• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JUMLAH KETERBATASAN PARKING STAND AREA TERHADAP KETERLAMBATAN KEDATANGAN PESAWAT KOMERSIAL DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH JUMLAH KETERBATASAN PARKING STAND AREA TERHADAP KETERLAMBATAN KEDATANGAN PESAWAT KOMERSIAL DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 57

PENGARUH JUMLAH KETERBATASAN PARKING STAND AREA

TERHADAP KETERLAMBATAN KEDATANGAN PESAWAT

KOMERSIAL DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

BANDUNG

Abstrak

Ketepatan waktu penerbangan baik saat keberangkatan maupun kedatangan merupakan hal yang sangat penting dari suatu perusahaan penerbangan di dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa angkutan udara. Keterlambatan (delay) penerbangan yang terjadi pada suatu perusahaan penerbangan akan berdampak terhadap biaya operasional dan citra airlines itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah keterbatasan parking stand area terhadap keterlambatan kedatangan pesawat komersial yang terdapat di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Daily Arrival Delay Report dan penggunaan Utility Parking Stand periode bulan November 2014 sampai dengan April tahun 2015. Metode pengumpulan data menggunakan metode studi kepustakaan dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji Pregresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata delay kedatangan pesawat untuk 6 bulan adalah 75,6% dan rata-rata penggunaan utility parking stand selama 6 bulan adalah 245,3. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan uji P rata-rata dapat diketahui bahwa Ha diterima, p hitung = 0,05 maka p = 0,0437520822 sehingga H0 dapat ditolak. Artinya terdapat pengaruh jumlah keterbatasan parking stand terhadap kedatangan pesawat di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Kata Kunci : Parking Stand, Keterlambatan, Regresi Linear

Pendahuluan

Semakin meningkatnya kemajuan teknologi di dunia penerbangan sebagai alat transportasi udara semakin dikenal oleh masyarakat luas. Banyaknya konsumen yang memilih menggunakan alat transportasi ini, karena dipandang merupakan alat yang paling praktis dan efisien dalam hal penggunaan waktu atau menghemat waktu. Adanya perkembangan ini membuat setiap maskapai berlomba-lomba untuk meningkatkan service atau pelayananannya terhadapat pengguna jasa transportasi udara.

Bertambahnya maskapai penerbangan di Indonesia dari tahun ke tahun, mengakibatkan setiap kegiatan pengelolaan di bandar udara juga semakin diperketat. Bandar udara merupakan bagian pengelolaan dan pelaksanaan dalam hal jasa transportasi udara. Bandar udara terbagi menjadi dua sisi yaitu di liat dari sisi darat (land side) dan sisi udara (air side). Dalam bagian ini letak sisi udara tepatnya pada landasan pacu atau yang juga bisa disebut dengan istilah (run way) digunakan untuk take off dan landing pesawat udara dan landasan penghubungnya dapat disebut juga (Taxi Way) yang digunakan untuk menghubungkan bagian sisi yang lain seperti pada Apron. Landasan parkir pesawat (apron) dipergunakan untuk parkir pesawat udara, pengisian bahan bakar, menurunkan dan menaikkan penumpang, serta juga menurunkan pos dan barang lainnya. pada saat di bandar udara. Adapun tugas-tugas yang dilaksanakan oleh petugas

Yunada Adrika Pratama 1)

(2)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 58 Unit Apron Movement Control (AMC) merupakan Unit di bandara yang bertanggung jawab atas semua pergerakan lalu lintas di area Apron yang meliputi pelayanan penempatan parkir pesawat terbang, pengaturan pergerakan kendaraan dan orang yang berada di wilayah sisi darat (land side) serta pengaturan administrasi penerbangan. Keterlambatan jadwal penerbangan adalah masalah yang perlu diperhatikan dan mendapat penanganan yang serius. Hal ini menjadi tanggung jawab keseluruhan unit kerja perusahaan penerbangan salah satunya adalah kegiatan dari passenger handling.

Bandar udara Husein Sastranegara memiliki jumlah parking stand area yang sangat terbatas sehingga sering mengakibatkan terjadinya keterlambatan kedatangan pesawat. Pesawat yang akan landing sering tertunda karena tempat untuk parkir belum tersedia sehingga harus hollding di udara. Bandar udara Husein Sastranegara mempunyai 8 parking stand area, untukparking stand nomor 5 tidak dapat digunakan karena sebagai tempat melintasnya pesawat untuk menuju ke taxi way sebelum ke landasan pacu (run way).

Masing – masing kegiatan pada perusahaan penerbangan merupakan suatu kesatuan mata rantai yang berintegrasi, dimana apabila satu unit kerja tidak berkerja dengan baik maka akan mempengaruhi pelayanan operasional penerbangan secara keseluruhan. Oleh karena itu untuk menekan seminimal mungkin keterlambatan yang terjadi, suatu perusahaan penerbangan harus mengetahui faktor-faktor yang menyebabkannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasinya.

Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan) yang mendefinisikan keterlambatan adalah terjadinya perbedaan waktu antara keberangkatan dengan kedatangan yang telah di jadwalkan. Selanjutnya ketentuan Pasal 2 huruf E Peraturan Menteri perhubungan No.77 Tahun 2011 mewajibkan perusahaan penerbangan bertanggung jawab atas kerugian yang di derita oleh penumpangnya.

Melkianus (2011) yang meneliti tentang “Perbandingan Jumlah Rata - Rata Keterlambatan Keberangkatan Pesawat Merpati Nusantara Dengan Pesawat Transnusa di PT (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara El Tari Kupang periode Bulan Februari sampai dengan April tahun 2010”, menunjukan bahwa rata-rata keterlambatan keberangkatan pesawat terbanyak terjadi pada pesawat Transnusa sebanyak 149 kali.Sedangkan rata-rata keterlambatan keberangkatan pesawat terkecil terjadi pada pesawat Merpati Nusantara sebanyak 45 kali.Oleh karena itu ada perbedaan antara jumlah rata-rata keterlambatan keberangkatan pesawat Merpati Nusantara dengan Transnusa. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rangga (2011) yang mengulas tentang “Rata - Rata Keterlambatan Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali Periode Januari Sampai Dengan April 2011”, hasilnya menunjukan bahwa pada bulan Januari jumlah keterlambatan pesawat udara pada maskapai Garuda Indonesia mencapai 3143 menit dengan rata-rata keterlambatan 38 menit. Pada Bulan Februari sebanyak 3524 menit dengan rata-rata 37 menit. Pada Bulan Maret sebanyak 4201 menit dengan rata-rata 36 menit, dan pada Bulan April keterlambatan penerbangan sebesar 2741 menit dengan rata-rata 32 menit. Dimana keterlambatan pesawat udara yang terjadi selama Bulan Januari sampai dengan Bulan April tahun 2011 mengalami penurunan.

Menurut data Direktorat Jendral Perhubungan Udara (2011), alasan teknik masih jadi salah satu penyebab keterlambatan operasi pesawat pada sebagian maskapai niaga berjadwal.Demikian juga kalau alasannya operasional seperti sering kali diumumkan danpesawat tetap akan diwajibkan memberikan kompensasi. Alasan operasional biasanya terkait maskapai seperti keterlambatan crew, ground handling yang lama dan penumpukan penumpang karena cuaca buruk. Bila ketepatan itu tidak mengalami tundaan

(3)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 59 (delay)keberangkatan atau hanya mengalami delay keberangkatan yang singkat, maka konsumen akan merasa puas. Pemerintah mewajibkan seluruh maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi pada penumpang bila terjadi keterlambatan atau (delay) keberangkatan penerbangan lebih dari 30 menit.Penumpang juga dapat melakukan gugatan ke pengadilan bila hak-haknya itu diabaikan.

Berdasarkan regulasi itu, maskapai penerbangan tidak bisa lagi lepas tanggung jawab dan melantarkan penumpangnya di bandara bila pesawat mengalami keterlambatan. Hak-hak konsumen itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 81 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara. Keterlambatan penerbangan yang terjadi pada suatu perusahaan akan berdampak langsung terhadap biaya operasional dan image perusahaan di mata konsumen. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai upaya untuk mengoptimalkan ground time agar tercapai ketepatan waktu keberangkatan dengan tidak melupakan unsur service excellent dan safety prosedur untuk kepuasan penumpang.

Apron

Apron adalah salah satu daerah atau tempat di bandara yang telah ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan penumpang, kargo, pos, pengisian bahan bakar (refueling), serta melakukan pemeliharaan dan perawatan pesawat. Ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh penumpang, pesawat udara, maupun petugas yang ada di area apron meliputi berbagai hal di bawah ini:

a. Pesawat Udara

1) Kepala bandar udara dapat melarang/ menahan pesawat udara yang akan bertolak, jika ketentuan di atas tidak dipenuhi.

2) Penempatan pesawat udara di apron dikenakan biaya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Jembatan Pintu (Aviobridge)

1) Pengoperasian pintu jembatan hanya dilakukan oleh petugas Apron Movement control (AMC) yang memiliki lisensi.

2) Semua kendaraan peralatan dilarang parkir atau lewat di bawah jembatan pintu dan harus segera menyingkirkan dari lintasan apabila jembatan tersebut akan beroperasi.

c. Pengemudi Kendaraan

1) Para pengemudi atau peralatan pelayanan darat (ground handling) yang melayani pesawat udara di darat atau yang beroperasi di apron harus memiliki pas bandara sebagai TIM (Tanda Izin Masuk) yang dikeluarkan oleh Kepala Bandar Udara.

2) Instansi-instansi yang akan memperkerjakan karyawannya untuk mengemudi kendaraan/ peralatan pelayanan darat (ground handling) di apron harus mengajukan permohonan Kepala Bandar Udara.

3) Kendaraan yang bergerak di apron harus mendahulukan/ memberikan jalan kepada pesawat udara, kendaraan dan penumpang dengan prioritas sebagai berikut:

4) Pesawat udara yang sedang bergerak

5) Kendaraan PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Pesawat Penerbangan dan Pemadam Kebakaran).

6) Penumpang yang berjalan kaki menuju pesawat udara. d. Tumpahan (spillage)

Apabila terjadi tumpahan, petugas unit Apron Movement Control (AMC) Segera menindaklanjuti dengan cara :

1) Operator perusahaan penerbangan harus segera memberitahukan Kepala Bandar Udara mengenai tumpahan bahan bakar pelumas pesawat.

2) Bahan bakar atau pelumas yang tertumpah di apron harus segera dibersihkan oleh operator atau perusahaan penerbangan yang terkait.

(4)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 60 3) Apabila operator atau perusahaan penerbangan yang bersangkutan tidak segera

melaksanakan pemberian, maka pelaksanaan dilakukan oleh bandara atas beban biaya dari perusahaan penerbangan yang bersangkutan.

Pengertian Apron Movement Control (AMC)

Apron movement control (AMC) adalah sebuah unit yang ditunjuk untuk mengawasi semua pergerakan lalu lintas di area apron. Dalam pengertian luas, AMC ditunjukkan pada pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas di area apron yang meliputi pelayanan penempatan parkir pesawat udara, pengaturan pergerakan kendaraan, pergerakan orang di wilayah sisi udara, pengaturan Ground handling, pengawasan aviobridge dan administrasi data penerbangan di wilayah sisi udara.

Sistem operasi yang terdapat di dalam AMC memberikan petunjuk serta pengawasan terhadap semua pergerakan pesawat, kendaraan, GSE (Ground support equipment) dan orang di area apron, dan juga memberikan bantuan kepada pesawatnyang menuju ke lokasi parkir.Sistem ini digunakan untuk mencegah kemungkinan masuknya semua bentuk pergerakan yang tidak memiliki ijin masuk atau ijin ke dalam area apron.

Fungsi Unit Apron Movement Control (AMC)

Fungsi-fungsi yang dijalankan oleh unit apron movement control (AMC) dalam memberikan pelayanan yang terbaik adalah :

a. Mengatur pergerakan pesawat udara dengan tujuan menghindari adanya tabrakan pesawat udara dengan kedaraan lain.

b. Mengatur masuknya pesawat udara ke Apron dan mengkoordinisikan pesawat udara yang keluar dari Apron dengan aerodrome control tower

c. Menjamin keselamatan dan kecepatan serta kelancaran pergerakan dan pengaturan yang tepat dan baik bagi kegiatan lainnya.

Pelayanan Unit Apron Movement Control (AMC)

Pelayanan yang diberikan Apron Movement Control (AMC) dalam menciptakan kepuasan dalam mengguna jasa dan produksi jasa pelayanan operasi bandar udara di wilayah sisi udara (air side) adalah :

a. Menyiapkan aircraft parking stand allocation terlebih dahulu, untuk memudahkan permarkiran dan handling pesawat yang bersangkutan

b. Mengadakan pengaturan terhadap Engine Run Up, Aircraft Towing, memonitor start up clearance yang diberikan control tower untuk meningkatkan dan memancarkan lalu lintas di apron

c. Menyiapkan Marshalling dan Follow Me Service

d. Memberikan/menyampaikan informasi kepada operator mengenai hal-hal yang berkaitan dengan adanya suatu kegiatan yang sedang berlangsung dan berpengaruh terhadap kegiatan operasi di apron.

Bandar Udara

Menurut Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 71 tahun 1996 tentang Kebandarudaraan pasal 1 mengatakan bahwaBandar udara merupakan lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawatudara, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, sebagai tempat perpindahan antarmoda transportasi. Fungsi bandar udara yaitu untuk menunjang kelancaran, arus lalu lintaspesawat udara, keselamatan dan keamanan penerbangan, tempat

(5)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 61 perpindahan moda transportasi serta mendorong perekonomian baik daerah maupun nasional.Dirjen perhubungan udara yang mengatur penyelenggaraan bandar udara sesuai denganfungsi, penggunaan, klasifikasi, status, penyelenggaraan dan kegiatan bandar udara. Menurut Annex 14 dari ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instansi dan peralatan) yang duperuntukan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerak pesawat disisi darat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara”, termasuk segala dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.

Sisi Udara (Air Side)

Sisi udara (Air Side) merupakan bagian yang tertutup untuk umum dan hanya dapat terbuka oleh orang yang mempunyai kewenangan dan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan operasi pesawat udara. Adapun komponen yang terdapat pada daerah sisi udara (air side) adalah landasan pacu (runway), taxiway, apron, terminal penumpang dan boerding gate, hanggar dan lain-lainnya.

Sisi Darat (Land Side)

Sisi darat (Land Side) merupakan bagian yang terbuka bagi publik, meliputi terminal penumpang domestik dan terminal penumpang internasional dan beberapa counter pengguna jasa. Bandar udara berdasarkan fungsinya yaitu pusat penyebaran sarana transportasi, bandar udara sebagai pintu gerbang kegiatan ekonomi nasional dan internasional, dan sebagai tempat kegiatan alih moda transportasi.

Penyebab Delay

Delay atau penundaan penerbangan adalah keterlambatan keberangkatan atau kedatangan pesawat berjadwal jadwal dari atau shedule yang telah ditetapkan. Efek domini akibat terjadinya keterlambatan pesawat cukup besar, baik penumpang maupun perusahaan jasa lainnya yang memanfaatkan jasa penerbangan tersebut. Ada 2 faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan tersebut, yaitu :

a. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, yaitu antara lain :

1) Faktor cuaca

Faktor cuaca adalah keterlambatan pesawat karena keadaan cuaca dari bandara keberangkatan, dalam perjalanan maupun di bandara tujuan yang kurang mendukung untuk keselamatan penerbangan. Cuaca tersebut seperti, kabut dan asap yang menyebabkan gangguan keselamatan operasional penerbangan sehingga operator penerbangan sengaja menunda penerbangan demi alasan safety.

2) Faktor fasilitas bandara, antara lain:

a) Lalu lintas udara/ traffic movement, keterlambatan ini disebabkan pesawat yang akan mendarat maupun tinggal landas harus antri karena lalu lintas yang sangat padat dan jumlah keterbatasan tempat parkir pesawat udara.

b) VVIP movement, yang mengharuskan operasional bandara ditutup untuk sementara waktu bagi pesawat lain untuk memberi kesempatan pada pesawat VVIP.

b. Faktor internal yaitu faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, antara lain:

1) Faktor teknis/ maintenance, keterlambatan yang disebabkan pesawat yang digunakan mengalami gangguan teknis sehingga membutuhkan waktu perbaikan.

(6)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 62 3) Penggunaan pesawat, adanya beberapa rute penerbangan pararel yang dilayani oleh

satu pesawat (misal Makassar-Jogya-Jakarta-Surabaya). Apabila terjadi keterlambatan pada penerbangan sebelumnya dipastikan terjadi juga pada penerbangan selanjutnya.

Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang kebenarannya perlu diuji kembali. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh jumlah keterbatasan parking stand area terhadap keterlambatan kedatangan pesawat udara di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Ha: Terdapat pengaruh jumlah keterbatasan parking stand area terhadap keterlambatan kedatangan pesawat udaradi Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung.

Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam laporan ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. Dari jenis data sekunder tersebut data yang digunakan termasuk data internal. Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari bagian unit apron movement control (AMC) PT. Angkasa Pura II di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah tehnik pengumpulan data dengan mengadakan studi penalaahan terhadap buku, literature, catatan, dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1988). Penelitian ini mengambil data dari hasil penelitian terdahulu, pendapat dari para ahli dan peraturan penerbangan yang berkaitan dengan delay (keterlambatan) pesawat.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010). Peneliti mengambil data tentang parking stand area yang digunakan dan data schedule keterlambatan kedatangan pesawat untuk waktu STD dan ATD dibagian Unit Apron Movement Control pada PT. Angkasa Pura II di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Data yang telah diperoleh oleh peneliti dari Apron Movement Control (AMC) kemudian dianalisis (diuraikan), dibandingkan dan di padukan (sintesis) membentuk suatu hasil kajian yang sistematis.

Analisis Data

Pengaruh keterlambatan kedatangan pesawat akibat keterbatasan jumlah Parking Stand Area di Bandara Internasional Husein Sastranegara, digunakan beberapa pengolahan data statistik.

(7)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 63 2. Menentukan level of significance

Pada penelitian ini taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 0,05 (α =0,05)

3. Kriteria Pengujian

Penelitian ini menggunakan karekteria pengujian hipotesa sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2 P > 0,05 Ha: μ1 ≠ μ2 P< 0,05

4. Analisis regresi linier

Analisis regresi sederhana adalah proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi juga dapat sebagai usaha memperkirakan perubahan. Supaya tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang terjadi. Jadi, regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi dimasa depan untuk memberikan konstribusi menentukan keputusan yang terbaik. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen yaitu Comercial Flight (X) terhadap variabel dependen (Y) yaitu keterlambatan kedatangan pesawat. Adapun bentuk persamaannya adalah sebagai berikut Gujarati (1995):

Y = a+bX+e Keterangan:

Y= Keterlambatan kedatangan pesawat X= Jumlah Comersial Flight

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X= 0).

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan). e = Pengaruh variabel lain yang tidak diikutkan dalam analisa (eror).

Persamaan regresi yang paling baik adalah regresi yang mempunyai total kuadrat kesalahan atau total kuadrat eror Σ (Y – Y)2 yang paling minimum. Untuk memperoleh total kuadrat eror paling

minimum tersebut dipakai metode kuadrat minimum. Persamaan regresi linear akan mempunyai total kuadrat eror minimum bilamana koefisien regresi a dan b dihitung dengan rumus berikut (Boediono dan koster, 2004; 173):

a = Σx Σx2 - Σx Σxy nΣx2 - (Σx)2

b = nΣxy - Σx Σy nΣx2 - (Σx)2

(8)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 64 Hasil Dan Pembahasan

Data delay dari Daily Arrival Delay Reportdan penggunaan Utility parking stand telah dikumpulkan berdasarakan per bulan yaitu bulan November 2014 sampai dengan April 2015, kemudian dimasukan ke dalam program pengolahan data Microsoft Excel dan menghasilkan nilai rata-rata per bulannya.

Rata-rata Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Bulan November 2014 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

Rata-rata delay kedatangan dan penggunaan utility parking stand pada bulan November 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Rata-rata Data Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand Pesawat Bulan November 2014 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

Tanggal Utility Parking Stand Jumlah Delay %

1 44 4 2 42 10 3 37 12 4 37 9 5 35 8 6 42 12 7 39 13 8 43 6 9 44 4 10 39 8 11 43 9 12 39 12 13 40 15 14 41 10 15 41 15 16 39 12 17 39 14 18 36 11 19 38 13 20 40 12 21 42 10 22 40 10 23 39 17 24 39 15 25 38 12 26 38 10 27 43 6 28 39 11 29 42 15 30 41 6 Jumlah Total Rata-rata 39,9 10,7

Berdasarkan tabel 1 Jumlah delay terendah pada tanggal 9 mencapai 4 % dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 23 mencapai 17 %. Sedangkan penggunaan jumlah utility parking stand pesawat pada bulan November rata-rata mencapai 39,9 . Data terendah penggunaan utility parking stand tanggal 5 mencapai 35% dan tertinggi tanggal 1 mencapai 44%.Data yang ada tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 sebagai alat pengubah data sehingga didapatkan grafik seperti pada gambar 1.

(9)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 65

Gambar 1 Grafik Rata-rata Data DelayKedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Bulan

November 2014 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Gambar 1 diatas menyatakan bahwaselama periode bulan November 2014 jumlah delaykedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand meningkat. Grafik diatas, menunjukkan bahwa meningkatnya keterlambatan kedatangan pesawat sangat di pengaruhi oleh penggunaan parkir pesawat yang sangat terbatas. Jumlah delay kedatangan pesawat pada tanggal 24 November 2014 paling tinggi yaitu mencapai jumlah delay 18 %sedangakan pada tanggal 1 November 2014 jumlah delay paling rendah mencapai 3 %. Tanggal 2,3,4,5,6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29, 30 dan 31 jumlah delay rata-rata seimbang dilihat pada grafik diatas. Penggunaan utility parking stand pada bulan November dapat dilihat pada grafik diatas sangat meningkat untuk tanggal 1 sedangkan jumlah delay kedatangan pesawat rendah dan pada tanggal 24 penggunaan utility parking stand menurun sedangkan jumlah delay kedatangan pesawat tinggi. Jadi, faktor yang mempengaruhi mengapa jumlah delay kedatangan pesawat meningkat, salah satunya faktor terbatasnya parking stand yang terdapat di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung. Disamping faktor yang lain seperti faktor cuaca serta, keberangkatan pesawat dari Bandara asal tidak sesuai schedule penerbangan, maka setelah sampai di bandara tujuan mengalami keterlambatan.

Rata-rata Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand Pesawat Pada Bulan Desember 2014 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

Rata-rata delay kedatangan dan penggunaan utility parking stand padaBulan Desember 2014 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

(10)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 66 Tabel 2 Rata-rata Data Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Bulan

Desember 2014 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Tanggal Utility Parking Stand Jumlah Delay %

1 38 9 2 42 8 3 38 15 4 42 14 5 38 13 6 41 14 7 40 11 8 37 9 9 42 10 10 39 13 11 42 16 12 40 14 13 40 13 14 39 4 15 36 10 16 40 11 17 37 8 18 40 14 19 41 14 20 45 17 21 34 10 22 42 17 23 44 18 24 44 20 25 47 11 26 45 14 27 52 20 28 48 17 29 47 13 30 53 9 31 47 14 Jumlah Total Rata-rata 41,9 12,9

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui rata-rata delay kedatangan pesawat dan penggunaan jumlah utility parking stand pesawat pada bulan Desember jumlah total 41,9 dan jumlah delay 12,9 per bulan. Jumlah delay terendah pada tanggal 14 mencapai 4% dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 24, 27 mencapai 20% . Data yang ada tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 sebagai alat pengubah data sehingga didapatkan grafik sebagai alat pengubah data seperti pada gambar 2

Gambar 2 Grafik rata-rata data delaykedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand

(11)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 67 Gambar 2 diatas menyatakan bahwa selama periode bulan Desember 2014. Jumlah delay kedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand meningkat. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa meningkatnya keterlambatan kedatangan pesawat sangat di pengaruhi oleh penggunaan parkir pesawat yang sangat terbatas.Tanggal 24 dan 27 dapat di lihat jumlah delay paling tinggi Jumlah delay terendah pada tanggal 14 mencapai 4% sedangkan pada tanggal 28 penggunaan utility parking stand tertinggi.Jadi, berdasarkan grafik diatas di tegaskan bahwa jumlah delay kedatangan pesawat di pengaruhi oleh faktor terbatasnya parking stand yang terdapat di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung. Disamping faktor yang lain seprti faktor-faktor cuaca serta, keberangkatan pesawat dari Bandaa asal tidak sesuai schedule penerbangan, maka setelah sampai di bandaratujuanmengalamiketerlambatan.

Rata-rata Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand Pesawat Pada Bulan Januari 2015 di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

Rata-rata delay kedatangan dan penggunaan utility parking stand pada bulan Januari 2015 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.

Tabel 3 Rata-rata Data Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Pada Bulan

Januari 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Tanggal Utility Parking Stand Jumlah Delay %

1 52 15 2 49 15 3 54 19 4 51 14 5 49 16 6 46 15 7 46 13 8 45 16 9 43 13 10 49 14 11 45 17 12 42 22 13 44 19 14 42 16 15 42 13 16 47 11 17 49 11 18 46 13 19 45 13 20 45 18 21 41 9 22 47 9 23 46 10 24 44 13 25 48 13 26 46 5 27 47 5 28 43 8 29 44 14 30 43 16 31 45 14 Jumlah Total Rata-rata 45,9 13,5

(12)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 68

Gambar 3 Grafik Rata-rata Data DelayKedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Bulan

Januari 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Dari gambar 3 diatas menyatakan bahwa selama periode bulan Januari 2015 jumlah delaykedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand meningkat. Grafik diatas menujukkan bahwa meningkatnya keterlambatan kedatangan pesawat sangat di pengaruhi juga oleh penggunaan parkir pesawat yang sangat terbatas. Jumlah delay kedatangan pesawat pada dilihat untuk setiap tanggal, jumlah delay rata-rata seimbang. Berdasarkan tabel diatas dapat di tegaskan bahwa salah satu faktor mengapa jumlah delay kedatangan pesawat meningkat karena di pengaruhi faktor terbatasnya parking stand yang terdapat di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung. Sedangkan faktor lainnya adalahfaktor-faktor cuaca serta keberangkatan pesawat dari Bandara asal tidak sesuai schedule penerbangan.

Rata-rata Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand Pesawat Pada Bulan Februari 2015 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung

Rata-rata delay kedatangan dan penggunaan utility parking stand pada bulan Februari 2015 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Rata-rata Data Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking StandBulan Februari

2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Tanggal Utility Parking Stand Jumlah Delay %

1 45 12 2 43 11 3 45 5 4 40 11 5 43 11 6 44 16 7 44 14 8 46 9 9 45 12 10 40 10 11 42 11 12 45 8 13 47 12 14 50 12 15 48 15

(13)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 69

Tanggal Utility Parking

Stand Jumlah Delay % 16 44 13 17 47 14 18 45 17 19 50 20 20 46 11 21 44 13 22 48 21 23 48 24 24 46 15 25 46 13 26 46 19 27 44 13 28 49 16 Jumlah Total Rata-rata 45,3 13,5

Sumber: PT.Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui rata-rata delay kedatangan pesawat dan penggunaan jumlah utility parking stand pesawat pada bulan Februari jumlah total 45,3 dan jumlah delaymencapai 13,5 per bulan. Jumlah delay terendah pada tanggal 12 mencapai 8 % dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 23 mencapai 24%.Data yang ada tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

Gambar 4. Grafik Rata-rata Data DelayKedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Bulan

Februari 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa selama periode bulan Februari 2015 jumlah delaykedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand meningkat. Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa meningkatnya keterlambatan kedatangan pesawat sangat di pengaruhi oleh penggunaan parkir pesawat yang sangat terbatas. Tanggal 3 Februari jumlah delay paling rendah dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 23. sedangkan penggunaan utility parking stand terendah pada tanggal 14 dan 19. Berdasarkan tabel diatas dapat di tegaskan bahwaa jumlah delay kedatangan pesawat juga meningkat karena di pengaruhi oleh faktor terbatasnya parking stand yang terdapat di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung. Sedangkan faktor

(14)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 70 lainnya adalah faktor-faktor seperti cuaca serta, keberangkatan pesawat dari Bandaa asal tidak sesuai schedule penerbangan, maka setelah sampai di bandara tujuan mengalami keterlambatan.

Rata-rata Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand Pesawat Pada Bulan Maret 2015 di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

Rata-rata delay kedatangan dan penggunaan utility parking stand pada Bulan Maret 2015 di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Rata-rata Data Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Pada Bulan

Maret 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Tanggal Utility Parking Stand Jumlah Delay %

1 37 13 2 35 23 3 37 8 4 36 9 5 37 5 6 38 4 7 36 15 8 35 19 9 36 12 10 36 11 11 38 11 12 36 14 13 34 16 14 38 17 15 36 13 16 38 14 17 36 8 18 38 5 19 38 12 20 36 13 21 38 14 22 38 15 23 43 13 24 39 12 25 41 12 26 31 17 27 34 19 28 36 23 29 32 25 30 34 24 31 38 22 Jumlah Total Rata-rata 36,6 14,1

Sumber: PT.Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui rata-rata delay kedatangan pesawat dan penggunaan jumlah utility parking stand pesawat pada bulan Maret jumlah total 36,6 dan jumlah delay berjumlah 14,1 per bulan. Jumlah delay terendah pada tanggal 6 mencapai 4% dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 29 mencapai 25%. Data yang ada tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 sebagai alat pengubah data sehingga didapatkan grafik sebagai alat pengubah data sehingga didapatkan grafik seperti pada gambar 5.

(15)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 71

Gambar 5 Grafik Rata-rata Data DelayKedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Bulan

Maret 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Dari gambar 5 diatas menyatakan bahwa selama periode bulan Maret 2015 jumlah delay kedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand meningkat. Dilihat dari grafik diatas, dapat ditegaskan bahwa meningkatnya keterlambatan kedatangan pesawat sangat di pengaruhi oleh penggunaan parkir pesawat yang sangat terbatas. Tanggal 6 dan 18 jumlah delay paling rendah dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 2 dan 28 sedangkan penggunaan utility parking standterendahpadatanggal 25.

Berdasarkan grafik diatas dapat ditegaskan bahwa jumlah delay kedatangan pesawat meningkat karena di pengaruhi faktor terbatasnya parking stand yang terdapat di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung. Sedangkan faktor lainnya adalah faktor-faktor seperti cuaca serta, keberangkatan pesawat dari Bandara asal tidak sesuai schedule penerbangan, maka setelah sampai di bandara tujuan mengalami keterlambatan.

Rata-rata Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand Pesawat Pada Bulan April 2015 di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung.

Rata-rata delay kedatangan dan penggunaan utility parking stand pada bulan April 2015 di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6 Rata-rata Data Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Pada Bulan April

2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Tanggal Utility Parking Stand Jumlah Delay %

1 35 11 2 37 5 3 36 15 4 37 10 5 40 9 6 37 12 7 37 12 8 32 16 9 28 13 10 34 9 11 36 9 12 34 11 13 33 11

(16)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.2, No. 2, Desember 2015 | 72 14 36 13 15 37 7 16 40 8 17 36 10 18 38 10 19 37 14 20 33 16 21 36 13 22 34 13 23 40 12 24 37 9 25 37 9 26 36 7 27 37 10 28 36 10 29 34 11 30 32 14 Jumlah Total Rata-rata 35,7 10,9

Sumber: PT.Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui rata-rata delay kedatangan pesawat dan penggunaan jumlah utility parking stand pesawat pada bulan April jumlah total 35,7 dan jumlah delay 10,9 per bulan. Jumlah delay terendah pada tanggal 2 mencapai 5% dan jumlah delay tertinggi pada tanggal 8, 20 mencapai 16%. Data yang ada tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 sebagai alat pengubah data sehingga didapatkan grafik sebagai alat pengubah data sehingga didapatkan grafik seperti pada gambar 6.

Rata-rata JumlahDelay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand padaBulan November 2014 sampai dengan April 2015di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Data jumlah delay dan penggunaan utility parking stand hasil penjumlahan nilai rata-rata perbulan yaitu nilai rata-rata bulan November, Desember 2014dan Januari, Februari, Maret, April 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7 Jumlah Rata-rataDelay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Selama Bulan

November 2014 sampai dengan April 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Bulan Utility Parking Stand Jumlah Delay %

November 39,9 10,7 Desember 41,9 12,9 Januari 45,9 13,5 Februari 45,3 13,5 Maret 36,6 14,1 April 35,7 10,9 Jumlah 245,3 75,6

(17)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.3, No. 2, Desember 2016 | 73 Dari tabel 7 dapat dilihat rata-ratapenggunaan utility parking stand selama 6 bulan adalah 75,6% dan jumlah delaykedatangan selama 6 bulan adalah 245,3%. Jumlah data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 sebagai alat pengubah data sehingga didapatkangrafik seperti pada gambar 7

Gambar 7: Grafik Penggunaan Utility Parking Stand dan Jumlah Rata-rata delay Kedatangan Selama

Bulan November 2014 sampai dengan April 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Dari gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa terdapat rata-ratadelay tertinggi pada bulan Maret 2015 yaitu 14,1 dan kemudian terjadi penurunan pada bulan Januari dan Februari 2015 yaitu 13,5 dan delay terendah tejadi pada bulan November 2014 yaitu 10,7 sedangkan penggunaan utility parking stand tertinggi pada bulan Januari 2015 yaitu 45,9 dan kemudian terjadi penurunan pada bulan Februari 2015 yaitu 45,3 . Penggunaan utility parking stand terendah pada bulan April 2015 yaitu 35,7 .

(18)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.3, No. 2, Desember 2016 | 74

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara kedua variabel yaitu penggunaan utility parking stand dan jumlah delay kedatangan. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk sampel yang independenAnalisis regresi linier sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen yaitu Comercial Flight (X) terhadap variabel dependen (Y) yaitu keterlambatan kedatangan pesawat.

Rumus regresi linear sederhana Y = a+bX

Y= 8,086332775+ 0,119125298

Jadi, Perbandingan dari hasil penelitian Nilai yang sudah di dapat dengan menggunakan regresi linier, maka hasil nilai Signifikan F terdapat pengaruh apabila dibandingkan dengan hasil uji hipotesis.

1. Menentukan Formulasi H0 dan dan Ha

Ho: Tidak terdapat pengaruh jumlah keterbatasan parking stand area terhadap keterlambatan kedatangan pesawat udara di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung.

Ha: Terdapat pengaruh jumlah keterbatasan parking stand area terhadap keterlambatan kedatangan pesawat udara di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung.

2. Menentukan level of significance

Pada penelitian ini taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 0,05 (α =0,05) α = 0,05

Kesimpulan Ha diterima atau ditolak

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai P < 0,0437520822 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi terdapat pengaruh dari penggunaan parking stand di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung terhadap keterlambatan kedatangan pesawat

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh jumlah keterbatasan parking stand area terhadap keterlambatan pesawat komersial di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata penggunaan utility parking stand dan jumlah delay kedatangan pada Bulan November 2014 sampai dengan April tahun 2015 adalah 245,3 dan 75,6.

2. Pengaruh rata–rata keterlambatan (delay) kedatangan oleh terbatasnya parking stand di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung Bulan November 2014 sampai dengan April 2015 terdapat pengaruh yang berjumlah 0,22 akibat jumlah tempat parkir pesawat. 3. Hasil pengujian hipotesis delay kedatangan akibat pengaruh terbatasnya parking standdapat

dilihat dari dari perhitungan bahwa

4. P < 0,0437520822 maka Ha diterima, artinya terdapat pengaruh parking stand terhadap keterlambatan kedatangan pesawat komersial di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Heraptarina, 2006, “faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan penerbangan pada PT.Merpati Nusantara yang ditangani oleh PT. Angkasan Pura I cabang Bandar udara Internasional Ngurah Rai Denpasar Bali. Laporan Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Transportasi Udara. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Yogyakarta.

(19)

Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.3, No. 2, Desember 2016 | 75

Hutagaol, Desmond. 2008. Pengantar Penerbangan Perspektif Profesional. Erlangga. Jakarta.

Melkianus. 2011. Perbandingan Jumlah Rata-rata Keterlambatan Keberangkatan Pesawat Merpati Nusantara dengan Pesawat Transnusa di PT. (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara El Tari Kupang Periode Bulan Februari sampai dengan April tahun 2010. Laporan Tugas Akhir. Program Studi Manajemen Transportasi Udara. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Yogyakarta.

Rangga, Aang. 2011. “Rata-rata Keterlambatan Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali Periode Januari sampai dengan April 2011. Laporan Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Transportasi Udara. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Yogyakarta.

Sopiah, Sangadi. 2010. Metodologi Penelitian. Andi. Yogyakarta. Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Gambar

Tabel 1 Rata-rata Data Delay Kedatangan Pesawat dan Penggunaan Utility Parking Stand  Pesawat Bulan November 2014 di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
Gambar  1  diatas  menyatakan  bahwaselama  periode  bulan  November  2014  jumlah  delaykedatangan  pesawat  dan  penggunaan  utility  parking  stand  meningkat
Gambar 2 Grafik rata-rata data delaykedatangan pesawat dan penggunaan utility parking stand  bulan Desember 2014 di BandaraHuseinSastranegara Bandung.
Tabel 3 Rata-rata Data Delay Kedatangan dan Penggunaan Utility Parking Stand Pada Bulan  Januari 2015 di Bandara Husein Sastranegara Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan itu maka hunian yang ada pada masyarakat Batak Toba sangat terkait dengan lahan pertanian dan juga aspek ekonomi lainnya yaitu hutan.. Sistem pertanian

Kemudian untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi dakwah berbasis social network yang dilakukan oleh Majelis Dakwah Al-Bahjah Cirebon, atau dalam arti lain social

Berdasarkan kriteria tinggi rendahnya tingkatan koefisien reliabilitas skor 0,897 dinyatakan instrumen pemilihan karier dengan tipologi Holland ini memiliki reliabilitas

data perusahaan yang asli sesuai dengan isian Kualifikasi yang Saudara sampaikan pada.. saat pemasukan penawaran , menyerahkan 1 (satu) set dijilid lampiran dari

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa

Penelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi kesulitan yang dialami guru Sosiologi dalam proses pembelajaran Sosiologi berdasarkan Kurikulum 2013, 2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Remaja Masjid Dusun koccikang Desa Timbuseng Kecamatan Pattalassang melakukan aktivitas yaitu:Penajian rutin, peringan hari besar

Pada iterasi-2 terlihat bahwa koefisien fungsi tujuan sudah tidak ada lagi yang mempunyai nilai negatif, proses peru-bahan selesai dan ini menunjukkan penyelesaian perhitungan