viii
ABSTRAK
PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL (COCOS NUCIFERA)
MENCEGAH DISLIPIDEMIA PADA TIKUS PUTIH (RATTUS
NORVEGICUS) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI
DIET TINGGI KOLESTEROL
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida diatas nilai normal serta penurunan kolesterol HDL di dalam darah. Minyak kelapa mengandung 92% lemak jenuh sehingga dikaitkan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Tidak semua asam lemak jenuh buruk bagi kesehatan. Virgin Coconut Oil (VCO) terdiri dari medium chain triglycerides (MCT) dan komponen polifenol bekerja secara sinergis dalam mencegah dislipidemia. VCO mencegah dislipidemia melalui mekanisme downregulation lipogenesis dari hepar, meningkatkan β-oksidasi di mitokondria dan peroksisom dan meningkatkan reverse cholesterol transport. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan VCO sebagai alternatif untuk mencegah dislipidemia pada tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan randomized
post-test only control group design menggunakan 36 ekor tikus putih jantan.
Semua sampel diberikan diet tinggi kolesterol. Sampel dipilih secara random, lalu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberikan plasebo berupa akuades sebanyak 0,8 ml/ hari dan kelompok perlakuan yang diberikan VCO sebanyak 0,8 ml/200 gram berat badan/ hari. Setelah perlakuan selama 28 hari sampel darah diambil dari medial kantus sinus orbitalis, untuk pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata kolesterol total kelompok perlakuan lebih rendah dari kelompok kontrol (113,49±4,31 mg/dl vs 222,61±6,41 mg/dl) (p<0,05). Rerata trigliserida kelompok perlakuan lebih rendah dari kelompok kontrol (91,46±5,56 mg/dl vs 153,51±5,40 mg/dl) (p<0,05). Rerata kolesterol LDL kelompok perlakuan lebih rendah dari kelompok kontrol (37,94±3,32 mg/dl vs 71,25±2,76 mg/dl) (p<0,05). Rerata kolesterol HDL kolesterol total kelompok perlakuan lebih tinggi dari kelompok kontrol (41,62±1,58 mg/dl vs 25,02±2,59 mg/dl) (p<0,05).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa virgin coconut oil mencegah peningkatan kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan mencegah penurunan kolesterol HDL pada tikus (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut ke tahap uji klinis sebelum digunakan pada manusia.
ix
ABSTRACT
VIRGIN COCONUT OIL (COCOS NUCIFERA) PREVENTED
DYSLIPIDEMIC MALE WISTAR RATS(RATTUS NORVEGICUS) FED
WITH HIGH CHOLESTEROL DIET
Dyslipidemia is a lipid metabolism disorder followed by high total cholesterol level, high LDL cholesterol level, high tryglyceride level and low HDL cholesterol level. Coconut oil contains 92% saturated fat that is associated with an increased risk of cardiovascular disease. Not all saturated fatty acids are bad for health. Virgin coconut oil (VCO) consist of medium chain triglycerides (MCTs) and polyphenol components that work synergistically in preventing dyslipidemia. VCO prevent dyslipidemia through downregulation mechanism of hepatic lipogenesis, increase the β-oxidation in mitochondria and peroxisomes, improve lipid catabolism and increase reverse cholesterol transport. This research was aimed to determine the usefulness of VCO as an alternative to prevent dyslipidemia in male wistar rats fed with high cholesterol diet.
This study was a true experimental research with randomized post-test only control group design using 36 male rats. All samples were given a high cholesterol diet. Samples were selected randomly and were divided into 2 groups: a control group were given a placebo (distilled water) and a treatment group were given VCO. After treatment for 28 days, blood samples were taken from the medial canthus orbital sinus for measurement of total cholesterol, triglycerides, LDL cholesterol and HDL cholesterol.
The results showed that the treatment group had a significantly lower total cholesterol levels compared to the control group (113,49±4,31 mg/dl vs 222,61±6,41 mg/dl) (p<0,05). The treatment group had a significantly lower triglycerides levels compared to the control group (91,46±5,56 mg/dl vs 153,51±5,40 mg/dl) (p<0,05). The treatment group had a significantly lower LDL cholesterol levels compared to the control group (37,94±3,32 mg/dl vs 71,25±2,76 mg/dl) (p<0,05). The treatment group had a significantly higher HDL cholesterol levels compared to the control group (41,62±1,58 mg/dl vs 25,02±2,59 mg/dl) (p<0,05).
This research concluded that virgin coconut oil was proved in preventing dyslipidemia in male wistar rats (Rattus norvegicus) fed with high cholesterol diet. This research needs to be further developed to the stage of clinical trials prior to use in humans.
x
DAFTAR ISI
halaman
SAMPUL DALAM ... i
LEMBAR PRASYARAT GELAR ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.3.1 Tujuan Umum ... 8 1.3.2 Tujuan Khusus ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 9 1.4.1 Manfaat Ilmiah ... 9 1.4.2 Manfaat Praktis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1 Penuaan (Aging) ... 10
2.2 Diet Tinggi Kolesterol ... 12
2.3 Lemak ... 13
2.3.1 Metabolisme Lemak ... 16
2.3.2 Transportasi Lemak ... 18
xi
2.3.2.2 Jalur Endogen ... 19
2.3.2.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport ... 20
2.4 Dislipidemia dan Aging………. ... 22
2.5 Virgin Coconut Oil ... 25
2.5.1 Manfaat Virgin Coconut Oil ... 25
2.5.2 Komponen Asam Lemak pada Virgin Coconut Oil ... 28
2.5.3 Virgin Coconut Oil dan Dislipidemia ... 36
2.6 Hewan Percobaan ... 45
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ... 50
3.1 Kerangka Berpikir ... 50
3.2 Konsep Penelitian ... 52
3.3 Hipotesis Penelitian ... 53
BAB IV METODE PENELITIAN ... 54
4.1 Rancangan Penelitian ... 54
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 55
4.2.1 Tempat Penelitian ... 55
4.2.2 Waktu Penelitian ... 55
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 56
4.3.1 Kriteria Sampel ... 56
4.3.2 Besar Sampel ... 56
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 57
4.4 Variabel Penelitian ... 57
4.4.1 Identifikasi Variabel ... 57
4.4.2 Klasifikasi Variabel ... 57
4.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 58
4.4.4 Hubungan Antar Variabel ... 60
4.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 61
4.5.1 Alat Penelitian ... 61
4.5.2 Bahan Penelitian ... 61
4.6 Prosedur Penelitian ... 62
4.7 Alur Penelitian ... 64
xii
BAB V HASIL PENELITIAN ... 67
5.1 Karakteristik Subyek ... 67
5.2 Analisis Deskriptif ... 67
5.3 Uji Normalitas Data ... 68
5.4 Uji Homogenitas Data ... 70
5.5 Uji Komparabilitas Data Kolesterol Total ... 70
5.6 Uji Komparabilitas Data Trigliserida ... 72
5.7 Uji Komparabilitas Data Kolesterol LDL... 73
5.8 Uji Komparabilitas Data Kolesterol HDL ... 74
5.9 Uji Normalitas dan Uji Komparabilitas Pakan yang Dimakan ... 75
5.10 Uji Normalitas dan Uji Komparabilitas Berat Badan ... 77
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 80
6.1 Subyek Penelitian ... 80
6.2 Diet Tinggi Kolesterol Merupakan Salah Satu Penyebab Dislipidemia ... 81
6.3 Pengaruh Virgin Coconut Oil dalam Mencegah Dislipidemia ... 82
6.4 Pengaruh Virgin Coconut Oil Terhadap Asupan Makanan dan Berat Badan ... 86
6.5 Manfaat Virgin Coconut Oil dalam Perkembangan Anti-Aging Medicine ... 89
6.6 Kelemahan Penelitian ... 90
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 92
7.1 Simpulan ... 92
7.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Metabolisme Lemak ... 18
2.2 Perbandingan Jalur Eksogen dan Endogen ... 20
2.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport... 22
2.4 Perbedaan Metabolisme MCT dan LCT ... 30
2.5 Perbandingan Transportasi MCT dan LCT ... 32
2.6 Perbandingan Metabolisme MCFA dan LCFA di dalam Mitokondria... 33
2.7 Jalur PPAR-α ... 38
2.8 Mekanisme Kerja Adiponektin ... 39
2.9 Aktivasi AMPK ... 40
2.10 VCO Menurunkan Aktivitas Enzim HMG-KoA Reduktase ... 42
2.11 VCO Menurunkan Lipogenesis di Hepar dengan Menurunkan Enzim Fatty Acid Synthase, Acetyl-CoA Carboxylase, Isocitrate Degydrogenase dan Malic ... 44
2.12 Tikus Wistar (Rattus norvegicus) ... 46
3.1 Konsep Penelitian ... 52
4.1 Skema Rancangan Penelitian ... 54
4.2 Bagan Hubungan antar Variabel ... 60
5.1 Grafik Perbedaan Rerata Kolesterol Total antar Kelompok Sesudah Perlakuan ... 71
5.2 Grafik Perbedaan Rerata Trigliserida antar Kelompok Sesudah Perlakuan .. 72
5.3 Grafik Perbedaan Rerata Kolesterol LDL antar Kelompok Sesudah Perlakuan ... 73
5.4 Grafik Perbedaan Rerata Kolesterol HDL antar Kelompok Sesudah Perlakuan ... 75
5.5 Grafik Perbedaan Rerata Pakan yang Dimakan antar Kelompok Sesudah Perlakuan ... 77
5.6 Grafik Perbedaan Rerata Kenaikan Berat Badan antar Kelompok Sesudah Perlakuan ... 79
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman 2.1 Profil Standar Asam Lemak pada Virgin Coconut Oil ... 28 2.2 Data Biologis Tikus Wistar ... 47 5.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan
HDL ... 68 5.2 Hasil Uji Normalitas Data Kolesterol Total, Trigliserida, LDL dan
HDL.. ... 69 5.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data ... 69 5.4 Perbedaan Rerata Kolesterol Total antar Kelompok Sesudah Diberikan
Perlakuan ... 70 5.5 Perbedaan Rerata Trigliserida antar Kelompok Sesudah Diberikan
Perlakuan ... 71 5.6 Perbedaan Rerata Kolesterol LDL antar Kelompok Sesudah Diberikan
Perlakuan ... 73 5.7 Perbedaan Rerata Kolesterol HDL antar Kelompok Sesudah Diberikan
Perlakuan ... 74 5.8 Hasil Uji Normalitas Data Pakan yang Dimakan... .... 75 5.9 Perbedaan Rerata Pakan yang Dimakan antar Kelompok Sesudah
Diberikan Perlakuan ... 76 5.10 Hasil Uji Normalitas Data Berat Badan... 78 5.11 Perbedaan Rerata Kenaikan Berat Badan antar Kelompok Sesudah
Diberikan Perlakuan ... 78 6.1 Perhitungan Kalori Diet Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan. .... 88
xv
DAFTAR SINGKATAN
AAM = Anti-Aging Medicine
ABC-1 = ATP Binding Cassette transporter-1
ABCA1 = ATP Binding Cassette Sub-Family A, Member 1 ABCG1 = ATP Binding Cassette Sub-Family G, Member 1 ACAT = Acyl-CoA: Cholesterol Transferase
ACC = Acetyl-CoA Carboxylase ACO = Acyl CoA Oxidase
AdipoRon = Adiponectin Receptor Agonist AdipoR1 = Adiponectin Receptor 1 AdipoR2 = Adiponectin Receptor 2
ADRP = Adipose Differentiation Related Protein AMPK = AMP- activated protein kinase
APCC = Asian and Pacific Coconut Community Apo = Apolipoprotein
Apo A = Apolipoprotein A ATP = Adenosine Tri Phoshate CAT = Catalase
CBP/p300 = CREB-Binding Protein
CD36/ FAT = Cluster of Differentiation 36/ Fatty Acid Translocase CE = Cholesterol Ester
CETP = Cholesterol Ester Transfer Protein CPT-I = Carnitine Palmitoyl Transferase-I CO2 = Carbondioxide
COX2 = Cyclooxigenase 2 CYP4 = Cytochrome P450 4A DHEA = Dehydroepiandrosterone DPPH = 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl
eEF2K = Eukaryotic Elongation Factor-2 Kinase ERK = Extracellular signal –Related Kinase
xvi
FABP = Fatty Acid Binding Protein FAS = Fatty Acid Synthase
FFA = Free Fatty Acid
G6Pase = Glucose-6-Phosphatase
G6PD = Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase GAE = Gallic Acid Equivalent
GLUT-4 = Glucose Transporter type 4 GPx = Gluthatione Peroxidase GSK3 = Glycogen Synthase Kinase 3 HDL = High Density Lipoprotein HIV = Human Immunodeficiency Virus
HMG-CoA = 3-hydroxy-3-methyl-glutaryl-coenzyme A IL-1 = Interleukin-1
L = Ligan
LCAT = Lecithin Cholesterol Acyltransferase LCFA = Long Chain Fatty Acid
LCT = Long Chain Triglyceride LDL = Low Density Lipoprotein LKB1 = Liver Kinase B1
LPL = Lipoprotein Lipase
MCD = Malonyl-CoA Decarboxylase MCFA = Medium Chain Fatty Acid MCT = Medium Chain Triglyceride MCP-1 = Monocyte Chemostatic Protein-1
M-CSF = Macrophage Colony Stimulating Factor MDA = Malondialdehid
MKP = Mitogen –activated protein Kinase Phosphatase MRNA = Messenger Ribonucleic Acid
mTOR = Mammalian Target of Rapamycin MUFA = Monounsaturated Fatty Acid
xvii
NCEP ATP = National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel NF-κB = Nuclear Factor Kappa-Light-Chain-Enhancer of Activated B
cells
NO = Nitric Oxide
OxLDL = Oxidized Low Density Lipoprotein PDGF = Platelete Derived Growth Factor PDH = Pyruvate Dehydrogenase
PEPCK = Phosphoenolpyruvate carboxykinase PFK2 = Phosphofructokinase 2
PI3K = Phosphatidylinositol-3-Kinase PKA = Protein Kinase A
PKC = Protein Kinase C PL = Phospholipid
PPAR-α = Peroxisome Proliferator-Activated Receptor Alpha PPP = Pentose Phosphate Pathway
PPRE = Peroxisome Proliferator Response Element PUFA = Polyunsaturated Fatty Acid
RBD = Refining Bleaching Deodorizing ROS = Reactive Oxygen Species
RNS = Reactive Nitrogen Species RXR = Retinoic Acid Receptor SCFA = Short Chain Fatty Acid SFA = Saturated Fatty Acid SOD = Superoxide Dismutase SR-A = Scavenger-A
SR-B1 = Scavenger Receptor class B type 1 SRC-1 = Steroid Receptor Coactivator 1
SREBP-1 = Sterol Regulatory Element Binding Protein-1 TG = Trigliserida
xviii
UCP 1 = Uncoupling protein 1 UCP 2 = Uncoupling protein 2 VCO = Virgin Coconut Oil
VCM-1 = Vascular Cell Adhesion Molecule-1 VLDL = Very Low Density Lipoprotein
DAFTAR LAMBANG
α = alfa β = beta γ = gamma κ = kappa
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) ... 104
Lampiran 2. Hasil Analisis Komponen Asam Lemak Virgin Coconut Oil ... 105
Lampiran 3. Hasil Analisis Mutu Virgin Coconut Oil ... 107
Lampiran 4. Tabel Konversi Perhitungan Dosis untuk Beberapa Jenis Hewan dan Manusia ... 108
Lampiran 5. Data Penelitian Profil Lipid ... 109
Lampiran 6. Data Sisa Pakan ... 110
Lampiran 7. Data Berat Badan Tikus... 111
Lampiran 8. Perhitungan Kalori Pakan yang Dimakan ... 112
Lampiran 9. Hasil Analisis Data Statistik Profil Lipid ... 113
Lampiran 10. Hasil Analisis Data Statistik Pakan yang Dimakan ... 117
Lampiran 11. Hasil Analisis Data Statistik Berat Badan Tikus ... 119
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Setiap manusia pasti ingin memasuki usia lanjut dengan keadaan sehat jasmani dan rohani. Jika kita dapat mewujudkannya, mungkin itu adalah salah satu anugerah terindah. Penuaan (aging) adalah suatu fase kehidupan dimana keadaan sel tubuh tidak berkembang lagi dan tidak mampu memperbaiki diri. Pada umumnya manusia menganggap bahwa keluhan sakit adalah proses alamiah yang merupakan takdir jika sudah berusia lanjut, tanpa berpikir bagaimana cara untuk tetap sehat jasmani dan rohani saat berusia lanjut.
Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia maupun di dunia dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat. Jumlah lansia di dunia tahun 2013 sebanyak 13,4%, tahun 2050 diperkirakan meningkat menjadi 25,3%, dan tahun 2100 diperkirakan meningkat menjadi 35,1% dari total penduduk. Adapun jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 8,9%, tahun 2050 diperkirakan meningkat menjadi 21,4% dan tahun 2100 diperkirakan meningkat menjadi 41% dari total penduduk (Pusat data dan informasi kementerian kesehatan Republik Indonesia, 2014). Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan usia harapan hidup penduduk Indonesia cenderung meningkat dimana pada tahun 1980 usia harapan hidup 52,2 tahun, sedangkan pada tahun 2020 perkiraan usia harapan hidup lansia Indonesia mencapai 71,1 tahun (Hermana, 2007).
2
Anti Aging Medicine menganggap serta memperlakukan penuaan sama
seperti penyakit dimana proses penuaan ini dapat dihindari, diobati, dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat, dan kualitas hidup dipertahankan. Faktor penyebab proses penuaan (aging) dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal yang memegang peranan terhadap terjadinya proses penuaan (aging) ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi, apoptosis, sistem kekebalan tubuh yang menurun dan gen. Beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses aging ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, stres dan kemiskinan (Pangkahila, 2007).
Dislipidemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, baik di Indonesia maupun di dunia dan angka kejadiannya terus
meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pola hidup pada masyarakat yaitu pola makan tidak sehat yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak, serta pola hidup sedentari dimana aktivitas fisik sehari-hari sangat minimal. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey menunjukkan 53% dari 105,3 juta penduduk Amerika memiliki kadar lipid yang abnormal (Toth et
al., 2012). Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian
MONICA (Monitoring Trends and Determinants of Cardiovascular Disease) di Jakarta pada tahun 2000 mencatat sebanyak 1856 responden yang terdiri dari 60,3% wanita dan 39,7% laki-laki, diperoleh hasil kolesterol total > 250 mg/dl sebanyak 27,7%, kolesterol total ≥ 200 mg/dl sebanyak 56,5%, HDL ≤ 40 mg/dl sebanyak 47,3%, LDL ≥ 160 mg/dl sebanyak 28,8% dan trigliserida ≥ 160 mg/dl
3
sebanyak 22% (Supari, 2002). Dislipidemia biasanya muncul tanpa gejala dan baru disadari oleh penderitanya bila penyakit seperti hipertensi, stroke, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, disfungsi ereksi dan penyakit lainnya sudah terjadi.
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida diatas nilai normal serta penurunan kolesterol HDL di dalam darah (Adam, 2006). WHO menyebutkan bahwa dislipidemia berhubungan dengan lebih dari setengah dari seluruh kasus penyakit jantung iskemik di dunia serta menyebabkan 4 juta kematian per tahun (WHO, 2002). Dislipidemia mempercepat proses penuaan karena dikemudian hari berdampak pada terjadinya arteriosklerosis dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Pencegahan dan penanganan dislipidemia sangatlah penting, penurunan kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) sebesar 1 mg/dl menurunkan risiko kardiovaskuler 1 %, dan peningkatan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) menurunkan risiko kardiovaskuler 2-3% (Tuminah, 2009).
Lemak jenuh kerap dianggap sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskular selama beberapa dekade. Hal ini membuat anggapan di masyarakat bahwa hanya lemak jenuh yang meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Diet tinggi fruktosa dapat memperburuk profil lipid, meningkatkan jumlah
advanced glycation end products, meningkatkan LDL teroksidasi (oxLDL), dan
menyebabkan disfungsi endotel (DiNicolantonio et al., 2015). Sebuah studi kohort prospektif terhadap manusia dalam rentang waktu 5 sampai 23 tahun menunjukkan tidak ada bukti signifikan bahwa diet lemak jenuh berkaitan dengan
4
peningkatan resiko penyakit jantung koroner maupun stroke (Siri-Tarino et al., 2010).
Minyak kelapa mengandung 92% lemak jenuh sehingga dianggap dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (Dayrit, 2003). Tidak semua asam lemak jenuh/ saturated fatty acid (SFA) buruk bagi kesehatan. Lemak jenuh tidak hanya satu jenis saja, melainkan terdiri dari 3 sub grup, yaitu: asam lemak rantai pendek/ short chain fatty acid (SCFA) (C4-C6), asam lemak rantai sedang/ medium chain fatty acid (MCFA) (C8-C12), dan asam lemak rantai panjang/ long chain fatty acid (LCFA) (≥C14) (Dayrit, 2003; Kabara, 2005). Perbedaan panjang rantai karbon dalam asam lemak yang terkandung dalam komposisi minyak menentukan absorbsi, transportasi, dan metabolismenya (Takeuchi et al., 2008; Roy, 2013). Lemak jenuh pada minyak kelapa sangat berbeda dengan lemak jenuh yang berasal dari hewan, karena lemak jenuh pada minyak kelapa adalah jenis medium chain fatty acids atau asam lemak rantai sedang (Uragoda et al., 2006).
Metode saat memproses minyak kelapa juga memiliki peranan. Minyak kelapa yang diproduksi melalui proses refining, bleaching, dan deodorizing (RBD
process) berasal dari kelapa yang sudah kering (copra), kemudian minyak
dipanaskan pada suhu diatas 200°C, lalu melalui proses bleaching dengan zat kimia kemudian ditambahkan lemak putih sejenis mentega yang biasa digunakan pada pembuatan makanan olahan. Proses RBD pada minyak kelapa ini yang dapat memperburuk profil lipid dan berkaitan dengan atherosklerosis (Brenna dan Kothapalli, 2014). Virgin coconut oil atau VCO adalah minyak kelapa murni yang
5
berasal dari buah kelapa segar, yang diproses secara alamiah tanpa menggunakan zat kimia atau bahan sintetik lainnya, tanpa melalui proses refining, bleaching, dan deodorizing (RBD process) (Marina et al., 2009).
Minyak kelapa adalah campuran macam-macam trigliserida yang mengandung komposisi asam lemak antara lain: kaproat C6:0 sebanyak 0,1-0,95%, kaprilat C8:0 sebanyak 4-10%, kaprat C10:0 sebanyak 4-8%, laurat C12:0 sebanyak 45-56%, miristat C14:0 sebanyak 16-21%, palmitat C16:0 sebanyak 7,5-10%, stearat C18:0 sebanyak 2-4%, oleat C18:1 sebanyak 4-7,5-10%, dan linoleat C18:2 sebanyak 0,7-2,5% (APCC, 2009).
Pada virgin coconut oil terkandung medium chain triglycerides (MCT) dan komponen antioksidan. VCO merupakan minyak yang komposisinya sebanyak 70% adalah asam lemak rantai sedang atau MCT (Liau et al., 2011). VCO meregulasi oksidasi asam lemak via PPAR-α-dependent pathways (Arunima dan Rajamohan, 2014). Kandungan antioksidan pada VCO didominasi oleh gugus polifenol (Abujazia et al., 2012). Komponen polifenol diketahui dapat mencegah oksidasi LDL pada tikus (Nurul-Iman et al., 2013). Komponen polifenol yang ditemukan pada VCO yaitu terdiri dari asam ferulat, asam p-kumarat, asam kafeat dan cathechin. VCO juga mengandung tocopherols, tocotrienols, dan phytosterols dalam jumlah kecil (Krishna et al., 2010). Makanan yang mengandung polifenol memiliki efek yang menguntungkan terhadap fungsi endotel (Grassi et al., 2010).
Indonesia termasuk dalam tiga negara penghasil kelapa terbesar di dunia, selain India dan Filipina (Direktorat Jendral Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Tanaman kelapa tumbuh subur di negara tropis seperti
6
Indonesia sehingga VCO sangat mudah didapatkan di negara kita. Pada saat ini banyak sekali penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat mencegah dan mengobati dislipidemia. Obat anti hiperlipidemia biasanya dikonsumsi jangka panjang dan dapat menimbulkan efek samping seperti miositis, rhabdomyolisis dan gangguan fungsi hati (Beckerman, 2014). Bahan alami diharapkan dapat mencegah dan memperbaiki dislipidemia dengan aman, dengan efek samping yang minimal, lebih mudah didapatkan dan harganya relatif terjangkau. Beberapa tanaman telah diteliti memiliki efek hipolipidemik seperti bawang putih (Dewi, 2011). Buah naga merah juga memiliki efek hipolipidemik (Indriasari, 2012). Bahan herbal lain yang mudah didapatkan di Indonesia dan harganya relatif terjangkau serta berpotensi mencegah dislipidemia yaitu virgin
coconut oil.
Penelitian terdahulu mengenai efek VCO pada tikus galur wistar yang dibuat menjadi diabetes, lalu diberi diet VCO 10% selama 3 minggu menunjukkan adanya perbaikan profil lipid yang signifikan pada kelompok perlakuan (Akinnuga et al., 2014). Penelitian lainnya pada tikus spraque-dawley yang diberi alkohol 30%, lalu diberi VCO dengan dosis 6,67ml/kg berat badan/ hari selama 4 minggu juga didapatkan hasil VCO mampu mempertahankan nilai profil lipid mendekati normal (Dosumu et al., 2012). Penelitan terdahulu lainnya pada tikus
spraque-dawley yang diberi diet basal, lalu diberi VCO dengan variasi dosis 0,14
ml, 0,28 ml dan 0,42 ml per hari selama 100 hari didapatkan hasil profil lipid pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna (Sagum et al., 2010).
7
Virgin coconut oil yang beredar di pasaran kualitasnya berbeda-beda
(Novarianto dan Tulalo, 2007). Pada penelitian ini digunakan VCO yang memenuhi standar mutu dari Asian and Pacific Coconut Community.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol?
2. Apakah pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol LDL pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol?
3. Apakah pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah peningkatan kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol?
4. Apakah pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah penurunan kadar kolesterol HDL pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol?
8
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pemberian
virgin coconut oil dapat mencegah dislipidemia pada tikus putih jantan galur
wistar yang diberi diet tinggi kolesterol.
1.3.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Membuktikan pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol.
2. Membuktikan pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol LDL pada tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol.
3. Membuktikan pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah peningkatan kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol.
4. Membuktikan pemberian virgin coconut oil (Cocos nucifera) dapat mencegah penurunan kadar kolesterol HDL pada tikus putih (Rattus
9
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai peranan pemberian virgin coconut oil dalam mencegah dislipidemia pada tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet tinggi kolesterol. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat praktis
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian virgin coconut oil dapat mencegah dislipidemia pada tikus, maka perlu dilanjutkan dengan uji klinis. Setelah melalui uji klinis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pemberian virgin
coconut oil dapat mencegah dislipidemia, sehingga dapat disosialisasikan