• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESTIMASI GERAKAN PADA VIDEO ANIMASI 2D MENGGUNAKAN ALGORITMA PENCOCOKAN BLOK (BLOCK MATCHING ALGORITHM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ESTIMASI GERAKAN PADA VIDEO ANIMASI 2D MENGGUNAKAN ALGORITMA PENCOCOKAN BLOK (BLOCK MATCHING ALGORITHM)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

29

ESTIMASI GERAKAN PADA VIDEO ANIMASI 2D

MENGGUNAKAN ALGORITMA PENCOCOKAN BLOK

(BLOCK MATCHING ALGORITHM)

Mursyidah1, Muhammad Nasir2

1

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Lhokseumawe, ACEH, 24312

2

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Lhokseumawe, ACEH, 24312

1

[email protected], [email protected]

Abstrak

Estimasi gerakan merupakan proses untuk menentukan pergerakan obyek pada video sekuensial. Pergerakan obyek dikenal dengan istilah motion vector. Sebuah motion vector menunjukkan pergeseran sebuah titik diantara frame sekarang dengan frame referensi. Dari motion vector yang didapat, akan terlihat pergerakan titik-titik yang terjadi antara frame yang diamati. Dalam penelitian ini menggunakan algoritma blok maching SAD (Sum of Absolut Different), yang proses pencarian dilakukan per pixel. Untuk menentukan kualitas gerakan objek pada setiap frame interpolasi yang didapat dengan menghitung nilai PSNR. Nilai PSNR untuk setiap teknik interpolasi yang digunakan pada frame video yang sama berkisar 33 sampai 35. Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan 24 frame interpolasi didapatkan nilai PSNR semakin menurun sebesar ±1% untuk setiap frame.

Kata kunci: estimasi gerakan, animasi 2D

1. Pendahuluan

Animasi atau sering disebut dengan film animasi merupakan hasil pegolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi di buat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di rekam dan diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafik komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Seorang animator tidak perlu menggambar gerakan demi gerakan secara manual. Animator hanya perlu menggambarkan dua buah pose, dimana pose adalah gerakan paling ekstrim (keyframe) dari tiap gerakan yang ada. Gambar (frame-frame) baru di dapatkan dengan menggunakan teknik interpolasi. Interpolasi bisa dilakukan apabila arah pergerakan antara dua keyframe sudah diketahui. Dengan demikian perlu dilakukan estimasi gerakan dari kedua pose atau gerakan kuncinya.

Estimasi gerakan dari video animasi merupakan proses utama dalam video restoration dan video compressing. Gerakan pada video animasi digambarkan dengan menggunakan istilah motion vector atau pergerakan vektor (x,y), yaitu suatu identifikasi perubahan posisi sebuah piksel atau blok piksel dari lokasi awal pada

frame referensi terhadap frame target karena

sebuah pergerakan obyek dalam frame.

Teknik estimasi gerakan sudah dilakukan oleh peneliti seperti teknik pixel-based motion

estimation dan block matching algorithm Zhang,

et al ( 2002). Dari teknik-teknik estimasi yang ada algoritma Block matching merupakan teknik yang paling banyak digunakan, Schilling, et al (1987), Nandhakumar, et al (1988), Moscheni, et al (1995), Ming,et al ( 1997).

2. Metode

2.1 Estimasi Gerakan

Estimasi gerakan mempunyai peranan yang sangat penting pada pengolahan video. Banyak sekali aplikasi di pengolahan video yang memerlukan estimasi gerakan, misalkan video

coding, super resolusi, restorasi video dan lain-

lain. Sehingga sampai saat ini estimasi gerakan masih merupakan topik yang menarik untuk diteliti.

Estimasi gerakan merupakan proses untuk menentukan pergerakan obyek-obyek pada video sekuensial. Pergerakan obyek tersebut dikenal dengan istilah motion vector. Sebuah motion

vector menunjukkan perpindahan sebuah titik

diantara frame sekarang dengan frame referensi. Dari motion vector yang didapat, akan terlihat pergerakan titik-titik yang terjadi antar frame yang diamati. Dari situlah akan terlihat korelasi elemen temporal yang terjadi, apakah itu berupa pergerakan obyek ataukah perubahan sudut pandang atau pergerakan kamera. Contoh hasil estimasi motion vector tampak pada Gambar 2.1.

(2)

Gambar 2.1 16x16 Motion vector dari dua frame (Sumber : Richardson 2003)

Pada umumnya metoda estimasi gerakan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori: metoda berbasis feature, metoda berbasis gradient dan metoda berbasis area. Diantara ketiga metoda tersebut yang sangat populer dan banyak digunakan adalah pendekatan berbasis area yang dikenal dengan block matching. Algoritma block

matching terkenal akan kesederhanaannya dan

kemudahan dalam implementasinya.

2.2 Algoritma Pencocokan Blok (Block

Matching Algorthm)

Algoritma block matching adalah sebuah cara untuk mencocokkan blok pada frame dari video digital, yang bertujuan untuk mendapatkan

motion vector. Pada algoritma block matching,

sebuah blok image B berpusat pada sebuah search

point ‘p’ pada search frame I (n1,n2) dibandingkan dengan kandidat blok pada target

frame J (n1,n2) berdasarkan kriteria matching untuk mendapatkan block matching terbaik didalam suatu pre-defined search area. Motion

vector ‘vp’ dari search point ’ p’ diberikan dari

pergerakan blok dalam mencari block matching terbaik. Ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Prosedur Pencarian Pada Algoritma

Block matching

(Sumber : Zhang et al, 2002)

Salah satu teknik block matching yang umum digunakan pada pengolahan video adalah Sum of Absolute Differences (SAD). Error

matching antara blok pada posisi (n1,n2) pada

frame sekarang I1 , dan kandidat blok pada posisi

((n1+d1,n2+d2)) pada frame referensi J2 , dapat didefinisikan oleh Sum of Absolute Differences (SAD) sebagai:

∈ + + − = B n n d n d n J n n I d d SAD ) 2 , 1 ( 2 2 1 1 2 1 2 1, ) | ( , ) ( , )| (

dengan B adalah ukuran blok. Estimasi terbaik untuk blok motion vector (v1,v2), berada pada blok yang memiliki error matching terkecil dengan posisi (n1+d1,n2+d2). Vektor (v1,v2) dapat dicari dengan menggunakan algoritma Full

Search (FS) untuk menghitung dan membandingkan error mathcing untuk setiap posisi yang dicari pada frame referensi.

Pada saat ini metoda full search cukup

optimal dalam menentukan pencocokan blok terbaik, kompleksitas perhitungan sering menjadi penghalang. Untuk mengatasi masalah ini, banyak alternatif strategi pencarian yang cepat seperti tree-step seach, logarithmic search,

cross-search dan hierarchical cross-search. 3. Data dan Metodologi

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah video animasi 2 Dimensi gambaran tangan yang di ekstrak menggunakan tools perangkat lunak lain yang sudah tersedia menjadi gambar-gambar atau frame. dalam file exstensi *jpg seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Rangkaian frame video animasi 2D Metodologi yang digunakan pada penelitian estimasi gerakan video animasi 2D secara umum ditunjukkan pada gambar 3.2.

(3)

31

Gambar 3.2 Blok Diagram Proses Penelitian

Pada tahap pertama untuk membuat sebuah gerakan dari karakter video animasi adalah dengan menentukan dua buah gambar pose gerakan, yaitu pose gerakan awal dan pose gerakan akhir yang disebut dengan keyframe. Gambar 3.3 menunjukkan dua buah frame yang di ambil dari serangkain frame dari video animasi 2D yaitu Popeye The Sailor - Blow Me Down Tahun 1933.

(a) (b) Gambar 3.3 Gambar (a)gambar Keyframe-1 dan

(b) gambar Keyframe-2 Estimasi gerakan merupakan proses untuk menentukan pergerakan obyek pada video sekuensial. Pergerakan obyek dikenal dengan istilah motion vector. Sebuah motion vector menunjukkan pergeseran sebuah titik diantara

frame sekarang dengan frame referensi. Dari motion vector yang didapat, akan terlihat

pergerakan titik-titik yang terjadi antar frame yang diamati. Gambar 3.4 (frame-1 sebagai frame referensi, sedangkan frame-2 sebagai frame yang dianalisa dan diestimasi gerakannya.

Gambar 3.4 Proses Maching Algoritma SAD.

4. Hasil

Hasil dari motion estimation di gambarkan dalam bentuk arah vektor. Gambar 4.1. menunjukkan gambar hasil visualisasi dari

motion vector.

(a)

(b)

Gambar 4.1(a), (b) Visualisasi Motion

vector menggunakan Algoritma SAD

dengan frame yang berbeda Dari hasil estimasi gerakan menggunakan algoritma SAD dilakukan pengujian kualitas gerakan setiap frame dengan perhitungan nilai PSNR. Nilai PSNR untuk setiap frame interpolasi seperti ditunjukkai pada Tabel 1.

(4)

NILAI PSNR FRAME 1652‐1653   MENGGUNAKAN ESTIMASI SAD  FRAME  LINIER  INTERPOLASI  KUADRAT  INTERPOLASI  CUBIC  INTERPOLASI  Frame‐1  35.96190528  35.84233278  35.58354314  Frame‐2  35.71466442  35.33607005  35.24266888  Frame‐3  35.70622513  35.16975879  35.12709658  Frame‐4  35.68854046  35.07633541  34.83611062  Frame‐5  35.45834056  34.76554876  34.73063111  Frame‐6  35.42082361  34.59831262  34.67945656  Frame‐7  35.23862462  34.51686455  34.62834783  Frame‐8  35.16805856  34.39269381  34.65863204  Frame‐9  35.10295062  34.29979218  34.65192502  Frame‐10  35.06029048  34.19666494  34.70779277  Frame‐11  34.99850468  34.14673435  34.77671655  Frame‐12  34.97346565  34.12375118  34.83750204  Frame‐13  34.78250043  34.03856326  34.90499215  Frame‐14  34.77349336  34.03664993  34.89081993  Frame‐15  34.73524461  33.991803  34.86846228  Frame‐16  34.68694825  33.97003323  34.8802897  Frame‐17  34.66791242  33.98238037  34.79243849  Frame‐18  34.62783875  33.95377272  34.70958264  Frame‐19  34.52474047  34.00533194  34.68935932  Frame‐20  34.51494576  34.03989538  34.66859863  Frame‐21  34.46122729  34.03393599  34.60506032  Frame‐22  34.43333254  34.04086845  34.56939013  Frame‐23  34.41542316  34.17570517  34.52557043  Frame‐24  34.35974828  34.27917861  34.43603588 

 

 

 

 

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai PSNR

Dari gambar 4.2 merupakan grafik perbandingan hasil nilai PSNR menggunakan interpolasi linier, kuadrat dan cubic. Nilai PSNR untuk teknik interpolasi linier terus menurun mengikuti pendekatan garis lurus. Dimana nilai PSNR

frame ke_1 = 35,96 ,frame ke_2 = 35,71, frame

ke_3 = 35,70 sampai dengan frame ke_24 = 34,35. Dengan menggunakan teknik interpolasi kuadrat, grafik PSNR yang didapatkan dengan jumlah frame interpolasi sebanyak 24 frame. Bentuk grafik mengikuti persamaan bentuk parabola. Pada frame interpolasi ke-1 PSNR sebesar 35.84, frame interpolasi ke-2 = 35.33 dan

frame interpolasi k-24= 34.27. Dengan menggunakan teknik interpolasi cubic, grafik PSNR yang didapatkan dengan jumlah frame interpolasi sebanyak 24 frame . Pada frame interpolasi ke-1 nilai PSNR sebesar 35.58, pada

frame ke-2 = 35.24 dan pada frame ke-24 =

34.43.

Estimasi gerakan dari video animasi 2D menggunakan algoritma Block Maching SAD dengan tiga teknik interpolasi yang dilakukan didapatkan hasil kualitas setiap frame sangat jelek. Semakin banyak frame interpolasi dibangkitkan nilai kualitas frame semakin menurun (jelek).

5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian kualitas estimasi gerakan untuk setiap frame semakin menurun (jelek) rata-rata sebesar 1% perframe interpolasi. Metode Sum of Absolute Differences (SAD) tidak mampu melakukan estimasi gerakan apabila posisi gerakan yang di cari dari objek terlalau besar perbedaannya

Daftar Pustaka

Aggarwal, J.K dan Nandhakumar, N, (1988), “On The Computation Of Motion From Sequences Of Images: A Review”, Proc. IEEE, DOI: 10.1109/5.5965, pp: 76: 917-935.

Bing, Z.; Rexiang, L; Ming, L.L, (1997), Optimization of fast block motion

estimation algorithms. IEEE Trans.

Circuits Syst. Video Technol., DOI: 10.1109/76.644063, pp: 7: 833-844. Dufaux F; Moscheni, F, (1995), “Motion

Estimation Techniques For Digital TV: A Review And A New Contribution”, Proc. IEEE, DOI: 0018-9219/95, pp: 83: 858-876.

Puri, A; Hang, H.M; Schilling, D, (1987), “An Efficient Block-Matching Algorithm For Motion Compensated Coding. Proc. International Conference On Acoustic, Speech And Signal Processing”, Texas, USA, April, pp: 1063-1066.

(5)

33

Richardson, IEG, (2003), “H.264 And

MPEG-4Video Compression”, John Wiley & Sons Ltd, England.

Wang, Y; Ostermann J; Zhang YQ, (2002), “Video Processing and

(6)

Gambar

Gambar 2.2  Prosedur  Pencarian Pada Algoritma  Block matching
Gambar 3.2 Blok Diagram Proses Penelitian  Pada tahap pertama untuk  membuat sebuah  gerakan dari karakter video animasi adalah  dengan menentukan dua buah gambar pose  gerakan, yaitu pose gerakan awal dan pose  gerakan akhir yang disebut dengan  keyframe
Gambar 4.2  Grafik Perbandingan  Nilai PSNR

Referensi

Dokumen terkait

Kesiapan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan (mempunyai anak) ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologis), dan sosial

Jika derajat sukubanyak pada pem- bilang lebih kecil dari derajat sukubanyak pada penyebutnya, maka fungsi rasional dikatakan fungsi rasional sejati.. Gagasan: setiap fungsi

Meskipun harus diakui bahwa kegagalan partisipan untuk dapat menerapkan apa yang telah di pelajarinya selama pelatihan ke dalam pekerjaan sehari-hari di pengaruhi

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar

p-value 0,000 (<0,05) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara intensitas mambaca al-quran dengan tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran

- Jika harga jual ke domestik lebih rendah daripada harga jual export, sehingga Pendapatan Pemerintah dari sektor hulu migas mengecil, namun pendapatan Pemerintah secara over all

indikator tersebut diuraikan sebagai berikut. Hasil yang didominasi oleh jawaban “setuju” menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai PSTW Gau Mabaji mampu menjalin

Untuk bentuk aljabar yang mempunyai beberapa suku seperti suku dua, suku tiga, suku empat, suku delapan dan sebagainya dinamakan suku banyak atau polinomial?.