• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 IDENTIFIKASI KONSEPSI SISWA PADA MATERI HUBUNGAN GAYA DAN GERAK DIKAITKAN DENGAN PENGALAMAN BELAJAR: STUDI KASUS DI

KELAS VIII SMP TERPADU AL-ANWAR TRENGGALEK

Wina Khoirul Ummah, Sutopo, Asim Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang 65145.Telp.(0341) 551-312

E-mail: winnadaffodiels@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa tentang hubungan

gaya dan gerak, baik sebelum dan sesudah pembelajaran. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsepsi siswa dan perubahannya tentang: 1) pengertian gaya dalam fisika, 2) gaya yang bekerja pada benda diam, 3) gaya yang bekerja pada benda bergerak, dan 4) gaya aksi reaksi. Data penelitian konsepsi siswa diambil melalui tes sebelum dan sesudah pembelajaran, wawancara, dan observasi. Instrumen tes terdiri dari 23 butir soal benar-salah, di mana siswa diminta menjawab “benar/ salah/ ragu”, dan satu soal menggambar gaya. Data hasil tes diolah dan disajikan dalam bentuk tabel persentase. Perubahan konsepsi siswa dianalisis berdasarkan hasil perbandingan respon siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kelas dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa setelah pembelajaran, baik perubahan ke arah benar maupun ke arah salah. Konsepsi siswa yang mengalami perubahan ke arah konsepsi benar antara lain konsepsi tentang: 1) gaya tidak selalu memerlukan kekuatan otot, 2) adanya gaya yang bekerja pada benda diam, 3) arah gaya yang bekerj apada benda bergerak, dan. Konsepsi siswa yang mengalami perubahan ke arah konsepsi salah adalah konsepsi tentang: 1) gaya yang bekerja pada benda bergerak, 2) waktu terjadinya pasangan gaya reaksi, 4) menentukan pasangan gaya reaksi dan 4) besar pasangan gaya aksi-reaksi. Sedangkan konsepsi tentang pengaruh gaya pada benda, gaya yang bekerja pada benda yang bergerak dalam arah vertikal dan gambaran gaya yang bekerja pada benda diam cenderung tidak mengalami perubahan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran. Secara umum, pembelajaran sudah memberikan pengalaman belajar yang cukup bagi siswa untuk memahami konsep-konsep hubungan gaya dan gerak.

Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak

PENDAHULUAN

Diantara konsep yang harus dipahami oleh siswa kelas VIII berdasarkan Kompetensi Dasar kurikulum 2013 adalah materi gaya dan gerak. Dalam membelajarkan konsep gaya dan gerak ini, diperlukan metode pembelajaran yang mampu untuk menanamkan pemahaman yang benar dan pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuanGaya dan gerak merupakan materi fisika yang diajarkan mulai jenjang sekolah dasar. Hal ini karena banyak materi gaya dan gerak yang berhubungan langsung dengan fenomena-fenomena yang tejadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang belum sesuai biasa disebut dengan miskonsepsi atau salah konsep ada juga yang

(2)

2 kini menjadi perhatian para ahli dan peneliti pendidikan fisika, karena keberadaannya

dipercaya dapat menghambat proses asimilasi pengetahuan baru pada diri siswa (Tayubi, 2011). Penelitian ini dilakukan di sekolah yang berada di bawah naungan pondok pesantren, dimana siswa hanya belajar pengetahuan umum di jam sekolah. Setelah memasuki asrama (pesantren), siswa hanya diperbolehkan untuk belajar ilmu agama dan mengkaji kitab kuning. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dari para guru untuk meminimalisir miskonsepsi yang dibawa oleh siswa.

Pembelajaran fisika di sekolah hendaknya mendukung adanya perubahan konsepsi (conceptual change). Ruhf (2003) juga mengatakan bahwa perubahan konsep seseorang dan terjadi ketika siswa telah mampu mengubah kerangka berpikirnya terhadap suatu konsep sesuai dengan konsep yang telah disepakati oleh ilmuwan. Proses perubahan konsepi dapat dibagi menjadi dua proses, yakni: (1) proses perluasan konsep, yakni mempeluas konsep yang dimiliki siswa menjadi konsep yang lengkap; dan (2) proses pembetulan konsep yang salah, yakni membetulkan konsep salah yang dimiliki siswa menjadi konsep yang benar (Hewson, 1992; Suparno,2013).

Diantara kesalahan yang sering di alami oleh siswa pada materi hubungan gaya dan gerak adalah siswa memiliki pemahaman bahwa gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang selalu memerlukan kekuatan otot, atau dilakukan oleh mahluk hidup seperti manusia dan hewan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kusyanti (2013) mengungkapkan bahwa 12 anak dari 30 anak menjawab bahwa tidak ada gaya yang bekerja pada benda selama benda itu diam, dan selama benda diam juga tidak ada gaya gesekan, gaya gesek baru akan timbul jika benda bergerak relatif terhadap benda lain yang saling bersentuhan, serta kebanyakan siswa, beranggapan bahwa untuk menjaga agar suatu benda bergerak dengan kecepatan konstan, perlu diberikan pula gaya yang konstan secara terus-menerus. Selain itu, banyak pula siswa yang menganggap bahwa apa bila suatu benda bergerak dan beberapa saat kemudian berhenti, maka gaya yang bekerja pada benda itu telah habis atau hilang.

Pablico (2010) memberikan contoh tentang konsep alternatif lain yang dimiliki siswa antara lain: (1) gaya adalah penyebab dari suatu gerakan, (2) gaya yang konstan akan

menyebabkan benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan, (3) kecepatan searah dengan arah gaya, dan (4) ketiadaan gaya akan menyebabkan benda diam atau melambat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rohadi (2012), menyatakan bahwa ada sekitar 60% dari subyek penelitian memahami bahwa selama bergerak vertikal ke atas, sebuah batu mendapat gaya F ke atas yang besarnya sama dengan gaya beratnya ke bawah. Diantara

(3)

3 prakonsepsi siswa yang salah dalam materi gaya adalah cara siswa menganalisa hubungan antara arah gaya dan arah gerak benda. Beberapa siswa menganggap bahwa semua gaya yang bekerja pada benda yang sedang bergerak, arahnya sama dengan arah gerak benda. Kesalahan konsep yang sering dialami siswa adalah bahwa gaya aksi-reaksi ini terjadi pada benda yang sama. Sebagai contoh adalah ketika seorang siswa ditanya tentang gaya aksi reaksi yang terjadi pada saat kita mendorong tembok, siswa tersebut mengatakan bahwa gaya aksi reaksi sama-sama bekerja pada tangan dengan alasan saat tangan memberi gaya pada tembok sebagai gaya aksi, maka tangan juga merasakan reaksi dari tembok. Selain itu, siswa juga menyatakan bahwa gaya aksi-reaksi bekerja secara bergantian, yaitu setelah kita selesai memberikan gaya aksi pada suatu benda, maka baru akan timbul gaya reaksi.

Di Indonesia masih sedikit penelitian yang mengungkap konsepsi siswa terkait hubungan gaya dan gerak; apalagi jika dikaitkan dengan perubahan konsepsi setelah siswa mendapat pengalaman belajar di kelas. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti konsepsi siswa tentang konsep hubungan gaya dan gerak. Penelitian perlu dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Identifikasi konsepsi siswa yang dilakukan sejak dini akan mempermudah guru memilih metode dan model pembelajaran dalam

menyampaikan materi, dan juga membantu siswa memperbaiki konsepsi salah yang dimilikinya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsepsi siswa pada konsep-konsep hubungan gaya dan gerak serta perubahannya setelah mengikuti pembelajaran. Hasil dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk menentukan model dan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi gaya di sekolah sehingga menginspirasi peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Identifikasi Konsepsi Siswa tentang Hubungan Gaya dan Gerak Dikaitkan dengan Pengalaman Belajar di Kelas: Studi Kasus di SMP terpadu Al- Anwar Trenggalek “.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kajian penelitian adalah untuk mengungkap bagaimana konsepsi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tentang pengertian gaya dalam fisika, gaya yang bekerja pada benda diam, gaya yang bekerja pada benda bergerak, pasangan gaya aksi reaksi, dan pembelajaran fisika yang menyebabkan perubahan pemahaman siswa pada konsep-konsep tersebut.

METODE

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini merupakan penilitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

(4)

4 memberikan gambaran tentang suatu keadaan secara komprehensif (Aditya, 2009). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian dilaksanakan di SMP Terpadu Al-Anwar, Trenggalek tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A yang sedang menempuh mata pelajaran IPA Terpadu materi gaya. Subyek penelitian ini terdiri dari 35. Sesuai masalah yang akan dikaji, data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: (1)konsepsi siswa tentang pengertian gaya dalam fisika, (2) konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda diam, (3) konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda bergerak, (4) konsepsi siswa tentang gaya aksi reaksi, dan 5) perubahan konsepsi-konsepsi tersebut sebelum dan sesudah pembelajaran . Sumber data yang dalam penelitian ini adalah hasil tes pemahaman materi, wawancara, dan observasi. Data hasil tes pemahaman konsep ini dilengkapi dengan data hasil wawancara kepada 12 siswa yang dipilih secara acak, untuk memperoleh data yang lebih rinci/ mendalam mengenai konsepsi awal siswa dan perubahan konsepsi nya setelah pembelajaran. Selain itu, juga dilakukan observasi untuk mengamati proses pembelajaran Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan jawaban siswa dari hasil tes awal dan tes akhir. Berdasarkan hasil tes ini, dihitung jumlah dan prosentase siswa yang memilih tiap opsi jawaban benar, salah, dan ragu pada tes awal dan tes akhir dan membandingkannya. Selain itu juga dilakukan

perhitungan prosentase perubahan jawaban siswa pada tes awal dan tes akhir. Berdasarkan nilai prosentase ini, akan diketahui jumlah siswa yang mengalami perubahan ke arah konsepsi yang benar, perubahan ke arah konsepsi yang salah, dan siswa yang tidak mengalami perubahan konsepsi. Analisis secara kualitatif dilakukan terhadap hasil

wawancara dan observasi pembelajaran, data hasil observsi tersebut disajikan dalam bentuk diskripsi singkat tentang kegiatan guru dalam menyampaikan materi konsep gaya dan gerak di kelas serta respon siswa selama mengikuti proses pembelajaran untuk tiap konsep yang menjadi fokus penelitian. Apabila terdapat perubahan konsepsi, maka dicari hubungan keterkaitan antara proses pembelajaran dan perubahan konsepsi yang dimiliki siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Konsepsi Siswa tentang Gaya dalam Fisika dan Pengaruhnya

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, siswa yang membenarkan bahwa gaya selalu memerlukan kekuatan otot, juga tidak menolak bahwa adanya gaya-gaya lain yang tidak memerlukan kekuatan otot. Alasan siswa membenarkan pernyataan itu adalah saat mendengar kata “gaya”, asosiasi yang muncul dalam pikiran siswa adalah tarikan atau

(5)

5 dorongan yang dihubungkan dengan aktivitas yang memerlukan kekuatan otot. Hal ini terjadi karena bahan yang dipelajari siswa, baik modul, buku, dan contoh yang sering diberikan oleh guru, sedangkan siswa yang konsepsinya tidak berubah disebabkan karena siswa tidak teliti dalam mencermati isi dari soal dan tidak memperhaikan penjelasan guru dengan baik. Pada umumnya siswa sudah mempunyai konsepsi yang cukup bagus, yakni bisa membedakan antara gaya, usaha dan energi. Mereka membedakannya berdasarkan satuannya. Pemahaman siswa tentang pengaruh gaya pada benda sudah baik, karena pengaruh gaya dapat diamati secara langsung.

2. Konsepsi Siswa tentang Gaya yang Bekerja pada Benda Diam

Konsepsi siswa tentang gaya adalah sesuatu tarikan atau dorongan yang harus

mempunyai pengaruh yang bisa diamati langsung oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengatakan bahwa pada benda yang diam tidak terdapat gaya yang bekerja pada benda, “buktinya benda hanya diam saja bu”. Siswa lain berpendapat “benda tidak berubah bentuk dan tetap diam”. Ada beberapa siswa yang menjawab bahwa “semua benda di bumi terpengaruh gaya gravitasi, namun karena benda tidak ditarik atau di dorong, berarti tidak ada gaya yang sedang diberikan pada benda”. Dari beberapa pendapat siswa tersebut dapat diidentifikasi pemikiran yang muncul saat siswa melihat suatu objek yang tidak bergerak adalah ”tidak ada gaya yang sedang bekerja pada benda”.

Menurut siswa, pada sebuah balok yang terletak diam di atas meja, ada gaya ke bawah (gravitasi) yang menarik balok ke bawah dan ada gaya normal dari meja terhadap balok yang berfungsi menahan balok. Ada juga yang berpikir bahwa balok mempunyai “gaya menekan” meja dan meja mempunyai “gaya menahan” balok yang terletak di atasnya. Beberapa siswa pada tes akhir menunjukkan adanya perubahan respon yang sedikit berbeda dari siswa lainnya, yakni menambahkan keterangan pada gaya yang mereka gambarkan, yakni gaya gravitasi dan gaya normal adalah pasangan gaya aksi-reaksi.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengatakan bahwa apabila benda yang didorong tidak bergerak, maka gaya dorong tersebut nilainya lebih kecil dari berat benda. Siswa sering mengalami kerancuan antara massa dan berat. Tentang hubungan gaya gesek dan berat benda, logika siswa sudah benar, yakni semakin besar berat benda maka semakin besar gaya yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara, siswa sudah bisa menemukan kesebandingan antara gaya gesek dan berat benda, akan tetapi kebanyakan siswa menganggap bahwa gaya gesek sama dengan berat benda.

(6)

6 3. Konsepsi Siswa tentang Gaya yang Bekerja Pada Benda Bergerak

Berdasarkan hasil penelitian masih banyak siswa yang memiliki pemahaman bahwa untuk menjaga agar benda bisa bergerak dengan kecepatan konstan, maka harus ada gaya konstan yang bekerja pada benda yang searah dengan arah gerak benda. Jika pada benda yang bergerak tersebut tidak diberikan gaya secara terus-menerus, maka geraknya akan semakin melambat dan lama-lama akan berhenti. Pemahaman siswa baik sebelum maupun setelah pembelajaran cenderung tidak mengalami perubahan ke arah konsepsi yang benar. Menurut hasil wawancara, konsepsi tersebut dibangun berdasarkan hasil pengamatan siswa dalam kehidupan sehari-hari, meskipun benda bergerak di linatasan yang licin, untuk menggerakkan suatu benda harus ada gaya yang diberikan

Sebelum mengikuti pembelajaran siswa memiliki pemahaman bahwa gaya yang bekerja pada benda hanyalah gaya yang searah dengan gerak benda. Pada saat itu, siswa sudah mengenal adanya gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan arah gerak benda dan gaya gravitasi yang arahnya menuju ke pusat bumi, tetapi tidak terpikirkan oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, setelah pembelajaran dengan mengamati demonstrasi guru, siswa berpendapat bahwa gaya yang bekerja pada benda arahnya tidak selalu sama. saat penghapus didorong di atas meja, selain ada gaya dorong ke timur, juga ada gaya gesek yang arahnya berlawanan; saat penghapus dijatuhkan, arah gaya pada penghapus adalah ke bawah, karena ditarik oleh gaya gravitasi bumi.

Siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tetang gaya gesek; yang bekerja pada benda berlawanan dengan arah gerak benda. Pemahaman yang dimiliki siswa adalah, saat benda bergerak naik, gaya ke atas nilainya akan semakin kecil, sedangkan menurut pengamatan mereka benda bergerak semakin cepat saat benda bergerak turun, (mengalami percepatan).

4. Konsepsi Siswa tentang Pasangan Gaya Aksi- Reaksi

Berdasarkan hasil penelitia pemahaman yang dimiliki siswa tentang syarat terjadinya aksi gaya aksi reaksi sudah baik, yakni gaya aksi reaksi bekerja pada benda berbeda yang saling bersentuhan, bekerja secara bersamaan, dan berlawanan arah. Berdasarkan hasil wawancara, menurut siswa, antara gaya aksi reaksi tidak bisa terjadi secara bersamaan, melainkan harus ada gaya aksi dulu yang diberikan, setelah itu baru muncul gaya reaksi. Respon siswa terhadap soal nomor 20, berdasarkan hasil wawancara, pemahaman yang dimiliki siswa tentang gaya aksi aksi reaksi adalah semua gaya yang arahnya berlawanan. Selain itu, siswa sudah mampu mengidentifikasi objek mana yang dikenai gaya aksi, dan objek mana yang dikenai gaya reaksi.

(7)

7 A. Respon Siswa Terkait dengan Pembelajaran di Kelas

1. Respon Siswa tentang Konsep Gaya dalam Fisika

Setelah mendapat pembelajaran di kelas dengan guru menjelaskan bahwa gaya tidak selalu memerlukan kekuatan otot dengan memberi kan contoh gaya tarik dan tolak-menolak magnet dan benda yang jatuh karena gravitasi bumi. Alasan siswa membenarkan dan

meragukan pernyataan itu adalah saat mendengar kata “gaya”, asosiasi yang muncul dalam pikiran siswa adalah suatu tarikan atau dorongan selalu dihubungkan dengan aktivitas yang memerlukan kekuatan otot. Dari semua perubahan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut benda mengalami perubahan yang bisa diamati langsung oleh siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman yang dimiliki siswa adalah pengaruh gaya terhadap benda harus

menimbulkan suatu perubahan yang nyata yang bisa diamati langsung, bukan perubahan yang abstrak.

2. Respon Siswa tentang Konsep Gaya yang Bekerja pada Benda Diam

Setelah mendapat pembelajaran di kelas dengan guru menjelaskan bahwa pada benda yang diam atau tidak bergerak, bukan berarti tidak ada gaya yang sedang bekerja pada benda tetapi ada gaya gravitasi dan gaya gesek statis yang bekerja pada benda diam. Namun

penjelasan guru tersebut tanpa disertai adanya demontrasi atau menampilkan video/animasi yang menunnjukkan adanya contoh nyata pengaruh gaya gravitasi, gaya normal dan gaya gesek pada benda yang diam/ tidak bergerak. Akibatnya hasil respon siswa pada tes akhir menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak mengalami perubahan pemahaman. Berdasarkan hasil wawancara, pemahaman siswa tidak tidak berubah karena dalam pikiran siswa, apabila ada suatu gaya yang bekerja pada benda, maka harus ada perubahan yang muncul akibat gaya tersebut seperti adanya perubahan gerak benda, perubahan kecepatan gerak benda, perubahan arah gerak benda dan perubahan bentuk benda.

3. Respon Siswa tentang Konsep Gaya yang Bekerja pada Benda Bergerak

Baik dari hasil tes awal dan juga tes akhir, respon siswa tentang konsep gaya yang bekerja pada benda yang bergerak masih menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Penjelasan dari guru ini ternyata masih belum bisa merubah konsepsi siswa pada konsep ini. Berdasarkan hasil wawancara, siswa tetap yakin, bahwa suatu benda yang bergerak suatu saat pasti akan berhenti, agar tetap bergerak maka harus diberi gaya secara terus menerus searah dengan arah gerak benda. Guru menjelaskan arah gaya pada benda bergerak dengan

demonstrasi mendorong penghapus ke arah timur sampai penghapus terjatuh, berdasarkan hasil wawancara setelah pembelajaran, pemahaman yang dimiliki siswa adalah saat benda

(8)

8 bergerak di ataas meja, terdapat gaya dorong dan gaya gesek. Gaya gravitasi hanya bekerja pada saat benda jatuh, yakni ditunjukkan dengan jatuhnya benda ke bawah.

4. Respon Siswa tentang Konsep Pasangan Gaya Aksi-Reaksi

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru bahwa jika kita memberikan gaya aksi pada suatu benda, maka akan timbul gaya reaksi kepada kita. Berdasarkan hasil wawancara, menurut siswa antara gaya aksi-reaksi tidak bisa terjadi secara bersamaan, melainkan harus ada gaya aksi dulu yang diberikan, setelah itu baru akan muncul gaya reaksi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, perubahan pemahaman yang mereka miliki setelah pembelajaran diperoleh dengan mengamati demonstrasi dari guru yang mendorong meja, kemudian meja bergerak, guru menjelaskan telah terjadi gaya aksi dari tangan terhadap meja, dan guru merasakan gaya reaksi dari meja terhadap tangan. Akan tetapi, demonstrasi ini juga menimbulkan pemahaman baru bagi siswa, yakni karena meja berpindah, maka menurut siswa “gaya aksi lebih besar dari gaya reaksi”.

Demonstrasi lain yang dilakukan guru adalah dengan mendorong tembok. Guru menjelaskan bahwa ada gaya aksi dari tangan terhadap tembok, dan guru merasakan adanya gaya reaksi dari tembok terhadap tangan. Demonstrasi seperti ini, juga menimbulkan

pemahaman baru bagi siswa, yakni “gaya aksi lebih kecil dari gaya reaksi” karena tembok yang diberi gaya tidak bergerak, justru kita yang memberikan gaya pada tembok bergerak mundur. Dengan demikian, konsep tentang besar gaya aksi reaksi belum bisa dipahami dengan baik oleh siswa.

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Semua siswa memahami gaya dalam fisika sebagai suatu tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan benda mengalami perubahan kecepatan gerak, perubahan bentuk, perubahan arah gerak dan perubahan gerak benda, baik sebelum maupun sesudah pembelajaran sudah baik. Tetapi sebagian besar siswa masih memahami bahwa gaya selalu memerlukan kekuatan otot, dengan persentase pada tes awal sebesar 54,3% dan 45,7% pada tes akhir.

2. Pemahaman siswa tentang adanya gaya yang bekerja pada benda diam sudah mengalami pergeseran ke arah konsepsi lebih baik (14,3% pada pre-test dan 62,9% pada post-test). Selain itu kemampuan siswa dalam menggambarkan gaya yang bekerja pada sebuah balok yang diam di atas meja, menunjukkan adanya pemahaman yang lebih baik (71,4%

(9)

9 pada pretest dan 74,3% pada post-test), tetapi setelah pembelajran, muncul pemahaman baru bagi siswa bahwa gaya gravitasi dan gaya normal adalah pasangan gaya aksi reaksi. 3. Konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda bergerak dari sebelum ke sesudah

pembelajaran belum mengalami pergeseran ke arah konsepsi yang lebih baik. Hal ini dikarenakan siswa tetap memiliki pemahaman bahwa “untuk menjaga agar benda bisa bergerak dengan kecepatan konstan, maka harus ada gaya konstan yang bekerja pada benda yang searah dengan arah gerak benda” (85,7% menjadi 88,6%). Tetapi konsepsi siswa tentang arah gaya-gaya yang bekerja pada benda bergerak cenderung sudah mengalami pergeseran ke arah konsepsi yang lebih baik, dengan meningkatnya

persentase dari 40,0% menjadi 88,6% pada tes akhir. Sedangkan konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda bergerak dalam arah vertikal cenderung tidak berubah. 4. Konsepsi siswa tentang sifat gaya aksi-reaksi bekerja pada benda yang sama yang saling

bersentuhan dari sebelum ke sesudah pembelajaran cenderung belum mengalami pergeseran ke arah konsepsi yang lebih baik. Hal ini tampak dari sedikitnya persentase siswa yang memiliki konsepsi benar pada post-test, yakni 14,3%. Sedangkan waktu terjadinya pasangan gaya aksi-reaksi, arah pasangan gaya aksi-reaksi, dan besar

pasangan gaya aksi-reaksi cenderung mengalami perubahan ke arah konsepsi yang lebih baik. Pembelajaran fisika yang menyebabkan perubahan pemahaman bagi siswa antara lain:

 Pembelajaran fisika yang menyebabkan perubahan pemahaman siswa ke arah konsepsi yang lebih baik adalah metode demonstrasi dengan pemilihan media yang tepat dan penguasaan konsep yang baik oleh guru. Namun, apabila metode

demonstrasi yang digunakan kurang tepat, maka justrus akan menyebabkan

pemahaman siswa bearubah ke arah yang kurang baik. Misalnya pemahaman siswa tentang besar pasangan gaya aksi-reaksi justru berubah ke arah konsepsi yang kurang baik, yaitu: 1) demontrasi mendorong meja hingga bergerak membuat siswa menyimpulkan bahwa gaya aksi lebih besar dari pada gaya reaksi, 2) demonstrasi mendorong tembok hingga menyebabkan orang yang mendorong bergerak mundur membuat siswa menyimpulkan bahwa gaya reaksi lebih besar dari pada gaya reaksi.  Pembelajaran fisika yang tidak menyebabkan perubahan pemahaman siswa adalah

dengan metode ceramah dan tanpa disertai contoh nyata berkaitan dengan konsep yang diajarkan, karena dinilai kurang efektif untuk mengatasi kesalahan konsepsi.

(10)

10 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut,peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut.

1. Beberapa konsep alternatif yang ditemukan dalam penelitian ini juga ditemukan dalam penelitian lain dan pada berbagai jenjang pendidikan, sehingga sangat mungkin konsep alternatif ini juga terjadi di sekolah lain, sehingga temuan ini perlu mendapat perhatian lebih oleh para guru dalam rangka merancang strategi pembelajaran pada materi gaya dan gerak agar kesalahan konsepsi pada siswa dapat diatasi.

2. Agar siswa lebih memahami tentang konsep gaya, akan lebih baik jika siswa diajak untuk melakukan praktikum secara langsung, sehingga pengetahuan yang dimilki siswa tidak hanya sepintas teori yang sifatnya menghafal.

3. Konsep tentang pasangan gaya aksi-reaksi adalah yang paling sulit dipahami oleh siswa SMP, sehingga perlu disusun strategi khusu dalam membelajarkannya pada siswa. DAFTAR RUJUKAN

Aditya, D. 2009. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research. Tidak diterbitkan. Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta

Halloun, I. & Hestenes, D. 1985. Common Sense Concept about Motion. American Journal of Physics, 53 (11): 1056-1064.

Kompetensi Dasar Sekolah Menengan Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. 2013. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Kusyanti, R. N. T. 2013. Pemahaman Konsep Siswa setelah Menggunakan Media Pembelajaran Animasi Fisika yang tidak Sesuai. Berkala Fisika Indonesia. Yogyakarta. Vol 5 No. 1, 20-24.

Pablico, J. R. 2010. misconceptions on Force and Gravity among High School Student. Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College. Rohadi, N. 2012. Kendala Cognitif Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Bengkulu pada Sejumlah Konsep Dasar Fisika. Exacta, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, FKIP Universitas Bengkulu, 1-7.

Ruhf. R.J,. 2003. A General Overview of Conceptual Change Research. (online), (http://www.x98ruhf.net/conceptual_change.pdf), diakses pada 12 November 2013 Suparno, P. 2013. Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.Jakarta: PT

Gasindo.

Tayubi, Y. R,. 2005. Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Mimbar Pendidikan. No. 3/XXIV/2005, 4-9.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi penyelenggara yang tidak memiliki fasilitas telekomunikasi dan izin penyelenggaraan tidak diperbolehkan memasuki industri penyiaran melalui kabel, karena siaran televisi

Dari hasil penelitian didapat nilai weighted tardiness penjadwalan dengan sistem lelang sebesar 24 dengan tardiness 16 hari, dengan metode SPT-F didapat weighted

How to diagnose diastolic heart failure: a consensus statement on the diagnosis of heart failure with normal left ventricular ejection fraction by the Heart Failure

Pengembagan Tebal 24 jam Tests of Between-Subjects Effects. Source Type

Dalam ilmu matematika terdapat salah satu cabang yang mengkorespondensi dan menghubungkan persamaan matematika secara aljabar dengan tempat kedudukan secara geometrik

Chapters 2 and 3 provide an overview of the major concepts and features of the C++ program- ming language and its standard library.. Their purpose is to motivate you to spend time

Hasil penelitian ini menunjukkan kesimpulan bahwa kedudukan akta Notaris sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, atas saran dari polisi para pihak untuk berdamai,

Beradasarkan pembahasan yang dilakukan maka simpulan dalam penelitian ini adalah (1) tidak terdapat pengaruh dari discretionary accruals perusahaan yang mencantumkan jumlah