• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA ALAT PENGUPAS KULIT ARI BIJI KEDELAI TIPE TAMPAH, ENGKOL SEMI MEKANIS, DAN MEKANIS SKRIPSI YUDHA PUJANGKARA F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BIAYA ALAT PENGUPAS KULIT ARI BIJI KEDELAI TIPE TAMPAH, ENGKOL SEMI MEKANIS, DAN MEKANIS SKRIPSI YUDHA PUJANGKARA F"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BIAYA

ALAT PENGUPAS KULIT ARI BIJI KEDELAI

TIPE TAMPAH, ENGKOL SEMI MEKANIS, DAN MEKANIS

SKRIPSI

YUDHA PUJANGKARA

F14063129

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

COST COMPARATIVE ANALYSIS OF WINNOWING TRAY, SEMI

MECHANICAL, AND MECHANICAL TYPE OF SOYBEAN PEELER

Yudha Pujangkara and Ir. Agus Sutejo, M.Si

Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus,

PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia.

Phone +62 85695236813, e-mail: yudhapujangkara@gmail.com

ABSTRACT

The mechanization technologiey have been applied in tofu industries, especially for soybean peeling. Many innovation and experiment that concern in peeling technology have been done by academician. The study of financial aspect in the application of such newly developed technology become important. The process of developing new technology should be enhanced with study on its financial aspects such as feasibility study. Purpose of this research is to have an engineering economy analysis on this developed technology, they are winnowing tray soybean peeler, hand paddle semi mechanical soybean peeler “ENGKOL23-BPTTG” and mechanical soybean peeler “OTOROL23-BPTTG” which developed by Center of Appropriate Technology Development. Evaluation of such alternatives were studied in order to obtain the conclusion of the best cost efficiency machine.

Results of capacity testing of winnowing tray is 20 kg/hour, while for semi mechanical is 174.36 kg/hour and for mechanical peeler has the greatest capacity is 552.93 kg/hour. Thus evaluation method conducted using the base cost method indicated the “OTOROL23-BPTTG” had least cost at 20.926 ton and more soybean per year and the winnowing tray soybean peeler had least cost at 3 ton until 20.926 ton soybean per year.

(3)

YUDHA PUJANGKARA. F14063129. Analisis Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Tampah, Engkol Semi Mekanis, dan Mekanis.Di bawah bimbingan Agus Sutejo. 2012

RINGKASAN

Kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga dapat digunakan sebagai produk pangan manusia, pupuk hijau, dan pakan ternak. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tempe, kecap, tahu, susu kedelai, dan sebagainya.

Pengembangan teknologi pengolahan kedelai tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi mekanisasi, baik di dalam maupun di luar usaha tani. Pertumbuhan industri pengolahan kedelai yang mandiri dan didukung oleh teknologi mekanisasi merupakan pijakan dalam mewujudkan industri pertanian yang efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Dalam proses pengolahan biji kedelai menjadi bahan makanan diperlukan beberapa tahapan pengolahan, mulai dari kedelai kering hingga menjadi bahan makanan. Salah satu tahapan pengolahan kedelai adalah pengupasan kulit ari biji kedelai, pengupasan ini bertujuan memisahkan kulit ari kedelai dari biji kedelai karena kulit ari kedelai dapat mengeluarkan bau langu yang dapat mempengaruhi rasa makanan hasil olahan kedelai.

Perkembangan teknologi mekanisasi tanpa memperhatikan kondisi wilayah dan tidak diikuti oleh perbaikan infrastruktur kelembagaan pendukung, sistem usaha dan analisis kelayakan usaha tidak akan memberikan hasil yang optimal. Analisis kelayakan usaha yang dapat dilakukan dapat berupa analisis usaha secara keseluruhan maupun evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif adalah suatu metode analisis yang dilakukan untuk menentukan pilihan terbaik secara finansial di antara alternatif penggunaan teknologi yang dapat digunakan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi kelayakan terhadap operasional alat pengupas kulit ari biji kedelai.

Metode pendekatan evaluasi alternatif adalah salah satu metode penting yang ada di dalam ranah ilmu ekonomi teknik (engineering economy). Evaluasi alternatif digunakan untuk mengukur manfaat dan efisiensi untuk mengambil suatu keputusan dalam suatu investasi. Alternatif yang dapat dievaluasi adalah alternatif investasi proyek, penggunaan teknologi maupun kebijakan perusahaan akan suatu proses tertentu. Pengambilan keputusan atas beberapa alternatif harus didasarkan pada jumlah investasi modal terendah dan menghasilkan hasil yang optimum.

Sebuah studi kelayakan akan dilakukan untuk mengevaluasi berbagai teknologi pengupas kulit ari biji kedelai. Alat pengupas yang akan dievaluasi adalah alat pengupas kulit ari biji kedelai semi-mekanis “ENGKOL23-BPTTG”, alat pengupas tipe tampah dan alat pengupas semi-mekanis

“OTOROL23-BPTTG” yang dikembangkan oleh Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi

DIY.

Data yang dijadikan dasar untuk analisis biaya adalah data teknis dan ekonomis dari ketiga alat pengupas kulit ari biji kedelai.Data ekonomis ketiga alat pengupas kulit ari biji kedelai tersebut didapatkan dengan studi literatur.Data teknis pada ketiga alat pengupas kulit ari biji kedelai tersebut didapatkan dengan menguji alat tersebut di lapangan. Masukan data kedelai yang diolah dalam penelitian ini berasal dari aktivitas perusahaan pembuat tahu UD Barokah dengan jumlah terkecil kedelai yang diolah mencapai 10 kg dalam satu hari atau 3 ton dalam satu tahun dan jumlah terbesar mencapai 4 ton dalam satu hari atau 1,200 ton dalam satu tahun. Titik impas UD Barokah saat menggunakan alat pengupas tampah sebesar 1.5 ton dalam setahun, sedangkan saat menggunakan alat pengupas tipe semi mekanis sebesar 1.731 ton dalam satu tahun, dan saat menggunakan alat pengupas

(4)

tipe mekanis sebesar 1.805 ton dalam satu tahun, sehingga semua alat pengupas yang akan digunakan oleh UD Barokah akan menguntungkan karena titik impas UD Barokah saat menggunakan alat pengupas tersebut lebih kecil dari jumlah kedelai yang diolah UD Barokah dalam satu tahun.

Hasil pengujian kapasitas alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah adalah 20 kg/jam, sedangkan untuk alat pengupas tipe engkol semi mekanis adalah 174.36 kg/jam dan untuk alat pengupas tipe mekanis memiliki kapasitas yang paling besar yaitu 552.93 kg/jam.

Metode evaluasi alternatif yang akan digunakan adalah menghitung biaya pokok dari masing-masing alat pengupas sehingga didapat nilai biaya terendah dari setiap alternatif yang dievaluasi.

Dari hasil analisis biaya pokok dan titik impas dapat dilakukan pemilihan alat yang memiliki biaya pokok paling rendah. Perbandingan biaya pokok antara ketiga alat, yaitu alat pengupas tipe tampah, mekanis dan semi mekanis menunjukkan bahwa alat pengupas tampah memiliki biaya pokok paling rendah pada tingkat pengolahan kedelai 3 ton sampai dengan 20.926 ton dalam satu tahun sedangkan untuk tingkat pengolahan kedelai diatas 20.926 ton dalam satu tahun alat pengupas tipe mekanis memiliki biaya pokok paling rendah, sehingga dapat disimpulkan hanya dua alat yang memiliki biaya pokok paling rendah pada semua tingkat jumlah kedelai yang diolah, yaitu alat pengupas tipe tampah dan tipe mekanis.

(5)

ANALISIS BIAYA

ALAT PENGUPAS KULIT ARI BIJI KEDELAI

TIPE TAMPAH, ENGKOL SEMI MEKANIS, DAN MEKANIS

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUDHA PUJANGKARA F14063129

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(6)

Judul Skripsi : Analisis Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Tampah, Engkol Semi Mekanis, dan Mekanis

Nama : Yudha Pujangkara

NIM : F14063129

Menyetujui : Pembimbing,

(Ir. Agus Sutejo, M.Si.) NIP 19650808 199002.1.001

Mengetahui : Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Desrial M.Eng.) NIP 19661201 199103.1.004

(7)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Analisis Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Tampah, Engkol Semi Mekanis, dan Mekanis adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2012

Yudha Pujangkara F14063129

(8)

iv ©Hak Cipta milik Yudha Pujangkara, tahun 2012

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, Fotokopi, microfilm, dan sebagainya

(9)

BIODATA PENULIS

Yudha Pujangkara. Lahir di Yogyakarta, 23 April 1988 dari ayah Nugroho Jati S.T dan ibu Rinisih Winarti S.KM, sebagai putra pertama dari dua bersaudara. Penulis menamatkan SMA pada tahun 2006 dari SMA N 3 Yogyakarta dan pada tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Departemen Teknik Pertanian yang kemudian berubah nama menjadi Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepemudaan, penulis menjadi Staf Ketua Bidang Pemberdayaan Umat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (BADKO) JABODETABEKA-BANTEN periode 2011-2013. Penulis melaksanakan pelatihan perkaderan tingkat pertama HMI di Bogor pada tahun 2008 dan pelatihan perkaderan tingkat kedua HMI di Yogyakarta pada tahun 2010. Penulis juga aktif di lingkar studi Visi Merah Putih (VMP) sejak tahun 2009. Organisasi internal kampus yang pernah diikuti penulis adalah menjadi salah satu anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan pengembangan masyarakat (HIMASIERA) pada tahun 2008. Di tahun yang sama, penulis juga menjabat ketua umum Organisasi Mahasiswa Daerah asal Daerah Istimewa Yogyakarta IPB (OMDA IKAMADITA). Penulis berhasil melahirkan usaha kuliner masakan rawon (Rawon Brantas).

Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada tahun 2009 di PT Perkebunan NusantaraV dengan judul “Ergonomika, Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Perkebunan Nusantara V PKS

Sei Pagar, Pekanbaru”.

Pada tahun 2011-2012, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul ”Analisis Biaya Alat

Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Tampah, Engkol Semi Mekanis, dan Mekanis”, untuk

(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT atas karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul “Analisis Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai

Tipe Tampah, Engkol Semi Mekanis, dan Mekanis” dilaksanakan di Balai Pengembangan Teknologi

Tepat Guna, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak bulan Juli sampai desember 2011.

Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Agus Sutejo, M.Si sebagai dosen pembimbing utama.

2. Dr. Lenny Saulia, S.TP, M.Si dan Dr. Ir. Emmy Darmawati, M.Si sebagai dosen penguji.

3. Bapak Bambang dari Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas selama penelitian.

4. Ayahanda dan Ibunda serta adik tercinta yang selalu mengalirkan doa untuk kelancaran kegiatan penelitian.

5. Sdr. Dany, Sdr. Hans dan Sdr Dodik atas bantuan dalam proses penelitian.

6. Tia Oktaviani atas semua bantuannya yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu.

7. Seluruh Dosen dan staf Departemen Teknik Mesin dan Biosistem atas semua kebaikan, ilmu dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.

8. Teman-teman mahasiswa Departemen Teknik Pertanian angkatan 43, 44, 45 dan 46.

9. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selau memberikan dukungan kepada penulis hingga masa-masa akhir kegiatan belajar di IPB.

Akhir kata, meskipun banyak kekuranagan. Semoga tulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis atau pembaca

Bogor, Mei 2012 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan Penelitian ... 2 1.3 Manfaat Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Kedelai ... 3

2.2 Tahu ... 4

2.3 Mekanisme Pengupasan Kulit Ari Biji Kedelai ... 7

2.4 Alat Pengupas Kulit Ari biji Kedelai Tipe Tampah ... 8

2.5 Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Engkol Semi Mekanis ... 8

2.6 Alat Pengupas Kulit Ari Kedelai Tipe Mekanis ... 10

2.7 Evaluasi Alternatif ... 11

III. METODE PENELITIAN ... 14

3.1 Waktu dan Tempat ... 14

3.2 Alat dan Bahan ... 14

3.3 Objek Penelitian ... 14

3.4 Data Teknis UD Barokah ... 15

3.5 Asumsi ... 15

3.6 Prosedur Penelitian ... 16

3.7 Pengujian alat pengupas tipe tampah, engkolsemi mekanis, dan mekanis ... 17

3.8 Penentuan Biaya Investasi ... 17

3.9 Penentuan Biaya Tetap ... 18

3.10 Penentuan Biaya Tidak tetap ... 19

3.11 Penentuan Nilai Sisa ... 20

3.12 Biaya Pokok ... 20

3.13 Titik impas ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

(12)

viii

4.2 Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji kedelai Tipe Tampah ... 24

4.3 Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Engkol Semi Mekanis... 24

4.4 Biaya Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Mekanis ... 25

4.5 Analisis Biaya Pokok ... 26

4.6 Analisis Titik Impas (Break Even Point) ... 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram alir pembuatan tahu ... 7

Gambar 2. Biji kedelai sebelum dikupas (kiri) dan setelah dikupas (kanan) ... 8

Gambar 3. Spesifikasi alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah ... 8

Gambar 4. Spesifikasi alat pengupas kulit ari kedelai tipe engkol semi mekanis ... 9

Gambar 5. Spesifikasi alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis ... 10

Gambar 6. Spesifikasi motor listrik ... 11

Gambar 7. Arus kas uniform series ... 12

Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah kedelai yang diolah menjadi tahu per hari ... 15

Gambar 9. Biaya pokok alat pengupas tipe tampah, engkol semi mekanis, dan mekanis ... 26

Gambar 10. Titik impas alat pengupas tipe tampah dan mekanis ... 27

(14)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi kedelai per 100 gram bahan ... 3

Tabel 2. Perbandingan antara kadar protein kedelai dan beberapa bahan makanan lain ... 3

Tabel 3. Data produksi dan impor kedelai sampai tahun 2000 - 2009 ... 4

Tabel 4. Rendemen dan mutu tahu untuk lima jenis kedelai ... 4

Tabel 5. Mutu tahu menurut BSN pada SNI 01-3142-1998 ... 6

Tabel 6. Proses kegiatan penelitian ... 14

Tabel 7. Data alat pengupas kulit ari biji kedelai yang dibutuhkan ... 17

Tabel 8. Kapasitas lapang alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah ... 22

Tabel 9. Kapasitas lapang alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis ... 22

Tabel 10. Kapasitas lapang alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis ... 23

Tabel 11. Hasil pengujian arus keluaran motor listrik... 23

Tabel 12. Biaya alat pengupas tipe tampah ... 24

Tabel 13. Biaya alat pengupas tipe engkol semi mekanis ... 24

Tabel 14. Biaya alat pengupas mekanis ... 25

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu ... 36

Lampiran 2. Profil perusahaan tahu UD Barokah ... 37

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Biaya ... 38

Lampiran 4. Tabel biaya alat pengupas kulit ari biji kedelai ... 43

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman palawija. Salah satu contoh tanaman palawija yang merupakan komoditi penting untuk konsumsi masyarakat Indonesia adalah kedelai. Kedelai adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Ada dua jenis kedelai yaitu kedelai hitam (Glycine Soja) yang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia dan kedelai putih (Glycine Max) merupakan tumbuhan serbaguna, karena akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas. Kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga dapat digunakan sebagai produk pangan manusia, pupuk hijau, dan pakan ternak. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tempe, kecap, tahu, susu kedelai, dan sebagainya.

Dalam proses pengolahan biji kedelai menjadi bahan makanan diperlukan beberapa tahapan pengolahan, mulai dari kedelai kering hingga menjadi bahan makanan. Salah satu tahapan pengolahan kedelai adalah pengupasan kulit ari biji kedelai, pengupasan ini bertujuan memisahkan kulit ari kedelai dari biji kedelai karena kulit ari kedelai dapat mengeluarkan bau langu yang dapat mempengaruhi rasa makanan hasil olahan kedelai dan mencegah kulit ari yang kotor ikut diolah menjadi makanan.

Menurut BALITKABI (2012) kurang tersedianya alat pengupas kulit ari biji kedelai yang murah dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, merupakan salah satu kendala dalam memacu pengembangan agroindustri berbasis kedelai, misalnya industri kecil pembuatan tahu.

Cara mengupas kulit ari biji kedelai yang sering digunakan oleh masyarakat adalah meletakkan biji kedelai yang telah direndam pada sebuah tampah dari bambu kemudian biji kedelai tersebut diinjak berulang kali hingga terkelupas. Cara lain yang digunakan adalah merendam biji kedelai dalam waktu yang cukup lama (24 jam) hingga biji kedelai tersebut terkelupas dengan sendirinya, namun kedua cara tersebut dinilai kurang efisien dalam hal waktu dan biaya, sehingga untuk jumlah biji kedelai tertentu dibutuhkan inovasi alat pengupas kulit ari kedelai yang lebih efisien.

Pada tahun 2011 Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil mendisain alat pengupas kulit ari kedelai tipe engkol semi mekanis dan mekanis, hal ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pengolahan kedelai menjadi bahan makanan.

Menurut Badan Pengembangan dan Penelitian Industri (2010) masalah yang timbul dari adanya teknologi-teknologi inovatif yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga pengembangan adalah kurangnya dampak yang diberikan terhadap para pelaku industri. Para pelaku industri seringkali melakukan kesalahan dalam penentuan penggunaan alat yang tersedia, sehingga tidak mendapatkan efisiensi dan efektifitas biaya yang sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu contoh adalah UD Barokah, salah satu perusahaan pembuatan tahu yang cukup terkemuka di kawasan Sleman, DIY. UD Barokah masih menggunakan tampah sebagai alat pengupas kulit ari kedelai meskipun jumlah kedelai rata-rata yang diolah dalam satu tahun selalu meningkat, peningkatan jumlah kedelai yang diolah tersebut mengharuskan UD Barokah mengganti alat pengupas kedelai dengan alat yang berkapasitas lebih tinggi dan menguntungkan.

Penentuan alat pengupas kulit ari kedelai secara tepat sesuai aspek-aspek ekonomi teknik merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan efektifitas pengupasan kulit ari kedelai. Selain

(17)

dilihat dari performa alat tersebut, perlu juga diperhatikan analisis biaya dalam operasional alat tersebut sehingga efisiensi dalam penentuan penggunaan alat pengupas kulit ari kedelai dapat tercipta.

Menurut Hendriadi et al. (2008) pengembangan teknologi mekanisasi tanpa memperhatikan kondisi wilayah dan tidak diikuti oleh perbaikan infrastruktur kelembagaan pendukung, sistem usaha dan analisis kelayakan usaha tidak akan memberikan hasil yang optimal. Analisis kelayakan usaha yang dapat dilakukan dapat berupa analisis usaha secara keseluruhan maupun evaluasi alternatif.

Penelitian aspek ekonomi teknik yang akan dilakukan akan difokuskan pada aspek teknis dan finansial dari alat pengupas kulit ari kacang kedelai tipe tampah, tipe engkol semi mekanis, dan tipe rol mekanis, sehingga bisa mendapatkan evaluasi alternatif pada setiap kegiatan pengupasan kulit ari kacang kedelai.

DeGarmo et al. (1984) menyatakan bahwa evaluasi alternatif adalah suatu metode analisis yang dilakukan untuk menentukan pilihan terbaik secara finansial di antara alternatif penggunaan teknologi yang dapat digunakan.Oleh karena itu perlu dilakukan studi kelayakan operasional pengupasan kulit ari biji kedelai antara alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkolsemi mekanis (ENGKOL23-BPTTG), dan alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis (OTOROL23-BPTTG).

Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir dan perhitungan biaya operasional alat pengupas kulit ari kacang kedelai yang dibuat oleh Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pengujian dilakukan di BPTTG.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan biaya operasional alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, engkol semi mekanis dan mekanis dengan menggunakan metode biaya pokok.

2. Membandingkan biaya operasional alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, engkol semi-mekanis dan mekanis pada jumlah kedelai yang diolah oleh UD Barokah.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai referensi pemilihan alat pengupas kulit ari biji kedelai bagi pelaku usaha pengolahan kedelai.

2. Sebagai referensi studi ekonomi teknik bagi inovator alat pengupas biji kedelai untuk maju ke tahap komersialisasi alat.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedelai

Menurut Margono et al. (1993) kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram/hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157.14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi : tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan. Komposisi kedelai per 100 gram bahan dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan perbandingan antara kadar protein kedelai dan beberapa bahan makanan lain terdapat pada Tabel 2.

Tabel 1. Komposisi kedelai per 100 gram bahan

Sumber: BALITKABI (1993)

Tabel 2. Perbandingan antara kadar protein kedelai dan beberapa bahan makanan lain

BAHAN MAKANAN PROTEIN (% BERAT)

Susu skim kering 36.00

Kedelai 35.00 Kacang hijau 22.00 Daging 19.00 Ikan segar 17.00 Telur ayam 13.00 Jagung 9.20 Beras 6.80 Tepung singkong 1.10 Sumber: BALITKABI (1993)

Saat ini kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar masih diimpor dari beberapa negara di dunia, perkembangan produksi dan impor kedelai Indonesia disajikan pada Tabel 3.

KOMPONEN KADAR (%)

Protein 35 – 45

Lemak 18 – 32

Karbohidrat 12 – 30

(19)

Tabel 3. Data produksi dan impor kedelai sampai tahun 2000 - 2009 No Tahun Produksi (ton/tahun) Impor (ton/tahun)

1 2000 1,190,000 1,277,685 2 2001 817,017 1,136,419 3 2002 908,924 1,365,253 4 2003 671,600 1,192,717 5 2004 723,483 1,117,790 6 2005 808,353 1,376,000 7 2006 746,611 1,276,000 8 2007 608,000 1,300,000 9 2008 800,000 1,200,000

10 2009 924,511 Data belum tersedia

Sumber:BPS (2011)

2.2 Tahu

Tahu adalah makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang merupakan makanan asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina,. Tahu secara harfiah berarti kedelai yang difermentasi.

Produk olahan kedelai yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia ialah tahu. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, yaitu tauhu. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Tahu ditemukan oleh Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han. Di Jepang, tahu dikenal dengan nama tofu. Tofu dibawa oleh para perantau Cina sehingga makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia. Tahu dikenal sebagai makanan rakyat karena harganya yang murah, dapat dijangkau oleh masyarakat lapisan bawah sekalipun (Sarwono dan Saragih 2001).

Menurut Nurhayati et al. (2011) bahan baku untuk membuat tahu kualitas tinggi adalah kedelai putih berbiji besar. Rendemen dan mutu tahu yang dihasilkan berbeda untuk setiap jenis kedelai. Pada Tabel 4 disajikan rendemen dan mutu tahu untuk lima jenis kedelai.

Tabel 4. Rendemen dan mutu tahu untuk lima jenis kedelai Varietas

kedelai

Berat (kg)

Rendemen Jumlah

Tahu Warna Tekstur

Kedelai Tahu

K-27 2.5 10.15 406 131 Putih Bersih Lembut

K-25 2.5 10.23 409 135 Putih Bersih Lembut

Burangrang 2.5 9.00 360 117 Putih Sangat Lembut

Wilis 2.5 7.62 305 106 Putih Lembut

Kedelai impor 2.5 8.65 346 120 Putih Lembut

Suprapti (2005) menyatakan bahwa tahu merupakan makanan rakyat yang umumnya dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu sumedang, tahu kediri, tahu kuningan dan lain-lain. Tahu diperdagangkan dengan berbagai variasi bentuk, ukuran dan nama. Selain tahu putih atau tahu biasa, di pasar juga dikenal berbagai tahu komersial yang sudah memiliki nama dan berciri khas, seperti.

(20)

5 Tahu sumedang. Tahu sumedang disebut juga tahu pong alias tahu kulit. Tahu ini merupakan lembaran-lembaran tahu putih setebal sekitar 3 (tiga) cm dengan tekstur yang lunak dan kenyal. Tahu putih ini disimpan dalam wadah yang telah berisi air. Tahu putih yang siap olah biasanya dipotong kecil-kecil sebelum digoreng. Tahu goreng tersebut berupa tahu kulit yang lunak dan kenyal. Isinya kosong (kopong dalam bahasa Jawa), maka disebut tahu pong. Tahu sumedang biasanya dikonsumsi sebagai makanan ringan dan dilalap dengan cabai rawit.

Tahu bandung. Bentuk tahu ini persegi (kotak), tekstur agak keras dan kenyal, warnanya kuning karena sebelumnya telah direndam air kunyit. Tahu digoreng dengan mengoleskan sedikit minyak di wajan. Tahu ini enak dimakan dengan lalap cabai rawit.

Tahu cina. Tahu ini berupa tahu putih, teksturnya lebih padat, halus dan kenyal dibandingkan dengan tahu biasa. Ukurannya sekitar 12 cm x 12 cm x 8 cm. Ukuran dan bobot tahu relatif seragam, karena proses pembuatannya dicetak dan dipres dengan mesin. Dalam pembuatannya, digunakan sioko (kalsium sulfat) sebagai bahan penggumpal protein sari kedelainya.

Tahu kuning. Tahu ini berbentuk tipis dan lebar. Warna kuning dikarenakan sepuhan atau larutan sari kunyit. Tahu ini banyak digunakan dalam masakan Cina.

Tahu takwa. Tahu takwa merupakan tahu khas Kediri, Jawa Timur. Ketika dipijit, tahunya terasa padat. Proses pengolahan tahu takwa pada prinsipnya sama dengan tahu biasa, hanya terdapat perbedaan dalam perlakuan, terutama pada perendaman kedelai dan pengepresan tahu. Bahan bakunya dipilih kedelai lokal yang berbiji kecil-kecil. Penggumpalan sari kedelai menggunakan asam cuka. Sebelum dipasarkan, tahu takwa dimasak atau dicelup beberapa menit dalam air kunyit mendidih sehingga warnanya menjadi kuning. Tahu dijual dan disimpan dalam keadaan kering tanpa perlu direndam air seperti tahu putih biasa.

Tahu sutera. Tahu ini sangat lembut dan lunak. Dahulu, tahu ini mudah sekali rusak sehingga harus segera diolah. Namun, sekarang tahu ini diolah dengan cara yang lebih modern sehingga produknya lebih tahan lama. Oleh karenanya, tahu sutera sekarang disebut long life tofu. Tahu yang berasal dari Jepang ini biasanya dikonsumsi sebagai makan penutup (dessert) dan disajikan bersama sirup jahe agar cita rasanya lebih lezat.

Tahu kuningan. Tahu kuningan adalah tahu putih yang dijual dalam bentuk mentah atau digoreng. Setelah digoreng, tahu kuningan menyerupai tahu sumedang, perbedaannya meski digoreng kering bagian dalamnya tidak kepong dan tetap lembut. Tahu dijual dalam kemasan keranjang dan disantap dengan cabe rawit agar lebih nikmat. Tahu kuningan merupakan makanan khas yang sering dijadikan buah tangan oleh para pengunjung yang berwisata.

Menurut Sarwono dan Saragih (2001) tahu yang beredar di pasar tradisional saat ini mutunya masih beragam. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diketahui untuk memilih tahu yang bermutu :

1. Tahu sebaiknya tidak menggunakan pewarna, namun beberapa tahu menggunakan pewarna. Dalam memilih tahu yang berwana harus lebih cermat. Warna yang terlalu cerah atau mencolok, sebaiknya dihindari karena pewarna yang digunakan biasanya berupa pewarna sintetik, seperti bahan pewarna cat atau kain.

2. Untuk mengetahui mutu tahu dapat dicium dari aromanya. Aroma tahu yang agak wangi dan menyengat sebaiknya dihindari karena kemungkinan diberi pengawet formalin (bukan pengawet makanan).

3. Untuk mengetahui kesegaran, peganglah permukaan tahu. Tahu yang tidak segar lagi, selain aromanya masam sampai busuk, permukaannya berlendir, teksturnya lunak dan kurang kompak, bahkan ada kalanya telah berjamur. Produk semacam ini tidak layak lagi dikonsumsi.

(21)

Sedangkan mutu tahu menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3142-1998 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Mutu tahu menurut BSN pada SNI 01-3142-1998

No Jenis UJi Satuan Syarat

1 Keadaan

a Bau Normal

b Rasa Normal

c Warna Putih normal atau kuning normal

d Penampakan Normal tidak berlendir dan tidak berjamur

2 Abu % (b/b) Maks 1.0

3 Protein (Nx 6.25) % (b/b) Min 9.0

4 Lemak % (b/b) Min 0.5

5 Serat kasar % (b/b) Maks. 0.1

6 Bahan tambahan makanan % (b/b) Sesuai SNI 01-0222-M dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/ Men. Kes/Per/IX/1983

7 Cemaran logam

a Timbal (Tb) mg/kg Maks. 2.0

b Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 30.0

c Seng (Zn) mg/kg Maks. 40.0

e Timah (Sn) mg/kg Maks. 40.0/250.0

d Raksa (Mg) mg/kg Maks. 0.03

f Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks.1.0

9 Cemaran mikroba

a Escherichia Coli APM/g Maks. 10

b Salmonella /25 g Negatif

Kegiatan pascapanen kedelai meliputi berbagai tahapan, menurut Santoso (2010) setelah pemotongan kedelai (pemanenan) hasil panen dikumpulkan dan dimasukkan wadah seperti karung untuk dikeringkan. Proses pengeringan ini dapat dilakukan dengan penjemuran dengan terik matahari atau menggunakan motor pengering. Proses penjemuran dengan terik matahari tersebut umumnya dilakukan di atas lantai semen atau dengan menggunakan alas seperti anyaman bambu dan terpal. Kedelai setelah kering dikupas atau dirontokkan bijinya, hal ini untuk memisahkan biji kedelai dengan kulit dan batangya. Setelah melewati tahap pascapanen, langkah berikutnya adalah melakukan berbagai tahapan pengolahan kedelai menjadi bahan makanan salah satunya adalah tahu. Gambar kegiatan pascapanen dan pembuatan tahu terdapat pada Lampiran 1.

Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Setelah larut, protein tersebut diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Diagram alir pembuatan tahu dapat dilihat pada Gambar 1.

(22)

7 Gambar 1. Diagram alir pembuatan tahu

2.3 Mekanisme Pengupasan Kulit Ari Biji Kedelai

Salah satu tahapan pengolahan kedelai menjadi bahan makanan adalah mengupas kulit ari dan biji kedelai. Pengupasan tersebut bertujuan untuk menghilangkan bau langu pada kedelai dan kulit ari yang kotor tidak ikut serta diolah menjadi makanan, sehingga menambah kualitas rasa dari bahan makanan yang dihasilkan.

Menurut Hidayat (2011) selain alat manual atau tampah yang sering digunakan masyarakat, alat pengupas kulit ari kedelai memiliki beberapa tipe. Dilihat dari metode pengupasannya, terdapat tipe screw, rol, dan rol batu gerinda. Sedangkan jika dilihat dari cara menggerakkan alat, alat pengupas kulit ari kedelai memiliki beberapa tipe seperti tipe engkol, pedal kaki, dan otomatis atau digerakkan secara otomatis oleh sumber tenaga lain seperti motor listrik. Setelah kulit ari terkupas, maka dilakukan pemisahan antara kulit ari dan biji kedelai, dimana pemisahan itu memiliki beberapa cara, dengan ayakan, blower, atau dengan media air.

Pada penelitian ini, digunakan alat pengupas kuit ari biji kedelai tipe tampah atau manual, tipe engkol semi mekanis, dan tipe mekanis. Untuk tipe engkol semi mekanis dan mekanis menggunakan rol sebagai komponen utama dalam pengupasan biji kedelai. Cara pemisahan antara biji kedelai dan kulit ari menggunakan media air. Prinsip kerja alat yang digunakan antara tipe mekanis dan engkol semi mekanis semua sama, kecuali sumber tenaganya, untuk alat mekanis menggunakan motor listrik 0,5 HP / 1440 rpm – 1 phase, sedangkan untuk semi mekanis menggunakan tenaga manusia yang

Kedelai

Dimasak sampai kental Direndam 8 jam Dipisahkan Dikupas Ditumbuk Dicuci Dicetak Diendapkan Disaring Tahu Air untuk rendaman (3 : 1)

Air Hangat

Ampas Tahu Kulit Ari kuDipisahka

n Alat pengupas kulit ari kedelai

(23)

memutar poros rol dengan cara mengengkol atau kayuhan tangan. Gambar kedelai sebelum dan sesudah dikupas kulit arinya dapat dilihat pada Gambar 2.

DIKUPAS

Gambar 2. Biji kedelai sebelum dikupas (kiri) dan setelah dikupas (kanan)

2.4 Alat Pengupas Kulit Ari biji Kedelai Tipe Tampah

Secara tradisional, pengupasan kulit ari kacang kedelai dilakukan dengan cara biji kedelai yang sudah direndam dimasukkan ke dalam wadah berupa tampah atau untuk diinjak-injak dengan kaki manusia, hal ini memanfaatkan gaya gesek antara permukaan kedelai dan permukaan tampah yang kasar, gaya tekan ke bawah menggunakan tenaga manusia yang menginjak kedelai tersebut berulang-ulang, selanjutnya karung dibuka dan isinya dituangkan ke dalam bak, setelah itu dicuci dengan air yang mengalir, disini kulit ari yang memiliki berat lebih ringan dari biji kedelai akan terbawa aliran air, sehingga kulit ari akan terpisah dari biji kedelai.

Alat yang digunakan adalah sebuah tampah yang diproduksi oleh Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi DIY yang telah disesuaikan dengan produk yang beredar di pasaran, pembuatan alat ini hanya bertujuan menguji kinerja alat ini kemudian membandingkannya dengan alat pengupas kulit ari kedelai tipe engkol semi mekanis dan mekanis. Spesifikasi dan gambar alat terdapat pada Gambar 3.

Spesifikasi

Nama Tampah

Tipe Alat Pengupas Manual / Tampah

Dimensi Ø = 0.6 m , tinggi = 0.08 m

Berat 0.58 kg

Bahan Bambu

Kapasitas Lapang 20 kg/jam Jumlah Operator 1 orang

Harga Rp. 20,000.00

Umur Ekonomis 1 Tahun

Gambar 3. Spesifikasi alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah

2.5 Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Tipe Engkol Semi Mekanis

Pengertian alat pengupas semi mekanis adalah alat pengupas yang mekanisme kerjanya otomatis tetapi tenaga penggeraknya berasal dari manusia. Pada penelitian ini digunakan sebuah alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis yang diproduksi oleh Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi DIY. Alat ini memiliki kapasitas kerja yang lebih besar dari alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah.

(24)

9 Mekanisme kerja alat ini menggunakan engkol, tenaga untuk menggerakkan alat berasal dari kayuhan tangan manusia yang memutar engkol, dari engkol akan memutar poros rol, poros rol akan menggerakkan dua buah rol yang berputar saling berlawanan dengan kecepatan yang berbeda, sehingga pada saat biji kedelai yang telah direndam masuk kedalam celah rol tersebut akan bergesekan dengan rol dan akan terkupas kulitnya dan jatuh ke dalam penampungan melalui corong pengeluaran.

Alat ini dioperasikan oleh dua orang operator, masing-masing sebagai pengumpan kedelai yang masuk melalui corong masuk dan satu orang sebagai pengayuh pedal tangan untuk memutar mesin. Spesifikasi dan gambar alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis terdapat pada Gambar 4.

Spesifikasi

Nama ENGKOL23-BPTTG

Tipe Alat Pengupas engkol semi mekanis

Pengembang BPTTG, DIY

Kapasitas Lapang 174.36 kg/jam Jumlah Operator 2 orang

Harga Rp. 3,150,000.00

Umur Ekonomis 8 Tahun

Gambar 4. Spesifikasi alat pengupas kulit ari kedelai tipe engkol semi mekanis

Bagian-bagian alat antara lain : rol, corong masuk, sistem transmisi, dan bantalan.

3.8.1 Rol

Menurut hidayat (2011) rol adalah suatu elemen mesin yang dipasang pada poros yang langsung dihubungkan dengan sistem transmisi alat, rol merupakan bagian utama dari alat ini, karena bagian ini merupakan bagian yang bersinggungan langsung dengan biji kedelai yang akan diproses.

Besarnya daya yang dibutuhkan serta kapasitas produksi ditentukan oleh dimensi rol, dimana semakin besar dimensi rol, maka semakin besar pula daya dan kapasitas produksi yang dihasilkan.

Permukaan rol dibuat kasar untuk mempermudah pengupasan kulit ari kedelai, bagian ini terbuat dari stainlees steel untuk menjaga kebersihan alat, karena bersinggungan langsung dengan biji kedelai yang sedang diolah.

3.8.2 Corong Masuk

Corong masuk berguna untuk menampung dan mengarahkan kedelai yang akan diproses. Bagian ini terbuat dari stainless steel dengan ketebalan satu mm.

3.8.3 Sistem Transmisi

Sistem transmisi penggerak dan pembalik arah putaran rol menggunakan sistem transmisi rantai dan roda gigi dimana saling berkaitan dengan engkol sebagai pusat tenaga pemutar.

(25)

3.8.4 Bantalan

Bantalan merupakan bagian yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan halus dan aman.

Bantalan pada alat ini menggunakan bantalan bola sebanyak empat buah yang menempel pada dinding sebagai pelindung mesin dan penahan semua beban, untuk menahan semua beban menggunakan rangka dari besi siku yang telah disesuaikan (Hidayat 2011).

2.6 Alat Pengupas Kulit Ari Kedelai Tipe Mekanis

Seiring dengan meningkatnya penggunaan mesin dalam kegiatan pengolahan pertanian secara tidak langsung mendorong peningkatan penggunaan peralatan mekanis. Pengertian alat pengupas mekanis adalah alat pengupas yang memiliki mekanisme kerja otomatis dan tenaga penggeraknya berasal dari mesin, bukan berasal dari manusia. Manusia hanya berfungsi sebagai pengendali alat tersebut.

Pada penelitian ini digunakan alat pengupas kulit ari kedelai tipe mekanis hasil produksi dari Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi DIY. Alat ini merupakan pengembangan dari alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis.

Mekanisme kerja alat ini hampir sama dengan alat pengupas kulit ari kedelai tipe engkol semi mekanis, hanya saja untuk menggerakkan alat tidak menggunakan kayuhan dari engkol melainkan otomatis.

Bagian alat ini sama seperti tipe engkol semi mekanis namun terdapat penambahan pada sistem transmisi yang digunakan yaitu sistem gabungan, dari motor listrik penggerak ke poros rol menggunakan sistem V-belt dengan penampang B, selanjutnya untuk transmisi penggerak dan pembalik arah putaran rol menggunakan rantai dan roda gigi.

Untuk operator, alat ini menggunakan dua orang operator sebagai pengumpan kedelai yang masuk kedalam corong dan operator tenaga penggerak yang berasal dari motor listrik. Spesifikasi dan gambar alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis terdapat pada Gambar 5.

Spesifikasi

Nama OTOROL23-BPTTG

Tipe Alat Pengupas Mekanis

Pengembang BPTTG, DIY

Kapasitas Lapang 552.96 kg/jam Jumlah Operator satu orang

Harga Rp. 3,250,000.00

Umur Ekonomis 8 tahun

Gambar 5. Spesifikasi alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis

Untuk sumber tenaga pada alat pengupas inimenggunakan motor listrik (Dinamo AC 1 Phase) dengan putaran mesin 1440 rpm dan fakto daya listrik 0,37 kW (Hidayat 2011). Spesifikasi dan gambar motor listrik terdapat pada Gambar 6.

(26)

11 Spesifikasi

Nama Motor listrik AC 1 Phase

Tegangan 220 V

Faktor daya 0.37 kW

Produksi Jiayu Electrical Machinery

Rpm 1,420 rpm

Harga Rp. 750,000,00

Umur Ekonomis 2 Tahun Gambar 6. Spesifikasi motor listrik

2.7 Evaluasi Alternatif

Metode pendekatan dalam analisis biaya adalah salah satu metode penting yang ada di dalam ranah ilmu ekonomi teknik (engineering economy). Analisis biaya digunakan untuk mengukur pengeluaran yang digunakan dalam evaluasi alternatif yang akan diambil dalam suatu investasi. Menurut Young (1993) alternatif yang dapat dievaluasi adalah alternatif investasi proyek, penggunaan teknologi maupun kebijakan perusahaan akan suatu proses tertentu. Menurut DeGarmo et al. (1984) pengambilan keputusan atas beberapa alternatif harus didasarkan pada jumlah investasi modal terendah dan menghasilkan hasil yang optimum.

Konsep dasar ekonomi teknik dalam evaluasi alternatif menurut Young (1993) adalah nilai uang terhadap waktu, analisis biaya, bunga, dan manfaat. Berikut adalah penjelasan mengenai konsep tersebut :

2.7.1 Biaya

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi 1986). Guna mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proyek dalam proses produksi, maka biaya dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan.

Biaya investasi. Biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya investasi adalah biaya modal yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan barang modal. Biaya investasi umumnya dikeluarkan di awal usaha dan cukup besar, misalnya, properti, mesin dan alat, dan peralatan kantor.

Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam periode waktu tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji, premi asuransi, bunga pinjaman, perawatan alat dan mesin.

Biaya tidak tetap. Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan setiap periode waktu. Contoh biaya tidak tetap adalah biaya bahan baku, sarana investasi, bahan pembantu (BBM, spare-part mesin) dan upah tenaga kerja langsung.

Biaya total. Menurut Pramudya (1992) biaya total merupakan biaya keseluruhan untuk mengoperasikan suatu mesin pertanian. Biaya total terdiri dari jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya pokok. Biaya yang diperlukan suatu mesin pertanian untuk setiap unit produk. Untuk menghitung biaya pokok suatu mesin pertanian diperlukan data kapasitas mesin yang bersangkutan (Pramudya 1992).

(27)

2.7.2 Bunga

Menurut Pramudya (1992) apabila penggunaan uang atau modal dari suatu usaha berasal dari suatu pinjaman, maka harus diberikan imbalan dari penggunaan modal tersebut dan biasa disebut bunga.

Bunga modal sederhana. Jika bunga yang dibayarkan merupakan perbandingan lurus antara modal pokok, tingkat bunga modal yang berlaku dalam suatu periode dan jumlah periode waktu maka bunga tersebut termasuk bunga modal sederhana.

Bunga modal majemuk. Bunga modal majemuk adalah bunga yang dibayarkan untuk setiap periode waktu dihitung berdasarkan pada jumlah modal pada awal periode ditambah bunga modal pada periode tersebut.

2.7.3 Nilai Uang Terhadap Waktu

Nilai uang terhadap waktu adalah konsep yang menjelaskan kecenderungan penurunan nilai uang seiring dengan berjalannya waktu. Konsep nilai uang terhadap waktu digunakan untuk memperkirakan nilai uang di masa mendatang yang dianalisis pada masa sekarang maupun sebaliknya (Umar 2007).

Interest rate. Dijelaskan oleh Blank dan Tarquin (2002) bahwa interest rate atau suku bunga adalah menifestasi dari nilai uang terhadap waktu. Bunga adalah penambahan nominal uang karena aktivitas investasi yang dilakukan, sedangkan suku bunga adalah persentase nilai uang yang bertambah akibat aktivitas investasi. Nilai suku bunga digambarkan dalam satuan persen per bulan atau persen per tahun.

2.7.4 Bunga Majemuk Dalam Konsep Ekuivalensi

Menurut Giatman (2011) metode ekuivalensi adalah metode yang digunakan dalam menghitung kesamaan nilai uang dari suatu waktu ke waktu. Konsep ini mengatakan jika sejumlah uang yang berbeda dibayarkan pada waktu yang berbeda dapat menghasilkan nilai yang sama satu sama lain secara ekonomis. Metode ini merupakan dasar dari perhitungan dan analisis arus kas (cash

flow).

Uniform series. Dalam banyak hal sering terjadi suatu pembayaran atau angsuran yang sama besarnya (A) pada tiap periode (N) untuk jangka waktu yang panjang, misalnya membayar angsuran utang terhadap pinjaman dari bank. Arus kas yang sama besarnya setiap periode disebut uniform

series. Ilustrasi arus kas uniform series terdapat pada Gambar 7.

Gambar 7. Arus kas uniform series

Capital recovery factor. Pada uniform series nilai konversi dari jumlah uang dengan nilai sekarang (P) ke besar angsuran yang sama besarnya (A) disebut capital recovery factor dengan fungsi:

(28)

13 2.7.5 Analisis Titik Impas (break even point)

Menurut Pramudya (1992) titik impas adalah titik dimana terjadi kesetimbangan antara dua alternatif yang berbeda. Diluar titik tersebut, kondisi alternatif tersebut berbeda sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Suatu pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan keuntungan, dan sebaliknya akan menimbulkan kerugian. Analisis titik impas dapat digunakan dalam berbagai hal yang menyangkut dua pemilihan alternatif, diantaranya penentuan volume produksi, pemilihan dua alat atau mesin yang sejenis, dan pemilihan sistem sewa atau beli suatu alat atau mesin.

2.7.6 Pemilihan Alat atau Mesin yang Sejenis

Menurut Pramudya (1992) analisis titik impas dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan apabila harus memilih dua buah alternatif mesin yang mempunyai fungsi sama. Alternatif yang dipilih adalah mesin yang memiliki biaya produksi per unit yang paling murah.

Pada analisis ini, harus diketahui biaya tetap, tidak tetap, dan kapasitas dari alat yang dianalisis. Titik impas disini adalah jumlah volume produksi per tahun dimana kedua alat tersebut mempunyai biaya per unit produksi atau biaya pokok sama besar.

Biaya tidak tetap per unit produksi akan sama pada semua tingkat produksi. Sedangkan biaya tetap per unit produksi akan semakin rendah pada tingkat produksi yang semakin tinggi sehingga biaya pokok akan semakin rendah pada tingkat produksi yang semakin tinggi.

(29)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dimulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan Februari 2012. Studi literatur dan pengambilan data dilaksanakan di perpustakaan IPB dan Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi DIY. Perancangan alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis, mekanis, dan tampah dilakukan oleh BPTTG. Perancangan alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah disesuaikan dengan tampah yang dijual di pasaran, pengambilan data dilakukan jika alat tersebut telah selesai proses perancangannya. Pengambilan data alat pengupasan kulit ari kacang kedelai tipe tampah, engkol semi mekanis, dan mekanis dilaksanakan di Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi DIY, sedangkan proses kegiatan penelitian tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Proses kegiatan penelitian

Kegiatan Waktu Tempat

Pengambilan data ekonomis dan studi

literatur Juni 2011 BPTTG, UD Barokah,

dan Perpustakaan IPB Perancangan dan pengujian alat pengupas

kulit ari biji keelai Juli 2011 BPTTG

Pelaporan dan perbaikan Agustus 2011 Kampus IPB

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Laptop 2. Digital camera 3. Meteran 4. Stopwatch 5. Multimeter 6. Ember

7. Alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah

8. Alat pengupas kulit ari biji kedelai kedelai tipe engkol semi mekanis 9. Alat pengupas kulit ari biji kedelai kedelai tipe mekanis

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kedelai varietas Gepak Kuning yang diperoleh di pasar Kranggan, Kota Yogyakarta.

3.3 Objek Penelitian

(30)

15

BPTTG”, dan tipe mekanis “OTOROL23-BPTTG”. Objek penelitian digunakan sebagai permodelan

analisis ekonomi teknik untuk diketahui alat yang memiliki biaya terendah pada jumlah kedelai tertentu.

3.4 Data Teknis UD Barokah

UD Barokah adalah sebuah perusahaan pembuatan tahu yang terletak di desa Murangan, Triharjo, Sleman. UD Barokah berdiri sejak tahun 2000, satu kilogram kedelai dapat menghasilkan rata-rata 25 potong tahu dengan rata-rata mengolah 10 kg/hari atau 3 ton dalam satu tahun di tahun pertama dan terus meningkat dari tahun ke tahun, hingga tahun 2011 mencapai rata-rata 1 ton/hari atau 300 ton dalam setahun. Sedangkan jumlah terkecil kedelai yang diolah adalah 10 kg/hari atau 3 ton dalam setahun dan jumlah terbesar kedelai yang diolah mencapai 4 ton/hari atau 1,200 ton dalam satu tahun. Jumlah kedelai yang diolah di UD Barokah dipengaruhi oleh ketersediaan kedelai di pasaran. Profil perusahaan terdapat pada Lampiran 2.

Waktu kerja UD Barokah adalah 8 jam/hari dengan istirahat satu jam, artinya jumlah jam kerja dalam sehari adalah 7 jam, 25 hari per bulan, dan 12 bulan per tahun. Sedangkan upah tenaga kerja untuk semua operator alat mengacu pada upah rata-rata buruh pabrik makanan berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu Rp 39,236 per hari atau Rp 5,605.14 per jam. Data teknis yang didapat dari UD Barokah digunakan untuk bahan rujukan yang spesifik dalam penelitian ini, artinya penelitian ini merupakan simulasi pemecahan salah satu masalah yang ada di UD Barokah terkait penentuan alat pengupas kulit ari biji kedelai yang digunakan.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi untuk UD barokah dan perusahaan lain perihal penentuan alat pengupas kulit ari biji kedelai yang digunakan sesuai dengan jumlah kedelai yang diolah. Grafik rata-rata jumlah kedelai yang diolah oleh UD Barokah per hari setiap tahun terdapat pada Gambar 8.

Sumber : BPTTG (2011)

Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah kedelai yang diolah menjadi tahu per hari

3.5 Asumsi

Penelitian ini menggunakan beberapa asumsi. Asumsi digunakan sebagai pembatasan dan pendefinisian suatu kondisi atau parameter untuk memudahkan proses analisis.

Batasan jumlah kedelai. Asumsi jumlah biji kedelai yang diolah didapat dari sampel perusahaan pembuat tahu UD Barokah yang memiliki kapasitas pengolahan kedelai minimal sebesar

10 20 70 100 200 200 200 350 400 500 750 1000 0 200 400 600 800 1000 1200 rata -r ata ju m lah k e d e lai ( kg) Tahun

(31)

10 kg/hari atau 3 ton dalam satu tahun yang terjadi pada tahun 2000 dan kapasitas maksimal 4 ton /hari atau 1,200 ton dalam satu tahun yang terjadi pada tahun 2011.

Ketersediaan kedelai. Asumsi ketersediaan kedelai pada seluruh proses pengolahan kedelai adalah sempurna, Artinya kedelai selalu tersedia di pasaran pada proses pengolahan kedelai.

Tenaga kerja. Asumsi ketersediaan tenaga kerja pada seluruh proses pengolahan kedelai adalah sempurna, artinya tenaga kerja selalu tersedia pada proses pengolahan kedelai. Sedangkan asumsi upah tenaga kerja per orang untuk setiap alat adalah sama, hal ini dikarenakan tingkat kesulitan dalam mengoperasikan ketiga alat tersebut relatif sama. Sedangkan kondisi fisik operator saat pengujian ketiga alat diasumsikan stabil dengan tiga alat yang berbeda dan diasumsikan sama dengan kualitas operator di UD Barokah.

Waktu kerja. Asumsi waktu kerja harian yang digunakan adalah tujuh jam kerja aktif per hari, 25 hari per bulan, dan 12 bulan per tahun, total waktu kerja maksimal dalam satu tahun adalah 300 hari atau 2100 jam. Asumsi ini didapat mengacu pada jam kerja UD Barokah dan pada umumnya perusahaan di Indonesia menggunakan waktu kerja tersebut.

Nilai sisa. Asumsi nilai sisa seluruh alat adalah 10%, angka ini diasumsikan karena padaumumnya literatur ekonomi teknik menggunakan angka 10% pada perhitungannilai sisa suatu alat atau mesin.

Tingkat suku bunga. Asumsi tingkat suku bunga yang digunakan adalah bunga untuk modal usaha sebesar 14 % (Bank Indonesia 2012).

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian dimulai dengan pengambilan data alat tersebut adalah alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah,tipe engkol semi mekanis “ENGKOL23-BPTTG”, dan tipe mekanis

“OTOROL23-BPTTG”di Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi DIY. Penelitian lapangan

yang dilakukan adalah menguji kinerja ketiga alat dan menguji arus keluaran pada motor listrik sebagai sumber tenaga alat pengupas mekanis. Penelitian dilakukan guna menentukan seluruh biaya dan manfaat alat pengupas kulit ari biji kedelai, kemudian membandingkan biaya dan manfaat tersebut pada jumlah kedelai tertentu. Selanjutnya komparasi (evaluasi alternatif) dilakukan dengan simulasi sensitivitas seluruh alat pengupas kulit ari biji kedelai dengan variabel berubah jumlah kedelai per tahun dalam satuan kilogram (kg). Biaya yang akan dianalisis adalah biaya investasi dan biaya operasional berupa biaya tetap dan tidak tetap. Data teknis alat yang dibutuhkan untuk analisis dapat dilihat pada Tabel 7.

(32)

17 Tabel 7. Data alat pengupas kulit ari biji kedelai yang dibutuhkan

Data Teknis dan Ekonomis

alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah

alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol

semi mekanis

alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe

mekanis Kapasitas Lapang

(kg/jam)

Jumlah Operator

(orang)

Arus yang digunakan

(Ampere) - -

Harga Alsintan

Umur ekonomis alat

(tahun)

3.7 Pengujian alat pengupas tipe tampah, engkolsemi mekanis, dan mekanis

Serangkaian pengujian kinerja alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, tipe engkol semi mekanis “ENGKOL23-BPTTG”, dan tipe mekanis “OTOROL23-BPTTG” ditujukan untuk menentukan biaya pada pengoperasian alat. Pengujian yang dilakukan adalah uji kapasitas lapang dan arus yang menjadi keluaran dinamo pada saat alat bekerja. Pengujian kapasitas lapang dilakukan dengan mengukur waktu kerja alat pada jumlah kedelai tertentu.

Uji coba alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, tipe engkol semi mekanis “ENGKOL23-BPTTG”, dan tipe mekanis “OTOROL23-BPTTG” dilakukan pada kedelai sejumlah 5 kg sebanyak dua kali pengulangan. Ilustrasi perhitungan kapasitas lapang dapat dilihat pada Persamaan 3.1.

Pengujian arus keluaran dinamo dilakukan untuk menentukan biaya tidak tetap pada penggunaan listrik. Uji coba arus keluaran dilakukan dengan alat multitester yang dihubungkan pada kedua kutub kumparan dinamo. Uji coba arus dilakukan dengan pencatatan arus keluar pada saat alat bekerja sebanyak 10 kali berturut-turut.

3.8 Penentuan Biaya Investasi

Penentuan biaya investasi dilakukan untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan pada awal pengadaan alat. Biaya investasi yang akan dianalisis adalah biaya pembelian alat. Biaya investasi pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, tipe engkol semi mekanis “ENGKOL23-BPTTG”, dan tipe mekanis “OTOROL23-BPTTG” adalah harga dari masing-masing alat tersebut, sedangkan untuk tipe mekanis terdapat penambahan biaya motor listrik dalam investasi. Tingkat kerja ketiga alat tersebut adalah 100%, artinya ketiga alat tersebut hanya digunakan untuk proses pengupasan kulit ari biji kedelai saja, sedangkan motor listrik yang diujikan diasumsikan hanya digunakan untuk alat pengupas kulit ari biji kedelai saja.

(33)

3.9 Penentuan Biaya Tetap

Biaya tetap dari alat pengupas kulit ari biji kedelai terdiri atas biaya penyusutan, bunga modal, pajak pembelian alat, asuransi dan penyimpanan. Umumnya di Indonesia penjualan alat pertanian tidak dikenakan pajak, jika dikenakan pajak pun biasanya sudah termasuk di dalam harga pembelian alat. Perusahaan asuransi di Indonesia juga mayoritas belum memiliki produk asuransi untuk alsintan. Biaya tetap yang akan dianalisis pada skripsi ini hanya biaya penyusutan, bunga modal dan penyimpanan.

3.2.1 Biaya Penyusutan dan bunga modal

Biaya penyusutan adalah selisih antara biaya awal dan nilai sisa, berdasarkan suatu periode waktu. Biaya penyusutan disebabkan oleh penurunan kualitas kerja alat secara alamiah akibat digunakan dan penurunan nilai akibat ditemukannya teknologi yang lebih mutakhir. Metode yang digunakan untuk mencari nilai biaya penyusutan sekaligus bunga modal menggunakan metode garis lurus yang memperhitungkan bunga modal. Menurut Pramudya (1992) perhitungan menggunakan metode garis lurus yang memperhitungkan bunga modal dapat dilihat pada Persamaan 3.2.

Keterangan : D = Biaya penyusutan dan bunga modal (Rp/tahun)

P = Harga alat (Rp)

S = Nilai sisa (Rp)

I = Tingkat Suku Bunga (Rp/tahun)

N = Umur ekonomis alat

= Capital Recovery Factor

Nilai capital recovery factor pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah dengan umur ekonomis 1 tahun dan tingkat suku bunga 14 % adalah 1.1400. Nilai capital recovery factor untuk alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis “ENGKOL23-BPTTG” dan tipe mekanis “OTOROL23-BPTTG” dengan umur ekonomis sama yaitu 8 tahun sebesar 0.2156. Pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis ”OTOROL23-BPTTG” terdapat motor listrik sebagai tenaga penggerak dimana motor listrik tersebut juga mengalami penyusutan. Biaya penyusutan dan bunga modal untuk motor listrik tersebut didapat menggunakan capital recovery factor untuk nilai ekonomis 2 tahun dan tingkat suku bunga 14 % adalah 0.6073.

3.2.2 Biaya Penyimpanan

Penyimpanan alat tidak memberikan efek apapun pada umur ekonomis alsintan, tetapi dapat mencegah penurunan kualitas kerja akibat alat yang terhampar di bawah sinar matahari. Pembiayaan harus dibebankan pada tindakan preventif semacam ini. Kebanyakan alat pertanian disimpan di dalam bangunan khusus untuk menyimpan alsintan. Apabila alsintan disimpan di dalam bangunan lain yang bukan dikhususkan untuk alsintan, misalnya gudang penyimpanan kedelai atau bekas kandang hewan ternak, biaya diestimasi maksimum 0.2% dari harga awal alsintan (Hunt 2008). Ilustrasi perhitungan biaya penyimpanan dapat dilihat pada Persamaan 3.3.

(34)

19 Keterangan : = Biaya penyimpanan (Rp/tahun)

P = Harga awal alsintan (Rp)

3.10 Penentuan Biaya Tidak tetap

Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya sesuai dengan pemakaian alat. Menurut Hunt (2008) biaya tidak tetap mungkin lebih besar daripada biaya tetap. Estimasi biaya tidak tetap dari alsintan didasarkan pada waktu penggunaan alat. Termasuk biaya tidak tetap dari alsintan diantaranya adalah biaya operator, biaya listrik, perbaikan dan perawatan.

Biaya perbaikan dan perawatan di dalam Hunt (2008) disebutkan sebagai biaya repair and

maintenance (R&M). Biaya R&M didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan alsintan untuk (1)

biaya spare part dan ongkos bengkel dan (2) rekondisi spare part akibat penggunaan alat. Menurut Pramudya (1992) faktor biaya R&M untuk engine dan mesin pengolahan hasil pertanian didapat dari penjumlahan biaya pemeliharaan dan perbaikan dari masing-masing alat, besar biaya pemeliharaan dan perbaikan (R&M) dapat dicari melalui Persamaan 3.4.

Keterangan : R&M (a) = Perbaikan dan pemeliharaan motor listrik per jam

R&M (b) = Perbaikan dan pemeliharaan alat per jam

P = Investasi alat

S = Nilai sisa

Biaya operator ditentukan dengan asumsi gaji harian operator dibagi dengan asumsi jam kerja operator per hari. Ilustrasi perhitungan biaya operator dapat dilihat pada Persamaan 3.5.

( )

( )

( )

Waktu kerja operator bergantung pada jumlah kedelai yang diolah dan kapasitas lapang alat yang digunakan. Ilustrasi perhitungan jam kerja operator dapat dilihat pada Persamaan 3.6.

( )

Tipe tampah. Biaya tidak tetap pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah diasumsikan hanya ada biaya operator dan biaya R&M. Hal ini diasumsikan karena alat pengupas kulit ari ini tidak menggunakan biaya listrik atau bahan bakar minyak apapun.

Tipe engkol semi mekanis. Biaya tidak tetap pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkol semi mekanis “ENGKOL23-BPTTG”, diasumsikan terdiri atas biaya operator dan R&M karena alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe masih menggunakan tenaga manusia dalam mengoperasikannya. Penambahan biaya tidak tetap terdapat pada jumlah operator dimana satu alat dioperasikan oleh dua orang operator, satu orang untuk pengumpan kedelai dan satu orang berikutnya untuk mengayuh pedal tangan dari alat tersebut.

(35)

Tipe mekanis. Biaya tidak tetap pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis “OTOROL23-BPTTG" diasumsikan terdiri atas biaya operator, biaya listrik, dan biaya R&M., biaya listrik yang dimaksud adalah biaya listrik untuk motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan alat.

Sebelum mengetahui biaya listrik harus diketahui terlebih dahulu daya listrik dari motor listrik AC 1 phase yang digunakan sebagai sumber tenaga penggerak alat. Untuk mengetahui daya listrik, harus mengetahui terlebih dahulu arus keluaran dari motor listrik tersebut yang didapat dari pengujian arus motor listrik menggunakan multitester, setelah data arus listrik didapatkan, perhitungan daya listrik dapat dihitung menggunakan Persamaan 3.7.

Keterangan : P = Daya listrik (W)

V = Tegangan (Volt)

I = Kuat arus (Ampere) = Faktor daya

Biaya listrik didapatkan dari rumus pada Persamaan 3.8.

(

) (

) 3

3.11 Penentuan Nilai Sisa

Nilai sisa ada saat tahun akhir alat dianalisis yang diasumsikan 10% dari harga awal. Ilustrasi penentuan nilai sisa dapat dilihat pada Persamaan 3.9.

Keterangan : P = Harga awal alat (Rp)

3.12 Biaya Pokok

Biaya pokok adalah biaya yang dikeluarkan alat atau mesin per unit produksi. Biaya pokok alat pengupas kulit ari biji kedelai didefinisikan dalam satuan Rp/kg. Perhitungan biaya pokok dapat dilihat pada Persamaan 3.10.

( )

Biaya total adalah penjumlahan antara biaya tidak tetap dan biaya tetap dalam satu tahun dibagi waktu kerja per tahun. Kapasitas kerja didapatkan dari jumlah kedelai yang diolah dibagi waktu kerja dalam satu tahun.

Biaya pokok untuk unit mesin yang terdiri dari beberapa alat atau mesin dimana alat atau mesin tersebut secara bersamaan bekerja pada waktu yang sama dan merupakan gabungan pada yang tidak terpisahkan sehingga kapasitas dan jumlah jam kerja dari beberapa alat tersebut sama terdapat pada alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe mekanis ”OTOROL23-BPTTG”. Biaya pokok digunakan

(36)

21 untuk menentukan titik impas dalam pemilihan alternatif alat yang akan digunakan. Perhitungan biaya pokok dari alat tersebut dalam Pramudya (1992) menggunakan persamaan 3.11.

( )

( )

3.13 Titik impas

Menurut Pramudya (1993) titik impas digunakan sebagai acuan dalam menentukan volume produksi dan memilih dua alat atau mesin yang sejenis. Titik impas adalah suatu titik dimana terjadi kesetimbangan antara dua alternatif yang berbeda.

Dalam penentuan volume produksi, titik impas dapat diperoleh menggunakan persamaan 3.12.

( ) ( ) ( )

Dalam pemilihan dua alat atau mesin yang sejenis, titik impas dapat diperoleh menggunakan persamaan 3.13.

(

) ( )

Gambar

Tabel 3. Data produksi dan impor kedelai sampai tahun 2000 - 2009  No  Tahun  Produksi (ton/tahun)  Impor (ton/tahun)
Tabel 5. Mutu tahu menurut BSN pada SNI 01-3142-1998
Gambar 2. Biji kedelai sebelum dikupas (kiri) dan setelah dikupas (kanan)
Gambar 4. Spesifikasi alat pengupas kulit ari kedelai tipe engkol semi mekanis
+7

Referensi

Dokumen terkait

TUTIK KUSWI NANTP, M.Sc.. BADRON ZAKARIA,

secara lebih baik terkait bentuk, fungsi, makna bangunan yang terdapat pada masjid.. (3) Afrilliani (2015) dalam skripsi berjudul Analisis Semiotik

Hasil file keluaran (stego image) yang dihasilkan oleh aplikasi ini mengalami perubahan yang rendah, hal ini dibuktikan melalui besar rata-rata nilai Signal-to Noise Ratio

Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang program dan kegiatan Propinsi Sumatera Barat pada bidang Perikanan Tangkap yang didanai dengan APBD sebesar Rp.. Kegiatan ini untuk mendampingi

Pembuatan web ini bertujuan untuk melatih dan membantu pengguna untuk membiasakan dirinya dengan pola-pola soal psikotes yang biasa digunakan oleh perusahaan saat

Merumuskan program dan kegiatan baik rutin maupiun anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi kecamatan serta sumber daya yang ada berpedoman kepada

Maksudnya adalah admin dapat melakukan pengelolaan terhadap semua jenis modul yang terdapat pada halaman CMS, tetapi user hanya dapat melakukan pengelolaan terhadap modul hanya

Dinas Perhubungan Komunikasi dan I nformatika Kabupaten Pesisir selatan sesuai dengan Tupoksi dan kewenangan yang dimilikinya, merupakan pelaku dan penanggung jawab penuh