• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor 5 Volume 3 Oktober 2016 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nomor 5 Volume 3 Oktober 2016 ISSN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Nomor 5

Volume 3

Oktober 2016

ISSN 2355-1968

Konsepsi Panca Mahabhuta dalam Perwujudan Arsitektur Tradisional Bali

I Nyoman Widya Paramadhyaksa

Perancangan Terminal dalam Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Studi Kasus: Terminal Pinang Baris Medan

Taufiq Ismail Hutasuhut

Suatu Tinjauan Perkembangan Taman dalam Arsitektur Lansekap

Ramayana

Optimalisasi Perusahaan Daerah Air Minum Dalam Pengelolaan Air Minum Kota Medan

Rahmadhani Fitri

Revitalisasi Kawasan Wisata Kota Medan sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Sosial dan Budaya Studi kasus: Kawasan Pagaruyung Kota Medan

Zhilli Izzadati Khairuni

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

Dila Nadya Andini; Irma Fawzia

Perencanaan Kawasan Pesisir sebagai Kawasan Cepat Tumbuh di Kota Medan

Kaspan Eka Putra

Diterbitkan oleh

Program Studi Teknik Arsitektur

Universitas Pembangunan Panca Budi

(3)

ii

Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Teknik UNPAB

Pemimpin Redaksi

Solly Aryza Lubis

Fahrizal Zulkarnain

Anggota Redaksi

Idham

Bayu Prahara

Usman

Penyunting Ahli

Prof. Dr. Julaihi Wahid

(Universiti Sains Malaysia)

Prof. Dr. Ir. Slamet Trisutomo

(Universitas Hasanuddin Makassar)

Dr. Ir. Budi Faisal, MLA, MURP

(Institut Teknologi Bandung)

Prof, Ir. Totok Roesmanto, M.Eng

(Universitas Diponegoro)

Pelaksana Teknik

Andi Purnomo

Disain Cover

Helmi Ramadhan

Alamat Sekretariat :

Program Studi Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Panca Budi

Jalan Jend. Gatot Subroto Km. 4,5 Medan

Telp. (061) 30106072, Fax (061) 4514808

Email :

archigreen-j@pancabudi.ac.id

(4)

iii

Sekapur Sirih

Kami ucapkan syukur kehadirat Allah SWT, karena telah

memberikan kemampuan berupa pikiran, tenaga, waktu dan dana untuk

mewujudkan jurnal ilmiah ini. Sejalan dengan perjalanan waktu kami dari

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pembangunan

Panca Budi akan berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan dan

menyinambungkan penerbitan jurnal ini yang digunakan sebagai wadah

untuk mencurahkan kreatifitas ilmiah berupa tulisan-tulisan ilmiah yang

bermutu dalam menyumbangkan pikiran para staf pengajar di lingkungan

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pembangunan

Panca Budi khususnya dan masyarakat ilmiah pada umumnya demi

kemaslatan masyarakat.

Pada penerbitan kali ini, kami berusaha menampilkan karya tulis

para staf pengajar yang lebih berorientasi pada pengembangan keilmuan

dan juga didasarkan kepada hasil penelitian dan pengamatan para satf

pengajar untuk memperkaya pengetahuan khususnya di bidang Arsitektur

dan Perkotaan

Kami tidak pernah akan bosan memohon dengan kerendahan hati

tetap mengharapkan adanya sumbangan-sumbangan tulisan ilmiah baik

dari para staf pengajar di lingkungan Program Studi Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Panca Budi. Selain itu kami juga

menerima sumbangan tulisan karya ilmiah dari para pemerhati, praktisi,

terutama para cendikiawan yang aktif dalam dunia pendidikan.

Akhirnya, semoga perjalanan kedepan Jurnal Archi Green ini akan

dilalui dengan sukses hingga menjadi sebuah jurnal yang dapat

memberikan kontribusi ilmu pengetahuan di Indonesia hingga ketingkat

Internasional. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih

kepada seluruh pihak yang telah membantu penerbitan Jurnal Archi Green

untuk Volume 3 Nomor 5 Oktober 2016.

(5)

iv

PEDOMAN PENULISAN NASKAH

1.

Kategori naskah ilmiah hasil riset / penelitian, kritik, ulasan / apresiasi.

2.

Naskah dituliskan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik

pada kertas ukuran A-4. Spasi ganda dengan batas margin atas, kanan

dan bawah 1 cm, batas kiri 2 cm dari tepi kertas. Panjang naskah /

artikel maksimum 10 halaman termasuk Daftar Pustaka. Huruf Times

New Roman, ukuran font 10, huruf tegak.

3.

Judul singkat, jelas, dituliskan format font 17, huruf tegak, mode centre

line.

4.

Nama Penulis naskah ditulis lengkap tanpa mencantumkan gelar, di

bawah nama penulis dilengkapi institusi asal penulis.

5.

Isi naskah berperspektif atau bertema Arsitektur, Sipil dan Planologi.

Naskah asli bukan duplikasi ataupun pernah dipublikasikan di media

cetak manapun.

6.

Sistematika naskah :

 Judul

 Nama dan asal institusi penulis

 Abstrak, setara 150 kata, 1 spasi, ditulis 1 kolom, meliputi latar

belakang, pendekatan, metode riset, hasil, temuan, manfaat

secara umum dan keywords (kata kunci).

 Isi Naskah, ditulis 1 kolom meliputi Pendahuluan, (Masalah,

Tujuan, Manfaat), Kajian Pustaka / Landasan Teori, Metodologi

Penelitian, Pembahasan, Kesimpulan dan Rekomendasi.

 Daftar Pustaka

7.

Gambar, grafik, tabel, foto harus disajikan dengan jelas. Format Foto

Digital minimal VGA. Keterangan gambar dll. dituliskan dalam format

font lebih kecil dari format font tulisan isi.

8.

Catatan (Footnote dan Endnote) berisi catatan penjelas bukan daftar

asal kutipan

9.

Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan dituliskan

berurut menurut abjad (alphabetical). Judul Pustaka dicetak miring

(italic).

KETERANGAN UMUM :

1.

Naskah diserahkan dalam bentuk soft copy dan 1 (satu) eksemplar hard

copy (cetakan/print out).

2.

Redaksi berhak untuk menyunting, mengedit ataupun menolak naskah

yang diterima. Redaksi akan mengembalikan naskah yang tidak

memenuhi kriteria untuk dapat diperbaiki dan dapat diajukan kembali

ke redaksi untuk penerbitan berikutnya.

(6)

Fakultas Teknik

Universitas Pembangunan Panca Budi

Jurnal ArchiGreen Vol. 3 No. 5 (2016) 48–53

Jurnal

ArchiGreen

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur

Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

Dila Nadya Andini

a,

*, Irma Fawzia

a,‡

aDosen, Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia

Abstrak

Ruang tidur di rumah kost yang bersifat temporer menarik untuk diteliti berkaitan dengan luasan dan perabot yang digunakan. Tujuan penelitian adalah membandingkan dimensi dan jenis perabot ruang tidur di rumah pribadi dan di rumah kost. Populasi penelitian adalah mahasiswa Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat dengan sampel penelitian 60 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Hasil dalam bentuk tabulasi berdasarkan kuesioner kemudian dijadikan dasar komparasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kamar tidur umumnya persegi atau persegi panjang, persentase kelompok kamar kost yang dihuni oleh satu orang lebih besar dibandingkan persentase kelompok kamar tidur rumah tinggal, kamar mandi ditemukan lebih banyak pada kamar kost daripada kamar tidur di rumah, ada jenis perabot pada kelompok kamar kost yang tidak ditemukan pada kelompok kamar tidur rumah tinggal, rata-rata luas total kamar tidur di rumah lebih besar daripada kamar tidur kost, dan nilai rata-rata luas per orang kelompok kamar kost lebih besar.

Kata kunci: Dimensi; perabot; ruang tidur; rumah pribadi; rumah kost.

1. Pendahuluan

Salah satu ruang di dalam rumah yang sifatnya privat adalah kamar tidur. Ruang ini tidak dapat didefinisikan fungsinya hanya sekadar sebagai ruang untuk tidur atau beristirahat karena banyak orang merasa lebih nyaman menggunakan kamar tidur untuk melakukan aktivitas lainnya, seperti menonton tv, belajar, menulis, mengetik, membaca di atas tempat tidur dan lain sebagainya. Umumnya, seseorang memilih melakukan aktivitas-aktivitas tersebut di dalam kamar karena mereka merasa lebih leluasa dibandingkan melakukannya di ruang lain di dalam rumah. Jika dilihat dari konsep teritori yang dikemukakan oleh Altman (1980 dalam Laurens, 2004), ruang tidur tergolong dalam teritori primer karena ruang ini merupakan ruang pribadi dimana hanya orang-orang yang diberikan ijin penghuninya yang dapat masuk ke dalam kamar. Sebagai area privat, ruang ini memberikan keleluasaan bagi penghuninya untuk ‘mengekspresikan’ diri – personalisasi. Hal ini tercermin dari pemilihan perabot, warna, dan model detail-detail interior di dalam kamar seseorang sehingga penghuni kamar merasa lebih nyaman dan ‘berkuasa’ atas ruang tersebut.

* Alamat email: dila_andini@yahoo.co.id. Alamat email: irma_fawzia_bjb@yahoo.co.uk.

(7)

Dila Nadya Andini & Irma Fawzia / Jurnal ArchiGreen Vol. 3 No. 5 (2016) 48–53 49

Dari segi fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk kamar tidur (Surowiyono, 2003 dan Wilkening, 1987), yaitu memerlukan ketenangan, bebas dari gangguan suara bising, memiliki ventilasi udara, bebas dari udara panas dan lembab, memiliki pencahayaan yang baik, menggunakan warna tenang untuk kamar tidur, atau warna menarik jika kamar juga banyak digunakan untuk aktivitas lainnya dan posisi kamar tidur harus jauh dari garasi dan dapur. Selain itu, dalam arsitektur, ada standar ruang yang perlu diperhatikan dan menjadi pedoman pada saat perancangan. Standar besaran ruang dibuat untuk memberikan kenyamanan bagi penghuni dalam beraktivitas. Standar ini dibuat berdasarkan studi tentang besaran perabot, dimensi manusia, aktivitas dan pola sirkulasinya. Dengan memperhatikan standar ruang tersebut, ruang akan dapat berfungsi secara optimal. Tabel 1 menunjukkan standar dimensi, luas, kapasitas dan perabot untuk kamar tidur menurut rujukan standar Surawiyono (2003), Neufert & Neufert (2000), dan De Chiara, Panero & Zelnik (2001).

Tabel 1. Komparasi rujukan standar

No. Rujukan Standar Dimensi Minimal Kapasitas Perabot

1 Surawiyono (2003) 3 x 3 = 9 m2 2 orang 2 set meja-kursi belajar, 1 buah double bed, lemari baju

3 x 2 = 6 m2 1 orang 1 set meja-kursi belajar, 1 buah single bed, lemari baju

2 Ernst & Peter Neufert (2000)

3,15 x 2,25 = 7,09 m2

1 orang 1 set meja-kursi belajar, 1 buah single bed, lemari baju 3,5 x 3,3 = 11,55

m2

2 orang 2 buah single bed, 2 buah lemari pakaian, 1 set meja-kursi.

13,125 m2

14,175 m2

2 orang 2 buah single bed, 2 buah lemari pakaian, 2 set meja-kursi

3 De Chiara, Panero & Zelnik (2001)

3,3 x 4,45 = 14,685 m2

2 orang 2 buah double bed, 2 buah meja kecil, 2 buah lemari baju/meja dan 1 set meja-kursi belajar

Sumber: Penulis (2015)

Namun, bagaimana dengan kondisi kamar tidur di rumah kost? Berbeda dengan kamar tidur di rumah pribadi, kamar tidur di rumah kost bersifat temporer, namun memiliki fungsi yang lebih kompleks bagi penghuninya. Banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih rumah kost, seperti faktor lingkungan, harga sewa, dan fasilitas (Hajar, Susilawati & Nilakusmawati, 2012). Bahkan, letak kamar mandi mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna kost (Harisah, 2013). Fenomena kamar kost sebagai ‘rumah’ yang bersifat temporer bagi penghuninya menarik untuk dieksplorasi berkaitan dengan luasan ruang dan jenis perabot yang digunakan mengingat standar dimensi dan perabot kamar tidur yang ada secara umum diperuntukkan bagi kamar tidur di rumah tinggal.

Penelitian ini bertujuan membandingkan dimensi dan jenis perabot antara kamar tidur di rumah tinggal dan rumah kost di Kota Banjarbaru. Kota Banjarbaru memiliki cukup banyak fasilitas rumah kost bagi mahasiswa karena kota ini merupakan kota sentra pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, yang menjadi salah satu tujuan pendidikan di wilayah Kalimantan. Fasilitas yang disediakan rumah-rumah kost tersebut bervariasi, demikian pula fasilitas kamar tidurnya.

2. Metode

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk membandingkan dimensi dan perabot kamar tidur di rumah tinggal dan di rumah kost. Populasi penelitian adalah mahasiswa Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang tinggal di rumah pribadi dan kamar kost di Kota Banjarbaru dengan sampel penelitian 60 orang mahasiswa. Mahasiswa Arsitektur dipilih karena mereka memiliki pengetahuan dan wawasan tentang ruang sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan 30 elemen per kelompok, yaitu kelompok ruang tidur di rumah pribadi dan kelompok ruang tidur di rumah kost. Setiap mahasiswa

(8)

Dila Nadya Andini & Irma Fawzia / Jurnal ArchiGreen Vol. 3 No. 5 (2016) 48–53 50

diminta untuk menggambarkan denah kamar tidur masing-masing dilengkapi dengan keterangan jenis perabot di dalam kamar. Hasil dari gambar tersebut kemudian dianalisis dan diolah ke dalam bentuk tabel sebagai dasar komparasi.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan analisis, luas minimal kamar kost dari 30 sampel adalah 4 m2 (nomor objek 11),

sedangkan yang terluas adalah 20 m2 (nomor objek 19). Dilihat dari kapasitas penghuni, 28 objek

kamar kost dihuni oleh masing-masing 1 orang, dan 2 kamar kost dihuni oleh masing-masing 2 orang. Berdasarkan bentuk kamarnya, 93,33% objek memiliki bentuk persegi/persegi panjang dan 30% objek dilengkapi dengan kamar mandi di dalam. Luas minimal kamar kost yang ditemukan pada salah satu sampel ternyata tidak memenuhi luas standar ruang. Menurut Surawiyono (2003), untuk kapasitas 1 orang, kamar tidur minimal memiliki luas 6 m2. Namun, jika dilihat dari rata-rata luas kamar, secara

umum luas kamar kost yang dijadikan sampel sudah melebihi standar ruang kamar tidur dengan kapasitas 1 orang (6 m2 – 7,09 m2), yaitu 10,85 m2 dengan rata-rata luas per orang 10,31 m2. Ada 2

objek sampel dengan bentuk ruang kamar tidak lazim, yaitu nomor objek 1 dan 2. Bentuk ruang demikian kemungkinan besar berkaitan dengan fungsi kamar kost sebagai bentuk bisnis. Pemilik kost tentu ingin mendapatkan lebih banyak kamar kost dengan luas lahan yang dimilikinya, sehingga bentuk kamar yang didapat tidak selalu bentuk lazim segi empat.

Pada kasus kamar tidur di rumah tinggal, 100% bentuknya persegi/persegi panjang. Hal ini umum terjadi dalam perancangan rumah tinggal yang secara general memilih bentuk paling efektif untuk ruang, yaitu persegi. Luas kamar paling kecil adalah 9 m2 (36,67%) dengan 5 objek sampel kamar tidur

dihuni oleh masing-masing 2 orang. Sedangkan, kamar tidur terluas adalah 14 m2 dengan kapasitas 1

orang. Untuk kamar tidur seluas 9 m2 dengan kapasitas 2 orang, kondisi ini sudah memenuhi standar

minimal. Rata-rata luas kamar adalah 11,25 m2 dengan rata-rata luas per orang 9,40 m2. Angka ini

menunjukkan bahwa rata-rata luas per orang sudah memenuhi standar kamar tidur untuk 1 orang. Jika dilihat dari kapasitas per kamar, 33,33% dari sampel kamar dihuni oleh 2 orang. Untuk kamar tidur dengan kapasitas 2 orang, standar luas menurut acuan adalah 9 – 14,685 m2. Dari data terlihat bahwa

10 objek kamar tidur yang dihuni oleh 2 orang sudah memenuhi standar, dengan rata-rata luas kamar 11,12 m2. Dalam rumah tinggal, kondisi ini sering ditemui. Anak-anak dikumpulkan dalam 1 kamar

tidur.

Adapun jenis perabot yang ditemukan pada 30 sampel kamar kost adalah sebagai berikut:

bed/tempat tidur, meja-kursi belajar, lemari baju, meja selain meja belajar, rak buka/rak baju, rak

sepatu, TV, rak piring, kulkas dan dispenser. Dengan fungsi sebagai tempat untuk tidur, jenis perabot yang ditemukan di semua kamar kost adalah bed/tempat tidur. Setelah bed/tempat tidur, perabot yang ada di 27 sampel kamar (90%) adalah lemari baju. Meja-kursi belajar ternyata tidak selalu ditemukan di kamar kost mahasiswa. Untuk belajar di dalam kamar, mereka bisa langsung duduk di tempat tidur. Selain itu, meja belajar juga bisa berbentuk meja temporer yang bisa dilipat dan dipindah-pindahkan sehingga tidak memerlukan kursi. Jenis perabot yang umumnya ditemukan pada kamar dengan kapasitas 1 orang menurut acuan adalah 1 set meja-kursi belajar, 1 buah single bed, dan lemari baju. Namun, dari 30 sampel, ada beberapa perabot yang tidak umum ditemukan di kamar tidur anak di rumah tinggal, tetapi ditemukan pada sampel kamar kost, seperti rak sepatu, TV, rak piring, kulkas dan dispenser. Hal ini menunjukkan bahwa kamar kost merupakan bentuk mini ‘rumah tinggal’ yang bersifat temporer bagi mahasiswa sehingga jenis perabot yang dibutuhkan juga lebih kompleks.

Pada kamar tidur di rumah pribadi, sesuai dengan acuan standar, jenis perabot yang umum ditemukan adalah bed/tempat tidur, lemari baju, dan meja-kursi belajar. Beberapa sampel dilengkapi meja selain meja belajar, TV, dan rak. Saat ini, TV sudah umum ditemukan di dalam kamar tidur. Namun, rak piring, rak sepatu dan dispenser tidak ditemukan pada kamar tidur di rumah tinggal karena jenis perabot tersebut dapat diletakkan pada ruang lain di dalam rumah.

Tabel 2 berikut merupakan tabulasi komparasi dimensi dan perabot kamar kost dengan kamar tidur di rumah tinggal. Poin pembanding meliputi bentuk kamar, kapasitas dan luas kamar, kamar mandi dalam, perabot, rata-rata luas total kamar, dan rata-rata luas per orang.

(9)

Dila Nadya Andini & Irma Fawzia / Jurnal ArchiGreen Vol. 3 No. 5 (2016) 48–53 51

Tabel 2. Tabulasi perbandingan dimensi dan perabot

No. Poin Pembanding

Kamar Kost Kamar Tidur di Rumah Jumlah (Buah) % Jumlah (Buah) % 1 Bentuk

Persegi/persegi panjang 28 93,33 30 100

Bukan persegi/persegi panjang 2 6,67 - 0 2 Kapasitas dan luas kamar

Kapasitas 1 orang 28 93,33 20 66,67 Luas kamar < 6 m2 1 - Luas kamar 6 -7,09 m2 2 - Luas kamar > 7,09 m2 25 20 Kapasitas 2 orang 2 6,67 10 33,33 Luas kamar < 9 m2 - - Luas kamar 9 -14,685 m2 1 8 Luas kamar > 14,685 m2 1 2

3 Kamar mandi dalam 9 30 3 10

4 Perabot

Bed 30 100 30 100

Meja belajar 23 76,67 16 53,33

Kursi 11 36,67 12 40

Lemari baju 27 90 29 96,67

Meja selain meja belajar 6 20 8 26,67

Rak 1 3,33 11 36,67 Rak sepatu 1 3,33 - - TV 2 6,67 4 13,33 Rak piring 1 3,33 - - Kulkas 1 3,33 - - Dispenser 3 10 - -

Kamar Kost Kamar Tidur di Rumah 5 Rata-rata luas total kamar 10,85 m2 11,25 m2

6 Rata-rata luas/orang 10,31 m2/org 9,40 m2/org

Sumber: Penulis (2015)

Dari tabel di atas, bentuk kamar tidur pada kedua kelompok didominasi oleh bentuk persegi atau persegi panjang. Bentuk ruang persegi/persegi panjang merupakan bentuk ruang yang efektif dan mudah dalam pengaturan perabot. Dua bentuk kamar yang irregular pada kelompok kamar kost kemungkinan besar dipengaruhi oleh pemanfaatan ruang secara maksimal oleh pemilik kost. Dilihat dari kapasitas dan luas minimal kamar, hanya 1 sampel dari kelompok kamar kost yang tidak memenuhi standar luasan ruang dengan luasan kamar 4 m2. Sebagai bentuk ruang tinggal temporer, hal

ini kemungkinan menjadi pilihan mahasiswa karena harga kamar yang lebih murah dibandingkan dengan luasan kamar lebih besar. Namun, tentu perlu menjadi pertimbangan dalam masalah kenyamanannya. Untuk kamar tidur di rumah tinggal, dibandingkan dengan luasan standar, sampel memiliki luasan diatas standar yang menjadi acuan, yaitu lebih besar dari 14,685 m2.

(10)

Dila Nadya Andini & Irma Fawzia / Jurnal ArchiGreen Vol. 3 No. 5 (2016) 48–53 52

Kamar kost cenderung lebih banyak yang dilengkapi kamar mandi dalam dibandingkan dengan kamar tidur di rumah tinggal. Sebanyak 30% dari sampel kamar kost dilengkapi dengan kamar mandi dalam, sedangkan pada kamar tidur di rumah tinggal hanya 10%. Hal ini berkaitan dengan preferensi penghuni kamar kost untuk memilih mempunyai kamar mandi dalam atau menggunakan kamar mandi bersama. Berbeda dengan di rumah tinggal, umumnya kamar mandi dalam hanya dimiliki oleh kamar tidur utama. Sebagai anak di dalam keluarga, umumnya para mahasiswa tidak menempati kamar tidur utama di dalam rumah.

Berkaitan dengan masalah perabot, untuk kamar tidur dengan kapasitas 1 orang pada standar acuan terdiri dari 1 set meja-kursi belajar, 1 buah single bed, dan lemari baju. Pada kedua kelompok, jenis perabot tersebut ditemukan dengan urutan persentase yang tertinggi ke yang terendah adalah bed, lemari baju, meja belajar dan kursi. Keberadaan meja dan kursi belajar tenyata lebih rendah jika dibandingkan lemari baju. Hal ini kemungkinan disebabkan perabot tersebut cukup banyak menyita ruang sehingga fungsinya digantikan oleh bed atau meja tulis portabel. Pada kelompok kamar kost ditemukan jenis perabot yang tidak ada pada kelompok kamar tidur rumah tinggal, yaitu rak sepatu, rak piring, kulkas dan dispenser. Jenis perabot tersebut muncul pada kelompok kamar kost mengingat fungsi dari kamar kost tidak hanya sebagai kamar tidur, namun juga ‘tempat tinggal’ temporer bagi mahasiswa.

Rata-rata luas total kamar tidur di rumah lebih besar daripada kamar tidur kost. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu pertimbangan bisnis bagi pemilik kost untuk menyediakan kamar tidur. Kamar tidur yang lebih luas tentu akan lebih mahal harganya, dan pangsa pasarnya pun lebih terbatas. Sedangkan untuk luasan kamar tidur, hal ini tergantung dari tipe rumahnya, sehingga tergantung preferensi orang dalam memilih rumah tinggal. Namun, dilihat dari rata-rata luas per orang, nilai kelompok kamar kost lebih besar dibandingkan nilai kelompok kamar tidur rumah tinggal. Hal ini berkaitan dengan kapasitas dan luasan kamar. Jika dilihat dari standar acuan, luasan kamar 9 m2

memenuhi untuk digunakan oleh 2 orang, namun luas per orang menjadi lebih kecil dibandingkan luas kamar 6 m2 yang dihuni oleh 1 orang.

4. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian tentang perbandingan dimensi dan perabot ruang tidur di rumah pribadi dan rumah kost, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

 Bentuk kamar tidur umumnya persegi atau persegi panjang karena bentuk tersebut merupakan bentuk ruang yang efektif. Bentuk kamar tidur di rumah kost yang irregular terjadi karena pertimbangan untuk memaksimalkan luas lahan/bangunan yang ada.

 Persentase kelompok kamar kost yang dihuni oleh 1 orang lebih besar dibandingkan persentase kelompok kamar tidur rumah tinggal. Sebanyak 33,33% dari sampel kelompok kamar tidur rumah tinggal berkapasitas 2 orang. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan jumlah kamar dalam rumah yang terbatas.

 Kamar mandi dalam ditemukan lebih banyak pada kamar kost daripada kamar tidur pribadi di rumah. Kondisi ini kemungkinan besar berkaitan dengan posisi mahasiswa dalam keluarga yang umumnya sebagai anak sehingga tidak menempati kamar utama yang biasanya memiliki kamar mandi dalam.

 Fungsi kamar kost yang tidak hanya sebagai ruang tidur tetapi juga ‘tempat tinggal’ mempengaruhi jenis perabot yang ada. Jenis perabot yang ada pada kelompok kamar kost tetapi tidak ditemukan pada kelompok kamar tidur rumah tinggal adalah rak sepatu, rak piring, kulkas, dan dispenser.  Rata-rata luas total kamar tidur di rumah lebih besar daripada kamar tidur kost. Namun, jika dilihat

dari rata-rata luas per orang, nilai kelompok kamar kost lebih besar dibandingkan nilai kelompok kamar tidur rumah tinggal.

(11)

Dila Nadya Andini & Irma Fawzia / Jurnal ArchiGreen Vol. 3 No. 5 (2016) 48–53 53

5. Saran

Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang terbatas pada pembahasan komparasi kondisi kamar kost dan kamar tidur rumah pribadi hanya pada dimensi, luasan dan jenis perabot pada kelompok mahasiswa Arsitektur. Topik penelitian ini dapat dikembangkan lebih detail, misalnya mencakup aspek tipologi, psikologi lingkungan, ekonomi, dan sosial, berkaitan dengan fenomena kamar kost sebagai ‘tempat tinggal’ temporer bagi penghuninya.

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini dibiayai oleh PNBP Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat dengan Nomor Kontrak: 296/UN8.1.31/SP/2015. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Teknik selaku pemberi dana dan mahasiswa Arsitektur yang menjadi responden pada penelitian ini.

Kepustakaan

De Chiara, dkk. (2001). Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning. McGraw Hill Professional.

Hajar, S., Susilawati, M., & Nilakusmawati, D.P.E. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa dalam Memilih Rumah Kost. E-Jurnal Matematika, 1(1), 25-31. Diunduh 24 Juni 2015, dari http://ojs.unud.ac.id

Harisah, A. (2013). Kamar Mandi untuk Mahasiswi Indekos: Sebuah Studi Pola Perilaku, Kebutuhan, dan Setting Fisik. Dalam: Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013. Diunduh 24 Juni 2015, dari http://temuilmiah.iplbi.or.id

Laurens, J.M. (2005). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: Grasindo. Neufert. (2000). Architect's Data: Third Edition. Blackwell Science.

Surowiryo T. T. (2003). Dasar Perencanaan Rumah Tinggal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wilkening, F. (1987). Tata Ruang. Yogyakarta: Kanisius.

Gambar

Tabel 1. Komparasi rujukan standar
Tabel 2. Tabulasi perbandingan dimensi dan perabot

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, kajian dan penelitian ini bukanlah pengulangan dari apa yang telah ada atau yang telah dibahas oleh peneliti lain, penulis berharap agar

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang akan diteliti yaitu perusahaan- perusahaan pada sektor Pertambangan di Bursa Efek

Sebagai Rektor the University of Chicago, Hutchins (1963) mengembangkan suatu kurikulum mahasiswa S1 berdasarkan buku besar bersejarah (Great books) dan pembahasan

berasal dari distributor yang berbeda menunjukkan hasil bahwa pestisida dengan bahan aktif klorpirifos tidak terdeteksi, tetapi masih ada ditemukan residu pestisida lain yaitu

benda dan kata ganti. Kita membutuhkan adjective jika kita ingin mendeskripsikan sesuatu diantara menulis dan membaca. Disetiap kegiatan menulis, biasanya siswa- siswa menemukan

Hal ini disebabkan subjek dapat mengerjakan tes yang diberikan sebelumnya yang memenuhi 4 indikator yaitu mampu mengidentifikasi contoh dan bukan contoh untuk item soal

Dalam sejarah kehidupannya, hasrat setiap manusia akan kebebasan yang didasarkan pada siapa dan apa nilai budayanya merupakan suatu kecenderungan yang sangat universal,

Jika untuk mengisi tabung itu digunakan sebuah pompa air yang memiliki Kapasitas 25 liter per menit, maka tentukan waktu yang diperlukan untuk mengisi tabung