencatatan dan pelaporan TB serta pelacakan kasus TB mangkir dan kontak serumah.