• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MALEI KECAMATAN LAGE KABUPATEN POSO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MALEI KECAMATAN LAGE KABUPATEN POSO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

86

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MALEI KECAMATAN LAGE KABUPATEN POSO

1)

Herlina Yusuf, 2) Hadiyah Maisa

Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu ABSTRAK

Latar Belakang : Gaya kepemimpinan seorang pimpinan suatu organisasi puskesmas dapat menentukan berhasil tidaknya tujuan organisasi secara keseluruhan, tidak terkecuali pada Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso.Banyak orang yang beranggapan bahwa kinerja pegawai lebih banyak ditentukan dengan tingginya gaji, hal ini merupakan anggapan yang kurang benar, sebab masih banyak faktor lainya yang mempengaruhi kinerja. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui apakah ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso. Metode Penelitian : Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel sebanyak 54 responden pegawai negeri sipil (PNS) dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan Uji Chi Square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja pegawai dengan nilai p = 0,045< 0,05, dan tidak ada hubungan gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja pegawai dengan nilai p= 1,000> 0,05, serta tidak ada hubungan gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja pegawai dengan nilai p = 0,872> 0,05. Saran : Kepada pimpinan dalam hal ini kepala puskesmas agar tetap menerapkan gaya kepemimpinan otoriter, tidak berarti gaya otoriter sepenuhnya dapat menurunkan kinerja, ada juga pegawai yang dapat termotivasi karena adanya otorisasi. Contohnya pegawai yang cenderung menunda-nunda pekerjaan dan terlalu menyepelekan tugas, pegawai yang seperti ini tidak jarang perlu pemimpin yang otoriter agar tugas mereka cepat selesai dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas)

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN

Salah satu lembaga/instansi pemerintah yang membawa misi sosial, mengutamakan pelayanan medis terhadap masyarakat yaitu Puskesmas. Puskesmas merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan masyarakat, maka ketersediaan sumber daya manusia dalam sistem kesehatan diperlukan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Alamsyah, 2011). Pada sebuah organisasi pemerintah, kesuksesan atau kegagalan dalam

pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintah, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui

kepemimpinan dan didukung oleh

kapasitas organisasi pemerintahyang memadai, maka peneyelenggaraan tata

pemerintahan yang baik (goodgovernance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi di indonesia. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seoarang pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau

(2)

87 pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi (Nurjanah, 2008).

Seorang pemimpin memiliki karakteristik tertentu. Untuk mengerti ciri kepemimpinan seseorang, harus dipahami bahwa kepemimpinan mempunyai tiga komponen yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi. Oleh sebab itu, seseorang yang dikatakan sebagai pemimpin yang baik dalam satu situasi dan dengan pengikut tertentu, belum tentu sebaik itu dalam situasi dan pengikut yang lain (Ristiyanti, 2006). Memberikan kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang penting. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan tujuan kepada karyawan di seluruh organisasi, dan memberikan masukan kepada karyawan agar memiliki kinerja dengan tingkat yang lebih tinggi (Daft, 2007).

Gaya kepemimpinan yang ditampilkan seorang pemimpin dapat mempengaruhi sikap, prilaku dan kepuasan kerja pegawai.Gaya kepemimpinan yang sesuai dan dapat diterima pegawai akan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai. Kepemimpinan merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan suatau organisasi termasuk dalam meningkatkan kualitas kerja pegawainya (Ida Bagus, 2009).

Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap iklim kerja, kondisi iklim kerja akan mempengaruhi kondisi motivasi dan semangat kerja karyawan. Jika gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang dihadapi organisasi atau unit kerja, maka akan membuat iklim kerja menjadi kondusif dan pada akirnya akan memberi motivasi yang tinggi bagi karyawan untuk memberikan yang terbaik dalam mencapai target kerja (Cristian, 2009). Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi pemerintah,

yaitu dengan menggunakan gaya kepemimipinan yang tepat.

Ristiyanti (2006) menyatakan bahwa faktor kepemipinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai. Pada sebuah organisasi pemerintahan sumber daya manusia terdiri dari pemimpin dan pegawai.

Nawawi (2007) menyatakan bahwa gaya kepemimpin adalah prilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Beberapa Gaya Kepemimpinan tersebut yaitu Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan Demokratis, dan Gaya Kepemimpinan Liberal.

Gaya kepemimpinan yang cenderung dapat menurunkan kinerja yaitu gaya kepemimpinan yang “otoriter” yaitu seorang pemimpin yang mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan wewenang dia sendiri dan “bawahannya” harus menuruti atau mengerjakan sesuai dengan perintahnya. Hal ini sering terjadi di berbagai tempat kerja. Kebanyakan karyawan yang memiliki pimpinan yang seperti ini tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu kinerjanya, karena segala apa yang mereka lakukan tidak jarang tidak memperoleh penghargaan, karena pemimpin mereka cenderung egois yang hanya mengutamakan kepentingannya tanpa memperhatikan kondisi karyawannya. Bagi seorang pemimpin yang seperti ini lebih menganggap karyawan-karyawannya sebagai

(3)

88 “bawahan” yang harus menuruti perintah dengan keputusan sepihak.

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Aspek-aspek kinerja yang dinilai meliputi mutu pekerjaan, kejujuran, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab, dan

pemanfaatan waktu kerja (Mangkunegara, 2007).

Berdasarkan Penelitian Fauziah (2013) menunjukan bahwa gaya kepemimpinan demokratis, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai kopersi bandung. Kinerja pegawai kesehatan khususnya dipuskesmas sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan kesehatan karena bila kinerja pegawai puskesmas baik akan memberikan kepuasan bagi pasien dan mereka akan berkunjung kembali

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectianal study yaitu untuk mengetahui ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai

di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso.Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh PNS yang di Puskesmas Malei sebanyak 54 responden yang semuanya dijadikan sampel penelitian. Analisis tabel silang dua variabel yaitu independen dan dependen, analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Uji yang digunakan untuk melihat hubungan variabel independe dan variabel dependen adalah uji statistik dengan rumus Chi squarex2dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan/keyakinan = 95%. Kriteria penerimaan hipotesis: a. Bila nilai р ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (ada hubungan), b. Bila nilai p > 0,05 berarti Ho dterima (tidak ada hubungan).

HASIL

1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten

Poso Tahun 2015 Gaya Kepemimpinan Kinerja Pegawai Total P value OR

Tidak Baik Baik

f % f % f %

Otoriter 13 56,5 10 43,5 23 100

0,045 3,738 Tidak Otoriter 8 25,8 23 74,2 31 100

Jumlah 21 38,9 33 61,1 54 100 Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukan bahwa dari jumlah responden sebanyak 54 yang mengatakan gaya kepemimpinan

otoriterada 23 responden dan mempunyai kinerja pegawai tidak baik 13 (56,5%) dan yang mempunyai kinerja yang baik sebanyak 10 (43,5%).

(4)

89 Sedangkan yang menyatakan tidak otoriter ada 31 responden, yang menyatakan kinerja pegawai tidak baik 8 atau (25,8%) dan menyatakan kinerja pegawai baik 23 atau (74,2%).

Berdasarkan hasil uji Chi Square nilai p= 0,045 (p< 0,05) maka Ho di tolak ada hubungan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja pegawai di puskesmas malei kecamatan lage Kabupaten Poso tahun 2015, dan dari hasil penelitian diperoleh nilai Odds

Ratio (OR=3,738). Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter beresiko 3,738 kali lipat lebih besar dengan kinerja pegawai tidak baik dibanding dengan gaya kepemimpinan tidak otoriter

2. Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei

Kecamatan Lage Kabupaten Poso Tahun 2015

Gaya Kepemimpinan

Kinerja Pegawai

Total P

value

Tidak Baik Baik

f % F % f %

Demokrasi 9 40,9 13 59,1 22 100

1,000 Tidak Demokrasi 12 37,5 20 62,5 32 100

Jumlah 21 38,9 33 61,1 54 100 Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukan bahwa dari jumlah responden sebanyak 54 yang mengatakan gaya kepemimpinan demokrasi ada 22 responden dan mempunyai kinerja pegawai tidak baik 9 (40,9%) dan yang mempunyai kinerja yang baik sebanyak 13 (59,1%). Sedangkan yang menyatakan tidak demokrasi ada 32 responden, yang menyatakan kinerja pegawai tidak baik 12 atau (37,5%) dan menyatakan kinerja pegawai baik 20 atau (62,5%).

Berdasarkan hasil uji Chi Square nilai p= 1,000 (p> 0,05) maka Ho di terima tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja pegawai di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso tahun 2015.

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Liberal Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso

(5)

90 Tabel 3

Hubungan Gaya Kepemimpinan Liberal Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan LageKabupaten Poso Tahun 2015

Gaya Kepemimpinan

Kinerja Pegawai

Total P

value

Tidak Baik Baik

f % f % f %

Liberal 7 35,0 13 65,0 20 100

0,872 Tidak Liberal 14 41,2 20 58,8 34 100

Jumlah 21 38,9 33 61,1 54 100 Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukan bahwa dari jumlah responden sebanyak 54 yang mengatakan gaya kepemimpinan liberal ada 20 responden dan mempunyai kinerja pegawai tidak baik 7 (35,0%) dan yang mempunyai kinerja yang baik sebanyak 13 (65,0%). Sedangkan yang menyatakan tidak otoriter ada 34 responden, yang menyatakan kinerja pegawai tidak baik 14 atau (41,2%) dan menyatakan kinerja pegawai baik 20 atau (58,8%).

Berdasarkan hasil uji Chi Square nilai p= 0,872 (p>,05) maka Ho di terima tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja pegawai di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso tahun 2015. PEMBAHASAN

1. Hubungan Gaya Kepemimpinan

Otoriter Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja pegawai di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso tahun 2015.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Nawawi (2007) bahwa

Gaya kepemimpinan yang cenderung dapat menurunkan kinerja yaitu gaya kepemimpinan yang “otoriter” yaitu seorang pemimpin yang mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan wewenang dia sendiri dan “bawahannya” harus menuruti atau mengerjakan sesuai dengan perintahnya.

Berdasarkan hasil penelitian Regina (2010) menyatakan secara serempak gaya kepemimpinan otoriter, demokrasi dan liberal berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, secara parsial gaya kepemimpinan otoriter merupakan yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia Cabang Utama Medan.

Menurut asumsi peneliti, pegawai yang memiliki pimpinan gaya kepemimpinan otoriter tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu kinerjanya, karena segala apa yang mereka lakukan jarang memperoleh penghargaan, karena pemimpin mereka cenderung egois yang

hanya mengutamakan kepentingannya tanpa memperhatikan kondisi pegawainya.

(6)

91 Bagi seorang pemimpin yang seperti ini lebih menganggap pegawai-peagawainya sebagai “bawahan” yang harus menuruti perintah dengan keputusan sepihak

2. Hubungan Gaya Kepemimpinan

Demokrasi Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso

Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja pegawai di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso tahun 2015.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Siagian (2008) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan demokrasi berorientasi pada manusia, dan

memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokrasi ini bukan terletak pada person atau individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

Berdasarkan Penelitian Fauziah (2013) menunjukan bahwa gaya kepemimpinan demokrasi, berpengaruh positif dan siknifikan terhadap kinerja pegawai pada bagian MSDM di koperasi petrenak sapi bandung utara jawa barat.

Menurut asumsi peneliti, selain hubungan gaya kepemimpinan faktor karakteristik pegawailah yang menjadi salah satu hubungan kinerja pegawai puskesmas malei, penguasaan skill, pembagian tugas pokok dan fungsi yang sesuai bidang kerja adalah hal yang memungkinkan bagi pegawai untuk itu tidak diperlukan lagi koordinasi dengan pimpinan. Kinerja pegawai kesehatan khususnya

dipuskesmas sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan kesehatan karena bila kinerja pegawai puskesmas baik akan memberikan kepuasan bagi pasien dan mereka akan berkunjung kembali

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan

Liberal Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso

Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja pegawai di Puskesmas Malei Kecamatan Lage Kabupaten Poso tahun 2015.

Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Hersey (2006) yang menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Liberal ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya, semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Namun begitu pimpinan gaya liberal dapat mendatangkan keuntungan atara lain para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Menurut hasil penelitian Ilahisa (2013) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan liberal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dibagian produksi UD Logam Jaya desa Tambar Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Menurut asumsi peneliti, faktor karakteristik pegawailah yang menjadi salah satu hubungan kinerja pegawai puskesmas malei, penguasaan skill, pembagian tugas pokok dan fungsi yang sesuai bidang kerja adalah hal yang memungkinkan bagi pegawai sehingga akhirnya mereka tidak lagi

(7)

92 memerlukan pemimpinnya lagi

KESIMPULAN

1. Ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja pegawai dengan nilai p= 0,045< 0,05.

2. Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja pegawai dengan nilai p= 1,000> 0,05.

3. Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja dengan nilai p= 0,872> 0,05

SARAN

1.Bagi Instansi/Puskesmas

Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi sumber informasi puskesmas malei kecematan lage kabupaten poso dalam meningkatkan mutu pelayanan, khususnya dalam usaha bidang manajemen puskesmas, kepala puskesmas dapat memilih gaya kepemimpinan yang tepat agar dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam rangka peningkatan mutu pelayanan puskesmas.

2.Bagi institusi

Sebagai bahan informasi bagi kalangan perguruan tinggi khususnya dalam menambah bahan referensi pada perpustakaan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu.

3.Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengandakan penelitian lanjutan khususnya menyangkut masalah kepemimpinan

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan: Nuha Medika. Jakarta

Cristian. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Semangat Kerja Karyawan, portalhr.com

Daft. 2007. Management. Penerbit Salemba Empa. Jakarta

Didiks. 2008. Gaya kepemimpinan, supervisory management training. Jurnal.Univrsitas Diponegoro. Semarang

Fauziah.2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Kinerja Pegawai MSDM Di Koperasi Petrenak Sapi Bandung Utara Jawa Barat. Bandung

Hasibuan.2007. Manajemen Sumber Daya Dasar dan Kunci Keberhasilan. Jakarta

Hersey. 2006. Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta

Ida Bagus. 2009. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Ilahisa. 2013. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai dibagian produksi UD Logam Jaya desa Tambar Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

Kartono. 2008. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta Mangkunegara. 2007. Evaluasi Kinerja

Sumber Daya Mamnusia. Bandung

Nawawi. 2007. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta

Nurjanah. 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinandan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jakarta

Prawirosentono. 2008. Motivasi dan Kinerja. Rineka Cipta.Jakarta Regina. 2010. Hubungan Gaya

Kepemimpinan dengan Kinerja PegawaiBank Negara Indonesia Cabang Utama Medan. Medan Ristiyanti. 2006. Kepemimpinan. Penerbit

Andi. Yogyakarta

Robbins. 2009. Prinsip-prinsip Prilaku Organisasi. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The women members of the group of cashew have been motivated for the formation of business groups, engineering tools kacip to finally get a chance distribution

Molekul air yang sangat polar membentuk ikatan dengan bagian polar dari molekul minyak sawit (juga minyak silikon), menghambat mobilitas pembawa muatan sehingga

Kedisiplinan ini merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi pula prestasi kerja yang

Pada tindak direktif penutur melakukan tindak ujaran agar mitra tutur (disingkat Mt) melakukan sesuatu. Hal itu berlaku pula pada tindak direktif yang dilakukan

Teori-teori yang digunakan antara lain adalah buku sebagai media massa cetak, karaya sastra sebagai suatu proses komunikasi, karya sastra novel sebagai

Tanggung jawab, penggantian tarif klaim oleh BPJS yang wajar dari segi ketepatan waktu, hubungan antar pribadi dengan dokter keluarga jejaring dan sesama bidan,

Berdasarkan peta latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan