• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KREDIT, EKSPOR DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KREDIT, EKSPOR DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KREDIT, EKSPOR DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI INDONESIA HELMY SYAMSURI

STIE-YPUP Makassar

ABSTRAK

Economic growth represent the economics problem in the term and is influenced by various factor. This research is objected to analyze the influence of banking credit, export, and government spending to economic growth of Indonesia. The analysis uses ordinary least square (OLS) method. Secondary of time series data of 2001 – 2010 are applied. The result of research indicate that the banking credit, export, and government spending had a significant effect to economic growth of Indonesia with a coefficient of determinant (R2) 98,10 persents. Partially, this study showed that the banking credit, government spending, and export to had a significant and positively effect on economic growth of Indonesia. This means that economic growth of Indonesia will progressively with increasing the banking credit, export, and government spending.

Keywords: Economic growth, banking credit, export values, government spending.

PENDAHULUAN

Masalah pertumbuhan ekonomi merupakan masalah dalam perekonomian jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia belakangan ini. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakan sebagai Modern Economic Growth. Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berati, bahwa dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat.

Pertumbuhan ekonomi juga bersangkutpaut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Pembangunan masional di Indonesia mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun, dengan perkembangan perekonomian yang dicapai saat ini, Indonesia masih harus menghadapi permasalahan sebagai negara sedang berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan. Pembangunan tersebut tentunya memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Salah satu sumber pendanaan tersebut adalah kredit bank. Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan sebagainya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi juga ditunjang oleh faktor non ekonomi, seperti lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik dan lembaga kelembagaan dari negara tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu pengkajian ilmiah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam hal ini faktor-faktor yang dianalisis adalah kredit perbankan, ekspor, dan pengeluaran pemerintah.

(2)

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh nilai ekspor terhadappertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh nilai ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai interaksi faktor-faktor tersebut satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono,1999). Teori pertumbuhan ekonomi dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Teori-teori klasik, mencakup teori pertumbuhan Adam Smith, David Richard dan Arthur Lewis. Perbedaan teori Lewis dengan teori-teori Klasik Smith dan Ricardo terletak pada penekanan oleh Lewis pada aspek dualisme perekonomian yaitu adanya sektor modern dan sektor tradsional yang masing-masing memiliki ciri-ciri ekonomi khusus.

2. Teori-teori modern, yang mencakup empat sub golongan yaitu:

a. Teori pertumbuhan yang tumbuh dari teori makro Keynes (Keynesian). Dalam hal ini termasuk teori pertumbuhan Harrod-Domar, Kaldor.

b. Teori Pertumbuhan Neo Klasik, diawali terutama oleh teori Robert Solow dan Trevor Swan.

c. Teori pertumbuhan optimum. Teori ini bertujuan mencari jalur pertumbuhan yang balik baik bagi suatu perekonomian. Termasuk dalam hal ini teori Dalil Emas dan Teori Jalan Raya.

d. Teori pertumbuhan dengan uang. Teori ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan Neo Klasik, tetapi dengan tambahan adanya uang didalam perekonomian sebagai alat penyimpan kekayaan. Teori pokoknya berawal dari karya James Tobin.

Kredit Perbankan

Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi, berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan dunia usaha. Khusus untuk dunia usaha, dana yang

(3)

diberikan oleh bank adalah dalam bentuk kredit. Jumlah permintaan kredit pada suatu bank dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi debitur maupun dari sisi kreditur (perbanakan) itu sendiri.

Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Menurut pasal 1 butir 11 UU No.10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Aktivitas perekonomian, khususnya sektor usaha dapat bergerak dengan adanya kredit bank. Para pelaku usaha lebih mengandalkan bantuan kredit untuk investasi maupun untuk modal kerja dibandingkan dengan modal sendiri. Oleh karena itu peranan kredit bank dalam dunia usaha sangat penting, karena sebagian besar kegiatan usaha didanai oleh kredit bank. Walaupun kegiatan usaha membutuhkan kredit, namun tinggi rendahnya permintaan kredit oleh dunia usaha tersebut terutama dipengaruhi oleh suku bunga kredit.

Ekspor

Menurut Trisyoso (1984) mengatakan bahwa ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya.

Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran Pemerintah adalah nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh pemerintah yang digunakan terutama untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untukmenyediakan polisi dan tentara, pengeluaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pengeluaran untuk mengembangkan infrastruktur dibuat untuk kepentingan masyarakat. Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi Pengeluaran untuk Belanja dan Pengeluaran untuk Pembiayaan. Pengeluaran untuk belanja terdiri dari: Belanja Pemerintah Pusat seperti Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Lain-lain, dan Dana yang dialokasikan ke Daerah seperti Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian. Sedangkan Pengeluaran untu Pembiayaan tediri dari Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah, Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri, dan Pembiayaan lain-lain.

Beberapa teori ekonomi menyatakan pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output nasional. Pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi akan

(4)

meningkatkan ouput agregat (Dornbusch, 2001). Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diperlukan campur tangan pemerintah. Besar atau kecilnya campur tangan pemerintah dapat dilihat dari proporsi pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional.

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Kredit perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ceteris paribus.

2. Nilai ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ceteris paribus.

3. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ceteris paribus.

METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2006 – 2010. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianalisis adalah kredit perbankan, nilai ekspor, dan pengeluaran pemerintah.

Model Analisis

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi Indonesia maka dilakukan analisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Sebagai variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah PDB Indonesia. Variabel bebasnya (independent variabel) adalah jumlah kredit perbankan, nilai ekspor, dan pengeluaran pemerintah.

PE = f(KR, EX, PP, TK) PE = a0 + a1KR + a2 EX + a3 PP + µ

Dimana:

PE = pertumbuhan ekonomi Indonesia, diproxy dengan PDB Kredit Perbankan Nilai Ekspor Pengeluaran Pemerintah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

(5)

KR = kredit perbankan EX = nilai ekspor PP = pengeluaran pemerintah a0 = intercept (konstanta) a1, a2, a3 = koefisien regresi µ = kesalahan pengganggu

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan PDB Indonesia sejak 2006 – 2010 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1: Perkembangan PDB Indonesia Atas Dasar Hasrga Konstan

Tahun PDB (Milyar Rp) Peningkatan (%) 2006 1.847.292,9 - 2007 1.963.974,3 5,94 2008 2.082.315,9 5,68 2009 2.176.975,5 4,35 2010 2.311.823,8 5,83

Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

Selama periode 2006-2010 PDB Indonesia mengalami penngkatan rata-rata 4,36 persen per tahun. Peningkatan PDB yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007 (5,94 persen), dan yang paling rendah adalah pada tahun 2009 (4,35 persen).

Penyaluran Kredit

Kredit merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk sektor riil. Berdasarkan sektor usaha yang dilayani, jenis kredit terdiri dari: kredit sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor perindustrian, sektor jasa, dan sektor lain-lain. Perkembangan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan berdasarkan sektor usaha tersebut disajikan pada tabel 2.

Tabel 2 Perkembangan Jumlah Kredit Berdasarkan Sektor Usaha,

Tahun Total Kredit (Milyar Rp) Peningkatan (%) 2006 787.136 - 2007 995.111 20,90 2008 1.045.358 4,81 2009 1.218.063 14,18 2010 1.326.248 8,16

Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

Penyaluran kredit menunjukkan peningkatan setiap tahun. Rata-rata peningkatan tiap tahunnya sebesar 9,61 persen. Peningkatan kredit yang palin tinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 20,90 persen dan yang paling rendah adalah pada tahun 2008 yaitu sebesar 4,81 persen. Selama periode 2006-2010 PDB Indonesia mengalami penngkatan rata-rata 9,61 persen per tahun.

(6)

Volume Ekspor

Ekspor di Indonesia terdiri dari dua jenis yang utama yaitu migas dan non migas. Perkembangan total ekspor Indonesia sejak tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3 Perkembangan Volume Ekspor Indonesia

Tahun Ekspor (Milyar Rp) Peningkatan (%) 2006 864.503,50 - 2007 938.397,71 7,87 2008 1.096.163,20 14,39 2009 1.048.590,00 (4,54) 2010 1.162.775,70 9,82

Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

Bersdasarkan data perkembangan volume ekspor tersebut di atas, diketahui bahwa perkembangan volume ekspor Indonesia hingga tahun 2010 menunjukkan fluktuasi setiap tahun. Peningkatan terbesar pada tahun 2008 sebesar 14,39 persen dan mengalami penurunan sebesar 4,54 persen pada tahun 2009. Pada tahun 2010 mengalami lagi peningkatan sebesar 9,82 persen. Selama periode 2006-2010 PDB Indonesia mengalami penngkatan rata-rata 5,51 persen per tahun.

Penegeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah berbentuk pembelanjaan pemerintah rutin dan pembangunan, yang didasarkan pada pengeluaran pemerintah pusat dan pengeluaran untuk daerah. Perkembangan pengeluaran pemerintah Indonesia dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Tahun 2006-2010

Tahun Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Peningkatan (%) 2006 547.563,7 - 2007 757.886,0 27,75 2008 985.790,0 23,12 2009 937.397,0 (5,16) 2010 974.666,0 3,82

Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

Pada periode tahun 2000-2010, secara umum pengeluaran pemerintah Indonesia mengalami penurunan yaitiu mulai tahun 2009 sampai tahun 2010.

Hasil Analisis Regresi Pengaruh Kredit, Ekspor dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Model persamaan regresi yang kemudian diuji keberartiannya menggunakan uji t. Hasil ini dapat pada tabel di bawah ini:

(7)

Tabel 5 Model Regresi Hasil Perhitungan antara Kredit, Ekspor dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t sig B std.error Beta 1 (constant) 1353394 20229.589 66,902 ,010 Kredit ,320 ,016 ,369 20,565 ,031 Ekspor ,187 ,020 ,125 9,588 ,066 PP ,324 ,014 ,522 22,555 ,028

Sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 1353394 + 0,320X1 + 0,187X2 + 0,324X3 + µ

Selanjutnya model persamaan regresi diuji keberartiannya dengan uji F yaitu sebagai berikut:

Tabel 6 Uji Keberartian Model Persamaan Regresi antara Kredit, Ekspor dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indoensia

Model regresi Y = 1353394 + 0,320X1 + 0,187X2 + 0,324X3 + µ diuji keberartiannya menggunakan uji F yang diperoleh Fhitung 12996,451 dengan probabilitas 0,006. Untuk

hasil R2 dan koefisien korelasi dapat dilihat dari output sebagai berikut:

Tabel 7 Hasil Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi antara Kredit, Ekspor dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indoensia

Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std.Error of the Estimate 1 ,988647 ,981235 ,937146 1650.3196 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Hasil analisis regresi diperoleh besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,981 dan koefisien korelasi 0,988.

Pembahasan Pengaruh Kredit, Ekspor, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indoensia

ANOV Ab 1,3E+011 3 4,357E+010 15996,451 ,006a 2723555 1 2723554,798 1,3E+011 4 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X3, X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

(8)

Kredit

Hasil estimasi menunjukkan bahwa kredit berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat penyaluran kredit, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Koefisien regresi kredit sebbesar 0,320 berarti bahwa setiap penyaluran kredit sebesar 1 persen, maka menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,320 persen, ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai tstatistik diperoleh nilai 20,565 yang lebih

besar dibandingkan ttabel (α 10% = 1,638). Hal ini berarti bahwa variable kredit

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Volume Ekspor

Hasil estimasi menunjukkan bahwa volume ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat volume ekspor, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Koefisien regresi volume ekspor sebesar 0,187 berarti bahwa setiap volume ekspor sebesar 1 persen, maka menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,187 persen, ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai tstatistik diperoleh nilai 9,588 yang

lebih besar dibandingkan ttabel (α 10% = 1,638 ). Hal ini berarti bahwa variable volume

ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengeluaran Pemerintah

Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat pengeluaran pemerintah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Koefisien regresi volume ekspor sebesar 0,324 berarti bahwa setiap pengeluaran pemerintah sebesar 1 persen, maka menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,324 persen, ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai tstatistik diperoleh nilai 22,555 yang lebih besar dibandingkan ttabel (α 10% = 1,638). Hal

ini berarti bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kredit perbankan berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan demikian jika penyaluran kredit oleh perbankan semakin meningkat, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat.

2. Nilai ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan demikian jika nilai ekspor semakin meningkat, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat.

3. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah.

(9)

Boediono,1999.Ekonomi Moneter,Edisi 3 Yogyakarta.BPFE.

Dumairy,1996.Perekonomian Indonesia.Cetakan Kelima.Jakarta.Erlangga. Gujarati,Damodar,2004,Ekonometrika dasar.Jakarta.Erlangga.

Mankiw,N.Gregory,2003,Teori Makro Ekonomi,Yogyakarta.STIE-YKPN.

Reksoprayitno,Soediyono,2000.Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan nasional),Edisi Kelima.Cetakan Kedua.Yogyakarta.Liberty.

Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer, and Richard Startz. Macroeconomics, 8th Edition. Mc Graw-Hill, 2001.

Yunan,2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.Tesis,Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 1: Perkembangan PDB Indonesia Atas Dasar Hasrga Konstan  Tahun  PDB (Milyar Rp)  Peningkatan
Tabel 3 Perkembangan Volume Ekspor Indonesia
Tabel 5 Model Regresi Hasil Perhitungan antara Kredit, Ekspor dan Pengeluaran  Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Lama perendaman selama 4 jam mengalami kenaikan hal ini karena kandungan fenol dalam lengkuas yang berkurang karena sifat dari fenol yang mudah menguap, dan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) Perencanaan proses pembelajaran Sesorah bahasa Jawa (2) Proses pembelajaran sesorah bahasa Jawa dan Nilai-nilai

Sistem Informasi DESA JATIKESUMA - Php,Html, MySQL Tugas Mata Kuliah Sistem Database lanjutan. Aplikasi Kamus Bahasa Indonesia-Karo dengan Metode Reverse Collusi –

Penulisan ilmiah ini akan membahas mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat desain, pembentukan elemen, penggabungan

Perwakilan Jawa Barat, maka perilaku auditor akan lebih mengarah pada. ketaatan terhadap peraturan, sehingga auditor dapat lebih mudah

Untuk meminimumkan nilai harmonisa yang terhubung dengan beban motor induksi 3 fasa, maka dapat menggunakan rangkaian filter pasif single tuned , di mana orde yang digunakan

Hasil Anova diperoleh hasil sig 34.963>3,89 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap pengendalian diri peserta didik kelas

Pemikiran ini sendiri bisa memberikan ruang yang lebih sehingga pada pembangunan tidak terlalu membutuhkan ruang yang besar namun sesuai dengan kebutuhannya.. Maka