• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ASPEK STRUKTURAL, ASPEK KEPERILAKUAN DAN ASPEK TEKNIS DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada KPP Madya Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ASPEK STRUKTURAL, ASPEK KEPERILAKUAN DAN ASPEK TEKNIS DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada KPP Madya Bandung)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ASPEK STRUKTURAL, ASPEK KEPERILAKUAN

DAN ASPEK TEKNIS DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada KPP Madya Bandung)

Naufal Akbarsyah Gunawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Rahaditya Yunianto, SE., MM.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract : This research is intended to examine: 1) the influence of structural, behavioral and technical aspects over the performance of employee of KPP Madya Bandung, 2) the influence of structural aspect towards the performance of employee of KPP Madya Bandung, 3) the influence of behavioral aspects towards the performance of employee of KPP Madya Bandung, 4) the influence of technical aspects towards the performance of employee of KPP Madya Bandung. This research is in the form of explanatory research. The method used to collect data was through questioners. Population within this research was 102 jobholders of KPP Madya Bandung. The technic for sampling is using saturated sample. There were 102 individuals used as samples. Likert scale was the scale used in this research. The outcome of this research shows that: 1) Structural, behavioral, and technical aspects are influential to the performance of employees. 2) structural aspect is influential to the performance of employee. 3) behavioral aspect is influential to the performance of employee. 4) Technical aspects is influential to the performance of employee

Keywords : Organizational Development, Structural, Behavioral, Technical,

Employee Performance.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: 1) Pengaruh aspek struktural, keperilakuan dan teknis terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung, 2) Pengaruh aspek struktural terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung, 3) Pengaruh aspek keperilakuan terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung. 4) Pengaruh aspek teknis terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis penelitian penjelasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah 102 orang karyawan tetap KPP Madya Bandung. Teknik

sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 102 orang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) aspek struktural, keperilakuan dan teknis berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 2) aspek struktural berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 3) aspek keperilakuan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 4) aspek teknis berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kata Kunci: Pengembangan Organisasi, Struktural, Keperilakuan, Teknis,

(2)

1. PENDAHULUAN

Pada perekonomian negara di Indonesia, sektor pajak masih menjadi sumber pemasukan utama bagi negara. Penerimaan pajak merupakan hal yang sangat krusial dalam berjalannya

perekonomian suatu negara.

Berdasarkan Nota keuangan APBN tahun 2019, sektor penerimaan pajak mempunyai kontribusi yang lebih tinggi terhadap APBN di Indonesia dibanding sektor non Pajak (PNBP).

Sesuai dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 184,

Direktorat Jenderal Pajak memiliki

tugas dalam merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis bidang perpajakan. Tugas dari Direktorat Jenderal Pajak tersebut membuat Direktorat Jenderal

Pajak berperan besar dalam

pelaksanaan pemerintahan. Direktorat Jenderal Pajak dituntut untuk dapat adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang perekonomian di Indonesia.

Sebagai organisasi pemerintah, Direktorat Jenderal Pajak dituntut untuk dapat mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan cara mengolah SDM di dalam instansi tersebut. Menurut Purhantara (2009)

organisasi modern secara terus

menerus mengalami perubahan, maka pengembangan organisasi menjadi hal

yang penting dalam kegiatan

pengelolaan SDM. Hal ini dikarenakan perlu adanya perubahan organisasi

demi mencapai prestasi yang

diharapkan. Prestasi instansi

Direktorat Jenderal Pajak secara

keseluruhan diukur melalui Nilai Kinerja Organisasi (NKO). Komponen perhitungan NKO terdiri atas dua unsur, yaitu capaian indikator kinerja

utama (IKU) dan nilai sasaran

strategis.

Pada Salah satu kantor regional Direktorat Jenderal Pajak yang terletak di kota Bandung yaitu KPP Madya Bandung telah ditemukan ada nya

penurunan grafik NKO secara

(3)

IKU yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Pusat, terdapat 20 IKU berstatus hijau (90.3%) dan dua IKU berstatus merah (9.7%).

Penurunan nilai capaian IKU menggambarkan telah terjadi nya penurunan kinerja karyawan. Selain itu, realisasi penerimaan pajak wilayah kota Bandung juga tidak mencapai target. Realisasi penerimaan pajak didapat melalui kalkulasi penerimaan pajak rutin regional selama periode berjalan. berdasarkan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak tahun 2019,

penentuan nilai sasaran strategis

menggunakan realisasi penerimaan pajak sebagai salah satu variabel kunci dalam mengukur kinerja instansi. Sehingga dapat disimpulkan adanya penurunan kinerja karyawan pada KPP Madya Kota Bandung, baik secara individu maupun secara keseluruhan.

Seiring dengan perubahan

besar yang terjadi pada perekonomian

di Indonesia seperti digitalisasi

ekonomi, berkembangnya teknologi, pembayaran elektronik dan perubahan-perubahan lainnya yang menuntut

instansi perpajakan untuk dapat

beradaptasi. KPP Madya Bandung

dituntut untuk terus menerus

melakukan perubahan dan

pengembangan untuk mencapai tujuan

organisasi. Perubahan-perubahan

tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

Menurut Wibowo (2015)

organisasi yang berhasil adalah

organisasi yang memfokuskan pada pengerjaan terkait hal-hal yang dapat

mempermudah adaptasi suatu

organisasi dalam menghadapi

perubahan kondisi. Kondisi ini

menuntut suatu organisasi yang ingin berhasil untuk selalu dinamis dan melakukan pengembangan organisasi. Menurut Harvey dan Donald (2006) Proses pengembangan organisasi dapat dilakukan melalui perubahan terhadap tiga aspek dalam suatu organisasi, diantaranya adalah aspek struktural, aspek keperilakuan dan aspek teknis.

Namun perubahan pada

instansi perpajakan khususnya pada KPP Madya Bandung sangat terbatas

(4)

pada regulasi dan sistem terpusat yang mengatur terkait aspek-aspek dalam

organisasi. Sehingga walaupun

dituntut untuk dapat adaptif dalam memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan, sulit bagi KPP Madya Bandung untuk dapat melakukan perubahan.

Aspek struktural dan aspek teknis pada KPP Madya Bandung

diatur langsung oleh kementrian

keuangan yang dirumuskan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) nomor 210 terkait Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Keuangan. Pada pasal 52 dijelaskan bahwa “KPP Madya merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah”. Dalam pelaksanaan tugasnya, seluruh KPP Madya termasuk KPP Madya Bandung bertanggung jawab serta mengikuti arahan dari Kantor Wilayah pada wilayah masing-masing. Oleh karena itu KPP Madya Bandung memiliki struktur tetap yang sulit untuk berubah,

karena perubahan hanya akan

dilakukan apabila terdapat perubahan besar pada kondisi perekonomian

Indonesia sehingga membutuhkan

KPP Madya Bandung dan instansi perpajakan lainnya untuk beradaptasi. Sehingga sulit bagi KPP Madya Bandung untuk terus menerus dapat memenuhi target.

Sementara aspek keperilakuan di KPP Madya Bandung sebagaimana

seperti instansi perpajakan pada

umumnya, diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1/PM.3/2007 tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal

Pajak. Kode etik yang diatur

mencakup kewajiban, larangan dan sanksi bagi karyawan. Perubahan terhadap aspek keperilakuan perlu

dilakukan untuk menghindari

kecurangan. Pada KPP Madya secara keseluruhan belum ada aspek yang mengatur terkait pengawasan dan penilaian tingkah laku karyawan untuk mencegah permasalahan pada aspek keperilakuan.

(5)

Pengembangan organisasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan khususnya bagi instansi seperti KPP Madya Bandung yang dituntut untuk terus dapat beradaptasi dan memenuhi

target. Oleh karena itu, untuk

mengoptimalkan proses

pengembangan organisasi pada KPP Madya Bandung, perlu diteliti aspek-aspek apa saja dalam pengembangan organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan

KPP Madya Bandung. Sehingga

proses pengembangan organisasi dan perubahan organisasi yang walaupun tidak bisa untuk dilakukan secara berkala, namun dapat memberikan hasil yang optimal.

2. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pengembangan Organisasi

Pengembangan Organisasi

menurut Harvey dan Donald (2006)

adalah perubahan terencana,

tersistematis dan mempunyai proses yang panjang yang dilakukan untuk atau sebagai antisipasi dari suatu

masalah. Menurut Pareek (2005) pengembangan organisasi merupakan suatu usaha yang direncanakan yang dimulai oleh para ahli proses untuk membantu sebuah organisasi untuk

mengembangkan keterampilan

diangonistknya, kemampuan

penguasaannya, strategi hubungannya dalam bentuk sistem- sistem sementara atau setengah tetap, dan persamaan

budaya. Hal ini didukung oleh

pendapat dari Robbins (2010)

pengembangan organisasi pada

dasarnya penting untuk dilakukan karena mengarah pada efektvitas organisasi.

B. Aspek-aspek dalam pengembangan organisasi

Menurut Harvey dan Donald (2006) intervensi pada pengembangan organisasi dapat dilakukan terhadap tiga aspek diantaranya : 1) Aspek Struktural, 2) Aspek Keperilakuan dan 3) Aspek teknis.

1. Aspek Struktural,

(6)

organisasi yang berfokus pada perubahan lini struktural.

2. Aspek Keperilakuan,

difokuskan pada proses intervensi pada organisasi yang mengarah pada aspek-aspek yang sifatnya berupa tingkah laku atau behavior.

3. Aspek teknis,

difokuskan pada proses intervensi pada organisasi yang berkaitan dengan

teknis atau metode kerja yang

dilakukan pada organisasi. C. Kinerja Karyawan

Menurut Wirawan (2009)

mengatakan bahwa kinerja merupakan singkatan dari “kinetika energi kerja” yang padanannya dalam bahasa inggris

yaitu performance, yang sering

diartikan dalam Bahasa Indonesia

sebagai performa. Menurut

Mangkunegara (2017) kinerja

karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya. Pendapat ini didukung oleh pendapat Torang (2014)

yang mengatakan bahwa kinerja

adalah kuantitas atau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi yang

berpedoman pada norma, standard operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. aspek struktural, aspek keperilakuan , dan aspek teknis berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung.

2. aspek struktural berpengaruh

terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung.

3. aspek keperilakuan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan KPP Madya Bandung.

4. Aspek teknis berpengaruh terhadap

Kinerja Karyawan KPP Madya

(7)

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis pengaruh aspek-aspek

dalam pengembangan organisasi

terhadap kinerja karyawan. untuk membuktikan pengaruh dari hubungan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung yang berada dalam naungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat 1 yang terletak di Gedung Keuangan Negara (GKN) Kota Bandung dan diestimasi akan

berlangsung selama 6 bulan.

Penelitian ini mengambil populasi pegawai pada KPP Madya Kota

Bandung sebanyak 102 orang

berdasarkan data dari Humas dan Eksternal KPP Madya Bandung. Pada Penelitian ini, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Sampel jenuh, karena menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Sampel yang diambil adalah 102 orang karyawan KPP Madya Kota Bandung. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner dan wawancara. A. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang tidak valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila r hitung lebih besar (≥) daripada r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui apakah suatu item atau variabel padat dikatakan reliabel atau tidak yakni melalui dasar α (alpha).

(8)

B. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Berganda Sebelum melakukan analisis regresi, diperlukan untuk melakukan Uji Asumsi Klasik. Berikut adalah uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Setelah hasil uji asumsi klasik telah menyatakan bahwa persamaan regresi telah memiliki ketepatan estimasi, tidak bias dan konsisten, selanjutnya dapat dilakukan Analisis regresi. Metode ini untuk

melihat Pengaruh variabel aspek

struktural (X1), aspek keperilakuan (X2), dan aspek teknis (X3) terhadap kinerja karyawan (Y).

2. Uji Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui sebarapa besar

kemampuan variabel bebas

menjelaskan variabel terikat. Koefisien

determinan (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel terikat. Nilai koefisien

determinan adalah antara 0 dan 1. 3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji F untuk menguji pengaruh simultan dan uji t untuk menguji pengaruh parsial.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Validitas

Teknik uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik korelasi pearson (Pearson

Correlation) yang dioperasikan

dengan software SPSS. Sebuah

instrument dikatakan valid apabila nilai dari r hitung > r table atau nilai siginifikansi < alpha (0,05). Dalam penelitian ini seluruh item kuisioner dalam variabel aspek struktural, aspek keperilakuan, aspek teknis dan kinerja karyawan, mendapatkan nilai r hitung diatas r tabel dan signifikansi diatas 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa

(9)

instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini sudah valid. 2. Hasil Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji

reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan aplikasi SPSS dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Jika tiap-tiap variabel mendapatkan nilai Cronbach Alpha diatas 0,6 maka instrumen penelitian yang digunakan

dapat dikatakan reliabel. Pada

penelitian ini, Variabel aspek

struktural mendapatkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.854, variabel aspek keperilakuan sebesar 0,772, variabel aspek teknis sebesar 0,853 dan variabel kinerja karyawan sebesar 0,852. Berdasarkan hasil tersebut maka

dapat dikatakan instrument yang

digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel.

B. Hasil Analisis Data

1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, diperlukan

untuk melakukan uji asumsi klasik, diantaranya :

Uji Normalitas, digunakan

untuk mengetahui apakah model

regresi yang digunakan terdapat

variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. pada penelitian ini menggunakan uji p-plot yang dioperasikan melalui program lunak SPSS.

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer diolah, 2021

Berdasarkan uji P-P Plot

didapatkan bahwa titik – titik data

sudah menyebar mengikuti garis

diagonal, sehingga dikatakan bahwa

residual sudah menyebar secara

(10)

Uji Multikolinieritas, dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan. Cara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai Tolerance yang

didapat dari perhitungan regresi

berganda, apabila nilai tolerance < 0,1

maka terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas, aspek struktural mendapatkan nilai

tolerance sebesar 0,373, aspek keperilakuan sebesar 0,382, dan aspek teknis sebesar 0,583. Sehingga dapat disimpulkan pada variabel bebas di penelitian ini tidak ditemukan adanya multikolinieritas.

Uji Heterokedastisitas,

digunakan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel bebas. Pada penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

Scatter Plot dengan hasil sebagai

berikut.

Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data primer diolah, 2021 Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan

scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sisaan

mempunyai ragam homogen (konstan).

Dengan terpenuhi seluruh

asumsi klasik regresi di atas maka dapat dikatakan model regresi linier

berganda yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sudah layak atau

tepat. Sehingga dapat dilakukan

analisis regresi linear berganda , yang mendapatkan hasil sebagai berikut.

(11)

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber: Data primer diolah, 2021

persamaan regresi yang

didapatkan berdasarkan Tabel 1 adalah sebagai berikut ini:

Y = 0,255 𝑋1 + 0,264 𝑋2 0,350 𝑋3 Semua koefisien regresi yang didapatkan oleh tiap-tiap variabel bebas bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa terjadi pengaruh dari variabel bebas yaitu aspek struktural, aspek keperilakuan dan aspek teknis terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

2. Hasil Uji Koefisien Determinan

Untuk mengetahui besar

kontribusi variabel bebas (struktural

(X1), keperilakuan (X2), dan teknis

(X3) ) terhadap variabel terikat

(Kinerja Karyawan KPP Madya

Bandung (Y) ) digunakan nilai

adjusted R2, Berdasarkan Tabel 1,

diperoleh hasil adjusted R2 (koefisien

determinasi) sebesar 0,583. Artinya bahwa 58,3% variansi variabel Kinerja Karyawan KPP Madya Bandung akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya,

yaitu struktural (X1), keperilakuan

(X2), dan teknis (X3). Sedangkan

sisanya 41,7% variansi variabel

Kinerja Karyawan KPP Madya

Bandung akan dipengaruhi oleh

variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

3. Hasil Uji Hipotesis Uji F

Berdasarkan Tabel 1, nilai F hitung sebesar 47,992. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db regresi = 3 : db residual = 98) adalah sebesar 2,697. Karena F hitung > F tabel yaitu 47,992 > 2,697 atau nilai Sig. F (0,000) < α =

0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1

(12)

bahwa variabel dalam dimensi pengembangan organisasi berpengaruh

secara simultan terhadap kinerja

karyawan KPP madya Bandung. Uji t

Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa setiap variabel bebas yang diuji memiliki nilai t hitung diatas t tabel, dapat disimpulkan bahwa setiap variabel bebas yang diuji

pada penelitian ini mempunyai

pengaruh terhadap variabel terikat, sehingga H2, H3, H4 dapat diterima. C. Pembahasan

H1 : pengaruh simultan aspek struktural, aspek keperilakuan, dan

aspek teknis terhadap kinerja

karyawan KPP Madya Bandung dapat diterima karena berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan pada

karyawan KPP Madya Bandung

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. didapatkan hasil

bahwa variabel struktural,

keperilakuan, teknis dari dimensi pengembangan organisasi berpengaruh

secara simultan atau serentak

berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja Karyawan KPP Madya

Bandung. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Poluakan (2016) yang

menyatakan bahwa, variabel

perubahan dan pengembangan

organisasi berpengaruh secara

simultan dan parsial terhadap variabel kinerja karyawan PT Sinar Galesong Prima Manado.

H2 : Pengaruh aspek struktural terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung dapat diterima karena karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan KPP Madya

Bandung dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda.

didapatkan hasil bahwa aspek

struktural berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

KPP Madya Bandung.Hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahrul (2016) yang mendapatkan

hasil bahwa struktur organisasi

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan KPP

Pratama Direktorat Jenderal Pajak Makassar Utara.

(13)

H3 : Pengaruh aspek

keperilakuan terhadap Kinerja

Karyawan KPP Madya Bandung dapat diterima karena berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan pada

karyawan KPP Madya Bandung

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. didapatkan hasil

bahwa aspek keperilakuan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan KPP Madya Bandung. Hasil ini sesuai dengan hasil

penelitian Alfah (2016) yang

menyatakan bahwa pengembangan

organisasi berbasis manajemen

perubahan melalui perubahan tingkah laku, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap lingkungan kerja serta kinerja organisasi pada SMP Muntilan.

H4 : Pengaruh aspek teknis terhadap Kinerja Karyawan KPP Madya Bandung dapat diterima karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan KPP Madya

Bandung dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda.

didapatkan hasil bahwa aspek teknis dari dimensi pengembangan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan KPP Madya

Bandung. Hasil penelitian ini sesuai

dengan Hasil penelitian Raharja (2016)

mengungkapkan bahwa

pengembangan organisasi pada

karyawan BAPPEDA tingkat 1 Region Jawa Tengah dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis dari internal organisasi seperti manajemen kualitas total,

peningkatan fungsi sarana dan

prasarana, serta desentralisasi

wewenang.

5. DAFTAR PUSTAKA

Alfah, Yuli. 2016. Pengembangan

organisasi berbasis manajemen perubahan (Studi di SMP Terpadu Ma’arif Gunungpiring, Muntilan, Kabupaten Magelang), Skripsi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta. Harvey, D & Donald, B. 2006.

Research experiental Approach to conduct Organizational

(14)

Development, 7th Edition, Prentince Hall. New Jersey.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2017.

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Pareek, Udai. 2005. Perilaku

Organisasi PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Poluakan, Ferlan A. 2016. Pengaruh

perubahan dan pengembangan organisasi terhadap kinerja karyawan pt. sinar galesong prima manado. Jurnal terbitan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sam Ratulangi

Manado, Sulawesi Utara. P-ISSN: 2303-1774

Purhantara, W. 2011. Organizational

Based Change Management.

Jurnal STIE Mitra Indonesia.

Raharja, Irwan. 2016. Strategi

Pengembangan Organisasi dalam Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai BAPPEDA Tingkat 1 Jawa Tengah. jurnal administrasi.

kantor AMIK BSI Karawang, Vol.4, No.2, Desember 2016, 418 – 446. P-ISSN: 2337-6694

Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi

Edisi 12 Buku 1 (Terjemahan: Diana Angelica, Ria Cahyani dan Abdul Rosyid). Jakarta: Salemba

Empat

Sahrul. 2016. Pengaruh Struktur

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara, Skripsi,

Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar, Sulawesi

Selatan.

Torang, Syamsir. 2014. Organisasi &

Manajemen, Bandung: Alfabeta.

Wibowo. 2015. Manajemen Kinerja

Edisi Kelima. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja

Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:

(15)

Gambar

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear  Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Beribu manfaat tentang informasi dan teknologi di bidang pendidikan dan kebudayaan bisa didapatkan oleh masyarakat melalui kanal-kanal di laman http://kemdikbud.go.id sesuai dengan

Pada saat ini kelompok pengusaha tahu kesulitan untuk menangani limbah tahunya, sehingga dari kelompok usaha tahu mempunyai gagasan (pendapat) tentang pemanfaat

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada periode sahabat ini pada bidang hukum ditandai dengan penafsiran pada sahabat dan ijtihadnya dalam kasus-kasus yang tidak

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Semarang merupakan salah satu Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 83 Tahun 2013 tentang Perubahan

-Peningkatan waktu respon motorik -Perlambatan penampilan psikomotor -Penurunan penampilan intelektual -Penurunan pembelajaran -Penurunan jam tidur. -Penurunan jam

PCM dan X-eff, sebagai indikator kinerja pada industri rokok putih memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari industri rokok kretek. Semakin tinggi nilai PCM maupun X-eff,

C.serrulata dan H.macroloba mampu mengabsorbsi logam merkuri di perairan Teluk Totok, selain itu keberadaan populasi kedua jenis alga tersebut di perairan dengan

Tabel 2.103. Pada tahun 2013 dari semua ruas jalan nasional tersebut 26,33 km dalam kondisi baik. Sedangkan yang kondisinya sedang menjadi 19,33 Km... Untuk ruas-ruas jalan