• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN OUTCOME PADA CEDERA KEPALA SEDANG-BERAT YANG DITERAPI KONSERVATIF DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PADA 1 JANUARI 31 DESEMBER 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN OUTCOME PADA CEDERA KEPALA SEDANG-BERAT YANG DITERAPI KONSERVATIF DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PADA 1 JANUARI 31 DESEMBER 2019"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN OUTCOME PADA CEDERA KEPALA

SEDANG-BERAT YANG DITERAPI KONSERVATIF

DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

PADA 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2019

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Fernando Wijaya

04011281722134

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

ABSTRAK

GAMBARAN OUTCOME PADA CEDERA KEPALA SEDANG-BERAT YANG DITERAPI KONSERVATIF DI RSUP DR. MOHAMMAD

HOESIN PALEMBANG PADA 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2019

(Fernando Wijaya, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya)

Latar Belakang. Cedera kepala adalah trauma yang diakibatkan oleh benturan fisik

terhadap kepala secara direct ataupun indirect dan tumpul ataupun tajam. Trauma kepala dapat menyebabkan disfungsi neuorologis yang dapat bersifat temporer/sementara maupun permanan/menetap. Cedera kepala banyak terjadi karena kecelakaan transportasi darat (47,7%), jatuh (40,9%), benturan objek tumpul dan tajam (7,3%), dan tertimpa benda (2,5%). Cedera kepala berdasarkan GCS dibagi menjadi ringan/mild (GCS = 13-15), sedang/moderate (GCS = 9-12), dan berat/severe (GCS ≤ 8). Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui gambaran prevalensi outcome pada cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019

Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan

menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 sampai pada bula januari 2021. Data diperoleh dari data rekam medis pasien cedera kepala di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada 1 Januari – 31 Desember tahun 2019. Data kemudian dianalisis secara univariate dengan menggunakan aplikasi SPSS.

Hasil. Berdasarkan jenis kelamin, outcome hidup paling tinggi pada pasien dengan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 7,27% pada cedera kepala berat dan 60% pada cedera kepala sedang. Berdasarkan usia, outcome hidup paling tinggi pada pasien dengan kategori usia remaja sebanyak 30,9 pada cedera kepala sedang dan 5.45% pada cedera kepala berat. Berdasarkan kelainan CT-Scan Kepala, outcome hidup paling tinggi pada pasien dengan kelainan CT-Scan sebanyak 5.45% pada cedera kepala berat dan 60% pada cedera kepala sedang.

Kesimpulan. Prevalensi outcome pasien hidup sebanyak 83,6% dan prevalensi

outcome pasien meninggal sebanyak 16,4%

(6)

v

ABSTRACT

PREVALENCE OUTCOME OF SEVERE-MODERATE HEAD INJURY WITH CONSERVATIVE THERAPY IN DR. MOHAMMAD HOESIN

PALEMBANG ON 1 JANUARY – 31 DECEMBER 2019

(Fernando Wijaya, Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya)

Latar Belakang. A head injury is trauma caused by a direct or indirect physical

impact on the head and is blunt or sharp. Head trauma can cause neurological dysfunction which can be temporary / temporary or permanent / permanent. Head injuries occurred mostly due to land transportation accidents (47.7%), falls (40.9%), blunt and sharp object collisions (7.3%), and falling objects (2.5%). Head injuries based on GCS were divided into mild (GCS = 13-15), moderate (GCS = 9-12), and severe (GCS ≤ 8). The purpose of this study was to describe the prevalence of outcomes in moderate-severe head injury treated conservatively at dr. Mohammad Hoesin Palembang on 1 January – 31 December 2019

Metode. This research is a descriptive observational study using a cross sectional

research design. This research was conducted from September 2019 to January 2021. The data were obtained from the medical records of head injury patients at Dr. Mohammad Hoesin Palembang on 1 January - 31 December 2019. The data were then analyzed univariately using the SPSS application.

Hasil. Based on gender, the life outcome was highest in patients with male sex as

much as 7.27% in severe head injuries and 60% in moderate head injuries. Based on age, the life outcome was highest in patients with adolescent age category as many as 30.9 in moderate head injuries and 5.45% in severe head injuries. Based on head CT scan abnormalities, the survival outcome was highest in patients with CT scan abnormalities as much as 5.45% in severe head injuries and 60% in moderate head injuries.

Kesimpulan. The prevalence of the outcome of living patients was 83.6% and the

prevalence of the outcome of patients who died was 16.4%

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Outcome Pada Cedera Kepala Sedang Berat Yang Diterapi Konservatif Di RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang Pada 1 Januari – 31 Desember 2019” ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulisan skripsi ini tentunya banyak mendapatkan bimbingan, semangat, motivasi, dan dukungan yang luar biasa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Trijoso Permono, Sp. BS dan dr. Budi Santoso, M. Kes sebagai dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2. dr. Agung Muda Putih. SP. BS dan dr. Mariatul Fadilah, M.A.R.S., Sp. D.L.P., Ph.D sebagai dosen penguji 1 dan dosen penguji 2 yang telah membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

2. Kedua orangtua saya, ayah Hosuf dan ibu saya Ernawati yang selalu memberikan semangat dan mendoakan penulis agar bisa menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan hasil yang baik. Terimakasih juga pada keluarga saya yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

3. Teman-teman yang selalu membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan agar penelitian ini lebih baik lagi.

Palembang, 17Januari 2021

(8)

vii

DAFTAR SINGKATAN

GCS :

Glasgow Coma Scale

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 3 1.3.1. Tujuan Umum ... 3 1.3.2. Tujuan Khusus ... 4 1.4. Manfaat penelitian ... 4 1.4.1. Manfaat Teoritis ... 4 1.4.2. Manfaat Praktis ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Anatomi Otak ... 6

2.2. Cedera Kepala ... 6

2.2.1. Definisi Cedera Kepala ... 7

2.2.2. Epidemiologi Cedera Kepala ... 7

2.2.3. Etiologi Cedera Kepala ... 8

2.2.4. Klasifikasi Cedera Kepala ... 9

2.2.5. Neuropatologi Cedera kepala ... 9

2.2.6. Cedera Kepala Fokal ... 11

2.2.6.1 Kontusio ... 11 2.2.6.2 Perdarahan Intrakranial ... 11 2.2.6.2.1 Hematom Epidural ... 11 2.2.6.2.2 Hematom Subdural ... 13 2.2.6.2.3 Hematom Subaraknoid ... 15 2.2.6.2.4 Intraserebral Hematom ... 16

2.2.6.3 Cedera Kepala Difus ... 16

2.2.6.3.1 Traumatic Axonal Injury ... 16

2.2.6.3.2 Cedera Vaskular Difus ... 17

2.2.6.3.3 Pembengkakan Otak dan Iskemia Serebral . 18 2.2.7 Derajat Keberatan Cedera Kepala ... 18

(10)

ix

2.2.8.1 Nilai GCS ... 20

2.2.8.2 Usia ... 21

2.2.8.3 Perdarahan Intrakranial ... 22

2.2.8.4 Peningkatan Tekanan Intrakranial ... 22

2.2.9 Masalah yang Ditimbulkan Akibat Cedera Kepala ... 22

2.2.10 Pencegahan Cedera Kepala ... 23

2.3 Kerangka Teori ... 26

2.4 Kerangka Konsep ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

3.2.1 Waktu Penelitian ... 27

3.2.2 Tempat Penelitian ... 27

3.3. Populasi dan Sampel ... 27

3.3.1. Populasi ... 27

3.3.2. Sampel ... 27

3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 28

3.3.3.1 Kriteria Inklusi ... 28

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 28

3.3.3.3 cara Pengambilan Sampel ... 28

3.4. Variabel Penelitian ... 28

3.5. Definisi Operasional ... 29

3.6. Cara Pengumpulan Data ... 31

3.7. Cara Pengolahan dan Analisis Data ... 31

3.7.1. Cara Pengolahan Data ... 31

3.7.2. Cara Analisis Data ... 31

3.7.2.1 Analisi Univariat ... 31

3.8. Kerangka Operasional ... 32

3.9. Jadwal dan Kegiatan ... 33

3.10. Anggaran ... 34

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 35

4.1 Hasil dan Pembahasan ... 35

4.2 Keterbatasan Penelitian ... 43

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 44

4.1 Kesimpulan ... 44

4.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 47

(11)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Skala Koma Glasgow ... 18

2. Definisi Operasional ... 29

3. Jadwal Kegiatan ... 33

4. Dana Anggaran ... 34

5. Distribusi Frekuensi Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat berdasarkan GCS ... 35

6. Distribusi Frekuensi Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

7. Distribusi Frekuensi Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat berdasarkan Usia ... 37

8. Distribusi Frekuensi Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat Berdasarkan Kelainan CT-Scan ... 38

9. Distribusi Frekuensi Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat Berdasarkan Outcome 38 10. Distribusi Frekuensi Outcome Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

11. Distribusi Frekuensi Outcome Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat Berdasarkan Kategori Usia ... 40

12. Distribusi Frekuensi Outcome Pasien Cedera Kepala Sedang-Berat Berdasarkan Kelainan CT-Scan Kepala ... 41

(12)

xi

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman 1. Hubungan GCS dan Outcome pada Pasien Cedera Kepala ... 21

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Sertifikat Etik ... 47

2. Lembar Surat Izin Penelitian ... 48

3. Lembar Pengantar Pengambilan Data ... 49

4. Output Pengolahan Data ... 50

5. Lembar Konsultasi ... 52

6. Lembar Keterangan Similirity ... 52

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cedera adalah kerusakan struktur pada tubuh yang disebabkan oleh kekuatan yang melebihi dari daya tahan tubuh. Berdasarkan letak bagian tubuh, cidera dibagi menjadi 6, yaitu anggota gerak bawah (67.9%), anggota gerak bawah (32.7%), kepala (11.9%), punggung (6.5%), dada (2.6%) dan perut (2.2%). Dari data tersebut, cedera kepala menempati urutan ketiga (Kementerian Kesehatan, 2018).

Cedera kepala adalah trauma yang diakibatkan oleh benturan fisik terhadap kepala secara direct ataupun indirect dan tumpul ataupun tajam. Trauma kepala dapat menyebabkan disfungsi neuorologis yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan fisik, gangguan kognitif dan gangguan psikososial yang dapat bersifat temporer/sementara maupun permanan/menetap (Chris dan Riwanti, 2014; Dawodo, 2015 dalam Dadang, 2016).

Pada negara Amerika, cedera kepala terjadi sebanyak 180 sampai 250 kasus per 100.000 penduduk (Bruns & Hauser, 2003). Cedera kepala adalah penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di semua rentang usia. Di negara UK, insiden kematian akibat cedera kepala sekitar 6-10 kasus kematian per 100.000 kasus cedera kepala. (Giles Critchley and Anjum Memon, 2009). Insidens cedera kepala paling banyak terjadi pada usia 1-4 tahun (29,5%), usia 15-34 tahun (17,7%) dan usia >65 tahun (33,1%) . Berdasarkan jenis kelamin, kasus cedera kepala lebih banyak terjadi pada laki-laki (12,2%) daripada perempuan (11,5%) (Chris dan Riwanti, 2014; Kementerian Kesehatan, 2018). Berdasarkan etiologinya, cedera kepala banyak terjadi karena kecelakaan transportasi darat (47,7%), jatuh (40,9%) , benturan objek tumpul dan tajam (7,3%), dan tertimpa benda (2,5%) (Kementerian Kesehatan, 2013).

Cedera kepala dapat menyebabkan terjadi cedera otak melalui dua acara, yaitu akibat langsung dari trauma pada fungsi otak dan akibat lanjutan yang

(15)

2

merupakan respon sel-sel otak terhadap trauma. Cedera kepala dapat mengakibatkan berkurangnya sirkulasi pada otak yang dapat mengakibatkan terjadinya iskemia sel-sel otak. Saat terjadi iskemia pada sel-sel otak maka akan mengakibatkan kerusakan pada neuron otak yang tidak dapat diperbaiki lagi. (Price dan Wilson, 2005). Sampai sekarang, masih belum ada terapi yang cukup efektif untuk mengembalikan efek dari cedera otak primer. Terapi yang dilakukan sekarang hanya untuk meminimalkan akibat dari cedera otak sekunder yang dapat diakibatkan oleh iskemia, hipoksia, dan peningkatan tekanan intracranial. (Giles Critchley and Anjum Memon, 2009).

Cedera kepala dapat menyebabkan perubahan kesadaran yang dapat dinilai dengan GCS. GCS pertama kali di publikasikan oleh pada tahun 1974 oleh Teasdale dan Jennett yang merupakan professor bedah saraf (Savitsky et al., 2016). Menurut asosiasi cedera otak di Amerika, cedera kepala berdasarkan GCS dibagi menjadi ringan/mild (GCS = 13-15), sedang/moderate (GCS = 9-12), dan berat/severe (GCS

8). Pada Advanced Trauma Life Support, klasifikasi tersebut di modifikasi lagi sehingga GCS 13 dikategorikan sebagai cedera kepala sedang. (Savitsky et al., 2016). Tingkat kesadaran pasien yang diukur dengan menggunakan GCS dibagi berdasarkan tiga bagian, yaitu kemampuan membuka mata dengan skor maksimal 4, respons verbal dengan skor maksimal 5 dan respon motorik dengan skor maksimal 6. ( Price dan Wilson, 2005).

Pengulangan pengukuran nilai GCS penting untuk dilakukan untuk menilai dan memonitor kondisi pasien (Giles Critchley and Anjum Memon, 2009). Selain untuk mengklasifikasikan derajat cedera kepala, GCS juga dapat digunakan sebagai parameter dalam memprediksi outcome dari cedera kepala. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi keakuratan dari dalam menentukan GCS, yaitu penggunaan barbiturate atau zat sedative, terdapat gangguan metabolic, pasien dengan pengaruh obat atau alcohol, dan pasien yang sedang diintubasi. (M. Ebtehaj et al., 2011). Menurut asosiasi cedera otak di Amerika, terdapat 5 kemungkinan outcome dari cedera kepala, yaitu meninggal, status vegetatif, disabilitas berat, disabiliatas sedang dan sembuh

(16)

3

Outccome cedera kepala selain dipengaruhi oleh GCS, juga dipengaruihi oleh beberapa factor yaitu usia, jenis kelamin, kelainan CT-Scan, dan tekanan intrakranial. Pada pasien dengan usia tua memiliki outcome yang lebih buruk daripada pada pasienn yang lebih muda. Untuk jenis kelamin, mempengaruhi seberapa banyak kasus cedera kapala terjadi, dimana cedera kepala lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria. Untuk kelainan CT-Scan, pasien dengan kalianan CT-Scan seperti adanya perdarahan intracranial akan memiliki outcome yang lebih buruk daripada pasiden tanpa perdarahan intracranial. Tekanan intracranial akan mempengaruhu perfusi dari otak. Semakin besar tekanna intracranial maka kemampuan perfusi oksigen dan nutrisi pada sel-sel otak akan semankin mengecil. Hal ini dapat menyebabkan sel otak mengalami nekrosis sehingga memperburuk prognosis dari pasien cedera kepala.

Outcome cedera kepala sangat penting untuk diketahui untuk menyiapkan langkah pencegahan, untuk menyiapkan strategi pencegahan primer berdasarkan jumlah penduduk dan untuk menyiapkan perawatan yang efesien dan akurat, termasuk mengakomodasi sarana rehabilitasi untuk pasien cedera kepala. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah GCS mempunyai keakuratan untuk memprediksi outcome pada pasien dengan cedera kepala di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

1.2 Rumusan Masalah

Berapa prevalensi outcome/hasil luaran pasien hidup dan meninggal terhadap cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevalensi outcome/hasil luaran pasien hidup dan meninggal terhadap cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019

(17)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi prevalensi outcome pasien hidup dan meninggal terhadap cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019

2. Mengidentifikasi prevalensi outcome pasien hidup dan meninggal terhadap cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019 menurut usia.

3. Mengidentifikasi prevalensi outcome pasien hidup dan meninggal terhadap cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019 menurut jenis kelamin 4. Mengidentifikasi prevalensi outcome pasien hidup dan

meninggal terhadap cedera kepala sedang-berat yang diterapi konservatif di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019 menurut ada atau tidaknya perdarahan intrakranial

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil observasi ini diharapkan menjadi pelengkap ilmu pengetahuan tentang prevalensi outcome cedera kepala sedang-berat di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2019.

(18)

5

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada rumah sakit sebagai referensi untuk melakukan penilaian ulang proses tatalaksana pasien cedera kepala berat 2. Hasil observasi ini diharapkan dapat memberi wawasan

kepada masyarakat berhubungan dengan bahaya cedera kepala dan dapat diaplikasikan dengan cara promosi kesehatan kepada masyarakat sehingga menurunkan angka cedera kepala

(19)

6

DAFTAR PUSTAKA

Afni, A. C. N. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas Dalam 12 Jam Perawatan Pasien Cedera Otak Berat. Jurnal Kesehatan. 1-12 Alberico, A. M. et al. 1987. Outcome after severe head injury. Relationship to mass

lesions, diffuse injury, and ICP course in pediatric and adult patients. Journal of Neurosurgery. 67(5), pp. 648–656. doi: 10.3171/jns.1987.67.5.0648. America, B. I. A. of (no date) Brain Injury. Available at: https://www.biausa.org/.\ Beedham, W., Peck, G., Richardson, S. E., Tsang, K., Fertleman, M., & Shipway, D. J. 2019. Head injury in the elderly – an overview for the physician. Clinical Medicine. 19(2), 177–184. doi:10.7861/clinmedicine.19-2-177

Chesnut, R. M., Marshall, L. F., Klauber, M. R., Blunt, B. A., Baldwin, N., Eisenberg, H. M., … Foulkes, M. A. 1993. The Role Of Secondary Brain Injury In Determining Outcome From Severa Head Injury. The Journal of Trauma: Injury, Infection, and Critical Care. 34(2), 216–222. doi:10.1097/00005373-199302000-00006

Gerritsen, H., Samim, M., Peters, H., Schers, H., & Laar, F. van de.

2018. Incidence, course and risk factors of head injury: a retrospective cohort study. BMJ Open. 8(5), e020364. doi:10.1136/bmjopen-2017-020364

Ichikawa, R., Maeda, Y., Shibuya, A., Umesato, Y., Kondo, Y., Maeda, T., … Takahashi, S. 2017. Prediction of Poor Prognosis After Severe Head Injury in Children Using Logistic Regression. Pediatric Emergency Care.

1. doi:10.1097/pec.000000000000132

Indonesia, K. K. R. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Indonesia, K. K. R. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan. Available at:

http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/La poran_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.

Marincowitz, C., Allgar, V., & Townend, W. 2016. CT head imaging in patients with head injury who present after 24 h of injury: a retrospective cohort study. Emergency Medicine Journal. 33(8), 538–542. doi:10.1136/emermed-2015-205370

Maugeri, R., Anderson, D. G., Graziano, F., Meccio, F., Visocchi, M., & Iacopino, D. G. 2015. Conservative vs. Surgical Management of

(20)

Post-7

Traumatic Epidural Hematoma: A Case and Review of Literature. American Journal of Case Reports. 16, 811–817. doi:10.12659/ajcr.895231

Memon, G. and Critchley, A. 2018. Head Injury A Multidisciplinary Approach. New York: Cambridge University.

Naalt, J. van der. 2001. Prediction of Outcome in Mild to Moderate Head Injury: A Review. Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology. 23(6), 837–851. doi:10.1076/jcen.23.6.837.1018

Ostermann, R. C., Joestl, J., Tiefenboeck, T. M., Lang, N., Platzer, P., & Hofbauer, M. 2018. Risk factors predicting prognosis and outcome of elderly patients with isolated traumatic brain injury. Journal of Orthopaedic Surgery and Research. 13(1). doi:10.1186/s13018-018-0975-y

Prasad, G. L., Anmol, N., & Menon, G. R. 2018. Outcome of Traumatic Brain Injury in the Elderly Population: A Tertiary Center Experience in a Developing Country. World Neurosurgery. 111, e228–e234. doi:10.1016/j.wneu.2017.12.034

Price, S. A. and Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edited by VI. Buku Kedokteran EGC.

Sastrodiningrat, A. 2006. Memahami Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prognosa Cedera Kepala Berat. Majalah Kedokteran Nusan. 39(3).

Sherwood, L. (2016) Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 8th edn. Edited by H. O. Ong, A. A. Mahode, and D. Ramadhani. Buku Kedokteran EGC.

Suryati, I. and Esma, W. 2015. Hubungan Mekanisme Cidera Dan Usia Dengan Nilai Gcs Pada Pasien Cidera Kepala Diruang Igd Rumah Sakit Umum Dr. Achmad Moctar Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Perintis. 2(4), p. 275152. Suwaryo, P. A. W., Wihastuti, T. A. and Fathoni, M. 2016. Analisis Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Outcome Pasien Cedera Kepala Di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Volume 12, No.3 Oktober 2016, 12(3), pp. 154–164.

Trefan, L., Houston, R., Pearson, G., Edwards, R., Hyde, P., Maconochie, I., … Kemp, A. 2016. Epidemiology of children with head injury: a national overview. Archives of Disease in Childhood. 101(6), 527– 532. doi:10.1136/archdischild-2015-308424

Whitehouse, K. J., Jeyaretna, D. S., Enki, D. G., & Whitfield, P. C. 2016. Head Injury in the Elderly: What Are the Outcomes of Neurosurgical Care? World

(21)

8

Neurosurgery. 94, 493–500. doi:10.1016/j.wneu.2016.07.057

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pelayanan yang telah memenuhi unsur pengukuran kepuasan kinerja pelayanan, menganalisis atribut pelayanan jasa apa saja

Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

APRIL telah menanam lebih dari 4.000 ha tanaman jenis Melaleuca secara komersial pada area-area yang lebih basah dan telah memiliki sejumlah data mumpuni mengenai pertumbuhan

Respon panelis terhadap aroma sale ubi cilembu yang paling tinggi adalah interaksi suhu 55°C dan lama pengeringan 6 jam dengan nilai 6,58 yaitu kearah suka,

Pada pengujian yang dilakukan oleh Ferdian (2003), diperoleh bahwa kecepatan maju traktor tangan dengan menggunakan sirip lengkung dengan diameter rim 700 mm berkisar antara 1.2 m/s

Tipe pesan pool data value merupakan tipe pesan yang digunakan untuk meneruskan pesan dari cluster head menuju node lain yang kemudian akan diteruskan menuju sink node..

Penerapan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas

Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10 mg/100ml. Dan kalaupun bervariasi tidak sampai 10%. Kurang dari 50% kalsium darah dan cairan lainnya berada