• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi High Risk & Tipologi TPPU Terkait Asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi High Risk & Tipologi TPPU Terkait Asuransi"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LOGO

LOGO

Jakarta, 21 September 2016

Identifikasi High Risk &

Tipologi TPPU Terkait Asuransi

(2)

Contents

Konsepsi Dasar TPPU

Tipologi TPPU

Identifikasi High Risk dan LTKM terkait Asuransi

(3)

APAKAH YG DIMAKSUD

(4)

Money Laundering?

laundrette

klin & klin

Londre’

(5)

5

DEFINISI PENCUCIAN UANG

Pencucian

Uang

adalah

segala

perbuatan

yang

memenuhi

unsur-unsur

tindak

pidana

sesuai

dengan

ketentuan

dalam

Undang-Undang

TPPU

(6)

LOGO

LOGO

Definisi mencuci uang?

Upaya untuk mengaburkan asal usul harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yang

sah.

(7)

7

Bid. Perpajakan

Bid. Pasar Modal

Bid. Perasuransian Cukai Perdg. Manusia Perdg. Senjata Glp Terorisme Penculikan Pencurian Penggelapan Penipuan Pemalsuan Uang Perjudian Prostitusi Peny Tenaga Kerja

Bid. Kehutanan Bid. Lingk. Hidup Kelautan & perikanan Pidana lain,4th penjara

Bid. Perbankan Narkotika Korupsi Penyelundupan Migran Penyelundupan TK Penyuapan

P

I

D

A

N

A

A

S

A

L

Setiap orang yang :

menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau

menyamarkan asal usul Harta Kekayaan (Ps.3)

menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas

Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana (Psl.4)

(PASAL 2-1 UU TPPU)

Tindak Pidana Pencucian Uang

menerima atau menguasai penempatan,

pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan

Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut

diduganya merupakan hasil tindak pidana (Psl.5.1)

berada di dalam atau di luar wilayah NKRI yang turut serta melakukan percobaan,

pembantuan, atau Permufakatan Jahat untuk melakukan tindak pidana pencucian uang (Psl.10)

(8)

upaya utk mentransfer harta kekayaan yg ber-asal dari tindak pidana yg telah berhasil di- tempatkan pada PJK (terutama bank) sbg hasil placement ke PJK yg lain utk membuat- lebih sulit menelusuri sumber illegal harta kekayaan, yaitu dgn

membuat pelapisan

ganda dlm bentuk

transaksi2 yg semakin memisahkan dana tsb dari sumber ilegalnya.

PLACEMENT

LAYERING

menempatkan uang tunai yang berasal dari tindak pidana ke dlm sistem keuangan

atau upaya

menempatkan uang giral kembali ke dlm

sistem keuangan,

terutama sistem per-bankan.

Ini merupakan tahap pertama memisahkan harta haram dari sumber illegalnya.

menggunakan harta kekayaan yg berasal dari tindak pidana yg telah berhasil masuk

ke dlm sistem keuang-an melalui penempat-an atau transfer se-hingga seolah2 men-jadi harta kekayaan

bersih, utk kegiatan bisnis yg legal atau membiayai kembali kegiatan kejahatan.

INTEGRATION

(9)

TEKNIK PENCUCIAN UANG

a. Menggunakan investment instrumen; b. Menggunakan wire transfers; c. Menggunakan loan-backs; d. Menggunakan double invoicing; e. Menggunakan shell companies; f. Mingling; g. Menggunakan chips kasino;

h. Cuckoo smurfing & Hawala. 1. PLACEMENT 2. LAYERING a. Menggunakan Nama Palsu; b. Menggunakan nomine atau menggunakan nama

orang lain yang

ditunjuk; c. Menggunakan Nama Korporasi; d. Structuring & Smurfing; e. Menukar uang dengan nominal

besar atau menukar ke mata uang asing;

f. Menyelundupkan

uang ke luar negeri;

a. Membeli Properti

Mewah;

b. Membeli Kendaraan Mewah;

c. Membeli Perhiasan & Logam Mulia;

d. Membeli Barang

Seni & Antik.

(10)

Kriminalisasi TPPU

Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, Mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, Menghibahkan, menitipkan, membawa ke Luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga, Atau perbuatan lain atas harta kekayaan ara(Pasal 3 UU TPPU) Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan Asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, Atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan (Pasal 4)

Setiap orang yang menerima, atau menguasai Penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, Sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta kekayaan (Pasal 5)

Pasal 3, UU No. 8 Tahun 2010

PELAKU AKTIF: pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Pasal 4, UU No. 8 Tahun 2010

pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 5, UU No. 8 Tahun 2010:

PELAKU PASIF: dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(11)

Follow the The Money (AML Approach)

(12)

Siklus Proses Analisis

Penyidik PJK Sumber informasi : Database, Domestic Agencies, FIU PJK LTKM & LTKT, Transfer Dana LPUTLB Laporan Transaksi

BEA & CUKAI

Penyedia Barang & Jasa LTKM & LTKT, Transfer Dana LPUTLB Laporan Transaksi Hasil Analisis Analisis/ Pemeriksaan Penyelidikan/ Penyidikan Inquiry

(13)
(14)

Sumber -Sumber Data Analisis

SUMBER UTAMA

Database PPATK (LTKM, LTKT, Laporan Transfer Dana LN dan LPUT) dan

Laporan dari Penyedia Barang/Jasa;

SUMBER LAINNYA

Pihak Penyidik

Ditjend Pajak;

Ditjend Bea dan Cukai;

Kepolisian RI;

Kejaksaan Agung RI;

KPK BNN

PIHAK REGULATOR DAN INSTANSI LAINNYA

BAPEPAM – LK

Bank Indonesia dan OJK

BPN

Kemendagri: Adminduk

Kemenhukham: Sisminbakum

FIU Luar Negeri

Informasi publik seperti internet dan media massa

(15)

SUMBER

DANA

PENGGUNAAN

DANA

Tn. A

Tn. B

Tn. C

Tn. D

Tn. E

(16)

TINDAK LANJUT HASIL

ANALISIS/PEMERIKSAAN

DATABASE

PENEGAK

HUKUM

• Transaksi Diketahui dr Sumber yang Sah. • Peruntukan Jelas. • Dasar Transaksi Wajar • Indikasi TPPU. • Indikasi Pidana Asal.

(17)

IDENTIFIKASI PENGGUNA JASA

(18)
(19)

KATEGORI HIGH RISK CUSTOMER

High Risk

Customer

Profil

Negara

Bisnis

Produk

*PERKA PPATK NO.2 TAHUN 2015 TENTANG KATEGORI PENGGUNA JASA YANG BERPOTENSI MELAKUKAN TPPU

(20)

Kategori Pengguna Jasa Berpotensi Melakukan TPPU Perka PPATK 02/1.02/PPATK/02/15

(21)

High Risk Customer

PEP (Politically Exposed Person)

Pejabat Negara (Hakim Konstitusi, Hakim Agung, Angota KY, dll

Pimpinan Instansi Pemerintah setingkat

atau setara eselon I

Pengurus Parpol

Pejabat yang memiliki fungsi strategis (Direksi BUMN/BUMD,

Pimpinan Komisi, Jaksa, Penyidik,

Panitera

Pihak yang terkait dengan PEP

keluarga inti PEP s/d derajad ke-2 Pihak yg punya Hub dekat dgn PEP Perusahaan yg Terkait PEP Penambahan Usaha dan pihak dekat PEPs

(22)

High Risk Customer Lanjutan

High Risk Profil NON PEP

Pejabat, pegawai, atau setiap orang yang bekerja untuk

dan atas nama penyedia jasa

keuangan

Pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja dalam bidang pelayanan

publik khususnya dibidang perizinan,

pengadaan dan penyaluran barang dan jasa publik, penerimaan

negara atau daerah

Orang2 yg masuk Daftar Teroris

Jasa Profesi Tertentu

advokat kurator notaris/ PPAT Akuntan/Akuntan Publik

Konsultan pajak/ Perencana

(23)

Perbedaan High Risk Customer

KEP 2008 vs PERKA 2/2015

High Risk Customer KEP 2008 PERKA 2/2015 PEPs meliputi Pejabat Fungsi Strategis (Jaksa, Penyidik, Rektor, Pejabat Migas&ESDM Terkait PEPs tidak

hanya keluarga tapi Perusahaan yang dimiliki dan Pihak dekat High Risk

Customer dpt

ditolak/diputus hub usaha dan WAJIB LAPOR LTKM, sanksi

ketidakpatuhan pelaporan

Pihak terkait PEPs hanya anggota Keluarga saja Belum spesifik mengatur mengenai suatu jabatan,pekerjaan,w ewenang tertentu yang berisiko tinggi HANYA TERKAIT PELAYANAN PUBLIK Aktif/Pensiu n Pejabat Aktif saja

(24)

High Risk COUNTRY

High Risk Country

negara asing yang diketahui secara luas sebagai tempat

penghasil dan pusat perdagangan narkoba negara asing yang

dinyatakan belum memadai dalam

melaksanakan rekomendasi FATF dibidang

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme

negara asing yang memiliki tingkat tata kelola kepemerintahan yang rendah atau dibawah 50 (lima puluh)

berdasarkan worldwide

governance indicator terkini

yang diterbitkan oleh World Bank

negara asing yang diidentifikasi sebagai tax haven)

- OECD

Indeks persepsi korupsi < 40

(25)

High Risk BUSINESS

High Risk Business

usaha penyelenggara transfer dana non bank

Usaha PVA usaha di bidang perdagangan permata dan perhiasan/loga m mulia Travel Agent usaha di bidang pengelolaan hasil hutan/kehutanan usaha di bidang jasa pengangkutan atau

pengapalan berbasis tunai, usaha yang antara lain minimarket, jasa pengelola parkir, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU); usaha investasi berbasis emas/logam mulia

(26)

Transaksi keuangan yang tidak normal

atau tidak sesuai dgn karakteristik dan

profil nasabah

Transaksi tersebut diduga terkait

dengan hasil kejahatan

Tidak dapat diyakini kewajarannya oleh

petugas Perusahaan Asuransi setelah

dilakukan verifikasi lebih lanjut

(27)

Pada dasarnya yang dimaksud dengan

istilah “ transaksi keuangan

mencurigakan “ adalah transaksi yang

menyimpang dari kebiasaan atau

tidak wajar dan tidak selalu terkait

dengan tindak pidana tertentu

Intinya tidak wajar = Mencurigakan

Pengertian Transaksi Keuangan

Mencurigakan

(28)

• Transaksi yang menyimpang dari :

Profil

Karakteristik

Kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan

• Transaksi yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan yang wajib dilakukan oleh pjk

• Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana

(29)

• Indikator Umum

Transaksi yang dilakukan secara tunai dalam jumlah di luar

kebiasaan yang dilakukan nasabah

Transaksi yang dilakukan dalam jumlah relatif kecil namun dengan

frekuensi yang tinggi (structuring )

Transaksi dilakukan dengan menggunakan beberapa rekening atas

nama individu yang berbeda beda untuk kepentingan satu orang

tertentu ( smurfing )

Setiap transaksi yg melibatkan pihak yang tidak diketahui

(30)

Transaksi Pembelian Polis dari calon nasabah yang berada di tempat jauh dari Wilayah kerja perusahaan asuransi atau di lain Propinsi, sementara polis yang sejenis sebenarnya juga tersedia di tempat tersebut

Pembelian Asuransi kerugian untuk suatu kegiatan atau usaha yang berada di luar bentuk dan

pola usaha atau kegiatan normalnya

Pembelian Secara Tunai Beberapa Produk Asuransi Dalam Jangka Waktu Berdekatan Atau

Bersamaan Dengan Pembayaran Premi Sekaligus Dalam Jumlah Besar Yang Kemudian Diikuti Pencairan Polis Sebelum Jatuh Tempo

Contoh Indikator khusus TKM terkait

Asuransi

Pembayaran Premi Asuransi Melalui Transfer Atau Cek Atas Nama Orang Lain Yang Belum Jelas

Keterkaitannya

Terdapat Pengalihan Manfaat atas Suatu Produk asuransi kepada pihak lain yang tidak ada

hubungan sama sekali

Aplikasi yang diajukan oleh Agen atau Perantara dari Luar jurisdiksi Indonesia, yg merupakan

negara2 High Risk Country (Regulasinya lemah, dll)

Permintaan untuk pembelian kontrak lump-sum yang besar, dimana secara historis pemegang

polis tsb biasanya melakukannya untuk jumlah yang tidak besar atau kontrak dengan pembayaran reguler

(31)

Usaha2 untuk menggunakan cek pihak ketiga dalam pembelian polis

Nasabah asuransi menunjukkan tanda2 tidak memperhatikan isi polis tetapi lebih

memperhatikan urusan pembatalan perjanjian polis

Contoh Indikator Khusus TKM (Lanj.)

Pembayaran polis asuransi secara lump sum melalui wire transfer dengan menggunakan mata

uang asing

Usaha2 untuk menggunakan cek pihak ketiga dalam pembelian polis

Nasabah asuransi menunjukkan tanda2 tidak memperhatikan isi polis tetapi lebih

memperhatikan urusan pembatalan perjanjian polis

Nasabah Asuransi diketahui memiliki polis2 yang sama yang berasal dari berbagai perusahaan

asuransi lainnya

Nasabah diketahui memiliki polis yang nilainya jauh di atas kemampuan keuangan yang wajar

dari ybs

Transaksi Pembatalan polis yang bernilai mahal dlm jangka waktu yg singkat dgn pengembalian

(32)

BAGAIMANA KALAU PJK RAGU

TERHADAP TRANSAKSI ATAU PROFIL

NASABAHNYA

• LAKUKAN PENELITIAN ULANG TERHADAP DATA NASABAH YANG TELAH ADA ATAU MEMINTA TAMBAHAN DATA ATAU MENCARI INFORMASI LAINNYA

• BILA TETAP RAGU DAN ADA DUGAAN ADANYA MONEY LAUNDERING LAPORKAN SEGERA KE PPATK AGAR PJK TERHINDAR DARI RISIKO YANG TIDAK DIHARAPKAN ANTARA LAIN KEMUNGKINAN TERKENA SANKSI SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 6 AYAT 1 DAN 8 UU TPPU.

(33)

Perkembangan Statistik dan HA Perusahaan Perasuransi Periode Januari 2005 – Juni 2010

(34)

Pengelompokkan Data Berdasarkan Modus dan atau pola Transaksi yang Digunakan pada Perusahaan Perasuransian

No. Modus dan Pola Transaksi Jumlah %

1. Membeli polis asuransi dengan nominal besar di luar profile keuangan nasabah 62 79,5 2. Membeli polis yang diikuti dengan pencairan polis secara dini 9 11,5

3. Membeli polis asuransi dimana premi

dibayar melalui agen 7 9

Jumlah 78 100.00

Note:

Pembelian produk unit link mendominasi yaitu sebanyak 69 laporan sedangkan produk dwiguna sebanyak 5,

(35)

CONTOH KASUS

(36)

• Tuan A adalah pejabat di lingkungan instansi XXX mempunyai polis asuransi sebesar Rp 2.1 M.

• Pembayaran premi dilakukan melalui agen ybs yaitu Ny. N.

• Tuan A menyetorkan premi ke Ny. N secara tunai, kemudian Ny. N membayarkan premi a.n. Tuan A tersebut kepada perusahaan asuransi melalui transfer ke rek. Perusahaan asuransi.

• Setelah ditelusuri lebih lanjut, Ny. N mempunyai nasabah lain bernama Ny. S (istri dari pejabat di Instansi XXX) yang juga membayarkan premi a.n. Ny. S melalui Ny. N. • Diduga para pejabat tersebut dengan sengaja menggunakan Ny. N untuk

pembayaran premi asuransi ybs untuk menghindari penelusuran dana yang diduga bersumber dari hasil yang tidak sah.

1. Pembayaran premi asuransi dengan pihak ketiga yaitu agen

asuransi

(37)

Tuan A (Pejabat) Ny. S Ny. N (Agen Asuransi) $

Bank X a.n. Ny. N

MICROSOFT CORPORATION

Polis a.n. Tuan A Rp 2 M

MICROSOFT CORPORATION

Polis a.n. Ny. S Rp 2.1 M Suami Ny. S (pejabat) Setor tunai Rp 2 M Setor tunai Rp 2.1 M

Setor tunai Transfer

$ Bank X a.n. Asuransi XX Pa y to $ TC Rp 1.5 M Rp 800 jt Pencairan polis Dlm bentuk TC Pencairan polis Scr tunai Sumber dana TPA TPPU Skema Transaksi

(38)

• JJ menjabat sebagi Direktur di sebuah departemen.

• JJ membeli 2 (dua) polis asuransi berpremi tunggal pada PT Asuransi AB bulan Februari 2008 dengan total premi sebesar Rp7 milyar.

• Dana untuk membayar premi asuransi berasal dari rekening ybs di Bank A. • JJ mencairkan premi asuransi tersebut dimana hasil pencairannya ditransfer

ke rekening pihak ketiga yaitu SS di Bank yang sama.

• Melalui rekening SS, JJ melakukan pembelian SBI dan repo saham dengan jumlah besar yaitu sekitar Rp16 milyar. Asal dana pada rekening JJ adalah beberapa setoran tunai dan RTGS masuk dalam jumlah yang cukup besar.

(39)
(40)

3. Pembayaran premi asuransi oleh pihak ketiga

• Pak Harum seorang pejabat di sebuah departemen memilki polis asuransi berpremi tunggal pada PT Asuransi Jiwa ZZ (AJZZ) dengan premi sebesar Rp1,5 milyar.

• Harum bertindak sebagai pemegang polis sekaligus tertanggung atas polis-polis tersebut.

• Asal dana untuk membayar premi adalah rekening pihak ketiga atas nama Pak Wangi di Bank N.

• Asal dana pada rekening Pak Wangi adalah dari Pak Segar di bank yang sama namun cabang berbeda. Pak Wangi adalah pengusaha yang merupakan rekanan dari Depertemen yang dipimpin oleh Pak Harum.

(41)

$$$ 300 jt (20/06/07) PB $ Bank N Wangi 222222 $ AJ ZZ Harum $ Bank N Segar 333333 900jt (ju07 - apr08) RTGS 1,5 M (12/02/08) beli Polis 1,6 M (14/05/08) beli Polis 600 jt (14/05/08) beli Polis 300 jt (14/05/08) beli Polis 180jt (20/06/07) ST 1,5 M (5/5/08) $ Bank N Wangi 111111

1,6 M (14/05/08) beli polis an Harum 1,9 M (31/01/08) cair SBI 500 jt (20/06/07) $ AJ BB Wangi 1,5 M (12/05/08) cair Polis 300jt (17/7/07) transfer 100 jt (15/2/08) beli Polis an Harum 300 jt (15/2/08) beli Polis an Harum

$ AJ WW Segar 100 jt (9/8/07) ST 100 jt (19/9/07) ST 70 jt (10/10/07) ST 1,3M (feb 07- mar08) ST $$$

Skema transaksi

(42)

4. TP Penyuapan-Gratifikasi Kpd Oknum Kepala

Dinas

• AB Mantan Kepala Dinas Pendidikan suatu Kabupaten, di rekeningnya terdapat

pemindahan dana sebesar Rp 900 juta dari rek. Dinas Pendidikan Kabupaten tersebut dan pada hari yang sama ditarik tunai Rp 600 juta.

• Terdapat transfer RTGS dari CD (kontraktor) sebanyak 3 kali total sebesar Rp 2.249.880.000,- dengan underlying pembiayaan renovasi sekolah.

• Terdapat indikasi upaya menyembunyikan identitas pemilik sumber dana karena dalam transfer-transfer dana tersebut, slip pengiriman RTGS tidak mencantumkan DS sebagai pengirim tetapi nama orang lain termasuk nama AB sendiri yang merupakan pihak penerima dana.

• Selain itu, terdapat setoran tunai dalam jumlah besar (nilai tertinggi sebesar Rp 2,25M yg diduga berasal dari pemberian atau gratifikasi terkait dgn jabatan ybs.

• Dana yang masuk ke dalam rekening AB, sebagian besar kemudian ditarik tunai, untuk investasi di pasar modal yaitu dalam bentuk saham dan reksadana, serta penempatan dalam bentuk deposito. AB juga menerima fasilitas pinjaman dengan jaminan deposito tersebut. Sebagian pinjaman dilunasi sebelum jatuh tempo, walaupun pelunasan awal ini mengakibatkan dikenakannya biaya (charge) yang lebih tinggi.

(43)

$ Bank X a.n. Dinas Pendidikan $ Bank X a.n.AB Pemindahbukuan

@Rp 90 juta dari 10 rek. = Rp 900 jt Tarik tunai $ Bank Y a.n. CD (Kontraktor) RTGS Rp 400 jt RTGS Rp 674..965.000,-RTGS Rp 699.965.000,-RTGS Rp 474.950.000,-Setor tunai Rp 400 jt Setor tunai Rp 2.25 M Setor tunai Rp 1 M Setor tunai Rp 220 jt Setor tunai Rp 500 jt Setor tunai Rp 425 jt Setor tunai Rp 200 jt Setor tunai Rp 570 jt Setor tunai Rp 285 jt Setor tunai Rp 395 jt Tarik tunai Tarik tunai Tarik tunai Tarik tunai Pay to $ Saham Pay to $ Deposito Pay to $ Premi Asuransi Unit Link Investasi Investasi Penempatan deposito Pay to $ Pinjaman Kredit KMK Jaminan Pinjaman Pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo

(44)

5. Penyuapan melalui pembukaan rek. joint account antara Oknum Pegawai PU dgn Kontraktor/pengusaha

• AB bekerja sebagai PNS pada dinas PU (jabatan Pimpinan Proyek) memiliki joint account dengan CD (direktur PT. XYZ yang merupakan rekanan Dinas PU), hal ini menjadi tidak wajar mengingat tidak ada keterkaitan yang jelas antara AB dan CD untuk bertransaksi bisnis. • Joint account AB qq CD menerima pemindahbukuan dari Rek. CD

sebesar Rp 5.253.600.000,-.

• Dana sebesar Rp 5.253.600.000,- berasal dari pemindahbukuan

rekening CD di Bank X. Penelusuran atas sumber dana ke rekening CD terindentifikasi bahwa terdapat beberapa kali transfer dari rekening a.n. PT. XYZ di Bank Z.

• Diduga aliran dana dari PT. XYZ ke joint account AB qq CD adalah suap (gratifikasi) terkait dengan posisi AB di Dinas PU sebagai Pimpinan Proyek.

(45)

PT. XYZ Di bank Z $ Bank X A.n. CD transfer Rp 68.000.000,-transfer Rp 5.253.600.000,-$ Bank Y A.n. CD Outgoing RTGS Rp 814 jt

Tarik tunai Rp 68 jt oleh CD Transfer Rp 75 jt ke HM Transfer Rp 10 jt ke AS di Bank Z Incoming transfer Rp 2.314.500.000,-$ Bank X A.n. CD Transfer Rp 6.669.264.000,-Outgoing RTGS Rp 120 jt Outgoing RTGS Rp 800 jt Outgoing RTGS Rp 350 jt $ Bank X A.n. AB qq CD Transfer Rp

5.253.600.000,-Tarik tunai Rp 125 jt oleh AB Tarik tunai Rp 25 jt Transfer Rp 6.5 M $ Bank Z A.n. CD Outgoing RTGS Rp 150jt Tarik tunai Rp 100 jt $ Bank X A.n. AB Setoran cek Rp 3 M Transfer Rp 2 M Setoran tunai Rp 128.2 jt Setoran tunai Rp 1.5 M Tarik tunai Rp 2 M Tarik tunai Rp 1 M Tarik tunai Rp 150 jt Tarik tunai Rp 500 jt Tarik tunai Rp 1 M Tarik tunai Rp 200 jt Pembelian Asuransi dengan Premi Tunggal Transfer Rp 1,35 M TPA TPPU

(46)

6. Pembelian polis Unit Links oleh anak dari PEP yg diikuti dengan pembayaran premi tambahan dalam jumlah besar dan

pencairan premi tambahan tsb dalam waktu singkat.

• WT adalah putri dari BB (PEP)/Pejabat Publik. • WT membeli polis asuransi unit links pada AJ ZZZ.

• WT membayar premi asuransi dengan melakukan transfer menggunakan rekening CV ABC di Bank JJJ.

• IW (adik WT) melakukan transfer untuk pembayaran premi top up (tambahan) untuk polis a/n WT.

(47)
(48)

LOGO

LOGO

Integritas, Tanggung Jawab, Kerahasiaan, Kemandirian , Independen

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan pada Maret 2017 adalah sebesar 19,52 persen yang berarti ada

Berdasarkan penelitian itu dapat diperoleh hasil bahwa perlindungan konsumen pengguna jasa jaringan komunikasi IndiHome menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk mengetahui perilaku bidan KIA/KB dalam pelaksanaan program

Petani atau warga masyarakat sasaran sebagai penerima Dana Bantuan Sosial (untuk DIPA Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota) yaitu anggota kelompok sasaran yang

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan strategi klasikal baca simak dengan panduan Al-Husna siswa dapat membacakan al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 5-8 dengan baik

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Surat Edaran Nomor HK.02.02/MENKES/24/2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rerata absorbsi antara kelompok ASI, PASI dan campuran ASI-PASI yang paling cepat adalah kelompok ASI dengan rerata residu sebesar 0,4991 ml,

Hemofilia merupakan penyakit yang berbiaya tinggi, tidak hanya dari sisi biaya langsungnya saja (biaya pengobatan) tetapi juga dari segi biaya tidak langsung