• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Profil LEMIGAS

LEMIGAS adalah sebuah lembaga penelitian , juga melayani industri melalui pelayanan jasa teknologi yaitu jasa laboratorium dan jasa studi/konsultansi. Walaupun LEMIGAS merupakan lembaga Pemerintah, namun pemerintah mengijinkan untuk melakukan kegiatan bisnis.

3.1.1 Visi LEMIGAS

Terwujudnya LEMBAGA XYZ sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang unggul, profesional, dan bertaraf internasional.

Penjelasan visi tersebut di atas adalah sebagai berikut:

• Unggul adalah bahwa LEMIGAS senantiasa unggul dalam persaingan yang semakin ketat di bidang pelayanan jasa teknologi dan riset. Untuk itu semua program dan kebijakan LEMIGAS diarahkan untuk mewujudkan pusat keunggulan (center of excellence) melalui peningkatan kompetensi SDM, kelengkapan sarana dan prasarana serta perbaikan sistem.

• Profesional yang berarti dalam melaksanakan tugasnya selalu berpegang teguh pada kompetensi dan etika profesi serta mengedepankan pelayanan prima kepada pelanggan dan stakeholder.

(2)

28

• Bertaraf internasional artinya kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknologi yang dilakukan LEMIGAS dapat diterima dan diakui oleh masyarakat industri di tingkat internasional.

3.1.2 Misi LEMIGAS

Untuk mewujudkan visi LEMIGAS tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut:

• Meningkatkan peran LEMIGAS dalam memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri.

• Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan nilai tambah bagi klien LEMIGAS.

• Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi LEMIGAS

Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” adalah salah satu unit pelaksana teknis pemerintah, di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 030 Tahun 2005, LEMIGAS mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: • Tugas

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi kegiatan hulu dan hilir bidang minyak dan gas bumi.

(3)

29 • Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” menyelenggarakan fungsi:

¾ Perumusan pedoman dan prosedur kerja;

¾ Perumusan rencana dan program penelitian dan pengembangan teknologi berbasis kinerja;

¾ Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi kegiatan hulu dan hilir minyak dan gas bumi, serta pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan teknologi;

¾ Pengelolaan kerja sama kemitraan penerapan hasil penelitian dan pelayanan jasa teknologi, serta kerja sama penggunaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan teknologi;

¾ Pengelolaan sistem informasi dan layanan informasi, serta sosialisasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi;

¾ Penanganan masalah hukum dan hak atas kekayaan intelektual, serta pengembangan sistem mutu kelembagaan penelitian dan pengembangan teknologi;

¾ Pembinaan kelompok jabatan fungsional Pusat;

¾ Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi keuangan, dan kepegawaian Pusat;

¾ Evaluasi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang minyak dan gas bumi.

(4)

30

3.1.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi LEMIGAS sesuai dengan Permen ESDM 0030 tahun 2005 miskin struktur tetapi kaya fungsi. Fungsi ini diakomodasi dalam suatu Kelompok Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Struktur organisasi LEMIGAS yang menjalankan tugas dan fungsi tersebut di atas, terdiri atas:

• Bagian Tata Usaha

• Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan • Bidang Program

• Bidang Afiliasi • Kelompok Fungsional

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PPPTMGB ”LEMIGAS” (Permen 0030 tahun 2005)

Sumber: Renstra LEMIGAS

Kelompok Fungsional ini melaksanakan penelitian dan pengembangan (litbang) hulu dan hilir minyak dan gas bumi dan memberikan pelayanan jasa, serta melaksanakan

(5)

31

tugas lainnya yang didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang.

Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional (Kelompok Program Riset Teknologi/KPRT) dikoordinasikan oleh seorang Tenaga Fungsional Senior yang diangkat oleh Kepala Balitbang ESDM (Keputusan Nomor 507 K/73/BLB/2006 tahun 2006 tanggal 7 April 2006). Definisi dari Pejabat fungsional adalah seorang PNS yang melakukan penelitian dan pengembangan berdasarkan keahlian dan atau keterampilan tertentu serta mandiri.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Kelompok-kelompok Program di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" mempunyai fungsi:

• Perumusan rencana strategis dan program riset penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian, perekayasaan bidang riset teknologi minyak dan gas bumi. • Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian, perekayasaan

bidang riset teknologi minyak dan gas bumi.

• Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi riset minyak dan gas bumi.

• Pemberian pelayanan penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian,perekayasaan serta informasi bidang riset teknologi minyak dan gas bumi. • Pengelolaan kerjasama riset penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian,

perekayasaan bidang minyak dan gas bumi.

• Evaluasi pelaksanaan riset penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian, perekayasaan bidang minyak dan gas bumi.

(6)

32

Struktur organisasi kelompok fungsional yang melaksanakan penelitian, pengembangan dan pelayanan jasa litbang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Kegiatan pelayanan riset dan jasa teknologi merupakan penerapan langsung dari kemampuan penguasaan IPTEK untuk mendukung kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi yang dilaksanakan oleh para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), serta memberikan masukan kepada kebijakan Pemerintah. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan salah satu ukuran keberhasilan tugas dan fungsi KPRT Eksplorasi, Eksploitasi, Proses, Aplikasi Produk dan Gas dalam mendukung industri secara nyata dengan dukungan 60 laboratorium.

Pelayanan yang diberikan oleh LEMIGAS mempunyai 4 (empat) kelompok layanan (Standar Pelayanan Minimum LEMIGAS) berikut:

1. Kajian 2. Riset

3. Jasa Studi dan Konsultasi, dan 4. Jasa Laboratorium

(7)

33

Gambar 3.2. Kelompok Fungsional di LEMIGAS (Renstra LEMIGAS)

3.2 Knowledge Management System di

Lemigas

Pengelolaan pengetahuan yang dilakukan LEMIGAS pada awalnya masih sebatas manajemen informasi yaitu memperlakukan hasil penelitiaan sebagai data dan informasi yang dikelola berdasarkan katagorisasi agar mudah untuk ditemukan kembali. Keterbatasan pada sistem manajemen informasi adalah hanya mengelola rekaman pengetahuan (explicit knowledge) dan belum tersedianya fasilitas kolaborasi pemanfaatan pengetahuan untuk mendorong proses inovasi. Kolaborasi pelaksanaan penelitian masih terbatas pada internal kelompok dan dilakukan secara konfensional melalui pertemuan fisik, sehingga externalisasi pengetahuan yang tersembunyi (Tacit Knowledge) masih sebatas notulen rapat. Oleh sebab itu diperlukan sistem pengelolaan pengetahuan yang dapat menfasilitasi terciptanya pengetahuan organisasi dan memudahkan untuk berbagi pengetahuan.

(8)

34

Pada akhir tahun 2010 dibangun Knowledge Management Systems. Metode pengembangan knowledge management system di LEMIGAS disesuaikan dengan strategi yang sesuai dengan kebutuhan lembaga litbang, dengan mengadopsi model SECI(Socialization, Externalization, Combination dan Internalization) dan infrastruktur teknologi informatika yang tersedia.

Model SECI yang sudah diadopsi untuk knowledge management system di LEMIGAS meliputi :

- Proses Socialization:

Didalam knowledge management system yang akan dikembangkan adalah fitur-fitur Collaboration, seperti e-mail, diskusi elektronik, komunitas praktis (Communities of practices), yang memungkinkan pertukaran tacit knowledge (informasi, pengalaman, keahlian). Saat ini LEMIGAS telah mendorong penggunaan intranet dan e-mail kepada seluruh karyawannya. Proses sosialisasi juga dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (training) dengan mengubah tacit knowledge para trainer menjadi tacit knowledge para karyawan.

- Proses Externalization:

Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini diberikan dengan mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta pada saat pertemuan) ke dalam bentuk elektronik yang kemudian dipublikasikan. Diskusi yang dilakukan secara elektronik juga dapat mendukung proses ini, dimana hasil dari diskusi tersebut didokumentasikan dan disimpan dalam suatu repository serta dapat dipublikasikan melalui sistem.

(9)

35

LEMIGAS telah mendatangkan beberapa ahli untuk melakukan serangkaian kegiatan sesuai dengan bidang keahlian yang tidak dimiliki oleh LEMIGAS. Dengan mendatangkan ahli, akan terdapat knowledge baru dalam lembaga yang dapat dipelajari, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan knowledge sumber daya manusia. Diskusi yang dilakukan secara elektronik juga dapat mendukung proses ini. Hasil diskusi tersebut didokumentasikan dan disimpan dalam suatu repository serta dipublikasikan melalui sistem informasi yang ada.

- Proses Combination:

Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database lembaga dan internet untuk memperoleh sumber-sumber eksternal. Fitur-fitur Enterprise Portal seperti Knowledge Organization System yang memiliki fungsi untuk pengategorian informasi (taksonomi), pencarian dan sebagainya sangat membantu dalam proses ini. Demikian pula Content Management yang memiliki fungsi untuk mengelola informasi baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur (dokumen, laporan, notulen) juga dapat mendukung proses kombinasi ini.

- Proses Internalization:

Semua dokumen knowledge yang sudah didokumentasikan dapat dibaca oleh karyawan lain melalui sistem. Pada proses ini akan terjadi peningkatan knowledge sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan (training) dapat mengubah berbagai pelajaran tertulis (explicit knowledge) menjadi tacit knowledge para karyawan.

Tiga elemen yang mempengaruhi sukses tidaknya penerapan knowledge management system adalah people, process, dan technology.

(10)

• • • kn A p bu y m G ad p p People h budaya ke Process s yang dibu Technolog mendistrib Dari nowledge m Agar sistem erlu disusun udaya berba ang inovat mengembang Gambar 3.3 M Su Untuk da dua pe endekatan s ada taraf kes

harus termoti erja berbagi siklus penge utuhkan. gy inform busikan pen ketiga kom anagement s manajemen n tata kelola agi pengetah if. Gambar gkan knowled Metodologi pen umber : Lapor k menghubu endekatan y strategi terse seimbangan ivasi untuk pengetahuan etahuan haru masi yang ngetahuan ya mponen ter system yang pengetahua yang dapat huan dan pe r 3.3 mem dge managem ngembangan K ran LEMIGAS ungkan antar yaitu, strate ebut tidak ad yang tepat, 36 saling mema n. us mudah d digunakan ang diperluk rsebut kem g sesuai deng an dapat dite membawa m embelajaran mperlihatkan ment system Knowledge Ma S, 2010 ra strategi le egi kodifika da yang ben dimana tara anfaatkan pe dilakukan da n harus kan oleh kary mudian disu gan kondisi d erapkan seca manfaat dan organisasi, n metodolog m di LEMIGA anagement Sys embaga deng asi dan str nar maupun af keseimban engetahuan an mencaku mampu m yawan. usunlah ran dan karakter ara efektif d dampak bag serta meng gi yang d AS. stem LEMIGA gan knowled rategi perso salah, kedu ngan itu telah

sehingga ter up seluruh a menyimpan ncangan apl ristik LEMIG dan efisien m gi pengemba ghasilkan pr digunakan u AS dge managem onalisasi. K uanya dibutu h ditentukan rcipta aspek dan likasi GAS. maka angan roduk untuk ment, Kedua uhkan n oleh

(11)

37

lembaga dalam menerapkan knowledge management. Adapun strategi yang dipakai dalam menerapkan knowledge management system di LEMIGAS mengacu pada strategi penerapan knowledge management di LEMIGAS, yaitu digunakan strategi personalisasi sebagai strategi utama (Lemigas, 2010). Strategi personalisasi lebih berfokus untuk menghubungkan knowledge workers melalui jaringan dan lebih cocok untuk lembaga yang menghadapi permasalahan yang unik dan lebih banyak bergantung pada tacit knowledge serta keahlian.

Inspirasi untuk menerapkan KMS di LEMIGAS adalah menggunakan model pembelajaran individu yaitu Learning Management System (LMS) atau dikenal dengan Course Management System, sehingga KMS di Lemigas menggunakan software Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment (MOODLE). Didalam Moodle itu sendiri sudah terdapat paket-paket standar yang merupakan default bawaan yang dapat digunakan sebagai fitur aplikasi, dimana setiap orang dapat mengembangkan sesuai kebutuhan. diantara paket-paket tersebut adalah :

a. Modul Course

b. Modul Forum dan Chat

c. Modul Login-Logout – User profil d. Modul Administrasi

e. Modul Blog f. Calender Event

Alasan menggunakan MOODLE:

a. Sederhana, efisien, ringan dan kompatibel dengan banyak browser dan operating system.

(12)

b c. d e. f. m m p k se . Proses in termasuk . Tersedia adalah m pengguna . Tersedian . Manajem pengubah Modul – M masih ban Diagr menyediakan memulai akti engguna ata ebebasan ke eperti ditunju Gambar 3.4 D nstalasinya didalamnya manajemen mengubah the a. nya manajem en file/dok han sumber in Modul seper nyak lagi mo am tata alir n informasi b ifitas. Kemu as dasar use epada user u ukkan pada Diagram tata mudah sert a. situs untuk eme atau tam

men user/pen kumen: pen nformasi. rti: chatt, po odul lainnya r KMS di L berita terkini udian sistem er name yan untuk berinte gambar 3.4. alir KMS LE 38 ta menduku k pengaturan mpilan situs ngguna. nambahan ooling, forum yang dapat LEMIGAS d i menu-menu m akan mela ng dimasukk eraksi dengan MIGAS (Lap ung banyak n situs seca s atau mena dan pengu m, jurnal, kui ditambahkan dimulai deng u yang terse akukan otori kan. Sistem n user lain m oran LEMIGA bahasa. B ara keseluru ambah modu urangan file iz, survey da n kemudian. gan tampilan

dia serta fas isasi sesuai d yang dibang melalui med AS, 2010) Bahasa Indo uhan, diantar ul dalam co e/dokumen an workshop . n pembuka silitas login u dengan kapa gun membe dia forum dis

onesia ranya ontent atau serta yang untuk asitas erikan skusi,

(13)

39

¾ User Interface

Aplikasi sistem dapat langsung diakses dengan menggunakan fasilitas browsing, dengan tampilan awal seperti pada Gambar 3.5. Pada tampilan awal tersebut sudah memperlihatkan berita-berita baru dari para pengguna lain dan berbagai forum diskusi yang sudah didaftar tanpa harus login terlebih dahulu. Untuk dapat mengakses lebih lanjut pengguna diminta untuk memasukan user name dan password yang sudah dimiliki sesuai dengan tinggkat pengunaannya. Apabila belum terdaftar, pengguna dapat mendaftar kepada administrator.

Gambar 3.5 Tampilan Awal dan Daftar Grup Diskusi (Laporan LEMIGAS, 2010)

Pada jendela tampilan user, pengguna dapat langsung masuk ke salah satu group diskusi yang telah diikuti untuk melakukan diskusi sesuai dengan topik diskusi yang diminati, membaca paper/makalah yang tersedia dan mengakses wikipedia. Pada

(14)

40

jendela forum diskusi, pengguna dapat berbagi pengetahuan dengan menyampaikan ide, pendapat, atau tanggapan secara langsung serta mempublikasikan/mengupload file. Gambar 3.6 memperlihatkan jendela tampilan topik diskusi. Gambar 3.7 memperlihatkan jendela untuk berdiskusi tentang salah satu topik.

Gambar 3.6 Tampilan Topik Group Diskusi (Laporan LEMIGAS, 2010)

(15)

41

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan Mei-Juli 2011 dan mengambil lokasi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS, berlokasi di Jl. Ciledug Raya Kaveling 109 Cipulir, Jakarta Selatan. Pada semua kelompok fungsional.

3.4 Kerangka Pikir Penelitian

(16)

42

3.5 Populasi dan Sample

Menurut Arikunto (Riduwan,2007,p11) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. (Jogiyanto, 2008, p76). Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan tertentu. Purposive sampling merupakan teknik non probability sampling dimana teknik ini memilih orang-orang tertentu. Kelebihan metode purposive sampling adalah murah dan relatif cepat dalam pelaksanaannya.

Dengan demikian maka sampel yang dimaksud pada penelitian ini adalah karyawan Lemigas yang meliputi pejabat dan staf dari kelompok fungsional yang merupakan pengguna utama KMS. Populasi dalam penelitian ini relatif homogen.

Adapun untuk menentukan jumlah sampel yang diambil digunakan rumus dari Taro Yamame atau Slovin (Riduwan, Kuncoro, 2007) yang dirumuskan sebagai :

.

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

= Presisi yang ditetapkan

(17)

43

3.6 Variabel

Penelitian

Variabel terikat (Y) adalah variabel terikat yang keberadaannya dipengaruhi variabel lainnya. Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan variabel terikat adalah Peningkatan Kinerja Karyawan.

Variabel bebas (X) merupakan variabel bebas yang nantinya akan mempengaruhi variabel terikat. Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan variabel independen adalah : 1. People (X1)

2. Process (X2)

3. Technology (X3)

Menurut beberapa penelitian terdahulu (Hartono, 2010) seluruh variabel utama di atas terdiri dari beberapa variabel pendukung, dengan penggabungan antara variabel dasar penilaian dari MAKE dan DeLone, namun tidak semua komponen dipakai. Hal ini disesuaikan dengan kondisi LEMIGAS. Variabel-variabel ini yang nantinya akan diajukan dalam kuesioner dengan bentuk pertanyaan.

1. Variabel bebas A. People (X1)

a. Organizational Culture (X11)

Mengukur terciptanya budaya lembaga yang didorong oleh pengetahuan. • Kesesuaian antara pekerjaan karyawan dengan visi/misi lembaga

• Nilai (value) lembaga diketahui dan sudah dijalankan oleh para karyawan • Kemudahan adaptasi untuk perubahan budaya.

(18)

44 b. Leadership (X12)

Mengukur aktifitas knowledge worker melalui kepemimpinan manajemen • Adanya dorongan dari pihak manajemen untuk melakukan perubahan • Pemberian reward untuk karyawan yang memiliki kinerja yang baik • Pemberian punisment pada karyawan yang tidak melakukan perubahan • Adanya dukungan pihak manajemen agar karyawan mau menggunakan

KMS

c. Customer knowledge (X13)

Mengukur penambahan nilai yang berdasarkan pengetahuan berkaitan dengan pelanggan

• Adanya strategi untuk mengembangkan nilai tambah bagi pelanggan • Adanya profil/peta pelanggan berdasarkan nilai tambah

• Terdapat pengukuran perubahan dalam rangkaian nilai tambah bagi pelanggan

d. Organizational value (X14)

Mengukur transformasi pengetahuan lembaga untuk menjadi nilai

• Kesesuaian antara prosedur ISO dengan proses bisnis yang dijalankan oleh karyawan

• Aplikasi yang ada dapat mendukung setiap pekerjaan karyawan dan dapat berdampak terhadap nilai lembaga.

B. Process (X2)

a. Inovation (X21)

(19)

45

• Tersedianya pelatihan untuk mengembangkan ide dan inovasi

• Hasil dari pelatihan dapat mengembangkan ide dan inovasi karyawan • Pemanfaatan media sharing oleh karyawan

• Meningkatkan motivasi karyawan untuk selalu berinovasi dan mengembangkan ide melalui event award

b. Intelectual capital management (X22)

Mengukur modal intelektual lembaga yang maksimal

• Kemudahan akses laporan dan hasil penelitian serta kegiatan pembelajaran oleh karyawan

• Mengembangkan dan melatih para karyawan terhadap bidang keahlian c. Knowledge sharing & colaboration (X23)

Mengukur keadaan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaborasi • Tersedianya komunitas knowledge diantara karyawan

• Karyawan dapat membagikan knowledge kepada karyawan lain

• Kemudahan mencari ahli pakar (internal) dalam lembaga untuk menjawab permasalahan karyawan

d. Organizational learning (X24)

Mengukur organisasi pembelajaran

• Percepatan pembelajaran dengan adanya kolaborasi/partnership

• Mengubah pengetahuan individu (tacit) menjadi pengetahuan lembaga(eksplisit)

• Metoda pembelajaran dalam training yang bervariasi • Terciptanya budaya belajar dalam lembaga dengan baik

(20)

46

• Pembelajaran dari pengalaman lalu sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali

C. Technologi (X3)

a. Timeliness (X31)

Mengukur kecepatan proses

• Permintaan respon secara cepat • Menjawab permintaan secara cepat • Memberikan informasi tepat waktu b. Accessibility (X32)

Mengukur akses KMS

• KMS dapat diakses setiap saat • KMS dapat diakses dengan mudah • KMS dapat diakses dimana saja c. Integration (X33)

Mengukur pengintegrasian data

• Data dari berbagai unit kerja dapat digabungkan • Pengintegrasian yang baik

d. Flexibility (X34)

Mengukur fleksibilitas KMS

• Fleksibilitas antara kebutuhan dengan informasi • Kemudahan menyelesaikan kebutuhan informasi e. Reliability (X35)

(21)

47

• Kemampuan pengolahan informasi yang baik • Tampilan SKM jelas dan mudah dimengerti

Ketiga variabel bebas dan satu variabel terikat ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan (Y) dimana menganalisisnya menggunakan metode regresi berganda.

3.7 Desain Penelitian

Gambar 3.9 Desain Penelitian

3.8 Metoda Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian ini dilakukan secara langsung kepada objek penelitian. Penelitian ini menghasilkan data primer, adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer tersebut adalah:

1. Wawancara

Merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. 2. Angket (Kuesioner)

(22)

48

Merupakan metoda pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu (Sugiyono. 2008, p19). Pada kuesioner diberikan dengan pilihan jawaban yang mempunyai bobot dengan skala 1 sampai 5, yang kemudian akan digunakan dalam analisa statistik. Jenis pertanyaan yang digunakan untuk menyusun kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup dimana responden hanya dimungkinkan untuk menjawab alternatif jawaban yang telah disediakan di dalam kuesioner. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan jawaban yang diberikan responden menjadi dipersempit dan juga agar responden tidak memberikan jawaban yang panjang lebar yang mungkin tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner.

3. Dokumentasi perusahaan 

Merupakan semua dokumentasi tentang perusahaan yang bisa didapatkan pada perpustakaan atau website perusahaan itu sendiri.

4. Studi kepustakaan 

Adalah penelitian dengan cara membaca buku serta sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah - masalah yang akan dianalisa dan menunjang dalam pengerjaan penelitian ini.

3.9 Metoda Analisa Data

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional adalah kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris adalah cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang

(23)

49

dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sedangkan sistematis adalah proses yang digunakan dalam penelitian itu dan menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono, 2008, p1).

Jenis dan metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode asosiatif/hubungan jenis survei. Menurut Sugiyono (2008, p3) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada sampling besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari sampling tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan-hubungan antar variable, sosiologis maupun psikologis.

Penelitian ini akan mengkaji tingkat kedalaman hubungan yang terjadi antara 3 variabel independen, yaitu antara People, Process, Technology dengan 1 variabel dependen, yaitu peningkatan kinerja karyawan.

Metode analisis dalam penelitian ini digunakan Regresi Linier Berganda yang dirumuskan sebagai berikut :

Dimana: Y = Kinerja = Konstanta

= Koefisien regresi (n=1,2,3,4) = Variabel dari People

= Variabel dari Process = Variabel dari Technology

(24)

50

Menurut Setiarso (2009, p35-37) dalam menentukan strategi digunakan SWOT dan analisa kesenjangan (Gap Analysis).

Untuk mengatasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan yang diharapkan dilakukan identifikasi faktor internal yaitu kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), dan faktor eksternal yaitu peluang (Opportunities), ancaman (Threats). Dari faktor-faktor tersebut kemudian dilakukan analisis menggunakan analisa SWOT, yang mempertimbangkan secara komprehensif berbagai faktor internal maupun eksternal. Hasil analisa SWOT tersebut akan menjadi dasar dalam menetapkan strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Sebelum melakukan analisa SWOT, terlebih dahulu dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal. Setelah mendapatkan tiga faktor-faktor yang diidentifikasi pada masing-masing faktor internal maupun eksternal, maka langkah selanjutnya menentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Suatu faktor strategis apabila memiliki nilai lebih dari faktor yang lain. Faktor yang telah memberikan nilai dukungan tinggi dan keterkaitan tinggi terhadap berbagai keberhasilan yang diraih organisasi selama ini dan untuk yang akan datang, dianggap sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut sebagai FKK. (Kristadi, 2008, p30).

Aspek yang dinilai dari setiap faktor di atas (baik untuk internal maupun eksternal) adalah :

1. Urgensi faktor terhadap peningkatan kinerja karyawan, meliputi Nilai Urgensi (NU) dan Bobot Faktor (BF).

2. Dukungan faktor terhadap peningkatan kinerja karyawan, meliputi Nilai Dukungan (ND) dan Nilai Bobot Dukungan (NBD)

(25)

51

3. Keterkaitan antar faktor terhadap peningkatan kinerja karyawan, meliputi Nilai Keterkaitan (NK), Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) dan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK).

Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan peningkatan kinerja karyawan, diberikan penilaian secara kualitatif yang dikuantifikasikan dengan model skala nilai seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Skala nilai

Kriteria Skor Keterangan

Sangat baik 5 Nilai Urgensi / Nilai Dukungan / Nilai keterkaitan sangat tinggi

Baik 4 Nilai Urgensi / Nilai Dukungan / Nilai keterkaitan tinggi

Cukup 3 Nilai Urgensi / Nilai Dukungan / Nilai keterkaitan cukup

Kurang 2 Nilai Urgensi / Nilai Dukungan / Nilai keterkaitan kurang

Sangat Kurang

1 Nilai Urgensi / Nilai Dukungan / Nilai keterkaitan sangat kurang

Penilaian terhadap tiap-tiap faktor baik internal maupun eksternal meliputi: NU, BF, ND, NBD, NK, NRK, NBK dan TNB.

• Untuk menentukan NU (Nilai Urgensi) tiap faktor ditentukan berdasarkan hasil nilai rata-rata dengan skala 1-5.

• Dalam menentukan BF (Bobot Faktor) dapat dinyatakan dalam dua bentuk bilangan, yaitu dengan angka desimal atau dalam persen.

• Sedngkan dalam menentukan ND (Nilai Dukungan) sama seperti cara menentukan NU seperti di atas.

(26)

52

• Menentukan NK (Nilai Keterkaitan), faktor-faktor internal dan eksternal akan saling terkait atau saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan, sehingga dengan adanya keterkaitan tersebut akan tercipta sinergi dalam mendukung peningkatan kinerja karyawan.

• Menghitung NRK (Nilai Rata-rata Keterkaitan) adalah dengan menghitung rata-rata nilai keterkaitan tiap faktor dengan rumus :

NRK ∑NTNK

dengan : TNK = Total Nilai Keterkaitan

∑N = Jumlah faktor internal dan eksternal

• Menghitung NBK (Nilai Bobot Keterkaitan) yaitu setiap faktor NRK dikalikan dengan BF (dalam %)

• Menghitung NBD (Nilai Bobot Dukungan), dari setiap faktor nilai N dibagi dengan total nilai ND.

• Menghitung TNB (Total Nilai Bobot), dari setiap faktor NBK ditambah NBD.

Faktor yang teridentifikasi memiliki nilai TNB yang paling tinggi dapat dianalogikan sebagai Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Untuk mempermudah evaluasi, hanya dipilih 2 dari 3 untuk setiap faktor. Pemilihan 2 faktor tersebut didasarkan dari 2 nilai terbesar hasil TNB

Setelah mendapatkan faktor kunci keberhasilan, maka dilanjutkan dengan merumuskan tujuan, dengan mengoptimalkan faktor-faktor kunci keberhasilan saat ini dan diproyeksikan pada masa yang akan datang serta memperhatikan posisi peta kekuatan saat ini.

Gambar

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PPPTMGB ”LEMIGAS” (Permen 0030 tahun 2005)           Sumber:  Renstra LEMIGAS
Gambar 3.2. Kelompok Fungsional di LEMIGAS (Renstra LEMIGAS)
Gambar 3.5 Tampilan Awal dan Daftar Grup Diskusi  ( Laporan LEMIGAS, 2010)
Gambar 3.6 memperlihatkan jendela tampilan topik  diskusi. Gambar 3.7 memperlihatkan  jendela untuk berdiskusi tentang salah satu topik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Aspek 4 3 2 1 Kelebihan dan Kelemahan Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam seluruh tahapan pembelajaran (learning cycle) Hanya mampu mengetahui

Bagi Pemerintah Daerah dalam hal Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Batu ini harus melakukan pendataan ulang terhadap wajib pajak dan objek pajak hotel dan

PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS JARINGAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VOUCHER INTERNET PRODUK INDOSAT OOREDOO DALAM PRESPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus pada

 Sebagai contoh, jika hanya terdapat 10% dari keseluruhan employee yang mempunyai kantor pribadi, maka merupakan suatu cara perancangan yang beralasan apabila satu

Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Karena sistem akuntansi pemerintahan merupakan

[r]

Penanggungjawab mempunyai kewajiban sebagaimana tercantum dalam lampiran Rekomendasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal tentang Persetujuan Upaya Pengelolaan

Supervisor (Kepala Ruangan) memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi prosedur pemberian obat melalui intravena Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi