• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Video sebagai Media Komunikasi

Video merupakan bentuk media audio visual yang dapat menampilkan gambar serta suara. Video juga dapat digunakan sebagai alat untuk menangkap dan merekam gambar bergerak yang kemudian ditransmisikan dan diproses. Video dapat menyajikan sebuah informasi dan pesan, menjelaskan suatu konsep, memaparkan proses, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Video mempunyai kelebihan sebagai media untuk membangun kesadaran masyarakat yaitu: (1) memperlihatkan gambar bergerak, (2) mempersingkat jarak dan waktu, (3) menyampaikan pesan kepada audiens secara spesifik, (4) memperlihatkan fenomena yang tidak dapat dilihat oleh mata, (5) dapat digunakan berulang-ulang, (6) mampu memancing emosi, (7) menampilkan visualisasi dan suara (Pribadi, 2003) dikutip dalam (Pera Nurfathiyah, 2011).

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2009). Dalam hal ini terdapat berbagai macam bentuk media, misalnya dalam komunikasi interpersonal panca indera merupakan media yang dianggap sebagai media komunikasi. Selain panca indera manusia, terdapat media atau saluran komunikasi lain yang tergolong komunikasi interpersonal, seperti telepon, surat, dan telegram. Media dalam komunikasi massa merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan antara sumber dan penerima dan memiliki sifat yang terbuka. Tiap-tiap individu bisa melihat, membaca dan mendengarnya. Dalam komunikasi massa, media dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak yaitu Koran, buku, majalah, brosur, poster, spanduk, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, film, video recording, audio casset, dan semacamnya.

Adanya perkembangan teknologi komunikasi terutama dalam komunikasi massa elektronik telah menyebabkan media massa elektronik memiliki berbagai macam bentuk. Oleh karena itu, media massa lebih sulit dibedakan dengan media komunikasi antarpribadi. Hal ini dikarenakan media

(2)

8 komunikasi yang semakin canggih dapat digabungkan satu sama lain (multimedia) (Cangara, 2009).

Adapun fungsi media komunikasi, sebagai berikut : a. Efektivitas

Media komunikasi yang digunakan untuk mempermudah menyampaikan informasi atau pesan.

b. Efisiensi

Media komunikasi yang digunakan untuk mempercepat dalam menyampaikan informasi atau pesan.

c. Konkrit

Media komunikasi yang digunakan untuk membantu dalam mempercepat isi pesan yang memiliki sifat yang abstrak.

d. Motivatif

Media komunikasi digunakan agar dapat lebih bersemangat dalam melakukan komunikasi (Dosenpendidikan.co.id, 2020).

Dalam hal ini video adalah bentuk media massa yang digunakan untuk memberikan sebuah informasi, pengetahuan dan memengaruhi sikap seperti Serial Video Dokumenter “Pulau Plastik”. Video ini termasuk dalam media komunikasi massa karena menyakurkan informasi isu plastik sekali pakai kepada khalayak.

2.2 Video sebagai Media Kampanye

Dalam kampanye, cukup banyak alat yang bisa digunakan sebagai media untuk keperluan kampanye atau berkomunikasi. Media atau alat kampanye dikelompokkan menjadi, yakni (1) media umum, seperti telepon, surat, faximile, dan telegram. Selanjutnya yakni (2) media massa, seperti media cetak yaitu koran, tabloid, buku, dan media elektronik yaitu radio, televisi, film, dan video. Media massa memiliki efek yang cepat dan juga serempak. Media massa juga mampu mencapai khalayak yang luas dengan jumlah yang besar dalam waktu yang bersamaan. Kemudian, (3) media khusus seperti iklan, logo perusahaan atau produk sebagai alat dalam melakukan promosi

(3)

9 yang efektif. Terakhir (4) media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan nonkomersial, seperti house jurnal atau in house magazine (Ruslan, 2002).

Penggunaan video dokumenter sebagai media kampanye berarti termasuk menggunakan media massa, di mana video merupakan media massa elektronik. Media massa merupakan tempat di mana kampanye ditempatkan, hal ini merupakan peran penting dalam melaksanakan kampanye, karena dalam kampanye media massa dapat digunakan untuk mencapai masyarakat yang luas dengan jumlah yang banyak. Selain itu penggunaan media massa dalam kampanye juga dapat menggugah masyarakat. Dalam keseharian masyarakat, kini sudah tidak asing lagi dengan video atau film. Adanya perkembangan kehidupan sosial dan juga kemajuan teknologi di Negara kita ini, menjadikan budaya menonton merupakan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan oleh semua kalangan.

Penggunaan video sebagai media kampanye memiliki kelebihan dan kekurangan, adapaun kelebihan dan kekurangan penggunaan media video sebagai berikut :

Kelebihan Media Video :

a. Dapat menarik perhatian dalam waktu yang singkat.

b. Memberikan pengalaman untuk merasakan suatu keadaan tertentu. c. Memperlihatkan gambaran secara nyata sesuatu yang mungkin

tidak dapat dilihat

d. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar secara berulang-ulang.

e. Pesan yang ingin disampaikan dapat dikomunikasikan secara spesifik

f. Suara yang dihasilkan dapat menggambarkan realita yang murni. g. Keras lemahnya suara dapat diatur apabila diselingi oleh narasi

yang akan didengar.

(4)

10 a. Memiliki sifat komunikasi satu arah dan harus diimbangi dengan

bentuk umpan balik yang lain.

b. Apabila video diputar terlalu cepat, audiens tidak dapat mengikuti dengan baik

c. Perhatian penonton sulit dikuasai dan partisipasi mereka jarang dipraktekan.

2.2.1 Video Dokumenter

Video dokumenter merupakan suatu produk audio visual yang mendokumentasikan kenyataan atau fenomena keseharian. Video atau pun film dokumenter mempresentasikan tentang kenyataan, di mana video atau film dokumenter menampilkan kembali fakta-fakta yang terjadi dalam kehidupan. Peran video atau film tidak hanya sebagai sarana hiburan saja, tetapi video atau film juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran yakni sebagai media kampanye perubahan sosial.

Pada kampanye Pulau Plastik ini menggunakan serial video dokumenter yang terdapat 4 episode. Dalam serial videonya, mengaitkan kepercayaan dan juga filosofi masyarakat Bali dengan plastik sekali pakai. Dalam setiap episodenya menyajikan rekomendasi yang realistis serta mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai. Berikut adalah episode-episode dari serial dokumenter Pulau Plastik :

a. Episode 1 : Segara Kertih (Harmoni dengan Laut Kita) b. Episode 2 : Karmaphala (Konsekuensi dari Perbuatan Kita) c. Episode 3 : Bedawang Nala (Penyu yang Membawa Dunia) d. Episode 4 : Tri Hita Karana (Hubungan antara Manusia, Tuhan

dan Alam)

Selain serial video dokumenter, Pulau Plastik juga memproduksi Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang ditayangkan pada channel Youtube Pulau Plastik untuk mendorong keterlibatan dan tindakan nyata publik untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

(5)

11 Kampanye Pulau Plastik memfokuskan kampanyenya melalui media audio visual, mengikuti budaya masyarakat Indonesia saat ini yang suka menonton. Sehingga Pulau Plastik pun membuat kampanyenya agar mudah diterima dan disukai oleh masyarakat dengan menggunakan media video dokumenter.

2.2.2 Proses Produksi Video Dokumenter

Pembuatan video dokumenter terbagi menjadi 3 tahap-tahap, sebagai berikut :

a. Pra Produksi

Pra produksi merupakan kegiatan pada tahap perencanaan dan juga persiapan sebelum melakukan produksi video. Tahap pra produksi ini antara lain penemuan ide atau gagasan ke dalam outline, riset materi, pembuatan scenario, script, storyboard, production meeting, melakukan riset visual ke lokasi yang yang akan digunakan dll. Pada tahap pra produksi setiap departemen dari tim pembuatan video dokumenter melakukan persiapan sesuai dengan kewajiban dari timnya masing-masing.

b. Produksi

Produksi adalah kegiatan pelaksanaan setelah pelaksanaan tahap pra produksi. Dalam tahap produksi, mulailah pengambilan gambar adegan berdasarkan ide cerita yang telah dihasilkan. Sutradara bekerja sama dengan para crew untuk mewujudkan sesuai dengan apa yang telah direncakan. Proses pengambilan gambar dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan tertera di breakdown, dan detail jadwal harian disertakan dalam rundown. Pembuatan film atau video ini bersifat kolaboratif karena melibatkan sejumlah orang dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda. Seluruh pihak yang terlibat dalam produksi film atau video termasuk aktor dan aktris harus dapat saling berkolaborasi dan mendukung agar semua aspek pekerjaan dapat menghasilkan film yang berkualitas.

(6)

12 c. Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan tahap akhir pembuatan film atau video. Tahap ini dilakukan setelah proses produksi selesai, kemudian dilakukan tahap editing untuk menggabungkan gambar dan suara pada hasil perekaman gambar dan suara. Digabung dan disesuaikan dengan skrip. Kemudian, hasilnya adalah sebuah karya audiovisual yang bisa bercerita kepada penontonnya. 2.2.3 Distribusi Film

Setelah film selesai melalui tahap produksi, distribusi film merupakan langkah penting berikutnya. Sebagus apapun sebuah film, akan sia-sia jika tidak dilihat oleh publik. Jika film tidak menjangkau penontonnya, film sebagai media komunikasi tidak dapat menjalankan fungsinya dalam menyampaikan informasi. Secara ekonomi, ini dianggap gagal karena tidak menggunakan sumber daya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal atau setidaknya mengembalikan biaya produksi.. Proses distribusi dapat diartikan sebagai penghubung antara produksi film dan pemutaran film. Sistem distribusi merupakan jalur penting untuk menentukan film apa yang akan ditonton penonton. Keberhasilan finansial sebuah film bergantung pada proses distribusinya, karena tugas distributor adalah menemukan distributor yang akan menayangkan film tersebut dan bertemu dengan penonton. Di bidang komunikasi, distribusi film mempelajari tentang media. Media yang digunakan sebagai penghubung untuk menyampaikan pesan sebuah film kepada publik. 2.3 Kampanye Sosial

Menurut Kotler dan Roberto (1989) kampanye sosial bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat dan kelompok masyarakat tertentu. Sebuah kegiatan kampanye harus memiliki aktivitas yang mencakup proses komunikasi agar mampu mempengaruhi dan menginspirasi masyarakat dalam kurun waktu yang telah ditentukan, berdampak pada masyarakat, dan memiliki tujuan yang jelas. Menurut Leslie B. Snyder, kampanye komunikasi

(7)

13 adalah kegiatan terorganisir yang ditujukan untuk khalayak tertentu, dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan mencapai tujuan tertentu.

Secara konseptual, kampanye didefinisikan sebagai aktivitas transmisi informasi bertahap dan juga terencana yang dirancang untuk berdampak pada audiens dan untuk memengaruhi sikap, wawasan, dan pendapat seseorang. Dalam kegiatan kampanye komunikasi setidaknya terdapat empat aspek utama yaitu kegiatan harus menghasilkan efek atau pengaruh tertentu, sasaran dalam jumlah besar, dan rangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisir untuk memusatkan energi dalam jangka waktu tertentu. Selain itu pesan yang terkandung dalam kampanye harus terbuka agar bisa didiskusikan. Tindakan dalam kampanye tentu saja didasarkan pada prinsip persuasi, yakni mengajak dan mendorong masyarakat untuk menerima dan melakukan sesuatu secara sukarela. Oleh karena itu, kampanye pada prinsipnya merupakan contoh perilaku persuasif. Salah satu keberhasilan atau kegagalan dalam upaya mengubah perilaku masyarakat tergantung dari peran penyampai pesan, yaitu media komunikasi dan desain pesan.

Sebagai kegiatan yang memiliki makna sosial, kegiatan kampanye sosial memiliki beberapa kriteria, yaitu: nonkomersial, tidak bersifat keagamaan, tanpa unsur politik, kegiatan yang ditujukan untuk semua lapisan masyarakat dan diselenggarakan oleh organisasi yang disetujui oleh masyarakat.

2.4 Kampanye Public Relations

Kampanye Public Relations (PR) adalah kegiatan komunikasi terorganisir yang bertujuan untuk menciptakan efek tertentu yang dapat digunakan oleh PR atau organisasi. Dalam artian yang lebih sempit kampanye Public Relations memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran target sasaran untuk menumbuhkan pandangan atau opini positif atas aktivitas yang dilakukan oleh organisasi maupun lembaga tersebut, sehingga dapat membangun kepercayaan khalayak dengan terus menerus menyampaikan pesan agar menciptakan citra yang baik dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan dalam arti luas kampanye Public Relations memberikan informasi secara berkesinambungan dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melakukan suatu aktivitas dengan proses komunikasi serta teknologi

(8)

14 yang berkelanjutan dan terencana agar dapat mencapai citra yang baik. (Ruslan, 2002).

Rogers dan Storey, menyatakan bahwa kampanye merupakan aktivitas komunikasi yang tersruktur dan dirancang agar dapat memberikan dampak tertentu kepada target sasaran secara berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu. Pada saat yang sama, menurut Rice dan Paisley, kampanye adalah keinginan masyarakat untuk mempengaruhi opini, kepercayaan, perilaku, dan keinginan publik melalui daya tarik komunikator. (Ruslan, 2002).

2.4.1 Jenis-jenis Kampanye

Charles U. Larson dalam buku Manajemen Kampanye (Ruslan, 2002), menuyampaikan terkait jenis-jenis kampanye berdasarkan orientasinya, sebagai berikut :

a. Product Oriented Campaign

Kegiatan kampanye untuk produk komersial dengan mengadakan kegiatan sosial untuk membentuk citra yang baik bagi perusahaan.

b. Candidate Oriented Campaign

Kampanye ini mengarah pada kampanye politik yang ditujukan kepada calon untuk kepentingan politik. Kampanye dilakukan untuk mendapatkan dukungan dalam menjalankan kegiatan politik.

c. Ideological or Cause Oriented Campaign

Kampanye ini biasa dilakukan oleh lembaga atau organisasi sosial non profit yang berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas dan spesifik untuk perubahan dalam berdimensi sosial. Dalam kegiatannya melibatkan semua lapisan masyarakat baik secara langsung atau tidak.

2.4.2 Tujuan Kampanye

Tujuan kampanye menurut (Venus, 2004) dikutip dalam (Suryani, 2014) yaitu :

a. Kegiatan kampanye bertujuan untuk menciptakan perubahan pada tingkat pengetahuan atau kognitif. Dalam hal ini, efek

(9)

15 yang diharapkan adalah orang-orang secara bertahap menjadi sadar akan pemahaman publik yang berkembang.

b. Kegiatan kampanye bertujuan untuk mengubah sikap. Tujuannya untuk menggugah simpati publik, rasa suka, kepedulian, atau partisipasi dalam isu-isu yang menjadi subyek kampanye.

c. Aktivitas kampanye bertujuan untuk mengubah perilaku target sasaran secara konkrit dan terukur.

Tujuan dari kampanye tidak hanya untuk mengkampanyekan rencana kerja, kegiatan, dan informasi perusahaan, tetapi juga untuk memperkenalkan, mempengaruhi, meningkatkan kesadaran dan mencari dukungan dari target sasaran. Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett, tujuan dari strategi komunikasi adalah sebagai berikut (Ruslan, 2002) :

a. To secure understanding

Memastikan adanya pengertian dan pemahaman saat berkomunikasi.

b. To establish acceptance

Bagaimana cara penerimaan dapat dipupuk dengan baik. c. To motive action

Proses memotivasi khalayak sasaran

d. The goals which the communicator sought to achieve

Bagaimana mencapai tujuan yang ingin dicapai komunikator dari proses komunikasi.

2.4.3 Model Proses Komunikasi Kampanye a. Model Kampanye Nowak dan Warneryd

Menurut McQuail & Windahl (1993) mengatakan bahwa kampanye Nowak dan Warneryd adalah contoh model kampanye tradisional. Proses komunikasi dalam model ini dimulai dengan tujuan yang ingin dicapai dan diakhiri untuk mencapai efek yang

(10)

16 diinginkan. Dalam model kampanye Nowak dan Warneryd perlu diperhatikan delapan elemen kampanye, yaitu : Intended effect (efek yang diharapkan), competiting communication (persaingan komunikasi), communication object (objek komunikasi), target population and receiving group (populasi sasaran dan kelompok penerima), the channel (saluran), the message (pesan), the communicator/sender (komunikator/pengirim pesan), the obtained effect (efek yang didapat).

Gambar 2.1 A Model of A Communication Campaign

Sumber : (Ruslan, 2002)

Berikut penjelasan elemen-elemen dalam bagan dari Model Of Communication Campaign (Venus, 2009) :

1) The Intended Effect

Dampak dalam kampanye harus dirumuskan dengan jelas dan terperinci. Oleh karena itu, akan lebih mudah dan jelas untuk menentukan unsur-unsur yang mendukung pencapaian hasil tersebut.

2) Competiting Communication

Meperkirakan potensi yang dapat mengganggu kampanye, sehingga aktivitas kampanye dapat terlaksana dengan efektif dan lancar.

(11)

17 Objek kampanye biasanya hanya fokus pada satu hal, karena jika memiliki objek yang berbeda maka merode komunikasinya akan berbeda pula. Sehingga pelaku kampanye yang akan mengirim pesan kepada penerima harus memahami hal ini.

4) Target Population & Receiving Group

Kelompok penerima adalah bagian dari populasi sasaran. Penyebaran pesan akan lebih mudah dilakukan maka pesan lebih baik ditujukan kepada opinion leader (pemuka pendapat) dari populasi target.

5) The Channel

Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung jenis kampanye dan kelompok penerimanya. Media dapat menjangkau hamper seluruh kelompok sasarannya, jika tujuannya untuk mempengaruhi perilaku masyarakat secara langsung, maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui komunikasi interpersonal (tatap muka). 6) The Message

Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristi kelompok penerimanya. Pesan dapat dibagi kedalam tiga fungsi yaitu : menumbuhkan kesadaran (awareness), mempengaruhi perilaku, dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka benar.

7) The Communication Sender

Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Seperti seorang ahli atau orang dapat dipercaya oleh khalayak, atau orang yang memiliki kedua sifat tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesannya.

8) The Obtained Effect

Efek kampanye meliputi efek kognitif (perhatian, pengetahuan, kesadaran, dan kesadaran), afektif (berkaitan

(12)

18 dengan sikap dan perasaan), dan konatif (keputusan bertindak dan penerapan).

b. Formula SMCRE

Menurut Everett M. Rogers and Floyd Shoemaker melalui bukunya yang berjudul Communication Of Innovations (1971), dengan menampilkan “a common model of communication process is that of source – message – channel – receiver – effect” dan biasa disebut dengan formula S-M-C-R-E ini adalah model komunikasi yang sama pada elemen-elemen pembaharuan komunikasi yang tersebar (Ruslan, 2002).

Gambar 2.2 Formula SMCRE

Model komunikasi SMCRE di atas dijabarkan sebagai berikut : 1) Source adalah seseorang yang secara aktif berperan menjadi

sumber atau penyebar infomasi.

2) Message merupakan sebuah ide atau gagasan yang berupa pesan, informasi atau ajakan yang disampaikan kepada komunikan.

3) Receiver biasa disebut sebagai komunikan yaitu penerima pesan dari komunikator.

4) Channel merupakan sarana, media, atau saluran yang untuk menyampaikan pesan kepada publik.oleh komunikator 5) Effect merupakan dampak dari proses penyampaian pesan.

Besifat positif maupun negatif terhadap tanggpan, persepsi, serta pendapat dari hasil komunikasi.

c. Model Difusi Inovasi

Model difusi inovasi biasanya digunakan dalam kampanye periklanan (commercial campaign) dan kampanye yang SOURCE (Sumber) MESSAGE (Pesan) CHANNEL (Saluran) RECEIVER (Penerima) EFFECT (Efek)

(13)

19 berorientasi pada perubahan sosial (social change campaign). Penggagas dari model ini ialah Everett M. Rogers yang merupakan ilmuwan komunikasi. Dalam hal ini Rogers menjelaskan bahwa kampanye akan melalui empat tahapan, yaitu :

Tahap pertama, yaitu tahap informasi. Tahapan ini audiens akan dihadapkan oleh informasi tentang produk atau ide baru. Terpaan ini dilakukan berulang-ulang dan disusun menjadi pesan yang menarik sehingga menyebabkan rasa public memiliki rasa ingin tahu terhadap produk atau ide tersebut. Ketika audiens mulai mencari tahu tentang produk atau gagasan yang menerpa mereka dan mulai menarik minatnya, maka tahap kedua dimulai, yakni tahap persuasi.

Tahap selanjutnya yaitu memutuskan untuk mencoba. Pada tahap ini khalayak sebelumnya menimbang-nimbang segala aspek produk atau gagasan tersebut. Tahapan ini terjadi ketika khalayak sudah melakukan langkah untuk mencoba produk atau ide tersebut. Tahap terakhir ialah tahap konfimasi atau peniliaian, yang terjadi pada saat khalayak sudah mencoba produk atau gagasan yang dianjurkan. Sehingga berdasarkan pengalaman mencobanya, audiens akan mempertimbangkan kembali terkait produk atau gagasan tersebut. Apakah produk atau gagasan tersebut sesuai dengan apa yang dikampanyekan? Apakah produk atau gagasan tersebut penting? Dsb. Bila jawaban khalayak positif, maka khalayak akan meneruskan penggunaan produk tersebut dan begitu pula sebaliknnya.

Tahap keempat dari model difusi inovasi merupakan posisi yang sangat penting sebab akan memastikan sesorang menjadi pengguna yang setia atau tidak. Rogers pun memahami tidak semua khalayak melalui keempat tahap tersebut, bahkan ada yang akan berhenti pada tahap pertama.

(14)

20 2.4.4 Teknik Kampanye

Ada beberapa teknik kampanye yang digunakan agar persuasi dalam berkampanye dapat berhasil sehingga dalam penyampaian pesan kepada audiensinya cukup efektif, yaitu sebagai berikut :

a. Partisipasi (participasing)

Teknik yang melibatkan audiens mereka lebih tertarik atau peduli dengan kampanye tersebut.

b. Asosiasi (association)

Menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan kejadian atau fenomena yang sedang menjadi sorotan atau sedang terjadi untuk menarik perhatian publik.

c. Integratif (integrative)

Dengan kata lain, tujuan menggunakan kata kita, kami dan anda sekalian adalah untuk menyamakan kepentingan semua pihak. d. Teknik Ganjaran (pay off technique)

Menjanjikan sesuatu sebagai hadiah dalam bentuk manfaat maupun berupa sebuah ancaman atau kekhawatiran untuk dapat mempengaruhi khalayak.

e. Teknik Penataan Patung Es (icing technique)

Menggunakan penggambaran yang indah, mudah dipahami, dibaca, dan didengarkan dalam menyampaikan pesan

f. Memperoleh Empati (empathy)

Teknik berkampanye dalam menempatkan diri untuk ikut merasakan situasi atau kondisi komunikan.

g. Koersi

Melibatkan unsur paksaan untuk dapat menyebabkan kekhawatiran tertentu apabila tidak dilakukan.

2.4.5 Unsur-unsur Komunikasi dalam Kampanye

Unsur-unsur komunikasi dalam kampanye menurut (Ruslan, 2002) yaitu :

(15)

21 Seseorang yang dapat menyampaikan, menjelaskan, dan menyebarkan infromasi tentang satu atau lebih kegiatan kepada khalayak kampanye, Komunikator dalam kampanye adalah sumber pesan atau penyampai pesan yang secara langsung berkomunikasi dengan publik atau khalayak.

b. Pesan

Pesan merupakan sesuatu berupa ide, pikiran, dan perasaan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran melalui kampanye. Ada beberapa syarat untuk mendukung berhasil atau tidaknya pesan yang disampaikan dalam kampanye ialah:

- Pesan dikemas agar dapat menarik perhatian

- Komunikan dengan mudah memahami dan mengerti pesan yang disampaikan

- Adanya kepentingan individu yang tercipta kepada komunikan dari pesan-pesan yang disampaikan

- Pesan dikemas sesuai dengan situasi dan kondisi dari komunikan.agar dapat memenuhi kebutuhannya.

c. Media

Media merupakan alat yang digunakan sebagai penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.

d. Komunikan

Komunikan adalah penerima pesan secara langsung atau pun tidak dan menjadi khalayak sasaran dalam berkomunikasi. e. Efek atau dampak

Respon dari adanya proses saat berlangsungnya komunikasi yang dapat menimbulkan feedback (umpan balik) dalam berbagai bentuk. Feedback menurut Ralph Webb Jr.terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu : (Ruslan, 2002)

- Zero feedback

Umpan balik yang nol. Artinya, komunikan tidak dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator. - Neutral feedback

(16)

22 Umpan balik yang positif, artinya pesan atau informasi yang disampaikan komunikator dapat direspon dengan baik. - Positive Feedback

Umpan balik yang positif, yaitu komunikan dapat menanggapi atau menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh komunikator.

- Negative feedback

Umpan balik yang negatif, artinya komunikan menanggapi secara negative atau tidak setujui dengan pesan yang disampaikan komunikator.

2.4.6 Komunikasi dalam Kampanye

Komunikasi merupakan proses atau aktivitas menyampaikan pesan atau informasi. Dalam proses penyampaian pesan setidaknya terdapat tiga unsur utama yaitu, sumber atau penyampai pesan, pesan, dan penerima pesan. Begitu pertukaran terjadi, itu akan menimbulkan efek atau dampak. Dampak dari sebuah kegiatan komunikasi menurut (Ruslan, 2002) adalah sebagai berikut :

a. Opini

b. Opini pribadi c. Opini publik d. Opini mayoritas e. Sikap dan tingkah laku f. Opini, persepsi, dan ide g. Kepercayaan dan citra

Kampanye adalah titik awal komunikasi yang persuasif atau bersifat membujuk. Dalam kampanye sosial terdapat empat prinsip komunikasi persuasi, yaitu :

a. Menciptakan pemikiran khalayak tentang suatu ide atau gagasan.

b. Melalui proses atau tahapan tertentu c. Mendramatisasi tema pesan atau gagasan

(17)

23 d. Kerjasama dengan pihak/lembaga yang lebih besar untuk

mendapatkan pengaruh

Dalam proses menyampaikan informasi, komunikasi memiliki struktur atau tingkatan hierarki dalam penerimaan pesannya. Menurut Anne Gregory (2010) mengemukakan bahwa tahapan proses tersebut memiliki tiga level, yaitu :

a. Awareness

Level pemahaman baru yang melibatkan publik dalam proses kognitif. Dengan memberikan informasi serta pengetahuan yang dapat menarik masyarakat untuk lebih memikirkan lebih jauh permasalahannya, level ini merupakan awal dari peningkatan perhatian masyarakat.

b. Attitude an Opinion

Membentuk kebiasaan atau pendapat tentang subjek atau masalah. Sikap berfokus pada reaksi yang terjadi saat menerima informasi. Hal ini terkait dengan kompetensi afektif (emosi yang melibatkan aspek emosional) dan dapat membangkitkan minat (interest), penerimaan (acceptance) atau kepuasan (reflection).

c. Behavior

Mengajak khalayak untuk mengambil tindakan yang disebut sebagai konatif. Hal tersebut dilakukan dengan melibatkan tindakan yang harus diambil untuk mendorong respons yang diinginkan.

Sedangkan menurut pendapat lain, dijelaskan bahwa dalam suatu komunikasi, terdapat proses bertahap yang dapat menarik perhatian masyarakat, yaitu yang disebut dengan “AA procedure, from attention to action” atau yang disebut dengan slogan AIDDA yang merupakan singkatan dari : (Ruslan, 2002).

(18)

24 I = interest = menarik minat

D = desire = menimbulkan keinginan D = decision = membuat keputusan A = action = melakukan kegiatan

Dalam kampanye proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Proses kampanye yang berlangsung dengan singkat.

b. Proses kampanye yang berlangsung dalam waktu lama dan berkelanjutan.

Melalui kedua metode ini, kampanye nantinya akan menimbulkan dampak pada proses komunikasi. Efek ini dapat berupa perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya antipasti.

2.4.7 Manajemen Kampanye

Manajemen menurut George R. Terry ialah proses yang mencakup tahapan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut definisi tersebut George R. Terry mempertegas lagi sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang disebut dengan POAC, yang adalah singkatan dari Planning, Organizing, Actuatuing, dan Controlling.

- Planning atau perencanaan merupakan kegiatan menentukan tujuan dan mencari cara untuk mencapainya.

- Organizing atau pengorganisasian merupakan proses untuk memastikan bahwa semua sumber daya yang tersedia dilaksanakan dan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan tujuan dan terstruktur.

- Actuatuing atau penggerakan merupakan kegiatan yang memobilisasi atau mengontrol semua sumber daya untuk mencapai tujuan.

(19)

25 - Controlling atau pengawasan merupakan pengukuran hasil kerja agar dapat melihat apakah ada pergerakan ke arah pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya kampanye adalah tindakan yang berorientasi pada tujuan. Setiap kampanye memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam mencapanya, perlu merumuskan aturan atau melakukan tindakan secara tersusun dan strategis.

Johnson-Cartee dan Copeland menyebutkan bahwa kampanye merupakan on organized behavior, harus sistematis, direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati. Hal ini menunjukkan bahwa kampanye harus dikelola melalui pengelolaan, yaitu perancangan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi rencana kampanye yang masuk akal, realistis, efektif dan efektif (Venus, 2009).

Penerapan manajemen dalam kampanye PR sudah ada dari awal yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Perbedaan dari tahapan saat ini adalah setiap tahapan dibakukan sebagai “Manajemen Kampanye”, yaitu proses pengelolaan kegiatan secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dengan menggabungkan unsur manajerial dan manajemen kampanye, peluang keberhasilan mencapai tujuan kampanye akan lebih besar (Venus, 2009, p. 25).

a. Perencanaan Kampanye

Tahap perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan kampanye yang diinginkan. Pada tahap pelaksanaan ini terdapat 10 tahapan untuk mengetahui bahwa kegiatan kampanye PR dapat terlaksana secara efektif, yaitu Analysis (Analisis), Objectives (Tujuan), Puvlic or Audience (Publik atau khalayak sasaran), Message (Pesan), Strategy (Strategi), Tactics (Taktik Pelaksanaan), Timescales (Skala waktu), Resources (Sumber daya), Evaluations (Penilaian), dan Review (Peninjauan) (Gregory, 2004).

(20)

26 Dalam kampanye Pulau Plastik proses perencanaan kampanye dimulai dengan melakukan riset terkait dengan mengemas pesan kampanye dalam bentuk video dokumenter. Kemudian melakukan tahap produksi hingga pasca produksi dalam pembuatan serial video dokumenter Pulau Plastik. b. Pelaksanaan Kampanye

Menurut Venus pelaksanaan kampanye merupakan praktik dari rancangan program yang telah ditentukan. Sehingga, proses implementasi harus dilakukan secara konsisten pada desain yang ada, dan setiap penyesuaian yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan aktual yang tidak dapat diabaikan (Venus, 2009).

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap pelaksanaan kampanye, yaitu :

1. Realisasi unsur-unsur kampanye

Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan antara lain: merekrut dan melatih personel kampanye, mengonstruksi pesan, memilih penyampai pesan kampanye dan memilih saluran kampanye.

2. Menguji coba rencana kampanye

Proses menguji rancangan untuk mengembangkan strategi (pesan, media, dan penyampai pesan) disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini.

3. Tindakan dan pemantauan kampanye

Tindakan kampanye bersifat adaptif (penyesuaian), antisipatif (cepat tanggap), integratif (pemersatu), dan berorientasi pada pemecahan masalah.

4. Laporan kemajuan

Laporan kemajuan atau progress report merupakan dokumen harian untuk mengevaluasi kegiatan kampanye.

(21)

27 Dalam pembuatan serial video dokumenter Pulau Plastik ini diproduksi oleh Kopernik, Akarumput dan juga Asa Film. Kopernik merupakan organisasi nirlaba yang melakukan eksperimen untuk menemukan cara terbaik dalam mengatasi kemiskinan di masyarakat. Kemudian Akarumput merupakan rumah produksi yang berbasis di Bali yang menggunakan kampanye seni, music, dan media tentang masalah lingkungan dan sosial. Asa Film merupakan perusahaan produksi yang terlibat dalam film dokumenter dan fiksi.

Distribusi serial video Pulau Plastik ini melalui pemutaran-pemutaran yang diadakan oleh kampanye Pulau Plastik sendiri atau pun bisa dilakukan oleh komunitas, festival ataupun yang lainnya. Pengajuan untuk melalukan pemutaran dilakukan mandiri melalui email Pulau Plastik dan kemudian bisa menayangkan serial video tersebut di kegiatan yang mengajukan pemutaran mandiri.

c. Evaluasi Kampanye

Merupakan metode sistematis yang dirancang untuk mengevaluasi aspek-aspek yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan kampanye dan pencapaian tujuan kampanye. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada saat kampanye berakhir tetapi juga dilakukan selama kampanye berlangsung. Evaluasi proses pelaksanaan rancangan kampanye ini dapat dievaluasi dengan menganalisis catatan harian dari proses pemantauan (monitoring), melakukan observasi dan melakukan wawancara untuk mendapatkan umpan balik (Venus, 2009).

2.4.8 Efektifitas Kampanye

Menurut J.Coffman efeftifnya suatu kampanye dapat diukur dari tingkat pencapaian tujuan kampanye yang sudah direncanakan yaitu (Liliweri, 2011) :

(22)

28 a. Dapat menarik perhatian audiens yang sesuai dengan khalayak

sasarannya.

b. Informasi yang disampaikan mudah dipahami dan dapat dipercaya.

c. Pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi pemahaman dan keyakinan khalayak, memberikan perhatian langsung, dan menimbulkan perubahan.

d. Membentuk konteks sosial dan memacu untuk dapat membentuk perilaku tertentu.

Roger dan Storey (1987) mengatakan terdapat empat hal yang dapat mempresentasikan keberhasilan suatu kampanye, yaitu: (Venus, 2009).

a. Pendekatan terhadap komunikan, yaitu pemahaman audiens tentang topik dan cara mereka melihat topik yang diangkat. b. Pesan yang disampaikan sesuai dengan tema dan target

audiens.

c. Tujuannya dapat tercapai.

Dari teori-teori tersebut dapat dikatakan bahwa kesuksesan kampanye didasarkan pada pesan, komunikator, saluran, target sasaran, dan bagaimana penyampaian pesan kepada khalayak serta keberhasilan tujuan kampanye.

2.5 Pesan Penggunaan Plastik dalam Perspektif Lingkungan 2.5.1 Sampah Plastik

Plastik merupakan material yang mudah diproduksi dan tahan lama. Produk yang terbuat dari plastik sangat beragam, dari wadah makanan, aneka kemasan, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan medis, hingga material kendaraan bermotor (Datatempo.co, 2019). Limbah plastik semakin menumpuk setip harinya. Plastik tidak bisa hancur melalui proses alami dan mampu bertahan sangat lama di alam. Dibutuhkan sekitar 500-1000 tahun agar plastik dapat terurai,

(23)

29 tetapi akan tetap menyisakan partikel mikroplastik yang berbahaya bagi makhluk hidup. Pemusnahan plastik secara konvensional seperti dibakar pun hanya akan menambah kadar polutan di udara.

Sampah plastik merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan Indonesia. Dikarenakan plastik adalah produk yang serba guna, fleksibel dan relatif murah, lebih banyak produk yang terbuat dari plastik diproduksi di seluruh dunia. Jika tidak disadari, cara penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan justru akan merugikan lingkungan. Saat ini, sampah plastik telah menjadi masalah global dan semakin menarik perhatian banyak Negara. Berdasarkan laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) tentang plastik sekali pakai, lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi pada tahun 2015, di mana jumlah tersebut 36 persen diantaranya ialah kantong plastik sekali pakai yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Katadata.co.id, 2019). Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, Indonesia tercatat sebagai sumber sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. (Bulelengkab.go.id, 2019).

2.5.2 Dampak Sampah Plastik bagi Pariwisata

Aktivitas pariwisata yang dilakukan antara wisatawan dengan pelaku wisata menghasilkan adanya timbulan sampah setiap harinya. United Nations Environment Programme (UNEP) menunjukan bahwa wisatawan rata-rata menghasilkan sampah enam kali lebih banyak saat mereka berlibur (WWF Indonesia, 2015). Akibatnya jumlah sampah di suatu daerah tujuan wisata akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pariwisata (Qodriyatun, 2018). Jika sampah tidak dapat dikelola dengan baik di kawasan wisata, maka akan berpengaruh pada kenyamanan wisatawan. Kenyamanan sangat penting dalam pariwisata.

Saat ini timbulan sampah di Bali rata-rata mencapai 10.849 m3 per hari. Bali merupakan salah satu tujuan wisata. Sehingga kebersihan dan keasriannya menjadi syarat multak dalam dunia pariwisata.

(24)

30 Sampah plastik banyak ditemui di bibir pantai di kawasan pesisir. Salah satu kejadian melimpahnya sampah ialah di Pantai Kuta. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendrawan pada tahun 2016 menyatakan bahwa jumlah sampah plastik di Pantai sebanyak 0,5 sampai 1,5 pcs per meter persegi (Putri, 2019). Sampah juga terdapat di hampir semua wilayah pantai, termasuk pantai-pantai yang terkenal di Bali Selatan seperti Serangan, Legian, dan Kedonganan, dan juga Bali Utara dan Bali Barat.

Sampah yang ditemukan di pantai tidak hanya akan mempengaruhi kebersihan pantai, tetapi juga mempengaruhi aspek-aspek berikut :

- Mobilitas hewan air yang terganggu - Perpindahan spesies yang tidak diinginkan - Terganggunya laju fotosintesis tumbuhan laut - Terganggunya aktivitas nelayan

- Turunnya pertumbuhan ekonomian

- Menurunnya kesahatan manusia dan ekosistemnya yaitu menimbulkan penyakit pada penyelam, perenang, dan pemanfaat pantai lain (Widyowati, Syahputri, & Febrianto, 2018).

Pencemaran laut yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia dan alam. Adanya sampah di laut, terutama sampah-sampah plastik tak hanya mengganggu penikmat air saja. Namun hal ini juga berdampak pada pengelolaan taman nasional dan satwa yang menjadi subyek wisata bawah laut. Hal ini menyebabkan reproduksi terhambat dan pengurangan jumlah hewan yang dilindungi. Sampah plastik yang terbawa lautan juga akan berdampak pada terganggunya ekosistem terumbu karang, serta menyebabkan kematian ikan dan biota laut akibat zat berbahaya dan beracun dalam sampah plastik dan banyaknya hewan laut yang memakan plastik di laut. Sampah plastik berpotensi mengurangi atau bahkan menghilangkan keanekaragaman ekosistem pesisir..

(25)

31 Akibat banyaknya sampah plastik hingga di dasar laut, ada sekitar tiga kasus kematian hewan laut yang terjadi di penghujung tahun 2018. Seperti yang terjadi pada November 2018, tiga ekor penyu ditemukan mati di Pulau Pari di Kepulauan Seribu. Di bulan yang sama, seekor paus Perm ditemukan mati di Wakatobi, Sulawesi Selatan. Selain itu, pada Desember 2018, seekor penyu ditemukan mati di Wilayah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kabupaten Kurumpulo. Kasus kematian hewan laut ini diduga karena hewan tersebut memakan sampah plastik. Selain itu sampah plastik juga ditemukan di perairan Nusa Penida Bali pada maret 2018, yang divideokan oleh seorang penyelam asal Inggris (Bulelengkab.go.id, 2019). Dampak lain yang juga ditimbulkan dari adanya timbulan sampah plastik yang ada di pesisir maupun di dalam laut Bali juga mampu engurangi daya tarik turis lokal maupun mancanegara karena keindahan dan keasrian objek wisata telah berkurang.

2.5.3 Dampak Penggunaan Plastik dan Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan

Dalam keseharian masyarakat, penggunaan plastik kian pesat, hal ini menimbulkan ketergantungan masyarakat pada plastik semakin meningkat. Ini karena plastik merupakan bahan atau wadah kemasan yang praktis dan mudah didapat yang terlihat bersih. Namun banyak orang yang belum mengetahui bahaya plastik dan cara menggunakannya dengan benar. Oleh karena itu agar terhindar dari kemungkinan bahaya, kita harus memahami jenis-jenis plastik yang tidak berbahaya bagi kesehatan kita. Jika harus menggunakan plastik maka plastik yang bisa digunakan adalah plastik yang terbuat dari bahan polyethylene dan polypropylene. Perhatian harus diberikan pada penggunaan plastik dalam industri makanan, yang merupakan pencemaran pewarna plastik dalam makanan. Misalnya, jika menggunakan kantong plastik (kresek) untuk mengemas gorengan dan makanan lainnya, menurut ahli kimia, zat pewarna dalam kantong

(26)

32 plastik yang terpapar makanan tersebut dapat terurai menjadi bentuk radikal bebas, sehingga menimbulkan penyakit (Karuniastuti, 2013).

Kemudian, aspek-aspek penyebab kerusakan lingkungan adalah pembuangan sampah plastik. Kantong plastik merupakan limbah berbahaya dan sulit untuk dibuang. Butuh waktu lama untuk benar-benar terurai. .

2.5.4 Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi Sampah Plastik

Mengurangi sampah plastik jelas menunjukkan bahwa mengelola satu areal dalam satu kawasan tidak cukup. Namun, hal ini juga perlu diolah bersama dengan area lain di sekitar daerah yang menghasilkan banyak limbah. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah Bali mencemari wilayah pesisir dan perairan, termasuk mengurangi limpahan sampah ke saluran air, hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan sampah, pembuatan dan penyaringan sampah sebelum masuk ke perairan. Dengan begitu, sampah yang masuk menjadi lebih kecil.

Dalam upaya mengurangi sampah khususnya sampah plastik di Bali, Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 yang mengatur tentang pembatasan timbunan sampah plastik sekali pakai. Peraturan tersebut mendorong masyarakat Bali untuk menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Peraturan tersebut juga menekankan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, styrofoam, dan sedotan plastik. Pemerintah Kota Denpasar telah bekerja keras untuk mengatasi masalah pencemaran perairan Bali dengan memberlakukan Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar Nomor 3 tentang Pengelolaan Sampah pada tahun 2015. Menurut Pasal 35, penetapan kebersihan lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga tanggung jawab. Pemerintah daerah dan masyarakat bekerja sama. Pemerintah Kota Denpasar juga menetapkan larangan yang harus dipatuhi setiap orang sesuai dengan

(27)

33 Pasal 34 Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2015, yang mengatur:

Setiap orang dilarang :

a. Membawa sampah ke dalam wilayah Denpasar b. Impor sampah

c. Mencampurkan sampah dengan limbah

d. Mengelola sampah yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan

e. Membuang sampah tidak pada tempat yang sudah disediakan f. Sampah sisa upakara dibuang ke lingkungan

g. Mengolah limbah melalui pembuangan terbuka

h. Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah (Denpasarkota.go.id, 2017).

untuk meningkatkan kualitas air dan lingkungan sekitarnya serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kesehatan (DLHK) Kota Denpasar berkomitmen untuk mengurangi pencemaran air dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan lebih memperhatikan kebersihan lingkungannya. Selain pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Kabupaten Badung juga telah melakukan upayanya, yaitu :

a. Setiap harinya, truk sampah roda empat yang digunakan untuk pengambilan sampah tersebut melibatkan sekitar 1.000 pegawai pemerintah daerah, masyarakat dan kalangan perhotelan.

b. Sejak tahun 2013, Dinas Lingkungan Hidup dan Perkebunan Kabupaten Badong Bali telah merumuskan standar operasi pembuangan sampah yaitu telah dibentuk tim tanggap cepat bekerjasama dengan desa adat Kuta (Widyowati, Syahputri, & Febrianto, 2018).

Dengan adanya Peraturan tersebut, hasilnya, di Kota Denpasar telah mengurangi penggunaan kantong plastik di pasar tradisional

(28)

34 sebesar 54,26 persen dan untuk kegiatan usaha lainnya sebesar 86,27 persen. Untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, pemerintah provinsi dan kota telah mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang plastik sekali pakai (PSP), menetapkan garis dasar untuk penggunaan produk PSP, dan merumuskan rencana kegiatan dan tujuan tahunan. Selain itu juga mengurangi timbunan PSP, edukasi dan kampanye (Mongabay.co.id, 2018),

2.6 Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan penelitian sebelumnya untuk digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding agar tidak terjadi kemiripan dengan penelitian ini. Oleh karena itu peneliti perlu mempelajari beberapa penelitian sebelumnya yang sangat dekat dengan penelitian peneliti. Berikut penelitian terdahulu :

1. Penelitian Ita Suryani (2014)

Penelitian Ita Suryani (2014) yang berjudul “Peran Media Film Sebagai Media Gerakan Lingkungan (Ambil contoh film animasi 3D India“ Delhi Safari ”) Hasil penelitian tentang peran media film dalam kampanye lingkungan menunjukkan bahwa film animasi 3D Delhi Taman Safari digunakan sebagai media kampanye terhadap lingkungan untuk membangun kesadaran kemanusiaan dan sebagai bentuk konkrit dari pencegahan pemanasan global. Film ini juga telah memenangkan banyak penghargaan, salah satunya adalah film Bollywood Gateway di India, karena itu Film ini disajikan dengan cara yang menarik untuk meningkatkan kesadaran ekologis.

2. Penelitian Retno Purwanti dan Natanael R. (2016)

Penelitian Retno Purwanti dan Natanael R. (2016) ini berjudul “Video Animasi Stop Motion sebagai Media Pembelajaran Kampanye Pengenalan Tertib Berlalu Lintas Bagi Remaja Pengendara Sepeda Motor”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perancangan video animasi ini diciptakan sebagai media alternatif untuk memberikan informasi tentang etika berkendara sepeda motor khusunya remaja.

(29)

35 Dengan menggunakan konsep animasi stop motion yang kreatif dan menarik, semua pesan yang ingin disampaikan dapat menarik perhatian anak muda dan terserap sepenuhnya dengan baik.

3. Penelitian Budi Setiawan dan Dini Salmiyah Fithrah (2018)

Penelitian Budi Setiawan dan Dini Salmiyah Fithrah (2018) berjudul “Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dalam Membentuk Perspepsi Masyarakat Bandung”. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi yang ingin dibentuk yaitu agar masyarakat menyadari dampak negatif menggunakan kantong plastik. Setelah mengidentifikasi kampanye ini mengikuti tahapan dalam proses PR yaitu mendefinisikan masalah, rencana program, bertindah dan evaluasi program.

Nama Peneliti Ita Suryani Judul

Penelitian

Peran Media Film sebagai Media Kampanye Lingkungan Hidup (Studi Kasus Pada Film Animasi 3D India “Delhi Safari”

Metode Penelitian

Deskriptif Kualitatif

Kesimpulan Film animasi 3D "Delhi Safari" yang diproduksi oleh Krayon Picture digunakan sebagai media kampanye yang ramah lingkungan dan telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk Penghargaan Animasi Nasional Terbaik untuk Film, Penghargaan Film Fitur Terbaik (Teater) oleh FICCI FRAMES dan Bollywood Gateway of India Penghargaan Film ini disajikan dengan cara yang menarik untuk meningkatkan kesadaran ekologis.

Kesamaan Sama-sama meneliti media dalam bentuk audio visual sebagai media kampanye.

Perbedaan Perbedaan terletak pada objek dan sumber data.

(30)

36 Judul

Penelitian

Video Animasi Stop Motion sebagai Media Pembelajaran Kampanye Pengenalan Tertib Berlalu Lintas Bagi Remaja Pengendara Sepeda Motor

Metode Penelitian

Kualitatif dengan metode observasi, kuisioner dan studi literatus

Kesimpulan Perancangan video animasi ini dibuat sebagai media alternatif untuk memberikan informasi tentang etika berkendara sepeda motor (khususnya remaja). Dengan menggunakan konsep animasi stop motion yang imajinatif dan menarik, segala informasi yang ingin disampaikan dapat menarik perhatian anak muda dan terserap sepenuhnya.

Kesamaan Sama-sama meneliti media video sebagai media kampanye sosial

Perbedaan Perbedaan terletah pada bentuk media video, objek dan juga sumber datanya.

Nama Peneliti Budi Setiawan dan Dini Salmiyah Fithrah Judul

Penelitian

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dalam Membentuk Perspepsi Masyarakat Bandung

Metode Penelitian

Deskriptif Kualitatif

Kesimpulan Persepsi yang ingin dibentuk yaitu agar masyarakat menyadari dampak negatif menggunakan kantong plastik. Setelah mengidentifikasi kampanye ini mengikuti tahapan dalam proses PR yaitu mendefinisikan masalah, rencana program, bertindah dan evaluasi program.

Kesamaan Sama-sama meneliti tentang kampanye yang mengangkat isu plastik sekali pakai

Perbedaan Perbedaan terletak pada fokus penelitian tersebut untuk meneliti strategi dalam program PR, kampanye PR, dan persepsi. Sedangkan peneliti meneliti manajemen kampanye

(31)

37 dengan menggunakan media video dokumenter.

2.7 Fokus Penelitian

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan yang meluas dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada bagaimana penggunaan video dokumenter sebagai media kampanye dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Aspek yang dapat diteliti ialah tentang manajemen produksi dan distribusi video dokumenter Pulau Plastik.

Gambar

Gambar 2.1 A Model of A Communication Campaign
Gambar 2.2 Formula SMCRE

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillah karena saya dapat menyelesaikan Studio Tugas Akhir ini yang berjudul Perancangan Pusat Peragaan dan Pengkajian IPTEK Pertanian di Kota

Dapat juga diartikan sebagai pribadi atau individu yang terlibat secara lansung dalam aktivitas suatu usaha dan merupakan faktor yanf sangat esensial dalam kelansungan

REFOLIS ISKANDAR Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Seakan-akan Setelah menjadi salah satu “wali Allah” orang tersebut tidak merasa terikat dan tidak perlu taat dengan berbagai macam aturan Allah untuk orang awam,

Redlist termasuk dalam status konservasi Critically Endangered (kritis). Tujuan penulisan untuk mengkaji kembali keberadaaan pohon kapur di Indonesia yang pernah mengalami

Solusi terhadap polusi di dunia dan penipisan sumber daya alam ini adalah teknologi-teknologi yang lebih sedikit atau tidak sama sekali menggunakan bahan bakar

Kantor Bina Sosial Politik mempunyai tugas membantu Bupati Kepala Daerah dibidang pembinaan sosial politik sesuai kebijaksanaan Pemerintah dalam melaksanakan pembinaan

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan