SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB
PENENTUAN MENU DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh:
Margaretha Tri Pamurdaningsih NIM : 065314011
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM OF DIET MENU
DETERMINATION FOR HYPERTENSION PATIENTS
FINAL PROJECT
Presented As Partial Fulfillment Of The Requirements To Obtain The Bachelor Computer Degree
In Informatics Engineering
Compiled By :
Margaretha Tri Pamurdaningsih NIM : 065314011
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
iii
v
PERSEMBAHAN PENULIS
SayapersembahkankaryainiuntukDia yang
SayapersembahkankaryainiuntukDia yang
SayapersembahkankaryainiuntukDia yang
SayapersembahkankaryainiuntukDia yang
selalumengasihitanpahenti :Ye
selalumengasihitanpahenti :Ye
selalumengasihitanpahenti :Ye
selalumengasihitanpahenti :YesusKristus,
susKristus,
susKristus,
susKristus,
dankeluargatercinta yang
dankeluargatercinta yang
dankeluargatercinta yang
dankeluargatercinta yang
setiamenopangdengancintatulusnya
setiamenopangdengancintatulusnya
setiamenopangdengancintatulusnya
setiamenopangdengancintatulusnya
vi
MOTTO
Setiappemberian yang baikdansetiapanugerah yangsempurna,
datangnyadariatas,
diturunkandariBapasegalaterang;
pada-Nyatidakadaperubahanataubayangankarenapertukaran.
(Yakobus 1:17)
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2012 Penulis
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Margaretha Tri Pamurdaningsih
Nomor Mahasiswa : 065314011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB PENENTUAN MENU DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 23 Juli 2012
Yang menyatakan,
ix ABSTRAK
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB PENENTUAN MENU DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
Margaretha Tri Pamurdaningsih NIM : 065314011
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2012
ABSTRAK
Penyakit hipertensi dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur maupun kelompok sosial-ekonomi. Pengaturan atau penentuan jenis menu makanan dibutuhkan oleh penderita hipertensi untuk memperoleh keadaan yang lebih baik. Namun kurangnya informasi mengenai pola makan yang tepat dan suatu cara yang mudah digunakan oleh penderita hipertensi menjadi kendala tersendiri dalam proses penyembuhannya.
Untuk membantu penderita hipertensi dalam menentukan menu makanan diet, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu memberikan rekomendasi daftar menu makanan yang sesuai.
Dalam tugas akhir ini, telah dikembangkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Menu Diet Bagi Penderita Hipertensi yang diharapkan dapat membantu penderita hipertensi dalam memperoleh informasi mengenai menu makanan yang sesuai untuk kebutuhannya. Disini penderita hipertensi sebagai pengguna akan memberikan input berupa tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, usia, dan aktivitas. Output secara otomatis dapat menampilkan variasi menu makanan yang sesuai untuk penderita tersebut dan pengguna dapat memilih sendiri pilihan makanan yang sesuai untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi.
x ABSTRACT
WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM OF DIET MENU DETERMINATION FOR HYPERTENSION PATIENTS
Margaretha Tri Pamurdaningsih NIM : 065314011
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2012
ABSTRACT
Hypertension is able to attack anyone of various age and social-economic group. Types of menu arrangement and determination are needed by hypertension patients to meet a better condition. However, the lack of information related to proper diet and method which is easily used by hypertension patients become obstacles in the recovery process.
To help hypertension patients in determining the diet menu, it takes a system which is able to help giving recommendation on suitable list of menu.
In this thesis, it has been developed a Decision Support System of Diet Menu Determination for Hypertension Patients which is expected to be able to help hypertension patients in obtaining information related to suitable menu for their needs. Here, hypertension patients as the user will give input in form of systolic and diastolic blood pressure, gender, weight, height, age and activity. Output can present suitable menu variation for the patients automatically and users can choose their own suitable food choices to be consumed by hypertension patients.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari banyak hal yang terjadi selama pengerjaan skripsi, baik itu yang menyulitkan maupun yang membantu, dan banyak pihak yang telah berperan besar dalam memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat, maupun tenaga. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk mendampingi di setiap proses, serta kesabaran dalam memberikan bimbingan pengarahan, semangat, masukan, dan saran yang membangun kepada penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. selaku dosen penguji untuk semua kritik, saran yang diberikan kepada penulis pada saat pengujian.
3. Bapak Eko Hari Parmadi S.Si., M.Kom selaku dosen penguji untuk semua kritik, dan juga saran yang diberikan kepada penulis pada saat pengujian. 4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Informatika yang telah
memberikan ilmunya, dan setia mendampingi di setiap proses perkuliahan. 5. Orang tua (Bapak & Ibu Sudjadi), kakak (Christina Rani, Chatarina Nina,
Yulianus Erwanto), dan adik (Aji Setya dan Ivana Ayu) penulis yang telah memberikan segala dukungan dan doa yang luar biasa kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Mas Arif & Mas Septian untuk segala kesediaan, kesabaran, dan bimbingan yang sudah diberi kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
xii
7. Kurnia Budinastiti, Fanny Puspandari, Festianan Arum, Oda Arinda, Fahrika Nurina, Riski Amalia, Tyas, Chatarina Shinta, Galuh Ajeng atas semangat, persahabatan, kebersamaan, dan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2006 atas persaudaraan, bantuan, dan kerja sama selama ini. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menulis skripsi ini, namun penulis juga menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat bermanfaat bagi perbaikan pada masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan maupun implementasi, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 23 Juli 2012
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN………..…………...………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………..………..……… v
MOTTO………...………...……. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...……….………...…….. vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………... viii
ABSTRAK………..……… ix
ABSTRACT……….………….. x
KATA PENGANTAR ………...….. xi
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR GAMBAR ……….... xvi
DAFTAR TABEL………....………. xviii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.4. Batasan Masalah... 3
1.5. Metodologi Penelitian... 5
1.6. Sistematika Penulisan... 7
BAB II LANDASAN TEORI... 8
2.1. Konsep Dasar Sistem ... 8
2.1.1. Definisi Sistem ... 8
2.1.2. Definisi Sistem Informasi... 8
2.2. Sistem Pengambilan Keputusan... 8
2.2.1. Definisi Sistem Pengambilan Keputusan... 8
2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan... 9
xiv
2.3.1. Karekteristik Sistem Pendukung Keputusan... 10
2.3.2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan... 13
2.3.3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan... 16
2.3.4. Skema Sistem Pendukung Keputusan... 23
2.4. Definisi Diet Hipertensi... 23
2.4.1. Diet... 23
2.4.2. Hipertensi... 23
2.4.3. Diet Hipertensi... 24
2.4.3.1. Diet Rendah Garam... 24
2.4.3.1.1. Tujuan Diet Rendah Garam ... 26
2.4.3.1.2. Syarat Diet Rendah Garam... 26
2.4.3.2. Diet Rendah Kolestrol... 27
2.4.3.2.1. Tujuan Diet Rendah Kolestrol... 27
2.4.3.2.2 Syarat Diet Rendah Kolestrol... 28
2.4.3.3. Diet Rendah Energi... 30
2.4.3.3.1. Tujuan Diet Rendah Energi... 30
2.4.3.3.2 Syarat Diet Rendah Energi... 30
2.6. Penatalaksanaan Diet Hipertensi Berdasarkan Model Kuantitatif Matematika ( Kuantitatif )... 32
2.7. Basisdata………... 36
2.8. Internet... 36
2.9. PHP (Personal Home Page)... 37
2.10. Apache... 37
2.11. HTML dan PHP... 37
2.12. JavaScript... 38
2.12.1 Pengertian JavaScript... 38
2.12.2. Struktur Penulisan JavaScript... 39
2.13. Basisdata MySQL... 40
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 41
3.1. Analisa ... 41
xv
3.3. Diagram Konteks... 42
3.4. Teknologi yang Digunakan... 44
3.5. Diagram Use-Case Kebutuhan Sistem... 44
3.5.1. Narasi Lengkap Use-Case... 49
3.6. Perancangan Proses... 64
3.6.1. Diagram Dekomposisi ... 64
3.6.2. Diagram Arus Data ... 66
3.7. Perancangan Basis Data ... 74
3.7.1. Diagram Relasi Entitas (ER Diagram)... 74
3.7.2. Relasional Model... 76
3.8. Perancangan Fisikal Sistem... 77
3.8.1. Desain Basis Data Model... 77
3.9. Perancangan Model... 86
3.9.1. Desain Subsistem Manajemen Model... 86
3.9.2. Algoritma Pemrograman... 88
3.10. Rancangan Tampilan Halaman Website... 94
3.10.1. Rancangan Tampilan Halaman Pengguna... 95
3.10.2. Rancangan Tampilan Halaman Administrator... 100
BAB IV IMPLEMENTASI ... 104
4.1. Implementasi Subsistem Manajemen Data... 109
4.2. Implementasi Subsistem Manajemen Model... 109
4.2.1. Proses Koneksi... 109
4.2.2. Implementasi Sisi Pengguna Keputusan ... 110
4.3 Implementasi Subsistem Manajemen Dialog... 134
4.3.1. Implementasi Administrator ... 134
4.3.2. Implementasi Sisi Pengguna ... 137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 145
5.1. Kesimpulan... 145
5.2. Saran... 146
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Skematik Sistem Pendukung Keputusan... 10
Gambar 3.1 Diagram Konteks ... 44
Gambar 3.2 Diagram Use-case Sistem Pengguna Umum ...……….... 45
Gambar 3.3 Diagram Use-case Administrator ... 46
Gambar 3.4 Diagram Use-case Administrator Lanjutan ... 47
Gambar 3.5 Diagram Use-case Administrator Lanjutan ... 48
Gambar 3.6 Diagram Dekomposisi ... 65
Gambar 3.7 DAD Level 0... 66
Gambar 3.8 DAD Level 1 Proses 3... 67
Gambar 3.9 DAD Level 1 Proses 4... 67
Gambar 3.10 DAD Level 1 Proses 5... 68
Gambar 3.11 DAD Level 1 Proses 6... 68
Gambar 3.12 DAD Level 2 Proses 3.1... 68
Gambar 3.13 DAD Level 2 Proses 3.1... 69
Gambar 3.14 DAD Level 2 Proses 3.2... 69
Gambar 3.15 DAD Level 2 Proses 3.3... 70
Gambar 3.16 DAD Level 2 Proses 3.4 ... 70
Gambar 3.17 DAD Level 2 Proses 3.5 ... 71
Gambar 3.18 DAD Level 2 Proses 3.6 ... 71
Gambar 3.19 DAD Level 2 Proses 3.7... 72
Gambar 3.20 DAD Level 2 Proses 4.1 ... 72
Gambar 3.21 DAD Level 2 Proses 4.2... 73
Gambar 3.22 DAD Level 2 Proses 5.1………...…...……. 73
Gambar 3.23 DAD Level 2 Proses 5.2 ... 74
Gambar 3.24 ER Diagram... 75
Gambar 3.25 Relasional Model ... 76
Gambar 3.26 Skema Makan Penderita Hipertensi Sehari... 93
xvii
Gambar 3.28 Skema Makan Siang... 94
Gambar 3.29 Skema Makan Malam ... 94
Gambar 3.30 Halaman Utama Pengguna ... 95
Gambar 3.31 Halaman Input Data Pendukung Keputusan ………... 96
Gambar 3.32 Halaman Hasil Data Keputusan ... 97
Gambar 3.33 Halaman Hasil Data Keputusan Menu Makanan Otomatis ... 98
Gambar 3.34 Halaman Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Pilih Sendiri ... 99
Gambar 3.35 Halaman Login Administrator ... 100
Gambar 3.36 Halaman Input Data Paket Makanan ... 101
Gambar 3.37 Halaman Input Data Bahan Karbohidrat ... 102
Gambar 3.38 Halaman Input Data Standar Diet ... 103
Gambar 4.1 Implementasi Database Hipertensi ... 104
Gambar 4.1 Halaman Utama ……….…...….. 135
Gambar 4.2 Halaman Daftar Kadar Natrium Bahan Makanan ……….………. 136
Gambar 4.3 Halaman Input Proses Pendukung Keputusan ……....…………... 137
Gambar 4.4 Halaman Daftar Kebutuhan Kalori Pengguna …...…………. 138
Gambar 4.5 Halaman Hasil Menu Penderita Hipertensi Otomatis ……...… 139
Gambar 4.6 Halaman Hasil Menu Penderita Hipertensi Otomatis dengan Alternatif PilihanMenu Makanan Lain ………... 140
Gambar 4.7 Pilihan Untuk Menyimpan Menu Makanan dalam Sehari ....……. 141
Gambar 4.8 Halaman Pilih Menu Makanan sendiri dalam Sehari Sesuai dengan Pilihan Pengguna ... 142
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Tingkatan Tekanan Darah dan Diet Rendah Garam ... 26
Tabel 2.2 Daftar Tabel Status Gizi... 29
Tabel 2.3 Tabel Basal Metabolic Rate/ BMR ……...…... 31
Tabel 2.4 Tabel Angka Kecukupan Gizi/ AKG ………... 32
Tabel 2.5 Tabel Contoh Menu Diet Sehari bagi Penderita Hipertensi …...……. 35
Tabel 3.1 Tabel Identifikasi Pelaku Sistem ... 42
Tabel 3.2 Tabel Narasi Kejadian Use Case Login Administrator ...……. 49
Tabel 3.3 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Karbohidrat ... 50
Tabel 3.4 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Protein ... 51
Tabel 3.5 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Lemak ……... 52
Tabel 3.6 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Sayuran ... 53
Tabel 3.7 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Buah ... 54
Tabel 3.8 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bahan Minyak ... 55
Tabel 3.9 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Standar Diet ....... 56
Tabel 3.10 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Jenis Diet Natrium ... 57
Tabel 3.11 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Informasi Diet Hipertensi .... 58
Tabel 3.12 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Informasi Bahan Makanan Natrium... 59
Tabel 3.13 Tabel Narasi Kejadian Use Case Update Data Bukutamu ... 60
Tabel 3.14 Tabel Narasi Kejadian Use Case Tambah Data Penentuan Pendukung Keputusan... 62
Tabel 3.15 Tabel Narasi Kejadian Use Case Tambah Data Bukutamu ... 62
Tabel 3.16 Tabel Narasi Kejadian Use Case Lihat Informasi Diet Hipertensi ... 63
Tabel 3.17 Tabel Paket Menu ... 77
Tabel 3.18 Tabel Takaran Paket ... 78
Tabel 3.19 Tabel Bahan karbohidrat... 79
Tabel 3.20 Tabel Bahan Lemak ... 79
xix
Tabel 3.22 Tabel Bahan Sayuran ………... 81
Tabel 3.23 Tabel Bahan Buah ………... 81
Tabel 3.24 Tabel Bahan Minyak ………... 82
Tabel 3.25 Tabel Jenis Diet Natrium ………... 82
Tabel 3.26 Tabel Standar Diet ………... 83
Tabel 3.27 Tabel Administrator ………... 84
Tabel 3.28 Tabel Bukutamu ………... 84
Tabel 3.29 Tabel Informasi Diet Hipertensi ………... 85
Tabel 3.30 Tabel Informasi Bahan Makanan Natrium ………... 86
Tabel 4.1 Implementasi Tabel Diet Garam Natrium..………... 89
Tabel 4.2 Implementasi Tabel Status Gizi ………...…. 107
Tabel 4.2 Implementasi Tabel BMR ………... 107
Tabel 4.3 Implementasi Tabel AKG ………... 107
Tabel 4.4 Implementasi Tabel Paket Menu ………... 108
Tabel 4.5 Implementasi Tabel Standar Diet ………... 108
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup serba cepat berpengaruh terhadap pola makan. Saat ini masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, namun tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak garam. Pola makan seperti ini membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat saat ini adalah penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat menyebabkan penderita mengalami kondisi yang lebih buruk, bahkan bisa menyebabkan kematian. Penyakit hipertensi ini dapat ditanggulangi dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan pemilihan kebutuhan makanan yang tepat.
Banyak pola makan yang dianjurkan untuk mengendalikan hipertensi. Namun, seringkali penderita hipertensi kesulitan dalam memperoleh informasi yang cepat dan akurat mengenai menu makanan yang sesuai untuk kebutuhan dari masing-masing individu yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu Sistem Pendukung Pengambilan keputusan yang dapat digunakan untuk membantu penderita hipertensi dalam memperoleh
informasi mengenai menu makanan yang dapat digunakan untuk diet yang tepat. Dalam sistem ini juga akan menampilkan variasi jenis makanan yang dapat dikombinasikan sesuai dengan selera penderita.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang akan digunakan untuk menentukan menu diet yang sesuai untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit hipertensi.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membangun sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh penderita hipertensi dalam menentukan menu makanan diet yang sesuai dengan kebutuhannya.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah mengenai pembuatan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk menentukan menu diet bagi penderita penyakit hipertensi. Kemudian terdapat batasan mengenai sistem ini berupa :
1. Sistem yang dibuat hanya dapat memberikan informasi mengenai penentuan menu diet sehat dengan menerapkan pola makan bagi penderita penyakit hipertensi.
penyakit komplikasi.
3. Sistem ini akan menampilkan input berupa tekanan darah sistolik dan diastolik dari penderita hipertensi, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, usia, dan aktifitas yang dilakukan penderita.
4. Sistem ini akan menampilkan output berupa variasi menu makanan dan jumlah takaran yang sesuai untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi.
5. Menu Makanan di dalam Sistem ini terdiri dari bahan makanan berupa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah, dan minuman yang dibutuhkan dalam sehari.
6. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat diakses di berbagai tempat dalam bentuk website.
1.5. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini akan menggunakan metodologi sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Tahap ini merupakan tahap dimana penulis mencari informasi mengenai pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam penulisan tugas akhir ini dan mempelajari berbagai referensi yang mendukung. 2. Dalam mengembangkan proyek ini, penulis akan menggunakan
metodologi FAST (Framework for the Applications of Systems
Techniques). Fase-fase yang akan digunakan dalam penggunaan
a. Tahap Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase )
Pada fase ini, akan ditentukan ruang lingkup dari sistem yang akan dibuat, batasan-batasan apa saja yang ada, termasuk batasan solusi masalah, dan jadwal. Identitas dari sebuah proyek dapat dilihat dari deliverable yang dihasilkan dari fase ini, yaitu
Project Charter. Fase ini sangatlah penting karena dapat
mencegah ruang lingkup yang meluas dan dapat menyebabkan
never-ending project.
b. Tahap Analisa Masalah (Problem Analysis Phase)
Masalah-masalah yang muncul pada fase Scope Definition akan dianalisa dan dicari kemungkinan munculnya suatu
opportunities dan constraint pada masalah-masalah tersebut.
Fase ini juga dapat memperbaiki ruang lingkup yang telah diidentifikasi pada fase sebelumnya dikarenakan hal tersebut baru muncul ketika suatu masalah telah dianalisa lebih mendalam. Di fase ini akan dihasilkan System Improvement &
Objectives.
c. Tahap Analisa Kebutuhan (Requirement Analysis Phase)
Pada fase ini, akan dilakukan analisa requirement dari masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam dokumen System
Improvement & Objectives. Requirement yang dihasilkan pada
fase ini akan menggambarkan perilaku dari sistem yang akan dibuat. Hasil analisis requirement akan dikumpulkan dalam
sebuah dokumen yang dinamakan Bussiness Requirement
Statement.
d. Tahap Disain secara Logika (Logical Design Phase)
Merupakan tahap penerjemahan business requirement menjadi sistem model dari sistem yang akan dibuat. Fase ini tidak berkaitan dengan teknis dari implementasi untuk requirement tersebut.
e. Tahap Analisa Keputusan (Decision Analysis Phase)
Pada fase ini dilakukan pengambilan keputusan untuk menentukan solusi mana yang akan digunakan dari berbagai solusi yang telah ditemukan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Pengambilan keputusan tersebut didasarkan oleh faktor-faktor, antara lain technical feasibility, operational feasibility,
economic feasibility, schedule feasibility, risk feasibility. Hasil
dari fase ini adalah Approved System Proposal. f. Physical Design & Integration
Pada fase ini dilakukan penterjemahan dari business
requirement menjadi system model yang akan menggambarkan
perilaku sistem dan bagaimana cara untuk mengimplementasikannya. Jadi pada fase ini, kita tidak hanya menggambarkan apa saja hal yang bisa dilakukan oleh sistem, namun bagaimana teknis dari implementasinya. Hasil yang didapatkan dari fase ini adalah Specification Design.
g. Construction & Testing
Fase ini adalah fase dimana suatu sistem diimplemetasikan berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan pada fase Physical
Design & Integration. Selain mengimplementasikan sistem, hal
penting yang terdapat dalam fase ini adalah proses testing.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini disusun dalam bentuk sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodelogi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi dasar teori-teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir mengenai definisi dan konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK).
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa sistem yang akan dibuat untuk menemukan model dan komponen sistem lainnya. Kemudian akan dibahas mengenai sistem akan dikembangkan, dan perancangan input dan output dri suatu sistem.
BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan aplikasi baru yang diusulkan penulis, yang akan digambarkan dalam diagramdiagram seperti diagram konteks, diagram kejadian, dan diagram sub sistem dan sistem serta logika program yang digambarkan dengan menggunakan flowchart. Hasil dari implementasi program ini berupa tampilan input, tampilan output, dan laporan-laporan maupun informasi-informasi yang dibutuhkan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan dan implementasi yang telah dilakukan serta saran yang dianggap untuk pengembangan.
BAB II LANDASAN TEOR
2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem
Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep, dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasikan atau untuk melayani suatu tujuan.
2.1.2 Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan khusus. Sistem Informasi menerima input dan memproses data untuk memeberikan informasi bagi pengambil keputusan dan membantu mereka mengomunikasikan hasil yang didapatkan.
2.3 Sistem Pengambilan Keputusan
2.3.1 Definisi Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur (Turban, 1995).
Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem tersebut digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak ada seseorang yang tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon (1997), proses dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Fase Kelayakan (Intelligence)
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh sistem dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan kebutuhan pemilik masalah.
2. Fase Perancangan (Design)
Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah
memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian ditentukan variabel-variabel model.
3. Fase Pemilihan (Choice)
Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel.
4. Membuat Sistem Pendukung Keputusan (Implementation) Setelah menentukan model, berikutnya adalah mengimplementasikannya ke dalam aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.
2.4 Gambaran Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
2.4.1 Karekteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dalam Sistem Pendukung Keputusan (Turban, 2005) :
1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan tidak terstuktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak bisa dipecahkan oleh sistem komputer lain atau oleh metode atau alat kuantitatif standar.
2. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang ter-struktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain.
3. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial. Keputusan bisa dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang sama).
4. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan : intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi.
5. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
6. Adaptasi sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi Sistem Pendukung Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. Sistem Pendukung Keputusan juga fleksibel dalam hal bisa dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis.
7. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna, kapabilitas grais yang sangat kuat, dan antarmuka
manusia-mesin yang interaktif dengan satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektivitas Sistem Pendukung Keputusan.
8. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) lebih baik dibandingkan efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika Sistem Pendukung Keputusan disebarkan, pengambilan keputusan sering membutukan waktu lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik.
9. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. Sistem Pendukung Keputusan secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukan menggantikan.
10. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodofikasi sistem sederhana. Sistem yang lebih besar bisa dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi.
11. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
12. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
13. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau di distribusikan di suatu organisasi secara keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat d2ntegrasikan dengan Sistem Pendukung Keputusan lain atau aplikasi lain, serta bisa didistribusikan secara internal dan eksternal menggunakan networking dan teknologi web.
2.4.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah (Turban, 2005) :
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atau masalah semi terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan posisi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah. 5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok
pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak pula alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil
keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
7. Berdaya saing. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi juga harus mampu secara sering dan cepat mengubah metode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara mempebolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yan kurang.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.
2.4.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Aplikasi sistem pendukung keputusan bisa terdiri dari beberapa subsistem, yaitu :
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS/ Data Base Management
System). Subsistem manajemen data bisa d2nterkoneksikan
dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan. Subsistem dari manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut :
a. Database Sistem Pendukung Keputusan
Database adalah kumpulan data yang saling terkait yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah organisasi serta bisa digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Terdiri dari data internal merupakan data yang sudah ada dalam organisasi, data eksternal merupakan data yang tidak bisa dikendalikan oleh suatu organisasi, dan yang terakhir data privat/ personal merupakan data mengenai kepakaran dari user terhadap masalah yang akan diselesaikan.
b. Sistem Manajemen Database
Database dibuat, diakses, dan diperbarui melalui sistem manajemen database/ database management system
(DBMS). Dalam pemilihan database management system
(DBMS), dapat memperhatikan masalah seperti arsitektur
sistemnya apakah berbasis stand alone, client server, berbasis desktop, atau berbasis web. Kemudian platform sistem operasi yang digunakan, besarnya data yang akan disimpan, dan pentingnya dukungan keamanan.
c. Fasilitas Query
Fasilitas query merupakan fasilitas untuk menyelesaikan akses data ke database serta manipulasi data dalam database. Fasilitas tersebut menjawab bagaimana kebutuhan informasi dari user bisa dipenuhi oleh database. d. Direktori Data
Direktori data merupakan sebuah katalog dari semua data yang ada dalam database. Isinya berupa definisi data dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan mengenai ketersediaan item-item data, sumber, dan makna eksak dari data.
2. Subsistem Manajemen Model
Manajemen model merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen,
atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak itu sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS). Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model. Model adalah abstraksi dunia nyata menjadi bentuk simbolik dengan tujuan menyederhanakan, meminimalkan biaya, dan meminimalkan resiko agar lebih efekstif.
Beberapa bentuk model diantaranya : a. Model Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal, baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik memiliki karakteristik yang sama dengan hal yang diwaili, terutama untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik.
b. Model Analog
Model analog bisa digunakan untuk mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan yang berubah menurut waktu. Model analog sesuai digunakan dalam penjabaran hubungan kuantitatif antara sifat dan kelas-kelas yang berbeda.
c. Model Matematika
Model matematika pada hakikatnya memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik bisa berupa bentuk angka, simbol, dan rumus.
Model matematika ini secara umum dapat dibagi ke beberapa proses, yaitu :
• Trial and error (coba-salah)
Dampak perubahan pada sembarang variabel atau pada beberapa variabel dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan trial and error ini. Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan sejumlah uji coba dengan mengubah faktor yang berpengaruh terhadap sistem dalam kondisi yang nyata. Keberhasilan pendekatan ini dipengaruhi oleh kondisi seperti dalam kondisi yang nyata tidak terdapat banyak alternatif coba (trial) yang harus dicoba, biaya yang tinggi apabila terjadi kegagalan, dan faktor lingkungan yang tidak cepat berubah. • Simulasi
Pada model simulasi ini dilakukan penyederhanaan terhadap realitas. Model simulasi menggambarkan atau memprediksi karakteristik suatu sistem di bawah
kondisi yang berbeda. Dengan memasukkan nilai-nilai karakteristik untuk dikomputasi, maka akan diperoleh alternatif terbaik. Proses simulasi biasanya mengulangi sebuah eksperimen, dilakukan berkali-kali, untuk mendapatkan kombinasi terbaik yang bisa memecahkan solusi dari masalah yang dihadapi. • Heuristik
Proses heuristik merupakan pengembangan berbagai aturan untuk membantu memecahkan masalah-masalah rumit. Heuristik terutama dilakukan untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Heuristik juga dapat digunakan untuk memberikan solusi yang memuaskan untuk masalah tertentu yang komplek namun terstruktur, dan jauh lebih cepat dan murah dibandingkan algoritma optimalisasi. Heuristik tepat digunakan dalam situasi sebagai berikut :
- Data input tidak pasti atau terbatas.
- Realitas terlalu kompleks sehingga model optimalisasi tidak dapat digunakan.
- Algoritma eksak yang reliabel tidak tersedia.
- Masalah-masalah kompleks tidak ekonomis untuk optimalisasi atau simulasi dan yang membutuhkan waktu komputasi yang berlebihan.
- Pemrosesan simbolik lebih diperlukan daripada pemrosesan numerik.
3. Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
Pengguna berkomunikasi dengan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. Terdapat beberapa jenis gaya dialog di dalam susistem ini, yaitu :
a. Dialog tanya jawab
Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna melalui GUI, dan penguna menjawab, kemudian hasil dari dialog ini sistem akan menawarkan alternatif keputusan yang dianggap memenuhi keinginan user. b. Dialog perintah
Dalam dialog ini pengguna memberikan perintah-perintah yang tersedia pada sistem untuk menjalankan fungsi tertentu dalam sistem pendukung keputusan. c. Dialog menu
Dalam dialog ini pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif menu yang telah disediakan sistem. Menu ini ditampilkan pada monitor komputer, dan dalam
menentukkan pilihannya pengguna cukup menekan button-button tertentu dan pilihan akan menghasilkan respon tertentu.
d. Dialog Masukan/ Keluaran
Dalam dialog ini menyediakan form input atau masukan. Melalui form ini, pengguna dapat memasukkan perintah atau data. Selain form input, juga menyediakan form output yang merupakan respon dari sistem.
4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional.
2.4.4 Skema Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 2.1 Gambar Skematik Sistem Pendukung Keputusan (Turban, 2005)
2.5 Definisi Diet Hipertensi 2.5.1 Diet
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang tetap dalam kondisi sehat (Hartono, 2006).
2.5.2 Hipertensi
Hipetensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah. Hipertensi diartikan tekanan darah lebih tinggi dari keadaan
normal. Sedangkan tekanan darah sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi pada saat jantung menguncup, sementara tekanan darah diastolik terjadi pada saat jantung mengembang/ mengendor kembali. Oleh karena itu, tekanan darah sistolik pasti lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah diastolik. Penyakit yang oleh awam ini disebut dengan istilah hipertensi merupakan penyakit yang menyebabkan faktor resiko terjadinya stroke dan gangguan jantung.
Lembaga-lembaga Kesehatan Nasional (The National
Institute of Health) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan
sistolik yang sama atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik yang sama atau di atas 90 mmHg (Sitepoe, 1993).
2.5.3 Diet Hipertensi
Diet Hipertensi adalah suatu proses penentuan menu diet bagi penderita hipertensi untuk mengatur pola makan yang sesuai dengan kebutuhan penderita. Diet hipertensi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat membantu dalam mengatur pola makan yang sesuai untuk penderita yaitu dengan melakukan diet rendah garam, rendah kolestrol, dan rendah energi.
2.5.3.1 Diet Rendah Garam
Diet rendah garam yang dimaksud disini ialah garam
soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoate, dan
vetsin (mono sodium glutamate). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstrakulikuler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta beperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melaui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (eivalen dengan 2400 mg natrium).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk
cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites dan hipertensi (Almatsier, 2005).
2.5.3.1.1 Tujuan Diet Rendah Garam
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menghilangkan resensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
2.5.3.1.2 Syarat Diet Rendah Garam
Syarat-syarat Diet Rendah Garam adalah : 1. Cukup protein, lemak, dan karbohidrat.
2. Jumlah natrium disesuaikan dengan tingkatan tekanan darah yang terjadi pada penderita hipertensi seperti yang terdapat di dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Tabel Tingkatan Tekanan Darah dan Diet Rendah Garam Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Diet Rendah Garam Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg Diet 2I (1000-1200 mg Na) Stadium 2 (Hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg Diet 2 (600-800 mg Na)
Sedang) Stadium 3 (Hipertensi Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg Diet I (200-400 mg Na)
2.5.3.2 Diet Rendah Kolestrol
Penurunan kadar kolestrol darah dimungkinkan dengan cara mengurangi konsumsi lemak hewani. Makanan yang mengandung lemak mempunyai nilai kalori yang tinggi. Penurunan konsumsi lemak akan mengakibatkan pengurangan masukan kalori sehingga terjadi penurunan berat badan. Apabila tidak terdapat keadaan obesitas di dalam tubuh, maka di dalam diet harus disertakan makanan ekstra yang mengandung hidrat arang kompleks (Almatsier, 2005).
2.5.3.2.1 Tujuan Diet Rendah Kolestrol
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolestrol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolestrol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolestrol dalam dinding pembuluh darah. Lama-kelamaan, jika endapan kolestrol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian akan memperberat kerja jantung dan
secara tidak langsung dapat memperparah hipertensi.
2.5.3.2.2 Syarat Diet Rendah Kolestrol
Konsumsi kolestrol setiap hari dapat dikendalikan dengan cara :
1. Menghindari makanan yang dimasak atau dibuat dengan menggunakan kelapa, santan, dan margarine.
2. Menghindari makanan hewani yang belemak seperti susu berlemak, lemak sapi, lemak kambing, atau jenis lemak hewani lain.
3. Makanan yang merupakan sumber kolestrol hendaknya dibatasi seperti :
- Pemakaian daging sebaiknya antara 3-4 kali saja setiap minggu dan tidak lebih dari 100 gram setiap kali makan.
- Menghindari makanan yang dibuat dari otak sapi/ otak kambing, hati, ginjal, dan usus/ babat.
- Membatasi konsumsi telur, cukup 4-5 butir saja per minggu.
4. Banyak menggunakan tempe atau produk kacang kedelai lainnya, karena tempe
mengandung dua senyawa kimia yang dapat menurukan kolestrol yaitu niasin dan sitosterol. Untuk mempertahankan berat badan ideal dapat digunakan daftar yang digunakan untuk menentukan status gizi seseorang, yaitu :
Tabel 2.2 Daftar Tabel Status Gizi
Status Gizi Wanita Laki-laki Normal 17 – 23 18 – 25 Kegemukan 23 – 27 25 – 27 Obesitas > 27 > 27
Catatan : Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang dapat diketahui dengan dengan rumus sebagai berikut (Kurniawan, 2002) :
BB (kg)
IMT = --- ... (2.1) TB x TB (m)
Sedangkan penentuan berat badan ideal yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan rumus Brocca, yaitu :
BB Ideal = (TB-100) – (10% (TB – 100 )) ... (2.2) Keterangan :
BB : Berat Badan TB : Tinggi Badan (cm)
2.5.3.3 Diet Rendah Energi
Diet Rendah Energi adalah diet yang kandungan energinya di bawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan padat energi (Almatsier, 2005). 2.5.3.3.1 Tujuan Diet Rendah Energi
Tujuan Diet Rendah Energi adalah untuk :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik.
2. Mencapai IMT normal sesuai dengan kebutuhan penderita.
3. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak ½ - 1 kg/ minggu. 2.5.3.3.2 Syarat Diet Rendah Energi
Syarat-syarat Diet Rendah Energi adalah :
1. Diet Rendah Energi ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas.
2. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1 – 1,5 kg/ kg/ BB/ hari atau 20% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak sedang yaitu 15% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi.
4. Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 65% dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi.
Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada pengeluaran energi dimana komponen Basal Metabolic Rate ( B M R ) merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta usia dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut :
Tabel 2.3 Tabel Basal Metabolic Rate/ BMR (FAO/ WHO/ UNU, 1985)
Kelompok Umur (tahun) BMR (Kkal/ hari) Laki-laki Wanita 0 – 3 60,9 BB + 54 61,0 BB + 51 3 – 10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 499 10 – 18 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746
18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 496 30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829
> 60 13,5 BB + 487 10,5 BB + 596
Keterangan :
BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/ normal tergantung tujuan)
Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi.
Tabel 2.4 Tabel Angka Kecukupan Gizi/ AKG (FAO/ WHO/ UNU, 1985)
2.6 Penatalaksanaan Diet Hipertensi Berdasarkan Model Kuantitatif Matematika (Kuantitatif)
Pelaksanaan dalam penentuan menu makanan bagi penderita hipertensi ini akan dilaksanan untuk membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah. Dalam memperoleh hasilnya akan dihitung berdasarkan rumus
Jenis Kelamin
Angka Kecukupan Gizi (Kkal/ hari) Ringan Sedang Berat Laki-laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMR
penghitungan sebagai berikut :
Contoh Kasus :
Pengaturan menu makanan pada seorang penderita hipertensi laki-laki dengan tekanan darah = 160/100 mHg, umur 55 tahun, tinggi badan = 175 cm, berat badan = 80 kg, dan dengan aktivitas ringan.
80
IMT = --- = 26,13 (kegemukan) 1,75 x 1,75
Menurut status gizi yang di dapat sesuai dengan jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan laki tersebut maka diperoleh hasil bahwa laki-laki tersebut dinyatakan dengan status gizi kegemukan, sehingga untuk mengetahui berat badan yang ideal bagi laki-laki tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus Brocca sebagai berikut :
BB ideal = (175-100) – (10% (175-100)) = 67,5 kg Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah :
BMR = (11,6 x 67,5) + 879 = 783+ 879 = 1662 Kkal AKG = 1,56 x 1662 = 2592,72 Kkal
Karena kegemukan, untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan menurunkan asupan kalori sebesar 500-1000 Kkal/ hari sehingga dalam kasus ini total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal..
Perhitungan energi sangat diperlukan pada diet hipertensi untuk mempertahankan atau menurunkan Berat Badan agar tercapai
berat yang ideal. Namun harus diperhitungkan pula asupan dari seluruh total energi per hari terutama dari sumber makro nutrisi, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. 1 gram lemak setara dengan 9 kkal, 1 gram karbohidrat dan protein setara dengan 4 kkal.
Sementara angka kecukupan gizi yang ideal bagi penderita hipertensi adalah makanan yang mengandung 65% karbohidrat, 20% protein, dan 15% lemak (dapat dilihat syarat diet rendah energi).
Oleh karena itu maka didapatkan hasil untuk menu diet bagi penderita hipertensi sebagai berikut :
h. Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2500 = 1625 kkal = 406,25 gram.
i. Kebutuhan protein : 20% x 2500 = 500 kkal = 100 gram. j. Kebutuhan lemak : 15% x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram. Untuk menentukan kadar garam yang baik untuk dikonsumsi oleh laki-laki tersebut maka akan dilihat dalam tabel penentuan jumlah natrium yang baik untuk dikonsumsi. Laki-laki ini mengalami hipertensi stadium 2 (hipertensi sedang), sehingga harus melakukan diet rendah garam 2 yaitu dengan mengkonsumsi natrium sejumlah 600-800 mg Na/ hari.
Maka diperoleh hasil menu diet yang telah disesuaikan dengan kebutuhan laki-laki penderita hipertensi tersebut yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.5 Tabel Contoh Menu Diet Sehari bagi Penderita Hipertensi Pembagian Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga (URT) Pagi : - Nasi - Telur ayam/ susu skim - Tempe/ tahu - Sayuran Siang : - Nasi - Daging/ ayam - Tempe/ tahu - Sayuran - Buah - Minyak untuk menggoreng Malam : - Nasi - Ikan - Tempe/ tahu - Sayuran - Buah - Minyak untuk Menumis Konsumsi Natrium/ garam dapur (per hari)
250 55/ 45 50 100 250 50 50 100 150 15 200 50 50 100 150 15 6 – 8 mg/Na 1 ¾ gelas 1 butir/ 3sendok makan 1 potong 1 gelas 1 ¾ gelas 1 potong 1 potong 1 gelas 1 ½ potong besar 1 sendok makan 1 ½ gelas 1 potong 1 potong 1 gelas 1 ½ potong 1 sendok makan ¼ - ½ sendok makan
2.7 Basisdata
Basis data dapat diartikan sebagai suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali data yang tersimpan.
Basis data dapat dikelola melalui apa yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System/DBMS), yaitu perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk :
1. Pendefinisian, pembuatan, dan pembaharuan basis data. 2. Pengelolaan data.
3. Pembuatan laporan. 2.8 Internet
Secara singkat internet dapat didefinisikan sebagai jaringan global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan lokal maupun regional di seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung. Setiap komputer yang terhubung ke dalam internet dapat saling berkomunikasi dengan komputer lain yang sama-sama terhubung ke dalam internet.
Istilah yang paling sering digunakan dalam internet adalah web dan situs web (website). Web (World Wide Web) merupakan layanan dalam internet yang berisikan informasi. Informasi yang dimaksud bisa berupa teks, gambar, suara, dan video. Sedangkan situs web merupakan kumpulan dari halaman-halaman web yang membentuk satu kesatuan. Halaman pertama dari suatu situs web disebut dengan homepage.
Situs web bisa dikategorikan ke dalam situs web dinamis dan situs web statis. Situs web bisa dikatakan dinamis jika situs web tersebut bisa menampilkan keluaran yang berbeda-beda tergantung kondisi dan waktu saat itu. Sedangkan situs web statis tidak bisa menampilkan output yang berubah-ubah.
2.9 PHP (Personal Home Page)
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman yang hanya dapat berjalan pada server dan hasilnya dapat ditampilkan pada client. Interpreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server (disebut sever-side), sedangkan tanpa adanya interpreter PHP, maka semua skrip dan aplikasi PHP yang dibuat tidak dapat dijalankan.
2.10 Apache
Apache merupakan web server di dalam PHP. Apache berperan
dalam mengeksekusi program-program PHP. Apache menterjemahkan perintah dalam PHP kedalam bentuk HTML yang kemudian dikirim ke komputer client untuk di tampilkan di browser. Apache juga melakukan komunikasi dengan basis data untuk melakukan query data sesuai dengan permintaan data dari client.
2.11 HTML dan PHP
Hypertext Markup Language (HTML) dan Personal Home Page
(PHP) adalah bahasa pemrograman berbasis web yang digunakan
dalam membuat aplikasi e-learning ini. HTML adalah bahasa dasar yang digunakan dalam aplikasi berbasis web yang berjalan di komputer
client.
PHP digunakan sebagai bahasa utama yang digunakan dalam pembuatan sistem ini. Berbagai manipulasi data dan query data dari dan ke basis data dilakukan oleh bahasa ini. Berbeda dengan HTML, PHP berjalan pada komputer server. Artinya bahwa sintak yang diberikan akan dijalankan pada sisi server, sedangkan hasil dari eksekusi di server akan dikirim ke browser komputer client berupa skrip HTML. Dengan demikian, pengguna internet tidak dapat melihat skrip asli dari PHP-nya. Hal ini yang menyebabkan skrip PHP lebih aman dari HTML. Penggabungan kedua bahasa pemrograman ini ditujukan untuk menciptakan suatu web yang dinamis dan interaktif.
2.12 JavaScript
2.12.1 Pengertian JavaScript
JavaScript sebagai bahasa pemrograman web yang berjalan hanya di web browser atau halaman web di sisi klien yang dibuat agar halaman web tersebut menjadi lebih hidup. JavaScript terdiri dari dua kata, yaitu java dan script, java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek, sedangkan
script adalah serangkaian instruksi program. JavaScript adalah
bahasa script (bahasa pemrograman yang dapat memegang kontrol aplikasi) yang berbasis pada bahasa pemrograman Java, namun JavaScript bukanlah bagian dari teknologi Java dari Sun.
2.12.2 Struktur Penulisan JavaScript
JavaScript merupakan bahasa yang case sensitive, yaitu membedakan penulisan dengan huruf kecil dan huruf besar memiliki arti yang berbeda. Dalam bahasa pemrograman JavaScript, sebagai contoh fungsi perintah penulisan variabel tidak boleh ditulis dengan “Var” atau juga “VAR” (menggunakan huruf besar semua), penulisan yang benar adalah “var” (menggunakan huruf kecil semua).
JavaScript dapat ditulis secara inline atau satu file dengan dokumen HTML atau juga dapat ditulis pada file terpisah dengan ekstensi .js. JavaScript yang ditulis satu file dengan dokumen HTML dapat ditulis sebagai berikut :
<html>
<head></head>
<script type=”text/javascript”
language=”JavaScript”>
. /* kode JavaScript dapat ditulis disini */
</script> <body></body> </html>
Kode JavaScript juga dapat ditulis di tengah tag body sebagai berikut : <html> <head></head> <body> <script type=”text/javascript” language=”JavaScript”> .
. /* kode JavaScript dapat ditulis disini */
.
</script> </body>
</html>
dengan dokumen HTML maka dapat ditulis sebagai berikut : <html> <head></head> <script type=”text/javascript” language=”JavaScript” src=”file_JavaScript.js”> </script> <body></body> </html> 2.13 Basisdata MySQL
MySQL (My Structured Query Language) adalah sebuah program pembuat dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System), sifat dari DBMS ini adalah Open Source. MySQL menggunakan bahasa query standar SQL (Structured Query
Language). SQL adalah suatu bahasa query yang terstruktur dan telah
distandarkan untuk semua program pengakses database. MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak pengguna).
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisa
Di dalam perancangan sistem ini dimulai dengan pemecahan masalah mengenai kebutuhan penderita hipertensi dalam mengatur pola makannya agar sesuai untuk membantu menurunkan tekanan darah dan menyeimbangkan tekanan darah apabila telah mengalami penyakit hipertensi sebelumnya dengan cara mengatur menu diet penderita.
Pengaturan menu diet ini disusun berdasarkan teknik penghitungan menu diet bagi penderita hipertensi sehingga dapat membantu dalam menurunkan dan menyeimbangkan tekanan darah dengan mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan penderita.
3.2. Sistem Yang Akan Dikembangkan
Sistem yang akan dikembangkan ini diperuntukan untuk 2 pengguna utama dari sistem, yaitu penderita hipertensi sebagai pengguna dan administrator sebagai pengelola website ini. Fasilitas yang disediakan oleh sistem ini untuk pengguna adalah untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi mengenai pengaturan pola makan/ penentuan menu diet bagi penderita penyakit hipertensi sehingga mendapatkan keadaan yang lebih baik dan informasi seputar penyakit hipertensi.
Berikut adalah gambaran dari sistem yang akan dikembangkan : 1. Dari sisi pengguna:
a. Pengguna dapat memperoleh alternatif keputusan menu diet hipertensi sesuai dengan keadaan masing-masing individu. b. Pengguna dapat mengetahui informasi seputar penyakit
hipertensi dan bahan makanan yang dianjurkan bagi penderita hipertensi beserta informasi kandungan garam yang terdapat di dalamnya.
c. Pengguna dapat memilih variasi menu makanan sesuai dengan keinginannya.
2. Dari sisi administrator :
a. Administrator dapat melakukan update data yaitu : tambah data, edit data, dan hapus data.
3.3. Diagram Konteks
Dengan memusatkan perhatian pada pelakunya, kita dapat mengkonsentrasikan pada bagaimana sistem itu akan digunakan dan bagaimana sistem ini akan dibangun, sehingga dapat membantu lingkup dan batasan dari Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Penentuan Menu Diet Bagi Penderita Hipertensi ini. Berikut ini adalah daftar istilah pelaku yang terlibat dalam sistem ini :
Istilah Sinonim Deskripsi
Pengguna Penderita Hipertensi
pengguna disini adalah kalangan umum yang membutuhkan informasi dari penyakit hipertensi ataupun untuk mendapatkan
informasi mengenai penentuan menu diet hipertensi dengan sistem pendukung keputusan yang terdapat dalam website ini. Administrator administrator adalah bagian dari sistem
yang bertugas untuk : mengupdate informasi tentang hipertensi dan bertugas mengelola menu makanan yang sesuai bagi penderita hipertensi.
Tabel 3.1 Tabel Identifikasi Pelaku Sistem
Diagram konteks digunakan untuk menggambarkan bagaimana para pelaku sebenarnya berinteraksi dengan sistem dan batasan dari sistem yang akan dibangun. Berikut ini adalah gambaran diagram konteks Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Penentuan Menu Diet Bagi Penderita Hipertensi :
3.4. Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan pada pengembangan sistem ini adalah : a. Sistem Operasi menggunakan Microsoft Windows 7.
b. Browser dengan Mozzila Firefox. c. Web server menggunakan Apache. d. PHP sebagai bahasa pemrograman. e. MySQL sebagai pengelola basis data.
f. Dreamweaver digunakan sebagai desain web.
3.5. Diagram Use-Case Kebutuhan Sistem
Berikut ini adalah diagram use-case yang dirinci dari tabel diatas. Diagram use-case dibuat untuk menunjukan hubungan antara pelaku dan sistem.