• Tidak ada hasil yang ditemukan

Electrical Machines and Apparatus HS 8543

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Electrical Machines and Apparatus HS 8543"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

HS 8543

ITPC Osaka 2015

(2)

1

DAFTAR ISI

I.

EXECUTIVE SUMMARY………... 2

II.

POTENSI PASAR JEPANG………... 3

1. Jenis Electrical Machinery and Equipment and Parts 3 2. Ekspor dan Impor Electrical Machinery and Equipment and Parts Jepang – Dunia 3 3. Potensi Pasar Ekspor Electrical Machinery and Equipment and Parts Jepang 8 4. Kebijakan Impor Electrical Machinery and Equipment and Parts Jepang 14

5. Hambatan Lainnya 15

III.

PELUANG……… 17

1. Keadaan Industri Electrical Machinery and Equipment and Parts di Indonesia 17 2. Pemasok Electrical Machinery and Equipment and Parts di Jepang 18 3. Electrical Machinery and Equipment and Parts asal Indonesia Dibandingkan Negara Lain

18

IV.

STRATEGI……… 19

1. Strategi memasuki pasar Jepang 19

2. Rekomendasi 19

V.

INFORMASI PENTING………... 21

1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia. 21

2. Kamar Dagang Jepang 22

3.

Pameran Elektronika di Jepang 23

(3)

2

I.

EXECUTIVE SUMMARY

Peralatan dan Mesin Elektronik (electrical machinery) atau dalam bahasa Jepang disebut denkikiki (電気機器) adalah alat yang dapat mengubah bentuk energi. Secara garis besar, electrical machinery dapat digolongkan menjadi 3 jenis, generator yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, motor yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dan transformer yang mengubah level voltase dari sebuah arus listrik. Sebenarnya, jenis – jenis electrical machinery and equipment sangat beragam. Jenis – jenis apa sajakah yang tergolong dalam electrical machinery and equipment akan dibahas di bab II.2 secara lebih lengkap.

Berdasarkan data dari International Trading Center, Jepang bukan merupakan tujuan utama ekspor produk HS 8543. Menurut data tahun 2014, Singapur merupakan negara tujuan utama ekspor produk kode HS 8543, dilanjutkan dengan Poland, Malaysia, Korea, Thailand, Perancis, Hungaria, India lalu Jepang. Penjelasan lebih lanjut mengenai pasar ekspor – impor produk HS 8543 akan dibahas lebih lanjut dalam laporan ini. Uraian jenis – jenis produk kode HS 6 angka beserta uraian singkat mengenai produk tersebut juga akan dibahas dalam laporan ini.

Beberapa strategi untuk memperluas ekspor produk HS 8543 ke Jepang antara lain dengan memperbaiki kualitas dan memperluas jenis barang produksi. Sampai saat ini Indonesia belum dapat bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapur, Taiwan, Thailand dan Cina dalam memproduksi produk HS 8543 dikarenakan kurangnya teknologi untuk mengembangkan industri elektronika, sarana dan prasarana yang belum memadai untuk memproduksi produk elektronika berteknologi canggih, dan belum adanya inovasi baru dalam bidang industri elektronika Indonesia.

(4)

3

29% 14% 13% 13% 11% 10% 10%

Grafik 1.1 Data Ekspor Electrical Mach&App

2014

China

Korea, Republic of United States of America Germany

Hong Kong, China Japan

Singapore II.

POTENSI PASAR JEPANG

1.

Jenis Electrical Machinery and Equipment and Parts

Menurut Harmonyzed Commodity Description and Coding System atau akrab disebut Harmonyzed System (HS) yang digunakan sebagai standar dalam sistem trading internasional, electrical machinery and equipment digolongkan dalam kode HS 8543. Menurut International Trade Centre, berikut ini adalah jenis – jenis produk yang tergolong dalam electrical machinery and equipment

 HS 854310 elektronik partikel akselerator untuk elektron, proton,dll  HS854311 ion implanter untuk doping materi semikonduktor

 HS854319 akselerator partikel  HS854320 generator sinyal

 HS854330 mesin dan peralatan lain untuk electroplating, electrolysis, atau electrophoresis.

 HS854340 energisers pagar listrik

 HS854370 electrical machines and apparatus, having individual functions  HS854381 proximity cards and tags

 HS854389 electrical machines and apparatus lain yang belum terdaftar.  HS 854390 parts of electrical machines and apparatus, having individual

functions

2.

Ekspor dan Impor Electrical Machinery and Equipment and Parts

Jepang – Dunia

(5)

4

Menurut data yang diambil dari website International Trade Center (www.intracen.com), jumlah ekspor electrical machines and apparatus dunia tahun 2014 mencapai US$ 42,3 milyar dengan Cina yang menduduki peringkat pertama (US$ 8,4 milyar) diikuti oleh Korea (US$ 4,1 milyar), Amerika (US$ 3,7 milyar), dan Jerman(US$ 3,7 milyar). Jepang menduduki posisi ke 5 dengan US$ 2,9 milyar, dan Indonesia menduduki posisi ke – 34 (US$ 90 juta).(grafik 1.1)

Dapat dilihat di grafik 1.2, nilai ekspor electrical machines and apparatus Korea mengalami peningkatan pesat pada tahun 2013, naik sebanyak US$ 1,6 milyar dan melampaui Amerika , Jerman dan Jepang pada tahun 2013 dan 2014 walaupun Korea mengalami penurunan di tahun 2014 sebanyak US$ 393 juta dibandingkan tahun 2013.

Nilai ekspor Indonesia masih pada tingkat yang terbilang rendah dibandingkan negara lain. Pada tahun 2013 nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan sebanyak US$ 1 juta dibandingkan tahun sebelumnya (2012), namun meningkat pada tahun 2014 sebanyak US$ 26 juta dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini membuktikan bahwa industri elektronika Indonesia mulai berkembang secara konsisten dari tahun ke tahun. 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000 9000000 10000000 Expo rt Va lue 2012 2013 2014

Grafik 1.2 Data ekspor Pertahun

China

Korea, Republic of United States of America Germany

Hong Kong, China Japan

(6)

5

 Impor Electrical Machines and Apparatus Dunia

Untuk nilai impor electrical machines and apparatus, peringkat pertama diduduki oleh Amerika dengan nilai impor mencapai US$ 7,2 milyar, disusul oleh Cina (US$ 4,2 milyar), Jepang(US$ 2,6 milyar), Jerman(US 2,5), Hongkong (US$ 2,4) dan Korea (US$ 2,2milyar). Indonesia berada di posisi ke- 33 (US$ 212 juta). Jepang menduduki peringkat ke-3 dalam daftar negeri yang mengimpor produk HS 8543 yaitu sebanyak $2,6 milyar dari total impor dunia $43 milyar. Walaupun menduduki posisi ke-3 negara yang mengimpor produk HS 8543, jumlah impor Jepang terhadap produk ini tergolong sedikit. 34% 20% 12% 12% 12% 10%

Grafik 2.1 Data Impor 2014

United States of America China

Japan Germany Hong Kong, China Korea, Republic of 0 2000000 4000000 6000000 8000000 Impor t Va lue 2012 2013 2014

Grafik 2.1 Impor Electrical Machines and

Apparatus perTahun

United States of America China Japan

Germany Hong Kong, China Korea, Republic of Indonesia

(7)

6

Nilai impor electrical machines and apparatus dunia pada tahun 2013 dan 2014 pada umumnya mengalami peningkatan. Negara yang menunjukan peningkatan pesat pada tahun 2013 adalah Korea dengan peningkatan US$ 567 juta. Pada tahun 2014 Amerika mengalami kenaikan nilai impor electrical machines and apparatus yang cukup besar, yaitu sebanyak US$ 594 juta. Nilai impor Jepang dapat dibilang stabil walau mengalami penurunan pada tahun 2013.

Nilai impor electrical machines and apparatus Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2013 sebanyak US$ 1 juta, dan naik sebanyak US$ 26 juta pada tahun 2014. Secara keseluruhan, nilai impor Indonesia jauh lebih besar dari nilai ekspor. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan Indonesia untuk memproduksi electrical machines and apparatus masih terbilang rendah.

Walaupun tergolong rendah, kode HS 85 (elektrical, electronic equipment) merupakan produk yang banyak diekspor Indonesia ke dunia, hanya saja untuk kode HS 8543 nilai ekspor Indonesia masih sangat rendah. Produk lain dalam kode HS 85 yang banyak diekspor Indonesia adalah insulated wire/cable (HS 8544), television receivers (HS 8528), electrical apparatus for switching not exceeding 1000 volt (HS 8536), video recording or reproducing apparatus (HS 8521). Produk HS 8543 menduduki posisi ke-28 (US$ 90 juta) dari total ekspor US$ 1,15 milyar dalam list produk yang banyak diekspor Indonesia dalam kode HS 4 angka dalam kategori elektrical/ electronic equipment

 Nilai Ekspor Electrical Machines and Apparatus Jepang

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000

Exported value in 2012 Exported value in 2013 Exported value in 2014

Impor t Va lue US$ t hou sa nd

Grafik 3.1 Ekspor Jepang

China Hong Kong, China United States of America Korea, Republic of Germany Taipei, Chinese

(8)

7

Nilai ekspor machines and apparatus Jepang mengalami penurunan baik pada tahun 2013 (turun sebanyak US$ 153 juta) dan tahun 2014 (turun sebanyak (US$ 99 juta). Partner terbesar Jepang dalam kegiatan ekspor machines and apparatus tetap dipegang Cina (US$ 2,99 milyar pada tahun 2014) walaupun jumlah ekspor Jepang ke Cina terus mengalami penurunan di tahun 2013 (turun US$ 48juta) maupun tahun 2014 (US$ 9,5 juta). Selain Cina, partner ekspor machines and apparatus dipegang oleh Hongkong, Amerika, Korea dan Jerman. Indonesia berada di urutan ke – 12 dengan nilai US$ 36 juta pada tahun 2014.

Nilai ekspor machines and apparatus Jepang ke Indonesia terus mengalami penaikan dari tahun 2013 (naik US$4juta) dan 2014 (naik US$ 6 juta). Hal ini dapat mencerminkan ketergantungan Indonesia pada teknologi dan produksi Jepang semakin meningkat setiap tahunnya.

 Nilai Impor Machines and Apparatus Jepang 2850000 2900000 2950000 3000000 3050000 3100000 3150000 3200000 3250000 3300000

Exported value in 2012 Exported value in 2013 Exported value in 2014

Grafik 3.2 Nilai Ekpor Jepang

2100000 2200000 2300000 2400000 2500000 2600000 2700000 2800000 2900000

Imported value in 2012 Imported value in 2013 Imported value in 2014

Grafik 4.1 Nilai Impor Machines and Apparatus

Jepang

(9)

8

Nilai impor machines and apparatus Jepang ke dunia mengalami penurunan pada tahun 2013 sebanyak US$ 418 juta namun kembali naik sebanyak US$ 270 juta pada tahun 2014. Partner terbesar Jepang dalam impor machines and apparatus diduduki oleh Cina dengan nilai US$ 1 milyar pasa tahun 2014. Diikuti oleh Amerika, Korea, Jerman dan Indonesia.

Seperti terlihat dalam grafik 4.2, nilai impor Jepang terhadap Indonesia mengalami kenaikan baik di tahun 2013 (sebanyak US$ 16 juta) dan 2014 sebanyak US$ 8 juta).

Dari kedua data impor dan ekspor Jepang diatas, dapat disimpulkan bahwa ekspor machines and apparatus Jepang masih lebih besar dari jumlah impor. Penurunan ekspor Jepang di tahun 2013 dan 2014 mungkin disebabkan oleh keadaan ekonomi Jepang yang sedang tidak stabil.

Sampai saat ini, Indonesia belum dapat menembus pasar machines and apparatus Jepang, dibuktikan dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang yang begitu rendah. Saat ini Indonesia berada di posisi negara yang mengimpor machines and apparatus dari Jepang.

3. Potensi Pasar Ekspor Electrical Machinery and Equipment and Parts Jepang

Menurut trade statistics for International Business Development tahun 2014, pasar impor machines and apparatus Jepang dikuasai oleh Cina dilanjutkan oleh Amerika, Korea, German dan Indonesia. Setelah diamati lebih lanjut, ternyata tidak semua barang yang tergolong dalam kode HS 8543 diimpor oleh Jepang. Seperti contohnya untuk barang – barang

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 N ila i Impor US$ thous an d 2012 2013 2014

Grafik 4.2 Impor Machines and Apparatus

Jepang perTahun

China United States of America Korea, Republic of

(10)

9

seperti particle accelerators (kode HS 854319), energisers pagar listrik (kode HS 854340), proximity cards and tags (HS 854381), tidak ada dalam pasar import Jepang dari negara manapun.

Barang – barang machines and apparatus yang banyak diimpor Jepang adalah:

 Parts of electrical machines& apparatus having individual function Menurut data International Trade Center, Jepang mengimpor sebanyak US$ 332 juta komponen elektronika. Negara – negara pemasok komponen elektronika ke Jepang adalah Amerika(US$ 126,3 juta), Cina(US$ 71 juta), Jerman(US$ 42,6 juta), Korea(US$ 17,2 juta), Filipina(US$ 11,7 juta), Taiwan (US$ 10 juta), Austria (US$ 7,9juta), Australia (US$ 7,7 juta), Italia (US$6,3 juta) dan Inggris (US$5 juta). Indonesia berada di posisi ke – 17 yaitu sebesar US$1,7 juta.

 Akselerator elektrikal partikel seperti elektron, proton dan lain - lain (HS 854310)

Menurut data dari International Trade Center, Jepang mengimpor sebanyak US$ 10,4 juta dari dunia pada tahun 2014. Pasar impor Jepang dalam jenis produk ini dikuasai oleh Amerika (US$ 6,5 juta) diikuti dengan Kanada (US$ 1,8 juta), Netherlands (US$1,5 juta), Cina (US$ 476 ribu) dan Jerman (US$ 3 juta).

Jumlah ekspor Indonesia untuk produk ini berjumlah US$14 ribu pada tahun 2013. Pada tahun 2014 Indonesia berhenti mengekspor produk ini kemanapun. Indonesia tidak mengimpor jenis produk ini ke Jepang pada 5 tahun ini. Indonesia mengekspor produk HS 854310 ini ke Australia pada tahun 2013 sebanyak US$ 14 ribu, Amerika (US$ 11 ribu) dan Jerman (US$ 3 ribu). Pada tahun 2012 Indonesia mengekspor ke Timor – Leste sebanyak US$ 2 ribu. Pada tahun 2011 Indonesia mengekspor ke Singapur sebanyak US$ 51 ribu, namun kegiatan ekspor tidak ditemukan pada tahun – tahun selanjutnya. Barang – barang yang tergolong dalam kode HS ini adalah:

• HS 85431010 Ion implanters for doping semi conductor material • HS 85431020 Vane graff, cock-croft, Walton accelerators

• HS 85431030 Synchrocyclotrons, synchrotrons HS 85431090 Other including cyclotrons

(11)

10

 Signal generators (HS 854320)

Jepang mengimpor sebanyak US$ 77 juta dari dunia pada tahun 2014. Pasar impor Jepang dalam jenis produk ini dikuasai oleh Malaysia (US$ 20,8 juta), Amerika (US$ 18 juta), Jerman (US$ 18 juta), Cina (US$ 6 juta), Vietnam (US$ 3 juta) dan Inggris (US$ 1,6 juta). Indonesia merupakan pengimpor pada urutan ke-12 dengan nilai impor US$ 453 ribu. Posisi Indonesia masih kalah dibandingkan Taiwan dan Kanada.

Dilihat dari jumlah ekspor Indonesia, untuk produk HS 854320 ini Singapur menjadi sasaran utama ekspor produk ini sebanyak US$ 204 ribu pada tahun 2014. Jepang menjadi sasaran kedua. Namun, jumlah yang diimpor Jepang dari Indonesia untuk produk kode ini semakin menurun dari tahun ke tahun.

Contoh produk dalam kode ini adalah: • HS 85432010 Sweep generators • HS 85432020 Impulse generators • HS 85432030 Tacho generators

 Electrical machines and apparatus, having individual functions (HS 854370)

Jenis produk ini paling banyak diimpor Jepang. Dari total impor sebanyak US$ 2,2 milyar, Jepang mengimpor produk ini dari Cina (US$ 932 juta), Amerika (US$ 557 juta), Korea (US$ 230 juta), Jerman (US$ 82 juta), Indonesia (US$ 73 juta) dan Thailand (US$ 66 juta).

(12)

11

Jika dilihat dari data ekspor Indonesia, tujuan utama ekspor produk HS 854370 adalah Singapura, diikuti dengan Hungaria, Korea, Thailand, Malaysia, Rusia dan Jepang.

Contoh jenis barang dengan kode HS 854370: • HS 85437011 Proximity card and tags

Adalah kartu yang dapat dibaca hanya dengan mendekatkan kartu ke mesin pembaca, tanpa dimasukkan kedalam mesin pembaca, atau disebut juga `contactless smart card`. Contoh penggunaan proximity card di Jepang adalah kartu ICOCA, Pitapa, dan lain – lain.

HS 85437012 Metal detector

Adalah alat untuk mendeteksi metal yang berada di dalam sebuah benda atau terkubur dalam tanah

HS 85437013 Mine detector

Adalah metal detector yang digunakan khusus untuk medeteksi ranjau

(13)

12

HS 85437021 Digital reverberators

Adalah alat untuk menciptakan efek berkumandang pada suara yang sudah direkam.

HS 85437022 Mixing system or consoles

Adalah peralatan audio yang menggabungkan sebuah audio, mengubah warna nada, mengubah dinamika nada dan lain – lain

HS 85437031 Video mixing system or consoles

(14)

13

HS 85437061 Broadcast amplifier

HS 85437071 Graphic equalizer

Adalah sebuah alat untuk mengontrol audio. Kelebihan alat ini adalah pengguna dapat melihat audio secara grafik dan mengontrol audio secara individual berbagai frekuensi dalam sebuah sistem stereoponis.

HS 85437072 Synthesised receivers

Adalah alat untuk menerima gelombang radio dengan berbagai macam frekuensi.

(15)

14

HS 85437091 RF(radio frequency) power amplifier and noise generators for communication jamming equipment, static and mobile or man-portable

Adalah amplifier yang dapat memperbesar frekuensi radio.

HS 85437092 Equipment gadgets based on solar energy

HS 85437093 Professional beauty care equipment

(16)

15

4.

Kebijakan Impor Electrical Machinery and Equipment and Parts

Jepang

Product Safety Electrical Appliance & Material (PSE Law)

Semua orang yang memproduksi ataupun mengimpor peralatan listrik di Jepang harus melaporkan dirinya ke Menteri Ekonomi dan Perdagangan. Laporan berisi nama pengimpor atau perusahaan pengimpor beserta alamat, klasifikasi barang impor berdasarkan jenis barang elektronik yang sudah ditentukan oleh peraturan Menteri Ekonomi dan Perdagangan, serta nama dan alamat dari pabrik dimana barang impor diproduksi. Selain itu, importir diwajibkan untuk memastikan kesesuaian peralatan elektronik dengan kebutuhan teknikal wajib. Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Ekonomi dan Perdagangan, importir diperbolehkan menempelkan stiker PSE disertai nama importir.

Terdapat 2 kategori untuk barang – barang elektronik, yaitu kategori barang dan material elektronik terspesifikasi (115 benda / kategori A) dan barang dan material elektrik lainnya (339 benda / kategori B). Untuk benda kategori A, diharuskan lulus penilaian konfirmasi pihak ke-3 yang diselenggarakan oleh badan agensi terdaftar yang diakui pemerintah Jepang, dan menerima sertifikat bukti konfirmasi.

(17)

16

5. Hambatan lain

Industri dan produk elektronika Indonesia masih dapat dibilang lemah jika dibandingkan negara Asia lainnya, seperti Cina, Singapura, Malaysia. Berikut ini adalah beberapa penyebab kurangnya perkembangan industri elektronika di Indonesia:

 Terbatasnya tenaga ahli dalam bidang penelitian dan pengembanga n khusus industri elektronika.

 Kurangnya sistem pendidikan/kejuruan yang sesuai dengan kompetens i industri

 Lemahnya iklim investasi di Indonesia

(18)

17

pendukung industri.

 Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji kom ponen, dll) masih belum memadai.

 Penerapan standar produk masih terbatas

 Masih lemahnya kerjasama dunia usaha dengan Pusat Litbang, Lembaga Uji, Lembaga Sertifikasi dan Perguruan Tinggi.

Selain itu pemasalahan utama dalam mengembangkan komponen elektronika dalam negeri adalah belum adanya industri mold dan dies yang berkualitas di dalam negeri. Industri mold dan dies adalah industri pencetakan komponen – komponen elektronik, baik dari logam maupun plastik. Sampai saat ini 65% kebutuhan mold & dies di Indonesia dipesan dari luar negeri. Banyaknya kebutuhan mold & dies yang diimpor menyebabkan tingginya biaya produksi dan memakan waktu dalam proses pemesanannya yang menyebabkan turunnya daya saing di pasar internasional. Sedangkan untuk memproduksi sendiri, dibutuhkan peralatan yang sangat mahal dan tenaga kerja yang profesional.

Pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang membentuk sebuah Working Group (WG), dan salah satu WG ini adalah WG- Daya Saing Industri Kecil dan Menengah. Didalam Working Group ini terdapat sub-WG yang disebut Support Industry Promotion (SIP) yang dibentuk untuk menganalisa dan meningkatkan daya saing Support Industry di Indonesia. Salah satu strategi yang dikembangkan oleh pemerintah-swasta Indonesia dan Jepang adalah meningkatkan pertumbuhan Industri Mold dan Dies di Indonesia. Maka dari itu dibentuklah Asosiasi Mold dan Dies Indonesia (IMDIA). Asosiasi ini mewadahi berbagai jenis workshop untuk meningkatkan kualitas industri elektronika.

(19)

18

III.

PELUANG

1. Keadaan Industri Electrical Machinery and Equipment and Parts Indonesia

Pada tahun 1990 telah dikeluarkan deregulasi sektor elektronika dalam paket Mei 1990 yang dapat memacu perkembangan industri elektronika Indonesia. Dengan adanya deregulasi tersebut semua barang elektronika dapat diimpor, dimana tarif bea masuk produk jadi/akhir diturunkan dari 20-60% menjadi 20-40%, dan tarif komponen secara bertahap diturunkan menjadi 0–5. Selain itu dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa Perusahaab Modal Asing dapat memiliki saham 100%, kegiatan ekspor barang elektronika di Indonesia berkembang pesat.

Industri elektronika di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 235 perusahaan yang terdiri dari:

 Industri Elektronika Konsumsi sebanyak 63 perusahaan  Industri Elektronika Bisnis / Industri sebanyak 19 perusahaan  Industri Komponen Elektronika sebanyak 153 perusahaan

Dapat dilihat dari data diatas bahwa industri komponen elektronika (HS 854390) lebih banyak daripada jenis industri lain. Indonesia mengekspor produk HS 854390 ke dunia sebanyak US$56 juta. Negara – negara yang menjadi sasaran untuk ekspor produk ini adalah Singapur (US$ 33juta), Polandia(US$ 6juta), Malaysia(US$ 5juta), Prancis(US$ 3juta), Korea (US$2 juta), India (US$ 1,7juta), Thailand(US$ 1,5juta), Jerman(US$ 1juta), Vietnam(US$ 474 ribu) dan Jepang(US$ 425ribu). Jenis komponen yang sudah diproduksi di Indonesia antara lain: CRT, IC, kapasitor, PCB, transformer dan lain‐lain.

Jenis Komponen yang memiliki nilai pasar terbesar di pasar internasional adalah komponen aktif seperti IC/ semikonduktor. Komponen elektronika buatan Indonesia banyak diekspor dan digunakan oleh Panasonic, OMRON, DAIKIN, Toshiba dan lain – lain. Namun sebagian besar perusahaan yang memproduksi komponen elektronika adalah perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia.

(20)

19

2. Pemasok Electrical Machinery and Equipment and Parts di Jepang

Saat ini pasar electrical Machinery and Equipment and parts di Jepang dikuasai oleh Cina sebanyak US$1 milyar (tahun 2014), Amerika (US$710 juta), Korea (US$263 juta), Jerman (US$149 juta) dan Indonesia (US$76 juta). Sebenarnya dalam segi teknologi, Jepang memiliki teknologi dan fasilitas terbaik dalam industri elektronika, namun karena besarnya biaya produksi yang disebabkan oleh sedikitnya tenaga kerja usia produktif, sebagian besar kebutuhan industri elektronika, terutama industri elektronika konsumsi Jepang dipenuhi dengan impor dari negara – negara Asia. Jepang dapat memproduksi komponen elektronik dengan kualitas amat baik, namun untuk peralatan elektronik konsumsi seperti telefon dan AV (audio visual) equipment, Jepang mengimpor dari Cina, Korea, dan Taiwan.

Cina dapat dibilang telah menguasai sebagian besar pasar elektronika Jepang. Dalam segi teknologi sebenarnya Jepang masih unggul dibandingkan Cina, dalam Cina berhasil memproduksi berbagai barang dengan harga yang jauh lebih murah dan kualitas yang bersaing. Faktor yang mempengaruhi tentu saja banyaknya jumlah penduduk usia produktif yang memungkinkan Cina menekan biaya produksi. Selain itu, Cina mengatasi keterbatasan teknologinya dengan mengimpor bahan – bahan penting dari berbagai negara dengan teknologi maju, mempelajari teknologi tersebut, mengolahnya dan memproduksi barang baru yang lebih inovatif dengan harga terjangkau. Hal yang sama pula dilakukan oleh Korea dan Taiwan.

3. Electrical Machinery and Equipment and Parts asal Indonesia dibandingkan negara lain

Indonesia memiliki kelebihan – kelebihan dibandingkan negara lain, yaitu banyaknya tenaga kerja dalam usia produktif dan biaya hidup paling murah di dunia, sehingga upah tenaga kerja di Indonesia adalah yang terendah di ASEAN. Dibandingkan negara pesaing seperti Singapura yang memiliki teknologi tinggi namun sedikit tenaga kerja sehingga upah tenaga kerja di negara ini sangat tinggi, Indonesia memiliki keunggulan lebih.

Namun, murahnya upah tenaga kerja saja tidak membuat industri elektronika Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Saat ini bagian yang paling banyak diekspor Indonesia adalah produk elektronika komponen.Untuk meningkatkan industri komponen dalam negeri, industri pendukung yang sangat penting adalah industri mold & dies (pencetakan).

(21)

20

Indonesia masih sangat lemah dalam bidang ini. Bila dibandingkan dengan Singapura, walaupun harga produksi di negara ini mahal, Singapura memiliki sistem pendidikan mold&dies paling baik di dunia serta dilengkapi dengan infrastruktur dan teknologi terbaru sehingga dapat memproduksi mold dan dies dengan kualitas baik. Sedangkan Korea Selatan dan Taiwan sekarang mampu memproduksi semua tipe mold&dies kecuali untuk tipe – tipe spesial. Lalu Malaysia pun mulai mengembangkan industri mold&dies dengan kualitas tinggi dan mulai mengekspor mold&die ke dunia.

(22)

21

IV.

STRATEGI

1. Strategi memasuki pasar Jepang

Selama ini industri elemen elektronika Indonesia sudah berhasil menembus pasar Jepang. Namun, jika Indonesia ingin memperluas peluang bisnis di bidang elektronika, perusahaan lokal Indonesia perlu mulai meningkatkan produksi industri elektrikal konsumsi. Elektronik konsumsi seperti telefon dan AV (audio visual) equipment memiliki peluang besar untuk memasuki pasar Jepang. Sampai saat ini Jepang memenuhi kebutuhan elektrikal konsumsi mereka dengan mengimpor dari Cina, Korea dan Taiwan. Dalam meningkatkan pemasaran produk elektrikal konsumsi di Jepang, ada beberapa strategi yang dapat diaplikasikan. Salah satunya adalah perusahaan industri elektronika lokal Indonesia perlu meningkatkan kemampuannya memproduksi lebih banyak elektronika konsumsi dan mengembangkan barang produksi yang mampu bersaing dengan perusahaan asing.

Sampai saat ini industri elektronika di Indonesia yang berkembang pesat adalah perusahaan kerjasama dengan perusahaan asing. Teknologi yang disediakan perusahaan asing tersebut membuat perusahaan lokal kalah bersaing dan tidak dapat menguasai pasar. Keadaan ini justru berpeluang untuk meningkatkan kompetisi perusahaan – perusahaan lokal untuk menciptakan inovasi, bagaimana caranya memproduksi produk elektronika berkualitas baik dengan harga produksi kompetitif dan energi terbatas agar dapat bersaing dengan produk perusahaan asing.

Saat ini permintaan akan produk elektronik hemat energi dan ramah lingkungan sangat tinggi di Jepang maupun pasar internasioal. Untuk dapat memproduksi produk elektronika hemat energi, tentu saja dibutuhkan perbaikan kualitas infrastruktur negara dan pembangunan kawasan khusus industri high tech. Selain itu, tenaga kerja ahli dan terampil juga dibutuhkan, sehingga pendidikan tenaga kerja di Indonesia pun diperlukan ditingkatkan. Kerjasama pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesempatan anak – anak muda untuk belajar teknologi dalam proses produksi elektronika ke negara – negara maju seperti Jepang, Singapura, Korea, Cina, Taiwan sangatlah penting.

(23)

22

2. Rekomendasi

Industri komponen yang sudah ada dan diproduksi di dalam negeri umum nya adalah industri yang menggunakan teknologi tingkat menengah, masih terbatas pada komponen dan suku cadang yang tidak membutuhkan teknologi tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah ekspor komponen dimana porsi dari produk komponen aktif hanya mencapai 11 persen dari total ekspor Indonesia. Hal ini sebenarnya juga dihadapi oleh Cina. Namun Cina mengatasi masalah ini dengan membeli semua komponen dari negara dengan teknologi maju, merakit ulang, meningkatkan kualitas barang produksi, menyediakan after service yang baik dan membuat produk elektronik yang berbeda dari pasaran dunia sehingga memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Negara dengan teknologi maju memilih membeli barang jadi produksi Cina dikarenakan biaya produksi di Cina jauh lebih murah dibandingkan produksi di negara mereka sendiri. Selain itu, tingkat kompetisi pasar dalam negeri Cina sendiri sangat tinggi sehingga industri elektronika terus berkembang dengan inovasi – inovasi baru.

Cara seperti ini juga dapat diterapkan di pasar Indonesia. Kekurangan infrastruktur yang mengakibatkan sedikitnya jenis komponen yang dapat diproduksi Indonesia mengakibatkan rendahnya daya saing Indonesia dalam pasar elektronika internasional. Selain itu lemahnya teknologi perusahaan lokal dibandingkan perusahaan asing mengakibatkan perusahaan lokal tidak berkembang dan kalah bersaing. Namun sebenarnya keadaan ini justru berpeluang untuk meningkatkan kompetisi perusahaan – perusahaan lokal untuk berinovasi untuk memproduksi produk elektronika berkualitas baik dengan harga produksi kompetitif dan energi terbatas.

Selain itu strategi lain untuk meningkatkan eksistensi produk elektronika Indonesia adalah dengan dibentuknya sebuah website khusus dimana produsen – produsen industri elektronika lokal Indonesia dapat memasarkan produknya secara global. Dengan dibuatnya website seperti ini, baik produsen maupun pembeli dalam dan luar negeri dapat dengan mudah berkomunikasi dan bertukar informasi.

Cara lain untuk memperkenalkan produk elektronik lokal Indonesia ke pasar internasional adalah dengan berpartisipasi dalam banyak pameran – pameran elektronika di berbagai negara. Dengan begitu produk elektronika Indonesia dapat masuk ke pasar dunia.

(24)

23

V.

INFORMASI PENTING

1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta

Duta Besar: Tanizaki YASUAKI

Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia

Tel: (62-21) 3192-4308 Fax: (62-21) 3192-5460 Web: www.id.emb-jepang.go.jp

Konsulat Jenderal Jepang – Medan Konsul Jenderal : Hiroshi HASHI Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Tel: (62-61) 457-5193

Fax: (62-61) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang – Jakarta

Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia

Tel: (62-21) 3192-4308 Fax: (62-21) 315-7156

Konsulat Jenderal Jepang –Makassar Konsul Jenderal : Noboru NOMURA Konsul Jenderal: Masaki TANI Jl. Jenderal Sudirman No. 31,

Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia Tel: (62-411) 871-030, 872-323 Fax: (62-411) 853-946

Konsulat Jenderal Jepang –Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO

Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Tel: (62-31) 503-0008 Fax: (62-31) 503-0037

Konsulat Jenderal Jepang –Denpasar Konsul Jenderal: Noboru NOMURA

Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Bali, Indonesia

Tel: (62-361) 227-628 Fax: (62-361) 265-066

(25)

24

2. Kamar Dagang Jepang

Tokyo Chamber of commerce & Industry (HQ)

3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan

Tel: (813) 3283-7523 Fax: (813) 3216-6497 Web: www.tokyo-cci.or.jp Email: kokusai@tokyo-cci.or.jp

Hiroshima Chamber of Commerce & Industry 44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan Tel: (818) 2222-6610 Fax: (818) 2211-0108 Web: www.hiroshimacci.or.jp Fukuwaya Chamber of Commerce &

Industry

2-10-1- Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan

Tel: (818) 4921-2345 Fax: (818) 4922-0100 Web: www.fukuyama.or.jp/e Email: cci@fukuyama.or.jp

Kawasaki Chamber of Commerce & Industry

11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan

Tel: (814) 4211-4111 Fax: (814) 4211-4118 Web: www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce &

Industry

240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan Tel: (817) 5212-6450

Fax: (817) 5255-0428 Web: www.kyo.or.jp/kyoto/e Email: shinkou@kyo.or.jp

Osaka Chamber of Commerce & Industry

2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan

Tel: (816) 6944-6400 Fax: (816) 6944-6293 Web: www.osaka.cci.or.jp/e Okinawa chamber of Commerce &

Industry

15-20 Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan

Tel: (819) 8938-8022

Nagahama Chamber of Commerce & Industry

10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan

(26)

25

Fax: (819) 8938-2755 Web: www.okinawacci.or.jp Email: info@okinawacci.or.jp Fax: (9817) 4962-8001 Web: www.nagahama.or.jp Japan Die&Mold Industry Association

6F Kanagata Nenkin Bldg. 33-12, Yushima ,2-Chome, Bunkyo-ku,Tokyo

113-0034, Japan

TEL:+81-3-5816-5911 FAX:+81-3-5816-5913 E-mail:info-jp@jdmia.or.jp

3. Pameran Elektronika di Jepang  CEATEC JAPAN

Schedule : 7 – 10 Oktober 2015 pukul 10:00 – 17:00 Location : Makuhari Messe

Official website www.ceatec.com

 Inter BEE (International Broadcast Equipment Exhibition) Schedule : 18 – 19 November 2015 pukul 10:00 – 17:30 20 November pukul 10:00 – 17:00

Location : Makuhari Messe

Official website www.inter-bee.com

 Design Solution Forum Schedule :2 Oktober 2015

Location : Shin Yokohama Kokusai Hotel

Official website http://www.dsforum.jp/2015/en/index.html

 14th Asia and South Pacific Design Automation Conference ASP-DAC 2009

Schedule :19 – 22 Januari 2009

Location : Pacifio Yokohama, Yokohama

(27)

26

4. Perwakilan Indonesia di Jepang

KBRI Tokyo

Duta Besar: Yusron Ihza Mahendra

Atase Perdagangan: Julia Silalahi

5-2-9 Higashigotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan

Telepon: (813) 3441-4201

Fax: (813) 3447-1697

Website: www.kbritokyo.jp

KJRI Osaka

Konsul Jenderal: Wisnu Edi Pratignyo

Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo-ku, Osaka

542-0081, Japan

Telepon: (816) 6252-9824

Fax: (816) 6252-9872

Website: www.indonesia-osaka.org

Email: kjri-osaka@indonesia-osaka.org

ITPC Osaka

Kepala: Hotmida Purba

Wakil: Adhi Kusuma Yudha Halim

Matsushita IMP Bld. 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan

Telepon: (816) 6947-3555

Fax: (816) 6947-3556

Website: www.itpc.or.jp

(28)

27

VI.

REFERENSI

http://www.elektroindonesia.com/elektro/no8a.html

www.intracen.com

http://www.jeita.or.jp/english/

https://www.jetro.go.jp/en/reports/regulations.html

http://www.japaneselawtranslation.go.jp

http://www.meti.go.jp/english/

Gambar

Grafik 1.1 Data Ekspor Electrical Mach&App  2014
Grafik 1.2 Data ekspor Pertahun
Grafik 2.1 Data Impor 2014
Grafik 3.1 Ekspor Jepang
+3

Referensi

Dokumen terkait

(3) Dalam hal Bupati dan Wakil Bupati secara bersama-sama sedang tidak berada di tempat kedudukan ibu kota Daerah, SPT Perjalanan Dinas LDDP dan LDLP bagi Sekretaris

d. bahwa atas dasar pertimbangan di atas, maka dipandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum penyelenggaraan shalat Jumat bagi orang yang bekerja di suatu daerah

diketahui bahwa perlakuan inokulasi tidak berpengaruh nyata terhadap semua komponen produktivitas yang diamati sedangkan perlakuan pengaruh varietas terhadap komponen

3) Keterbatasan Jenis Komoditi yang dapat menjadi obyek Jaminan Resi Gudang, sehingga menyebabkan pelaku usaha atau petani dengan Komoditi pertanian yang belum termasuk

Berikut adalah beberapa transaksi yang berkaitan dengan piutang UD Getir dalam tahun 2006. UD Getir melakukan tutup buku setiap 31/12. Dari transaksi ini perusahaan menerima

SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu untuk

Rasio keuangan berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) terhadap pertumbuhan laba

Katılımcılar ile yapılan görüşmelerle pilates eğitici eğitiminde temel alan bilgi ve becerileri, iletişim becerileri, uygulama bilgi ve becerileri, ortam düzenleme