• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda

Optimasi

Ariani Budi Safarina

ABSTRAK

Metoda hydrograf satuan sintetik diperlukan untuk menentukan parameter banjir di daerah aliran sungai tak terukur (Ungauge Watershed), yaitu daerah aliran sungai yang tidak memiliki data ukur muka air sungai dan curah hujan. Banyak metoda hydrograf satuan sintetik yang telah berkembang hingga saat ini seperti metoda Snyder (1938) dan metoda SCS (Soil Conservation Service),1972, yang dikembangkan di Amerika, metoda Nakayasu (1940) yang dikembangkan di Jepang dan metoda Gama1 (1985) yang dikembangkan di Pulau Jawa, Indonesia. Metoda-metoda ini sering digunakan untuk menganalisis aliran sungai di daerah aliran sungai tak terukur dan seringkali setiap metoda menghasilkan debit puncak yang berbeda-beda.

Pada penelitian ini dianalisis hydrograf satuan observasi DAS Serayu-Banyumas yang merupakan anak sungai Citarum dengan luas 2666 km2 , panjang sungai 140 km dan kemiringan sungai 0.015 %.

Berdasarkan penelitian ini didapatkan debit puncak observasi Qp sungai Serayu adalah 53 m 3

/s, waktu puncak Tp sama dengan 8 jam dan waktu dasar Tb sama dengan 30 jam. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan hasil yang diperoleh dari metoda SCS. Dengan optimasi, dilakukan modifikasi terhadap formula SCS sehingga didapatkan hydrograf yang sesuai dengan hydrograf satuan observasi.

Hasil penelitian ini berguna untuk analisa kapasitas sungai Serayu terutama bagi perencanaan bangunan air dan pengelolaan sumberdaya air pada sungai ini.

Kata kunci : Analisa Hydrograf, Debit Puncak, Konvolusi

1.

PENDAHULUAN

Banyak metoda hydrograf satuan sintetik yang telah berkembang hingga saat ini seperti metoda Snyder (1938) dan metoda SCS (Soil Conservation Service),1972, yang dikembangkan di Amerika, metoda Nakayasu (1940) yang dikembangkan di Jepang dan metoda Gama1 (1985) yang dikembangkan di Pulau Jawa, Indonesia. Metoda-metoda ini sering digunakan untuk menganalisis aliran sungai di daerah aliran sungai tak terukur dan seringkali setiap metoda menghasilkan debit puncak yang berbeda-beda.

Metoda hydrograf satuan sintetik diperlukan untuk menentukan parameter banjir di daerah aliran sungai tak terukur (Ungauge

Watershed), yaitu daerah aliran sungai yang

tidak memiliki data ukur muka air sungai dan curah hujan. Di daerah aliran sungai yang seperti ini kondisi ekstrim dari aliran sungai seperti debit puncak dan waktu puncak, dapat diketahui dengan menganalisis data hujan menjadi debit atau dengan menggunakan hydrograf satuan sintetik.

Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi metoda SCS untuk Sungai Serayu berdasarkan data terukur.

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Membuat peta hidrologi DAS Serayu.

2. Menentukan hydrograf satuan

observasi dan SCS pada DAS Serayu. 3. Membuat modifikasi metoda SCS

untuk DAS Serayu dengan optimasi.

2.

STUDI PUSTAKA

2.1 Hydrograf Satuan

Unit hydrograf atau hydrograf satuan adalah unit pulsa yang merupakan fungsi respon dari sistem hidrologi linier, dan pertama kali dikeluarkan oleh Sherman(1938). Hydrograf satuan dari sebuah DAS didefinisikan sebagai hydrograf limpasan langsung yang dihasilkan dari satu inch atau satu cm hujan efektif yang diturunkan secara seragam di setiap titik dalam DAS, pada kecepatan konstan dan durasi efektif.

Hydrograf satuan adalah model linier

sederhana yang dapat digunakan untuk mendapatkan hydrograf yang dapat ditentukan dari setiap hujan efektif. Asumsi dasar yang digunakan dalam model linier ini adalah:

1. Hujan efektif mempunyai intensitas yang konstan selama durasi efektif. 2. Hujan efektif didistribusikan secara

(2)

3. Basis waktu hydrograf limpasan langsung dari suatu hujan efektif dengan durasi tertentu adalah konstan. 4. Ordinat hydrograf limpasan langsung

dari sebuah aliran dasar sebanding dengan jumlah total hujan efektif untuk setiap hidrograf.

5. Untuk suatu DAS, hydrograf yang dihasilkan bagi setiap hujan efektif tertentu menggambarkan karakteristik DAS yang sama.

Gambar 1. Unit Hydrograf

2.2 Hydrograf Satuan Metoda Konvolusi Respon dari sistem linier dikarakterisasikan secara unik dengan fungsi respon impuls. Suatu impuls, baik step maupun fungsi respon pulsa, didefinisikan mempunyai domain waktu kontinu. Jika domain waktu didiskritisasi dengan interval durasi Δt, maka terdapat dua cara untuk menggambarkan fungsi waktu kontinu dalam domain waktu diskrit, yaitu sistem data pulsa dan sistem data sampel. Sistem data pulsa digunakan untuk presipitasi dan nilai dari fungsi input diskrit adalah:

∆ ∆ −

=

t m t m

dt

I

Pm

) 1 (

)

m=1,2,3... (1)

Pm adalah kedalaman presipitasi selama interval waktu (dalam inch atau centimeter). Sistem data sampel digunakan untuk aliran dan limpasan langsung, sehingga nilai dari output sistem pada waktu interval ke n (t=nΔt) adalah

Qn = Q(nΔt) n = 1,2,3,… (2)

Qn adalah nilai sesaat dari aliran pada akhir interval waktu ke n (dalam cfs atau m3/s). Dengan demikian variabel input dan output untuk sistem DAS dicatat dengan dimensi yang berbeda dan menggunakan representasi data diskrit yang berbeda pula. Pengaruh atas pulsa input dari durasi Δt dimulai pada waktu

(m-1)Δt dan output pada waktu t=nΔt diukur

dengan nilai fungsi respon unit pulsa

h[t-(m-1)Δt]=h[nΔt-(m-1)Δt]=h[(n-m+1)Δt] , maka persamaan 2 menjadi

[

]

+ ∆ ∆ −

=

+

t m n t m n

dl

l

u

t

t

m

n

h

) 1 ( ) (

)

(

1

)

1

(

(3)

Dengan mendiskritkan integral konvolusi pada t=nΔt dan mensubtitusikannya ke persamaan 3, maka didapat persamaan konvolusi dengan input Pm dalam pulsa dan output Qn sebagai fungsi data sampel dari waktu :

Qn= P1h[(nΔt)]+P2h[(n-1)Δt]+...

+Pmh[(n-m+1)Δt]+...

+PMh[(n-M+1)Δt] (4)

Fungsi respon pulsa kontinu h(t) dapat direpresentasikan kedalam domain waktu diskrit sebagai fungsi data sampel U. Dengan demikian didapatkan persamaan konvolusi diskrit untuk sistem linier:

≤ = − + =n m m m n mU P Qn 1 1 (5)

2.3 Hydrograf Satuan Sintetik SCS

Hidrograf satuan tak berdimensi dari SCS adalah hydrograf satuan sintetik dimana debit diekspresikan sebagai perbandingan q/qp dan

waktu t/Tp. Jika diketahui debit puncak dan time lag untuk suatu durasi hujan efektif,

maka hydrograf satuan dapat diestimasi dari hydrograf satuan sintetik tak berdimensi dari suatu DAS. Gambar 2 berikut menunjukkan hidrograf tak berdimensi, yang dibuat dari beberapa hydrograf satuan dari DAS yang bervariasi. Nilai dari qp dan Tp diestimasi

menggunakan model sederhana hydrograf satuan segitiga seperti terlihat pada gambar, dimana waktu dalam jam dan debit dalam m3/s.cm.

Gambar 2. Hidrograf Satuan SCS

Dari penelaahan banyak unit hidrograf, SCS menyarankan waktu resesi adalah 1,67Tp dan

persamaan untuk debit puncak: 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 1 2 3 4 5 6 t/Tp Q/ Qp Qp Tp Hydrograf Satuan Q(m3/s)

(3)

p p

T

CA

q

=

(6) Dimana

C=2.08 (dalam SI Unit, C=483,4 dalam satuan Inggris)

A = luas DAS dalam km2

Selanjutnya studi mengenai hydrograf satuan dari berbagai DAS yang besar maupun yang kecil menunjukkan bahwa time lag tp= 0.6 Tc,

dimana Tc adalah waktu konsentrasi dari

DAS. Adapun persamaan untuk waktu naik Tp

adalah p r p

t

T

T

=

+

2

(7)

2.4 Optimasi dengan Metoda Generalized

Reduced Gradient

Konsep dasar metoda Reduced Gradient adalah bahwa pada setiap tahap, masalah hanya pada variabel bebas saja (Reza and Deutsch, 2010). Jika y dapat diperoleh dari z, maka fungsi tujuan f, dapat merupakan fungsi dari z saja. Gradient dari fungsi f yang tergantung dari z adalah

C

B

z

y

f

z

y

f

T

z

(

,

)

y

(

,

)

−1 Γ

=

(8)

dimana B dan C masing masing adalah koefisien y dan z.

Metoda Generalized Reduced Gradient dapat memberikan solusi program tidak linier (Non

Linear Programming) yang bentuk umumnya

adalah :

Min f(x)

Subject to h(x) = 0 a < x < b dengan h(x) berdimensi m.

Generalized Reduced Gradient adalah

)

,

(

)]

,

(

)[

,

(

)

,

(

y

z

yf

y

z

h

y

z

1

h

y

z

f

T

=

z

y

z Γ (9)

Metoda ini digunakan dalam program aplikasi Solver dari Excel.

3. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

• Studi literatur penelitian terdahulu • Membuat peta hidrologi DAS lokasi

penelitian dalam format SIG

• Membuat hydrograf satuan observasi DAS lokasi penelitian berdasarkan hujan jam-jaman dan debit jam-jaman menggunakan metoda konvolusi • Menentukan parameter pembanding

hydrograf satuan observasi dan SCS

• Melakukan modifikasi hydrograf satuan sintetik SCS

4. HASIL PENELITIAN

4.1 Peta Hidrologi DAS

Sungai Serayu merupakan sungai yang cukup besar di propinsi Jawa Tengah dengan panjang sungai 140 km dan luas DAS Serayu

–Banyumas sama dengan 2666 km2. Pada

penelitian ini stasiun AWLR yang digunakan dalam pendataan adalah stasiun Banyumas sedangkan stasiun hujannya adalah stasiun Arca, Singomerto dan Bungkanel. Peta hydrologi DAS Serayu-Banyumas ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta hydrologi DAS Serayu-Banyumas

4.2 Hydrograf Satuan DAS Serayu- Banyumas

Gambar 4. Hydrograf Satuan Observasi DAS Serayu-Banyumas untuk Beberapa Kejadian Hujan

Gambar di atas menunjukkan bahwa bentuk dari hydrograf satuan DAS Serayu-Banyumas adalah mendekati bentuk segitiga, dengan kurva naik dan kurva turunnya cenderung linier terhadap waktu. Berdasarkan hydrograf satuan observasi yang dihitung dengan metoda konvolusi diperoleh debit puncak rata rata (Qp) adalah 53 m

3

/s, waktu puncak rata rata (Tp) adalah 8 jam dan waktu dasar rata

rata (Tb) 30 jam.

Hydrograf satuan SCS dibandingkan dengan hydrograf satuan observasi rata rata, ditunjukkan pada gambar 5.

Hydrograf Satuan SCS dan Observasi S.Serayu-Banyumas Untuk Berbagai Kejadian Hujan

0 10 20 30 40 50 60 70 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu(Jam ) D eb it (m 3/ s. m m ) Hujan 8/4-08 UH 19/3-08 Hujan19/4-08

(4)

Gambar 5 Hydrograf Satuan SCS dan Observasi DAS Serayu-Banyumas

Qp dari metoda SCS terlihat jauh lebih kecil

dibandingkan dengan Qp observasi. Hal ini

menunjukkan bahwa pada DAS ini metoda Nakayasu perlu dimodifikasi. Pada penelitian ini modifikasi dilakukan dengan optimasi menggunakan metoda Generalized Reduced

Gradient dan software Solver. Hasil modifikasi ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6. Hydrograf Satuan SCS Modified untuk DAS Serayu-Banyumas

Koefisien modifikasi metoda SCS dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Koefisien Modifikasi SCS untuk DAS Serayu-Banyumas

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

• Bentuk hydrograf satuan DAS Serayu-Banyumas adalah mendekati segi tiga dengan kurva naik dan kurva turun linier terhadap waktu.

• Metoda optimasi memodifikasi formulasi hydrograf satuan dengan lebih akurat.

• Hydrograf satuan merupakan fungsi respon dari input yaitu curah hujan effek

• Pada penelitian ini dilakukan

modifikasi formulasi hydrograf satuan SCS untuk DAS Serayu-Banyumas 5.2 Saran

• Penelitian yang bisa dikembangkan dari hasil penelitian ini adalah modifikasi formulasi hydrograf satuan SCS untuk DAS yang mempunyai karakteristik yang sama dengan DAS Serayu-Banyumas.

Daftar Pustaka

Chow VT, Maidment, 1988, Mays Larry W., Applied Hidrologi, McGraw-Hill International Edition

Das Ghanshyam,2002, Hydrology and Soil Conservation Engineering,, Prentice-Hall of India, New Delhi

De Smelt Fdkk, 2000, CA Brebbia (ed), Risk Analysis II, WIT press Southampton, Boston: 295-304

Gupta Ram S, 1989, Hydrology and Hydraulic System, Prentice Hall New Jersey

Gray, D.M., 1961 : Interrelationships of watershed characteristics, J. Geophys. Res.66.

Hydrograf Satuan Observasi S.Serayu-Banyumas

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 0 20 40 60 80 100 120 Waktu(Jam ) D eb it (m 3/ s) Observasi SCS

Hydrograf Satuan Observasi S.Serayu-Banyumas

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 0 20 40 60 80 100 120 Waktu(Jam ) D eb it (m 3/ s) Observasi SCS SCS Modified Formula Original Original Modified Qp= C3 * A/Tp c1= 1.15 1.15 Tp= Tr/2 + tp c2= 7700 7700.00 tp= C4 * Tc c3= 2.08 2.05 Tc= Lc1/C2 * H C5 c4= 0.6 0.50 c5= 0.38 0.55 Koefisien

(5)

Gambar

Gambar 1. Unit Hydrograf  2.2 Hydrograf Satuan Metoda Konvolusi  Respon dari sistem linier dikarakterisasikan  secara unik dengan fungsi respon impuls.
Gambar 3. Peta hydrologi DAS Serayu-Banyumas  4.2 Hydrograf   Satuan  DAS  Serayu-  Banyumas
Gambar 5 Hydrograf  Satuan SCS dan Observasi  DAS Serayu-Banyumas

Referensi

Dokumen terkait

Kasus yang diangkat pada artikel ini yaitu tentang pengobatan penyakit ringan dengan menggunakan obat tradisional, oleh karena itu terdapat rancangan dari mulai data pakar hingga

Seperti telah diuraikan pada bab I, penelitian ini bertujuan mendapatkan prioritas pendataan penilaian individual untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan penilaian individual

Yang menjadi permasalahannya adalah anak-anak dan remaja yang belum pantas mengetahui tentang sex malah mempelajarinya atau dengan tidak sengaja membaca, melihat (baik dari

There was no plan to build a Jakarta-Bandung high- speed rail until concurrent with the Master Plan of National Railway, where the Coordinating Ministry for

Korelasi kadar serum basal AMH dengan respons ovarium terhadap stimulasi ovulasi pada program fertilisasi in vitro.. Maheshwari, A, Hamilton M,

Mendeskripsikan pengelolaan usaha mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan memanfaatkan media sosial. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

Sedangkan hasil pengukuran kelelahan berdasarkan pemberian larutan gula garam dengan kebanyakan pekerja berada dalam tingkat kategori kelelahan ringan sebanyak 76 % dan

Penerapan sanksi bagi pimpinan wilayah dan masyarakat yang tidak berkontribusi aktif terhadap pengendalian vektor, dan pemberian penghargaan kepada daerah yang