• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komunitas (LSM) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Malang. Ni Made Rida Yunitha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Komunitas (LSM) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Malang. Ni Made Rida Yunitha"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Peran Komunitas (LSM) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Malang

Ni Made Rida Yunitha 125120302111006

1. Pendahuluan

Pembangunan di dalam negara berkembang seperti Indonesia memang sangat membutuhkan perhatian yang khusus. Semua ini dikarenakan pembangunan memiliki tujuan untuk merubah sebuah tatanan menjadi lebih baik. Pada dasarnya pembangunan di semua bidang memiliki fungsi dan peran masing-masing. Yang terpenting dari semuanya itu, tujuannya sama untuk menciptakan sebuah perubahan yang positif. Untuk meningkatkan daya serap pembangunan itu dibutuhkan bidang-bidang yang perlu pembenahan mendasar, khususnya bidang pendidikan. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Dan tidak mengherankan apabila banyak negara yang menaruh perhatian besar terhadap penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.

Di dalam pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan amanat undang-undang mengenai implementasi pengembangan pendidikan anak usia dini tentu harus disertai dengan sebuah kerangka kebijakan yang khusus mengatur tentang pendidikan anak usia ini. Untuk mendukung perluasan layanan harus ditunjang dengan ketersediaan Satuan PAUD yang mudah diakses, pendidik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, kemampuan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan anak usia dini, dan dukungan penyelenggaraan PAUD dari Pusat, Daerah, serta masyarakat.

Permasalahan tentang penyelenggaran PAUD juga terjadi di Kota Malang. Semua itu dilakukan karena pemerataan pendidikan yang bermutu pada semua jenjang diperlukan adanya sebuah bentuk kolaborasi atau kerjasama antar lembaga, baik itu lembaga daerah, swasta maupun masyarakat. Penyelenggaraan PAUD yang seharusnya berada di bawah dinas pendidikan berpindah menjadi sebuah kepengurusan pengurus PKK Kota Malang yang merupakan

(2)

2 representasi program kerja Ibu Walikota Malang. Menanggapi sebuah ironi pendidikan yang terjadi memang permasalahan akan selalu muncul apabila antara penyelenggara pendidikan dengan pemerintah Kota Malang sendiri tidak dapat menciptakan sebuah pelayanan yang prima. Saat ini PAUD menjadi hal yang modern bagi penduduk ekonomi bawah karena dengan biaya yang murah mereka bisa menyekolahkan anaknya. Dapat dilihat bahwa pelaksanaan program pendidikan anak usia dini di Kota Malang masing kurang merata dikarenakan pemerintah tidak dapat menciptakan pelayanan prima sebagai wujud dari kewajiban daerah umumnya.

Permasalahan mendasar yang terjadi di Malang ini bukan hanya sebatas pelaksanaan kebijakan tentang PAUD melainkan bagaimana peran dari LSM sebagai salah satu bagian penting dalam perumusan kebijakan publik dalam hal penerapan bantuan hukum terhadap pelaksanaan program PAUD. Melihat bagaimana kajian yuridis yang dibuat dengan sebuah pelaksanaan di lapangan memang sangat jauh berbeda. Sebuah kebijakan yang lahir harus diterapakan sebagaimana bunyi kebijakan tersebut. Apabila dalam tahap penerapan terjadi kesalahan prosedural memang aparat yang tidak mampu membaca sebuah kerangka kebijakan tersebut.

2. Kajian Teoritis

2.1 Periode Pendidikan Anak Usia Dini

Periode prasekolah atau pendidikan anak usia dini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan emosional yang nyata. Diantara usia 2 sampai 3 tahun, anak-anak mencapai setengah dari ketinggian dewasanya. Gigi bayi yang berjumlah 20 terpasan pada awal stadium dan pada akhir stadum gigi mulai tanggal. Anak-anak siap untuk masuk ke sekolah pada saat usia 5 atau 6 tahun. Mereka telah menguasai tugas sosialisasi primer untuk mengontrol usus dan urinenya, untuk berpakaian dan makan sendiri, dan untuk mengontrol ledakan air mata dan tempramennya. Istilah prasekolah untuk kelompok usia 2 setengah sampai 6 tahun mungkin merupakan istilah yang salah, karena banyak anak telah berada dalam lingkungan yang mirip sekolah, seperti perawatan prasekolah dan penitipan di siang hari. Banyak orang tua harus menempatkan anaknya di dalam perawatan tersebut dan penitipan di siang hari. Pendidikan prasekolah dapat bermanfat tetapi tekanan yang terlalu besar yang terlalu besar pada kemajuan akademis yang diluar kemampuan anak akan mengganggu.

(3)

3 Adapun tanda-tanda perkembangan pada anak usia dini yaitu :

1. Perkembangan Bahasa Dan Kognitif.

Pada anak usia dini, bahasa semakin luas, dan akan menggunakan kalimat-kalimat. Bagi Piaget, periode anak usia dini adalah fase praoperasional (secara spesifik 2 sampai 7 tahun) dimana anak mulai berpikir secara simbolis. Tetapi pada umumnya pikiran mereka adalah egosentrik, seperti pada periode sensorimotorik, mereka tidak dapat menempatkan dirinya sendiri dengan posisi anak lain dan tidak mampu menunjukkan empati. Anak-anak usia dini tidak mengerti hubungan sebab akibat.

2. Perilaku Emosional Dan Sosial

Pada usia dini, anak dapat mengekspresikan afek yang kompleks seperti cinta, tidak gembira, cemburu, dan iri hati, baik pada tingkat praverbal maupun verbal. Emosi anak masih mudah dipengaruhi oleh peristiwa somatik, seperti rasa lelah dan lapar. Walaupun afek sebagian besar masih berada pada tingkat egosentrik, kemampuan anak untuk bekerjasama dan berbagi sudah terlihat.

Pada akhir periode usia dini, anak mungkin mempunyai banyak emosi yang relatif stabil. Perasaan yang meluap-luap, keingintahuan, kebanggaan, dan luapan riang gembira yang berhubungan dengan diri sendiri dan keluarga diimbangi dengan rasa malu-malu, menjauhkan diri, rasa takut, cemburu dan iri hati. Freud menggambarkan periode anak usia dini sebagai stadium falik dari perkembangan. Masa bayi mewakili fase oral, masa belajar berjalan mewakili stadium anal. Selama stadium falik, kesenangan dihubungkan dengan daerah genital. Inilah waktu terjadinnya kompleks Oedipus, dimana anak mempunyai implus seksual terhadap orangtua dengan jenis kelamin yang berbeda dan ingin untuk menyingkirkan orangtua dengan jenis kelamin yang sama. Erikson menggambarkan stadium ini (secara spesifik usia 3 sampai 5 tahun) sebagai stadium insiatif lawan rasa bersalah. Pada usia 3 tahun, anak bergerak memasuki dunia, dimana mereka belajar mejadi instruktif, penuh dengan hasrat dan keingintahua. Anak emndapatkan inisiatif pertamanya di rumah dimana mereka mengekspresikan minat bergairah terhadap orangtua dengan jenis kelamin yang berlawanan. Anak mengalami kekecewaan pada stadium ini dan seringkali mencoba untuk berebutan tempat bagi dirinya sendiri untuk kasih sayang orangtuanya, khususnya terhadap saudara kandungnya.

(4)

4 Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.

Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.

2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.

3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

2.2 Dasar Kebijakan PAUD

Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai dasar yuridis atau landasan yuridis sebagai berikut: Pertama adalah UUD 1945 Pasal 28b ayat 2 yang isinya “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” Dan UUD 1945 Pasal 28c ayat 1 yang isinya

”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. “

(5)

5 Dalam Undang-Undang di atas, memang tidak dijelaskan mengenai pendidikan anak usia dini secara langsung. Namun Undang-Undang di atas menjelaskan mengenai hak yang dimiliki oleh anak. Dan untuk mengaplikasikan hak tersebut, maka seorang anak harus mendapatkan pendidikan yang layak dengan pelaksanaan pendidikan mulai anak usia dini.

Undang-Undang tersebut diperkuat dengan UU Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak yang berisi “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Dari pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak harus diberi pendidikan sejak usia dini, agar anak mengerti tentang hidupnya dan mampu belajar lebih banyak dan mengembangkan dirinya. Kemudian dalam penerapannya Undang-Undang di atas diperkuat dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1 Butir 14 yang berbunyi :

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Jadi dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa PAUD itu dilakukan sejak lahir sampai umur 6 tahun. Pasal di atas dijelaskan lagi pada bab selanjutnya yaitu UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI, Pasal 28 Butir 1-6:

1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.

3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

(6)

6 6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

2.3 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) secara umum diartikan sebagai sebuah organisasi yang didirikan perorangan ataupun kelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. LSM ini sering disebut dengan nama lain Non Government Organization (NGO) atau organisasi non pemerintah (Ornop) dewasa ini keberadaannya mewarnai kehidupan politik di Indonesia. Organisasi tersebut bukan menjadi bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun Negara.

LSM adalah organisasi atau lembaga yang anggotanya adalah masyarakat warga negara Republik Indonesia yang secara sukarela atau kehendak sendiri berminat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 8 tahun 1990). Dan LSM merupakan organisasi masyarakat yang beraktivitas atas motivasi dan swadaya yang bangkit dari kesadaran terhadap keadaan sosial di masyarakat. Selain itu, mereka tidak mengharapkan imbalan namun imbalan yang paling berharga adalah penghargaan atas martabat kemanusiaannya serta diakui sebagai manusia yang beridentitas. Oleh sebab itu, keberadaan LSM dalam membangun keswadayaan atau partisipasi masyarakat terhadap program-program pembangunan bukanlah sesuatu ucapan semata namun sudah terbukti ke dalam tindakan-tindakan konkrit yang dilakukan oleh LSM.

(7)

7 Adanya pemerataan pendidikan yang bermutu pada semua jenjang diperlukan adanya sebuah bentuk kolaborasi atau kerjasama antar lembaga, baik itu lembaga daerah, swasta maupun masyarakat. Hal tersebut perlu dilakukan guna mengatasi kesenjangan antara anak masyarakat mampu dan tidak mampu. Di Kota Malang sendiri ini sinergitas yang tampak dilakukan oleh kalangan pecinta pendidikan terlebih bagi mereka yang mau andil serta turut membantu terlaksananya pendidikan anak usia dini. Untuk itu diperlukan sebuah lembaga yang mampu menunjang pemerataan mutu pendidikan yang lebih tepat sasaran. Lembaga tersebut berada di lingkup masyarakat atau sering kita sebut sebagai lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka peningkatan kualitas layanan PAUD, LSM seharusnya mengupayakan berbagai kegiatan program PAUD, antara lain peningkatan mutu dan tenaga kependidikan, penguatan kelembagaan dan kerjasama dengan pendidikan tinggi. Perluasan layanan terus dilakukan melalui sosialiasi dan diversifikasi program layanan bersinergi dengan lembaga yang telah ada di masyarakat. Berbagai program dana bantuan juga akan terus diupayakan seperti bantuan rintisan program, bantuan kelembagaan, bantuan kerjasama, serta bantuan bagi Pos PAUD di sebagian wilayah kelurahan. Tujuan dilakukan pengamanan terhadap aliran dana tersebut adalah memberikan dukungan kepada masyarakat untuk mengembangkan layanan PAUD di daerahnya guna meningkatkan akses layanan untuk menjangkau sasaran anak di daerah itu. Biasanya dana itu dilimpahkan pemerintah kepada tiap LPMK. Setelah itu dalam musyawarah di kelurahan pos pemberian dana dilakukan berdasarkan kebutuhan dari masing-masing kelurahan itu.

Di dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 sebutkan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor 19 Tahun 2005, dan lebih dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bahwa “setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional”, beberapa aspek standar pengelolaan sekolah yang harus dipenuhi adalah meliputi:

1. Perencanaan program sekolah meliputi: rumusan visi sekolah, misi sekolah, tujuan sekolah, rencana kerja sekolah.

(8)

8 2. Pelaksanaan rencana kerja, yaitu tersedianya pedoman sekolah berupa struktur organisisi sekolah, pelaksanaan kegiatan, bidang kesiswaan, bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang pendidik dan tenaga kependidikan, bidang sarana dan prasarana, bidang keuangan dan pembiayaan, budaya dan peran serta masyarakat dan kemitraan. 3. Pengawasan dan evaluasi meliputi program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi dan

pengembangan, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan akreditasi sekolah.

4. Kepemimpinan sekolah/madrasah yang melakukan kegiatan program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi dan pengembangan, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan akreditasi sekolah.

Institusi anak usia dini yang belum merata ke daerah-daerah menjadi masalah terhambatnya pendidikan anak usia dini. Pemerintah Kota Malang memegang peranan penting untuk membangun pendidikan anak usia dini.Sesuai dengan hak anak serta realisasi dalam bentuk anggaran menjadi isu sentral mengapa PAUD sangat penting. Dengan anggaran pembangunan yang cukup maka penyelenggaraan PAUD dapat ditingkatkan namun kenyataannya sangat berbeda dengan yang dilihat. Dinas pendidikan melakukan sebuah bentuk pembedaan dalam pos anggaran. Hanya PAUD yang besar dan berada di wilayah kota,terjangkau oleh masyarakat yang menjadi proritas utama. Sedangkan untuk pos PAUD hanya dijanjikan realisasi dalam tahun mendatang. Sangat disayangkan apabila sebuah lembaga pelayan publik membentuk pemikiran yang negatif terhadap citra pribadi.

Di Kota Malang sistem pendidikan tampaknya perlu dibenahi. PAUD yang menjadi dasar pembentukan kecerdasan siswa, justru tak mendapatkan perhatian serius dari Pemkot Malang. Padahal, anggaran Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang mencapai Rp 423 miliar dari total APBD 2012. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap lembaga PAUD terlihat dari minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki. Di Kota Malang terdapat 220 lembaga PAUD. Dengan perincian, 11 lembaga taman penitipan anak, 104 lembaga kelompok bermain dan sisanya sebanyak 105 satuan PAUD. Jadi dengan adanya masalah yang seperti itu diharapkan LSM mampu menjadi jembatan antara lembaga PAUD dengan Pemerintah daerah Kota Malang untuk meningkatkan adanya partisipasi positif terkait feed back dari hasil kebijakan.

(9)

9 Tindakan yang dilakukan oleh LSM dalam melakukan bantuan terhadap kebijakan pemerintah bidang PAUD di Kota Malang dengan meningkatkan peran serta masyarakat merupakan sebuah hubungan timbale balik antar lembaga. Karena banyak tindakan seperti strategi, upaya dan kontribusi dalam perilaku kontrol kebijakan PAUD ini yang tidak terlepas dari aturan perundangan mulai UUD 1945 sampai Peraturan Daerah itu sendiri. Secara langsung peran aktif LSM ini terdapat pada pengembangan masyarakat sipil untuk mau berpartisipasi langsung dalam pengawalan kebijakan.

Hubungan yang terjadi dari agen serta struktur melalui pengembangan masyarakat sipil mencerminkan bahwa LSM ini menjalankan fungsi kelembagaan yang telah berimplikasi terhadap perubahan kondisi sosial yang ada di beberapa PAUD di Kota Malang. Selain itu praktik pengembangan yang dilakukan oleh LSM di Malang mengalami banyak kesulitan mengenai pengembangan sumber dana dikarenakan sebuah organisasi masyarakat tidak mencari uang, semua itu untuk mengembangkan proses sosialisasi terhadap kinerja lembaga ini. Peran serta masyarakat atau orang tua sangatlah penting bagi LSM untuk membentuk budaya pasrtisipatif agar kinerja pemerintah dapat terkontrol dengan baik. Semua ini demi tegaknya kebijakan, apalagi kebijakan tentang pendidikan anak usia dini yang merupakan pilar utama pembangunan di masa yang akan datang.

Dengan sebuah managemen bantuan hukum yang dilakukan oleh LSM di Malang dapat menjawab permasalahan yang terjadi di PAUD Kota Malang yang diakibatkan ketidakpedulian pemerintah Kota Malang terhadap PAUD. Semua ini ditunjukkan dengan memunculkan permasalahan itu kedalam sebuah gambaran agar masyarakat serta tenaga pendidik dapat berjalan dengan mandiri memperjuangkan PAUD yang mereka kelola agar prestasi dan mutu di dalamnya dapat berjalan sesuai harapan dari kebijakan.

Sebagai masyarakat yang memiliki anak usia dini seharusnya dapat mengatahui seberapa jauh anak berkembang di dalam jalur pendidikannya, sebagaimana permasalahan yang terjadi. Untuk meningkatkan pola pembelajaran yang baik bagi anaknya kelak. Masyarakat harus berperan aktif dan partisipatif sebagai bentuk pengembangan masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan PAUD.

(10)

10 Referensi

Enung, F. Psikologi perkembangan : perkembangan Peserta didik. 2006. Bandung:CV Pustaka Setia.

Harold I K, Benjmin J S, Jack A G. Sinopsis Psikiatri : Ilmu pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. 2010. Tanggerang: Binarupa Aksara.

Ikhwan Farojih.2004.Partisipasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Rangka Mewujudkan Good Governance Di Kota Malang : Jurnal Penelitian Skripsi Universitas Muhamadiyah Malang

Yani Tri Prasetyo. 2010.Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),”(Studi Di PAUD Tunas Kreatif Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut Surabaya)”. Skripsi Sarjana Ilmu Sosila FISP UPN”Veteran” Jawa Timur

Berita

Kementerian pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonforal, dan Informal Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini di tahun 2015

http://paud.kemdikbud.go.id/uploads/pedoman/bantuan-operasianal-penyelenggaraan-bop-paud-2015-file.pdf

(11)

11 Dokumen Negara Indonesia

_______. 1945. Undang-Undang Dasar Negara RI pasal 28b ayat 2 , 28c ayat 1 _______. 2002. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1

_______. 2003. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1 butir 14, Bab VI Pasal 28 butir 1-6

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan :Halaman ini tampil ketika pengguna memilih menu baca dongeng yang terdapat pada menudaftar dongeng dan Selanjutnya pengguna memilih salah satu dongeng dari

- Warna hijau keunguan - Tekstur agak halus - Pola tidak teratur - Biasanya terletak di.. daerah pantai dan muara

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Orta kolun İ znik Gölü ile Gemlik Körfezi arasındaki devamı bu çalı ş mada Gemlik.. fay zonu olarak adlandırılmı

Pada umumnya, tulisan dapat dikelompokkan atas empat macam bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. 1) Bentuk tulisan narasi, dipilih jika penulis

Director yang dipilih harus yang dianggap mampu menghidupkan ide cerita yang udah disetujui klien, yang secara style sesuai dengan tone and manner yang kita mau capai,

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut