• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FIXTURE PROSES FREIS UNTUK PRODUKSI KOMPONEN SAMBUNGAN KARBURATOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN FIXTURE PROSES FREIS UNTUK PRODUKSI KOMPONEN SAMBUNGAN KARBURATOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN FIXTURE PROSES FREIS UNTUK

PRODUKSI KOMPONEN SAMBUNGAN

KARBURATOR

Vivi Yunita Khalid, M Raffi Amira, Fitri Ramawinta, Rosel Mendani, Ivandre Waspika

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Padang

Email: v_yukha@yahoo.com, Amir_90s@yahoo.com, d.sweet_diamondpink@yahoo.com, rosel1st@yahoo.co.id, vander_maden@yahoo.co.id

Abstract

The tools are designed to assist and simplify the machining process, and increase the number of products that can be manufactured with quality maintained. The tools aredesigned to use in the manufacture of the carburetor connection with the Freis. Freisprocess here to cut the work piece that originally shaped like a rectangle into a rhombus.The tool is made by using the principle of supporting and supported by the use ofclamping. Supporting made with a flat surface so that the entire supporting surface is assumed to touch the entire workpiece. Meanwhile, the use of bolt clamping aims to unifyworkpieces with supporting so that the workpiece can not be separated and do not moveduring the machining process takes place. This is evidenced by the equation forcesgenerated by the clamping, the force generated is positive so that the proper tool to use.With this tool, production time becomes shorter and the resulting product is also more precise so that the quality and quantity of product is assured. Production costs necessaryto complete the carburetor connection is also cheaper than without using tools.

Keywords: fixture, carburator, freis

1. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Produk

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin dalam pembakaran yang ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan dipatenkan pada tahun 1886.

Karburator memiliki beberapa fungsi utama, antara lain mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar, menyalurkan bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar sehingga rasio bahan bakar/udara tetap terjaga dan mencampur aliran udara dan bahan bakar dengan rata dan sempurna.

Gambar 1. Karburator pada

Kenda-raan Bermotor

Besarnya kegunaan dan fungsi karburator pada kendaraan bermotor menyebabkan tuntutan yang sangat besar terhadap produsen karburator untuk dapat memproduksi produk

karburator ini dalam jumlah yang besar, dengan waktu yang cepat dan kualitas produk yang tinggi. Penggunaan mesin saja tidak cukup untuk memenuhi seluruh tuntutan. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diperlukanlah sebuah alat bantu yang dapat menjamin kualitas dari karburator yang dibuat dan tidak memerlukan biaya yang besar.

Pembuatan alat bantu untuk

sambungan karburator ini didukung dengan penggunaan supporting dan clamping. Pada rancangan ini tidak

digunakan locator karena

penggunaannya dapat mengganggu proses pemesinan.

Gambar 2. Sambungan Karburator

1.2 Tujuan Khusus Perancangan Tujuan khusus dari perancangan alat bantu yang akan digunakan untuk pembuatan sambungan karburator ini adalah sebagai berikut :

(2)

`

1. Alat bantu yang dirancang dapat membantu dalam proses pemesinan sehingga dapat mempercepat waktu produksi.

2. Alat bantu yang dirancang dapat meningkatkan kualitas dari produk yang dibuat.

3. Alat bantu yang dirancang dapat menurunkan biaya produksi.

4. Alat bantu yang dirancang dapat meningkatkan jumlah barang yang diproduksi.

1.3 Batasan Perancangan

Batasan perancangan dari

pembuatan alat bantu yang akan

digunakan untuk pembuatan

sambungan karburator ini adalah sebagai berikut :

1. Alat bantu yang dirancang hanya

untuk komponen sambungan

karburator.

2. Alat bantu yang dirancang untuk proses freis pada keempat sisi bahan baku.

3. Pembuatan alat bantu menggunakan prinsip supporting dan didukung dengan penggunaan clamping, dalam rancangan in menggunakan baut.

4. Tidak ada sewa mesin untuk mesin freis yang digunakan.

5. Tidak ada pembatasan biaya dalam perancangan alat bantu.

1.4 Asumsi-Asumsi

Asumsi-asumsi dalam perancangan dari pembuatan alat bantu yang akan

digunakan untuk pembuatan

sambungan karburator ini adalah sebagai berikut :

1. Komponen berasal dari baja paduan yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap panas dan aus karena fungsi karburator yang dituntut untuk mampu bekerja pada suhu yang tinggi ketika mesin sedang berjalan, sehingga material yang digunakan juga harus tahan panas.

2. Bentuk awal komponen sebelum dilakukan proses pemesinan berupa balok dengan ukuran panjang 70 mm, lebar 45 mm, dan tinggi 15 mm. Komponen ini akan dipotong pada keempat sisinya sehingga akhirnya berbentuk seperti belah ketupat.

3. Lubang yang terdapat pada komponen setelah dilakukan proses

drill diasumsikan sebagai lubang yang mempunyai ulir.

4. Pemotongan keempat sisi pada material awal menggunakan proses freis.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Teknik Produksi

Karburator memiliki fungsi yang menyebabkannya harus selalu bekerja dilingkungan yang panas. Selain itu sebuah karburator yang baik juga harus memiliki ketangguhan yang tinggi sehingga menyebabkannya mempunyai sifat mekanik tahan aus yang baik. Untuk menciptakan karburator yang memiliki karakteristik tahan panas dan tahan aus sehingga memiliki kualitas yang baik ini, maka material yang dipilih adalah baja paduan (alloy steel). 2.2 Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan pada komponen berikut adalah :

1. Proses freis (milling) I

Proses ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan atau dimensi dari komponen. Proses freis ini dilakukan dengan menggunakan mesin freis yang pahat potongnya bermata jamak dengan melakukan gerak potong berupa putaran dan benda kerja bergerak transiasi yang merupakan gerak makan. Proses ini dilakukan dengan 3 kali proses freis yang dilakukan pada sisi tinggi, lebar, dan panjang komponen.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Proses freis pada sisi 1

Gambar 3. Proses Freis pada Sisi 1

b. Proses freis pada sisi 2 (sisi ler)

(3)

c. Proses freis pada sisi 3 (panjang)

Gambar 5. Proses Freis pada Sisi 3

2. Proses drilling

Proses yang selanjutnya dilakukan adalah proses drilling.

Lubang yang dibuat sebanyak 3 buah dengan 2 buah lubang kecil berdiameter 6 mm yang terletak di sisi kanan dan sisi kiri komponen dan 1 buah lubang besar di tengah-tengah komponen. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Proses drilling pembuatan 2 lubang di sisi tepi komponen

Lubang yang akan dibuat di masing-masing sisi tepi komponen berdiameter 6 mm.

Gambar 6. Pembuatan Lubang di Sisi

Tepi Komponen

b. Proses drilling pembuatan 1 lubang ditengah komponen

Lubang yang akan dibuat

berdiameter 25 mm. Untuk itu proses pembuatan lubang di

tengah komponen sambungan

karburator ini dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama pembuatan lubang (drilling) dengan mata pahat berdiameter sebesar 5 mm. Kemudian dilanjutkan dengan proses pelebaran lubang (boring)

dengan mata pahat yang

digunakan berdiameter 25 mm.

Gambar 7. Pembuatan Lubang di

Tengah Komponen

3. Proses freis II

Sama halnya dengan proses freis pada sisi panjang dan lebar komponen, pada pemotongan pada 4 sisi sudut komponen juga menggunakan freis sisi (side milling). Pemotongan 4 sisi sudut ini bertujuan untuk mendapatkan

bentuk dasar komponen

sambungan karburator.

Pemotongan dilakukan pada sisi panjang dan sisi lebar komponen

dengan potongan berbentuk

segitiga berukuran 27 mm

(panjang komponen) dan 15 mm (lebar komponen.

Gambar 8. Proses Freis pada 4 Sisi

Sudut Komponen 4. Proses Gerinda (Grinding)

Proses terakhir pada pembuatan komponen ini yaitu proses gerinda untuk memperhalus permukaan dan sisi-sisi pinggir komponen. Tergantung

pada bentuk permukaan yang

dihasilkan, maka proses gerinda yang dilakukan pada komponen sambungan karburator ini terbagi atas 2 proses yaitu :

a. Proses gerinda rata (surface grinding)

Proses gerinda rata ini dilakukan

pada permukaan komponen

sehingga nantinya mengahasilkan permukaan yang rata dan halus. b. Proses gerinda silindrik (cylindrical

grinding)

Proses gerinda silindrik ini dilakukan pada komponen untuk menghasilkan permukaan silindrik sehingga sisi sudut luar komponen menjadi oval. Proses gerinda silindrik yang dilakukan adalah gerida silindrik luar dengan proses setengah silindrik dengan mesin gerinda silindrik (cylindrical

grinding machine) yang

(4)

`

Gambar 9. OPC Alat Bantu

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Jenis Locator dan Penempatannya

Locator yaitu sebuah fixture yang digunakan untuk menopang atau menahan benda kerja sehingga tidak terjadi pergeseran benda kerja ketika proses pemesinan berlangsung.

Locator memiliki beberapa

peranan penting dalam proses

pembuatan sebuah komponen.

Berdasarkan peranannya tersebut, locator dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :

1. Locator yang berfungsi untuk menahan beban benda kerja dan menjamin penopang yang kaku disebut support (penopang). 2. Locator yang berfungsi untuk

menghasilkan titik atau bidang referensi pada sisi benda kerja (edge) disebut stopper.

Penempatan locator dalam proses pembuatan sebuah benda kerja, perlu

memperhatikan beberapa hal, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Locator sebisa mungkin harus

selalu bersentuhan dengan

permukaan benda kerja selama

proses pemesinan untuk

menghasilkan penempatan yang akurat dan menjamin pengulangan (repeability).

2. Repeability adalah kemampuan tool untuk menghasilkan hasil proses pemesinan yang seragam pada n buah part (dalam batas toleransi yang diizinkan).

3. Jarak antar locator didesain sedemikian sehingga memberikan jumlah locator yang minimum dan menjamin kontak dengan seluruh permukaan benda kerja.

4. Peletakkan locator harus menjamin bebasnya benda kerja dari gangguan geram dan benda lain. Jika peletakkan locator tidak bisa menjamin hal ini maka locator dipasang menonjol atau berelief atau berlekuk (relieved).

Penempatan locator harus

disesuaikan dengan jenis permukaan benda kerja yang akan ditopang atau dipegang. Lokator pada permukaan datar menggunakan prinsip 3-2-1 sehingga mampu menghalangi 9 arah gerakan (derajat kebebasan).

Pada perancangan alat bantu untuk pembuatan sambungan karburator ini tidak menggunakan prinsip locator 3-2-1. Karena apabila locator digunakan, maka tidak seluruh bagian locator yang menyentuh benda kerja, selain itu penggunaan locator dapat mengganggu proses produksi yang akan dilakukan. Hal ini bertentangan dengan syarat-syarat penggunaan locator. Sebagai pengganti locator, maka digunakan supporting sebagai penahan benda kerja.

Karena pada alat bantu tidak menggunakan prinsip locator, maka pada saat perhitungan gaya yang dihasilkan oleh clamping akan

menggunakan locator imajiner.

Penggunaan dari locator imajiner ini disebabkan karena ketentuan yang berlaku, berikut ini adalah penentuan matriks pada locator imajiner untuk nantinya digunakan pada perhitungan clamping.

(5)

3.2 Pemilihan Jenis Clamping dan Penempatannya

Selain menggunakan locator, untuk menjamin hasil yang presisi digunakan juga clamping. Clamping adalah bagian jig/fixture yang berfungsi mencekam benda kerja sehingga posisi benda kerja

tidak berubah selama proses

pemesinan.

Kondisi yang harus dipenuhi dalam clamping adalah sebagai berikut.

1. Cukup kuat untuk memegang benda kerja dan menahan pergeseran benda kerja

2. Tidak merusak/mendeformasi benda kerja

3. Menjamin loading dan unloading benda kerja dengan cepat

Clamping yang digunakan adalah sejenis baut yang nantinya akan dipasang untuk menyatukan benda kerja dan fixture. Penggunaan baut ini didukung karena pada benda kerja sudah ada lubang sehingga bisa digunakan untuk pemasangan baut.

Karena tidak menggunakan locator, alat bantu ini dirancang dengan menggunakan prinsip supporting. Perancangan supporting ini sesuai dengan syarat-syarat yang harus terpenuhi apabila sebuah alat bantu menggunakan supporting. Supporting dirancang agar seluruh permukaan benda kerja bersentuhan langsung dengan supporting. Benda kerja yang awalnya berbentuk persegi panjang dengan dimensi 67 mm x 40 mm akan difreis pada keempat sisinya sehingga dimensi benda kerja menjadi seperti gambar 57, oleh karena itu, bentuk supporting yang dirancang disesuaikan dengan benda kerja yang telah selesai

dilakukan proses pemesinan.

Permukaan supporting diasumsikan rata

atau datar, sehingga seluruh

permukaanya bersentuhan langsung dengan benda kerja.

3.3 Konstruksi Fixture Keseluruhan Secara umum konstruksi dasar dari alat bantu terdiri atas 4 bagian yaitu sebagai berikut:

1. Tool Body

Tool body berfungsi sebagai landasan yang rigid untuk meletakkan locator, support, clamp, dan bagian lain yang dibutuhkan. Ukuran dan bentuk tool body ditentukan oleh ukuran benda kerja dan proses pemesinan yang akan dilakukan pada benda kerja. Bahan dan

metoda pembuatan tool body sangat dipengaruhi oleh biaya, kekakuan yang dibutuhkan, akurasi, dan umur yang diinginkan. Material yang biasa digunakan untuk membuat tool body adalah baja, besi, aluminium, magnesium, resin dan kayu.

Tool body dapat dibuat dengan tiga cara yaitu :

a. Casting ( cast tool bodies) b. Welding (welded tool bodies) c. Built-up ( built up tool bodies) 2. Drill Bushing

Jenis bushing yang umum digunakan adalah:

a. Renewable Bushing

Renewable Bushing dibagi dalam dua kelompok yaitu Slip-Renewable Bushing untuk kondisi lebih dari satu operasi pada satu titik seperti drilling dan reaming dan Fixed-Renewable Bushing untuk operasi tunggal.

Gambar 10. Renewable Bushing

b. Press-fit Bushing

Press-fit bushing dibuat dalam dua bentuk yaitu head atau headless yang digunakan untuk produksi terbatas dan tidak memerlukan pergantian bushing.

Gambar 11. Press Fit Bushing

c. Liner Bushing

Liner Bushing dibuat dalam dua bentuk head atau headless dan di hardened untuk mengurangi keausan. Liner Bushing dipasang ke jig plate dengan cara ditekan yang berfungsi sebagai komponen perantara antara jig plate dan bushing.

(6)

`

Gambar 12. Linear Bushing

3. Set Block

Fungsi set block adalah untuk setup posisi benda kerja dan pahat pada fixture.

Gambar 13. Typical Uses Of Set

Blocks

4. Pengencang (Fastening Device) Fungsi pengencang (fastening device) adalah untuk menyatukan berbagai bagian jig atau fixture. a. Baut

b. Retaining Rings c. Mur

d. Jig Pins e. Pasak

3.4 Prinsip Kerja Fixture

Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja selama proses pemesinan sehingga diperoleh produk yang seragam. Jig adalah alat khusus yang berfungsi memegang, menahan, atau diletakkan pada benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja dan membantu/mengarahkan pergerakan pahat. Fixture adalah alat khusus yang berfungsi mengarahkan, memegang, menahan benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja selama proses pemesinan.

Nama jig tergantung dari cara pembentukan jig yang bersangkutan, bisa memiliki bushing atau tanpa bushing. Secara umum jig dibagi menjadi dua;

1. Boring jig, untuk proses boring lubang yang terlalu besar untuk di-drill atau ukuran lubang tidak sesuai diameter pahat drill (tidak standar) 2. Drill jig, untuk proses drill, ream,

tap, chamfer, counterbore, countersink, reverse spotface, reverse countersink. Drill jig dibagi dua:

a. Jig terbuka, pengerjaan hanya pada satu sisi benda kerja

b. Jig tertutup, pengerjaan lebih dari satu permukaan benda kerja

3.5 Estimasi Waktu Manufaktur Proses

Proses yang terpilih untuk proses pemesinan yang akan dibuat alat bantunya adalah proses freis pada pembuatan keempat sisi sambungan karburator. Berikut ini adalah gambar

pembuatan keempat sisi pada

komponen sambungan karburator.

Gambar 14. Pembuatan Sisi

Sambu-ngan Karburator Menggu-nakan Proses Freis

Estimasi waktu dengan

menggunakan alat bantu ini dihitung dengan menggunakan metode Maynard Operation Sequence Technique (MOST). MOST merupakan salah satu metode pengukuran waktu tidak langsung dengan memanfaatkan data waktu gerakan. MOST ini lebih sesuai untuk

pengukuran di mana terdapat

perpindahan objek atau orang. 3.6 Perawatan Alat Bantu

Suatu proses produksi perlu memperhatikana kelangsungan dari peralatan yang digunakan sebagai sarana produksi termasuk perawatan (maintenance) terhadap jig dan fixture. Sebagai contoh, misalnya jig dan fixture

yang menangani dalam bidang

pemotongan logam, maka yang perlu diperhatikan adalah kebersihan jig dan fixture tersebut dari geram (chip) sebagai akibat hasil serpihan logam. Tujuan tersebut memang sangat

penting, karena

perawatan/pemeliharaan yang teratur akan berpengaruh dalam proses produksi nanti.

Beberapa masalah yang diajukan diatas, merupakan alternatif daripada

cara mengawasi dan menjamin

pelaksanaan kerja. Konsep tentang kerja juga diatur dalam disiplin ilmu tata cara, yang secara mendetail, dipelajari secara praktik. Maka baik dipikirkan bahwa sebaiknya dirancang

semudah-mudahnya dan jika

(7)

mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerja.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel

Berikut ini adalah tabel hasil

perhitungan penghematan waktu

dengan menggunakan alat bantu. Perhitungan waktu ini menggunakan metode MOST.

Tabel 1. Perbandingan Waktu yang Diperlukan

4.2. Gambar

Pada perancangan alat bantu ini menggunakan Fastening Device sebagai alat penahan agar benda kerja tidak bergerak selama proses pemesinan berlangsung.

Gambar 15. Landasan

Gambar 16. Alat Bantu Tampak

Samping

Gambar 17. Alat Bantu Tampak

Bawah

Gambar 18. Alat Bantu Tampak Depan

Gambar 19. Alat Batu Tampak Atas

Alat bantu yang dirancang dalam

proses freis untuk komponen

sambungan karburator ke mesin ini dibuat dengan menggunakan bahan

dasar baja tahan aus dengan

menggunakan komponenen-komponen sebagai berikut :

a. Komponen 1, yaitu tool body berbentuk belah ketupat dengan empat sisi sebanyak satu buah terbuat dari baja tahan aus.

b. Komponen 2, yaitu alat bantu berupa bushing yang digunakan adalah baut sebanyak dua buah di sisi atas alat bantu yang disesuaikan dengan lobang yang sudah ada pada benda kerja karena proses produksi sebelumnya.

c. Komponen 3, yaitu landasan yang akan menempatkan alat bantu pada mesin.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perancangan alat bantu untuk sambungan karburator ini bertujuan untuk mempermudah proses produksi yang dilakukan. Setelah melakukan

perancangan alat bantu untuk

sambungan karburator, maka

didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Waktu Tanpa Menggunakan Alat Bantu (jam)

0,0188

(8)

`

1. Alat bantu yang dirancang dapat membantu dalam proses pemesinan sehingga dapat mempercepat waktu produksi. Waktu operasi yang dibutuhkan tanpa menggunakan alat bantu adalah 0,0188 jam, sedangkan waktu yang diperlukan untuk proses produksi dengan menggunakan alat bantu adalah 0,0078 jam. Ini berarti penggunaan alat bantu dapat menghemat waktu produksi selama 0,011 jam.

2. Alat bantu yang dirancang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dibuat karena waktu produksi yang diperlukan

untuk memproduksi komponen

tersebut lebih sedikit apabila menggunakan alat bantu yang dirancang.

3. Alat bantu yang dirancang dapat menurunkan biaya produksi. Biaya operasi yang dibutuhkan tanpa menggunakan alat bantu adalah, sedangkan biaya yang diperlukan untuk proses produksi dengan menggunakan alat bantu adalah 0,0078 jam. Ini berarti penggunaan alat bantu dapat menghemat biaya produksi sebanyak 0,011 jam. 4. Penghematan yang bisa dilakukan

apabila menggunakan alat bantu adalah sebesar Rp 633.810,-.

5.2 Rekomendasi

Alat bantu yang dirancang untuk pembuatan sambungan karburator ini berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dibuat. Berikut ini adalah rekomendasi yang diberikan untuk pembuatan alat bantu selanjutnya :

1. Alat bantu yang dibuat sebaiknya bisa mendukung semua proses pemesinan yang diperlukan untuk membuat komponen tersebut. 2. Alat bantu yang dibuat sebaiknya

menggunakan prinsip locator yang jelas yang bisa digunakan tanpa menganggu proses pemesinan dan dimensi komponen yang dibuat. 3. Alat bantu yang dibuat sebaiknya

sederhana dan menggunakan

material yang mudah didapatkan, sehingga biaya pembuatan alat bantu tidak terlalu mahal, karena pada prinsipnya alat bantu dirancang untuk mengurangi biaya produksi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] W. D. Callister. Material science & Engineering an Introduction, 1991. [2] H. N. Sugiarto dan G. T. Sato.

Menggambar Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1991.

[3] T. Rochim. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. ITB: Bandung, 1993.

Gambar

Gambar 1.    Karburator  pada  Kenda- Kenda-raan Bermotor
Gambar 3.    Proses Freis pada Sisi 1
Gambar 10.   Renewable Bushing  b.  Press-fit Bushing
Gambar 12.   Linear Bushing  3.  Set Block
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Islam bukan sahaja boleh dilihat pada institusi pendidikan dan strukturnya seperti madrasah, sekolah agama, universiti teras Islam dan sebagainya di Negara ini,

Lebih lanjut, Kitab Ihya’ Ulumuddin disusun ketika umat Islam teledor terhadap ilmu-ilmu Islam, yaitu setelah al-Ghazali kembali dari rasa keragu- raguan dengan tujuan utama

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah wujud dan fungsi sarana retorika pada Puisi-Puisi Anak yang terbit di Harian Kedaulatan Rakyat edisi Minggu bulan Januari

a. Apabial diriwayatkan oleh seorang perawi maka disebut hadis gharib.. Jika diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun tidak sampai pada derajat mutawatir maka termasuk

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

Melalui hasil perhitungan laju korosi dengan metode Polarisasi Potensiodinamik (tafel) dapat diketahui bahwa komposit dengan konsentrasi 2,5%wt CaCO 3 memiliki

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian berdasarkan grafik least (kurang) yang dimiliki oleh responden 5 tidak terdapat kecocokan

Kegiatan mencari, meneliti diperlukan untuk melengkapi data dari suatu materiil bekal yang masih sangat terbatas, baik untuk materiil bekal yang sudah pernah masuk didalam sistem