• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab dan Penasehat. Ketua STMIK EL RAHMA Eko Riswanto, S.T., M.Cs. Ketua Dewan Redaksi. Andri Syafrianto, S.Kom., M.Cs.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN REDAKSI. Penanggungjawab dan Penasehat. Ketua STMIK EL RAHMA Eko Riswanto, S.T., M.Cs. Ketua Dewan Redaksi. Andri Syafrianto, S.Kom., M.Cs."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DEWAN REDAKSI

Penanggungjawab dan Penasehat Ketua STMIK EL RAHMA

Eko Riswanto, S.T., M.Cs. Ketua Dewan Redaksi Andri Syafrianto, S.Kom., M.Cs.

Anggota Dewan Redaksi Minarwati, S.T., M.Cs Wahyu Widodo, S.Kom., M.Kom Yuli Praptomo PHS, S.Kom., M.Cs

Asih Winantu, S.Kom., M.Cs Mitra Bestari

Dr. Dahlan Abdullah, S.T., M.Kom (Universitas Malikusaleh Aceh) Dr. Hamdani, S.T., M.Cs (universitas Mulawarman Kal-Tim)

Muhammad Sholeh, S.T.,M.T (IST AKPRIND Yogyakarta) Heru Ismanto, S.Si., M.Cs (universitas musamus Merauke) Agus Qomaruddin Munir, S.T., M.Cs (universitas Respati Yogyakarta)

Didit Suprihanto, S.T., M.Kom (universitas Mulawarman Kal-Tim) Bahar, S.T., M.Kom. (STMIK Banjarbaru Kal-Sel)

Eko Riswanto, S.T., M.Cs. (STMIK El Rahma Yogyakarta) Momon Muzakkar, S.T., M.Eng (STMIK El Rahma Yogyakarta)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur redaksi panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Jurnal FAHMA dapat hadir kemballi dihadapan pembaca yang budiman. Pada kesempatan ini, rekdaksi mengajak para pembaca untuk berpartisipasi bagi kelangsungan Jurnal FAHMA dengan mengirimkan naskah hasil penelitian maupun hasil pengabdian masyarakat.

Ternyata mencari naskah penelitian yang “layak terbit” tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi untuk memenuhi kriteria yang diinginkan dewan redaksi, namun demikian redaksi tetap berusaha mendapatkan naskah dengan sistem “jemput bola” kepada para dosen maupun mahasiswa S2 yang telah melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Hasil penelitian mahasiswa S1 yang layak dan berkualitas serta arahan pembimbing pun dapat disajikan dalam jurnal ini. Semua itu dimaksudkan sebagai upaya Jurnal FAHMA dapat terbit berkala dan menyuguhkan informasi teknologi dan ilmu komputer dihadapan pembaca.

Edisi FAHMA Volume 17 Nomor 3 September 2019 kali ini menyajikan berbagai hasil penelitian dari beberapa dosen. Diantaranya dalam bidang Aplikasi oleh Rachmad Sanuri, M.Eng, Bidang Sistem Informasi oleh Untung Subagyo, bidang Sistem Pendukung Keputusan oleh Sudarmanto dan Edi Faizal Sumiyatun, Yuli Praptomo PHS dan Moh Sidik Warsono, Ni Kadek Sukerti

Akhirnya selamat membaca artikel-artikel yang kami sajikan, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Amin.

(4)

DAFTAR ISI Halaman Sampul

Halaman Susunan Dewan Redaksi Kata Pengantar

Daftar Isi

ANALISIS POTENSI WISATA DENGAN METODE SMART

BERDASARKAN PENDEKATAN COMMUNITY- BASED TOURISM

Sudarmanto, Edi Faizal ... 1 – 15 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONSEP E-MONEY

UNTUK SISTEM PEMBAYARAN RETRIBUSI NON TUNAI PADA RUSUNAWA PEMDA D.I. YOGYAKARTA

Rachmad Sanuri ... 16 – 28 IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PENILAIAN

INDEKS KINERJA BERDASARKAN KOMPETENSI DOSEN

Sumiyatun ... 29 – 40 PROTOTYPE APLIKASI RECORDING TERNAK TERINTEGRASI

DENGAN SISTEM IDENTIFIKASI DAN SERTIFIKASI TERNAK DI KABUPATEN KEBUMEN

Untung Subagyo ... 41 – 48 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI

TELADAN PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KOMPLEK NURUSSALAM DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS PHP

Yuli Praptomo PHS, Moh Sidik Warsono ... 49 – 62 PENERAPAN MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING DALAM

MEREKOMENDASIKAN OBJEK WISATA DI PULAU NUSA PENIDA

(5)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

41

PROTOTYPE APLIKASI RECORDING TERNAK TERINTEGRASI

DENGAN SISTEM IDENTIFIKASI DAN SERTIFIKASI TERNAK

DI KABUPATEN KEBUMEN

Untung Subagyo

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Email: 14917161@students.uii.ac.id

Abstract

The Government of the Department of Agriculture and Food / Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) of Kebumen Regency has utilized information technology to register livestock and provide identity cards to livestock with the Livestock Card Database System. With this system, Distapang Kebumen can quickly find out the livestock population and household of farmers. Kebumen Regency is one of the best cattle breeding areas at the national level, namely for PO cattle. Therefore, the Agriculture and Food Service Office of Kebumen Regency provides a Breeding Certificate /Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB) for livestock. SKLB will increase trust and satisfaction of livestock breed users, and will certainly increase the price of livestock. To make SKLB, Distapang uses the help of the SKLB Recording and Printing System ... Unfortunately, between the Livestock Card Database System and the SKLB Recording and Printing System is not integrated, so there is one job carried out by two officers, namely livestock data collection. Data on making livestock cards comes from forms filled out by data officers in the village area from livestock, while data recording comes from recording officers from members of the herd group / designated officers. The output of this research is in the form of an Android-based recording application prototype design, which is integrated with the Livestock Card Database System as an Identification System, and the SKLB Recording and Printing System as a System for Animal Certification

Keywords— Prototype Design, Application Recording, Application Integration PENDAHULUAN

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan Nomor 358/Kpts/PK.040/6/2015, Kabupaten Kebumen mempunyai galur sapi PO Kebumen tersendiri sebagai sapi lokal Kebumen. Kabupaten Kebumen merupakan sentra pengembangan sapi dan salah satu wilayah sumber bibit untuk komoditas sapi Peranakan Ongole (PO). Pemerintah kembali menetapkan kabupaten Kebumen menjadi sumber bibit ternak lokal indonesia, sapi PO, pada awal tahun 2015[1].

Populasi sapi PO Kebumen pada tahun 2017 tercatat sebanyak 65.713 ekor [2] sebagian besar dikelola oleh masyarakat peternak di pedesaan dengan skala yang relatif kecil yaitu antara 1 – 5 ekor. Menurut [3], pemeliharaan sapi di Kebumen mempunyai beberapa kondisi, yaitu 1. merupakan usaha turun temurun, 2. bersifat tradisional, 3. tidak ada Analisa usaha, 4. 95% menjalankan usaha perbibitan dan 5% nya penggemukan, 5. Jangka waktu lama, dan 6. jalur pemasaran cukup panjang.

Pemerintah Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kabupaten Kebumen telah memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan pendaftaran ternak dan memberikan kartu identitas pada ternak dengan Sistem Database Kartu Ternak. Dengan sistem ini, Distapang Kabupaten Kebumen dapat mengetahui populasi ternak dan rumah tangga peternak dengan cepat. Pemberian Kartu ternak bertujuan untuk menertibkan administrasi kepemilikan ternak, dan meningkatkan pengawasan mutu ternak. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah sumber bibit sapi terbaik di tingkat nasional, yaitu untuk sapi PO. Oleh karena itu, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen

(6)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

memberikan Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB) untuk ternak. SKLB akan menambah kepercayaan dan kepuasan pengguna bibit ternak, dan tentunya akan meningkatkan harga dari ternak. Untuk membuat SKLB, Distapang menggunakan bantuan Sistem Rekording dan Pencetakan SKLB.

Rekording merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan terhadap ternak secara individu yang menunjukan pertumbuhan berat badan, kejadian reproduksi dan perkembangannya. Sayangnya, antara Sistem Database Kartu Ternak dan Sistem Rekording dan Pencetakan SKLB tidak terintegrasi, sehingga ada satu pekerjaan yang dilakukan oleh dua petugas, yaitu pendataan ternak. Data pembuatan kartu ternak berasal dari formulir yang diisi oleh petugas pendataan yang ada di wilayah desa dari ternak, sedangkan data recording berasal dari petugas recording yang berasal dari anggota kelompok ternak/petugas yang ditunjuk. Untuk itu dibutuhkan prototipe aplikasi recording berbasis android, yang terintegrasi dengan Sistem Database Kartu Ternak sebagai Sistem Identifikasi, dan Sistem Rekording dan Pencetakan SKLB sebagai Sistem untuk Sertifikasi Ternak.

1. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.1. KAJIAN LITERATUR

Implementasi layanan elektronik pertanian/peternakan sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah. Saat ini, e-Government secara khusus muncul di berbagai paradigma, seperti e-Procurement, e-Voting, dll. [4] telah mengusulkan paradigma baru dalam e-Government, yang disebut e-Livestock, dan menjadi perhatian utama dalam penelitian mereka. Mereka menyebutkan bahwa Sistem e-Government dapat mendukung pemerintah dalam melayani masyarakat.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen telah memanfaatkan e-Government didalam melakukan identifikasi ternak dan keluarga peternak di Kabupaten Kebumen. Subagyo didalam penelitiannya merancang Sistem Informasi Kartu Ternak. Sistem Informasi Kartu Ternak adalah sistem yang digunakan untuk mendata ternak besar, mencetak kartu ternak, dan memberikan informasi populasi ternak beserta keluarga peternak yang ada di Kabupaten Kebumen. Sistem informasi ini berbasis web, sehingga dapat diakses dari banyak komputer pengguna yang terhubung[5].

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode desain (design science research/DSR). Alasan dari menggunakan metode ini adalah bahwa penelitian desain merupakan hal yang penting untuk kesuksesan dalam disiplin ilmu yang berorientasi terhadap penciptaan artefak. Penelitian desain adalah paradigma penelitian dimana seorang desainer menjawab pertanyaan yang relevan dengan masalah manusia melalui penciptaan artefak yang inovatif [6]. Artefak yang dirancang berguna dan mendasar dalam memahami masalah itu.

Berdasarkan metodologi dan kerangka kerja dari Design Science Research dan Methodology (DSRM) yang diusulkan dan dikembangkan [7], maka pada penelitian ini dilaksanakan dengan enam aktifitas/tahapan yaitu identifikasi masalah dan motivasi, definisi tujuan untuk solusi, desain dan pengembangan, demonstrasi, evaluasi, dan komunikasi. [7] Model Proses Design Science Research ini dijelaskan seperti pada gambar 1.

(7)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

43

Gambar 15 Model Proses Metodologi Design Science Research [8] 1. Identifikasi Permasalahan dan Motivasi

Tahap pertama yang dilakukan adalah identifikasi semua masalah-masalah yang ada di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten. Pada tahap ini juga dilakukan pendefinisian masalah yang akan digunakan untuk selanjutnya dibuat sebuah model yang dapat memberikan solusi secara menyeluruh.

Proses identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan pengumpulan data di Lokasi Penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara 2 cara, yaitu:

A. Observasi

Peneliti memposisikan diri sebagai pengamat dan ikut berperan serta, sehingga observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen.

B. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik di dalam mengumpulkan data dengan melalui tanya jawab. Tanya jawab dilakukan dengan staf bagian Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan.

2. Mendefinisikan Objek/Tujuan dari Solusi

Setelah tahapan identifikasi masalah dilaksanakan dengan menghasilkan keluaran berupa beberapa permasalahan yang sedang dihadapi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta beberapa Kelompok Peternak, maka dibuat solusi dari permasalahan tersebut.

Untuk mencari solusi dari permasalahan yang di dapat, terlebih dahulu dilakukan pendefinisian masalah dengan melakukan aktfitas wawancara dan diskusi dengan staf di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dinas Pertanian dan Pangan. Hasil dari diskusi ini berupa kesimpulan untuk menjelaskan tujuan dari solusi, definisi masalah, serta pengetahuan tentang apa yang mungkin dan layak untuk dijadikan solusi.

3. Tahap Desain dan Pengembangan

Setelah mendapatkan solusi dari permasalahan, kemudian peneliti membuat desain artefak berupa prototipe aplikasi rekording ternak yang terintegrasi dengan sistem identifikasi dan sertifikasi ternak. Prototipe dibuat dalam bentuk mockup dengan menggunakan perangkat lunak Adobe XD.

4. Tahap Demonstrasi

Tahap berikutnya adalah melakukan demonstrasi prototipe paper yang sudah dibuat. Pada tahap demonstrasi selanjutnya diminta tanggapan dan masukan dari pengguna.

(8)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

Evaluasi dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada pengguna yang digunakan untuk menilai prototipe yang sudah dibuat.

6. Tahap Komunikasi (Communication).

Naskah dari penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dan solusi di atas, selanjutnya didokumentasikan dan dijadikan laporan sebagai hasil penelitian ilmiah untuk kemudian bisa dikembangkan di Dinas Pertanian dan Pangan dan Peternakan di Wilayah Kabupaten Kebumen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menurut staf Seksi Pengolahan, Pemasaran dan Pakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, permasalahan yang dihadapi adalah cepatnya mutase ternak yang ada di kabupaten Kebumen, sehingga kartu ternak baru saja akan diberikan kepada peternak pemilik, ternak yang bersangkutan sudah mutasi. Hal ini dikarenakan pelaksanaan identifikasi dilakukan dengan mendata peternak beserta ternaknya dengan mencatat pada formulir, kemudian formulir dikirimkan ke Dinas Pertanian dan Pangan secara rombongan. Setelah formulir berada di Dinas Pertanian dan Pangan masih harus menunggu petugas kartu ternak untuk menginputkan data kedalam sistem untuk kemudian mencetak kartu ternak.

1.2. Tahap Identifikasi Masalah

Tahapan ini menghasilkan daftar kebutuhan sistem yang didapatkan dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh peternak, kelompok, maupun pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kabupaten Kebumen. Pengumpulan permasalahan dilakukan wawancara dengan beberapa pihak, yaitu Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Staf Seksi Pengolahan, Pemasaran dan Pakan di Dinas Pertanian dan Pangan dimana Sistem Informasi Kartu Ternak digunakan.

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa mereka menginginkan untuk terdapat sistem/aplikasi yang dapat membantu petugas kelompok melakukan identifikasi dan recording ternak. Selain itu juga aplikasi tersebut terintegrasi dengan sistem Informasi Kartu Ternak dan Sistem Pencetakan SKLB yang ada di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen.

Aktor yang berkaitan ada 5 (lima) aktor, yaitu Peternak, Petugas Kartu Ternak, Petugas Rekording. Petugas SKLB, dan Eksekutif Dinas. Dari hasil identifikasi terhadap 2 (dua) aktifitas/proses. Kemudian didapatkan 4 (empat) identifikasi permasalahan yang terjadi pada 2 (dua) proses. Tabel 1 menjelaskan proses identifikasi masalah yang didapatkan. Proses penyelesaian/solusi dari masalah ini di lanjutkan ke tahapan penentuan objek/tujuan solusi.

Tabel 1. Identifikasi masalah No Aktivitas / Proses Identifikasi Masalah

1 Pembuatan Kartu Ternak - Pembuatan Kartu Ternak masih dilakukan secara rombongan untuk tiap daerah, sehingga kartu ternak belum/tidak bisa segera langsung diberikan kepada peternak. (M1)

- Petugas kartu ternak/pendata kesulitan untuk membujuk peternak untuk mendaftarkan ternaknya. (M2)

(9)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

45

2 Rekording Ternak dan Pembuatan SKLB

- Sistem Pembuatan SKLB tidak terintegrasi dengan Sistem Pembuatan Kartu Ternak. (M3) - Kepala Dinas, KaBid, dan Kasie belum bisa

dengan mudah untuk mendapatkan informasi performance dari peternakan seperti Service Per Conception (S/C), Calving Interval (CI), dan Calving Rate (CR) dengan mudah. (M4) 1.3. Tahap Penentuan Objek/Tujuan Solusi

Tahap ini merupakan tahapan untuk memberikan solusi, dari tiap-tiap masalah yang didefinisikan tersebut. Pada tahap ini dilakukan aktifitas wawancara dan diskusi dengan pihak staf bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan beberapa koordinator Kelompok Peternak. Dari hasil diskusi yang dilakukan maka didapatkan solusi yang diusulkan. Solusi yang diusulkan adalah dibuatkan sistem online untuk Petugas Pendataan di desa bisa melakukan input/pendaftaran secara langsung ternak dan peternak yang ada di wilayah masing-masing, sehingga petugas kartu ternak tinggal mencetakkan kartu ternak, petugas recording dapat menginputkan data recording secara online, dan petugas SKLB bisa mencetak SKLB secara langsung, dan sistem dapat menampilkan informasi S/C, CI, dan CR.

1.4. Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahapan ini akan ditentukan kebutuhan dari prototipe aplikasi berdasarkan identifikasi masalah dan penentuan solusi yang sudah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Pada tahapan ini pembuatan model akan dipresentasikan menggunakan konsep arsitektur enterprise yaitu dengan membuat arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.

a. Arsitektur Bisnis

Pada tahapan yang pertama akan dibahas arsitektur bisnis yang ada dalam penelitian ini. Arsitektur bisnis akan membahas kegiatan bisnis yang terjadi di lapangan, aktor-aktor yang terlibat dalam setiap proses bisnis yang ada dan dirumuskan kedalam sebuah arsitektur bisnis. Pengelompokan ke dalam arsitektur bisnis berdasarkan solusi yang didapatkan dari tahap penentuan objek/tujuan solusi sebelumnya. Selanjutnya arsitektur bisnis pada penelitian ini di tunjukan pada tabel 2.

Tabel 2 Ringkasan Arsitektur Bisnis

No Arsitektur Bisnis Keterlibatan Aktor

1 Proses rekording Peternak, Petugas Rekording, Petugas, SKLB 2 Proses pendataan ternak dan

peternak

Peternak, Petugas Pendataan, Petugas Kartu Ternak, Kadin, Kabid, Kasie

3 Proses Laporan Kehilangan & Kematian Peternak, Petugas Pendataan, Petugas Kartu Ternak b. Arsitektur Data

Arsitektur data merupakan komponen pendukung dari arsitektur bisnis yang sudah di jelaskan sebelumnya dalam konsep arsitektur enterprise. Dalam arsitektur data yang akan dibahas adalah kebutuhan data apa saja untuk mengakomodir proses bisnis yang sudah di jabarkan pada arsitektur bisnis. Dalam menentukan kebutuhan data dengan melihat objek-objek dan proses yang ada di peternakan. Gambar 2 menunjukan Diagram Relasi Antar Tabel dari Prototipe Aplikasi.

(10)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

c. Arsitektur Aplikasi

Didalam arsitektur aplikasi akan memuat fitur-fitur aplikasi pendukung dari arsitektur data yang sudah ditentukan pada bagian sebelumnya. Arsitektur aplikasi memuat seluruh fitur-fitur aplikasi pendukung dari arsitektur data dimana fitur-fitur yang dibuat berdasarkan kebutuhan yang ada untuk memfasilitasi supaya mampu merepresentasikan dalam bentuk aplikasi. Aplikasi dibuat dalam dua platform, yaitu untuk platform mobile dan web.

Gambar 2. Diagram Relasi Antar Tabel Arsitektur Data Peternakan Elektronik Platform aplikasi mobile dibutuhkan untuk pengguna yang ada di lapangan seperti peternak, petugas pendataan, petugas rekording. Selain itu aplikasi mobile dibutuhkan

ketika di lapangan, karena untuk mengantisipasi sinyal internet yang sulit didapatkan di wilayah tertentu. Apabila sinyal internet sulit di dapatkan pada saat melakukan rekording, ataupun pendataan ternak dilapangan, maka data untuk sementara akan disimpan pada smartphone storage. Setelah petugas mendapatkan sinyal yang cukup, maka proses

(11)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

47

Platform aplikasi web digunakan untuk Dinas Pertanian dan Pangan dimana koneksi internet sudah cukup lancar. Petugas di Dinas tidak masalah jika menggunakan PC/Laptop untuk mengakses aplikasi web melalui browser. Selain itu di dalam pembuatan Kartu Ternak dan Sertifikat SKLB sebelumnya, platform aplikasi yang digunakan dalam bentuk web dan diakses melalui browser.

d. Arsitektur Teknologi

Pada tahapan yang terakhir dalam konsep arsitektur enterprise untuk model Peternakan Elektronik di Kabupaten Kebumen adalah arsitektur teknologi. Teknologi yang digunakan untuk menjalankan aplikasi menggunakan teknologi cloud. Untuk menjalankan aplikasi web dibutuhkan server web dan database server digunakan untuk menyimpan database. Kemudian pada aplikasi web dibuat web service yang dapat digunakan oleh aplikasi mobile atau aplikasi lain untuk berkomunikasi.

1.5. Tahap Demonstrasi

Tahap demonstrasi dilakukan dengan mempresentasikan model kepada staff Dinas Pertanian dan Pangan. Tahap ini dilakukan untuk memudahkan pihak Dinas Pertanian dan Pangan mengimplementasikan prototipe yang sudah dikembangkan. 1.6. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan kuisioner. Kemudian calon pengguna diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan. Demonstrasi dilakukan dengan melakukan wawancara dan diskusi bersama beberapa staf, dan kepala bidang dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen. Kuisioner berisi pertanyaan apakah prototipe aplikasi rekording yang sudah dikembangkan dapat menyelesaikan permasalahan M1-M4 seperti yang yang sudah diidentifikasi pada tabel 1. Jawaban dari pertanyaan terdiri dari 5 pilihan, yaitu 1. Sangat Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Kurang Setuju (KS), 4. Setuju (S), 5. Sangat Setuju (SS).

Tabel 3. Hasil Jawaban Kuisioner No Pertanyaan STS TS KS S SS Jumlah Jawaban

1 M1 0 0 0 6 3

2 M2 0 0 0 7 2

3 M3 0 0 0 5 5

4 M4 0 0 0 6 3

Dari tabel 3 terlihat bahwa prototipe yang dikembangkan untuk semua solusi permasalahan disetujui oleh responden.

KESIMPULAN

Prototipe aplikasi rekording yang terintegrasi dengan sistem identifikasi dan sertifikasi peternaj sudah dikembangkan dengan metodologi penelitian desain. Pengembangan dibuat dengan konsep arsitektur enterprise, yaitu dengan membuat arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur informasi/aplikasi dan arsitektur teknologi. Hasil evaluasi adalah prototipe yang dikembangkan untuk semua solusi permasalahan telah disetujui oleh pengguna.

SARAN

a. Prototipe yang sudah dibuat hendaknya diimplementasikan pada sistem yang sesungguhnya.

(12)

FAHMA Vol.17, No 3, September 2019

b. Perlu untuk dilakukan pengujian lebih lanjut misalkan dengan pengujian kepuasan pengguna

DAFTAR PUSTAKA

[1] G. Sitanggang, “Kebumen dan Gunung Kidul, Wilayah Sumber Bibit Sapi PO,” 2015. [Online]. Available: http://tabloidsinartani.com/content/read/kebumen-dan-gunung-kidul-wilayah-sumber-bibit-sapi-po/.

[2] “Populasi Ternak Sapi Potong 2017.” [Online]. Available:

https://kebumenkab.bps.go.id/subject/24/peternakan.html#subjekViewTab5. [3] N. Nuraeni, R. J. Nugroho, and F. Ismail, “Analisis Produksi Dan Distribusi Pedet

Sapi Po Kebumen Di SPR Sato Widodo Dan SPR Klirong-01 Kabupaten Kebumen Analysis Of Production And Distribution Calf Cow Po Kebumen In SPR Sato Widodo And SPR Klirong-01 District Kebumen,” vol. 4, pp. 278–294, 2016.

[4] A. Ramadhan and D. I. Sensuse, “E-Livestock as a new paradigm in e-Government,” Proc. 2011 Int. Conf. Electr. Eng. Informatics, ICEEI 2011, no. July, pp. 1–4, 2011.

[5] U. Subagyo, “PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

INFORMASI KARTU TERNAK BERBASIS WEB,” J. Fahma, 2016.

[6] A. R. et al Hevner, “Design Sience In Information Systems Research,” MIS Q., vol. 28, pp. 75–105, 2004.

[7] K. Peffers, T. Tuunanen, M. A. Rothenberger, and S. Chatterjee, “A Design Science Research Methodology for Information Systems Research,” J. Manag. Inf. Syst., vol. 24, no. 3, pp. 45–77, 2008.

[8] Ken Peffers, Tuure Tuunanen, Marcus A. Rothenberger, and Samir Chatterjee, “A Design Science Research Methodology for Information Systems Research,” J. Manag. Inf. Syst., vol. 24, no. 3, pp. 45–77, 2007.

(13)

Gambar

Gambar 15 Model Proses Metodologi Design Science Research [8]
Tabel 1. Identifikasi masalah  No  Aktivitas / Proses  Identifikasi Masalah
Tabel 2 Ringkasan Arsitektur Bisnis
Gambar 2. Diagram Relasi Antar Tabel  Arsitektur Data Peternakan Elektronik  Platform aplikasi mobile dibutuhkan untuk pengguna yang ada di lapangan seperti  peternak,  petugas  pendataan,  petugas  rekording
+2

Referensi

Dokumen terkait

gaya dan gerak, baik sebelum dan sesudah pembelajaran. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsepsi siswa dan perubahannya tentang: 1) pengertian gaya dalam fisika,

Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan confusion matrix berdasarkan data indeks kepuasan masyarakat yang dijadikan data testing, metode Naive Bayes

Pulp and growing on the hotel pinus malang tarif hotel solaris malang informasi fasilitas yang besar untuk mengontrol faktor yang mengakibatkan biaya akan..

Standar IP yang umum digunakan saat ini pada jaringan adalah Internet Protocol Version 4 (IPv4) yang dikembangkan pada awal tahun 1970. IPv4 adalah sebuah jenis

2. Pembuatan akun media sosial yang cukup mudah dan gratis seringkali menimbulkan kurang percayanya customer pada toko online. Jangkauan penjualan masih kurang luas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sosial Ekonomi Masyarakat Disekitar PT UHA di Kenagarian Sungai Gambir Sako Kecamatan Ranah Ampek Hulu Kabupaten Pesisir Selatan

Pada layer ini masukan bobot fungsi penjumlahan dan sebuah fungsi aktivasi linier penuh/jenuh digunakan pada neuron/jaringan untuk menghitung derajat keanggotaan yang

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh deltamethrin terhadap aktivitas menggali (panjang galian baru, penggunaan kembali lorong galian, total jarak tempuh, dan