• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS POLIMER TERIMPREGNASI TiO 2 DENGAN TEKNIK MOLECULER IMPRINTED POLYMER DAN UJI AKTIVITAS FOTOKATALISISNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINTESIS POLIMER TERIMPREGNASI TiO 2 DENGAN TEKNIK MOLECULER IMPRINTED POLYMER DAN UJI AKTIVITAS FOTOKATALISISNYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESIS POLIMER TERIMPREGNASI TiO

2

DENGAN

TEKNIK MOLECULER IMPRINTED POLYMER DAN UJI

AKTIVITAS FOTOKATALISISNYA

SYNTHESIS TiO2 IMPRINTED POLYMER WITH MOLECULER

IMPRINTED POLYMER TECHNIQ AND ITS PHOTOCALYTIC

ACTIVITY TEST

Yusuf Syah(1), Harjana(2), Hamami(1), Ganden Supriyanto(1)

ABSTRACT

Many efforts have been carried out to handle phenolic compound wastes; such as adsorption by active carbon, chemical oxidation, and biodegradation by microorganism. Those ways have not jet given optimal results. Phoyocatalytic degradation by TiO2 and UV lamp process has been

developed. Until this time, the use of TiO2 for photo catalytic degradation as a suspension forms, so difficult to separate from degradation product, and cannot reuse.

Molecular imprinted polymer (MIP) as a technique by mixing a template from a functional group monomer and cross-linker in a certain solvent. This technique is done by impregnated TiO2 as a template to the polymer, which

produced from the mixture of 4-vinylpiridin as a monomer, and styrene - divinylbenzena as cross-linkers. The polymer without TiO2 as a control

polymer was made too. The purposes of this research are (1) to synthesize TiO2 impregnated polymer from 4- vinylpiridine as monomer and styrene

and divinylpiridine as cross-linker, (2) to test the mechanic property, analyze molecule structure, and to examine the photo catalytic degradation capability of polymer to standard PCP solution.

The results of these research are: it is has a coordinative bound between TiO2 and 4-vinylpiridine in the TiO2 polymer molecule, compression

force of TiO2 impregnated polymer is greater than control polymer, and TiO2

impregnated polymer able to degradates PCP standard solution 66,74% at sixth hour.

Keyword: Molecular imprinted polymer (MIP), TiO2, 4-vinilpiridin, cross-linker

Styrene, PCP, Photo catalytic degradation

(1) Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi - Universitas Airlangga (2) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan industri dapat memberikan keuntungan, tetapi juga dapat memberikan dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan. Keuntungan yang diperoleh dari perkembangan industri di antaranya adalah terbukanya lapangan kerja baru, berjalannya roda perekonomian dn akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masya-rakat, Sedangkan kerugian yang ditimbulkan akibat adanya perkembangan industri adalah pen-cemaran lingkungan yang diakibatkan limbah industri yang terbuang ke lingkungan. Beberapa limbah industri hádala senyawa- senyawa fenol dan turunannya, antara lían pentaklorofenol (PCP). Senyawa fenol dan turunannya di satu sisi me-nguntungkan manusia karena dapat digunakan sebagai disinfektan, di sisi lain merugikan karena sifatnya yang toksik dan karsinogenik sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan perairan dan gangguan kesehatan manusia. (Chen dan Ray, 1993).

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menanggulangi limbah senyawa fenol dan turunannya, antara lain dengan cara adsorpsi menggunakan karbon aktif, oksidasi kimiawi, dan biodegradasi oleh mikro-orgnisme. Namun cara-cara tersebut belum memberikan hasil yang optimal. Degradasi limbah dengan metode fotokatalisis menggunakan

TiO2 dan lampu ultra violet (UV) telah

dikembangkan. Dalam proses degradasi fotokatalitik dihasilkan radikal bebas OH yang sangat reaktif untuk mendegradasi senyawa-senyawa organik menjadi produk akhir yang tidak berbahaya. Pada proses ini, semikonduktor diiradiasi dengan sinar ultraviolet. Elektron yang dilepaskan dipromosikan dari pita valensi (valence band) ke pita konduksi (conduction band) yang

menghasilkan pasangan elektron e

-dan lubang h+. Pasangan ini berperan

dalam reaksi oksidasi dan reduksi yang menjadi prinsip dari degradasi fotokatalisis (Hoffman, 1995). Selama

ini TiO2 sebagai fotokatalisator untuk

mendegradasi limbah digunakan dalam bentuk suspensi, sehingga sulit dipisahkan dari hasil degradasi dan tidak dapat digunakan secara berulang (reuse).

Gladis dan Rao (2003) telah mensintesis suatu molecular imprinted

polymer (MIP) dengan cara

mereaksikan UO22+ dengan

5,7-diklorokuinolin-8-ol dan 4-vinilpiridin sebagai monomer fungsional dan stirena-divinilbenzena sebagai

cross-linker. Matilda et al. (2004)

melaporkan pembentukan molecular

imprinted polymer yang digunakan

untuk prekonsentrasi UO22+. Menurut

Tanaka et al. (1993) TiO2 akan

bermuatan negatif pada pH tinggi (basa) dan bermuatan positif pada pH

rendah (asam). Dengan demikian TiO2

pada pH asam diduga mempunyai sifat kemiripan secara kimiawi dengan

UO22+. Dengan menganalogkan TiO2

dengan UO22+ maka dimungkinkan

untuk mengimpregnasi TiO2 pada

suatu polimer.

Senyawa TiO2 telah secara luas

digunakan dalam proses degradasi

fotokatalisis. Penggunaan TiO2 dalam

bentuk senyawa terimpregnasi akan memberikan banyak keuntungan, dia antaranya dapat dipisah dengan mudaah dari hasil degradasi, dapat dipakai berulang kali, mengurangi biaya operasional dan mengurangi

limbah oleh padatan TiO2 yang

terbuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mensintesis

polimer yang terimpregnasi TiO2

menggunakan monomer 4-vinilpiridin dan cross-linker stiren dan divinilpiridin, (2) menguji sifat-sifat polimer yang dihasilkan meliputi: kekuatan gaya tekan, struktutr ikatan dalam molekul, serta kemampuan aktivitas degradasi fotokatalisis

(3)

polimernya terhadap larutan standar pentaklorofenol (PCP). Hasil penelitian ini diharapkan diperoleh bahan yang dapat digunakan untuk mendegradasi limbah secara berulang-ulang.

METODE PENELITIAN

Bahan-bahan kimia yang

digunakan adalah 4-vinilpiridin, TiO2,

HNO3 4 N 2-metoksi etanol, stirena,

divinilbenzena, hidrogen peroksida, gas nitrogen, laruta-larutan

4-aminoantipiridin 2%, K3[Fe(CN)6] 8%,

NH4Cl 5%, NH4OH 25%, dan

pentaklorofenol (PCP).

Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah reaktor yang berupa kotak kayu 20 x 20 x 15 cm yang dilengkapi dengan lampu UV 10 watt; Spektrofotometer UV-Vis, spek-troskopi IR dan Autograph AG-10TE Shimadzu, serta peralatan gelas yang biasa dipakai di laboratorium kimia.

Pembentukan polimer terimpregnasi TiO2 (Ladis dan Rao, 2003)

Ke dalam gelas beker 100 ml

dicampurkan 160 mg TiO2, 1 ml

4-vinilpiridin, 20 ml 2-metoksi etanol,

dan 10 ml HNO3 4 M. Campuran

diaduk dengan dengan kecepatan 500 rpm selama 2 jam. Ke dalam campuran ditambahkan 1,50 ml stiren, 2,50 ml divinil benzena dan 3

ml H2O2, lalu diaduk selama 10 menit.

Campuran didinginkan pada suhu O0

C selama 15 menit, lalu diliri gas N2

dengan kecepatan alir 20 kg/cm2

selama 5 menit. Gelas beker ditutup lalu diaduk selama enam jam. Polimer yang terjadi dituang di atas cetakan kaca dengan ketebalan sekitar 0,50 mm dan sisa pelarut diuapkan pada suhu kamar. Polimer kontrol dibuat dengan prosedur yang sama, tetapi

tanpa TiO2

Uji kekuatan daya tekan polimer

Polimer terimpregnasi TiO2 dan

polimer kontrol diukur kektatan daya

tekannya dengan alat compression

test dengan menempatkan kedua

polimer yang terbentuk pada alat penekan sampel Autograph 500D yang telah dimodifikasi, lalu diberi tekanan sampai polimer tersebut mengalami keretakan. Diukur besar nilaitegangannya (KN).

Analisis struktur ikatan polimer dengan IR

Polimer terimpregnasi TiO2 dan

polimer kontrol dianalisis strukur ikatannya dengan spektroskopi IR.

Uji aktivitas degradasi fotokatalitik polimer

Dibuat larutan induk PCP 1000 ppm dengan jalan melarutkan 100 mg PCP dalam akuades sampai volume 100 ml. Dari larutan induk dibuat enam macam larutan standar PCP masing-masing dengan konsentrasi akhir 1,0; 1,5; 2,0, 2,5; 3,0; dan 3,5 ppm. Ke dalam enam buah kabu takar 10 ml dipipet larutan induk PCP 1000 ppm masing-masing 0,10; 0,15; 0,20; 0,25; 0,30; dan 0,35 ml. Ke dalam setiap labu takar ditambahkan larutan-larutan perekasi: 0,1 mL 4-aminoantipiridin 2%, 0,1 mL

K3[Fe(CN)6] 8%, 0,25 mL, NH4Cl 5%,

0,1 mL NH4OH 25% dan diencerkan

dengan akades samapai garis batas. Setiap campuran diukur absor-bansinya denga spektrofoto-meter UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm menggunakan blangko campuran larutan di atas tanpa adanya PCP. Dari hasil pengukuran abosrbansi tersebut dibuat persamaan kurva standarnya.

Ke dalam dua buah cawan petri masing-masing diletakkan plat kaca yang telah tertempel polimer

terimpregnasi TiO2 dan polimer

kontrol.. Kemudian ke dalam cawan tersebut dimasukkan 10 mL larutan standar PCP 50 ppm . Cawan petri diletakkan di dalam reaktor dan diiradiasi dengan sinar UV selama 6

(4)

jam. Setiap interval 1 jam dari masing-masing cawan petri dipipet 0,50 mL larutan yang telah diirradiasi ke dalam labu takar 10 ml lalu ditambahkan larutan-larutan pereaksi seperti di atas, dan diukur absorbansinya pada 516 nm.

Absorbansi hasil pengukuran dari kedua tempat dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier yang telah dibuat, diperoleh kadar PCP sisa (ppm). Kadar PCP yang terdegradasi dapat dihitung dari pengurangan kadar PCP mula-mula dengan kadar PCP sisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembentukan Polimer Terimpregnasi TiO2

Hasil polimer teimpregnasi TiO2

yang terbentuk setelah penguapan pelarut berupa padatan kuning keras

yang halus, dengan lapisan TiO2

berwarna putih yang merata pada

permukaan, dan mudah patah., sedangkan polimer kontrol berwarna kekuningan pada permukaannya.

Hasil Uji Kekuatan Daya Tekan Polimer

Dilakukan uji kekuatan daya tekan terhadap polimer terimpregnasi

TiO2 dan polimer kontrol. Hasil uji

tersebut dinyatakan dalam Tabel 1. Nilai gaya per satuan luas polimer

terimpregnasi TiO2 sebesar 68,3

KN/m2 lebih besar dibandingkan

dengan nilai gaya per satuan luas

polimer kontrol yaitu 32,5 KN/m2. Hal

ini menandakan adanya interaksi

antara TiO2 dengan monomer.

Interaksi yang terbentuk kemungkinan berupa ikatan-ikatan

koordinasi antara TiO2 dan N pada

4-vinilpiridin. Adanya ikatan pada TiO2

ini dapat menambah gaya yang cukup besar sehingga meningkatkan sifat kekakuan dari polimer yang terbentuk.

Tabel 1. Data hasil compression test pada polimer

Sampel Ao (m2) F (KN)

o F A

σ = (KN/ m2)

Polimer terimpregnasi TiO2 0,0007544 0,0515 68,3

Polimer kontrol 0,0006154 0,0200 32,5 Hasil Analisis Polimer dengan IR

Analisis dengan IR bertujuan untuk melihat struktur molekul polimer yang terbentuk, khususnya

kedudukan TiO2 dalam polimer.

Analisis ini dilakukan terhadap

polimer terimpregnasi TiO2 maupun

polimer kontrol. Hasil analisis dengan IR ditunjukkan pada Gambar 1.

Dari kedua spektrum polimer

terimpregnasi TiO2 dan polimer

kontrol tampak vibrasi ulur spesifik OH sebagai pita lebar muncul pada

3.425 cm-1, vibrasi ulur C-H (aril)

berkisar antara 3.000-3.300 cm-1,

sedangkan vibrasi C-C (aril) terletak

pada 1.450-1.600 cm-1, kemudian

untuk ikatan C=C dan C=N terletak pada bilangan gelombang antara

1.500-1.900 cm-1, sehingga dapat

diasumsikan struktur molekul polimer kontrol tidak berbeda jauh dengan

polimer terimpregnasi TiO2.

Sedangkan, untuk spektra TiO2

sendiri tampak pita spesifik pada

bilangan gelombang 300-4.000 cm-1.

Pada spektrum polimer terimpregnasi

TiO2 tampak pita spesifik pada

bilangan gelombang 300-350 cm-1

yang ini tidak muncul pada polimer kontrol, tetapi vibrasi ini juga muncul

pada spektrum TiO2. Hal ini diduga

kemungkinan vibrasi tersebut sehingga secara teoritis sebagian

(5)

Polimer terimpregnasi TiO2

Transmitan

TiO2 murni

Polimer kontrol

Bilangan gelombang (cm-1

Gambar 1. Hasil analisis IR polimer terimpregnasi TiO2, TiO2 murni dan polimer kontrol

struktur molekul polimer kontrol tidak berbeda jauh dengan polimer

terimpregnasi TiO2.

Namun pada polimer

terimpregnasi TiO2 muncul serapan di

daerah bilangan gelombang 847,97

cm-1, di mana serapan ini tidak

muncul pada polimer terimpregnasi

TiO2 maupun pada TiO2 murni. Dalam

hal ini diduga serapan tersebut ialah serapan milik Ti-N atau Ti-O yang

secara teoritis hanya terbentuk pada

polimer terimpregnasi TiO2.

Sedangkan, untuk keberadaan TiO2

sendiri tampak pada spektrum di daerah bilangan gelombang

3500-4000 cm-1. Hal ini menunjukkan

bahwa keberadaan TiO2 yang bersifat

seperti TiO2 murni masih ada yang

ditunjukkan dengan spektrum yang yang identik. Melalui hasil spektra inframerah ini diduga struktur

(6)

Gambar 2. Kurva standar PCP

Kurva Baku Larutan Standar PCP

y = 0.1609x - 0. 0101 R2= 0.9996 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0 1 2 3 4 Konsentrasi (ppm) Ab s o r b a n si

polimer terimpregnasi TiO2 yang

diharapkan telah dapat terbentuk. Dari kedua spektrum polimer

terimpregnasi TiO2 dan polimer

kontrol tampak vibrasi ulur spesifik OH sebagai pita lebar muncul pada

3.425 cm-1, vibrasi ulur C-H (aril)

berkisar antara 3.000-3.300 cm-1,

sedangkan vibrasi C-C (aril) terletak

pada 1.450-1.600 cm-1, kemudian

untuk ikatan C=C dan C=N terletak pada bilangan gelombang antara

1.500-1.900 cm-1, sehingga dapat

diasumsikan struktur molekul polimer kontrol tidak berbeda jauh dengan

polimer terimpregnasi TiO2.

Sedangkan, untuk spektra TiO2

sendiri tampak pita spesifik pada

bilangan gelombang 300-4.000 cm-1.

Pada spektrum polimer terimpregnasi

TiO2 tampak pita spesifik pada

bilangan gelombang 300-350 cm-1

yang ini tidak muncul pada polimer kontrol, tetapi vibrasi ini juga muncul

pada spektrum TiO2. Hal ini diduga

kemungkinan vibrasi tersebut sehingga secara teoritis sebagian besar struktur molekul polimer kontrol tidak berbeda jauh dengan

polimer terimpregnasi TiO2.

Namun pada polimer

ter-impregnasi TiO2 muncul serapan di

daerah bilangan gelombang 847,97

cm-1, di mana serapan ini tidak

muncul pada polimer terimpregnasi

TiO2 maupun pada TiO2 murni. Dalam

hal ini diduga serapan tersebut ialah serapan milik Ti-N atau Ti-O yang secara teoritis hanya terbentuk pada polimer ter-impregnasi

TiO2. Sedangkan, untuk

kebera-daan TiO2 sendiri

tampak pada spektrum di daerah bilangan gelombang

3500-4000 cm-1. Hal ini

menunjukkan bahwa

keberadaan TiO2 yang

bersifat seperti TiO2 murni

masih ada yang ditunjukkan dengan spektrum yang yang

identik. Melalui hasil spektra inframerah ini diduga struktur

polimer terimpregnasi TiO2 yang

diharapkan telah dapat terbentuk.

Sedangkan, untuk spektra TiO2

sendiri tampak pada bilangan

gelombang 300-4.000 cm-1. Pada

spektrum polimer terimpregnasi TiO2

tampak pita spesifik pada bilangan

gelombang 300-350 cm-1 yang mana

vibrasi ini tidak muncul pada polimer kontrol, tetapi vibrasi ini juga muncul

pada spektrum TiO2. Hal ini diduga

kemungkinan vibrasi tersebut menandakan adanya ikatan

koor-dinasi antara TiO2 dan 4-vinilpiridin,

sehingga dapat dikatakan bahwa TiO2

telah terimpregnasi ke dalam polimer dengan mengikat pada 4-vinilpiridin.

Hasil Uji Aktivitas Degradasi Fotokatalitik Polimer

Hasil pengukuran terhadap enam macam larutan standar PCP untuk menentukan persamaan kurva standarnya disajikan dalam Gambar 2.

Persamaan kurva standar yang didapatkan adalah y = 0, 0861 x –

0,0130 dengan nilai R2 = 0,9985.

Hasil uji aktivitas degradasi fotokatalitik polimer terimpregnasi

TiO2 dan polmier kontrol terhadap

larutan PCP disampaikan dalam tabel dan grafik berikut.

(7)

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Degradasi Fotokatalitik Polimer Terhadap Larutan Standar PCP 50 ppm

Polimer Kontrol Polimer Terimpregnasi TiO2

Jam ke Abs Terdegadasi

(%) Sisa (%) Abs Terdegadasi (%) Sisa (%) 1 0,1965 4,07 95,93 0,1672 17,38 83,72 2 0,1720 14,05 85,95 0,1174 39,42 60,58 3 0,1515 23,58 76,42 0,0945 50,06 49,94 4 0,1247 36,03 63,97 0,0780 57,72 42,28 5 0,1055 45,95 55,05 0,0653 63,62 36,38 6 0,0920 51,22 48,78 0,0586 66,74 33.26 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 3. Grafik degradasi fotokatalitik polimer terimpregnasi TiO2 dan polimer kontrol

pada larutan standar PCP

Dari hasil uji aktivitas degradasi fotokatalisis polimer di atas terlihat bahwa baik polimer kontrol maupun

polimer terimpregnasi TiO2 dapat

mendegradasi larutan PCP. Sinar UV dapat mendegradasi PCP walaupun

tanpa adanya TiO2. Adanya TiO2

sebagai katalis menaikkan kemampuan degradasi sinar UV dari 4,07% hingga 17,38% pada jam pertama dan dari 51,22% menjadi 66,74% pada jam keenam. Rendahnya kemampuan degradasi fotokatalitik

polimer terimpregnasi TiO2 dalam

hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan kurang homogennya

sebaran TiO2 dalam polimer, kondisi

reaksi pembentukan polimer yang tidak optimal.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan (1) Telah dapat dibentuk polimer

terimpregnasi TiO2 dari monomer

4-vinil piridin dan stiren dan di4-vinil benzena sebagai cross-linker; (2)

Polimer terimpregnasi TiO2

mempunyai kemampuan degradasi fotokatalisis; dan (3) sampai 66,74% pada jam keenam.

Saran

Disarankan untuk (1) menentukan kondisi optimum percampuran zat-zat agar distribusi

TiO2 lebih homogen, sehingga dapat

(8)

fotokatalisisnya; dan (2) menentukan proses degradasi fotokatalisis dalam jangka waktu yang lebih lama dari enam jam untuk mengetahui kemampuan optimalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, D and Ray, A.K., 1993.

Photocatalytic Kinetic of Phenol its Derivates over UV Irradiated TiO2,

Applied Catalysis B. Environmental, vol. 23, p.143-157

Gladis, J.M., Rao, T.P., 2003. Synthesis

and Analitical Application of Uranil Ion

Imprinted Polymer Particles, Anal

Letter, vol.36, p. 2107

Hoffman, M.R., Maretin, S.T., Choi, W., Bahnemon, D.W., 1995. Enviromental

Application of Semiconductor Photocatalysis, Chemical Review, vol.

95

Tanaka, K., Hisanaga, T., Rivera, A.P., 1993. Effect of Crystal Form of TiO2 on

The Photocataytic Degradations of Pollutants, Photocatalytic Purification

Gambar

Tabel 1.  Data hasil compression test pada polimer
Gambar 1. Hasil analisis IR polimer terimpregnasi TiO 2 , TiO 2  murni dan polimer kontrol
Gambar 2. Kurva standar PCP
Tabel 2.  Hasil Uji Aktivitas Degradasi Fotokatalitik Polimer Terhadap Larutan Standar PCP  50 ppm

Referensi

Dokumen terkait

Namun dengan sifat tanah yang jika menyerap air akan menjadi lunak, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kuat tekan yang dihasilkan paving block

SINTESIS MMCS Cu-AL2O3 MELALUI PROSES METALURGI SERBUK DENGAN VARIASI FRAKSI VOLUME AL2O3 DAN GAYA TEKAN KOMPAKSI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KELONGSONG PELURU (Rike Kartika

Senyawa kompleks yang dihasilkan dianalisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom untuk mengetahui kadar ion logam Cu(II) yang terkandung dalam senyawa kompleks

Metilen biru merupakan salah satu zat warna sintetik yang memiliki sifat toksik karena memiliki senyawa gugus aromatik yang sulit terdegradasi oleh mikroorganisme,

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ekstrak cengkeh dapat dibuat dalam bentuk patch bukal dengan sifat farmaseutik yang meliputi organoleptik dengan penampakan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan suatu senyawa hasil esterifikasi yaitu asam 2-(4-klorobenzoiloksi)-5- metoksi benzoat dari reaksi antara

menghasilkan nanopartikel yang memiliki sifat magnet dimana dengan adanya sifat magnet ini akan lebih mempermudah dalam mendaur ulang fotokatalis setelah digunakan pada

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan lapisan nano komposit yang memilki karakteristik yang baik yang meliputi struktur morfologi, sifat optik dan sifat kimia serta