Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 233
KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEJADIAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PALEMBANG BARI
Suherwin
Program Studi DIII Keperawatan, STIKES ‘Aisyiyah Palembang
suherwin@gmail.com ABSTRAK
Latar Belakang : Angka penyakit alergi akhir-akhir ini terus meningkat, sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, atau polusi baik dari lingkungan maupun zat-zat yang terdapat pada makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah Asma.Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas.Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien dengan kejadian asma di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 . Penelitian dilakukan pada tanggal 06 sampai 11 Januari Tahun 2020. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien asma yang datang berobat ke instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan check list dan data dianalisis secara univariat. Hasil : analisis univariat menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik usia untuk responden anak-anak 6.7%, remaja 6.7%, dewasa 46.6%, lansia 40.0%. untuk distribusi frekuensi jenis kelamin, laki-laki 46,7%, dan perempuan 53,3%. Untuk responden yang memiliki riwayat keluarga dengan asma 66,7%, dan tidak ada riwayat asma 33,3%.dan untuk kejadian asma responden yang menderita asma ringan berjumlah 33,3%, sedang 33,3%, dan berat 33,3%. Saran : Diharapkan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari penelitian ini bisa menjadi masukan dalam mengupayakan pengembangan dan peningkatan pelayanan kegawat daruratan dan penyuluhan tentang penyakit asma
.
Kata Kunci : Asma, Usia, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga
ABSTRACT
Background: The number of allergic diseases has recently been increasing, in line with changes in the lifestyle of modern society, or pollution from both the environment and substances found in food. One of the most common allergic diseases in society is Asthma, which is a chronic inflammatory disorder of the airway. The basis of this disease is bronchial hyperactivity and airway obstruction. Purpose: this study was to describe the characteristics of patients with asthma events in the emergency department of the Palembang Bari Regional General Hospital in 2020. The study was conducted on January 6 to 11, 2020. Methods: This type of research is quantitative descriptive. The population in this study were all asthma patients who came to the emergency department of the Palembang Bari Regional General Hospital. The sampling technique in this study is accidental sampling. Data collection used a check list and data were analyzed univariately. Results: univariate analysis showed the frequency distribution of age characteristics for respondents: children 6.7%, adolescents 6.7%, adults 46.6%, elderly 40.0%. for the gender frequency distribution, male 46.7%, and female 53.3%. For respondents who had a family history of asthma 66.7%, and no history of asthma 33.3%. And for the incidence of asthma, respondents who had mild asthma were 33.3%, moderate 33.3%, and severe 33.3% . Suggestion: It is hoped that for the Palembang Bari Regional General Hospital, this research can be an input in seeking the development and improvement of emergency services and counseling about asthma.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 234
PENDAHULUAN
Angka penyakit alergi akhir-akhir ini terus meningkat, sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, atau polusi baik dari lingkungan maupun zat-zat yang terdapat pada makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah Asma (Prasetyo,2010).
Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Gejala asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Faktor risiko terjadinya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host factor) dan faktor lingkungan. Faktor penjamu termasuk predisposisi genetik. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pada pernapasan, diet, status sosial ekonomi maupun besarnya keluarga individu yang kecenderungan lalu berkembang menjadi asma dan menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma yang menetap (Syahira, 2015). Data dari WHO (2017) bahwa prevalensi asma saat ini masih tinggi, diperkirakan panderita asma di seluruh dunia mencapai 235 juta orang dan kematian yang disebabkan oleh asma
paling banyak terjadi pada negara miskin serta negara berkembang (Yulia, 2019).
Hampir separuh dari seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya, berdasarkan laporan NCHS (National Center For
Health Statistics) tahun 2010 terdapat
4,447 kematian yang disebabkan oleh penyakit asma atau sekitar 6,5% dari total populasi (Khaidir, 2019).The Global
Asthma Report menyatakan jumlah penderita Asma di dunia adalah 325 juta orang dan akan mencapai 400 juta orang pada tahun 2025 serta 255 ribu orang meninggal karena Asma (Gina,2016).
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 bahwa prevalensi asma pada sumua umur di Indonesia adalah 57,5%, sedangkan data prevelensi asma menurut jenis kelamin laki-laki 56,1% dan perempuan 58,8% (Rikesdas, 2018).
Menurut Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (2017) penyakit asma terus mengalami peningkatan setiap tahunya, dan penyakit asma masuk dalam kategori 10 penyakit terbesar di Sumatera Selatan, dimana 10 penyakit terbesar tersebut yaitu Diare, Ispa, DbD, Hipertensi, Asma, Diabetes Militus, Jantung Koroner, Dan Tuberkolosis. Dan
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 235
kasus asma terjadi sebanyak 23.256 kasus pada tahun 2017.
Berdasarkan data yang di dapat dari medical record Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari jumlah pasien asma pada tahun 2017 sebanyak 702 pasien, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 562 dan pada tahun 2019 sebanyak 672 pasien, (medical record RSUD Palembang Bari).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakteristik pasien dengan kejadian asma di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari tahun 2020.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif dengan penyajian dan analisa data univariat yang menggambarkan karakteristik (umur, jenis kelamin), riwayat keluarga dan kejadian
Asma. Variabel–variabel yang diteliti diukur dalam waktu yang bersamaan dan menggunakan check list sebagai alat pengumpul data.
Penelitian dilakukan di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari tahun 2020, Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisis univariat merupakan analisa data yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini dilakukan tiap variabel yang di analisa dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan presentase semua variabel penelitian, baik dari variable independen, maupun variabel dependen Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik (Usia) Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020
No Usia Frekuensi Persentase
1 Balita 0 0.0 2 Anak-anak 1 6.7 3 Remaja 1 6.7 4 Dewasa 7 46.6 5 Lansia 6 40.0 Total 15 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui hasil karakteristik responden
berdasarkan usia Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 236
Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak 15 orang, untuk usia responden Anak-anak berjumlah 1 orang atau (6.7%), Remaja berjumlah 1 orang atau (6.7%),
Dewasa berjumlah 7 orang (46.6%), Lansia berjumlah 6 orang atau (40.0%).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik (Jenis kelamin) Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
Tahun 2020
No Jenis kelamin Frekuansi Persentase
1 Laki-laki 7 46.7
2 Perempuan 8 53.3
Total 15 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020
sebanyak 15 orang, responden penelitian jenis kelamin Laki-laki berjumlah 7 orang atau (46,7%), dan perempuan berjumlah 8 orang atau (53,3%).
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
Tahun 2020
No Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase 1 Riwayat Keluarga
Dengan Asma
10 66.7
2 Tidak ada Riwayat Asma
5 33.3
Total 15 100
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui hasil karakteristik responden berdasarkan riwayat keluarga Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak 15
orang, responden penelitian yang memiliki riwayat keluarga dengan asma berjumlah 10 orang atau (66,7%), dan tidak ada riwayat asma berjumlah 5 orang atau (33,3%).
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 237
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Asma Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020
No Kejadian asma Frekuensi Persentase
1 Ringan 5 33.3
2 Sedang 5 33.3
3 Berat 5 33.3
Total 15 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui hasil responden berdasarkan kejadian asma Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak
15 orang, responden yang menderita asma ringan berjumlah 5 orang atau (33,3%), sedang berjumlah 5 orang atau (33,3%), dan berat berjumlah 5 orang atau (33,3%).
Tabel 5
Karakteristik pasien dengan kejadian asma
Karakteristik
Kejadian asma
Jumlah Ringan Sedang Berat
F % F % F % F % Usia Balita 0 0 0 0 0 0 0 100 Anak - anak 1 100 0 0 0 0 1 100 Remaja 0 0 1 100 0 0 1 100 Dewasa 4 57 3 43 0 0 7 100 Lansia 0 0 1 16,7 5 83,3 6 100 Total 5 5 5 15 100 Jenis kelamin Laki – laki 2 28,6 3 42,8 2 28,6 7 100 Perempuan 3 37,5 2 25 3 37,5 8 100 Total 5 5 5 15 100 Riwayat keluarga Ada 4 40 3 30 3 30 10 100 Tidak ada 1 20 2 40 2 40 5 100 Total 5 5 5 15 100
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 238
Berdasarkan tabel 5 didapat 1 orang responden anak anak dengan kejadian asma ringan (100%), 1 responden remaja dengan kejadian asma sedang (100%). Dari 7 responden dewasa didapat 4 responden dengan kejadian asma ringan (57%), dan 3 responden dengan kejadian asma sedang (43%). Dari 6 responden lansia didapat 1 responden dengan kejadian asma sedang (16.7%), dan 5 responden dengan kejadian asma berat (83.3%).
Berdasarkan tabel 5 dari 7 responden laki-laki didapat 2 responden dengan kejadian asma ringan (28.6%), 3 responden dengan kejadian asma sedang (42.8%), dan 2 responden dengan kejadian asma berat (28.6%). Dari 8 responden perempuan didapat 3 responden dengan kejadian asma ringan (37.5%), 2 responden dengan kejadian asma sedang (25%), dan 3 responden dengan kejadian asma berat (37.5%).
Berdasarkan tabel 5 dari 10 responden yang ada riwayat keluarga dengan kejadian asma didapat 4 responden dengan kejadian asma ringan (40%), 3 responden dengan kejadian asma sedang (30%), dan 3 responden dengan kejadian asma berat (30%). Dari 5 responden yang tidak ada riwayat keluarga dengan kejadian asma didapat 1 responden dengan kejadian
asma ringan (20%), 2 responden dengan kejadian asma sedang (40%), dan 2 responden dengan kejadian asma berat (40%).
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Usia
Berdasarkan hasil Analisis Univariat karakteristik responden berdasarkan usia Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak 15 orang, untuk usia responden Anak-anak berjumlah 1 orang atau (6.7%), Remaja berjumlah 1 orang atau (6.7%), Dewasa berjumlah 7 orang (46.6%), Lansia berjumlah 6 orang atau (40.0%).
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. Penyakit asma adalah penyakit semua golongan usia (Puspasari, 2019)
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 239
Penelitian sesuai dengan penelitian Khaidir dkk (2019), menunjukkan bahwa dari 60 responden yang terpilih responden yang mempunyai umur dewasa 26-45 tahun sebanyak 40%, dan yang mempunyai umur lansia >45 tahun sebanyak 60%.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, peneliti berpendapat bahwa asma bisa diderita oleh semua usia baik itu yang usia masih balita ataupun lansia semuanya bisa terkena penyakit asma dikarenakan penderita asma akan mengalami gejala yang sama seperti nyeri dada, batuk, dan mengi.
Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil analisis univariat responden berdasarkan jenis kelamin Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak 15 orang, responden penelitian jenis kelamin Laki-laki berjumlah 7 orang atau (46,7%), dan perempuan berjumlah 8 orang atau (53,3%).
Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang laki-laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan kebiasaan hidup, genetika, atau kondisi
fisiologis (Budiarto & Anggraeni, 2002).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Khaidir dkk (2019) yang mengatakan bahwa penyakit asma lebih banyak diderita perempuan dibanding laki-laki. Dengan responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 45% dan perempuan sebanyak 55%.
Berdasarkan penelitian dan teori yang ada peneliti berasumsi bahwa penyakit asma lebih banyak diderita perempuan dibandingkan laki-laki dikarenakan wanita tidak memiliki hormon testosteron yang dimiliki oleh kaum pria, hormon ini dapat mencegah paru-paru menghirup debu atau alergen yang berbahaya. Testosteron akan bekerja pada sel kekebalan yang bertindak sebagai lini pertama pembela tubuh dalam melawan virus yang menyerang.
Riwayat keluarga
Berdasarkan hasil analisis univariat responden berdasarkan riwayat keluarga Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak 15 orang, responden penelitian yang memiliki riwayat keluarga dengan asma berjumlah 10 orang atau (66,7%), dan tidak ada riwayat asma berjumlah 5 orang atau (33,3%).
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 240
Riwayat keluarga juga mempunyai faktor resiko yang dapat mengakibatkan asma dan memicu untuk terjadinya serangan asma. Berdasarkan sebuah studi kohort, apabila seorang anak memiliki satu orang tua yang memiliki alergi, maka anak tersebut memiliki kemungkinan untuk menderita alergi sebesar 33%, dan kemungkinan alergi pada anak yang kedua orang tuanya memiliki alergi sebesar 70% (Puspasari, 2019).
Berdasarkan penelitian sebelumnya Khaidir dkk, dengan judul “hubungan antara karakteristik penderita dengan derajat asma bronkial di rumah sakit umum daerah Andi makasau kota parepare”, didapatkan bawha responden yang menderita asma 50% ada faktor genetik dan 50% tidak ada faktor genetik.
Berdasarkan penelitian dan teori yang ada penelitian ini tidak sesuai dengan Khaidir dkk, peneliti berpendapat bahwa keluarga dengan riwayat asma bisa menurunkan penyakit tersebut kegenerasi selanjutnya, hal ini dikarenakan adanya faktor genetik yang diturunkan oleh keluarga pada anaknya, sehingga lebih banyak orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kejadian asma.
Kejadian Asma
Berdasarkan hasil analisis univariat responden berdasarkan kejadian asma Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020 sebanyak 15 orang, responden yang menderita asma ringan berjumlah 5 orang atau (33,3%), sedang berjumlah 5 orang atau (33,3%), dan berat berjumlah 5 orang atau (33,3).
Berdasarkan gambaran klinis secara umum asma diklasifikasikan dalam empat tingkat, yaitu intermiten, persisten ringan, persisten sedang, dan persisten berat (puspasari,2019).
Hasil penelitian sebelumnya Khaidir dkk, dengan judul “hubungan antara karakteristik penderita dengan derajat asma bronkial di rumah sakit umum daerah Andi makasau kota parepare”, menunjukkan dari 60 responden yang menderita asma berat 12.5 dewasa dan 87.5% ringan, sedangkan dari 60 responden menderita asma berat 86.1% lansia, 13.9% ringan.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka penelitian ini sesuai dengan Khaidir dkk jika asma berat banyak diderita oleh lansia dibandingkan dengan dewasa, peneliti berpendapat bahwa angka kejadian
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 241
Asma masih tinggi dan akan terus meningkat mengingat banyaknya faktor penyebab terjadinya Asma. Penderita asma yang tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan komplikasi bahkan akan menyebabkan kematian. Gambaran Karakteristik Pasien Dengan Kejadian Asma Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di IGD RSUD Palembang Bari Tahun 2020 pada tanggal 6-11 januari 2020 peneliti mendapatkan 15 responden, hasil dari penelitian ini didapatkan gambaran karakteristik pasien dengan kejadian asma
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik pasien dengan kejadian asma didapatkan 1 orang responden anak anak dengan kejadian asma ringan (100%), 1 responden remaja dengan kejadian asma sedang (100%). Dari 7 responden dewasa didapat 4 responden dengan kejadian asma ringan (57%), dan 3 responden dengan kejadian asma sedang (43%). Dari 6 responden lansia didapat 1 responden dengan kejadian asma sedang (16.7%), dan 5 responden dengan kejadian asma berat (83.3%).
Berdasarkan hasil penelitian dari 7 responden laki-laki didapat 2 responden dengan kejadian asma ringan (28.6%), 3 responden dengan kejadian asma sedang (42.8%), dan 2
responden dengan kejadian asma berat (28.6%). Dari 8 responden perempuan didapat 3 responden dengan kejadian asma ringan (37.5%), 2 responden dengan kejadian asma sedang (25%), dan 3 responden dengan kejadian asma berat (37.5%).
Berdasarkan hasil penelitian dari 10 responden yang ada riwayat keluarga dengan kejadian asma didapat 4 responden dengan kejadian asma ringan (40%), 3 responden dengan kejadian asma sedang (30%), dan 3 responden dengan kejadian asma berat (30%). Dari 5 responden yang tidak ada riwayat keluarga dengan kejadian asma didapat 1 responden dengan kejadian asma ringan (20%), 2 responden dengan kejadian asma sedang (40%), dan 2 responden dengan kejadian asma berat (40%).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dari 15 responden yang diteliti, didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Distribusi frekuensi responden dengan kejadian asma dari 15 responden yang diteliti, yang menderita asma Ringan 33.3%, Sedang 33.3%, dan Berat 33.3%
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 242
2. Distribusi frekuensi usia responden, Anak-anak 6.7%, Remaja 6.7%, Dewasa 46.7%, Lansia 40.0%.
3. Distribusi frekuensi jenis kelamin Laki-laki 46.7%, Perempuan 53.3%. 4. Distribusi frekuensi riwayat keluarga
dengan kejadian asma yang memiliki riwayat keluarga dengan kejadian asma yaitu, Ada 66,7%, Tidak ada 33.3%
Saran
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dalam mengupayakan pengembangan dan peningkatan pelayanan kegawat daruratan dan penyuluhan tentang penyakit asma sehingga dapat mencegah dan menurunkan angka
kejadian penyakit asma pada keluarga yang lainnya.
2. Bagi STIKES Aisyiyah Palembang Hasil penelitin ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menambah kepustakaan di STIKES Aisyiyah Palembang dalam melakukan penelitian khususnya yang berhubungan tentang penyakit asma.
3. Bagi Peneliti yang Akan Datang Bagi penelitian yang akan datang diharapkan dapat menggunakan variabel yang lebih bervariasi dan mencakup penelitian yang lebih luas, sehingga penelitian tentang kejadian penyakit asma dapat terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Anindyaputri. 2018. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyakit-keturunan-anak-cucu/ diakses pada tanggal 25 januari 2020
Badan pusat statistik sumsel, 2017. Di akses dari https://sumsel.bps.go.id
Budiarto & Anggraeni. 2002. Pengantar epidemiologi, edisi 2, Jakarta : EGC
DepkesRi.
2013.file:///D:/KTI%20SAMPAI%20MATII/jurnal/Jurnal%20Asma/162685921-usia-menurut-depkes.pdf. Diakses Pada 31 Oktober 2019 Jam 20:59 Wib Effendy . 2005. Revolusi kecerdasan abad 21. Bandung: Alfabeta
Global Inititiative for Asthma (GINA). (2016). The Global Asthma Report. New Zealand : Global Asthma Network. Di akses dari jurnal Farlina dkk. Hubungan
pengetahuan dan kecemasan terhadap tingkat kontrol asma pada penderita asma di klinik paru RSUD Dr. Soedarso Pontianak. tanggal 08 oktober 2019 jam 21:05
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 243
Khaidir dkk. 2019. Hubungan antara karakteristik penderita dengan derajat asma
bronkial di RSUD andi makasau kota parepare. Fakultas ilmu kesehatan
universitas muhammadiyah parepare. Di dwonload tanggal 08 Oktober 2019 jam 21:05 WIB
KEMENKES RI(2018). Riskesdas,Badan penelitian dan pengembangan kesehatan
kementrian kesehatan RI .(www.dinkes.kalbarprov.go.id diakses 11November
2019 jam 22.30)
Notoatmodjo, soekidjo (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta Prasetyo, Budi, 2010. Seputar masalah asma. Jogjakarta;DIVA Pres
Puspasari. Scolastica fina aryu. 2019.Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernapasan. Yogyakarta; Pustaka Baru Press
Syahira, Indra Y, Miftah A. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Asma dengan Tingkat
Kontrol Asma di Poliklinik Paru RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Pekanbaru:
Fakultas Kedokteran; 2015: 25(1-8)
WHO. 2017. Diakses dari jurnal Yulia dkk. Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap
Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nafas Pada Pasien Asma. Tanggal 08 Oktober
2019 Jam 21:04 Wib