• Tidak ada hasil yang ditemukan

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU)

PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)

A. LATAR BELAKANG

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), memperkirakan pada tahun 2012 di Indonesia ada 591.823 orang yang hidup dengan HIV (ODHA). Sampai dengan Triwulan 3 tahun 2015, secara kumulatif sejak tahun 1987 telah dilaporkan temuan kasus HIV sejumlah 184.929 orang.

Penurunan prevalensi IMS pada Wanita Pekerja Seks (WPS) juga tercatat pada STBP 2009 dan STBP 2013 di 9 lokasi survei lainnya (Kota Palembang, Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Samarinda, Bitung, Makasar, Sorong, dan Mimika). Prevalensi klamidia turun dari 39,5% menjadi 30,8% pada WPSTL dan dari 42,4% menjadi 40% pada WPSL. Prevalensi gonore mengalami penurunan pada periode waktu yang sama. Meskipun secara umum berdasarkan STBP terlihat adanya kecenderungan penurunan prevalensi HIV dan IMS lainnya pada WPS namun tingkat prevalensi ini masih relatif tinggi untuk mencapai Tujuan zero new infection sesuai Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulangan AIDS 2015-2019.

Infeksi baru HIV di Indonesia akan terjadi terutama melalui transmisi seksual, hal ini karena faktor jumlah pelanggan Pekerja Seks yang sangat besar dibandingkan dengan kelompok beresiko lainnya, konsistensi penggunaan kondom yang masih rendah dan masih tingginya prevalensi IMS pada pekerja seks. Untuk itu, masih diperlukan peningkatan coverage dan peningkatan kualitas penjangkauan untuk dapat meningkatkan perubahan perilaku baik pada WPS maupun pelanggan agar epidemi HIV melalui transmisi heteroseksual dapat ditekan serendah mungkin sehingga infeksi baru dapat diturunkan baik pada WPS, pelanggan dan masyarakat umum.

Penanggulangan AIDS nasional mendapatkan dukungan dari GFATM melalui mekanisme New Funding Model (NFM) untuk kurun waktu 2016-2017, dimana Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menjadi salah satu penerima hibah utama (Principal Recipient = PR) untuk pelaksanaan beberapa kegiatan program.

Salah satu program yang menjadi tanggung jawab KPAN sebagai Principal Recipient (PR) adalah program Penjangkauan pada Wanita Pekerja Sex (WPS). Kegiatan ini akan di manage oleh LSM yang ditunjuk sebagai SR Nasional Program WPS melalui pelaksanaan oleh Implementing Unit (IU) di kabupaten / kota yaitu:

(2)

PKBI DKI Jakarta sebagai SR Nasional untuk Region 1: DKI, Banten, Sumatera, Kalimantan (46 Kab/Kota)

Lembaga Kalandara sebagai SR Nasional untuk Region 2: Jateng, Jabar, DIY (53 Kab/Kota)

Yayasan Kerti Praja sebagai SR Nasional untuk Region 3: Jatim, Sulawesi, Bali, NTB, NTT (29 Kab/Kota)

…. sebagai SR Nasional untuk Region 4: Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat (13 Kab/Kota).

Untuk itu KPAN (atas nama SR Nasional) mengundang OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) untuk mengajukan proposal dan mengikuti proses seleksi menjadi Implementing Unit (IU) Program Penjangkauan pada Wanita Pekerja Seks (WPS) dan Pelanggan WPS.

B. TUGAS DAN FUNGSI IU

1. Melaksanakan program penjangkauan pada WPS dan Pelanggan WPS sesuai dengan work plan pada tingkat Kab/Kota melalui PL/PE.

2. Bertangungjawab dan melakukan rekrutment Peer Leaders (PL) di tingkat Kab/Kota secara terbuka, transparan dan mengikuti SOP yang ditetapkan PR & SR.

3. Bertanggungjawab melakukan mentoring, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penjangkauan oleh PL baik kuantitas dan kualitas.

4. Bertanggungjawab memastikan terlaksananya distribusi kondom, lubrikan, materi KIE dan voucher rujukan untuk WPS dan pelanggan WPS.

5. Bertanggungjawab dan melakukan penguatan kapasitas (termasuk melakukan pelatihan) terhadap PL dan Peer Educators (PE).

6. Bertanggungjawab dan melakukan pengelolaan keuangan untuk pembiayaan program WPS di tingkat Kab/Kota sesuai dengan standar aturan yang berlaku.

7. Bertanggungjawab memastikan pengumpulan data dan informasi program serta melakukan pelaporan langsung kepada SR secara tepat waktu dan isi, termasuk didalamnya adalah input data capaian sesuai dengan sistem informasi yang digunakan dan tembusan ke KPA Kab/Kota.

8. Melakukan upaya penguatan dan pemberdayaan komunitas pekerja seks dan komunitas lokasi.

9. Mengikuti koordinasi yang dilaksanakan oleh SR, KPA serta pemangku kepentingan terkait di tingkat Kab/Kota.

10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas untuk test dan pengobatan dan mitra Spiritia untuk pendampingan ODHA PSP dan Pelanggan.

11. Bertanggung jawab dan melakukan inisiatif lainnya untuk pencapaian target program pada WPS dan pelanggan WPS sesuai dengan rencana kerja dan pembiayaan yang ada. C. WILAYAH KERJA

Program yang didukung oleh GFATM dengan New Funding Model (NFM) ini akan berlangsung selama 2 tahun dimulai dari periode 1 Januari 2016 – 30 Desember 2017,

(3)

bekerja di 33 provinsi dan 141 Kabupaten/Kota sesuai daftar Kabupaten/Kota, untuk IU Semester 1 wilayah Region IV mengikuti daftar sebagai berikut:

No Provinsi Kabupaten/Kota

1 Papua KOTA JAYAPURA & KAB. JAYAPURA 2 Papua JAYAWIJAYA 3 Papua PANIAI 4 Papua MIMIKA 5 Papua MERAUKE 6 Papua NABIRE

7 Papua Barat KOTA SORONG & KAB. SORONG 8 Papua Barat MANOKWARI 9 Papua Barat FAKFAK

10 Maluku KOTA AMBON

Beberapa ketentuan terkait:

 Satu IU akan menangani minimal satu Kab/Kota (calon IU dapat mengusulkan lebih dari satu Kab/Kota untuk wilayah kerjanya).

 Pembagian target kerja untuk setiap wilayah (Kab/Kota) akan didiskusikan dengan calon IU dalam proses penyusunan kontrak kerja IU dengan SR.

 IU akan mengelola dana:

o Biaya kelembagaan organisasi IU (operasional & gaji 2 staff manajemen; program dan keuangan; untuk IU yang menangani 2 Kab/Kota maka staff manajemen ada 3 orang)

o Dana untuk gaji Peer Leaders (PL) purna waktu. 1 PL bekerja dengan sekitar 10 - 20 PE/Kader dan satu PE/Kader bekerja dengan sekitar 20 WPS (kecuali untuk Tanah Papua, 1 PE bekerja dengan sekitar 5 – 10 WPS)

o Dana insentif atau pengganti transport bagi PL/PE/Kader untuk setiap WPS yang mengikuti masing-masing aktivitas berbeda sebagai berikut:

 WPS mengikuti test HIV / test IMS lainnya dan mengetahui hasilnya  WPS yang mengikuti ART (untuk WPS / Pelanggan WPS yang HIV positif)

 WPS yang berhasil mengajak pasangan ke layanan test HIV / IMS lainnya dan mengetahui hasilnya

o Dana untuk pelatihan PL dan PE dan dana edukasi pelanggan. o Dana untuk pelatihan pemberdayaan pekerja seks (di Papua) D. INTERVENSI DAN UKURAN KINERJA

(4)

a. Penjangkauan WPS (jumlah WPS mendapatkan edukasi, kondom, lubrikan dan materi KIE)

b. Jumlah WPS yang mengikuti test HIV dan test IMS lainnya c. Jumlah WPS yang mengajak Pelanggan-nya mengikuti test HIV d. Jumlah WPS yang HIV positif mendapatkan ART

2. Pemberdayaan WPS

a. Jumlah WPS yang mengikuti edukasi / pertemuan kelompok b. Jumlah WPS yang menjadi PE

c. Jumlah WPS yang menjadi PL 3. Monitoring dan Evaluasi:

a. Terlaksananya Monev termasuk pencatatan dan pelaporan kinerja program yang dipahami dan dilaksanakan oleh PL dan PE

b. Adanya data dan dokumentasi yang baik tentang laporan kinerja program 4. Removing Legal Barriers

a. Adanya kerjasama sinergi dengan SR Nasional CSS-RLB dan TA-Advokasi untuk mengupayakan kebijakan dan mekanisme untuk mencegah kekerasan pada WPS b. Adanya kerjasama dengan SR Nasional CSS-RLB dan TA-Advokasi untuk

meningkatkan anggaran domestik program pada WPS dan akses pada JKN. E. KRITERIA SELEKSI

Organisasi (Calon IU) agar menunjukkan bukti:

1. Terdaftar sebagai entitas legal di Kesbangpol atau institusi berwenang setempat.

2. Memiliki Kantor / Alamat yang dapat diverifikasi (dapat menyertakan Surat Domisili atau keterangan sewa kantor atau kepemilikan tempat kerja) dan berdomisili di wilayah yang akan menjadi wilayah kerjanya.

3. Memiliki NPWP dan rekening atas nama organisasi.

4. Memiliki Profil Organisasi terbaru (tahun 2015) termasuk dengan deskripsi profile Sumber Daya Manusia (CV SDM) yang bekerja dalam Organisasi (CV Penanggungjawab Lembaga dan CV SDM kunci).

5. Memiliki pengalaman melaksanakan program penjangkauan pada WPS dan/atau pelanggan WPS; dibuktikan dengan dokumen pendukung yang relevan sesuai format pada lampiran 1.

6. Memiliki Kapasitas organisasi untuk menangani program yang dibuktikan dengan melampirkan resume portofolio kegiatan organisasi, SOP kegiatan penjangkauan, Monev, dll (sesuai petunjuk teknis pada aplikasi Database OMS www.aidsindonesia.or.id/oms)

7. Organisasi telah berdiri minimal 2 tahun sebelumnya. 8. Memiliki perangkat komputer atau laptop.

9. Menyertakan rekomendasi dari KPA Kab/Kota atau KPA Provinsi atau Dinas Kesehatan atau PKBI atau NU (SR/SSR dari NU) setempat; (jika ada rekomendasi dari seluruh pihak tersebut maka lebih baik).

(5)

Syarat-syarat ini diupayakan dilengkapi oleh IU, tidak menggugurkan aplikasi (jika tidak lengkap) tetapi akan dipertimbangkan dalam penilaian dan penetapan IU terpilih.

F. PROSES SELEKSI

SR Nasional (sesuai region) akan melaksanakan verifikasi administrasi, menilai proposal dan melakukan wawancara serta verifikasi kunjungan lapangan (apabila diperlukan). Selanjutnya SR akan menetapkan IU terpilih (proses ini akan dilakukan SR dengan menginformasikan kepada PR KPAN sebelum ditetapkan oleh SR).

G. FORMAT PROPOSAL

Organisasi mengirimkan surat lamaran (letter of interest) ditujukan kepada SR sesuai region wilayahnya. Organisasi mengajukan Proposal maksimum 15 halaman, ditulis dalam bahasa Indonesia dan kertas A4. Proposal berisi bagian sebagai berikut:

 Halaman Depan/Cover;  Executive Summary

Summary harus menjelaskan pengalaman dalam pelaksanaan program pada WPS dan pelanggan-nya; strategi dan pendekatan yang dilakukan serta metode monev untuk menghindari duplikasi dalam penjangkauan serta memastikan seluruh layanan terkait diterima oleh WPS dan/atau client-nya.

 Isi Proposal

o Latar Belakang Organisasi

o Kinerja / Capaian Penting Organisasi (termasuk dalam hal pemberdayaan WPS / komunitas hotspot, dll). Tabel terlampir pada halaman akhir dari dokumen ini wajib dimasukkan dalam bagian ini.

o Strategi, pendekatan, metodologi program penjangkauan dan pemberdayaan WPS, serta Kabupaten/Kota yang akan menjadi wilayah kerjanya (bagian ini termasuk untuk menjawab situasi terkini seperti: semakin banyaknya lokalisasi yang

dibubarkan, keberadaan teknologi informasi komunikasi, bagaimana memilih PL dan PE yang terbaik, dll)

o Penjelasan tentang jejaring kerjasama multipihak dari organisasi / kemitraan dengan pemangku kepentingan baik di tingkat lokal maupun tingkat nasional (jika ada). o Hal-hal lain yang dianggap perlu.

 Lampiran

o Seluruh lampiran yang diperlukan untuk memenuhi Kriteria Administrasi (sesuai ketentuan diatas) dan yang dianggap perlu oleh Organisasi maka dapat di upload pada aplikasi OMS (www.aidsindonesia.or.id/OMS)

(6)

H. JADWAL SELEKSI

No Waktu PROSES

1 4 Mei 2016 Pengumuman Call for Proposal Implementing Unit (IU) Program WPS dan Pelanggan melalui website KPAN: http://www.aidsindonesia.or.id

2 4 – 11 Mei Pengiriman Surat Pengajuan (Letter of Interest) oleh Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) ditujukan kepada SR (sesuai region tersebut diatas) melalui email SR: pkbipapua@yahoo.co.id dan cc

kpaprovpapua@yahoo.co.id

4 11 Mei Batas Akhir Pengiriman Softcopy (atau Hardcopy, tidak wajib) pada Rabu, 11 Mei 2016, pukul 16.00 WIT. 5 11 – 13 Mei Proses penilaian dan seleksi oleh Tim Seleksi (dipimpin

oleh PKBI Papua)

6 16 Mei 2016 Pengumuman IU terpilih.

Jika terdapat kebutuhan informasi dan pertanyaan lebih lanjut; maka dapat dikirimkan kepada PKBI Papua (pada email tersebut diatas) dan cc Panitia Pengadaan KPAN melalui email:

(7)

Lampiran 1

DATA PENGALAMAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL

DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN HIV&AIDS

Nama OMS : _______________________________________________

Sumber Pembiayaan Program : _______________________________________________

(dapat dituliskan lebih dari satu sumber)

Tabel-1. Perkiraan jumlah populasi WPS tahun 2014 dan 2015 di masing-masing kab/kota

No Kelompok WPS Tahun 2014 Tahun 2015

1 WPS langsung di lokasi (Catatan: lokasi tidak sama dengan lokalisasi)

2 WPS langsung di jalan

3 WPS tidak langsung (panti pijat, cafe, karaoke, warung, salon, dan lain-lain)

Tabel-2. Capaian penjangkauan, skrining IMS, test HIV dan ART pada WPS tahun 2014 dan tahun 2015 di masing-masing kab/kota.

No Indikator Tahun 2014 Tahun 2015

1 Jumlah WPS langsung di lokasi yang dijangkau 2 Jumlah WPS langsung di jalanan yang dijangkau 3 Jumlah WPS tidak langsung yang dijangkau 4 Jumlah WPS langsung di lokasi yang dirujuk untuk

skrining IMS

5 Jumlah WPS langsung di jalanan yang dirujuk untuk

skrining IMS

6 Jumlah WPS tidak langsung yang dirujuk untuk

skrining IMS

7 Jumlah WPS langsung di lokasi yang dirujuk untuk

VCT/test HIV

8 Jumlah WPS langsung di jalanan yang dirujuk untuk

(8)

9 Jumlah WPS tidak langsung yang dirujuk untuk

VCT/test HIV

10 Jumlah WPS langsung di lokasi yang dirujuk untuk

pengobatan ARV

11 Jumlah WPS langsung di jalanan yang dirujuk untuk

pengobatan ARV

12 Jumlah WPS tidak langsung yang dirujuk untuk

pengobatan ARV

Catatan: bila tidak ada agar ditulis “tidak ada”

Tabel-3. Daftar mitra OMS dalam program penanggulangan HIV & AIDS baik lokal maupun nasional

No Nama mitra Tahun

dimulainya kemitraan

Keterangan mitra (lokal/nasional/ internasional) 1 Misal: Forum Penanggulangan AIDS Jabodetabek 2005 Lokal 2 ...

3 Dst nya

Tabel-4. Daftar aktivitas kelembagaan yang dilakukan OMS dalam program penanggulangan HIV & AIDS

No Aktivitas Isu/Materi

1 Misal: Peningkatan kapasitas staf petugas lapangan Misal: materi Perda HIV di Kota Batam

2 Misal: Audiensi dengan dinas kesehatan Misal: rumah sakit yang diskriminatif 3 Dst nya

Referensi

Dokumen terkait

penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny “N” di BPM Istiqomah Sidotopo Surabaya” sebagai salah satu syarat

Serta didapatkan perubahan perilaku emosional, ditandai oleh labilitas emosional, kegembiraan yang dangkal dan tak beralasan (euforia, kejenakaan yang tak sepadan),

Berbeda dengan monitor jenis CRT yang menghasilkan tingkat radiasi yang tinggi sehingga kelelahan mata akibat penggunaan monitor yang lama dapat diabaikan karena

Bunyi atau ‘pic’ bagi not-not yang ditulis pada baluk muzik akan dapat ditentukan apabila tanda ‘klef trebel’ ditulis pada permulaan baluk.. BAR DAN

PEMBENTUKAN TERAS KOMPAK 15 MW RSG-GAS BERBAHAN BAKAR SUJSEDARSG- GAS saat im saing diopaasikai pada daya 15 MW sesuai dengan kebutuhan pengguna reaktor. Untuk lebih efisien maka

Tahapan-tahapan bermain musik harus dimulai dari mendengarkan, menirukan dan berinovasi atau berkreativitas merupakan cara yang dapat membantu siswa dalam memainkan alat

Dari hasil riview atau study literatur yang telah dilakukan, penulis tidak menemukan model propagasi untuk daerah Taluk Kuantan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan

Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikanhasil analisis data yang berkaitan dengan efektivitas alat peraga KOTIF (koin dan kartu positif negatif) yang meliputi : (1)