20
BAB III
ANALISIS PERANCANGAN
3.1. Analisis Fungsi3.1.1. Pelaku dan Kelompok Aktivitas a) Kelompok Utama
Pemakai bangunan pusat perbelanjaan merupakan kelompok aktivitas yang melakukan kegiatan paling pokok dalam mall, yaitu:
1) Pengunjung
Pengunjung yang datang untuk berbelanja Pengunjung yang datang untuk berekreasi
Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja dan berekreasi 2) Penyewa,
Individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan tersebut dinyatakan dalam sistem sewa.
b) Kelompok Pengelola
Kebutuhan pengelola pada mall beserta tugasnya menurut studi banding literatur adalah sebagai berikut:
No. Kebutuhan
Pengelola Tugas
Jumlah Personil
1 General Manager Mengatur dan memimipin jalannya operasional mall
1
2 Sekretaris Mengurus administrasi perusahaan dan bertanggung jawab pada General Manajer
1
3 Manager Office Operation
Bertanggung jawab atas manajemen tenaga kerja, produktivitas, kontrol kualitas dan keselamatan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
1
4 Manager Building Operation
Bertanggung jawab langsung atas kegiatan pemeliharaan bangunan
1
5 Div. General Affair Melakukan pemeliharaan dan perawatan berbagai fasilitas atau aset yang dimiliki perusahaan
1 ketua divisi 5 staff 6 Div. Marketing Bertanggung jawab dalam mencari konsumen 1 ketua
21
atau pengunjung divisi
5 staff 7 Div. Finance &
Accounting
Mengendalikan arus kas perusahaan untuk memastikan ketersediaan dana untuk
operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan
1 ketua divisi 2 kasi 4 staff 8 Div. Customer Service Menyediakan informasi atau layanan sesuai
dengan kebutuhan konsumen/pengunjung
1 ketua divisi 8 staff 9 Div. Hosekeeping Mempunyai tugas dan tanggung jawab menjaga
kebersihan, kerapian dan keindahan serta kenyamanan seluruh area lifestyle center
1 ketua divisi 3 kasi 30 staff 10 Div. Security &
Parking
Mengurusi dan mengkoordinasi keamanan dan parkir
1 ketua divisi 2 kasi 90 staff 11 Div. Engineering bertugas memastikan kelancaran operasi hal -hal
yang berhubungan dengan instalasi, mesin, bangunan dan fasilitas bangunan
1 ketua divisi 4 kasi 20 staff 12 Div. Entertainment Mengurusi dan mengadakan acara acara
hiburan untuk menghibur pengunjung.
1 ketua divisi 5 staff
Jadi, jumlah pengelola yang dibutuhkan pada lifestyle center ini yaitu 194 personil. Dari tabel diatas maka struktur organisasi pengelola-nya adalah sebagai berikut:
32 Ga mba r 21. Struktur Organisasi Pengelola
Sumber: (Rianto, 2016) General Manager
Manager Office Operation
General Affair
Div. Marketing Div.
Finance & Acc. Div Finance Spv Accounting Spv Customer Serv. Div. Manager Building Operation Housekeeping Div. Houskeeping Spv Gardener Spv Civil Spv Security & Parking Div. Security Spv Parking Spv Engineer Div. Mechanical Spv Electiral Spv AC Spv Elevator Spv Entertainment Div.
32 c) Kelompok Pelayanan
Kelompok ini bertugas melakukan pelayanan terhadap pengunjung yang dibagi menjadi:
1) Staff Security & Parking 2) Staff Entertainment 3) Staff Housekeeping d) Kelompok Pendukung
Staff pengelola yang bertugas di bagian teknis maupun utilitas bangunan, yaitu staff engineering.
33 3.2. Analisis Lahan
3.2.1. Lokasi
Ga mba r 22. Lokasi Lahan a. Alamat
Lahan proyek beralamat di Jalan Pangeran Antasari, No.13, Tanjung Baru, Kedamaian, Kota Bandar Lampung, Lampung 35122 (5°24'14.9"S 105°16'49.6"E -5.404139, 105.280444).
b. Batas-Batas Lahan
Ga mba r 23. Ba tas Atas Laha n: Jalan Ra ya dan Pertokoan Sumber: Google Ea rth, 2020
34 Ga mba r 24. Ba tas Bawah Lahan: Gang kecil , Permuki man Wa rga
Sumber: Google Ea rth, 2020 Bawah: Jalan Nusa Indah, Permukiman Warga, Kanan: Lahan kosong RTH
Ga mba r 25. Ba tas Ki ri Lahan: Jalan Nusa Indah Sumber: Google Ea rth, 2020
Kiri: Jalan Nusa Indah
Lokasi proyek terletak di dekat pusat kota dan merupakan daerah yang mempunyai banyak bangunan komersial (restoran, stationary, supermarket, dll), kantor, bank, pom bensin, dan residential (hotel dan perumahan). Lahan tepat berada di pinggir jalan besar Antasari yang sehari-harinya cukup padat. Sehingga membuat lokasi ini cukup strategis untuk bisnis lifestyle center.
3.2.2 Topografi
Ga mba r 26. Topogra fi Lahan Sumber: Google Ea rth, 2020
35 Elevasi lahan tidak terlalu curam dan bisa terbilang cukup datar. Pendirian bangunan dapat dilakukan dimana saja karena tidak terdapat ketinggian yang begitu signifikan.
3.2.3 Iklim
a. Curah Hujan
Tabel 3. Tabel Jumlah Cura h Hujan Jumlah Curah Hujan (mm)
Bulan 2015 2016 2017 Januari 238,10 327,80 197,20 Februari 259,10 304,80 293,40 Maret 233,90 346,40 194,90 April 315,90 217,20 213,10 Mei 57,70 154,20 137,40 Juni 43,20 106,50 65,70 Juli 79,60 99,90 30,90 Agustus 16,00 53,80 23,40 September 4,40 173,40 73,60 Oktober 1,80 103,20 66,80 November 48,00 229,60 233,80 Desember 330,30 200,80 294,90 Rata-Rata 135,67 193,13 152,09 Sumber: Stasiun Meteorologi Raden Intan II, Bandar La mpung
Tabel diatas berisikan data jumlah curah hujan pada provinsi Lampung selama 3 tahun (2015-2017), dengan perolehan data sebagai berikut:
a. Curah Hujan Tertinggi : 193,13 mm b. Curah Hujan Terendah : 135,67 mm c. Curah Hujan Rata-Rata : 160,29 mm
Tingkatan curah hujan terbagi menjadi 3 kategori, yaitu rendah (0 – 100 mm), menengah ( 100 – 300 mm), dan tinggi (300 – 500 mm). Pada lahan ini, curah hujan terbilang normal (menengah) yaitu sekitar 100-300 mm sehingga tidak menimbulkan dampak yang signifikan pada bangunan yang akan dibangun. Namun perlu
36 diperhatikan untuk merancang struktur aliran air yang tepat pada atap bangunan untuk menghindari kebocoran, seperti pembuatan talang. Material bangunan juga harus diperhatikan, material seperti kayu membutuhkan perlakuan khusus apabila terletak pada eksterior bangunan karena kayu mudah membusuk apabila terkena air.
b. Kecepatan Angin
Tabel 4. Tabel Kecepa tan Angin
Bulan Rata-rata Kecepatan Angin (Knot)
2017 2016 2015 Januari 2,70 3,5 3,30 Februari 3,00 3,90 3,00 Maret 2,80 3,60 2,70 April 2,80 3,00 2,50 Mei 2,70 3,10 3,50 Juni 3,00 3,10 3,50 Juli 2,90 2,70 4,10 Agustus 3,50 2,90 4,70 September 4,00 2,70 5,40 Oktober 2,50 2,50 5,70 November 2,50 2,20 3,90 Desember 3,40 2,60 3,30 Rata-Rata 2,98 2,98 3,80
Sumber: Stasiun Meteorologi Raden Intan II, Bandar La mpung
Tabel diatas berisikan data kecepatan angin pada provinsi Lampung selama 3 tahun (2015-2017), dengan perolehan data sebagai berikut: 1) Kecepatan Angin Tertinggi : 5,70 Knot / 2,93 m/s
2) Kecepatan Angin Terendah : 2,20 Knot / 1,13 m/s 3) Kecepatan Angin Rata-Rata : 3,25 Knot / 1,67 m/s
37 c. Kelembaban Udara
Tabel 5. Tabel Kelembaban Uda ra
Bulan Rata-rata Kelembaban Udara (%)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Januari 83 83 80 84 84 85 83 84 Februari 83 81 83 81 82 84 84 84 Maret 84 83 79 80 81 83 85 83 April 77 80 81 85 79 84 87 81 Mei 83 80 80 82 81 82 86 83 Juni 86 77 80 83 82 80 81 83 Juli 85 79 78 84 81 76 83 81 Agustus 83 71 75 76 81 74 83 78 September 84 67 72 79 70 69 79 74 Oktober 78 75 75 75 73 66 81 76 November 82 77 81 82 81 75 83 80 Desember 80 81 86 84 85 82 81 81
Sumber: Stasiun Meteorologi Raden Intan II, Bandar La mpung
Tabel diatas berisikan data kelembaban udara pada kota Bandar Lampung selama 8 tahun (2010-2017), dengan perolehan data sebagai berikut:
1) Kelembaban Tertinggi : 87% 2) Kelembaban Terendah : 66% 3) Kelembaban Rata-Rata : 80,32%
Kelembaban pada lahan termasuk dalam kategori sedang karena berkisar pada 70-80% kelembaban sehingga dampak yang diberikan pada bangunan tidak begitu signifikan.
d. Suhu Udara
Tabel 6. Tabel Suhu Udara Rata-rata
Suhu Udara Maksimum (Celcius) Suhu Udara Minim um
(Celcius)
Suhu Udara Normal (Celcius)
Bulan 2017 2016 2015 2017 2016 2015 2017 2016 2015
38 Februa ri 31,3 32 32,8 23,8 24,3 22,2 26,4 27,1 26,6 Ma ret 32,1 32,6 33,4 23,6 24,5 22,8 26,8 27,6 26,9 April 32,7 32,4 33,6 24,3 24,4 23,4 27,2 27,4 27,1 Mei 32,4 32,7 33,2 23,9 24,8 22 27,1 27,7 27,4 Juni 31,8 32,2 33,2 23,4 23,6 20,8 26,7 27,1 27,2 Juli 31,7 32 33,2 22,9 23,4 21,6 26,5 26,7 27 Agus tus 32,5 32,6 34,2 22,3 23 20,8 26,5 27 27,3 Septem ber 34,1 33,1 36,4 22,9 23,6 20,8 27,4 27,2 27,7 Oktober 33,3 32,1 36,4 24,3 24,1 21,6 27,7 27 28,7 Novemb er 32,6 32 36,8 24,2 24 23 27,3 26,9 28,2 Desemb er 31,8 32,2 34,6 23,8 24 23 26,7 27 27,2
Sumber: Stasiun Meteorologi Raden Intan II Bandar La mpung
Suhu udara maksimum berkisar dari 31-36◦ C, terdapat pada akhir tahun yaitu pada bulan Oktober-Desember. Suhu udara minimum berkisar dari 20-24◦ C dengan suhu terendah terdapat di bulan Juni. Rata-rata suhu udara berkisar dari 26-28◦ C.
SK SNI T-14-1993-03 (1993:38), memberikan pedoman daerah kenyamanan termal untuk orang Indonesia berdasarkan tingkatan temperatur udara efektif (ET) antara 20,5 oC hingga 27,1oC, dengan kategori: Sejuk Nyaman, antara suhu efektif 20,5 oC – 22,8 oC Nyaman Optimal, antara suhu efektif 22,8 oC – 25,8 oC Hangat Nyaman, antara suhu efektif 25,8 oC – 27,1 oC Standar kenyamanan termal di Indonesia tersebut akan digunakan untuk menilai kondisi kenyamanan termal ruang pada penelitian ini.
Berdasarkan data diatas, untuk suhu rata-rata di lokasi ini mempunyai kecenderungan masuk ke kategori Hangat Nyaman yaitu antara suhu efektif 25,8 oC – 27,1 oC. Sedangkan, suhu tertingginya yaitu sekitar 31 oC - 36 oC merupakan suhu yang terbilang tinggi
(cukup panas), sehingga dikhawatirkan menimbulkan ketidaknyamanan pengunjung. Lifestyle center sendiri merupakan konsep mall semi open air sehingga banyak menggunakan ruang luar untuk aktivitas pengunjungnya. Unuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya untuk merekayasa suhu udara yang tinggi, seperti tanaman/pohon, atap peneduh, kolam dll. Pada ruangan indoor
39 seperti retail, bioskop, gym, dsb dapat digunakan Air Conditioner untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3.2.4. Sarana a. Jalan
Ga mba r 27. Ilus trasi Hubungan Jalan dengan Lahan 1) Jalan Pangeran Antasari (Jalan Arteri)
Lebar jalan sekitar 8 m dan merupakan jalan arteri yang mengarah ke pusat kota. Jalan ini merupakan jalan raya dengan dua jalur arah. Tidak ada lampu lalu lintas di sepanjang jalan karena di setiap perempatan jalan besar menggunakan fly over (Gajah Mada dan Kali Balok). Di setiap beberapa meter jalan terdapat U-turn untuk berpindah jalur.
Ga mba r 28. Jalan Pangeran Antasari Sumber: Google Street View, 2020
40 2) Jalan Nusa Indah (Jalan Lingkungan)
Lebar jalan ini pada sisi samping kiri lahan adalah 3 m dan pada sisi bawah 4 m. Jalan ini menghubungkan jalan arteri dengan pemukiman warga.
Ga mba r 29. Jalan Lingkungan Sisi Belakang La han Sumber: Dokumentasi Pri badi
Ga mba r 30. Akses Masuk Jalan Lingkungan Pada Lahan Sumber: Dokumentasi Pri badi
3) Pedestrian/Trotoar
Pedestrian terdapat di sisi depan lahan dan bersinggungan di sepanjang jalan Pangeran Antasari. Lebar pedestrian ini sekitar 2-3 m dan terpotong sedikit dengan selokan. Dapat dimanfaatkan sebagai akses pejalan kaki menuju lahan. Namun, bagian ini terkena aspal jalan raya dan area ini seringkali disalahgunakan oleh pedagang kaki lima sehingga dapat menghambat fungsi pedestrian.
41 Ga mba r 31. Jalur Pedes trian Di Depan Lahan
Sumber: Dokumentasi Pri badi
Dari ketiga jalan diatas, Jalan Pangeran Antasari dapat menjadi akses yang tepat untuk langsung menjadi penghubung dengan gate masuk ke lifestyle center. Lebar jalan yang cukup besar dapat mengatasi permasalahan keluar-masuk arus pengunjung sehingga tidak terlalu padat. Sementara itu jalan lingkungan yang terdapat di sisi kiri dan belakang lahan tidak dapat dimanfaatkan untuk arus keluar-masuk karena dapat mengganggu pemukiman warga sekitar. Lebar jalan lingkungan juga kurang memadai untuk lalu lintas dua kendaraan karena terbatas sampai 4 m.
Penggunaan akses keluar-masuk lahan akan berfokus pada Jalan Pangeran Antasari, begitu pula dengan jalur servis. Perlu menyesuaikan dengan lebar jalan yang memadai karena kendaraan yang melalui jalur servis biasanya adalah kendaraan besar seperti truk sehingga tidak bisa memanfaatkan jalan lingkungan.
42 b. Jaringan Utilitas
1) Listrik
Ga mba r 32. Saluran Uda ra Tegangan Rendah (SUTR) Sumber: Dokumentasi Pri badi
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
SUTR ini terletak di ujung depan-kiri lahan, berbatasan langsung dengan jalan lingkungan di sisi kiri lahan. Peletakannya masuk ke dalam lahan proyek lifestyle center sehingga dapat memengaruhi beberapa aspek perancangan.
SUTR memiliki ruang bebas hambatan dan jarak aman yang memastikan penghantar tidak bersentuhan dengan pohon atau bangunan dan jauh dari jangkauan manusia atau kendaraan. Berdasarkan Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor:606.K/Dir/2010 tentang Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik, Ukuran jarak aman adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Tabel Ukuran Ja rak Aman SUTR
Objek Jarak Aman
Permukaan Jalan Raya Utama 6 m
43
Halaman Penduduk 4 m
Balkon Rumah 1,5 m (tidak terjangkau tangan) Menara/Tower/Papan Reklame 2,5 m
Atap Rumah 1 m
Saluran Telkom Non Optik 2,5 m
Sumber: Lampira n Keputusan Di reksi PT PLN (Persero) Nomor:606.K/Di r/2010 Berdasarkan data tersebut, keberadaan utilitas listrik eksisting ini dapat memengaruhi peletakan bangunan pada lahan. Dapat diambil kesimpulan untuk memberi jarak aman bangunan dan ruang publik dari SUTR sebesar lebih dari 4 m. Peletakan pohon juga diusahakan tidak bersentuhan langsung dengan kabel. Hal ini memungkinkan untuk membatasi peletakan pohon di sekitar lokasi SUTR.
Ga mba r 33. Tiang Listri k Saluran Telepon dan Internet Sumber: Dokumentasi Pri badi
Selain SUTR, di sepanjang sisi kiri lahan terdapat tujuh buah tiang listrik telkom (telepon dan internet), belum ada keterangan jarak aman untuk ini, namun tetap dijaga jarak dengan bangunan minimal sebesar 3-4 m. 2) Drainase
44 Ga mba r 34. Selokan Di Sisi Ki ri dan Depan Lahan
Sumber: Dokumentasi Pri badi
Terdapat selokan di sisi depan lahan yaitu selebar 70 cm dan di sisi kiri sebesar 40 cm. Selokan eksisting ini dapat dijadikan patokan aliran drainase pada lahan dan juga dapat dipertahankan jika memungkinkan.
45 3.2.5. Vegetasi
Ga mba r 35. Ilus trasi Letak Vegetasi Pada Lahan
Vegetasi eksisting yang paling dominan adalah semak belukar dan tidak ada vegetasi tertentu yang special yang dapat di pertahankan. Beberapa tanaman diantaranya adalah pohon bintaro, pohon pisang, pohon kates, pohon papaya, dan pohon tanjung. Vegetasi di bagian belakang lahan berupa tanaman bunga maupun tanaman buah yang ditanam oleh warga sekitar.
Keadaan eksisting lahan yang dipenuhi semak mungkin bisa dimanfaatkan untuk ruang taman sehingga tidak diperlukan untuk melakukan penanaman rumput kembali melainkan hanya butuh dipangkas dan dirapihkan saja. Begitu pula dengan garis sempadan bangunan, beberapa vegetasi dapat dipertimbangkan untuk dipertahankan. Namun, untuk sebagian vegetasi yang tidak sesuai dengan dengan perencanaan atribut lansekap akan dihilangkan.
3.2.7. Aspek Visual
a. View ke Dalam Tapak
46 Bangunan lifestyle center perlu menarik perhatian pengunjung untuk mengundang orang-orang untuk datang, sehingga diperlukan suatu view yang menarik dari dalam tapak. Hal tersebut dapat diaplikasikan pada orientasi bangunan, fasad, dan penonjolan toko/retail pada sisi bangunan yang akan ditonjolkan.
View terbaik yang akan dilihat pengunjung adalah dari arah utara lahan yaitu jalan arteri sekunder, jl. Pangeran antasari sekaligus areal pertokoan karena daerah tersebut cukup ramai. Kemudian view kedua yang perlu dipertimbangkan adalah dari sisi kiri lahan karena merupakan akses dari permukiman warga ke jalan raya sehingga sering dilewati warga sekitar. b. View ke Luar Tapak
Ga mba r 37. View ke Lua r Tapak
View yang dapat dinikmati dari lahan adalah sebagai berikut: a. Utara : Lalu lintas jalan arteri dan area komersil (Pushpin) b. Selatan : Permukiman warga
c. Barat : Area komersil dan jalan menuju permukiman
d. Timur : Tembok Pembatas dan Tanah kosong (rumput dan tanaman liar)
Dari data diatas tidak terdapat view khusus yang mempunyai nilai jual yang tinggi pada lifestyle center. Sehingga diperlukan untuk menciptakan view menarik di dalam lahan. View tersebut bisa diatasi dengan menciptakan pembentukan taman, vegetasi, kolam/waterfront, fasad bangunan, dll. View yang langsung berhadapan dengan pemukiman warga akan ditutup dengan pagar vegetasi—bukan tembok massif sehingga privasi dari
47 pemukiman warga dapat terjaga namun tidak juga memberikan ketimpangan.
Sementara itu, view tembok pembatas di sebelah timur akan ditutup juga dengan pagar vegetasi agar pengunjung tidak dapat langsung melihat tembok pembatas tersebut.
3.2.8. Peraturan Setempat
a. Ketentuan Peraturan Setempat
Peraturan ini di dapat dari Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 21 Tahun 2014 Tentang Bangunan Gedung, Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030 dan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 07 Tahun 2014 Tentang Bangunan Gedung.
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60% (maksimum) b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 2.4
c. Koefisien Daerah Hijau (KDH) : 20% d. Garis Sempadan Bangunan (GSB) :
1) Garis Sepadan Bangunan atau GSB terhadap as jalan dihitung sejajar dengan As jalan dan atau rencana jalan yang berada pada persil atau pekarangan;
2) Untuk jalan Arteri Primer dan Sekunder letak garis sebagaimana dimaksud diatas adalah paling sedikit 15 Meter dari tepi badan jalan.
3) Untuk jalan Kolektor Primer letak garis sebagaimana dimaksud dimaksud diatas adalah paling sedikit 10 Meter dari tepi badan jalan;
4) Untuk jalan Kolektor Sekunder letak garis sebagaimana dimaksud diatas adalah paling sedikit 5 Meter dari tepi badan jalan.
5) Untuk jalan lingkungan paling sedikit 8 m dari as jalan, dan garis sempadan pagar minimal 4 m dari as jalan;
b. Respon
Berdasarkan regulasi setempat maka didapat hasil perhitungan untuk bangunan lifestyle center sebagai berikut:
48 1) Luas Lahan
: 11.982,77 m2 2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
60% x 11.982,77 m2 : 7189,6 m2
3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
2,4 x 11.982,77 m2 : 28758,65 m2
28758,65 : 7189,6 m2 : 4 lantai
Maka, sebesar 28758,65 dapat digunakan untuk bangunan 4 lantai. 4) Koefisien Daerah Hijau (KDH)
20% x 11.982,77 : 2396,5 m2
5) Garis Sempadan Bangunan GSB Atas
Lahan berbatasan langsung dengan Jalan Pangeran Antasari yang merupakan jalan arteri sekunder menurut Perda Kota Bandar Lampung No. 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030 (Paragraf 1, Pasal 21). Sehingga GSB adalah minimal 15 Meter dari tepi badan jalan.
GSB Kiri & Bawah
Lahan berbatasan langsung dengan Jalan Nusa Indah dan Gang Salam yang merupakan jalan lingkungan. Sehingga GSB-nya adalah sebagai berikut:
i. Kiri Lahan (Jl. Nusa Indah)
Lebar jalan adalah 3 m maka Garis Sempadan Bangunan, 8 m – 1.5 m = 6.5 m
dan Garis Sempadan Pagar, 4 m – 1.5 m = 2.5 m ii. Bawah Lahan (Gg. Salam)
Lebar jalan adalah 4 m maka Garis Sempadan Bangunan, 8 m – 2 m = 6 m
dan Garis Sempadan Pagar, 4 m – 2 m = 2 m
49 3.2.9. Isu Terkait Tapak
a. Di bagian depan lahan (jalur pedestrian) terdapat banyak pedagang kaki lima dan pedagang liar yang dapat mengganggu akses pejalan kaki dan view lahan.
b. Suhu tertinggi lahan yaitu sekitar 31 oc - 36 oc merupakan suhu yang terbilang tinggi (cukup panas), sehingga dikhawatirkan menimbulkan ketidaknyamanan pengunjung.
c. Tidak terdapat view sekitar lahan yang dapat dimanfaatkan.
d. Terdapat utilitas eksisting pada lahan sehingga membutuhkan concern tertentu untuk lahan, yaitu dengan memastikan bangunan mematuhi jarak aman.
e. Saluran pembuangan/limbah harus diperhatikan karena di sekitar lahan adalah pemukiman warga.
f. Tingkat kebisingan lifestyle center juga harus dijaga karena di sekitar lahan merupakan pemukiman warga.