• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 No. 1 Februari 2020 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 No. 1 Februari 2020 ISSN:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

www.stie-ibek.ac.id

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL, ROE DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2014-2018

CHRESTELLA DELICIA VANY Fery Panjaitan

Rizal R. Manullang

Accounting Program

STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang, Indonesia

e.jurnal@stie-ibek.ac.id

Abstract- This is an undergraduate thesis that has been conducted

and compiled by Chrestella Delicia Vany, student identification 540160013, STIE-IBEK Accounting Departement. The title of thesis in Bahasa Indonesia; "ANALISIS PENGARUH STRUKTUR

MODAL, ROE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2018”. The research conducted from October 2019 to February

2020, it consists of 148 pages without attachments. The population in this study is the plantation subsector companies which is listed on the Indonesia Stock Exchange in finance fiscal year of 2014-2018. The sampling method in this research is non-probability in the form of purposive sampling by taking samples from the population based on a certain criterion.

The results showed that the Capital Structure, ROE and Firm Size simultaneously had a positive and significant effect on Firm Value of plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. This is because the results of the simultaneous test (test-F) which shows that the (6,154 > 4,76) at significance level smaller than α = 5%. Partially, the Capital Structure has no effect and is not significant on Firm Value (0,282 < 1,72074). Meanwhile, ROE partially has a positive and significant effect on Firm Value (3,754 > 1,72074) and Firm Size partially has no effect and is not significant on Firm Value (-0,726 < 1,72074). The coefficient determination shows by Adjusted R² is 0,392 or the other word, Firm Value can be predicted by 39% Capital Structure, ROE and Firm Size, while 61% is influenced by other factors outside the research model.

Keywords: Capital Structure, Return on Equity, Firm Size, The Value

of Firm.

I. PENDAHULUAN

Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Hasil suatu produksi dapat berupa barang dan jasa. Kegiatan produksi dan distribusi umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, namun ada juga

kegiatan produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba, seperti; yayasan sosial, keagamaan, dan sebagainya. Perusahaan memiliki berbagai jenis, yaitu perusahaan ekstraktif, perusahaan agraris, perusahaan manufaktur, perusahaan dagang dan perusahaan jasa.

Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya atau mencapai laba maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif dan efisien. Efektif berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan efisien berkenaan dengan biaya yang seminimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut (Martono dan Harjito, 2010). Tujuan perusahaan untuk memperoleh laba maksimal dimaksudkan agar perusahaan dapat hidup terus. Didirikannya perusahaan tidak dibatasi untuk waktu tertentu, tetapi diharapkan hidup terus tanpa batas waktu,oleh karena itu kelangsungan hidup perusahaan akan terus dijaga dengan berusaha memperoleh laba sebesar-besarnya. Masih dalam Martono dan Harjito, apabila perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan kelangsungan hidup perusahaan terjaga diharapkan berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas di luar perusahaan dan hal itu merupakan prestasi manajemen dalam mengelola perusahaannya.

Keberlangsungan hidup suatu perusahaan bergantung kepada keputusan yang diambil pihak manajemen melalui hasil analisis rasio-rasio keuangan yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kondisi, posisi, serta aktivitas perusahaan saat ini atau dalam suatu periode akuntansi seperti yang telah dinyatakan oleh Kasmir (2016). Rasio-rasio keuangan tersebut dapat membantu pihak manajemen dalam mengetahui masalah maupun kelemahan yang ada di perusahaannya, sehingga masalah ataupun kelemahan tersebut dapat segera diperbaiki. Hal ini tentunya akan membuat kinerja perusahaan menjadi lebih baik, sehingga perusahaan dapat bertumbuh dan semakin maju yang pada akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan terhadap nilai dan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Noerirawan (2012), nilai perusahaan merupakan kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap

(2)

www.stie-ibek.ac.id perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama

beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan tujuan utama perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Menurut Weston & Copeland (2008), terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu PER (Price Earning Ratio), PBV (Price to Book Value) dan Tobin’s Q.

Pada perusahaan-perusahaan perkebunan yang menjadi objek penelitian, setelah penulis melakukan pra-penelitian dengan mengukur PBV (Price to Book Value) melaluilaporan tahunan (annual report) dari tahun 2014 sampai tahun 2018 untuk melihat kondisi masing-masing nilai perusahaan, maka didapati bahwa terjadi penurunan dari tahun 2014 ke tahun 2018. Penurunan ini harus segera diatasi dan diketahui apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi, sehingga nilai perusahaan tidak terus-menerus menurun hingga ke angka di bawah 1, dimana jika nilai perusahaan menyentuh angka di bawah 1 dalam perhitungan rasio PBV ini, maka dapat disimpulkan bahwa nilai pasar saham perusahaan tersebut lebih kecil daripada nilai bukunya dan ini dapat diartikan sebagai penurunan kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan dan prospek perusahaan di masa mendatang.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu struktur modal. Modal adalah hal penting yang perlu diperhatikan untuk membangun, menumbuhkan dan mengembangkan suatu usaha. Modal ini merupakan sekumpulan uang maupun aset yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan usaha atau bisnisnya, tanpa adanya modal perusahaan akan kesulitan untuk menjalankan bisnisnya tersebut. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, terutama dengan adanya utang yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2016) bahwa trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio utangnya, sehingga tambahan utang tersebut akan mengurangi pajak, namun pada perusahaan perkebunan yang menjadi objek penelitian penulis yang sedang mengalami penurunan profitabilitas dari tahun 2014 ke tahun 2018 justru mengalami kenaikan pada rasio utangnya.

Pada perusahaan-perusahaan perkebunan yang menjadi objek penelitian, setelah penulis melakukan pra-penelitian melalui laporan tahunan (annual report) dari tahun 2014 sampai tahun 2018 terhadap struktur modal yang diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio) untuk melihat kondisi masing-masing struktur modal, maka didapati bahwa rata-rata

rasio DER di masing-masing perusahaan mengalami fluktuasi berupa peningkatan. Peningkatan DER ini harus diwaspadai, karena semakin meningkatnya rasio DER suatu perusahaan dari tahun ke tahun, maka dapat diartikan bahwa total hutang dari tahun ke tahun akan menjadi lebih besar daripada total ekuitasnya.

Beberapa perusahaan yang memiliki DER dengan angka di atas 1,00 akan mengganggu pertumbuhan kinerja perusahaannya, juga dapat mengganggu pertumbuhan harga sahamnya dan biasanya sebagian investor akan menghindari perusahaan yang memiliki angka DER di atas 2,00. Apabila DER dengan angka di bawah 1,00 maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki total hutang yang lebih kecil daripada total ekuitas yang dimilikinya, sehingga para investor merasa lebih aman untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang memiliki angka DER di bawah 1,00 tersebut.

Faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu profitabilitas. Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima, apabila semakin besar laba yang dihasilkan suatu perusahaan, maka para investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan investor berpikir bahwa semakin besar laba yang dihasilkan suatu perusahaan, maka dividen yang akan diterima akan menjadi lebih besar pula dan tentunya para investor menganggap prospek perusahaan di masa mendatang akan semakin membaik.

Pada perusahaan-perusahaan perkebunan yang menjadi objek penelitian, setelah penulis melakukan pra-penelitian melalui laporan tahunan (annual report) dari tahun 2014 sampai tahun 2018 terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROE (Return on Equity) untuk melihat kondisi masing-masing profitabilitas, maka didapati bahwa terjadi fluktuasi berupa penurunan tingkat profitabilitas. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan, yaitu dapat mengganggu pertumbuhan harga saham, dimana para investor maupun calon investor berpikir bahwa kinerja perusahaan sedang mengalami gangguan maupun penurunan yang mengakibatkan profitabilitas menjadi ikut mengalami penurunan, sehingga dividen yang akan diterima ikut menurun.

Ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan, karena ukuran perusahaan umumnya dilihat dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga semakin besar suatu ukuran perusahaan maka pihak manajemen tidak akan kesulitan dalam hal pendanaan dan ukuran perusahaan juga sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya, sehingga para calon investor dan pihak eksternal lainnya akan berpikir bahwa menanamkan modalnya di perusahaan tersebut merupakan tindakan yang tepat dan aman, akan tetapi ukuran perusahaan yang besar sebenarnya belum dapat memastikan kinerja perusahaan tersebut sedang baik ataupun membaik. Hal ini ditandai dengan kemungkinan besarnya pendanaan eksternal yang dimiliki yaitu hutang jangka panjang yang dimiliki oleh sebagian besar perusahaan yang merupakan perusahaan berukuran besar, karena semakin besar total hutang yang dimiliki, maka semakin besar pula beban yang

(3)

www.stie-ibek.ac.id ditanggung perusahan dan laba yang akan diperoleh akan

menjadi lebih sedikit karena dikurangi dengan bunga pinjaman dari hutang tersebut. Pada perusahaan-perusahaan perkebunan yang menjadi objek penelitian, setelah penulis melakukan pra-penelitian melalui laporan tahunan (annual report) dari tahun 2014 sampai tahun 2018 terhadap ukuran perusahaan pada perusahaan-perusahaan perkebunan yang menjadi objek penelitian yang diukur dengan Ln of total assets, maka didapati bahwa terjadi peningkatan secara terus-menerus.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Untuk menganalisis pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018?

2. Untuk menganalisis pengaruh ROE (Return on Equity) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018? 3. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018?

4. Untuk menganalisis pengaruh Struktur Modal, ROE (Return on Equity) dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018?

II. LANDASAN TEORI

1. Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu proses yang mengelola bukti transaksi hingga menjadi sebuah laporan keuangan yang kemudian digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil suatu keputusan. Akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam melakukan pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran, yang mana hasil akhirnya tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas keuangan perusahaan (Ismail, 2010).

2. Struktur Modal

Struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri (Margaretha, 2014). Struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yaitu yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Ahmad & Herni, 2010). Menurut Horne & John M (2012) alat ukur yang bisa digunakan untuk melihat besarnya struktur modal adalah Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER). Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan rasio DER sebagai alat ukur struktur modal. Menurut hasil penelitian dari Axel Alvianto (2018), ditemukan bahwa secara parsial Struktur Modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung > t tabel (-1,285 > -1,674) dan nilai sig. > 0,05 (0,204 > 0,05)].

3. Profitabilitas (ROE)

Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan (Sudana, 2012). Ada 3 (tiga) rasio yang paling umum digunakan yaitu Profit Margin, Return on Asset(ROA) dan Return on Equity(ROE)

(M. Hanafi, 2012). Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan ROE (Return on Equity Ratio) sebagai alat ukur profitabilitas. Menurut hasil penelitian Axel Alvianto (2018) dan Herni Setiyowati (2018), secara parsial Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil dari Axel Alvianto (2018) yang menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (3,816 > 1,674) dan nilai signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), sedangkan hasil dari Herni Setiyowati (2018) menunjukkan t hitung > t tabel (12,670 > 1,666) dan nilai signifikansi yang sama seperti hasil penelitian dari Axel Alvianto yaitu < 0,05 (0,000 < 0,05). 4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukkan atau dinilai oleh total aset, total penjualan, jumlah laba, beban pajak dan lain-lain (Brigham dan Houston, 2012). Menurut Jogiyanto Hartono (2013), ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Menurut hasil penelitian dari Riny (2018), ditemukan bahwa secara parsial Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung > t tabel (4,984 > 1,660) dan nilai sig. < 0,05 (0,000 < 0,05)], sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Herni Setiyowati (2018) menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung < t tabel (-3,414 < 1,666) dan nilai sig. < 0,05 (0,001 < 0,05)].

5. Nilai Perusahaan

Noerirawan (2012) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Menurut Weston & Copeland (2008), terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu PER (Price Earning Ratio), PBV (Price to Book Value) dan Tobin’s Q. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan salah satu rasio yaitu rasio PBV dalam mengukur nilai perusahaan. Rasio PBV ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga pasar saham suatu perusahaan dengan nilai buku saham suatu perusahaan.

6. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan gambar kerangka pikir seperti di bawah ini, yaitu :

Gambar 1. Kerangka Pikir Variabel Independen

Struktur Modal (X₁)

Variabel Dependen Return on Equity (X₂) Nilai Perusahaan (Y)

Ukuran Perusahaan (X₃)

(4)

www.stie-ibek.ac.id 7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari kesimpulan yang dibuat berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya dan hipotesis ini perlu diuji kebenarannya melalui analisis data dan pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Berikut di bawah ini merupakan rumusan hipotesis yang akan diuji, yaitu:

Hipotesis Pertama

H₀ : Struktur Modal secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

H₁ : Struktur Modal secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

Hipotesis Kedua

H₂ : ROE (Return on Equity) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

H₃ : ROE (Return on Equity) secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

Hipotesis Ketiga

H₄ : Ukuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

H₅ : Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

Hipotesis Keempat

H₆ : Struktur Modal, ROE (Return on Equity) dan Ukuran Perusahaan secara simultan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

H₇ : Struktur Modal, ROE (Return on Equity) dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel a. Populasi

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

b. Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara non-probabilitas yang berupa purposive sampling (pengambilan sampel bertujuan) yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan yaitu berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu. Berikut di bawah ini

merupakan kriteria-kriteria yang digunakan untuk menyaring sampel dalam penelitian ini, yaitu :

1. Perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2018. 2. Perusahaan subsektor perkebunan yang memiliki

laporan tahunan lengkap selama tahun 2014-2018. 3. Perusahaan subsektor perkebunan yang tidak

mengalami rugi selama tahun 2014-2018.

4. Perusahaan subsektor perkebunan yang menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan tahunan selama tahun 2014-2018.

5. Perusahaan subsektor perkebunan yang tidak mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2018.

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung berupa data arsip yaitu data sekunder yang diperoleh dari internet yang berupa situs resmi PT Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.

Variabel Penelitian

a. Variabel Independen (Variabel X) 1. Struktur Modal (X₁) 2. ROE (X₂)

3. Ukuran Perusahaan (X₃) b. Variabel Dependen (Variabel Y)

Variabel Dependen dalam penelitian ini yaitu Nilai Perusahaan (Y).

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data Penelitian 1. Struktur Modal

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan rasio DER sebagai alat ukur struktur modal. Berikut di bawah ini merupakan rumus DER, yaitu :

DER = Total Debt × 100% Total Equity

Tabel 1.

Perhitungan Rasio DER Tahun 2014-2018

No. KP Tahun DER

1 AALI 2014 0,57 2015 0,84 2016 0,38 2017 0,35 2018 0,38 2 DSNG 2014 2,13 2015 2,13 2016 2,03 2017 1,57 2018 2,21

(5)

www.stie-ibek.ac.id 3 LSIP 2014 0,20 2015 0,21 2016 0,24 2017 0,20 2018 0,20 4 SGRO 2014 0,82 2015 1,14 2016 1,22 2017 1,07 2018 1,24 5 SSMS 2014 0,34 2015 1,30 2016 1,07 2017 1,37 2018 1,78

Sumber : Data sekunder yang telah diolah oleh penulis (2020) 2. ROE (Return on Equity)

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan ROE sebagai salah satu alat ukur dari profitabilitas. Berikut di bawah ini merupakan rumus ROE, yaitu :

ROE = Net Profit After Tax × 100% Total Equity

Tabel 2.

Perhitungan Rasio ROE Tahun 2014-2018

No. KP Tahun ROE

1 AALI 2014 0,22 2015 0,06 2016 0,12 2017 0,11 2018 0,08 2 DSNG 2014 0,28 2015 0,12 2016 0,09 2017 0,18 2018 0,12 3 LSIP 2014 0,13 2015 0,08 2016 0,08 2017 0,09 2018 0,04 4 SGRO 2014 0,12 2015 0,07 2016 0,12 2017 0,08 2018 0,02 5 SSMS 2014 0,25 2015 0,19 2016 0,17 2017 0,20 2018 0,02

Sumber : Data sekunder yang telah diolah oleh penulis (2020) 3. Ukuran Perusahaan

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan Ln of total assets sebagai alat pengukuran suatu perusahaan. Berikut di bawah ini merupakan rumus Ln of total assets, yaitu :

Firm Size = Ln (Total Assets) Tabel 3.

Perhitungan Ln of Total Assets Tahun 2014-2018

No. KP Tahun Ln_of_TA

1 AALI 2014 13,27 2015 13,33 2016 13,38 2017 13,40 2018 13,43 2 DSNG 2014 12,86 2015 12,90 2016 12,91 2017 12,92 2018 13,07 3 LSIP 2014 12,94 2015 12,95 2016 12,98 2017 12,99 2018 13,00 4 SGRO 2014 12,74 2015 12,86 2016 12,92 2017 12,92 2018 12,96 5 SSMS 2014 12,61 2015 12,84 2016 12,86 2017 12,98 2018 13,05

Sumber : Data sekunder yang telah diolah oleh penulis (2020) 4. Nilai Perusahaan

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan PBV sebagai salah satu rasio untuk mengukur nilai perusahaan. Berikut di bawah ini merupakan rumus PBV, yaitu :

PBV = Market Price per Share × 100% Book Value per Share

(6)

www.stie-ibek.ac.id Tabel 4.

Perhitungan Rasio PBV Tahun 2014-2018

No. KP Tahun PBV 1 AALI 2014 3,23 2015 2,13 2016 1,84 2017 1,37 2018 1,17 2 DSNG 2014 3,56 2015 2,53 2016 2,16 2017 1,42 2018 1,19 3 LSIP 2014 1,79 2015 1,23 2016 1,55 2017 1,19 2018 1,02 4 SGRO 2014 1,32 2015 0,92 2016 0,92 2017 1,17 2018 1,07 5 SSMS 2014 5,29 2015 6,11 2016 3,86 2017 3,52 2018 2,93

Sumber : Data sekunder yang telah diolah oleh penulis (2020) Analisis dan Interpretasi

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada model regresi linear OLS (Ordinary Least Square) atau metode perhitungan kuadrat terkecil agar model regresi linear OLS tersebut menjadi valid sebagai alat peramalan atau penduga. Di dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) macam uji asumsi klasik yang digunakan, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sebuah sebaran data terdistribusi normal atau tidak. Di dalam penelitian ini pengujian normalitas yang digunakan adalah Q-Q Plot Standardized Residuals. Berikut di bawah ini merupakan gambar dari hasil uji Q-Q Plot Standardized Residuals:

Gambar 2.

Q-Q Plot Standardized Residuals

Sumber : Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Dari gambar Q-Q Plot Standardized Residuals tersebut menunjukkan bahwa data mengikuti arah garis diagonal dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga data dapat diasumsikan terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (variabel x). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2016). Model regresi yang bebas dari multikoliniearitas adalah model yang memiliki nilai Tolerance > 0,10 atau jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut di bawah ini merupakan tabel dari hasil uji multikolinearitas:

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Collinearity Statistics Mo del Unstanda rdized Standar d Error Standar dized t p Tolera nce VIF 0 (Interc ept) 11.405 15.191 0.751 0.461 DER 0.095 0.336 0.047 0.282 0.780 0.920 1.087 ROE 12.872 3.429 0.627 3.754 0.001 0.909 1.100 Ln_Of _TA -0.837 1.153 -0.124 -0.726 0.476 0.866 1.155 Sumber: Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Dari hasil uji Muktikolinearitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel X₁, X₂ dan X₃ bebas dari multikolinearitas. Hal ini ditandai dengan nilai Tolerance > 0,10 [(X₁ = 0,920 > 0,10) (X₂ = 0,909 > 0,10) (X₃ = 0,866 > 0,10)] dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 [(X₁ = 1,087 < 10) (X₂ = 1,100 < 10) (X₃ = 1,155 < 10)].

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut di bawah ini merupakan gambar diagram dari hasil uji heteroskedastisitas:

(7)

www.stie-ibek.ac.id Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Dari tampilan diagram di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini ditandai dengan titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 dan titik-titik tersebut tidak membentuk pola yang jelas.

2. Uji Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu metode regresi berganda. Pengujian hipotesis ini menggunakan alat bantu program JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam untuk memperoleh hasil regresi linear berganda seperti yang ditunjukkan melalui tabel di bawah ini :

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients

Model Unstandardized Standard

Error Standardized t p

0 (Intercept) 11.405 15.191 0.751 0.461

DER 0.095 0.336 0.047 0.282 0.780

ROE 12.872 3.429 0.627 3.754 0.001 Ln_Of_TA -0.837 1.153 -0.124 -0.726 0.476 Sumber: Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 11,405 + 0,095 X₁ + 12,872 X₂ – 0,837 X₃ Keterangan :

Y = PBV (Nilai Perusahaan) α = Konstanta

X₁ = DER (Struktur Modal) X₂ = ROE

X₃ = Ln_Of_TA (Ukuran Perusahaan)

Persamaan di atas dapat didefinisikan seperti di bawah ini: 1) Intercept atau konstanta pada persamaan tersebut

sebesar 11,405 yang menunjukkan bahwa apabila variabel independen (X₁, X₂ & X₃) bernilai nol, maka variabel PBV (Nilai Perusahaan) adalah sebesar 11,405 satuan.

2) Koefisien regresi variabel X₁ sebesar 0,095 yang menunjukkan bahwa setiap penambahan (karena

tanda +) satu satuan DER akan meningkatkan PBV sebesar 0,095 satuan dengan ketentuan variabel X lainnya konstan.

3) Koefisien regresi variabel X₂ sebesar 12,872 yang menunjukkan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) satu satuan ROE akan meningkatkan PBV sebesar 12,872 satuan dengan ketentuan variabel X lainnya konstan.

4) Koefisien regresi variabel X₃ sebesar -0,837 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang searah (karena tanda -) antara variabel independen (X₃) dengan variabel dependen (PBV).

a. Uji T (Uji Parsial)

Uji parsial atau uji t dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebasnya (variabel x) terhadap variabel terikatnya (variabel y). Berikut di bawah ini merupakan tabel uji parsial (uji t) yang diperoleh dari output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam:

Tabel 7. Uji Parsial (Uji T) Coefficients

Model Unstandardized Standard

Error Standardized t p 0 (Intercept) 11.405 15.191 0.751 0.461 DER 0.095 0.336 0.047 0.282 0.780 ROE 12.872 3.429 0.627 3.754 0.001 Ln_Of_TA -0.837 1.153 -0.124 -0.726 0.476 Sumber: Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) pada tabel di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa:

1) Struktur Modal

Struktur Modal memiliki nilai t hitung < t tabel, maka H₀ diterima dan H₁ ditolak pada tingkat α = 5% yaitu 0,282 < 1,72074. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel Struktur Modal (DER) memiliki koefisien regresi sebesar 0,095 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,780. Tingkat signifikansi ini lebih besar daripada α = 5% (0,780 > 0,05), maka H₀ diterima dan H₁ ditolak. Dari hasil uji tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Struktur Modal (X₁) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Axel Alvianto (2018) yang menyatakan bahwa Struktur Modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung > t tabel (-1,285 > -1,674) dan nilai sig. > 0,05 (0,204 > 0,05)].

2) ROE

ROE memiliki nilai t hitung > t tabel, maka H₂ ditolak dan H₃ diterima pada tingkat α = 5% yaitu 3,754 > 1,72074. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki koefisien regresi sebesar 12,872 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Tingkat signifikansi ini lebih kecil daripada α = 5% (0,001 < 0,05), maka H₂ ditolak dan H₃ diterima. Dari hasil uji tersebut, penulis

(8)

www.stie-ibek.ac.id menyimpulkan bahwa ROE (X₂) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Axel Alvianto (2018) yang menyatakan bahwa Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung > t tabel (3,816 > 1,674) dan nilai sig. < 0,05 (0,000 < 0,05)].

3) Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan memiliki nilai t hitung < t tabel, maka H₄ diterima atau H₅ ditolak pada tingkat α = 5% yaitu -0,726 < 1,72074. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan (Ln_Of_TA) memiliki koefisien regresi sebesar -0,837 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,476. Tingkat signifikansi ini lebih besar daripada α = 5% (0,476 > 0,05), maka H₄ diterima dan H₅ ditolak. Dari hasil uji tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan (X₃) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Riny (2018) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung > t tabel (4,984 > 1,660) dan nilai sig. < 0,05 (0,000 < 0,05)], sedangkan hasil penelitian tersebut sejalan dengan Herni Setiyowati (2018) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, akan tetapi perbedaannya adalah Herni mendapati hasil tidak berpengaruh namun signifikan terhadap nilai perusahaan [t hitung < t tabel (-3,414 < 1,666) dan nilai sig. < 0,05 (0,001 < 0,05)], sedangkan penulis mendapati hasil tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan [t hitung < t tabel (-0,726 < 1,72074) dan nilai sig. > 0,05 (0,476 > 0,05)].

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji simultan atau uji f dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas (variabel x) secara simultan terhadap variabel terikat (variabel y). Berikut di bawah ini merupakan penentuan hipotesis dari uji f :

H₆ = Struktur Modal, ROE dan Ukuran Perusahaan secara simultan tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

H₇ = Struktur Modal, ROE dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

Tabel 8. Uji Simultan (Uji F) ANOVA

Model Sum of Squares df Mean

Square F p

0 Regression 21.86 3 7.286 6.154 0.004

Residual 24.86 21 1.184

Total 46.72 24

Note. Null model includes DER, ROE, Ln_Of_TA

Sumber : Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Berdasarkan hasil uji simultan (uji f) pada tabel di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa diperoleh f hitung > f tabel yaitu 6,154 > 4,76 yang berarti H₆ ditolak dan H₇ diterima. Tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5% yaitu (0,004 < 0,05) yang berarti H₆ ditolak dan H₇ diterima. Dari hasil uji f tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa Struktur Modal, ROE dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

c. Koefisien Determinasi R Square

Ghozali (2016) menyatakan bahwa koefisien determinasi R Square pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel - variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi (R²) terletak antara 0 dan 1 atau antara 0% sampai dengan 100%, sebaliknya jika (R²) = 0, maka model tersebut tidak dapat menjelaskan sedikit saja pengaruh variabel bebas (variabel x₁, x₂ dan x₃) terhadap variabel terikat (variabel y). Di bawah ini merupakan tabel koefisien determinasi (R²) yang diperoleh dari output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam:

Tabel 9. Koefisien Determinasi (R²) Model Summary Model R Adjuste d R² RMSE Change F Change df1 df2 p 0 0.684 0.468 0.392 1.088 0.468 6.154 3 21 0.004

Note. Null model includes DER, ROE, Ln_Of_TA

Sumber: Diolah oleh penulis. Sumber data dari Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-Amsterdam.

Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa nilai adjusted R² sebesar 0,392 atau 39%. Hal ini menunjukkan bahwa 39% perubahan Nilai Perusahaan (PBV) dipengaruhi oleh Struktur Modal (DER), ROE dan Ukuran Perusahaan (Ln_of_TA), sedangkan 61% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.

V. PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Struktur Modal, ROE dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dibuatlah kesimpulannya seperti di bawah ini, yaitu:

1. Struktur Modal (X₁) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Hal ini dikarenakan hasil uji parsial (uji t) yang menunjukkan bahwa Struktur Modal memiliki nilai t hitung < t tabel (0,282 < 1,72074) dan tingkat signifikansi yang lebih besar daripada α = 5% (0,780 > 0,05).

2. ROE (X₂) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

(9)

2014-www.stie-ibek.ac.id 2018. Hal ini dikarenakan hasil uji parsial (uji t) yang

menunjukkan bahwa ROE memiliki nilai t hitung > t tabel (3,754 > 1,72074) dan tingkat signifikansi yang lebih kecil daripada α = 5% (0,001 < 0,05).

3. Ukuran Perusahaan (X₃) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Hal ini dikarenakan hasil uji parsial (uji t) yang menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki nilai t hitung < t tabel (-0,726 < 1,72074) dan tingkat signifikansi yang lebih besar daripada α = 5% (0,476 > 0,05).

4. Struktur Modal (X₁), ROE (X₂) dan Ukuran Perusahaan (X₃) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan perkebunan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Hal ini dikarenakan hasil uji simultan (uji f) yang menunjukkan bahwa diperoleh f hitung > f tabel (6,154 > 4,76) dan tingkat signifikansi yang lebih kecil daripada α = 5% (0,004 < 0,05).

Saran Penelitian

1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar menambah periode pengamatan.

2. Disarankan agar peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen atau mengganti dengan variabel independen lainnya agar dapat menambah wawasan baru yang lebih bermanfaat di masa yang akan datang.

3. Disarankan agar peneliti selanjutnya dapat mencari objek penelitian dengan subsektor yang lain, sehingga dapat dilihat perbedaan maupun persamaan antara penelitian - penelitian yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdul Muid, M., & Noerirawan, R. 2012. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. In Jurnal Akuntansi (Vol. 1). Semarang: Universitas Diponegoro.

[2] Ahmad, R., & Herni, A. (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

[3] Alvianto, A. 2018. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

[4] Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2012). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (5th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

[5] Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (8th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

[6] Hanafi, M. M. (2016). Manajemen Keuangan (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE.

[7] Hanafi, M. M., & Halim, A. (2012). Analisis Laporan Keuangan (4th ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN. [8] Harjito, A., & Martono. (2010). Manajemen

Keuangan (2nd ed.). Yogyakarta: Ekonisia.

[9] Hartono, J. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

[10] Horne, J. C. Van, & John M Wachowicz, J. (2012). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (13th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

[11] Ismail. (2010). Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

[12] Kasmir. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan (2nd ed.). Jakarta: Prenada Media.

[13] Margaretha, F. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Dian Rakyat.

[14] Riny. 2018. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Medan: STIE Mikroskil.

[15] Setiyowati, H. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri.

[16] Sudana, I. M. (2012). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. [17] Weston, J. F., & Copeland, T. E. (2008). Dasar-dasar

Manajemen Keuangan Jilid II. Jakarta: Erlangga. [18] https://www.idx.co.id [Diakses pada tanggal 01

Gambar

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan SEFT dapatdilakukan di berbagaibidang, salahsatunya di sekolah.Metode SEFT juga dapat digunakan pada pengendalian emosi, misalnya pada siswa yang mengalami gangguan emosi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial perputaran modal kerja (X 1 ) terhadap profitabilitas (Y) pada Perusahaan Food and

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel- variabel independen yang terdiri dari keputusan investasi, kebijakan utang, kebijakan dividen dan profitabilitas dalam

Uji F pada dasarnya menunjukkan semua variabel independen yang terdiri dari modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak yang dimasukan dalam

Penyediaan Alat Tulis Kantor - Belanja Alat Tulis Kantor Belanja Bahan Pakai Habis Belanja Barang 63.072.452,00 Kota Singkawang APBD - -.. Penyediaan bahan material Rumah

Pengolahan pakan sapi fermentasi 7 Pada Tabel 1 diketahui bahwa Perlakuan 3 dan 4 ternak sapi peliharaan dapat diberikan pakan dari cacahan pelepah dan daun kelapa

1) Algoritma K-Nearest Neighbor bila diterapkan pada klasifikasi Database List View Source january 2019 memberikan hasil akurasi yang lebih baik jika dibandingkan

Hasil capaian kegiatan pemasaran sosial di desa Karanganom Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal sudah dapat dikatakan mencapai target yang ditetapkan dalam kontrak kerja