• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN GOWA SKRIPSI. Oleh SRI RATNAWATI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN GOWA SKRIPSI. Oleh SRI RATNAWATI NIM"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

SRI RATNAWATI

NIM 105721105116

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

i

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh

SRI RATNAWATI

NIM 105721105116

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.M) Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)

ii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk kedua orang tua saya ibu dan

ayahku yang selalu sabar menghadapi/melalui setiap episode-episode

kehidupan yang kami jalani baik episode dimasa paling terburuk maupun

episode yang paling terbahagia terima kasih untuk kalian I love kalian.

Dan ketika dunia menutup pintunya pada saya, ibu dan ayah membuka

lengannya untuk saya, ketika orang-orang menutup telinga mereka untuk

saya, mereka berdua membuka hati untukku. Terima kasih karena selalu

ada untukku.

Dan semua pihak yang selalu bertanya kapan sidang? Kapan wisudah?

kalian adalah alasanku untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. Serta

almamater tercintaku Universitas Muhammadiyah Makassar.

MOTTO HIDUP

Jangan tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tapi tuntut

dirimu karena menuntut adabmu kepada Allah.

Keep trying, trying, falling, getting up again because the finish is right in

front of your eyes.

“sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra’d:11).

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-NYA. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gowa”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis bapak Ramli dan ibu Sari Gowa yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta Kakakku Suharti Ramli dan Adekku Desi Ramli yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE, MM, Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

vii

4. Bapak Abdul Muttalib, SE, MM, Selaku Pembimbing I Yang Senantiasa Meluangkan Waktunya Membimbing Dan Mengarahkan Penulis, Sehingga Skripsi Selesai Dengan Baik.

5. Bapak Abd. Salam SE, M.Si, AK.CA.CSP Selaku Pembimbing II Yang Telah Berkenan Membantu Selama Dalam Penyusunan Skripsi Hingga Ujian Skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengaharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu alaikum Wr. Wb

Makassar, September 2020

(9)

viii

ABSTRAK

SRI RATNAWATI, Tahun 2020 “Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gowa”, Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Abdul Muttalib Dan Pembimbing II Abd Salam.

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Gowa Tahun 2017-2019. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang diolah adalah data peneriman pajak kendaraan bermotor dan pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2017 sampai 2019 yang didapatkan dari laporan tahunan (Annual Report) UPT. Pendapatan Wilayah Gowa/BAPENDA. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung bagi hasil pajak kendaraan bermotor dan pendapatan asli daerah dengan dikali 100% . berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini Dimana pada tahun 2017 pajak kendaraan bermotor berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Sebesar 10,42% tahun 2018 sebesar 11,50% dan tahun 2019 sebesar 9,98% dengan rata-rata 10,58%..

(10)

ix

ABSTRACT

SRI RATNAWATI, Year 2020 "Analysis of the Contribution of Motor Vehicle

Taxes to Regional Original Income (PAD) of Gowa Regency", Thesis of Management Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Abdul Muttalib and Supervisor II Abd Salam.

This study aims to determine the amount of motor vehicle tax contribution to local revenue (PAD) in Gowa Regency 2017-2019. This type of research used in this research is quantitative research with a descriptive approach. The data processed is data on motor vehicle tax receipts and local revenue (PAD) from 2017 to 2019 which is obtained from the UPT (Annual Report). Regional Revenue Gowa / BAPENDA. The data analysis technique used in this study is to calculate the share of motor vehicle tax and local revenue multiplied by 100%. Based on the results of data analysis conducted by researchers, it can be concluded that the results of this study Where in 2017 motor vehicle tax contributed to local revenue (PAD) by 10.42% in 2018 of 11.50% and in 2019 of 9.98% with an average of 10.58%.

(11)

x

DAFTAR ISI

SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori... 6

1. Pengertian Kontribusi ... 6

2. Pengertian Pajak ... 6

(12)

xi

b. Tujuan Pajak ... 9

c. Syarat Pemungutan Pajak ... 9

d. Pengelompokkan Pajak ... 9

3. Pengertian Pajak Daerah ... 10

a. Jenis Pajak Daerah ... 12

4. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 13

a. Subjek Kendaraan Bermotor ... 14

b. Objek Kendaraan Bermotor ... 14

5. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor... 14

6. Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... 16

7. Sumber Pendapatan Asli Daerah ... 17

B. Tinjauan Empiris ... 19

C. Kerangka Pikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 25

C. Definisi Operasional Variabel ... 25

D. Objek Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 29

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 49

(13)

xii BAB V PENUTUP ... 63 A. Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 65 DAFTAR LAMPIRAN ... 67 BIOGRAFI PENULIS ... 71

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2017-2019 3 1.2 Komponen Pendapatan Asli Daerah Tahun 2017-2019 3

2.1 Penelitian Terdahulu 19

3.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi 28 4.1 Objek Kendaraan Bermotor Tahun 2017-2019 51 4.2 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bagi Hasil Pajak

Tahun 2017- 2019 52

4.3 Target Dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli (PAD)

Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019 54

4.4 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2017-2018 56 4.5 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pikir 24 4.1 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) 35

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Objek Kendaraan Bermotor 2017-2019 ... 67 2. Target Dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor 2017-2019... 67 3. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2017-2019 ... 68 4. Laporan Bagi Hasil Pajak Daerah Atas Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang saat ini tengah melaksanakan

pembangunan diberbagai bidang ekonomi, politik,sosial, hukum dan juga bidang pendidikan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur. Keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasioanl selain dari aspek sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya adalah dengan adanya ketersediaan dana pembangunan yang baik.

Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting adalah pajak. Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung untuk membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat. Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara yang tidak mendapat imbalan secara langsung.

Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan), yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Penghasilan pajak daerah berasal dari berbagai sumber, salah satunya yaitu seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pajak kendaraan bermotor menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 pasal 1, yaitu pajak yang

(18)

2

menyangkut urusan transportasi dan dipungut oleh pemerintah daerah atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

UPT. Pendapatan Wilayah Gowa juga merupakan salah satu instansi pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan administrasi kepada Wajib Pajak salah satunya, yaitu pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pelayanan yang dilaksanakan pada kantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa, yaitu seperti penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang berkaitan dengan pemasukan uang ke kas negara, antara lain melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Keberadaan kantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa saat ini merupakan salah satu bukti pemerintah dalam memenuhi tanggungjawabnya dalam meningkatkan kemauan masyarakat untuk membayar pajak kendaraan mereka. Sistem administrasi UPT. Pendapatan Wilayah Gowa suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan pembayaran pajak untuk masyarakat, yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung/tempat. UPT. Pendapatan Wilayah Gowa merupakan suatu sistem kerja sama secara terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, Dan PT. Jasa Raharja (Persero).

Sejalan dengan pertumbuhan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun mengalami peningkatan yang cukup baik seperti terlihat seperti dalam tabel dibawah ini:

(19)

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun

2017-2019

Tahun Target Penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaaan (Rp) Persen % 2017 . 68.891.600.000 69. 414.394.837 100,75% 2018 75.341.036.000 79.188.780.632 105,11% 2019 85.303.424.000 87.756.077.378 102,88% Sumber: UPT. Pendapatan Wilayah Gowa, 2020.

Berdasarkan data penerimaan pajak kendaraan bermotor di kantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dari tahun ketahun antara target dan realisasi pendapatan dapat dikatakan terpenuhi atau bahkan melampaui target realisasi.

Tabel 1.2

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2017-2019

Tahun Pajak Daerah (Rp) Retrribusi Daerah (Rp) Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan (Rp) Lain-lain PAD Yang Sah (Rp) Total PAD (Rp) 2017 90.386652.540 76.310.567.549 4.625.881.692 11.932.293.563 183.255.395.345 2018 97.128.350.176 74.417.431.204 3.879.102.074 9.560.899.629 184.985.783.083 2019 111.879.480.275 74.417.431.204 4.966.988.917 9.557.423.266 236. 917.247.056

Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Gowa (BAPENDA), 2020. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya ketidak singkrongan antara tabel tingkat peningkatan pajak kendaraan bermotor dengan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dimana pajak kendaraan

(20)

4

bermotor meningkat secara signifikan sedangkan pendapatan asli daerah berfluktuasi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik dengan adanya hal-hal tersebut. Dan alasan penulis memilih objek tersebut karena penulis melihat setiap tahunnya adanya kenaikan/perkembangan jumlah objek kendaraan bermotor di Kabupaten Gowa. Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai fenomena tersebut. Dengan demikian penulis akan membahasnya dalam judul “ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAD) KABUPATEN GOWA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Seberapa besar kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Gowa Tahun 2017-2019”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut: “Untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Gowa Tahun 2017-2019”.

(21)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka beberapa kegunaan dan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Penulis

Menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman secara mendalam mengenai analisis kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Gowa. Disamping itu juga sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Manajemen pada Institut Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan bagi pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari pajak kendaraan bermotor (PKB).

3. Bagi Akademik

Secara akademik hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yag sama.

4. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Laporan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang ingin mendalami tentang perpajakan. Khususnya tentang pajak kendaraan bermotor, bagi para pembaca diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan baru dan tambahan pengetahuan.

(22)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Kontribusi

Kontribusi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online, 2015) berkaitan dengan sumbangsih. Artinya kontribusi adalah peran nyata dalam keikutsertaaan terhadap sesuatu.

Kontribusi pajak daerah merupakan sejauh mana porsi atau hasil dan jumlah dana yang telah terkumpul, dari sektor pajak disuatu daerah dibandingkan dengan jumlah total pendapatan daerah atau dibandingkan dengan jumlah total pendapatan daerah atau yang dibandingkan dengan porsinya dengan APBD dan APDB.

2. Pengertian pajak

Pengertian pajak menurut Kevin E. Murphy, Mark Higgins (2015:4) mendefinisikan pajak sebagai kontribusi yang dipaksakan, dituntut berdasarkan kekuasaan legislatif dalam menjalankan kekuasaan dibidang perpajakan dan dibebankan dan ditagih untuk tujuan meningkatkan pendapatan yang akan digunakan untuk kepentingan umum dan Pemerintah.

Pengertian pajak menurut S.I Djajadiningrat dalam siti resmi (2017:1) mendefinisikan pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke Kas negara yang menyebabkan suatu keadaan kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan

(23)

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum. Pajak merupakan sumber utama penerimaan suatu negara. Oleh karenanya tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara, yang diantaranya adalah membayar gaji pegawai sampai membiayai pembangunan infrastruktur Negara akan sulit untuk dapat dilaksanakan.

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang diterapkannya secara umum). Tanpa adanya kontrprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Feldeman, 2017:1).

Menurut Buztamar Ayza (2017:24) pajak merupakan prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, yang dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual maksudnya untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Pernyataan lain menyebutkan bahwa pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan (Puspita Dewi dan Hidayati, 2016). Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

(24)

8

untuk membayar pengeluaran umum. Soemitro dalam Mardiasmo (2009:1).

Menurut MJH. Smeeths, (2015:3) juga menjelaskan pengertian pajak sebagai sebuah prestasi pemerintah yang terhutang melalui norma-norma dan dapat dipaksakan tanpa adanya suatu kontra prestasi dari setiap individual. Maksudnya ialah membiayai pengeluaran pemerintah atau negaranya.

Pajak merupakan sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, berdasarkan peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum (Octovido, Sudjana, dan Azizah, 2014).

a. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui dari unsur-unsur yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai defenisi, terlihat adanya dua fungsi yang sebagaimana berikut: Mardiasmo (2016).

1) Fungsi pemerintahan (Badgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana bagi pemerintahan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Misalnya dalam APBN pajak merupakan sumber dalam negeri.

(25)

2) Fungsi mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Misalnya PPnBM untuk minuman keras dan barang mewah. b. Tujuan Pajak

Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya pajak adalah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu negara yang antara lain yaitu:

1) Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke investasi.

2) Untuk mendorong tabungan dan menanam modal. c. Syarat pemungutan pajak

Dalam pembayaran pajak agar tidak menimbulkan hambatan maka harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut (Brotodiharjo, dalam Maulana 2013:24):

1) Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)

2) Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat yuridis)

3) Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis) 4) Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial) 5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana d. Pengelompokkan pajak

1) Menurut golongan pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu: a) Pajak langsung yaitu pajak yang yang harus dipikul atau

(26)

10

dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.

b) Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

2) Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a) Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memerhatikan keadaan diri wajib pajak.

b) Pajak objektif yaitu pajak pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memerhatikan keadaan diri wajib pajak. 3) Menurut lembaga pemungut pajak terbagi menjadi dua yaitu:

a) Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. b) Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

3. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Ahmad Yani (2002:45) Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009, pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

(27)

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah terbagi menjadi dua bagian yaitu pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pajak daerah merupakan pajak yang dibayarkan perseorangan atau badan kepada daerah yang bersifat memaksa. Pajak yeng diberikan penduduk kepada daerah digunakan untuk kepentingan pemerintah daerah dalam pembangunan wilayahnya contohnya antara lain:

a. Pembangunan jalan b. Pembangunan jembatan

c. Pembukaan lapangan pekerjaan yang baru d. Pelatihan kerja dan,

e. Kepentingan pembangunan lainnya.

Pajak daerah juga salah satu sumber dalam memperoleh atau mendapatkan (Pendapatan Asli Daerah) disuatu daerah atau wilayah tersebut.

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

(28)

12

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Didalam suatu daerah ataupun kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Kriteria pajak daerah selain yang ditetapkan UU bagi kabupaten/kota yaitu:

a. Bersifat pajak dan bukan retribusi;

b. Objek pajak terletak atau terdapat diwilayah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah kabupaten/kota yang bersagkutan;

c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum;

d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi atau objek pajak pusat;

e. Potensinya memadai;

f. Tidak memberikan dampak negatif bagi perekonomian;

g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat; h. Menjaga kelestarian lingkungan.

a. Jenis Pajak Daerah

1) Jenis pajak provinsi terdiri dari:

(29)

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan dan

2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota Terdiri Dari: a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran c) Pajak Hiburan d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C g) Pajak Parkir

4. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor, seperti kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk alat-alat besar yang bergerak.

Pasal 1 Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 mengenai defenisi pajak kendaraan bermotor yaitu bahwa pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan pajak atas kepemilikan dan penguasaan kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat.

(30)

14

Samudra (2015:94) menyatakan bahwa “Objek Pajak Kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor tidak termasuk kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan alat-alat berat seperti buldozer, excavator, loader dan lain-lain yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang atau barang dijalan umum”. a. Subjek pajak kendaraan bermotor

Menurut UU nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan Retribusi Daerah (Pasal 4 ayat 1) Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.

Menurut peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 10 tahun 2010 tentang pajak daerah dalam pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa (Subyek PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor”.

b. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 3 ayat 1 “Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan,penguasaan kendaraan bermotor”.

5. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar hukum pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah didasarkan pada ketentuan dalam undang-undang nomor 28 tahun 2009 pasal 3 sampai dengan 8 berdasarkan ketentuan Undang-undang PDRB, Pengenaan PKB pada dasarnya tidak mutlak diterapkan pada seluruh daerah provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini berhubungan dengan

(31)

kewenangan yang diberikan kepada pemerintah provinsi untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak provinsi. Karena itu dapat dipungut pada suatu daerah provinsi, maka pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) didaerah provinsi yang bersangkutan.

Landasan hukum pemungutan pajak di Indonesia telah diatur oleh pasal 23 A UUD 1945 yang menyatakan bahwa “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”.

Setelah amandemen UUD 1945, ketentuan mengenai pajak mengalami perubahan yang sangat prinsipil. Hal ini dapat dilihat pada pasal 23A. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NRI 1945) yang berbunyi “pajak dan pungutan yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Besarnya tarif PKB berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 6 ayat 1 ditetapkan sebagaimana dibawah ini:

a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen) b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusnya tarif

dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% dan paling tinggi sebesar 10%

c. Pajak progresif untuk kepemilikan kedua dan seterusnya tersebut dibedakan menjadi kendar aan roda yang kurang dari 4 (empat) kendaraan roda 4 atau lebih

(32)

16

d. Kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama dan atau alamat yang sama.

Perhitungan PKB, besaran pokok yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan PKB adalah sesuai dengan rumus berikut ini:

Pajak Terutang 6. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Indikator keberhasilan perkembangan daerah direfleksikan oleh besarnya pendapatan asli daerah dalam membiayai pembangunan daerah potensi dana pembangunan yang paling besar dan lestari adalah bersumber dari masyarakat yang dihimpun dari pajak dan retribusi daerah. Peningkatan peran atau porsi PAD dan APBD tanpa membebani masyarakat dan investor nerupakan salah satu indikasi keberhasilan pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah, yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah daerah mengelolah keuangan daerah secara efisien dan efektif (Susilawati & Riharjo, 2014).

Pendapatan asli daerah merupakan unsur yang penting dalam pendapatan asli daerah karena merupakan salah satu komponen sumber penerimaan daerah selain penerimaan dana transfer dan lain-lain pendapatan yang sah. Keseluruhannya merupakan sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintah di daerah (Taras & Sri Artini, 2017).

Pendapatan asli daerah merupakan penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaaan kekayaan daerah yang dipisahkan, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah (Wahyu, SuprijSanto & Pranaditya, 2017).

(33)

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, menguraikan bahwa pendapat asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Hikmah, 2017).

7. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Sumber pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi tiga jenis pendapatan yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan asli daerah sendiri, yaitu berupa: 1) Hasil pajak daerah;

2) Hasil retribusi daerah;

3) Hasil perusahaan daerah; dan

4) Lain-lain hasil usaha daerah yang sah.

b. Pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah pusat, yakni berupa:

1) Sumbangan-sumbangan pemerintah pusat;

2) Sumbangan-sumbangan lain, yang diatur dengan perundang-undangan.

(34)

18

c. Lain-lain pendapatan yang sah

Dengan Undang-undang suatu pajak negara dapay diserahkan kepada daerah. Demikian pula pertimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah diatur dengan Undang-undang. Ketentuan pokok tentang pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan undang-undang. Sedangkan pungutan pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan peraturan daerah. Demikian pula pengembalian atau pembebasan pajak daerah dan/atau retribusi daerah juga dilakukan berdasarkan peraturan daerah.

Pemerintah daerah dapat mengadakan perusahaan daerah yang penyelenggaraan dan pembinaannya dilakukan berdasarkan asas ekonomi perusahaan. Sedangkan ketentuan pokok tentang perusahaan daerah ditetapkan dengan undang-undang. Pengadaan usaha-usaha sebagai sumber pendapatan daerah diatur dengan peraturan daerah. Peraturan daerah tersebut berlaku sesudah ada pengesahan pejabat yang berwenang.

Dengan persetujuan DPRD, kepala daerah dapat membuat keputusan untuk mengadakan utang-piutang atau menanggung pinjaman bagi kepentingan dan beban daerah. Dalam keputusan kepala daerah tersebut, ditetapkan juga sumber pembayaran bunga dan angsuran pinjaman itu serta cara pembayarannya. Keputusan kepala daerah itu berlaku setelah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri.

(35)

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama dan judul penelitian

Jenis penelitian Hasil penelitian

1. Dede Indra (2015), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Nagan Raya.

Analisis Deskriptif Kesimpulan dari penelitian menunjukkan kontribusi pajak kendaraan bermotor (PKB) terhadap

pendapatan asli daerah terendah pada tahun 2012 sebesar 1,69% termasuk dalam kategori sangat kurang atau rendah. Dengan demikian

sumbangan atau manfaat yang diberikan oleh penerimaan pajak

kendaraan bermotor (PKB) terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2008-2012 masih rendah. Akan tetapi pendapatan asli daerah tidak hanya dipengaruhi oleh penerimaan pajak

kendaraan bermotor (PKB) saja, karena masih

terdapat penerimaan pendapatan lainnya yang

(36)

20

dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD).

2. Natalia Ester Rompis, Ventje Ilat Dan Anneke Wangkar (2015), Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Studi Kasus Pada Samsat Airmadidi)”

.

Statistik Deskriptif Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa penerimaan pajak

kendaraan bermotor pada samsat airmadidi cukup besar. Sementara

kontribusi pajak kendaraan bermotor mempengaruhi jumlah penerimaan pendapatan asli daerah, disisi lain kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap PAD

menunjukkan tren yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Samsat Airmaidi sudah baik dalam mengelola penerimaan pajak kendaraan bermotor.

3. Nurul Karina dan Novi Budiarso (2016), Analisis efektifitas dan kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli

Deskriptif Kualitatif Hasil penelitian

menunjukkan penerimaan pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Gorontalo tahun 20112-2014. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan

(37)

daerah daerah (PAD) Provinsi Gorontalo

analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan penerimaan pajak kendaraan bermotor di Provinsi Gorontalo sangat efektif denga rata-rata persentase 104,48%. Sementara kontribusi pajak kendaraan bermotor

sedang dengan rata-rata persentase 29.64%. Disisi lain efektifitas dan

kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) cenderung semakin menurun. Hal ini

menunjukkan Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo sudah baik dalam

mengelola penerimaan pajak kendaraan bermotor. Namun sebaiknya perlu meningkatkan dan mengoptimalkan potensi penerimaan pajak.

4. Abdullah Faisal M, Muhammad Muchtar dan Dwi Silowati (2017), Analisis kontribusi

Kuantitatif Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata kontribusi pajak kendaraan bermotor pada tahun 2014 naik sebesar

(38)

22 pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah kabupaten barito utara. 10,22% selanjutnya pada tahun 2015 dan 2016 sebesar 5,03% dan 8,72% ini membuktikan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor kabupaten barito relatif stabil dari tahun

ketahunnya meskipun peningkatannya tidak selalu signifikan setiap tahunnya. 5. Putra Prasetya (2018) Efektivitas Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Kualitatif bersifat deskriptif Hasil penelitian menunjukkan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan targetnya di Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2013-2017 sangat efektif karena terdapat kecenderungan lebih dominannya realisasi pajak kendaraan bermotor Provinsi Sulawesi Selatan melampaui targetnya selama periode pengamatan. Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dengan periode yang sama menunjukkan situasi yang naik turun walaupun dalam keadaan tidak terlalu

(39)

signifikan yaitu dengan rata-rata tingkat efektivitas 100,79%. Fungsi pajak telah cukup diterapkan di Sulawesi Selatan sehingga Kontribusi Pajak

Kendaraan Bermotor Terhadap PAD Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2013-2017 berada dalam kategori sedang rata-rata 28,51%.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan suatu bentuk kerangka yang dapat

digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah, biasanya kerangka penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah dan memperlihatkan hubungan antar variabel satu dengan vaiabel lainnya. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang semua digunakan dijenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor/mobil. Pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah pajak terhadap kepemilikan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.

Fenomena tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui secara mendalam tentang pajak kendaraan bermotor dan seberapa besar berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Gowa.

(40)

24

Adapun gambar kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Keterangan: =variabel dependen

=tanda penghubung (variabel dependen dan variabel independen)

=variabel independen

Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor

(41)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif. Data kuantitatif adalah data-data yang disajikan dalam bentuk angka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana hasil analisis yang diperoleh akan menjelaskan seberapa besar kontribusi Pajak Kendaraan Bemotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gowa.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT. Pendapatan Wilayah Gowa/Badan Pendapatan Daerah yang beralamat di jl. Tumanurung Raya, Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa. Adapun waktu akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu ± 2 bulan. Pada bulan Juli sampai Agustus 2020.

C. Definisi Operasional Dan Pengukuran

Definisi operasional dikembangkan dari teori, definisi konseptual, dan

merupakan dasar bagi penentuan indikator dalam pengembangan instrumen penelitian, penelitian ini memiliki definisi operasional sebagai berikut:

1. Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dikenakan atas perolehan pajak kendaraan bermotor (PKB) yang mengakibatkan

(42)

26

diperolehnya atau dimilikinya pajak kendaraan bermotor (PKB) oleh orang perseorangan pribadi atau badan.

2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut undang-undang No. 33 Tahun 2004, yang dimaksud dengan pendapatan asli daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok penelitian.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gowa yang berasal dari laporan keuangan dari tahun 2017-2019.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode untuk mendapatkan data

yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulakan dari berbagai pusat data yang ada antara lain pusat data di perusahaan. badan-badan peneliti dan sejenisnya yang memiliki polldata.

(43)

Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah UPT. Pendapatan Wilayah Gowa. 2. Studi Pustaka

Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengambil referensi dari peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini untuk menambah informasi. Referensi diambil dari jurnal-jurnal, skripsi, buku-buku, dan internet maupun sumber lain yang terkait baik bersumber dari perpustakaan maupun dari instansi yang terkait dengan permasalahan peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis kuantitatif dimana metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berhubungan dengan masalah pajak kendaraan bermotor terhadap PAD dengan cara perhitungan menggunakan alat analisis kontribusi.

Analisis kontribusi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kontribusi yang disumbangkan pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah. Untuk menghitung kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) tiga tahun terakhir (2017-2019), dapat menggunakan rumus dibawah ini:

x

=

(44)

28

Dimana: X=Tahun

Bagi hasil pajak kendaraan bermotor Realisasi pendapatan asli daerah

Sejauh mana pajak kendaraan bermotor dalam menjalankan tugas dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Untuk mengukur nilai kontribusi Tim Litbang Depdagri UGM tahun 1991 mengkategorikan kriteria kontribusi kedalam enam tingkat kontribusi terlihat pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1

Klasifikasi Kriteria Kontribusi

Presentase Kriteria 0-10 Sangat Kurang 11-20 Kurang 21-30 Sedang 31-40 Cukup Sedang 41-50 Baik

Diatas 50 Sangat Baik

(45)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( disingkat samsat), atau

dalam bahasa inggris one roof system, suatu sistem adminitrasi manunggal di bentuk untuk memperlancar dan mempercepat kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung. Contoh dari samsat adalah dalam pengurusan dokumen kendaraan bermotor.

Samsat merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara polri, dinas pendapatan provinsi dan PT.Jasa Raharja (persero) dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK dan tanda nomor kendaraan bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara melalui pajak kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor, dan sumbangan wajib dana kecelakan lalu lintas jalan ( SWDKLLJ), dan di laksanakan pada satu kantor yang di namakan” kantor bersama Samsat”. Dalam hal ini, polri memiliki fungsi penerbitan STNK; dan dinas pendapatan provinsi menetapkan besarnya pajak kendaraan bermotor (PKB) Dan Bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB); Sedangkan PT Jasa Raharja mengelola sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ).

Lokasi kantor bersama samsat umumnya berada di lingkungan kantor polri setempat, atau di lingkungan satlantas/ditlantas polda setempat.

(46)

30

Samsat ada di masing-masing provinsi, serta memiliki unit pelayanan di setiap kabupaten kota.

Pada tahun 1997, berdasarkan peraturan daerah yang bernama

kepala kantor dinas yang sekarang UPTD ( unit pelayanan teknik daerah ) sejak berdirinya UPTD SAMSAT GOWA pertama kali dibimbing oleh kepala seksi pelayanan samsat gowa, selanjutnya dalam perkembangannya berdasarkan peraturan daerah Sulawesi selatan dipimpin oleh pejabat Eselon III yang mempunyai gas yang besar dari sebelumnya. Tugas utama UPTD wilayah 7 Gowa adalah melaksanakan pemungutan pajak provinsi berupa: pajak kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), pajak air dan permukaan (PAP), pajak bahan bakar minyak, dan pajak rokok. Kantor UPTD secara struktural dibawah naungan DINAS PENDAPATAN DAERAH Sulawesi selatan.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dibentuk untuk meningkatkan pendapatan daerah antara lain, melalui penguatan taxing power yang dilakukan dengan mengimplementasikan secara efektif regulasi perpajakan daerah dan retribusi daerah sesuai kewenangan pemerintah daerah provinsi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Secara umum pendapatan daerah terdiri atas: pendapatan asli daerah (PAD), Dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Selama kurun waktu 8 tahun, pendapatan daerah di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan lebih dua kali lipat, yakni

(47)

sebesar Rp 2.124.090.149.339 pada tahun 2008 menjadi Rp 7.162.588.691.183 pada tahun 2016.

Meningkatnya pendapatan ini dipengaruhi oleh banyaknya inovasi-inovasi yang dilakukan salah satunya adalah Samsat Link yang diresmikan oleh Gubernur Sulsel Dr H. Syahrul YL, SH, M.Si, MH pada 30 Desember 2009.

Komposisi sumber pendapatan tersebut didominasi oleh PAD dan memberikan kontribusi rata-rata sebesar 55,24 %. PAD tersebut dikelola oleh Dispenda Sulsel yang sejak 1 Januari 2017 telah berubah menjadi Bapenda Sulsel. Dari tahun ke tahun PAD Sulsel mengalami peningkatan yang melebihi target yang telah ditetapkan. Pengaruh kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan etos kerja sumber daya manusia (SDM), adanya motivasi dari para pemimpin, serta inovasi layanan unggulan yang terus berkembang. Selain itu juga dipengaruhi oleh regulasi terkait pendapatan, misalnya diberlakukannya Peraturan Gubernur tentang Kenaikan Tarif BBN (Bea Balik Nama) dari besaran 10 % menjadi 12,5 %. Mengingat luasnya wilayah pengelolaan obyek pajak dan perkembangan jumlah kendaraan yang pesat di Provinsi Sulsel, maka sejak 2008 dibentuklah Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPT) untuk melakukan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok.

Awalnya, perpanjangan tangan pengelolaan pajak di daerah hanya dilayani 10 UPTD Samsat dan 13 Samsat Pembantu, berdasarkan Peraturan Gubernur Sulsel No 16 tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis jumlah UPT bertambah menjadi 15 UPT dan

(48)

32

hingga 2017 UPT telah hadir disemua kabupaten/kota, jumlahnya 25 Unit, 2 diantaranya terdapat di Kota Makassar.

Adapun beberapa bentuk pelayanan yang disediakan oleh SAMSAT yaitu:

a. Samsat Drive THRU, adalah layanan wajib pajak tidak perlu dari kendaraan cukup proses persetujuan dan pembayaran dari kendaraan Pemilik kendaraan cukup menyiapkan dokumen seperti BPKB, STNK, dan KTP. Setelah itu langsung bergeser ke loket dua untuk pembayaran dan mengambil dokumen baru.

b. Samsat keliling, adalah layanan Samsat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat atau sistem angkutan bola. Dengan menggunakan mobil Samsat yang akan ditempatkan di lokasi strategis seperti pasar, badan yang membutuhkan pembayaran, atau tempat keramaian. c. Gerai Samsat, pelayanan Samsat yang berada di tempat pelayanan

masyarakat atau tempat partisipasi masyarakat seperti pusat perbelanjaan atau mall.

Secara umum luas wilayah Kabupaten Gowa kurang lebih 1.883,33 km² atau sama dengan 3,01 persen dari luas wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah administrasi Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan dan 167 desa/kelurahan. Berdasarkan posisi dan letak geografis, kabupaten Gowa berada pada 119.3773º bujur barat dan 120.0317º bujur timur. 5.0829342862º lintang utara dan 5.577305437º lintang selatan. Samsat/UPT. Pendapatan Wilayah Gowa beralamat di jl. Tumanurung Raya, Kalegowa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

(49)

Adapun awal terbentuknya Samsat yaitu sebagai berikut: a. Pada tahun 1974

Proses perpanjangan STNK harus membuang waktu yang cukup lama karena mesti mendatangi tiga kantor. Membayar pajak harus datang ke kantor pajak. Esoknya, mereka yang hendak membayar Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan harus mendatangi kantor Asuransi Jasa Raharja. Mereka pun harus mendatangi kantor polisi lalu lintas untuk memperoleh STNK. Masing-masing instansi belum terintegrasi.

b. Tahun 1974-1976

Dengan tujuan Registrasi dan Identifikasi Forensik Ranmor dan data pengemudi lebih akurat, kecepatan dan kemudahan pelayanan kepada masyarakat, dilakukan uji coba pembentukan Samsat di Polda Metro Jaya.

c. Tahun 1976-1988

Berdasarkan INBERS 3 Menteri, Menhankam, Menkeu, dan Mendagri No. Pol. KEP/13/XII/1976, No. KEP-1693/MK/IV/12/1976, 311 TAHUN 1976 bahwa konsep SAMSAT diberlakukan diseluruh Indonesia Kepolisian RI, PT. Jasa Raharja (Persero) & Dinas Pendapatan Provinsi bersama-sama. Meski demikian masing-masing instansi menerbitkan tanda bukti untuk setiap pelunasan kewajiban di Samsat. d. Tahun 1988-1993

Berdasarkan INBERS, Menhankam, Menkeu & Mendagri No. INS/03/X/1988, No. 5/IMK.013/1988, No. 13A Tahun 1988 dilakukan penyederhanaan dokumen yaitu, formulir permohonan/pendaftaran

(50)

34

STNK/Pajak/SWDKLLJ digabung jadi satu. Tanda Pelunasan Pembayaran SWDKLLJ PT. Jasa Raharja ( Persero) yang tercantum dalam STNK/STCK berlaku sebagai pengganti Polis Asuransi (sertifikat).

e. Tahun 1993-1999

Diberlakukan revisis masa berlaku STNK dan TNKB dari 1 tahun menjadi 5 tahun namun setiap tahunnya melakukan pengesahan STNK berdasarkan INBERS Panglima Angkatan Bersenjata, Menkeu dan Mendagri No. INS/02/II/1993, No. 01/IMK.01/1993, No. 2A Tahun 1993. Mekanisme Perpanjangan STNK dibentuk 5 pokja (loket) untuk pelayanan.

f. Tahun 1999 s.d Sekarang

Berdasarkan INBERS Panglima angkatan Bersenjata, Menkankam, Menkeu & Mendagri No. Pol. INS/03/M/X/1999, No. 6/IMK.014/1999, No. 29 Tahun 1999 menetapkan penyempurnaan dan penyederhanaan sistem operasi pelayanan dari 5 loket menjadi 2 loket. Pembayaran SWDKLLJ yang tertera pada SKPD berfungsi sebagai pengganti polis asuransi (sertifikat). Tanda Pelunasan dan Pengesahan digabung dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang telah divalidasi cash register sebagai tanda bukti pembayaran. 2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi kegiatan dan pekerjaan bagi seluruh ASN yang ada, dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penerapan

(51)

batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) KEPALA UPT PENDAPATAN

WILAYAH GOWA

KEPALA SUB BAGIAN TATA SAHA Pengelolaan

Pemanfaatan Barang Milik Daerah

Pengadministrasian Umum Pengelola perbendaharaan dan pelayanan Penata Laporan Keuangan KEPALA SEKSI PENDATAAN DAN PENAGIHAN Pengelola Penagihan Dan Pengawasan Pengelola Data Pelayanan Perpajakan Pengelola Data KEPALA SEKSI PELAYANAN DAN PENETAPAN Pengelola Pendaftaran Dan Pendataan Pajak Retribusi Daerah Pengelola Data Dan Informasi Perpajakan Pengadministrasi Pajak

(52)

36

3. Job Description

a. Kepala UPT Pendapatan Wilayah Gowa Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan UPT sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan;

4) Mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

6) Melaksanakan kebijakan teknis pendapatan daerah;

7) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi terkait dengan proses penyelesaian keberatan, pemberian keringanan, dan restitusi pajak daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

8) Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kab/Kota & instansi terkait lainnya;

9) Mengusulkan rencana anggaran kegiatan tahunan;

10) Mengusulkan rencana penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah; 11) Melaksanakan pelaporan bulanan, triwulan dan tahunan;

12) Melaksanakan urusan ketatausahaan UPT;

13) Melaksanakan kegiatan layanan unggulan SAMSAT sesuai kebijakan yang ditetapkan;

(53)

15) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas UPT dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Mendistribusikan tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan.

4) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas. 5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Membuat SOP terkait dengan bidang tugasnya.

7) Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan tugas setiap tahun. 8) Melakukan urusan administrasi kepegawaian, organisasi dan

dokumen administrasi pemungutan pajak.

9) Melakukan penatausahaan administrasi keuangan dan dokumen administrasi pemungutan pajak.

10) Melakukan penatausahaan barang dan asset daerah.

11) Mengkoordinir laporan rekapitulasi pendataan, penetapan, penagihan, penerimaan, dan laporan lainnya.

(54)

38

12) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian Tata Usaha dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

a) Pengelolaan Pemanfaatan Barang Milik Daerah

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal

3. Mengendalikan pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi lain dalam rangka pemanfaatan barang milik daerah agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan program berikutnya

(55)

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis maupun lisan.

b) Pengelola Perbendaharaan dan Pelayanan

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan mengenai perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik

2. Memantau perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal

3. Mengendalikan perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan perbendaharaan dan pelayanan agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis maupun lisan

(56)

40

c) Pengadministrasian Umum

1. Menerima, mencatat, dan menyortir surat masuk dan surat keluar, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan pencarian

2. Memberi lembar pengantar pada surat, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan pengendalian

3. Mengelompokkan surat atau dokumen menurut jenis dan sifatnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan pendistribusian

4. Mendokumentasikan surat sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar tertib administrasi

5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis dan lisan kepada atasan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai evaluasi dan pertanggung jawaban

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis maupun lisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar kegiatan kedinasan dapat berjalan dengan lancar

d) Penata Laporan Keuangan

1. Menerima dan memeriksa laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk di proses lebih lanjut

(57)

2. Mempelajari laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencapai hasil yang diharapkan

3. Menata laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencapai hasil yang diharapkan

4. Mengkonsultasikan kendala proses penataan laporan keuangan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, untuk mencapai hasil yang diharapkan

5. Mendokumentasikan kendala proses penataan laporan keuangan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar apabila sewaktu-waktu diperlukan lagi data tersebut mudah dicari

6. Mengevaluasi Pelaksanaan penataan laporan keuangan dengan cara membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan penataan laporan keuangan sebagai bahan perbaikan selanjutnya

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis maupun lisan

c. Kepala Seksi pelayanan dan penetapan Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan seksi pelayanan dan penetapan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Mendistribusikan tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

(58)

42

3) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan.

4) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas. 5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Membuat SOP terkait dengan bidang tugasnya.

7) Membuat rencana kerja dan jadwal (time schedule) pelaksanaan tugas setiap tahun.

8) Melakukan penyelenggaraan kegiatan perhitungan, penelitian, verifikasi dan penetapan Pajak Daerah serta pendapatan lainnya dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

9) Menyampaikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) kepada wajib pajak.

10) Bertanggungjawab terhadap pengoperasian dan kelancaran system PDE.

11) Mengoordinasikan pelaksanaan layanan unggulan SAMSAT. 12) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas seksi Pelayanan dan

Penetapan Pajak dan memberikansaran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

a) Pengelola Pendaftaran dan Pendataan Pajak Retribusi Daerah 1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

mengenai pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan Retribusi Daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang

(59)

berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan Retribusi Daerah sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal 3. Mengendalikan pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak

dan Retribusi Daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam

pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan Retribusi Daerah agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal 5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan program

b) Pengelola Data dan Informasi Perpajakan

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan mengenai data dan informasi perpajakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pengelolaan data dan informasi perpajakan sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian denganrencana awal

(60)

44

3. Mengendalikan data dan informasi perpajakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perpajakan agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis maupun lisan

c) Pengadministrasi Pajak

1. Menerima, mencatat, dan menyortir pembayaran pajak yang masuk sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pencarian

2. Memberi lembar pembayaran pajak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pengendalian 3. Mengelompokkan pembayaran pajak menurut jenis dan

sifatnya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pendistribusian

4. Mendokumentasikan pembayaran pajak dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tertib administrasi

5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggungiawaban

(61)

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis maupun lisan.

d. Kepala Seksi pendataan dan penagihan Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan seksi pendataan dan penagihan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;

2) Mendistribusikan tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

3) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan.

4) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas. 5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Membuat SOP terkait dengan bidang tugasnya.

7) Membuat rencana kerja dan jadwal (time schedule) pelaksanaan tugas setiap tahun.

8) Melakukan pendataan dan penagihan pajak daerah;

9) Menyampaikan surat pemberitahuan pajak daerah kepada wajib pajak;

10) Menyampaikan surat tagihan dan surat teguran pajak daerah kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban tepat waktu;

11) Memberikan informasi mengenai aturan yang terkait dengan pemungutan pajak daerah;

12) Menatausahakan penerimaan, penyetoran, pembukuan, pembuatan laporan hasil penerimaan dan tunggakan pajak daerah;

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah diberi kesempatan yang lebih leluasa untuk mengembangkan program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai komponen antara lain kepala sekolah, guru

o. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang aplikasi dan Informatika dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan

menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Perlindungan dan Jaminan Sosial, dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai

menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal dan mernberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

Berdasarkan pada pemaparan konsep atau gagasan penciptaan yang telah dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana Santa di

Penelitian komponen teknologi TPS dilakukan baik di balai penelitian maupun di lahan petani, dengan area penelitian sebagai berikut : (1) identifikasi progeni-progeni TPS yang

Pembenah tanah organik adalah pembenah tanah sintetis atau alami yang sebagian besar dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, dan atau hewan yang dapat digunakan untuk

Pengembangan produk tidak hanya berarti produk tersebut diperbaharui, disempurnakan atau menambah variasi saja, tetapi bisa juga menambah produk baru yang sama