• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM Latar Belakang SMA DIPONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALIS IS S IS TEM Latar Belakang SMA DIPONEGORO"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 . Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Latar Belakang S MA DIPONEGORO

SM A diponegoro yang berlokasi di jalan Diponegoro No.125 Kisaran ini, pertama kali dibentuk pada tanggal 3 januari 1977 yang di pimpin oleh kepala sekolah M uhidin M asmud dengan tenaga pengajar sebanyak 16 orang dan jumlah pelajar pertama kali adalah 18 murid IPA dan 15 murid IP S. Pembentukan SM A ini mendapat dukungan yang besar dari Yayasan sekolah yang di perkuat dengan surat keputusan pengurus Yayasan Perguruan Diponegoro Kisaran nomor 147/A.10/YPD/1985 tanggal 16 september 1985.

Kurikulum yang dipakai oleh SM A Diponegoro adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang diberlakukan Departemen Pendidikan Nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang artinya kurikulum ini tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa.

Kegiatan belajar mengajar di SM A Diponegoro dimulai dari pukul 07.30 WIB dan berakhir pukul 13.30 WIB, sedangkan untuk hari jumat dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai 11.30 WIB dan hari sabtu dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SM A Diponegoro dapat tercapai melalui proses pembelajaran yang mampu membentuk pola perilaku pelajar sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes.

(2)

3.1.2 Visi S MA DIPONEGORO

Visi dari SM A DIPONEGORO adalah Unggul dalam M utu, Disiplin dalam belajar, Berbudi bawa Laksana.

3.1.3 Misi S MA DIPONEGORO

M isi SM A DIPONEGORO adalah sebagai berikut :

1. M endorong dan membantu siswa menumbuhkan semangat dan keinginan bekerja keras dalam upaya meningkatkan potensi belajar dan mengembangkan kemampuan intelektual, emosional serta spiritualnya secara optimal

2. M elaksanakan bimbingan secara efektif dan efisien sehingga menumbuhkan kesadaran siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah, peraturan pemerintah dan undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. M enumbuhkan kesadaran dan melatih diri siswa menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya secara nyata sehingga memiliki budi pekerti yang dapat dikembangkan dalam kehidupan disekolah, masyarakat berbangsa dan bernegara.

(3)

3.1.4 S truktur Organisasi S MA DIPONEGORO

Gambar 3.1 S truktur Organisasi S MA DIPONEGORO Sumber : Sma Diponegoro 2009

3.1.5 S asaran S MA DIPONEGORO

1. M eningkatkan kualitas belajar mengajar.

2. M embentuk pelajar yang memiliki kepribadian, tanggung jawab, disiplin, kemandirian serta kemampuan bersaing dalam era globalisasi.

3. M eningkatkan prestasi pelajar. 4. M eningkatkan kinerja guru. 3.1.6. Tugas dan Wewenang

3.1.6.1 Kepala S ekolah

• Mengarahkan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

(4)

• Memeriksa dan menandatangani raport dan STTB serta surat-surat lainnya.

• Mengambil keputusan.

• Memeriksa pembayaran uang sekolah siswa.

• Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan sekolah. • Mengawasi kinerja guru.

3.1.6.2 Wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum

M embantu Kepala sekolah dalam bidang mengajar yaitu : • Menyusun program pengajaran.

• Menyusun pembagian tugas guru.

• Memyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian akhir.

• Menerapkan persyaratan dalam kelulusan siswa.

• Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran.

3.1.6.3 Wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan

• Menyusun program pembinaan kesiswaan/ OSIS.

• Melaksanakan bimbingan dan pengarahan serta tata tertib sekolah dan pemilihan pengurus OSIS/PK.

(5)

• Mengadakan seleksi pelajar untuk mewakili sekolah dalam berbagai kegiatan di luar sekolah.

• Menyusun kegiatan ekstrakurikuler.

• Menyusun laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.

3.1.6.4 Kepala Tata Usaha

Kepala tata usaha bertugas membantu Kepala Sekolah dalam hal sebagai berikut:

• M engelola keuangan sekolah.

• M engurus administrasi kepegawaian.

• M enyusun administrasi perlengkapan sekolah. • M enyusun dan menyajikan data statistik sekolah. • M enganalisis kebutuhan guru dan pegawai. • Penyusunan tugas tambahan guru.

• Pengajuan usul kenaikan pangkat. • Pengajuan usul kenaikan gaji berkala. • Pengelolaan administrasi gaji.

3.1.6.5 Bimbingan dan Penyuluhan (BP)

• Membina pelaksanaan koordinasi keamanan, kebersihan dan ketertiban.

(6)

• Memberi hukuman kepada pelajar yang melanggar peraturan sekolah seperti berkelahi, berjudi, merokok dan bermain kartu.

3.1.6.6 Guru Mata Pelajaran (GMP)

• Membuat model pembelajaran.

• Membuat program tahunan dan program semesteran. • Membuat program kegiatan pelajar.

• Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

• Membuat catatan mengenai kemajuan hasil belajar pelajar. • Mengatur kebersihan kelas.

• Melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar seperti tugas harian, ulangan umum, ujian semester dan ujian akhir.

• Mengajar sesuai dengan ilmu pengetahuan. • Memberikan catatan kepada pelajar.

• Memasukkan nilai pelajar kedalam buku daftar nilai.

3.1.6.7 Guru Laboratorium

SM A Diponegoro memiliki 5 laboratorium, yaitu : lab. Bahasa, lab. Kimia, lab. Fisika, lab. Komputer, lab Biologi.

(7)

• Mengkoordinasikan penggunaan sarana dan prasarana yang ada di ruangan laboratorium.

• Menjaga peralatan yang ada di ruang laboratorium.

• Menjaga ketertiban dan ketenangan di ruang laboratorium. • Menyusun laporan dari penggunaan laboratorium.

3.1.6.8 Guru Wali Kelas

• M enyampaikan kebijakan dan program Kepala Sekolah kepada pelajar dan orang tua.

• M enyelenggarakan Administrasi kelas seperti buku absen siswa, jurnal kelas, struktur organisasi, daftar petugas piket, daftar pelajaran di kelas, denah tempat duduk siswa, catatan kepribadian siswa, mengisi dan membagikan raport.

• M emotivasi siswa untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan sekolah.

• M embina dan membimbing siswa dalam berprilaku, berorganisasi, bersosialisasi, berpakaian dan berdisiplin. • M engoptimalkan potensi siswa secara individu dalam

strategi belajar, prestasi belajar, bakat dan minat belajar. • M enjalin kerjasama dengan orangtua pelajar dan guru

(8)

3.2 Analisis Sistem

3.2.1 Sistem yang sedang berjalan 3.2.1.1 Kuesioner Guru

Beriku akan dibahas hasil kuesioner yang diberikan kepada 20 guru dari 47 guru yang ada.

1. Seberapa baik murid dalam mengikuti pelajaran?

a. Sangat baik 12% b. Baik 43% c. Cukup baik 21% d. Kurang baik 13% e. Tidak baik 11% 12% 11% 13% 21% 43% Sangat baik Bai k Cukup baik Kurang baik Tidak baik

Gambar 3.2 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.1 untuk guru Simpulan : M urid bersikap baik dalam mengikuti pelajaran.

2. Apakah terdapat kesulitan dalam proses belajar mengajar?

a. Ya 30%

b. Netral 58% c. Tidak 12%

(9)

30% 12%

58% Ya

Netral Tidak

Gambar 3.3 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.2 untuk guru. Simpulan : Guru tidak begitu sulit dalam melaksanakan proses mengajar. 3. Apakah anda sering menggunakan komputer?

a. Sangat sering 56% b. Sering 22% c. Cukup sering 18% d. Jarang 4% e. Tidak pernah 0% 0% 4% 18% 22% 56%

Sangat ser ing Sering Cukup sering Jarang Ti dak pernah

Gambar 3.4 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.3 untuk guru Simpulan : Guru sangat sering menggunakan komputer.

4. Seberapa sering anda menggunakan internet?

(10)

b. Sering 48% c. Cukup sering 11% d. Jarang 9% e. Tidak pernah 0% 0% 9% 11% 48% 32% Sangat seri ng Ser ing Cukup sering Jar ang Ti dak pernah

Gambar 3.5 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.4 untuk guru Simpulan : Guru sering menggunakan internet.

5. Apa yang dilakukan ketika anda mengakses internet?

a. Browsing 21% b. Chatting 22% c. Email 10% d. Game 5% e. Download 42% 42% 5% 10% 21% 22% Browsing Chatting Email Game Download

(11)

Gambar 3.6 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.5 untuk guru Simpulan : Guru lebih banyak melakukan Download saat mengakses internet

3.2.1.2 Kuesioner Murid

Berikut akan dibahas hasil kuesioner yang diberikan kepada 100 murid dari 467 murid.

1. Dalam belajar, metode seperti apa yang anda sukai ? M embaca buku atau tekstual 10%

Ada eksperimen atau praktikum 27% Dibimbing oleh guru 12% Belajar kelompok 23% M edia elektronik 28% 28% 10% 27% 12% 23%

Membaca buku atau tekstual

Ada eksperimen atau praktikum

Dibimbing oleh guru

Belajar kelompok

Media elektronik

Gambar 3.7 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no. 1 untuk murid Simpulan : Para murid lebih menyukai metode media eletronik

(12)

2. M enurut anda, cara belajar yang bagaimana yang dapat membuat anda tertarik untuk belajar disekolah?

Guru yang menjelaskan 18% Ada interaksi antara guru dan murid 15% Ada sarana dan prasarana kelas yang mendukung 10% Sering diberikan soal latihan serta pembahasanya 25% Diberikan kesempatan berdiskusi 32%

18% 32% 15% 10% 25% Guru yang menjelaskan

Ada interaksi antara guru dan murid

Ada sarana dan prasarana kelas yang mendukung

Sering diberikan soal latihan serta pembahasannya Diberikan kesempatan berdiskusi

Gambar 3.8 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.2 untuk murid

Simpulan : M urid lebih tertarik untuk berdiskusi.

3. Seberapa sering anda menggunakan komputer dalam sehari? a. Sangat sering 10%

b. Sering 56%

(13)

d. Jarang 5% e. Tidak pernah 0% 0%10% 5% 29% 56% Sangat sering Sering Cukup Sering Jarang Tidak pernah

Gambar 3.9 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.3 untuk murid Simpulan : M urid sering menggunakan komputer.

4. Seberapa sering anda mengakses internet dalam sehari? a. Sangat sering 8% b. Sering 53% c. Cukup sering 27% d. Jarang 9% e. Tidak pernah 3% 3% 9% 8% 27% 53% Sangat sering Sering Cukup sering Jarang Tidak pernah

(14)

Simpulan : M urid sering mangakses internet.

5. Darimanakah anda mengakses internet?

a. Warnet 33% b. Sekolah 43% c. Rumah tetangga 3% d. Rumah sendiri 18% e. Rumah teman 3% 3% 18% 3% 43% 33% Warnet Sekol ah Rumah Tetangga Rumah sendiri Rumah teman

Gambar 3.11 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.5 untuk murid

Simpulan : M urid lebih banyak mengakses internet di Sekolah.

6. M enurut anda seberapa besar manfaat internet bagi kebutuhan pendidikan?

a. Sangat bermanfaat 11% b. Bermanfaat 43% c. Cukup bermanfaat 32% d. Kurang bermanfaat 12%

(15)

e. Tidak bermanfaat 2% 43% 32% 12% 2% 11% Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat

Gambar 3.12 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.6 untuk murid Simpulan : Internet bermanfaat untuk pendidikan.

7. Apakah anda ingin melihat pengumuman, jadwal pelajaran, materi dan tugas melalui internet?

a. Sangat ingin 13% b. Ingin 45% c. Netral 36% d. Kurang ingin 6% e. Tidak ingin 0% 13% 6% 36% 45% Sangat ingin Ingin Netral Kurang i ngi n Tidak ingin

(16)

Simpulan : M urid ingin melihat pengumuman, jadwal pelajaran, materi dan tugas melalui internet.

8. Apa yang dilakukan ketika anda mengakses internet?

a. Browsing 15% b. Chatting 22% c. Email 10% d. Game 18% e. Download 35% 35% 18% 15% 22% 10% Browsing Chatting Email Game Download

Gambar 3.14 Gambar hasil kuesioner pertanyaan no.8 untuk murid

Simpulan : M urid lebih banyak melakukan download ketika mengakses internet .

3.2.2 Analisis S WOT

(17)

Evaluasi faktor eksternal yang digunakan untuk menganalisa kemampuan sekolah dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada.

Tabel 3.1 Evaluasi Faktor Eksternal Opportunities

O1 Perkembangan teknologi yang semakin pesat.

O2 Harapan orang tua terhadap pengembangan ilmu pendidikan anak-anaknya.

O3 Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pembelajaran student center learning

O4 Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran. O5 Kebutuhan dan harapan pelajar akan pembelajaran online

Threats T1 Persaingan sekolah yang semakin tinggi T2 Kurikulum yang selalu berubah-ubah T3 Daya pemahaman pelajar yang bervariasi

T4 M etode Homeschooling yang semakin berkembang T5 Kurangnya minat belajar pelajar.

Peluang/Oppotunities

1. Perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Saat sekarang ini, kemajuan teknologi semakin pesat, hal ini terlihat dari jumlah pemakai internet yang semakin bertambah tiap tahunnya.

Tabel 3.2 Jumlah pengguna Internet di dunia

Tahun Pengguna Internet % Penduduk

1995 16,000,000 0.4% 1996 36,000,000 0.9% 1997 70,000,000 1.7%

(18)

1998 147,000,000 3.6% 1999 248,000,000 4.1% 2000 361,000,000 5.8% 2001 513,000,000 8.6% 2002 587,000,000 9.4% 2003 719,000,000 11.1% 2004 817,000,000 12.7% 2005 1,018,000,000 15.7% 2006 1,093,000,000 16.7% 2007 1,319,000,000 20.0% 2008 1,565,000,000 23.3% Sumber : http://aespee.wordpress.com/2009/12/21/daftar-jumlah-pengguna-internet-dunia-1995-2009

Dari 1.5 miliar pengguna internet saat ini, 41% berada di Asia, kemudian diikuti Eropa 25% disusul Amerika Utara 16%. Dan Afrika menjadi benua dengan tingkat netter terkecil di dunia yakni hanya 5.6%.

2. Harapan orang tua terhadap pengembangan ilmu pendidikan anak-anaknya.

Harapan orang tua merupakan peluang bagi sekolah karena setiap orang tua menginginkan anaknya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan setinggi-tingginya. Oleh sebab itu, orang tua akan menjadi sangat pemilih dalam memilih sekolah yang tepat bagi anak-anak mereka.

Sekolah yang memiliki citra diri yang baik, fasilitas yang mendukung serta dapat mengembangkan pendidikan pelajar bukan hanya dari sisi pengetahuan, namun juga dari sisi spiritual dan sisi emosional merupakan pilihan yang banyak di ambil oleh para orang tua.

(19)

3. Dukungan pemerintah pengembangan pendidikan.

Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pendidikan ini terlihat dari dibentuknya Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terlihat bahwa pemerintah menetapkan standar dalam pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan segenap bangsa.

4. Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran.

Dengan tidak adanya pembangunan SM A baru di kota Kisaran, maka SM A Diponegoro dapat menguasai pangsa pasar pendidikan di kota tersebut. Sehingga SM A Diponegoro hanya berfokus untuk bersaing dengan SM A yang telah ada.

5. Kebutuhan dan harapan pelajar akan pembelajaran online.

Dari hasil kuesioner yang di lakukan ke sejumlah pelajar yang ada di SM A Diponegoro, dapat disimpulkan bahwa mereka menginginkan suatu metode belajar yang berbasis online, sehingga selain membantu dalam proses belajar, juga membantu mereka dalam membiasakan diri terhadap pemakaian teknologi informasi.

(20)

Ancaman/Threats

1. Persaingan sekolah yang semakin tinggi

Setiap sekolah berupaya memberikan kualitas pendidikan yang baik bagi tiap pelajarnya. Berbagai pengembangan terus dilakukan seperti fasilitas sekolah, menerapkan pembelajaran online sebagai pendukung aktifitas pembelajaran. Hal ini bukan hanya untuk memberikan pembelajaran yang baik, namun untuk tetap dapat bertahan dan memiliki keunggulan dalam bersaing.

2. Kurikulum yang selalu berubah-ubah

Kurikulum yang berubah-ubah menjadi ancaman karena pihak sekolah terutama para guru harus dapat menyesuaikan dengan cepat bobot pelajaran yang akan diberikan kepada pelajar. Jika penyesuaian tidak dilakukan dengan cepat maka para pelajar juga akan tertinggal dalam pembelajaran.

3. Daya pemahaman pelajar yang bervariasi

Pelajar memiliki daya pemahaman yang berbeda-beda, didalam suatu kelas terdapat pelajar yang mengerti dengan cepat namun ada pula yang harus mengulang pelajaran untuk memahaminya. Tetapi, guru mengajar dikelas dengan kecepatan yang sama untuk seluruh pelajar, maka pelajar yang lebih lambat akan sulit memahami materi

(21)

pelajaran. Pelajar yang lebih cepat tingkat pemahamannya menginginkan materi yang lebih banyak, sedangkan pelajar yang lebih lambat menginginkan pengulangan pelajaran.

4. M etode Homeschooling yang semakin berkembang

Homeschooling yang merupakan kegiatan belajar mengajar (KBM ) yang diadakan secara mandiri oleh pelajar dengan satu orang guru, biasanya adalah ibunya sendiri atau memanggil guru khusus dengan mengacu pada kurikulum nasional dengan menggunakan metode dan buku penunjang yang dianggap cocok untuk pelajar tersebut Di beberapa kota di tanah air kelulusan dari program homeschooling ini sudah dilegalkan oleh pemerintah baik nasional maupun pusat. Artinya lulusan homeschooling memiliki kemampuan yang sama dengan mereka yang mengikuti sistem sekolah yang umum berlaku.

5. Kurangnya minat belajar pelajar

M inat belajar yang kurang dari para pelajar terlihat dari tidak adanya dorongan dari diri pelajar untuk belajar dan mencari informasi yang lebih mendalam mengenai materi secara pribadi. Jika guru tidak memberikan tugas dan arahan, maka pelajar tidak melakukan apapun.

(22)

3.2.2.2 Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Evaluasi faktor Internal yang menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sekolah.

Strenghts

S1 Pengajar yang berkualitas dan profesional S2 Citra diri yang baik

S3 M emiliki lahan untuk perluasan gedung S4 Lokasi yang strategis

S5 M emiliki fasilitas wi-fi

Weaknesses

W1 Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar. W2 Sikap mental yang menolak perubahan pada sebagian guru W3 Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada. W4 M etode pembelajaran yang kurang menarik

W5 Relatif rendahnya kesejahteraan para guru.

Tabel 3.3 evaluasi faktor internal

Kekuatan/Strenghts

1. Pengajar yang berkualitas dan professional.

Pengajar yang ada di SM A Diponegoro merupakan pengajar lulusan S1. Para pengajar juga menghadapi penyeleksian yang ketat dari pihak sekolah. Sampai sekarang, terdaftar sebanyak 47 guru yang mengajar di SM A Diponegoro dengan lulusan minimal S1 dan berdedikasi dibidang mereka masing-masing.

(23)

2. Citra diri yang baik.

Citra diri yang baik yang tercipta dari upaya SMA Diponegoro untuk selalu mengembangkan kualitas pendidikan dan mempertahankan kualitas yang telah dimiliki. Citra diri dari SM A Diponegoro terlihat jelas dari semakin bertambahnya jumlah pelajar tiap tahun ajaran, dan hal ini juga yang membuat yayasan sekolah untuk memperluas gedung sekolah.

3. M emiliki lahan untuk perluasan gedung.

Adanya lahan yang luas untuk memperluas gedung sekolah merupakan kekuatan yang dimiliki oleh SM A Diponegoro, karena setiap tahun ajaran baru, pelajar SM A Diponegoro selalu bertambah. Hal ini juga yang menjadi alasan untuk memperluas gedung sekolah yang ada.

4. Lokasi yang strategis.

SM A Diponegoro terletak di lokasi di pusat kota, sehingga SM A Diponegoro mudah dijangkau oleh para guru dan pelajar. Dengan lokasi yang strategis ini, membuat SM A Diponegoro mudah ditemukan sehingga mengurangi keraguan untuk bersekolah di SM A Diponegoro.

(24)

5. M emiliki fasilitas wi-fi.

Wi-fi (Wireless Fidelity) yang merupakan sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan local nirkabel (Wireless Local Area Network - WLAN ) yang bisa digunakan untuk mengakses internet. SM A Diponegoro telah memiliki fasilitas Wi-Fi, sehingga menjadi nilai tambah untuk sekolah.

Kelemahan/Weaknesses

1. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar. Komunikasi antara guru dan orang tua pelajar yang kurang membuat orang tua pelajar tidak mengetahui bagaimana prestasi anaknya disekolah, apakah anak mereka hadir dalam kelas, apa yang dilakukan oleh si anak di sekolah, sehingga membuat orang tua kurang mampu dalam mengendalikan dan mengembangkan prestasi anaknya si sekolah.

2. Sikap mental yang menolak perubahan pada sebagian guru. M asih melekatnya sikap mental sebagian guru yang sulit melakukan perubahan terhadap hal baru didalam pendidikan. Terutama dalam perubahan yang terjadi pada kurikulum pendidikan, guru sulit menerima karena dengan adanya perubahan, maka membutuhkan waktu untuk mempelajari, mencari soal dan materi yang sesuai.

(25)

3. Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada.

Walaupun SM A Diponegoro telah memiliki fasilitas wi-fi, namun fasilitas tersebut tidak digunakan secara maksimal untuk pendidikan. Sampai sekarang, fasilitas tersebut hanya digunakan untuk membuka email, membuat jaringan sosial (seperti facebook, twitter, Friendster, myspace, dsb). Fasilitas tersebut tidak maksimal untuk mendukung proses belajar mengajar.

4. M etode pembelajaran yang kurang menarik.

M etode pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah teacher centered learning yang bersifat satu arah yaitu pemberian materi oleh guru, metode ini membuat pelajar menjadi pasif karena hanya mendengarkan dan seringkali menimbulkan kebosenan dalam diri pelajar.

5. Relatif rendahnya kesejahteraan para guru.

Relatif rendahnya kesejahteraan para guru menyebabkan mereka tidak dapat sepenuhnya mencurahkan perhatiannya kepada sekolah. Sehingga membuat para guru kurang fokus dalam mengajar pelajar. Kesejahteraan guru swasta harus diperhatikan, sebab penghasilan mereka sangat minim bahkan tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal tugas

(26)

mereka sangat mulia dan strategis membentuk generasi bangsa.

3.2.3 Matriks Faktor Eksternal

Perhitungan bobot melalui metode pairwise comparison.

Opportunities Bobot

EFE

Peringkat Nilai EFE O1 Perkembangan teknologi yang semakin

pesat.

0.163 4 0.625 O2 Harapan orang tua terhadap

pengembangan pendidikan anaknya.

0.267 4 1.065 O3 Dukungan pemerintah terhadap

pemerintah terhadap pengembangan pendidikan.

0.090 3 0.269

O4 Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran.

0.069 4 0.276 O5 Kebutuhan dan harapan pelajar akan

pembelajaran online

0.138 3 0.412

Subtotal 0.726 2.677

Threats

T1 Persaingan sekolah yang semakin tinggi 0.044 1 0.044 T2 Kebijakan Kurikulum yang selalu

berubah-ubah

0.041 1 0.041 T3 Daya pemahaman pelajar yang bervariasi 0.061 1 0.061

T4 M etode Homeschooling yang semakin berkembang

0.041 2 0.081 T5 Kurangnya minat belajar pelajar. 0.090 2 0.181

Subtotal 0.274 0.408

TOTAL 1.000 3.085

Tabel 3.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Sumber : SM A Diponegoro(2009) Keterangan: Peringkat 1 = respon luar biasa

Peringkat 2 = respon di atas rata-rata Peringkat 3 = respon rata-rata

(27)

Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor Ekternal (EFE), diperoleh total nilai EFE yang menunjukkan bahwa SM A Diponegoro memiliki posisi eksternal yang di atas rata-rata terhadap peluang yang ada dan dapat mengantisipasi berbagai ancaman yang ada.

3.2.4 Matriks Faktor Internal

Perhitungan bobot melalui metode pairwise comparison.

Strenghts Bobot

EFE

Peringkat Nilai EFE

S1 Pengajar yang berkualitas dan profesional 0.2227 4 0.8908

S2 Citra diri yang baik 0.1622 4 0.6488

S3 Memiliki lahan untuk perluasan gedung. 0.0530 3 0.159

S4 Lokasi yang strategis 0.1802 4 0.7208

S5 Memiliki fasilitas wi-fi 0.0494 3 0.1482

Subtotal 0.6675 2.5676

Weaknesses

W1 Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar.

0.0537 1 0.0537 W2 Sikap mental yang menolak perubahan pada

sebagian guru.

0.0629 2 0.1258 W3 Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas

yang ada.

0.0435 1 0.0435 W4 Metode pembelajaran yang kurang menarik 0.0717 1 0.0717

W5 Relatif rendahnya kesejahteraan para guru. 0.1005 2 0.201

Subtotal 0.0334 0.4957

TO TA L 1,000 3.0633

Tabel 3.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal Sumber : pengolahan data

Keterangan : Peringkat 1 = respon luar biasa Peringkat 2 = respon di atas rata-rata Peringkat 3 = respon rata –rata Peringkat 4 = respon jelek

(28)

Berdasarkan hasil perhitungan dari evaluasi faktor Internal (EFI), diperoleh total nilai tersebut menunjukkan bahwa SM A Diponegoro memiliki posisi internal yang di atas rata-rata dimana SM A Diponegoro mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kekurangan yang ada.

3.2.5 Matriks Internal – Eksternal (Matriks IE)

Hasil analisis kondisi internal – eksternal yang diperoleh dari nilai EFI dan EFE dapat dimasukkan kedalam M atriks IE. Berikut ini merupakan matriks IE dari hasil evaluasi faktor Internal dan evaluasi faktor Eksternal :

Gambar 3.15 Matriks Internal – Eksternal S MA Diponegoro Keterangan: Sel I, II, IV = tumbuh dan kembangkan

(29)

Sel III, V, VII = pertahankan dan pelihara Sel VI, VIII, IX = panen atau divestasi

Berdasarkan matriks Internal – Eksternal (M atriks IE) di atas dapat diketahui bahwa SM A Diponegoro berada pada Sel I yaitu tumbuh dan kembangkan, dan kondisi Internal dan Eksternalnya sama-sama tinggi. M aka dari itu, Strategi yang diusulkan adalah strategi pengembangan pembelajaran seperti melakukan pengembangan materi, metode pengajaran, serta strategi integrasi dengan penyebaran informasi yang merata kepada guru, murid maupun orang tua murid.

(30)

3.2.6 Matriks S WOT

Strenghts

1. Pengajar yang berku alitas dan pro fesional.

2. Citra diri yang baik. 3. Memiliki lahan untuk

perluasan gedung. 4. Lokasi yang strategis 5. Memiliki fasilitas wi-fi

Weaknesses

1. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar.

2. Sikap mental yang menolak perubah an pada sebagi an guru.

3. Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada.

4. Metode pembelajaran yang kurang menarik.

5. Relatif rend ahnya kesej ateraan para guru. Opportunities 1. Perkembangan teknologi yang semakin pesat. 2. Harap an orang tu a terhadap pengembang an ilmu pendidikan anak-anaknya. 3. Dukungan pemerintah terhadap pengembang an pendidikan. 4. Tidak adanya pembangunan sekolah

baru di kota Kisaran.

5. Kebutuhan dan harap an pel ajar akan pembelajaran online

Strategi SO

• Meningkatkan kualitas pengajar dan terus menjag a citra diri untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas (S1, S2, O2).

• Memanfaatkan fasilitas wi-fi dengan membuat Learning Management System (LMS) untuk melengkapi proses belajar mengaj ar (S5, O1, O5).

Strategi WO

• Menambahkan metode diskusi dengan dukungan teknologi (W4, O1).

• Menggunakan teknologi inform asi dalam menjaga komunikasi antara guru dengan orang tua pelajar (W1, W3, O1). • Menambahkan metode baru

dalam belajar sep erti penambah an diskusi, tanya jawab dan studi kasus dengan meman faatkan teknologi inform asi (W4, O1).

Threats

1.Persaingan sekolah yang semakin tinggi.

2. Kurikulum yang selalu berubah -ubah.

3.Daya pemaham an pelajar yang bervari asi.

4. Metode Homeschooling yang semakin berkembang. 5. Kurangnya minat b elajar pelajar.

Strategi ST

• Meningkatkan kualitas pengajar d engan memberik an pelatihan guna mempersiapk an diri dalam perubah an kurikulum (S1, T2).

Strategi WT

• Mengembangkan pola student-centered learning dan l ebih banyak m elakukan prakt ek dan diskusi (W4, T3, T5).

• Menggunakan Learning Management S ystem yang memungkinkan pembelaj aran setiap saat (W3, T1 ).

Tabel 3.6 Matriks S WOT Sumber : pengolahan data 2009

M elalui M atrik SWOT, terdapat banyak strategi dan strategi tersebut berfokus pada strategi pengembangan produk dimana SM A Diponegoro memanfaatkan fasilitas yang ada dengan membuat Learning Management System.

(31)

3.2.7 Analisis Lima kekuatan Porter

Penulis mengidentifikasikan 5 kekuatan Porter yang ada dalam SM A Diponegoro, yaitu :

Gambar 3.16 Analisis Porter S MA Diponegoro

1. Persaingan dalam Industri

Setiap industri yang bergerak dalam segmen yang sama pasti memiliki pesaing, begitu juga dengan industri pendidikan. Namun terkadan g persaingan dapat menjadi pendorong untuk lebih meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh sekolah.

(32)

SM A Diponegoro yang berlokasi di kota Kisaran memiliki beberapa pesaing yaitu SMA M ethodist, SMA Panti Budaya, dan SM A Negri satu Asahan. Walaupun tidak begitu banyak pesaing, namun masing-masin g pesaing menawarkan pendidikan yang berkualitas, sarana dan prasarana yang lengkap. Oleh karena itu, untuk menjadi unggul dalam bersaing, SM A Diponegoro secara bertahap terus meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan pelayanan terhadap siswa, mengembangkan fasilitas serta memperluas gedung.

2. Potensi masuknya pesaing baru

Untuk memasuki industri pendidikan tergolong berpotensi karena persyaratan untuk mendirikan sebuah sekolah tergolong mudah yaitu dengan adanya surat tanah yang sah, adanya guru serta kepala sekolah, memiliki sarana dan prasarana yang cukup, sumber dana awal yang jelas, maka ijin pendirian sekolah akan dikeluarkan. Selain itu, industri pendidikan menawarkan keuntungan yang besar untuk di masuki. Namun untuk menjadi sekolah yang berkualitas membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam menciptakan citra yang baik dan mengembangkan kualitas pendidikan. Namun di Kisaran tidak memiliki pembangunan SM A yang baru, banyak dari sekolah yang dibangun adalah untuk Playgroup, Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

(33)

3. Potensi pengembangan produk pengganti

Produk pengganti yang merupakan produk yang bergerak dalam bidan g pendidikan namun mengajar dengan metode dan harga yang berbeda. Produk pengganti untuk semua SM A adalah Homeschooling dan SM K (Sekolah M enengah Kejuruan). Homeschooling yang merupakan kegiatan belajar mengajar (KBM ) yang diadakan secara mandiri oleh siswa dengan satu orang guru, biasanya adalah ibunya sendiri atau memanggil guru khusus untuk mengacu pada kurikulum nasional dengan menggunakan metode dan buku penunjang yang dianggap cocok untuk siswa tersebut. Kebanyakan alasan orang tua dalam memilih Homeschooling adalah karena mereka dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan minat anak, mengawasi perkembangan s i anak secara utuh (karena tidak ada murid lain yang harus diawasi), juga untuk menghindari pengaruh buruk dari luar lingkungan mereka seperti tawuran, penculikan. Namun dalam pelaksanaannya homeschoolin g menurunkan EQ (Emotional Quotient) dari anak dimana anak menjadi susah untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, sehingga Homeschooling dianggap sebagai produk pengganti yang lemah untuk sekarang ini.

SM K merupakan produk pengganti yang tidak begitu kuat karena peminat SM A dan SM K berbeda. M urid yang berminat untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah memilih SM K sedangkan murid yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lebih memilih SM A.

(34)

4. Kekuatan tawar Pemasok

Pemasok yang merupakan pihak ketiga yang melakukan kerjasama dengan SM A Diponegoro dalam menjalankan kegiatannya, termasuk didalamnya adalah Guru, Penerbit buku, Departemen Pendidikan Nasional dalam penyediaan kurikulum.

Guru tidak memiliki kekuatan tawar yang kuat dalam menentukan daya jual mereka, karena guru yang dibutuhkan adalah lulusan S1 dan harus memiliki kemampuan mengajar yang diatas rata-rata. SMA Diponegoro memiliki hak untuk merekrut dan memberhentikan guru sesuai kondis i yang berlaku.

Bagi penerbit buku terutama LKS(Lembar Kerja Siswa) yang sering dipakai, penerbit memiliki daya tawar yang lemah karena banyak penerbit yang menerbitkan LK S dengan harga yang minim, sehingga SM A Diponegoro bisa memilih untuk membeli dari penerbit yang mana saja. Namun terhadap Departemen Pendidikan Nasional dalam penyediaan kurikulum memiliki kekuatan tawar yang kuat karena setiap sekolah berpedoman pada kurikulum yang telah ditetapkan.

5. Kekuatan tawar Konsumen

Konsumen untuk industri pendidikan adalah calon murid SM A Diponegoro yang merupakan lulusan dari berbagai SM P. Dalam hal ini, kekuatan tawar murid tergolong lemah karena calon murid tetap harus mengikuti ujian masuk, tidak terkecuali bagi lulusan SM A Diponegoro.

(35)

Dari analisis lima kekuatan persaingan menurut PORTER diketahui bahwa SM A DIPONEGORO memiliki posisi yang bagus dalam dunia pendidikan sehingga SM A DIPONEGORO dapat bertahan dalam industri tersebut.

3.3 Tata laksana Sistem yang Berjalan

(36)

Penjelasan Gambar Rich Picture Sistem yang berjalan :

1. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan memberikan daftar siswa yang telah dimasukkan kedalam kelas kepada guru.

2. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan jadwal pelajaran kepada guru.

3. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan materi pelajaran kepada guru.

4. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan tugas pelajaran kepada guru.

5. Guru memberikan jadwal kepada murid.

6. Guru mengajarkan materi pelajaran kepada murid. 7. Guru memberikan catatan kepada murid.

8. Guru memberikan tugas kepada murid.

9. M urid mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pelajaran. 10. Guru memberikan jawaban atas pertanyaan dari murid. 11. Guru memberikan ulangan umum kepada murid.

12. M urid memberikan jawaban atas ulangan umum yang telah diberikan. 13. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan soal ujian

kepada guru.

14. Guru memberikan soal ujian kepada murid.

(37)

16. Setelah memeriksa jawaban ujian, guru memberikan nilai atas jawaban tersebut. Nilai dari murid diberikan kepada Wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

17. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan rapor murid yang berupa kumpulan dari nilai murid kepada guru.

18. Guru memberikan rapor tersebut kepada masing-masing murid.

3.4 Masalah Yang dihadapi

M elalui hasil kuesioner, analisis SWOT, analisis Porter, dapat diketahui masalah yang sedang dihadapi oleh SM A Diponegoro, yaitu :

• Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua murid, sehingga orang tua tidak mengetahui bagaimana prestasi, kegiatan apa saja yang dilakukan dan kehadiran anak mereka.

• Dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan, penjelasan materi dari guru ke murid hanya dapat dilakukan disekolah dengan adanya kehadiran murid dan guru. Jika murid tidak hadir maka murid tersebut tidak mendapat penjelasan materi.

• Adanya perbedaan daya penyerapan murid, ada murid yang cepat menyerap pelajaran namun ada juga murid yang lambat dalam menyerap pelajaran, sehingga menimbulkan perbedaan pemahaman akan suatu pelajaran.

(38)

3.5 Usulan pemecahan masalah

Berdasarkan penjelasan masalah yang dihadapi, dapat diusulkan media Learning M anagement System yang diinginkan, antara lain :

• Memberikan kemudahan bagi murid dalam melakukan pengaksesan materi, pengerjaan tugas dan pengumpulan tugas.

• Penyebaran informasi yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu kepada murid dan orang tua murid.

• Memberikan kemudahan dalam berkomunikasi antara guru dengan orang tua murid.

Gambar

Gambar 3.1 S truktur Organisasi S MA DIPONEGORO  Sumber : Sma Diponegoro 2009
Gambar 3.5 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.4 untuk guru  Simpulan : Guru sering menggunakan internet
Gambar 3.6 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.5 untuk guru  Simpulan : Guru lebih banyak melakukan Download saat mengakses   internet
Gambar 3.8 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.2 untuk  murid
+7

Referensi

Dokumen terkait

orang- orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka". Melihat Kebesaran Allah dari

Oleh karena itu, berdasakan riset yang dikaji secara mendalam ada beberapa dampak dalam pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) baik bagi guru, para orang tua maupun anak,

TK KUSUMA BANGSA TUNJANGAN FUNGSIONAL

Saat ini, mesin pembuat sengkang otomatis telah banyak dijual di pasaran, akan tetapi harganya masih cukup mahal karena menggunakan mesin yang diimport dari luar

Berdasarkan kreteria penelitian yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada anak usia SD oleh orang tua di RW 004 Kelurahan

Jika setelah lahir, bayi ditempatkan setinggi introitus vagina atau di bawahnya selama 3 menit dan sirkulasi fetoplasenta tidak segera disumbat dengan klem tali

gerakan mahasiswa Jakarta periode 1981-1990 tidak menarik sama sekali

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi dengan judul “Simbol-Simbol Dakwah Dalam Film Animasi “Adit