• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses atau konsep belajar untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Muslich, 2007 : 41).

Banyak strategi pembelajaran, diantaranya demonstrasi, eksperimen dan ceramah. Demonstrasi berarti mempertunjukkan atau memperlihatkan. Sedangkan eksperimen berarti percobaan. Demonstrasi dan eksperimen dapat merupakan kegiatan yang terpisah dapat pula merupakan kegiatan yang berangkaian, apabila keduanya dipadukan, maka lazimnya yang didemonstrasikan itu merupakan hasil eksperimen atau pelaksanaan suatu eksperimen, keduanya bukanlah monopoli bidang studi ilmu pengetahuan alam, meskipun mula-mula hanya dipakai pada bidang studi tersebut. Semua bidang studi dapat menerapkan strategi demonstrasi sejauh jangkauan ilmu tersebut. Yang didemonstrasikan dalam proses belajar mengajar yang menggunakan strategi demonstrasi dapat berupa sesuatu yang nyata dapat pula tiruannya, dapat suatu benda dapat pula suatu aktivitas ataupun proses (Rustono, 2010 : 107).

(2)

Strategi ceramah adalah strategi yang menggunakan penjelasan secara verbal. Komunikasi dalam pelaksanaan strategi ceramah bersifat satu arah. Penjelasan verbal merupakan tumpuan utama bagi upaya mencapai tujuan instruksional (Rustono, 2010 : 74).

Pembelajaran atau kegiatan belajar-mengajar yang bagus dan ideal merupakan hal yang sangat kita harapkan, akan tetapi untuk mencapai kondisi tersebut memerlukan keterlibatan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Unsur-unsur yang dimaksud meliputi peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, strategi pembelajaran, kemudian situasi lingkungan / media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran (Hadikusumo, 1996 : 28−34). Sesuai dengan apa yang dipaparkan di atas, secara jalas terlihat banyak sekali unsur yang terlibat dalam menentukan prestasi belajar. Namun demikian terdapat satu hal yang lebih spesifik yang dapat diterapkan pendidik untuk dapat meningkatkan hasil belajar, unsur tersebut berhubungan dengan strategi pembelajaran. Khususnya strategi pembelajaran, memang tidak pernah ada batasan tentang kehebatan suatu strategi pembelajaran, namun yang ada adalah kehebatan dalam pemilihan strategi. Apapun strategi yang digunakan harus dapat mendorong keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan KTSP, salah satu materi yang disajikan pada peserta didik SMA kelas X semester genap adalah gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba. Karakteristik gelombang elektromagnetik yang demikian itu membutuhkan suatu strategi yang bukan sekedar berbentuk informasi tapi

(3)

lebih pada bentuk membandingkan penggunaan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dalam menentukan hasil belajar peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru maupun siswa untuk dapat mencapai hasil belajar maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba,

2. Peserta didik mengalami kesulitan untuk dapat memahami konsep dari gelombang elektromagnetik jika hanya disajikan secara ceramah,

3. Dibutuhkan suatu strategi yang bukan sekedar berbentuk informasi tapi lebih pada bentuk visualisasi,

4. Peneliti hendak membandingkan penggunaan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dalam menentukan hasil belajar peserta didik.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada sejauh mana tiga macam strategi pembelajaran yang diberikan yaitu demonstrasi, eksperimen dan ceramah dapat meningkatkan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik.

(4)

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi ceramah.

2. Bagaimana hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi demonstrasi.

3. Bagaimana hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi eksperimen.

4. Adakah perbedaan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi ceramah.

2. Untuk mengetahui hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi demonstrasi.

(5)

3. Untuk mengetahui hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi eksperimen.

4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Sebagai perkembangan dalam memilih strategi pembelajaran. 2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam penggunaan strategi pembelajaran. 3. Bagi Siswa

Sebagai informasi tentang strategi pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan hasil belajar materi gelombang elektromagnetik.

(6)

BAB II

KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Hal-hal yang menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran, beberapa diantaranya adalah :

a. Model

Model pembelajaran yang biasa digunakan guru misalnya pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis pada masalah, pembelajaran yang berbasis kompetensi, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, belajar tuntas, konstruktivisme dan sebagainya (Muslich, 2007 : 23).

b. Pendekatan

Pendekatan itu berupa seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa, dan hakikat mengajarkan bahasa. Pendekatan itu berupa cara pandang, filsafat, atau segala sesuatu yang diyakini kebenarannya sehingga ingin diwujudkannya.

(7)

c. Metode

Metode berarti prosedur pengajaran. Ia berupa suatu rencana yang menyeluruh untuk menyajikan bahan ajaran secara teratur kepada siswa atas dasar prinsip-prinsip tertentu dan sesuai dengan pendekatan yang melandasinya. Karena metode berupa prosedur, maka sifatnya prosedural atau tata cara.

d. Strategi

Secara harfiah strategi berarti akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. Di dalam dunia militer strategi diartikan sebagai ilmu siasat perang atau siasat perang, dan kadang-kadang diartikan pula sebagai “The art of war”. Atau seni berperang. Siasat untuk dapat mencapai suatu tujuan dengan cepat, tepat, tanpa banyak buang waktu, tenaga dan biaya itulah yang merupakan dasar pengertian strategi. e. Teknik

Teknik berarti tingkah laku mengajar yang secara aktual diperagakan di kelas. Ia merupakan perwujudan prosedur mengajar.

Berkaitan dengan istilah, strategi adalah pendekatan, metode, dan teknik. Meskipun batasan-batasan itu sudah jelas, masih banyak saja orang yang menyangsikan perbedaan antara strategi, metode dan teknik karena landasan mereka realitas di dalam proses belajar-mengajar, bukan pandangan yang konseptual (Rustono, 2010 : 1−3).

Menurut Joni dalam Rustono (2010 : 5), strategi mengajar adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan

(8)

belajar mengajar. Strategi pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil pembelajaran itu sendiri (Azizah, 2011 : 1).

2. Demonstrasi dan Eksperimen

a. Strategi Demonstrasi dan Eksperimen

Demonstrasi berarti mempertunjukkan atau memperlihatkan. Sedangkan eksperimen berarti percobaan. Demonstrasi dan eksperimen dapat merupakan kegiatan yang terpisah dapat pula merupakan kegiatan yang berangkaian…Yang didemonstrasikan dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan strategi demonstrasi dapat berupa sesuatu yang nyata dapat pula tiruannya, dapat suatu benda dapat pula suatu aktivitas ataupun proses (Rustono, 2010 : 107−108).

Dalam bidang sastra strategi demonstrasi dapat diterapkan dalam pembacaan sastra, prosa dan puisi termasuk strategi aktivitas. Dalam bidang bahasa strategi demonstrasi dapat dipakai pada kegiatan berbicara, misalnya percobaan bicara dengan perangkat pertanyaan atau tidak menggunakan perangkat pertanyaan. Dalam bidang psikologi pun dapat diterapkan strategi demonstrasi, misalkan guru mendemonstrasikan perilaku orang yang sedang kalut, gelisah, gembira dan sebagainya. Dalam bidang fisika misalnya fisika pendidikan, seorang guru memperagakan dengan kedua tangan atau berbagai alat peraga lainnya sebuah gerakan atau perubahan posisi sebuah benda langit terhadap benda langit lainnya. Sedangkan mendemonstrasikan bagaimana sebuah pokok pikiran dikonstruksikan menjadi sebuah paragraf termasuk demonstrasi proses.

Prosedur umum pelaksanaan strategi demonstrasi dan eksperimen meliputi 6 langkah : Guru menjelaskan tujuan demonstrasi

(9)

dan eksperimen, penyediaan sarana, menjelaskan urutan dan langkah-langkah, pelaksanaan demonstrasi dan eksperimen, penyimpulan kemudian penilaian.

Perlu dijelaskan di sini bahwa prosedur penggunaan strategi di atas tidaklah kaku, artinya pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan strategi demonstrasi dan eksperimen hendaknya selalu memperhatikan situasi, sarana dan prasarana serta hal-hal yang didemonstrasi-eksperimenkan. Keunggulan strategi demonstrasi dan eksperimen adalah : Guru-siswa sama-sama aktif, siwa mengetahui dengan jelas sesuatu yang dipelajari, membawa siswa pada sesuatu yang konkret, mudah memusatkan perhatian siswa, mengembangkan bakat dan keterampilan siswa, menimbulkan rasa ingin tahu, membina sikap ilmiah siswa hingga yang terakhir yaitu mutu pencapaian tujuan instruksional sangat tinggi.

Kelemahan strategi demonstrasi dan eksperimen biasanya memerlukan kecakapan guru, memerlukan waktu, tenaga dan biaya banyak (Rustono, 2010 : 107−110).

3. Ceramah

Strategi ceramah adalah strategi yang menggunakan penjelasan secara verbal. Komunikasi dalam pelaksanaan strategi ceramah bersifat satu arah. Penjelasan verbal merupakan tumpuan utama bagi upaya mencapai tujuan instruksional. Istilah-istilah lain dari straregi ceramah adalah strategi informatif, strategi kuliah, strategi penjelasan.

(10)

Strategi ceramah berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu : tahap persiapan, tahap penyajian bahan, tahap evaluasi dan tahap penutup.

Jika prosedur strategi ceramah ini dioperasionalkan maka guru akan berperilaku sebagai berikut, pada permulaan guru berusaha menarik perhatian siswa, menjelaskan maksud proses belajar-mengajar, menunjukkan sudut pandangan guru dalam penyajian pokok bahasan, mengontrol siswa, apakah siswa-siswa sudah mulai memahami dengan bahan-bahan yang disajikan, menghubungkan pelajaran dengan pelajaran sebelumnya, mengikuti persentase penyajian, menggunakan media pengajaran secara maksimal, berbicara dengan volume suara yang dapat didengar dengan jelas oleh semua siswa, bersikap hangat, bersahabat, pasti, dan memberikan perhatian terhadap pokok masalah, mengulang ide-ide pokok, mengubah-ubah tekanan suara dan lagu kalimat, mengatur kecepatan penyampaian ide, menunjukkan hubungan antara satu pokok dengan yang lainnya, memasukkan kiasan-kiasan dan gaya bahasa untuk mempermudah pengertian dan istilah-istilah, memberikan contoh-contoh yang aktual, memakai humor untuk meredakan ketegangan.

Adapun yang menjadi bagian akhir yaitu memfokuskan kembali perhatian, dan mempererat hubungan guru-siswa, memakai

komunikasi tanpa kata atau gerak-gerak isyarat yang bersesuaian dengan komunikasi verbal, menyoroti ide-ide pokok agar siswa dapat mencatatnya, mengusahakan umpan balik dari siswa melalui penyampaian parafrase atau pertanyaan.

(11)

Beberapa ahli mengemukakan, penggunaan strategi ceramah memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Keuntungan strategi ceramah sebagai berikut : ekonomis dalam penggunaan waktu, memungkinkan guru memafaatkan pengalaman-pengalaman dan kebijaksanaannya, memungkinkan guru menghadapi siswa dalam jumlah besar, menolong siswa untuk menyimak dengan teliti, kritis, dapat mengemukakan pengetahuan yang tidak dengan mudah ditemukan oleh siswa dalam tugas-tugas, bacaan, atau dalam pengalaman-pengalamannya, mudah merangsang dan memperbesar keinginan siswa belajar, menolong dalam memperkenalkan topik pelajaran baru, dapat memberikan pengakuan yang baik kepada guru dengan menunjukkan kemampuan dan pengetahuannya tentang pokok bahasan yang diajarkan, dapat memperkuat kemampuan dan pengetahuan siswa yang diperoleh melalui bacaan, dan mempunyai kemungkinan besar untuk divariasikan dengan strategi-strategi lain dengan mudah.

Sedangkan kekurangan-kekurangan penggunaan strategi ceramah adalah : siswa yang tidak terampil menyimak akan tertinggal, cenderung menjadi proses satu arah dengan peranan siswa yang pasif, berlangsung menurut daya laju guru dan bukan daya laju siswa, mendorong untuk hanya menghafal fakta-fakta saja, mendorong siswa untuk bersikap menerima guru sebagai yang mutlak benar, tidak representatif untuk mengajarkan keterampilan dan sikap. (Rustono, 2010 : 74−78)

(12)

4. Fisika

Fisika adalah ilmu eksperimental, berisi pengetahuan tentang ukuran, yang merupakan dasar ilmu teknik (Young and Freedman, 2010 : 1). Sejak lama ilmu fisika dibagi dalam beberapa bidang, yaitu mekanika,

akustik, panas, elektrisitas, magnetism dan optik. Semua bidang-bidang tersebut hingga saat ini masih dipakai sebagai latar belakang pengetahuan untuk tujuan penelitian fisika.

Akan tetapi selain bidang-bidang tersebut di atas, masih terdapat lagi pengetahuan fisika yang dikembangkan dalam tempo belakangan ini. Semakin dalam kemajuan pengetahuan, semakin banyak yang ditunjukkannya, sehingga terasa bahwa batasan yang dibentuk oleh bidang-bidang fisika hanyalah batasan formal belaka.

Setiap bidang dapat tumpang tindih satu dan lainnya, atau bahkan dapat digabung secara sebarang, sesuai dengan kepentingan bidang yang dikembangkan (Musbach, 2010 : 2).

Gelombang Elektromagnetik misalnya dapat dijelaskan dengan menggunakan mekanika, optik dan elektromagnetisme melebur menjadi satu bidang, rambat panas dan cahaya dapat diperlakukan sama. Prinsip-prinsip dasar, seperti Prinsip-prinsip energi, yang mulanya dikenal hanya berlaku dalam wilayah sempit, dengan bertambahnya pengetahuan manusia dapat terlepas dari wilayah berlakunya, digunakan meluas dalam seluruh bidang-bidang fisika (Young and Freedman, 2010 : 2).

Salah satu perkakas fisika untuk merumuskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, kemudian merumuskannya menjadi hukum-hukum

(13)

fisika adalah pengamatan. Contohnya hukum Kepler yang berasal dari pengamatan gerak planet-planet.

Pada umumnya peristiwa-peristiwa di alam terjadi sedemikian rupa, dalam beberapa kasus, terdapat gejala yang tak terawasi oleh pengamat. Karena itulah diperlukan percobaan fisika, sehingga ada pengertian bahwa fisika adalah ilmu percobaan (Young and Freedman, 2010 : 3).

Jika pelaku percobaan untuk mengamati hukum-hukum alam dapat merumuskan percobaannya dan memperoleh hasil yang diinginkan dan sesuai dengan peristiwa yang terjadi maka hukum alam tersebut merupakan kekayaan pengetahuan manusia.

Fisikawan berusaha untuk dapat menyingkap pengetahuan dan hukum-hukum alam, tapi umumnya tidak mempertanyakan kegunaan penelitiannya. Sejarah menunjukkan bahwa hampir setiap penemuan penting yang suatu saat keberadaannya jauh dari berguna, ternyata kemudian dengan berkembangnya ilmu teknik dapat digunakan (Musbach, 2010 : 3-4).

Tujuan penelitian bagi fisikawan adalah mengungkapkan kejadian-kejadian alam, kemudian merumuskannya melalui teori. Teori harus dapat menyingkap hubungan-hubungan yang tersembunyi di balik materi, yang jika tanpanya tidak terlihat secara nyata. Fisika teori dan eksperimen berhubungan erat satu dengan lainnya. Jika dengan berjalannya waktu terdapat pembagian bidang diantara fisikawan, hal tersebut hanya merupakan kebutuhan semata karena para fisikawan eksperimental perlu melakukan eksperimen untuk mengasah kemampuan eksperimentalnya,

(14)

sedangkan bagi fisikawan teoritik diperlukan pengetahuan matematik yang lebih. Keduanya mengandung alasan untuk mengatasi tenaga, waktu dan efisiensi kerja (Musbach, 2010 : 4).

Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba. Dengan kondisi ini, peserta didik mengalami kesulitan untuk dapat memahami konsep dari gelombang elektromagnetik jika hanya disajikan secara ceramah.

Gambar 1. Gambaran Osilasi Medan Listrik (E) dan Medan Magnet (B) dalam Gelombang Elektromagnetik Gelombang adalah osilasi yang merambat pada suatu medium tanpa disertai perambatan medium-medium itu sendiri. Titik-titik pada medium

perambatan gelombang hanya berosilasi di sekitar titik seimbangnya. Osilasi adalah gerak bolak-balik di sekitar titik setimbang :

(15)

Gambar 3a. Bandul Jam Kuno Gambar 3b. Bandul Timbangan sebagai Contoh Bandul Statis

Gelombang elektromagnetik adalah perambatan osilasi madan listrik dan medan magnet (Abdullah, 2007 : 161). Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat baik melalui medium ataupun vakum (tanpa medium) (Kanginan, 2007 : 2).

Perpaduan antara teori adanya cahaya dan elektromagnetik menghasilkan kesimpulan bahwa cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik ditimbulkan oleh muatan yang dipercepat, terdiri dari medan magnet dan medan listrik yang bergetar saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal, karena arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya.

(16)

Faraday telah menyelidiki hubungan kelistrikan dan kemagnetan sehingga menemukan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik. Kemudian Maxwell mengemukakan hipotesis bahwa apabila perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaliknya perubahan medan listrik pun akan dapat menimbulkan medan magnet. Cepat rambat gelombang elektromagnetik ditentukan oleh permeabilitas magnet dan permivitas listrik ruang hampa, dirumuskan sebagai berikut :

c =

1

√𝜇0𝜀0

(1)

keterangan :

𝜇0 : permeabilitas magnet ruang hampa (4π x10−7Wb/Am) 𝜀0 : permitivitas listrik ruang hampa (8,85 x 10−12C2/Nm2)

Dengan memasukkan harga 𝜇0 dan 𝜀0 diperoleh cepat rambat gelombang elektromagnetik sebesar c = 2,99792 x 108 m/s. Nilai tersebut ternyata sesuai dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa. Berdasar hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Sifat-sifat gelombang elektromagnetik antara lain sebagai berikut : dapat merambat dalam ruang hampa, merupakan gelombang tranversal, merambat dalam arah lurus, dapat mengalami pembiasan (refraksi), dapat mengalami pemantulan (refleksi), dapat mengalami perpaduan ( interferensi), dapat mengalami pelenturan (difraksi), dapat mengalami pengkutuban (polarisasi) (Agus, 2012 : 68).

(17)

Gelombang elektromagnetik tidak dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik karena gelombang elektromagnetik tidak bermuatan listrik

Gambar 4a. Sinar Gamma Tidak Gambar 4b. Sinar Gamma Tidak Dibelokkan oleh Medan Magnet Dibelokkan Medan oleh Listrik

Persamaan yang menunjukkan hubungan c, λ, dan f pada gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai berikut.

c = ƒ λ (2) keterangan :

c = laju perambatan gelombang (m/s) λ = panjang gelombang (m), dan ƒ = frekuensi (Hz).

a. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari bermacam-macam gelombang yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari panjang gelombang terkecil sampai terbesar sebagai berikut.

1) Sinar Gamma ( λ < 5 x 10-11 m) 2) Sinar-X ( 5 x 10-11 m < λ < 10-8 m)

(18)

3) Gelombang Ultraviolet ( 10-8 m < λ < 4 x 10-7 m) 4) Cahaya Tampak ( 4 x 10-7 m < λ < 7 x 10-7 m) 5) Gelombang Inframerah ( 7 x 10-7 m < λ < 10-3 m) 6) Gelombang Mikro ( 10-3 m< λ < 10-1 m )

7) Gelombang Radio dan Televisi (TV) Tiga jenis gelombang radio :

a) Gelombang Radio Pendek ( 101 m< λ < 102 m ) b) Gelombang Radio Menengah ( 102 m< λ < 103 m ) c) Gelombang Radio Panjang ( λ > 103 m )

(Abdullah, 2007 : 162−164).

Lebih lanjut mengenai beragam gelombang elektromagnetik serta kegunaannya antara lain sebagai berikut :

1) Sinar Gamma (γ)

Sinar gamma mempunyai daerah frekuensi 1020 Hz sampai 1025 Hz, daya tembus sangat kuat, dapat menembus pelat besi sampai ketebalan beberapa sentimeter, gamma dihasilkan oleh inti-inti yang tak stabil, banyak digunakan untuk membunuh sel-sel kanker dan sterilisasi alat-alat kedokteran, radiasi gamma dapat diketahui dengan alat detektor Geiger Muller.

2) Sinar-X/ Sinar Rontgen

Daerah frekuensi 1016 Hz sampai 1020 Hz, dihasilkan oleh elektron-elektron yang terletak di bagian dalam kulit atom atau oleh pancaran radiasi yang keluar ketika elektron yang berkecepatan tinggi menumbuk permukaan logam.

(19)

Dengan panjang gelombang yang pendek dan frekuensi besar, sinar-x dapat untuk memotret susunan tulang dalam tubuh.

3) Gelombang Ultraviolet (UV)

Daerah frekuensi 1015 Hz sampai 1016 Hz, dihasilkan oleh atom dan molekul dalam loncatan atau nyala listrik, energi hampir sama dengan energi yang diperlukan suatu reaksi kimia maka sinar UV dapat untuk memendarkan barium platina sianida, menghitamkan pelat foto yang berlapis perak bromida, memiliki daya pembunuh kuman (terutama kuman penyakit kulit). Sumber-sumber sinar UV adalah unsur karbon, lampu merkuri dan sinar matahari.

Matahari merupakan sumber utama sinar UV. Sinar UV dari matahari dapat mengionisasi partikel-partikel di atmosfer yang berada di ketinggian ± 80 km yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ozon (O3) di atmosfer dapat menyerap sinar UV sehingga tak sampai ke bumi. Berlubangnya ozon dapat meningkatkan sinar UV yang sampai ke bumi hingga mengancam makhluk hidup. 4) Sinar atau Cahaya Tampak

Cahaya tampak merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik yang membantu penglihatan kita (Sunardi and Irawan, 2007 : 385), dapat dihasilkan oleh benda yang bersuhu tinggi misal matahari, filamen pada lampu. Dapat juga dihasilkan oleh perpindahan elektron dalam atom dari yang berenergi tinggi ke yang rendah. Sinar yang beda frekuensi atau panjang gelombang

(20)

menyebabkan perbedaan sensasi warna hingga menimbulkan warna yang beda.

Tabel 1.

Panjang Gelombang pada Berbagai Spektrum Warna

Spektum Warna Panjang Gelombang

(nm) Ungu Biru Hijau Kuning Jingga Merah 390 – 455 455 – 492 492 – 577 577 – 597 597 − 622 622 − 789 5) Gelombang Inframerah

Dapat dihasilkan oleh elektron dalam molekul yang bergetar karena dipanaskan. Bila suatu benda dipanaskan akan muncul sinar inframerah dengan jumlah tergantung pada suhu dan warna benda. Dengan prinsip ini satelit dapat mendeteksi tumbuhan atau benda lain di suatu daerah. Sinar ini dapat dihasilkan oleh molekul-molekul dan benda panas yang dapat dimanfaatkan di bidang industri, medis dan astronomi. Pemotretan bumi dari pesawat udara biasanya menggunakan sinar ini karena tak banyak dihamburkan oleh partikel udara.

Tabel 2.

Rentang Panjang Gelombang pada Daerah Inframerah Daerah Inframerah Rentang Panjang Gelombang

(m) Inframerah Dekat Inframerah Sedang Inframerah Jauh 7,8 x 10−7 − 3 x 10−6 3 x 10−6 − 3 x 10−5 3 x 10−5 − 10−3

(21)

6) Gelombang Mikro

Merupakan gelombang radio berfrekuensi paling tinggi (SHF = Super High Frequency), yaitu 3 GHz (1 GHz = 103MHz = 109 Hz). Gelombang ini dapat dengan mudah diserap molekul air pada makanan. Bila suatu makanan menyerap gelombang mikro, maka makanan tadi jadi panas dalam waktu singkat. Gelombang ini dihasilkan oleh alat elektronik khusus, misal tabung klystron. Hal ini dapat dimanfaatkan pada oven (microwave oven) untuk memasak makanan dengan cepat dan lebih ekonomis.

Kegunaan lainnya adalah pada pesawat radar (radio detection and ranging). Pesawat radar bekerja menggunakan sifat pemantulan gelombang mikro frekuensi sekitar 1010 Hz.

Jarak sasaran ke pusat radar dirumuskan : S =

𝑐 .∆𝑡

2 (3)

keterangan :

S : jarak sasaran ke pusat radar (m)

∆𝑡 : selang waktu antara pengiriman pulsa ke sasaran dan penerimaan pulsa pantulan dari sasaran (s)

c : cepat rambat gelombang elektromagnetik (3 x108 m/s) diketahui : 1 µs = 10−6 s (s = sekon), 1 nm = 10−9 m (meter) 7) Gelombang Radio dan Televisi (TV)

Gelombang TV yang berfrekuensi sedikit lebih tinggi dari gelombang radio bisa merambat lurus, tak dipantulkan oleh lapisan ionosfer (suatu lapisan dalam atmosfer bumi). Agar bisa ditangkap di suatu daerah yang jauh dari pemancarnya diperlukan stasiun relay (stasiun penghubung). Gelombang radio dan TV dihasilkan

(22)

dari osilasi listrik dalam rangkaian. Frekuensi gelombang radio dimulai dari 30 Hz, terbagi berdasar lebar frekuensinya.

Tabel 3.

Jenis-jenis Frekuensi Gelombang Radio dan Manfaatnya Jenis Frekuensi dan

Lebar Frekuensi Jenis Gelombang dan Panjang Gelombang Manfaat Low Frequency (LF) 30 kHz − 300k Hz Long Wave 1.500 m - Komunikasi jarak jauh - Radio komersial gelombang panjang Medium Frequency (MF) 300 kHz − 3 MHz Medium wave 300 m - Komunikasi jarak jauh - Radio komersial gelombang medium High Frequency (HF) 3 MHz − 30 MHz Short wafe 30 m - Komunikasi radio amatir dan CB - Radio komersial gelombang pendek Very high frequency (VHF) 30 MHz −300 MHz

Very Short Wave 3 m

- Radio FM

- Radio mobil polisi - Komunikasi pesawat

udara

Ultra High

frequency (UHF) 300 MHz – 3GHz

Ultra Short Wafe 30 m - Komunikasi jarak pendek - Saluran TV Super high frequency (SHF) di atas 3 GHz Micro Wave 3 cm - Komunikasi menggunakan satelit - Radar - Saluran TV - Telepon

Pada sistem radio komersial biasanya digunakan dua jenis sistem modulasi, yaitu AM (Amplitudo Modulation) dan FM (Frequency Modulation). Sistem AM berjangkauan luas karena dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer, tapi dapat terpengaruh gejala kelistrikan dan magnet di udara hingga menimbulkan derau. FM berjangkauan sempit karena tak dapat dipantulkan lapisan

(23)

ionosfer, tetapi tidak terpengaruh oleh gejala kelistrikan dan magnet di udara hingga menghasilkan suara jernih (Chasanah and Widowati, 2012 : 68 − 70).

5. Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan.

Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi belajar : Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan proses belajar mengajar. Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja. Poerwadarminta (1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa. Yang menjadi petunjuk bahwa proses belajar mengajar dianggap berhasil menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002 : 120) ialah : daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok, kemudian perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa.

(24)

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta siswa dapat mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami.

B. Tinjauan Pustaka

Penelitian oleh Yuli Astuningsih Utami pada tahun 2009, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembelajaran siswa untuk mata pelajaran IPA / Fisika pokok bahasan gelombang stasioner pada tali antara siswa yang menggunakan strategi ceramah dengan yang menggunakan strategi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Purworejo. Berdasarkan hasil analisis dengan t-tes, dengan jumlah sampel n = 40, baik untuk variable X maupun Y, diperoleh t-hitung sebesar = 0,425 dengan df = 40, α = 5%, maka diperoleh hasil interpelasi tabel sebesar = 1,684. Hasil hitung dan t-tabel diperoleh −1,684 ≤ 0,425 ≤ 1,684, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara siswa dengan pembelajaran strategi ceramah dengan siswa yang menggunakan strategi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Purworejo tahun pelajaran 2008/2009, hipotesis awal (Ho) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan strategi ceramah dengan siswa yang menggunakan strategi eksperimen ditolak. (Utami, 2009 : xiii)

Penelitian oleh Suhadi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan multimedia, media real dan konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen,

(25)

populasinya adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010. Sampel sebanyak 104 siswa, dari jumlah populasi sebanyak 104. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik analisis data menggunakan analisis anova satu jalan dengan taraf signifikan 5%.

Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar siswa yang diajar dengan media konvensional = 8,172 Multimedia : 5,379 dan Media Real : 5,551. Hasil perhitungan harga Fhitung = 26,866 dan harga signifikasi = 0,000 dengan taraf kesalahan 5%. Antara media konvensional dengan media real dengan harga pembeda mean 2,621, antara multimedia dan media konvensional harga pembeda mean 2,793 dan antara media real dan multimedia harga pembeda mean 0,172 (Suhadi, 2012 : xi).

C. Kerangka Pikir

Gelombang elektromagnetik merupakan pokok bahasan fisika SMA kelas X semester genap yang dirasakan sulit oleh siswa. Hal ini terjadi karena Gelombang elektromagnetik merupakan materi abstrak yang sebagian besar tidak dapat dilihat dan diraba. Mengatasi hal tersebut kehadiran suatu strategi yang tepat diperlukan.

Banyak strategi pembelajaran yang dapat diterapkan, namun tidak semua strategi tersebut mampu memberi jawaban secara visual akan konsep gelombang elektromagnetik. Diantara strategi yang diterapkan adalah strategi demonstrasi dan eksperimen. Strategi demonstrasi cukup efektif terkait dengan keterbatasan peralatan karena pada strategi ini tidak semua siswa melakukan

(26)

sendiri. Sedangkan strategi eksperimen sangat efektif jika alat dan waktu yang tersedia memenuhi kuota peserta didik.

Berdasarkan dua kondisi perbedaan strategi tersebut peneliti ingin melihat hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam pelajaran fisika SMA kelas X semester genap khususnya pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik dengan menerapkan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen.

D. Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

Ha : Ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

Hipotesis atau kesimpulan sementara yang diajukan adalah :

Ha : Ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen yaitu sebuah penelitian yang secara sengaja memberikan intervensi untuk mengamati dampaknya (Shadish dkk, 2002 : 12). Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat kondisi tertentu yang akan diuji seberapakah pengaruhnya terhadap variabel lain sebagai pengontrolnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan. Objek penelitiannya siswa kelas X SMAN 6 Purworejo. Adapun tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMAN 6 Purworejo yang beralamat Jalan Tentara Pelajar km.4 No.210 Purworejo.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Pemilihan desain penelitian mengacu pada hipotesis yang akan diuji, karenanya diambil desain The One-Group Pretest-Posttest.

(28)

Berikut ini adalah tabel desain penelitian The One-Group Pretest-Posttest : Tabel 4.

The One-Group Pretest-Posttest Design

Pre-tes Perlakuan Post-tes

O1 X1 O2

O1 X2 O2

O1 X3 O2

Keterangan :

O1 : pemberian pre-test

X1 : perlakuan dengan strategi ceramah X2 : perlakuan dengan strategi demonstrasi X3 : perlakuan dengan strategi eksperimen O2 : pemberian post-test

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Suhadi (2012 : 27), populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian. Pada penelitian ini sebagai populasi adalah siswa kelas X SMAN 6 Purworejo yang terdiri dari enam kelas dengan 187 siswa.

2. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan pertimbangan peneliti dan pihak sekolah.

Tabel 5.

Perolehan Sampel Penelitian

No. Kelas Laki-laki Perempuan Banyak Siswa 1 2 3 X5 X6 X3 14 12 14 16 18 16 30 30 30 Jumlah 40 50 90

(29)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan dan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Oleh karena itu data merupakan keterangan atau informasi yang dibutuhkan harus benar dan akurat serta dapat dipercaya dengan tujuan pemelitian.

Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Metode yang digunakan ada dua yaitu pre-tes dan post-tes. Jenis tes adalah pre-tes dan tes prestasi belajar atau post-tes. Tes pre-tes untuk mengukur pemahaman siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung dan tes prestasi belajar atau post-tes untuk mengukur prestasi belajar sesudah proses pembelajaran. Bentuk tes adalah pilihan ganda, dengan alternatif pilihan lima buah dan jumlah soal 25 butir.

Variabel dalam penelitian ini meliputi :

1. Variabel bebas (X) yang meliputi media konvensional (X1), media real (X2), dan variabel multimedia (X3).

2. Variabel terikat (Y), yaitu hasil belajar fisika. Devinisi Operasional Variabel

1. Tes awal merupakan kejadian pengukuran atau pengamatan yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran, berisikan soal-soal terpilih berdasar materi yang lalu sebagai alat pembanding dengan materi yang akan diberikan. Dalam hal ini variabel eksperimen tes awal dinyatakan dalam symbol O1.

(30)

2. Perlakuan atau tindakan merupakan kelompok yang akan diberi stimulus atau rangsangan dalam eksperimen yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, berisi materi-materi baru yang akan digunakan sebagai bahan uji setelah proses belajar selesai diberikan. Dalam hal ini variabel eksperimen perlakuan atau tindakan dinyatakan dalam simbol X. 3. Tes akhir merupakan kejadian pengukuran atau pengamatan yang

dilakukan sesudah proses pembelajaran, berisikan soal-soal terpilih berdasar materi baru yang diberikan selama proses pembelajaran. Variabel eksperimen tes awal dinyatakan dalam symbol O2.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitator yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1996 : 50). Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal 25 butir.

Tabel 6.

Susunan Kisi-kisi Soal Pre-tes

No Materi pokok bahasan Nomor item Jumlah soal 1. Pengertian gelombang

elektromagnetik beserta sifat-sifatnya 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10 8 2. Manfaat gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari 11, 12, 13 3

3. Besaran dan satuan penting dalam gelombang

elektromagnetik

8, 14, 15, 16 4

4. Operasional beberapa formula gelombang elektromagnetik

13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 25

(31)

Tabel 7.

Susunan Kisi-kisi Soal Post-tes No Materi pokok bahasan Nomor item

(lama)

Nomor item (baru) 1. Pengertian gelombang

elektromagnetik beserta sifat-sifatnya 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 17, 18, 23 2. Manfaat gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari 11, 12, 13 15, 19, 20

3. Besaran dan satuan penting dalam gelombang

elektromagnetik

8, 14, 15, 16 14, 21, 22

4. Operasional beberapa formula gelombang elektromagnetik 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 8, 10, 12, 16, 24, 25

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Analisis ini mengungkapkan gambaran masing-masing data hasil tes siswa baik yang kelompok strategi ceramah maupun demonstrasi, baik yang uji coba instrumen maupun hasil belajar. Berikut ini langkah-langkah analisis data : 1. Deskripsi Data

Deskripsi data dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data diolah menggunakan teknik statistik dalam bentuk rata-rata, varian, standar deviasi, nilai maksimal dan minimal. Untuk mengetahui kecenderungan hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 yang diajarkan dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dengan membandingkan nilai rata-rata tiap variabel sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran.

(32)

2. Uji Persyaratan Analisis

Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan tahapan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Untuk itu digunakan uji statistik Kolmogoroy-Smirnov yaitu dengan menggunakan program SPSS 16.0, dan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5%, jadi jika probabilitas ≥ 0,05 maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data ketiga kelompok yang diteliti mempunyai varians homogen atau tidak. Uji homogenitas terhadap tiga atau lebih kelompok varians menggunakan metode uji Barlett. Dengan kriteria jika 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 5% berarti sampel berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan pula dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan taraf kesalahan 5%. Kriteria pengujiannya adalah jika probabilitas ≥ 0.05 maka varian populasi adalah homogen dan jika probabilitas ≤ 0,05 maka varian populasi tidak homogen (Sudjana, 1996 : 263).

(33)

Adapun langkah-langkahnya :

1) Menghitung varians gabungan (S2) dengan rumus :

S2 = ∑(𝑛𝑖−1)

𝑠𝑖

2

∑(𝑛1− 1)

(4)

2) Menghitung harga satuan B dengan rumus : B = (log S2) ∑(𝑛

1− 1) (5) 3) Mencari nilai statis chi-kuadrat (X2) dengan rumus :

𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 = (2,3026) {B − ∑(𝑛𝑖 − 1)𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2} (6) 4) Menetapkan taraf signifikannya (α)

5) Mencari 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 dengan rumus :

𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 = x2 (1 − α)(dk) (7) 3. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini melibatkan tiga variabel bebas, strategi ceramah (X1), strategi demonstrasi (X2), strategi eksperimen (X3) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui penggunaan strategi paling baik maka dilakukan pengujian dengan analisis ANOVA (Analisis of Variance). Prosedur yang digunakan adalah jenis One-Way Classification, yang sering juga disebut anova satu jalan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas satu kategori.

Setiap sampel akan mempunyai mean dan varians, selanjutnya bila ketiga kelompok sampel tersebut akan diuji perbedaannya secara

(34)

signifikan, maka perlu digabungkan. Penggabungan tersebut menghasilkan dua mean, yaitu mean dalam kelompok dan mean total.

Adapun langkah-langkah dalam prosedur One-Way Classification adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKTot) dengan rumus : JKTot = ∑𝑋𝑇𝑜𝑡2

(𝑋𝑇𝑜𝑡)2

𝑁

(8)

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKAnt) dengan rumus:

JKAnt =

(∑ 𝑋𝐾𝑒𝑙)2

𝑛𝐾𝑒𝑙

(𝑋𝑇𝑜𝑡)2

𝑁

(9)

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKDal) dengan rumus : JKDal = JKTot − JKAnt (10) 4. Menghitung Mean Kuadrat Antar Kelompok (MKAnt) dengan rumus :

MKAnt =

𝐽𝐾𝐴𝑛𝑡

𝑚−1

(11)

5. Menghitung Mean Kuadrat Dalam Kelompok (MKDal) dengan rumus : MKDal =

𝐽𝐾𝐷𝑎𝑙

𝑁−𝑚

(12)

6. Menghitung Fhitung (FHit) dengan rumus : FHit =

𝑀𝐾𝐴𝑛𝑡

𝑀𝐾𝐷𝑎𝑙

(13)

7.

Membandingkan harga Fhitung dengan Ftabel dengan dk pembilang (m-1) dan dk penyebut (N-1). Selanjutnya ketentuan pengujian hipotesis : bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan harga Ftabel (Fh ≤ Ft) maka Ho diterima, dan Ha ditolak, sebaliknya bila Fh > Ft, maka Ha diterima, dan Ho ditolak.

(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu strategi ceramah (X1), strategi demonstrasi (X2), dan strategi eksperimen (X3). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows 16.0. Secara rinci data hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut :

1. Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa

Data kemampuan awal siswa ketiga kelompok sebelum proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel :

Tabel 8.

Hasil Belajar Fisika Tes Awal

X1 X2 X3 N Rata-rata Std. Deviasi Varian Minimum Maksimum 30 43,07 10,44 108,89 20,00 56,00 30 33,73 7,98 63,65 20,00 52,00 30 40,13 9,99 99,84 28,00 64,00 Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen 35

(36)

Berdasarkan data kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran, dari 30 siswa kelompok ceramah rata-rata kemampuan awal 43,47, dari 30 siswa kelompok demonstrasi rata-rata kemampuan awal 33,33 dan dari 30 siswa kelompok eksperimen rata-rata kemampuan awal 37,37. Kemampuan awal tertinggi untuk kelompok ceramah mencapai 56,00, sedangkan terendah 24,00 dan kemampuan awal tertinggi untuk kelompok demonstrasi mencapai 52,00, sedangkan terendah 20,00, sedangkan kemampuan awal tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 48,00, sedangkan terendah 16,00. Tampak bahwa hasil siswa termasuk kurang walaupun dilihat dari kemampuan awal tertinggi terlabih jika dilihat dari rata-rata kemampuan awal siswa.

2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir Siswa

Data kemampuan akhir siswa ketiga kelompok sebelum proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel :

Tabel 9.

Hasil Belajar Fisika Tes Akhir

X1 X2 X3 N Rata-rata Std. Deviasi Varian Minimum Maksimum 30 41,60 7,97 63,56 24,00 56,00 30 34,80 8,92 79,61 16,00 56,00 30 28,93 8,12 65,86 12,00 48,00 Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen

(37)

Berdasarkan data kemampuan akhir siswa sesudah proses pembelajaran, dari 30 siswa kelompok ceramah rata-rata kemampuan akhir 41,60, dari 30 siswa kelompok demonstrasi rata-rata kemampuan akhir 34,80 dan dari 30 siswa kelompok eksperimen rata-rata kemampuan akhir 28,93. Kemampuan akhir tertinggi untuk kelompok ceramah mencapai 56,00, sedangkan terendah 24,00 dan kemampuan akhir tertinggi untuk kelompok demonstrasi mencapai 56,00, sedangkan terendah 16,00, sedangkan kemampuan akhir tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 68,00, sedangkan terendah 12,00. Tampak bahwa hasil siswa dilihat dari nilai rata-rata sedikit menurun. Lebih jelasnya bias dilihat pada diagram batang :

Gambar 5. Rekapitulasi Kemampuan Hasil Belajar Siswa 0 10 20 30 40 50 60 70 PRE (X1) POST (X1) PRE (X2) POST (X2) PRE (X3) POST (X3) RERATA STDEV MAKS MIN

(38)

B. Uji Persyaratan Analisis

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis anova. Untuk analisis anova, data harus memenuhi dua syarat, yaitu data harus berdistribusi normal dan memenuhi keseragaman populasi. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Uji normalitas sebaran dilakukan dengan uji Kolmogorof-Smirnov yang diujikan pada data pre-tes dan post- tes hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah memberikan harga I Ft – Fs I seperti disajikan pada tabel :

Tabel 10.

Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pre-tes Variabel N I Ft – Fs I I Ft – Fs Itabel Kesimpulan X1 X2 X3 30 30 30 0,0217 0,0281 0,1832 0,242 0,242 0,215 Normal Normal Normal Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen N : Jumlah sampel

(39)

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk ketiga variabel I Ft – Fs I < 0,246, sehingga semua data penelitian berdistribusi normal. Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 11.

Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Post-tes Variabel N I Ft – Fs I I Ft – Fs Itabel Kesimpulan X1 X2 X3 30 30 30 0,215 0,046 0,231 0,242 0,242 0,242 Normal Normal Normal Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen N : Jumlah sampel

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk ketiga variabel I Ft – Fs I < 0,246, sehingga semua data penelitian berdistribusi normal. Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

(40)

Tabel 12.

Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pre-tes

Variabel db S2i X2hitung X2tabel Kesimpulan X1 X2 X3 2 2 2 2978,335 2213,871 5242,693 5,704 5,99 Homogen Homogen Homogen Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen db : Derajat bebas S2 i : Varian gabungan

Berdasarkan hasil uji Bartlett data pre-tes hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah memberikan harga X2hitung = 2,258, sedangkan X2tabel = 5,99 dengan α = 0,05, jika dibandingkan maka X2hitung < X2tabel, ini berarti bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang homogen, seperti tabel diatas.

Berdasarkan hasil uji Bartlett data pre-tes hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajarkan dengan strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah memberikan harga X2hitung = 4,644, sedangkan X2tabel = 9,210 dengan α = 0,05, jika dibandingkan maka X2hitung < X2tabel, ini berarti bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang homogen, seperti tabel berikut ini.

(41)

Tabel 13.

Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Post-tes

Variabel db S2i X2hitung X2tabel Kesimpulan X1 X2 X3 2 2 2 3404,451 2626,505 2304,398 1,164 5,99 Homogen Homogen Homogen Keterangan : X1 : Strategi ceramah X2 : Strategi demonstrasi X3 : Strategi eksperimen db : Derajat bebas S2 i : Varian gabungan C. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan hasil belajar fisika antara strategi demonstrasi, eksperimen dan ceramah. Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho : Tidak ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

Ha : Ada perubahan hasil belajar pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

(42)

Pengujian hipotesis menggunakan analisis varian satu jalan (One- Way Anova) . Hasil perhitungan memberikan harga Fhitung = 17,302,

dengan nilai signifikasi 0.000. karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima. Artinya ada perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok demonstrasi, eksperimen dan ceramah siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.

2. Untuk menentukan strategi pembelajaran mana yang lebih baik diantara demonstrasi, eksperimen dan ceramah adalah dengan uji Level Significant Difference / LSD-test.

a. Antara Strategi Ceramah dengan Demonstrasi.

Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 6,800, dengan nilai signifikan 0,001. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan antara yang strategi ceramah dengan strategi demonstrasi. Namun demikian jika dilihat dari rerata dengan strategi ceramah = 41.60 dan strategi demonstrasi = 34.80, berarti hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi ceramah lebih baik dari pada dengan strategi demonstrasi.

b. Antara Strategi Eksperimen dengan Demonstrasi.

Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean -5,867, dengan nilai signifikan 0,008. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan antara yang strategi eksperimen dengan strategi demonstrasi. Namun demikian jika dilihat dari rerata dengan strategi eksperimen = 28.93 dan strategi demonstrasi

(43)

= 34.80, berarti hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi demonstrasi lebih baik dari pada dengan strategi eksperimen.

c. Antara Strategi Ceramah dengan Eksperimen

Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 12,667, dengan nilai signifikan 0,000. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan antara yang strategi ceramah dengan strategi eksperimen. Namun demikian jika dilihat dari rerata dengan strategi ceramah = 41,60 dan strategi eksperimen = 28,93, berarti hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi ceramah lebih baik dari pada dengan strategi eksperimen.

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dengan strategi ceramah lebih baik dari pada dengan strategi eksperimen dan demonstrasi.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen. Strategi, media dan metode pembelajaran merupakan faktor penting dalam proses kegiatan pembelajaran. Ketiganya saling berkaitan satu dengan yang lain. Pemilihan strategi akan mempengaruhi dalam pemilihan media dan metodenya. Salah satu fungsi utama strategi

(44)

adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Analisis statistika hasil belajar siswa memberikan hasil tentang studi komparasi antara hasil belajar siswa dengan beberapa strategi pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan adanya penurunan rerata belajar siswa sebelum menggunakan strategi ceramah adalah 43,07 dan sesudah menggunakan strategi ceramah adalah 41,60, begitu juga sebelum menggunakan strategi eksperimen adalah 40,13 dan sesudah menggunakan strategi eksperimen adalah 28,93 akan tetapi mengalami peningkatan rerata belajar siswa sebelum menggunakan strategi demonstrasi dalam proses pembelajaran adalah 33,73 dan sesudah menggunakan strategi demonstrasi adalah 34,80. Dilihat dari peningkatan hasil belajar, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi demonstrasi adalah paling baik dibandingkan dengan strategi ceramah dan eksperimen.

Menurunnya hasil belajar antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang menggunakan strategi ceramah dan eksperimen disebabkan karena siswa kurang tertarik perhatiannya jika menggunakan penyampaian yang cenderung hanya menggunakan kemampuan verbal maupun terlalu banyak dalam menggunakan alat peraga. Meningkatnya hasil belajar antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang menggunakan strategi demonstrasi disebabkan karena siswa mulai terbiasa dan lebih tertarik perhatiannya jika menggunakan penyampaian yang lebih berimbang antara menggunakan kemampuan verbal disertai menggunakan beberapa alat peraga. Karakteristik, keunggulan dan kelemahan masing-masing strategi perlu

(45)

diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih strategi mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Setelah dilakukan pembelajaran pada masing-masing kelompok strategi terlihat bahwa hasil belajar dari ketiga kelompok strategi tersebut berbeda secara signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil uji anova yang diperoleh harga Fhitung = 17,302 signifikan 0,000 yang berarti ada perbedaan hasil belajar fisika siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajar dengan ceramah, demonstrasi dan eksperimen. Kemampuan awal yang sama setelah diberikan perlakuan yang berbeda ternyata memberikan hasil yang berbeda pula. Perlakuan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran menentukan hasil belajar fisika dalam arti jika pemilihan strategi pembelajaran oleh guru tepat dan sesuai dengan bahan pelajaran serta media pembelajaran yang benar.

Strategi pembelajaran yang paling tepat dapat juga diketahui dengan membandingkan skor rata-rata hasil belajar fisika yang diajar menggunakan masing-masing strategi pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-tes hasil belajar fisika yang diajar menggunakan strategi ceramah = 41,60, strategi demonstrasi = 34,80 dan strategi eksperimen = 28,93. Jika hasil ketiga strategi pembelajaran dibandingkan maka simpulan akhirnya adalah hasil belajar siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 lebih baik menggunakan strategi ceramah daripada demonstrasi dan eksperimen.

(46)

Penggunaan sebuah strategi pembelajaran pada kelas tertentu tidak bisa kita paksakan, artinya kita bisa menentukan dan merencanakan suatu kelas tersebut menggunakan salah satu strategi ceramah, demonstrasi maupun eksperimen, namun karena situasi kondisi yang kurang memungkinkan maka kita tidak berhasil menerapkan strategi yang kita rencanakan dengan baik, sehingga kadang kala penentuan klasifikasi atau penandaan suatu kelas tersebut menggunakan strategi ceramah, demonstrasi maupun eksperimen dilakukan setelah proses pembelajaran selesai, seperti halnya yang dilakukan dalam penelitian ini.

Pada kelas strategi ceramah penggunaan kemampuan verbal, penguasaan materi, penggunaan beberapa alat peraga seperti kayu, bandul harmonis, bandul tali dan sebagainya serta kemampuan seorang guru dalam menghubungkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari juga buku pelajaran sangat berguna dalam keberhasilan strategi ceramah, walaupun tanpa sarana laptop maupun proyektor dikarenakan situasi kondisi yang kurang memungkinkan, namun siswa dapat menerima pelajaran dengan baik meski belum mengalami peningkatan dalam hasil belajar.

Pada kelas strategi demonstrasi penggunaan kemampuan verbal bisa lebih efektif dan efisien dikarenakan sudah menggunakan alat bantu laptop dan proyektor untuk memperjelasnya, beberapa alat peraga yang cukup menarik bagi siswa juga digunakan serta adanya waktu yang memadai, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik dan memberikan hasil yang lebih baik pula.

(47)

Pada kelas eksperimen adalah paling banyak menggunakan alat peraga misalnya kartu remi, alat peraga kayu, bandul statis, bandul tali juga peragaan kedua tangan dalam menganalisa vektor medan listrik dan medan magnet selain laptop dan proyektor sebagai alat bantu dalam penyampaian materi pelajaran. Hal tersebut sangat menarik perhatian siswa, dikarenakan ketersediaan waktu yang kurang memadai kemudian terpecahnya perhatian siswa, strategi eksperimen berjalan kurang sesuai seperti yang diharapkan sehingga memberikan hasil belajar yang cenderung menurun.

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen, dengan demikian pemilihan strategi pembelajaran mutlak dilakukan oleh seorang guru untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya.

(48)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan strategi ceramah oleh siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan nilai rata-rata = 41,60.

2. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan strategi demonstrasi oleh siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan nilai rata-rata = 34,80.

3. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan strategi eksperimen oleh siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan nilai rata-rata = 28,93.

4. Adanya perbedaan hasil belajar fisika pokok bahasan gelombang elektromagnetik pada siswa kelas X semester genap SMAN 6 Purworejo tahun ajaran 2011/2012 antara yang diajar menggunakan strategi ceramah, demonstrasi dan eksperimen dengan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas ceramah menduduki peringkat tertinggi yaitu 41,60, diikuti kelas demonstrasi 34,80, kemudian kelas eksperimen 28,93, sehingga mendapatkan nilai harga Fhitung = 7,527.

(49)

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diambil, maka saran yang dibuat dari hasil penelitian ini adalah :

a. Pada pengajar IPA/Fisika, sebaiknya mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pokok bahasan dan kondisi siswa, sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal. Guru diharapkan dapat menanamkan motivasi pada siswa dengan berbagai macam strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pokok bahasan gelombang elektromagnetik. Misalnya dengan menggunakan demonstrasi dan alat peraga untuk menerangkan gelombang elektromagnetik sehingga siswa benar-benar paham dan mengerti sifat-sifat, dan hal-hal yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. b. Untuk memperoleh informasi yang lebih tentang strategi pembelajaran

yang efektif dan mampu meningkatkan prestasi akademik saja, perlu dikembangkan penelitian dengan pokok bahasan yang sama dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Siswa diharapkan belajar sungguh-sungguh dalam mempelajari fisika khususnya pokok bahasan gelombang elektromagnetik, sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan soal dan berbagai masalah yang berhubungan dengan pelajaran fisika khususnya tentang gelombang elektromagnetik, dan juga masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika 1B SMA dan MA untuk Kelas X Semester II. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Agus. 2012. CITRA Cerdas Intensif Terampil Fisika untuk SMA /MA. Klaten : Sekawan Klaten.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

---. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Astuningsih Utami, Yuli. 2009. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Konsep Gelombang Stasioner Melalui Percobaan Melde Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.

Chasanah, Chuswatun & Widowati, Esti. 2012. KREATIF Kreasi Belajar Siswa Aktif Fisika untuk SMA / MA Kelas X Semester Genap. Klaten : Penerbit dan Percetakan VIVA PAKARINDO

Djamarah, Syaiful Bahri & Zein, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Guru Tidak Kreatif Sebabkan Anak Mandul. 2012. Suara Merdeka, kolom 2, Suara Kedu, hal. 31. Senin 6 Februari 2012.

Hadikusumo, Kunaryo, dkk & Sutarto, Joko, dkk (Eds.). 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang : Percetakan & Penerbitan CV. IKIP SEMARANG PRESS.

Hamalik, Oemar. 2001. Kurukulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Kanginan, Marthen. 1998. Fisika SMU Jilid 3B Untuk Kelas 3 Caturwulan 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

---. 1996. Fisika SMU Kelas 2 Caturwulan 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

---. 2004. Fisika 1B untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

(51)

Muslich, Masnur 2007. KTSP : Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Musbach, Mussadiq. 1995. diakses dari

http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tapID=61&src=k&id=6682 pada tanggal 6 Juni 2012.

Nur Azizah, Yeni. 2011. diakses dari http://www.infodiknas.com/031- pengembangan-pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-sebagai-strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia-di-kediri/ pada tanggal 4 Februari 2012.

Poerwadarminta, W.J.S. 1996. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rustono. 2010. di akses dari

http://wwwfari- alghifari.blogspot.com/2010/04/kompetensi-dasar-yang-menggunakan.html pada tanggal 4 Februari 2012.

Shadish, dkk. 2002. Experimental and Quasi. Experimental Design for Generalized Causal Inference. Houghton Mifflin Co : Boston.

Sudjana. 1996. Metoda statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Suhadi. 2012. Studi Komparasi Antara Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Multimedia, Real dan Konvensional pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah Gombong Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.

Sunardi & Irawan Indra Etsa. 2007. Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung : Yrama Widya.

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis Validitas Reliabilitas dan Interpelasi Hasil Tes. Bandung : PT Remaja Pusda Karya.

Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Tedi, 2009. diakses dari :

http://tediscript.blogspot.com/2009/07/cara-menulis-latar-belakang-masalah.html pada tanggal 4 Maret 2012.

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2010. FISIKA UNIVERSITAS / Edisi Kesepuluh / Jilid 1. Jakarta : PENERBIT ERLANGGA.

Gambar

Gambar 5. Rekapitulasi Kemampuan Hasil Belajar Siswa 010203040506070PRE(X1)POST(X1)PRE(X2)POST(X2)PRE(X3)POST(X3)RERATASTDEVMAKSMIN

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja alat homogenizer rotor-stator yaitu mengurangi ukuran partikel dengan cara menghancurkan partikel besar dengan rotor (bergerak) stator (diam) sehingga

Melihat apa yang telah dicapai oleh home industry Mawar Batik, yang lebih mengutamakan proses produksi dalam manajemennya, maka ini sangat menarik apabila dilihat

Dalam proses belajar mengajar ( PBM ) di SMK Negeri 3 Magelang dapat dikembangkan lagi dengan melihat dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan disekolah

menganalisis pola pengembangan pada paragraf yang terdapat dalam teks bacaan buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII;(4) menyimpulkan hasil analisis jenis, struktur,

Mari bagikan setiap berkat yang kita dapat saat ini kepada orang lain, bisa lewat Whatsapp, SMS, email, telepon, ataupun dikatakan secara langsung.. 65 | P a g e

Untuk dapat dianalisa di setiap bagian kerangka struktur tersebut maka perlu dilakukan pemotongan imajiner pada struktur kerangka batang tersebut seperti yang dilakukan pada

KODE SERI Nama Produk Lebar pagar (cm) Tinggi (cm) H... KODE SERI NAMA PRODUK Lebar Pagar (cm) Tinggi

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Dinas PU Pengairan-Kota Palembang untuk memperbaiki dan memelihara fasilitas drainase dan meningkatkan air kota dengan