• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. nyata yang diaplikasikan dalam bentuk teks sehingga di dalamnya terkandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. nyata yang diaplikasikan dalam bentuk teks sehingga di dalamnya terkandung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil pola pikir manusia yang memproyeksikan kejadian nyata di dunia. Karya sastra dapat dikatakan sebagai refleksi kehidupan nyata yang diaplikasikan dalam bentuk teks sehingga di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan dan kehidupan yang dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Dalam menciptakan sebuah karya sastra, pengarang memadukan semua hal yang pernah dialami dan diketahui dalam kehidupan bermasyarakat melalui imajinasi pengarang. Pengarang menggambarkan problematika kehidupan dan menyajikan sebuah ungkapan yang nyata serta dapat dijadikan untuk perenungan bagi pembaca karya sastra (Wellek dan Warren, 2014: 14). Karya sastra menghadirkan kisah dengan berbagai rangkaian permasalahan yang terjalin sehingga dapat dinikmati dan dihayati oleh pembaca. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila dapat membuat pembaca ‘masuk’ ke dalam alur cerita sehingga tidak ada batasan antara dunia nyata dan fiksi.

Rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan perkembangan karakter, pemikiran para tokoh cerita, persoalan yang dihadapi, serta penyajian susunan peristiwa menentukan kekuatan karya sastra. Pengarang menciptakan karakter tokoh berdasarkan imajinasi. Seperti dalam kehidupan nyata, tokoh dalam cerita juga memiliki kepribadian dengan segenap permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berupa tekanan batin maupun dalam lingkungan sosial dimana permasalahan tersebut tentunya terdapat sebab, klimaks, dan penyelesaian. Pada bagian itulah yang akan menjadi daya tarik dalam sebuah karya sastra khususnya

(2)

novel. Untuk menghasilkan keberhasilan dalam sebuah karya sastra khususnya novel tentu saja diperlukan keterlibatan di dalamnya yaitu keterlibatan antara penulis dengan para tokoh tentang apa saja yang akan dilakukan tokoh tersebut, apa saja yang dipikirkan, bagaimana perasaan para tokoh, serta mengapa para tokoh bertindak sedemikian rupa sehingga melahirkan permasalahan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan manusia pada umumnya.

Manusia pada dasarnya mempunyai sifat sosial. Sifat tersebut muncul atas dasar pembawaan dari lahir. Sifat sosial membawa masyarakat berhubungan baik dengan sesama. Hubungan yang baik tersebut akan menjadi pondasi untuk membangun kehidupan yang makmur. Posisi manusia dalam lingkungan bergantung pada sikap dan pembawaan. Posisi itulah yang akan menentukan bagaimana karakter orang tersebut. Berdasarkan sifat sosial yakni hubungan baik manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan kelompok dan manusia dengan Tuhan. Manusia tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain.

Sifat manusia tidak dapat lepas dari bantuan orang lain. Hal ini sejalan dengan pemikiran Comte (dalam Anwar dan Adang, 2013: 18) menyebutkan bahwa mengkaji tentang teori masyarakat dimana suatu individu itu tidak dapat berdiri sendiri dan harus saling membutuhkan antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam bermasyarakat. Keterkaitan individu dengan individu lainnya dalam bermasyarakat menuntut seseorang bersikap terbuka dengan lingkungannya. Keterbukaan tersebut akan menjadi jembatan antara satu individu dengan individu lainnya. Jembatan tersebut nantinya tidak akan memisahkan individu dengan individu lainnya berdasarkan perbedan yang ada.

(3)

Perbedaan dalam dunia adalah hal yang wajar, karena setiap manusia pasti memiliki sikap atau prinsip dalam hidupnya. Perbedaan ini seharusnya bukan menjadi jurang pemisah antara individu satu dengan individu lainnya, melainkan sebagai perekat. Perbedaan sering membuat seseorang melupakan etika dan rasa saling menghormati dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Max Weber (dalam Anwar dan Adang, 2013: 20) bahwa suatu hubungan masyarakat baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya harus terdapat etika kesopanan, saling menghormati satu sama lain dan tidak adanya suatu perbedaan antara individu baik itu dalam ras, suku, agama maupun adat sehingga dapat tercipta interaksi yang baik. Hubungan yang tidak terjalin harmonis dapat menimbulkan konflik, baik konflik sesaat maupun berkepanjangan. Konflik ini nantinya akan memecah antara satu dengan yang lain. Konflik yang ditimbulkan dapat berdampak positif maupun berdampak negatif.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antaranggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya. Konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dapat terjadi karena berbagai prasangka dan sebab. Seperti, prasangka-prasangka ras, suku, agama, dan keyakinan politik atau ideologi. Selain itu adanya ketidakadilan akses pada sumber daya ekonomi dan politik memperparah berbagai prasangka yang sudah ada di antara kelompok-kelompok sosial.

(4)

Ketidaksepakatan yang terjadi antara dua orang atau dua kelompok yang memiliki perbedaan kepentingan yang bisa diselesaikan oleh kedua orang atau kelompok tersebut tanpa melibatkan lembaga-lembaga politik dan pemerintah adalah konflik yang bisa dikategorikan sebagai konflik sosial. Secara umum konflik sosial disebabkan adanya sebuah kepentingan, baik antarindividu maupun antarkelompok yang berbeda-beda, yang pada akhirnya memutuskan ikatan sosial. Agar tidak menimbulkan konflik hendaknya manusia dapat berhubungan baik dengan sesama. Hubungan ini akan membawa kehidupan yang damai. Bukan hanya dalam kehidupan nyata saja terdapat konflik serta penyelesaiannya sebagai perjalanan hidup, melainkan terdapat pula pada karya sastra fiksi dalam sastra. Karya sastra juga terdapat konflik di dalamnya agar tidak menimbulkan cerita yang datar. Karya sastra tidak bisa dilepaskan dengan hubungan sastrawan dengan masyarakat. Hubungan sastrawan dengan masyarakat mampu menghasilkan sebuah karya sastra yang kreatif dan imajinatif. Sastrawan terkadang membuat sebuah karya sastra dengan melihat lingkungan sekitarnya, setelahnya ditambahkan imajinasi-imajinasi yang dimiliki sastrawan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Herder (dalam Wiyatmi, 2013: 17) bahwa yang mendasari perkembangan sosiologi sastra adalah pendapatnya bahwa setiap karya sastra berakar pada suatu lingkungan sosial dan geografis tertentu. Selain itu, faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam proses kreatif sebuah karya sastra.

Pengarang sering menulis cerita yang ada di lingkungan mereka. Seorang pengarang juga tidak jarang membuat karakter yang dapat membawa pembaca mengalami hal tersebut. Karakter juga didukung dengan konflik serta alur yang terdapat dalam sebuah karya sastra akan membawa suasana yang berbeda. Hal ini

(5)

juga yang dilakukan oleh Afarat Nur. Arafat Nur merupakan salah satu sastrawan pencipta karya sastra dengan pengaruh lingkungan sekitarnya walaupun karya-karyanya belum sebanyak sastrawan lainnya. Namun demikian, ia mampu membuat karya sastra yang mendapat apresiasi dan penghargaan. Selain sebagai penulis pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta, Arafat Nur juga seorang penulis peraih Khatulistiwa Literary Award. Salah satu karyanya yang mendapat penghargaan yakni novel Tanah Surga Merah pada tahun 2016. Tidak jauh dari itu, pada tahun 2018 Arafat Nur menerbitkan karyanya kembali dalam bentuk sebuah novel yang berjudul Bayang Suram Pelangi. Pada novel Bayang Suram Pelangi ia menceritakan kehidupannya sendiri yakni ia tumbuh dan besar di tengah gejolak politik, perang (konflik) panjang yang melanda Aceh. Dalam novel tersebut menceritakan sekelompok Amat Pakuk yang memicu perang dengan cara menyerang pasukan pemerintah (tentara). Orang-orang mengutuki pemuda ceroboh tersebut yang dengan tingkahnya dapat mencelakai semua penduduk kampung. Dari perbuatannya tersebut mengakibatkan pasukan pemerintah mempunyai rasa dendam sehingga memunculkan konflik antara pasukan pemerintah dengan penduduk kampung yang mereka (amat pakuk) huni.

Novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur mempunyai cerita yang cukup menarik sehingga akan membuat pembaca memiliki kesan tersendiri terhadap novel tersebut. Keistimewaan dalam novel Bayang Suram Pelangi yaitu melalui karyanya, pengarang mengajarkan kepada pembaca bahwa novel tersebut menaruh pelajaran hidup berharga dengan keluarga di mana mengisahkan mengenai perjuangan satu keluarga yang saling melindungi aggota keluarga lain saat keadaan lingkungan kampung mereka dalam bahaya. Dalam upaya

(6)

melindungi keluarga mereka bekerja sama satu dengan yang lain dengan cara menutupi suatu hal yang tidak ingin seseorang tau. Dari kisah tersebut novel Bayang Suram Pelangi memberikan pelajaran hidup bahwa jika ingin memiliki keluarga yang harmonis, maka masing-masing dari anggota keluarga harus mengesampingkan egonya.

Permasalahan yang timbul disebabkan oleh datangnya anggota baru dalam keluarganya, di mana ia menyandang status sebagai pemberontak atau buronan yang menikahi anak sulung dari keluarga tersebut. Hal itu yang memicu terjadinya konflik dalam satu keluarga tersebut sehingga kondisi mereka yang mulanya tidak begitu tertekan menjadikannya mala petaka bagi keluarga mereka. Penelitian mengenai Konflik Keluarga dalam Novel Bayang Suram Pelangi Karya Arafat Nur merupakan penelitian yang belum pernah dibahas. Akan tetapi penelitian terdahulu yang mengangkat mengenai konflik sosial sudah pernah dibuat. Penelitian tersebut dilakukan oleh Desi Tri Setyawati tahun 2014 yang berjudul Konflik Sosial dalam Novel Sirah karya A.Y Suharyono (Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra). Hasil penelitiannya telah ditemukan beberapa hasil yaitu pertama mengenai wujud dari konflik sosial tokoh-tokoh pada novel. Kedua mengenai faktor-faktor penyebab timbulnya konflik sosial.

Ketiga yaitu mendeskripsikan penyelesaian konflik sosial dalam novel tersebut. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti konflik sosial yang meneliti bentuk konflik dan faktor penyebab konflik tersebut muncul. Perbedaan yang terdapat pada penelitian Konflik Keluarga dalam Novel Bayang Suram Pelangi Karya Arafat Nur dengan penelitian sebelumnya yaitu objek yang dikaji. Objek yang dikaji berupa novel yang berbeda. Selain itu, perbedaan

(7)

penelitian terdahulu tidak membahas mengenai dampak namun membahas cara penyelesaian dari konflik yang terjadi. Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai konflik sosial yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anton Setyo Wibowo tahun 2010 yang berjudul Konflik Sosial Politik dalam Novel Tanah Api karya S.JAI. Hasil penelitiannya telah ditemukan beberapa hasil yaitu mengemukakan konflik sosial dan politik, serta mengetahui faktor penyebab terjadinya konflik tersebut.

Dari beberapa penelitian terdahulu banyak penelitian yang membahas mengenai konflik. Hanya saja penelitian tersebut membahas bentuk konflik dan faktor penyebab terjadinya konflik tanpa mengkaji dampak dari konflik tersebut dan yang membedakan pada penelitian ini terfokus pada satu keluarga yang diceritakan dalam novel, bukan keseluruhan tokoh dalam novel. Penelitian tersebut perlu dilakukan karena dalam konflik keluarga yang dialami anggota keluarga dalam novel banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Konflik yang ada pada novel tersebut cukup menarik untuk dibahas dalam penelitian. Selain itu, konflik yang terjadi memberikan gambaran kepada pembaca agar manusia tidak lebih mengutamakan ego dirinya sendiri yang kemungkinan besar akan berdampak pada orang di sekeliling mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini berfokus pada konflik keluarga yang dialami tokoh dalam novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur. Dalam novel tersebut menceritakan sekelompok Amat Pakuk yang menyerang pasukan pemerintah (tentara) yang melintas jalan Pariabek tepatnya di daerah Aceh. Dalam novel tersebut konflik terjadi ketika pasukan pemerintah (tentara) seketika menyerang

(8)

jalan Pariabek beserta dengan anjing yang bertali kekang. Penyerangan tersebut bertujuan untuk menyelapkan pemberontak yang berada dalam wilayah tersebut. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, permasalahan yang ada dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1) Bagaimana bentuk konflik keluarga dalam novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur?

2) Faktor apa yang menyebabkan konflik keluarga terjadi dalam novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur?

3) Bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah terjadinya konflik pada novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Mendeskripsikan bentuk konflik Keluarga dalam novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur.

2) Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab konflik keluarga dalam novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur.

3) Mendeskripsikan dampak yang timbul setelah terjadinya konflik pada novel Bayang Suram Pelangi karya Arafat Nur.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. Adapun manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(9)

1.4.1 ManfaatTeoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini yaitu memberikan gambaran yang konkrid mengenai konflik sosial dalam masyarakat. Dari penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan konstribusi bidang sastra. Adapun manfaat teoretis yang terdapat pada hasil penelitian ini sebagai berikut:

1) Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai dunia sastra serta dapat memperkaya penulis dengan mengetahui secara mendalam mengenai rasa nasionalisme yang dihadirkan dalam sebuah karya sastra khususnya novel.

2) Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan maupun dapat sebagai sumbangan teori mengenai kajian sosiologi sastra dalam sebuah karya sastra sebagai perbandingan penelitian selanjutnya.

3) Penelitian ini diharapkan mampu mengantarkan pembaca untuk lebih mengenal tokoh-tokoh secara mendalam dan mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air serta karya-karya yang terdapat di dalamnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan bagi pembaca. Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan mengenai apresiasi pembaca terhadap pendekatan sosiologi sastra dalam novel. Selain itu juga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengajaran yang ada kaitannya dengan sosiologi sastra. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan penelitiankhususnya pada perkembangan karya sastra.

(10)

1.5 Penegasan Istilah

Konflik : suatu pertentangan, perlawanan, penolakan, sekaligus pilihan yang terjadi pada diri tokoh baik secara eksternal maupun internal sebagai akibat dari interaksi para tokoh dengan Tuhannya, lingkungannya maupun dengan sesamanya. Tokoh : orang yang mengambil bagian dan mengalami

peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam plot.

Sosiologi Sastra : suatu pandangan tentang manusia dalam kaitannya dengan konflik-konflik kejiwaan yang dihadapi, di mana objek utamanya adalah ketidaksadaran.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ekstra untuk menyelesaikan penelitian yang akan saya gunakan untuk tesis ini, karena saat itu saya sedang hamil,” tutur Roisah Nawatila, ketika ditemui UNAIR NEWS

Oleh karena itu, dalam menjembatani hal tersebut kepala sekolah, guru atau waka humas TK Annur membuat buku laporan harian., buku laporan harian tersebut berisi

Ilmu aplikasi geologi pada dasarnya adalah keterampilan pemanfaatan lmu geologi untuk kemaslahatan kehidupan manusia di bumi, saat ini ada empat kelompok yang

Pada lokasi- lokasi yang lebih dalam, yaitu Stasiun l8 (15 m), ditemukan 5 spesies foraminifera planktonik dan 9 spesies foraminifera bentik yang semuanya berasal dari laut

Guru dan siswa melakukan diskusi kelas tentang hasil eksperimen Guru memberi apresiasi kepada siswa yang berkinerja baik Guru memberi penguatan materi dan kesimpulan akhir2.

Permasalahan pengelolaan sumberdaya pesisir terutama pada ekosistem terumbu karang yang disebabkan oleh (1) rendahnya pemahaman masyarakat tentang nilai sumberdaya

Kondisi terburuk dapat diidentifikasi berdasarkan kondisi retort, umur retort, kapasitas terbesar, retort terjauh dari sumber uap, dll. Retort yang akan digunakan dalam