RANCANG BANGUN PERANGKAT PENDETEKSI BANJIR PADA
SUNGAI DENGAN METODE FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN
SENSOR NIRKABEL
Ifnu Fajar Pratomo1)Adi Priyanto2)
1) Program Studi S1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya, email: fajar.roberto@yahoo.com 2) Program Studi S1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya, email: adiontabppy@yahoo.com
Abstract : Flooding is a problem that often occurs during the rainy season. Essentially,
watergate at the great river is one of the main instrument for overcoming it. But because at this time watergate is still using system that runs manually and operated based on an estimated systems, flood prevention still cannot be performed optimally. Therefore, the authors try to solve this problem by creating a tool that can determine the optimal configuration of the door so that flood water can be prevented. This instrument monitors real-time water level and initial watergate opened height, and then calculate flow rates and process them by using fuzzy method by using combination of microcontroller and personal computer. This instrument generally use ultra sonic sensor SRF-02 to detect the water level, then convert the existing digital data into analog form using TCM3015 IC for sending it via radio waves of Handy Talkie. Transmitted data will be captured by the main processor system, then processed using fuzzy method and eventually give the output to the user in the form of optimal opened height of watergates.
Keyword : fuzzy, SRF02, ICTCM3015 ,early warning system, microcontroller, ATMega 16/8
Banjir mungkin sudah terlalu akrab di telinga kita saat di musim penghujan maupun di daerah yang rawan oleh banjir. Di mana banjir menjadi sebuah masalah yang hampirt tak kunjung terselesaikan di negeri ini dikarenakan tata
kelola sungai yang kurang baik yang
mengakibatkan banjir tidak bisa dikendalikan lagi. Banyak cara yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir mulai dari monitoring hingga pembangunan pembangunan infrastruktur semacam halnya bendungan pintu air yang dimaksudkan untuk mengatur lalu lintas air yang lewat di sungai tersebut sehinga saat ada kelebihan air dan daya tampung sungai sudah tidak mencukupi maka dapat dialihkan sesegera mungkin ke aliran sungai yang lain. Selama ini kontrol dan monitoring sungai di negara kita masih menggunakan cara manual
mengurangi bencana alam seperti banjir lebih dini, di sini saya memanfaat kan sensor ultrasonic sebagai pengukur elevasi sungai (ketinggian air sungai dari dasar sampai
permukaan sungai) di bagaian hulu dan hilir. Di
sini kita membuat sebuah alat penditeksi banjir dengan cara mengetahui perubahan elevasi sungai di bagian hilir dan hulu dan untuk pengiriman datanya supaya fleksibel dan lebih efesien kita menggunakan media transfer data dengan komunikasi nirkabel (tanpa kabel) dengan menggunakan teknologi radio frekwensi. Jadi pada satu alat penditeksi elevasi sungai terdapat satu sensor ultrasonic , modul minimum
system ATmega16 sebagai pengondisi sinyal
sensor , dan HT (handy talkie) sebagai media transfer data dengan komponen pendukungnya
data akan diolah oleh program, dimana di sini kita menggunakan program dhelpi untuk memonitoringnya.di program Visual basic itulah kita melakukan penerapan metode fuzzynya
untuk menganalisa perubahan-perubahan
ketinggian elevasi sungai dan debit air sehingga dapat menditeksi banjir lebih dini.
METODE
Dalam sistem ini microcontroller
berfungsi untuk mengambil data dari sensor ultrasonic dan kemudian mengerimkan data tersebaut ke IC TCM3015 secara serial untuk dikonversi menjadi sinyal analog agar data dapat dikirimkan menggunakan media walkie
talkie yang menggunakan frekuesi FM. Dan
kemudian data diterima lagi dengan walkie talkie dan data yang berupa sinyal analog tersebut dikonversi lagi menjadi sinyal digital oleh ICTCM 3015 pada sisi penerima dan diteruskan ke komputer melalu IC RS232 secara serial. Setelah data sampai pada komputer maka data tersebuat akan disimpan pada data base dan kemudian dimasukkan proses utama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
Keseluruhan sistem pada penelitian ini sesuai dengan blok diagram pada Gambar 1.
Sensor Utrasonik Mikrokontroler IC TCM Walkie talkie Walkie talkie Sensor Utrasonik Mikrokontroler IC TCM Walkie talkie IC TCM Mikrokontroler MAX232 Komputer Reciever Transmitter hulu Transmitter hilir
Gambar 1 Blok diagram keseluruhan sistem
Perancangan Modul
Di sini modul dibuat untuk
mendapatkan data jarak dari sensor ultrasonik dan kemudian data tersebut dapat dikirimkan secara nirkabel dan Modul Reciever berfungsi untuk penerimaan data yang dikirim dari modul transmitter dengan media pengiriman nirkabel tersebut untuk modul transmitter dilihat pada Gambar 2. Dan modul receiver sebagai penerima data dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Modul Trasmitter
Gambar 3. Modul Receiver
Perancangan Perangkat Keras
Perangkat keras untuk sistem
Transmitter dan Reciver ini terdiri dari
mikrokontroler ATMega16(Transmitter),
ATMega8(Reciever),SRF02,TCM3015, Serial
port, Walkie Talkie, Komputer, Power supply. Masing-masing memiliki fungsi sendiri yang terkoordinasi.
Mikrokontroler ATMega 8/16
Dalam perancangan ini,
mikrokontroler berfungsi sebagai pembaca data sensor ultrasonik dan mengelurakan data tersebut secara serial.
Untuk mengaktifkan / menjalankan
LED1 LED2 LED3 LED4 LED4 U4 ATMega16 RESET 9 XTAL1 13 XTAL2 12 GND 11 PC. 7/TOSC2 29 AVCC 30 A G N D 31 V CC 10 PB.0/ T0/XCK 1 PB.1/ T1 2 PB.2/ IN T2/AI N0 3 PB.3/ OC0/ AIN1 4 PB.4/ SS 5 PB.5/ MOSI 6 PB.6/ MISO 7 PB.7/ SCK 8 PD.7/OC2 21 PC.0/ SCL 22 PC.1/SDAPC.2 2324 PC.3 25 PC.4 26 PC.5 27 PC. 6/TOSC1 28 PD.6/IC P1 20PD.5/OC1A 19 PA. 0/ADC0 40 PD.4/OC1B 18 PD.0/RXD 14 PD.1/TXD 15 PD.2/IN T0 16 PD.3/IN T1 17 PA. 1/ADC1 39 PA. 2/ADC2 38 PA. 3/ADC3 37 PA. 4/ADC4 36 PA. 5/ADC5 35 PA. 6/ADC6 34 PA. 7/ADC7 33 AREF 32 PA4 PA5 PA6 PA7 C3 100u R12 10k 5 V SCK MOSI RST MI SO PA0 PA1 PA2 SW1 reset R2 10k 5 V C4 10uF/ 16v R1 100 mode/on-of mode + mode -5 V J42 I2C 1 2 3 MISO MOSI SCK TXD RST Y 1 11.0592 Mhz SW1 m ode SW1 m ode -C1 30 pF C2 30 pF SW1 mode + L1 10uH C6 0. 1uF 5 V RST J5 CON6 1 2 3 4 5 6 R3220 D2 LED T1 LED3 R3220 D3 LED T2 LED 2 R3220 D4 LED T3 LED1 R3220 D5 LED mode
Gambar 4. Rangkaian Minimum Sistem
Sensor SRF-02
SRF02 adalah modul sensor jarak yang memiliki 2 mode komunikasi yaitu mode serial UART dan mode serial I2C. bagaimana prinsip kerja SRF02 secara detail sebagai berikut pada Gambar 5.
Mode Serial I2C
Gambar 5 Sensor Ultrasonic mode I2C 1. SDA, pin ini sebagai jalur data yang bersifat
bi-directional atau dua arah yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima data. 2. SCL, pin ini sebagai jalur clock yang
digunakan untuk menghasilkan detak sinyal sinkronisasi.
karena komputer adalah peralatan digital (hanya mengenal 0 dan 1 misalnya dalam bentuk tegangan 0-5 Volt). Sedang peralatan radio adalah peralatan analog yang hanya mengenal frekuensi suara saja.
IC modem ini berfungsi sebagai demodulasi FSK. Modulasi dilakukan dengan metode serial antara mikrokontroler dengan IC modem yang bekerja dalam dua baudrate 600 bps dan 1200 bps, akan tetapi dalam perancangan ini baudrate yang digunakan adalah 1200 bps
Untu penggunaan modulasi dan
demodulasi rangkaian berbeda dalam
penyambungan pin-pin nya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
U6 TCM3105 VCC 1 RXA 4 TRS 5 TXA 11 TXR1 13 TXD 14 OSC 115 CLK 2 CDT 3 NC 6 RXB 7 CD L 10 VSS 9 TXR2 12 RX D 8 OSC 216 5 V R13 10k R14 22k Q1 2N 3904 R15 100k RXB RXB 5 V R16 10k 5 V TXD TXA C14 0.1 uF R17 20k C15 0.1 uF MIC TXA Y 2 4.4336 Mhz C13 27 pF C12 27 pF J1 CON2 1 2 MIC
Gambar 6 Rangkian IC TCM3015 Modulasi
U4 TCM3105 VCC 1 RXA 4 TRS 5 TXA11 TXR113 TXD14 OSC115 CLK 2 CDT 3 NC 6 RXB 7 CDL10 VSS 9 TXR212 R XD 8 OSC216 5 V RXD R13 10k R14 22k J2 CON2 1 2 speaker Q1 2N3904 D2 DIODE D3 DIODE speaker R15 100k RXB RXB 5 V R16 10k 5 V Y2 4.4336 Mhz C13 27 pF C12 27 pF
Gambar 7 Rangkian IC TCM3015 Demodulasi
Walkie Talkie
Walkie talkie adalah sebuah alat
komunikasi genggam yang dapat
mengkomunikasikan dua orang atau lebih
dengan menggunakan gelombang radio.
Kebanyakan walkie talkie digunakan untuk melakukan kedua fungsinya yaitu berbicara ataupun mendengar. Walkie Talkie dikenal dengan sebutan Two Way Radio ataupun radio dua arah, yang dapat melakukan pembicaraan
dua arah, berbicara dan mendengar lawan bicara
secara bergantian. Walkie talkie dapat
digunakan dalam jarak 0,5 Km sampai dengan 2,5 Km tanpa menggunakan biaya pulsa seperti menelpon. Walkie talkie merupakan transceiver, yang dikarenakan ia memiliki two way radio tersebut, alat ini memiliki radio transmitter dan sinyal penerima komunikasi radio
Gambar 8. Walkie talkie
Power Supply
Untuk menjalankan hardware
dibutuhkan sebuah tegangan dan dalam
penelitian ini penulis menbuat rangkaian sendiri berupa regulator tegangan yang dibuat untuk keperluan tiap-tiap komponen .Untuk sumber tegangan pada keseluruhan hardware dapat dilihat pada Gambar 9.
+ C1 2200uF /25V J 10 5V 1 2 J9 220V AC 1 2 J11 12V 1 2 CT +12V GND + C6 4. 7uF / 25V -12V 12V AC U3 LM7912 2 I N OU T3 GN D +12V 1 CT + C2 2200uF /25V -12V 10K LED F 1 3A U 2 LM7805 1 IN OUT 3 D 5 LED C3 10nF C4 10nF 12V AC - + D3
D IOD E BRI DGE
+ C5 10uF /16V C T R 7 10K 2 T1 Traf o 3A/ 12V 1 5 6 4 8 R 6 R
Gambar 9. Power Suply
Pada sumber tegangan di atas terdapat 2 buah pembagi tegangan yaitu :
1. LM 7805 untuk menghasilkan tegangan 5
volt sebagai sumber tegangan
microcontroller dan sensor.
2. LM 7912 untuk menghasilkan tegangan 12
Interface RS232
Interface RS232 merupakan suatu
jembatan dalam metode komunikasi serial. Dalam perancangannya komponen yang digunakan adalah IC HIN232 dimana komponen pendukungnya lima buah kapasitor dengan nilai 1uF yang terhubung pada pin C1, C2, V+, V-. Penggunaan komponen ini dimaksudkan untuk komunikasi serial antara rangkaian demodulasi FSK dengan komputer. HIN232 ini akan mengubah level tegangan TTL data serial RX dan TX.
Rangkaian Interface RS232 dapat dilihat pada Gambar 10. RXD TX J7 Serial 1 2 3 RX C10 10u/16v U2 MAX232 R1IN 13 R2IN 8 T1IN 11 T2IN 10 C+ 1 C1-3 C2+ 4 C2-5 V+ 2 V- 6 R1OUT 12 R2OUT 9 T1OU T 14 T2OU T 7 VCC 16 GND 15 5 V C 81 10u/16v C 11 10u/16v C 7 10u/16v Gambar 10 Rangkian RS232
Perancangan Perangkat Lunak
Selain hardware yang diperlukan pada perancangan dan pembuatan rancang bangun telemetri kualitas udara dengan memanfaatkan media wireless yaitu berupa radio frekuensi sebagai komunikasi data dengan sebuah komputer, juga diperlukan
software atau program pada Mikrokontroler
dan komputer untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Perancangan perangkat lunak meliputi algoritma dan program baik pada mikrokontroler itu sendiri juga pada komputer.
Proses Pada Modul Transmitter
Pada proses ini mikrokontroler
melakukan pembacaan jarak yang diambil dari sensor ultrasonik dengan metode konikasi I2C
dan mengoutputkan data secara serial.
Flowchart pembacaan suhu dapat dijelaskan
pada Gambar 12 sedangkan flowchart Pada Modul receiver dijelaskan pada Gambar 13.
Gambar 12. Flowchart Modul Pembacaan Suhu
Gambar 13. Flowchart Modul Reciever
PENGUJIAN SISTEM
Pengujian sistem yang dilakukan
penulis merupakan pengujian terhadap
perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan dan komputer yang telah selesai dibuat.
Pengujian Power Supply
Pengujian ini untuk mengetahui apakah
power supply berfungsi dengan baik.
Hasil Pengujian
Hasil percobaan diatas ditunjukan pada Tabel 1.
Tabel 1. Output Tegangan Power Supply
IC Input Output
IC LM7805 15.07 Volt 4.94 Volt
Dari hasil percobaan diatas bila output tegangan dari IC LM7805 = 5 volt dan IC LM7812 = 12 volt. Maka dapat dikatakan rangkain power supply berfungsi dengan baik.
Pengujian Minimum System
Untuk mengetahui apakah minimum
system dapat melakukan proses signature dan download program ke microcontroller.
Hasil Pengujian
Tampilan dari program chip signature pada CodeVisionAVR yang akan digunakan untuk menuliskan program dan melakukan percobaan terhadap minimum system. Hasil program chip signature dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Tampilan Chip Signatture Pada Gambar 15 menunjukan bahwa
minimum system telah berhasil men-download program ke microcontroller sehingga program
telah berhasil dijalankan.
Gambar 15. Tampilan Download Program
Pengujian Modul trasmiter dan SRF-02 Untuk mengetahui apakah Modul
Transmitter dan sensor ultrasonic sudah bisa berjalan semestinya yaitu dapat membaca jarak dan mengirimkan data dengan baik secara nirkabel
Hasil Pengujian
Hasil proses dari percobaan terhadap
Modul Tranmitter ditunjukan pada Gambar 16.
Gambar 16. Hasil kiriman data dari Modul
Transmiter Pengujian Modul Receiver
Pengujian ini bertujuan pakah modul receive sudah bisa bekerja dengan baik atau tidak yaitu bisa melakukan Demodulasi dan swicting saluran pada walkie talkie sehingga saluran walkie talkie dapat berubah secara otomatis
Hasil Pengujian
Hasil percobaan dari Modul receiver ditampilkan pada modul komputer . Hasil percobaan ditunjukan pada Gambar 17.
Pengujian Keseluruhan
Untuk mengetahui apakah sistem
keseluruhan berjalan dengan baik dengan
memantau hasil sensor ultrasonik dan
pengiriman data secara nirkabel kedua modul transmitter, kemudia menganalisa hasil dari pengolahan program pada komputer apakah sudah sesuai dengan yang dengan rumusan-rumusan yang telah dimasukkan dan sesuai dengan rule-rule fuzzy yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil Pengujian
Hasil pengujian pengambilan sampel dari masing modul sudah menunjukkan hasil yang sesuai dan pengolahan data pada komputer juga sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu sudah sesuai dengan rule-rule fuzzy yang
diterapkan pada program semua itu
menunjukkan bahwa sistem telah bekerja dengan baik sesuai dengan aturan-aturan pengendalian pintu air dan pengendalian banjir.
Simpulan
Setelah melakukan penelitian ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Sistem yang telah dibuat mampu memberikan output berupa saran kepada petugas pintu air untuk mengatur tinggi rendahnya bukaan pintu air agar lalu lintas air dapat terkendali dengan baik. b. Perangkat keras dalam pembuatan
system yang terdiri dari Minimum System ATMega16/8,sensor ultrasonic,
IC TCM3015, IC MAX232 dan walkie talkie dapat bekerja dengan baik dalam pembacaan ketinggian da pengiriman datanya secara nirkabel berjalan dengan baik. Dapat dibuktikan dengan data yang dapat diterima oleh koputer melalui serialNG seperti dilihat pada Gambar 17.
DAFTAR RUJUKAN
Adrianto,H.2008.Pemrograman Mikrokontroler
AVR ATMEGA16. Bandung:
Informatika.
Nalwan, P. A. 2003. Panduan Praktis Teknik
Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Iswanto. 2008. Design dan Implementasi Sistem
Embedded Mikrokontroller ATMega8535 dengan Bahasa Basic.
Yogyakarta:Gava Media.
Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR
ATmega8/32/16/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung:Informatika.
Kusumadewi, Sri, Haripurnomo. APLIKASI LOGIKA FUZZY (Untuk Pendukung
Keputusan). Jogjakarta : Graha Ilmu.
Yuswanto.PEMROGRAMAN DASAR Visual Basic.NET2005. Jakarta : Cerdas Pustaka.
Perusahaan Umum JASA TIRTA I.Pedoman Siaga Banjir. Surabaya : Perusahaan Umum JASA TIRTA I.
Perusahaan Umum JASA TIRTA I.Manual Operasi Dan Pemeliharaan DAM JAGIR. Surabaya : Perusahaan Umum JASA TIRTA I.
Nugraha.2010. blog.ub.ac.id
(http://blog.ub.ac.id/sukmanugraha/20
10/03/22/real-time-clock- menggunakan-i2c-bus-pada-modul-dst-52/, diakses tanggal 15 Juni 2010
pukul 20:19)
(http://id.wikipedia.org/wiki/frequency-shift_keying/, diakses tanggal 5 Februari 2011
pukul 20:17)
(http://www.electroniclab.com/sensor-ultrasonic, diakses tanggal 5 Februari 2011
Datasheet SRF-02, (http://www.sensirion.com/
en/pdf/product_information/Datasheet-humidity- sensor-SRF-02x.pdf, diakses tanggal
11 Desember 2010 pukul 09:44)
Datasheet TCM3105,
(http://datasheets.maxim-ic.com/en/ds/TCM3015.pdf, diakses tanggal 4