KAJIAN JANGKAUAN PELAYANAN DAN KEBUTUHAN
FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL
KABUPATEN ACEH SINGKIL
Hismur Salam, Haryani, Ezra AditiaJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas BungHatta,
email : hismur_salam@yahoo.com, irharyanimtp@yahoo.co.id, adipwkubh@gmail.com Abstrak
Dari umurnya yang sekarang Kabupaten Aceh Singkil khususnya Kecamatan Singkil masih kekurangan fasilitas pendidikan dan pembangunan fasilitas pendidikan SMP Dan SMA di Kecamatan Singkil belum merata atau pembangunannya memusat. Fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil terdiri dari 13 SD Negeri, 1 madrasah ibtidaiyah (MI) Negeri, 2 SMP Negeri, 1 MTs Negeri, 1 SMA Negeri, dan 1 MA Negeri. Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Singkil yaitu 20.020. Tujuan penelitian, mengkaji jangkauan pelayanan dan kebutuhan fasilitas pendidikan. Metode pelitian yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Untuk penelitian ini digunakan analisis yaitu analisis jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan, analisis aksesibilitas fasilitas pendidikan, analisis daya tampung sekolah, analisis ratio murid, ruang kelas dan guru, analisis angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan, analisis proyeksi penduduk, dan analisis kebutuhan akan fasilitas. Hasil penelitian ada 6 desa yang tidak terjangkau, aksesibilitas sedang, APK 91 % SD, SMP 61 %, SMA 61 % yang bersekolah, penambahan sekolah 10 tahun kedepan SMP 8 unit, SMA 2 unit.
Kata Kunci : Jangkauan Pelayanan, Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Abstrack
From the age of Singkil district now especially the District Singkil still lack educational facilities and construction of educational facilities SMP and SMA in the district of Singkil not evenly distributed or centralized development. Educational facilities in the district of Singkil comprised of 13 SD State, 1 MI State, two SMP State, 1 MTs State, SMA State, and 1 MA State. While the number of residents in the district of Singkil ie 20.020. Objective, examines the range of services and needs education has been used. That is descriptive qualitative research methods and quantitative. In this analysis study discussed about the range of services and facilities needs of education in the district of Singkil. For research inii use of analysis is the analysis of outreach educational facilities, analysis of accessibility of educational facilities, analytical capacity, ratio analysis of students, classrooms and teachers, analysis of gross enrollment rate education, the analysis
of population projections, and analysis of the need for facilities. Results of the study there are 6 villages inaccessible, the accessibility being, the gross enrolment ratio 91 % elementary School, junior high school 61 % were in school, the addition of junior haig school 10 years 8 unit, high school 2 unit.
Keywords: outreach and educational facilities needs
PENDAHULUAN
Perananan fasilitas umum dan sosial sebagai penopang utama pembangunan wilayah dan kota dapat dilihat dari pengaruhnya terhadap keberlangsungan aktifitas penduduk suatu wilayah, dimana setiap aktifitas yang berlangsung senantiasa membutuhkan fasilitas umum yang mampu memudahkan aktifitas tersebut. Fasilitas umum tersebut diantaranya fasilitas permukiman, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas perbalanjaan dan niaga, fasilitas olahraga dan lapangan terbuka.
Pada Undang-Undang
Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa sistem pendidikan
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan.
Kabupaten Aceh Singkil terbentuk pada tahun 1999 dengan keluarnya Undang - Undang no 14 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Singkil. Dari umurnya yang sekarang Kabupaten Aceh Singkil khususnya Kecamatan Singkil masih kekurangan fasilitas pendidikan dan pembangunan fasilitas pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Kecamatan Singkil belum merata atau pembangunannya memusat.
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil terdiri dari 13 sekolah dasar (SD) Negeri, 1
madrasah ibtidaiyah (MI) Negeri, 2 sekolah menengah pertama (SMP) Negeri, 1 madrasah tsanawiyah (MTs) Negeri, 1 sekolah menengah atas (SMA) Negeri, dan 1 madrasah aliyah (MA) Negeri. Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Singkil yaitu 20.020.
Jadi dilihat dari Peraturan Menteri Pendidikan No 24 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri No 23 Tahun 2013, jumlah sarana pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA) dan jumlah penduduk bahwa pelayanan pendidikan di Kecamatan Singkil belumlah cukup untuk melayani dan dilihat dari tata letak sarana pendidikan (SMA dan
MAN) bahwa jangkauan
pelayanannya, tidaklah terjangkau untuk semua desa yang ada di Kecamatan Singkil.
Kemudian, rumusan
permasalahan yaitu bahwa fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil masih kurang dan pembangunannya tidak merata atau pembangunannya memusat untuk melayani masyarakat dilihat dari pelayanan, standar yang berlaku serta kebutuhan fasilitas pendidikan yang ada pada kecamatan
studi. Sehingga dapat diketahui bahwa tujuan utama daripada penelitian ini yaitu mengkaji pelayanan dan kebutuhan fasilitas pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA) di Kecamatan Singkil.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Singkil. Kecamatan terdiri dari 16 Desa dengan batas batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Kuala Baru, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Singkil Utara, sebealah seletan berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah barat berbatas dengan Kecamatan Pulau Banyak.
Gambar 1: Peta Adm Kecamatan Singkil Sumber: Arc Gis 2015
STUDI LITERATUR
Pemerataan Fasilitas Pendidikan Fridmen dan Nozick (1974, dalam Widianantari, 2008) berpendapat bahwa pemeratan harus dilihat dalam konteks “akses”. Artinya semua orang memiliki hak yang sama dalam mengakses.
Aksesibilitas fasilitas Pendidikan Menurut Robinson (2005) aksesibilitas adalah kemudahan mencapai suatu wilayah lain yang berdekatan. Aksesibilitas (kemudahan jarak tempuh) akan mempengaruhi kestrategisan suatu lokasi, karena menyangkut kemudahan untuk menuju lokasi tersebut dari berbagai lokasi yang berada di sekitarnya atau wilayah lainnya.
Menurut Black (1981, dalam Erick, 2011) aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan
transportasi yang
menghubungkannya.
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Standar Satuan Pendidikan SD/MI 1. Satu SD/MI memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24 rombongan belajar. 2. Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SD/MI baru.
3. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimum satu SD/MI.
4. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SD/MI dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 3 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Standar Satuan Pendidikan
SMP/MTs
1. Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar
dan maksimum 24 rombongan belajar.
2. Satu SMP/MTS dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SMP/MTs baru.
3. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang dapat menampung semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut. 4. Satu kelompok permukiman
permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan
Standar Satuan Pendidikan
SMA/MA
1. Satu SMA/MA memiliki 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar.
2. Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada atau pembangunan SMA/MA baru.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2013
Tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota
Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 Km untuk SD/MI dan 6 Km untuk
SMP/MTs dari kelompok
permukiman permanen di daerah terpencil. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis
Standar Jarak Tempuh
Standar jarak dan waktu tempuh untuk sarana fasilitas masyarakat menurut konsep Neighborhood Unit dibagi ke dalam lima kategori sebagai berikut:
Tabel 1
Jarak dan Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal Ke Lokasi Sarana
No Kategori Jarak (meter)
1. Sangat Dekat 0-300 2. Dekat 300-600 3. Sedang 600-1200 4. Cukup Jauh 1200-3000 5. Jauh >3000 Sumber: Udjianto, 1994 dalam Erick 2011
METODE PENELITIAN
Metode analisis yang dilakukan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Adapun analisis yang akan dilakukan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis keruangan fasilitas
pendidikan
Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan, jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan dilihat dengan parameter radius pelayanan berdasarkan dari standar Permendiknas no 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Pendidikan
Umum dan Permendikbud no 23 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidiakn Dasar di KAbupaten/Kota dan membandingkannya dengan jangkauan pelayanan eksisting. Untuk jangkauan pelayanan eksisting dapat diperoleh dengan cara melihat asal murid yang bersekolah pada fasilitas pendidikan yang ada pada kecamatan studi. Aksessibilitas fasilitas
pelayanan pendidikan dilihat
dengan menggunakan
parameter radius pelayanan, jarak tempuh. Dari analisis ini dapat kita simpulkan tentang sisi keruangan fasilitas pendidikan yang ada pada Kecamatan Singkil.
2. Analisis pelayanan fasilitas pendidikan
Daya tampung sekolah
Pada tahapan ini dibahas mengenai daya tampung sekolah mengacu kepada jumlah murid, jumlah ruang kelas, daya tampung eksisting, analisis ini
menggunakan standar Permendiknas no 24 tahun 2007 dan Permendikbud no 23 tahun 2013.
Ratio murid, ruang kelas dan guru
Tujuan analisis ini untuk
mengetahui tingkat
pemanfaatan ruang kelas dan tingkat pelayanan guru terhadap murid dengan menggunakan analisis berdasarkan standar pelayanan guru terhadap murid dan standar dari Permendiknas no 24 tahun 2007 dan Permendikbud no 23 tahun 2013
Angka partisipasi kasar jenjang pendidikan
Angka partisipasi kasar
jenjang pendidikan
merupakan ratio antara jumlah seluruh siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang tertentu sehingga didapatkan ratio partisipasi pada kecamatan ini.
Analisis kebutuhan fasilitas pendidikan
a. Dengan melihat
kecendrungan
pertumbuhan peduduk pada kecamatan ini dengan demikian dapat dilakukan proyeksi penduduk. Pada analisis ini dibahas tentang proyeksi penduduk dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Pt = Penduduk Tahun Rencana
Po = Jumlah Penduduk Tahun Awal
R = Tingkat Laju
Pertumbuhan Penduduk (%)
b. Kebutuhan fasilitas pendidikan Analisis kebutuhan akan fasilitas pendidikan ini mengacu kepada perhitungan kebutuhan dengan berpedoman Kepada Standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007. Sehingga dapat kita capai keseimbangan tentang kebutuhan dan ketersediaan. Dari analisis ini
dapat kita rekomendasikan tentang arahan fasilitas pendidikan untuk Kecamatan Singkil, sehingga dapat kita bandingkan kebutuhan dengan ketersedian fasilitas eksisting.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan
Untuk melihat jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan pada kecamatan ini menggunakan cara perbandingan antara jangkauan pelayanan eksisting yang dilihat berdasarkan asal siswa dari berbagai sekolah dibandingkan dengan standar pelayanan fasilitas pendidikan dari Permendiknas No 24 Tahun 2007. Adapun hasilnya sebagai berikut. a. Jangkauan pelayanan fasilitas SD/MI Tabel 2 Jangkauan Pelayanan FasilitasSD/MI di Kecamatan Singkil Kebutuhan = Ketersediaan
Sumber: Hasil Analisis 2015
b. Jangkauan pelayanan fasilitas SMP/MTs
1. Jangkauan Pelayanan SMP N 1 Singkil
Tabel 3
Jangkauan Pelayanan SMP N 1 di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
2. Jangkauan Pelayanan SMP N 2 Singkil
Tabel 4
Jangkauan Pelayanan SMP N 2 di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
3. Jangkauan Pelayanan MTs N Singkil
Tabel 5
Jangkauan Pelayanan MTs N di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
c. Jangkauan pelayanan fasilitas SMA/MTs
1. Jangkauan Pelayanan SMA N 1 Singkil
Tabel 6
Jangkauan Pelayanan SMA N 1 di Kecamatan Singkil
2. Jangkauan Pelayanan MA N 1 Singkil
Tabel 7
Jangkauan Pelayanan MA N di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
Penghitungan jarak jangkauan fasilitas dihitung berdasarkan jarak fasilitas dengan pusat perkampungan
penduduk, dimana pusat
perkampungan yaitu pasar dan kantor Desa dengan pertimbangan jarak tersebut merupakan jarak rata-rata penduduk dari wilayah pelayanan tersebut.
Dari tabel diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa jangkauan pelayanan fasilitas yang tidak terjangkau pada fasilitas SD/MI yaitu Desa Rantau Gedang dan Desa Teluk rumbia, untuk fasilitas SMP/MTs yang tidak terjangkau yaitu Desa Suka Damai, Desa Ujung Bawang, dan Desa Ujung Bawang. Sedangkan
Fasilitas SMA/MA yang tidak terjaukau yaitu Desa Suka Damai, Desa Ujung Bawang, Desa Ujung Bawang dan Desa Pemuka
Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan
Seperti telah dibahas dalam analisis sebelumnya telah kita ketahui jarak jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil. Selanjutnya kita membahas analisis aksesibilitas fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil berdasarkan jarak tempuh, sehingga dari analisis ini kita dapat melihat klasifikasi aksesibilitas pendidikan.
1. Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SD/MI
Tabel 8
Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SD/MI di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
2. Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SMP/MTs
Tabel 9
Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SD/MI di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
1. Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SMA/MA Tabel 10 Aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SD/MI di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
Aksesibilitas fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil dilihat dari jarak tempuh, maka dapat di simpulkan bahwa untuk fasilitas SD/MI menurut klasifikasi dekat, sedang, dan jauh, maka secara keseluruhan aksesibilitas SD/MI di Kecamatan Singkil dekat, fasilitas SMP/MTs aksesibilitasnya sedang, dan fasilitas SMA/MA aksesibilitasnya sedang.
Analisis Pelayanan Fasilitas
Pendidikan
Analisis Daya Tampung Sekolah Untuk melihat daya tampung sekolah berdasarkan rasio perbandingan
ketersedian kelas pendidikan dengan jumlah siswa dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini:
a. Daya Tampung SD/MI Tabel 11
Daya Tampung Fasilitas Pendidikan SD/MI
Sumber: Hasil Analisis 2015
Dari Tabel diatas bahwa ketertampungan siswa pada fasilitas pendidikan SD/MI yang tidak tertampung yaitu pada SD 3 dan MI N Singkil.
b. Daya Tampung SMP/MTs Tabel 12
Daya Tampung Fasilitas Pendidikan SMP/MTs
Sumber: Hasil Analisis 2015
Pada tabel diatas bahwa ketertampungan siswa pada fasilitas pendidikan SMP/MTs yaitu tertampung semua.
c. Daya Tampung SMA/MA Tabel 13
Daya Tampung Fasilitas Pendidikan SMA/MA
Sumber: Hasil Analisis 2015
Dari tabel diatas ketertampungan siswa pada fasilitas pendidikan SMA/MA sudah tertampung.
1. Rasio murid,ruang kelas dan guru pada fasilitas SD/MI
Tabel 14
Tingkat Pemanfaatan Ruang Kelas Fasilitas Pendidikan SD/MIdi Kecamatan Singkil
Tabel 15
Tingkat Pelayanan Guru Terhadap Siswa Pada Fasilitas Pendidikan SD/MI
Di Kecamatan Singkil
Dilihat pada tabel diatas bahwa tingkat pemanfaatan kelas ideal dan tingkat pelayanan guru ideal
2. Rasio murid,ruang kelas dan guru pada fasilitas SD/MI
Tabel 16
Tingkat Pemanfaatan Ruang Kelas Fasilitas Pendidikan SMP/MTs di Kecamatan Singkil
Sumber: Hasil Analisis 2015
Tabel 17
Tingkat Pelayanan Guru Terhadap Mata Pelajaran Pada Fasilitas Pendidikan SMP/MTs di
Kecamatan Singkil
Sesuai dengan permendikbud no 23 tahun 2013 bahwa bahwa jumlah mata pelajaran SMP/MTs yaitu 30, jadi dari hasil analisis bahwa pada fasilitas pendidikan SMP/MTs 1 mata pelajaran dilayani oleh 1 guru.
Tabel 18
Tingkat Pemanfaatan Ruang KelasFasilitas Pendidikan SMA/MA
Di Kecamatan Singkil
Tabel 18
Tingkat Pemanfaatan Ruang KelasFasilitas Pendidikan SMA/MADi Kecamatan Singkil
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa ratio murid dan kelas pada fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil ideal. Sedangkan untuk tabel kedua sesuai dengan permendikbud no 23 tahun 2013 bahwa jumlah mata pelajaran SMA/MA yaitu 35, jadi dari hasil analisis bahwa pada fasilitas pendidikan SMA/MA 1 mata pelajaran dilayani oleh 1 guru.
Angka Partisipasi Kasar Tabel 4.20
Tingkat Partisipasi Kasar Masyarakat Terhadap Pendidikan Tiap Jenjang Pendidikan Di Kecamatan
Singkil
Pada tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa APK (angka partisipasi kasar) fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil sebagai berikut: a. Dari 100 % jumlah kelompok umur SD/MI 92 % bersekolah dan 8 % nya tidak bersekolah / tidak bersekolah pada kecamatan studi. b. Dari 100 % jumlah kelompok umur SMP/MTs 61 % bersekolah dan 49 % nya tidak bersekolah / tidak bersekolah pada kecamatan studi.
c. Dari 100 % jumlah kelompok umur SMA/MA 61 % bersekolah dan 49 % nya tidak bersekolah / tidak bersekolah pada kecamatan studi.
Analisis Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Analisis Perkembangan dan Perkiraan Jumlah Penduduk Usia Sekolah Tabel 21 Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2009-2013 Tabel 22 Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2009-2013 Tabel 23 Kebutuhn Fasilitas Pendidikan Di Kecamatan Singkil Tahun 2014-2023
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa berdasarkan proyeksi penduduk di Kecamatan Singkil bahwa kebutuhan fasilitas pendidikan
di kecamatan Singkil pada tahun 2023 antara lain, fasilitas SD/MI bahwa fasilitas SD/MI eksisting telah melebihi pada tahun rencana, fasilitas SMP/MTs kebutuhannya untuk 2023 yaitu 8, dan sedangkan untuk fasilitas SMA/MA yaitu 2.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan
1. Ada dua Desa yang tidak terjangkau atas pelayanan Fasilitas Pendidikan SD/MI Yaitu Desa Rantau Gedang dan Desa Teluk Rumbia.
2. Ada tiga Desa yang tidak terjangkau atas pelayanan Fasilitas Pendidikan SMP/MTs Yaitu Desa Pea Bumbung, Desa Ujung Bawang dan Desa Suka Damai
3. Ada dua Desa yang tidak terjangkau atas pelayanan Fasilitas Pendidikan SD/MI Yaitu Desa Rantau Gedang dan Desa Teluk Rumbia.
4. Analisis Aksesibilitas, bahwa aksesibilitas Fasilitas Pendidikan SD dekat, SMP sedang, dang SMA sedang
5. Daya Tampung fasilitas pendidikan SD di Kecamatan Singkil ada fasilitas yang tidak tertampung yaitu SD N 3 dan MI N singkil, sedangkan SMP dan SMA tertampung semua.
6. Angka partisipasi kasar pada fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil bahwa usia 7-12 tahun 92% bersekolah, usia 13-15 tahun 61% bersekolah, dan usia 16-18 61% bersekolah
7. Kebutuhan fasilitas pendidikan 10 tahun kedepan yaitu fasilitas SD tidak perlu ada tambahan, fasilitas SMP 8 unit dan fasilitas SMA 2 unit.
Rekomendasi
a. Untuk 10 tahun kedepan / tahun 2023 fasilitas pendidikan di Kecamatan Singkil perlu penambahan sekolah diantaranya SMP/MTs 8 unit dan SMA/MA 2 unit.
b. Perlu adanya program/kebijakan pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Aceh Singkil agar angka partisipasi kasar pendidikan agar dapat ditingkatkan.
c. Perlu adanya moda transportasi yang disediakan pemerintah daerah Kabupaten Aceh singkil agar dapat menunjang akses siswa yang tidak terjangkau terhadap fasilitas pendidikan, khususnya pada Desa Ujung Bawang, Deda Suka Damai, Desa Pemuka, Desa Pea bumbung, Desa Rantau Gedang, dan Desa Teluk Rumbia.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil. Kecamatan Singkil dalam Angka
Tahun 2013.
Departemen Pendidikan Nasional. Teknik Proyeksi Pendidikan Tahun 2007.
Glasson John dalam Sitohang Paul, Pengantar Perencanaan Regional, LPFE UI
Jakarta, 1990.
Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Standar
Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi),Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah (Sma/Ma). Republik Indonesia. 2013. Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Robinson Tarigan, Perencanaan
Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
Widianantari. 2008. Kebutuhan dan Pelayanan Pendidikan di
Kecamatan Bandongan
Kabupaten Magelang.
Semarang : Program Pasca
Sarjana Universitas