PROVINS! JAWA T I M U R
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 4 TAHUN 2 0 1 6
TENT ANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 87 TAHUN 2 0 1 5 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI
(HET) P U P U K B E R S U B S I D I UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MOJOKERTO TAHUN 2 0 1 6
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MOJOKERTO,
Menimbang bahwa berdasarkan hasil Evaluasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2 0 1 6 di beberapa wilayah kecamatan telah terjadi peningkatan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai dengan bulan Nopember Tahun 2 0 1 6 dan sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 1 2 9 Tahun 2 0 1 6 tentang Perubahan Atas Gubernur Jawa Timur Nomor 79 Tahun 2 0 1 5 tentang Kebutuhan dan Penyaluran serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2 0 1 6 , maka perlu menetapkan Perubahan atas Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 87 Tahun 2 0 1 5 tentang Kebutuhan dan Penyaluran serta Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Kota Mojokerto Tahun 2 0 1 6, dengan menuangkannya dalam suatu Peraturan Walikota Mojokerto.
•
Mengingat
2
1. Undang-Undang Nomor 1 7 Tahun 1 9 5 0 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
I Jawa Tengah I Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 1 3 Tahun 1954 tentang Pengubahan
U n d a n g-U n d a n g Nomor 1 6 dan 1 7 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5 5 1 );
2. Undang-Undang Nomor 1 2 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Norn or 34 78) ;
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 9 9 9 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3 8 2 1 ) ;
4. Undang-Undang Nomor 1 8 Tahun 2004 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4 4 1 1 ) ;
5. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1 1 8,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5073) ;
6. U n d a n g-U n d a n g Nomor 1 8 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5 0 1 5 ) ;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2 0 1 4 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 1 4 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah d i u b a h dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2 0 1 5 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2 0 1 4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 1 4 Nomor 58, Tambahan
8. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan
P u p u k Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 1 5
Tahun 2 0 1 1 tentan Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang
Dalam Pengawasan ;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/4/2007
tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K pada Padi Sawah
Spesifik Lokasi ;
1 0. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/5/2009
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau
Jasa;
1 1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/SR.140/8/2011
tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk An-Organik ;
1 2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/
1 0/ 20 1 1 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah
T a n a h;
1 3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013
tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk
Sektor Pertanian ;
1 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 122/Permentan/SR.130/
1 1 / 2 0 1 3 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET)
P up uk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2 0 1 6 ;
1 5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237/Kpts/OT.210/4/2003
tentang Pedoman Pengawasan, Pengadaan, Peredaran dan
P e ng gu n a a n Pupuk An-Organik ;
1 6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 239/Kpts/OT.210/4/2003
tentang Pengawasan Formula Pupuk An-Organik ;
1 7. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 79 Tahun 2 0 1 5 tentang
Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Propinsi Jawa Timur Tahun
Menetapkan
4
MEMUTUSKAN :
PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERUSAHAN ATAS
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 87 TAHUN 2 0 1 5 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) P U P U K S E R S U S S I D I UNTUK SEKTOR
PERTANIAN KOTA MOJOKERTO TAHUN 2 0 1 6.
Pasal I
Ketentuan dalam Lampiran Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 87
Tahun 2 0 1 5 tentang Kebutuhan dan Penyaluran serta Harga Eceran
Tertinggi (HET) P u p u k Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Kata Mojokerta Tahun 2 0 1 6 , yaitu Alokasi Kebutuhan Pupuk Sersubsidi
Sektor Pertanian di Kata Mojokerto Tahun 2 0 1 6 dan Alokasi
Kebutuhan P u p u k Bersubsidi Sub Sektar Tanaman Pangan dan
Hortikultura d i Kata Mojakerto Tahun 2 0 1 6 , diubah dan harus dibaca
sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
P a s a l l l
Peraturan Walikata i n i mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam
Serita Daerah Kata Majokerto.
Ditetapkan di Mojokerto
pada tanggal 2 0 1 6
diundangkan di Mojokerto pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA MOJOKERTO
--i}�u:;tC
�
.
MAS AGOES NIRSITO M.W., S . H . , M . S 1 . Pembina Utama Madya
N I P . 1 9 5 7 0 9 1 7 198309 1 001
0 CD CD
z
I- .,.... .,.... 0 0 0 0::: N N I- w �z
0 <( -,z
:::, 0 ::J I- :il: I � <( <( <( Cl) I- I-;
0 � :::i Cl) <( � �z
...
<( 0 0 0:::"""
C\J 0 :::, I- I- 0::: � w � w 0 a. -,z
0 <( _J :il: 0::: 0::: <( <(a:
0o
I- :il: �o
0 <( 0z
� ....Iz
<( I- 0z
s
z
<( I- 0::: w a. 0::: 0 (0 I- � ... 0 w N Cl)z
0 :::,en
:c <( co I- :::, Cl)•
0::: w co � :::, a. :::, a.z
<( :c :::, I- :::, co w :::.:::: Cl) � 0 ....I <( �·-
c: LO ll) ro ,..._ N 0 0 0 N Ol N N .... 0 <( � Cl)z
0 0 "<;)" '<:t' :c (0 LO <.O 0 0 ... a. N M-
� a.z
<( .,.... 0 ... ll) 0 0 0 (0 N N <.O N (0 M a. 0 en Cl) '<:t' "<;)" 0 0 0) '<:t' .,.... ... ro r0 ll) Q.) M N .,.... 0 .,.... ll) .... N .,.... :::, r0 M cu I.... .2 ::i _.)£ .... · -e 0 0-
I cu � >, Q.) c cu Cl) N cu :Q "O ..c "O :i: c ::i <::( ::J cu CD Cl) Ol ..J c c � cu cu ::::> Cl. c c "O cu...,
c c cu c cu ::i _.)£ cu E .0 cu c c cu cu (I) I.... _.)£ "t: (I) c Q) · c cu (I) (I) I- 0.. 0.. 0.. 0 ... .,.... N (') "<;)"z
0 I- 0::: w :::.:::: 0 -, 0 :il: <( I- 0 �s
z
s
z
<( I- 0::: w a. 0::: 0 (0 I- :::.:::: ... 0 w N Cl)z
c
:::, Cl) :c <( co I- :::, Cl) 0::: w co :::.:::: :::, a. :::, a.z
<( :c :::, I- :::, m w :::.:::: Cl) <( � 0 ....I <(z
0 1-z
<( :::, I <( Cl) � c: 00 CD l.t) ro ,..._ .,.... .,.... N Ol .,... I"-- ('<') N .... 0 <( :::.:::: Cl)z
0 ('<') I"-- "<;)" '<:t' :c (0 <.O 0 ... a. .,... .,... -.:t" M-
� a.z
<( LO .,... LO ... l.t) r0 (0 N .,.... 0) r0 N (0 M a. 0) 0 0 en Cl) '<:t' I"-- L!) N '<:t' ... ro L!) L!) � ll) Q.) M 00 0 0) ll) .... N :::, .,.... "<;)" M .,.... .... 0-
� Q) N Cl) ..c :i: ::J <::( Cl) ..J c:s
.Q ::::> · c ::J...,
:::.:::: c cu ro (/)-
Ol I.... · c Ol (I) ::J c Ol · ro co ro ... ... � 0.. :::.:::: 0 ... .,... N (')z
... c.o N I.{) (") ::c <( ...J � ::::> -, z 0 1- z c:i: ::::> � en 0 N 0 l{) ::c <( ...J � ::::> -, z 0 1- z c:i: ::::> � en IO IO M LO 0 N l{) co ::c <( ...J � ::::> -, z 0 1- z c:i: ::::> � en '-��--1-�---+� -l----�-1---1 00 IO N N IO 00 IO c.o