commit to user
IV-1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bagian ini berisi tentang keseluruhan tahapan pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada sub bab di bawah ini.
4.1 Deskripsi Permasalahan
Pada Prabowo (2013), dihasilkan prototipe alat pemotong kunyit yang dapat menghasilkan simplisia membujur. Dengan desain pisau disusun dengan jarak tertentu dengan tujuan agar menghasilkan potongan yang seragam dan sesuai standar. Adapun bagian-bagian alat pemotong kunyit yang dihasilkan adalah pisau pemotong dipasang pada penahan pisau yang terletak pada bagian
base body. Base body berfungsi sebagai tempat menampung kunyit yang dapat
menahan posisi orientasi kunyit. Didalam base body terdapat plunger yang berfungsi untuk mendorong rimpang menuju pisau pemotong. Kemudian terdapat tuas dan guider yang berfungsi untuk mendorong dan mengarahkan plunger menuju pisau pemotong.
Berdasarkan hasil pengujian, Prabowo (2013), diketahui bahwa alat pemotong kunyit yang dihasilkan sebenarnya sudah dapat mengakomodasi semua kebutuhan pengguna. Akan tetapi masih terdapat kelemahan terutama pisau pemotong. Permasalahan pertama yang terjadi adalah adanya gaya gesek yang besar antara pisau pemotong dan rimpang kunyit akibat dari tekanan yang dihasilkan oleh pemampatan rimpang kunyit yang terpotong tersebut, akibatnya rimpang kunyit sulit keluar karena terjepit oleh pisau pemotong dan terkadang rimpang kunyit tersebut mengalami kerusakan akibat dari dorongan plunger. Permasalahan kedua adalah pisau pemotong mengalami defleksi atau pembengkokkan. Hal tersebut disebabkan pisau pemotong tidak kuat menahan tekanan yang besar dari rimpang kunyit. Gambaran permasalahan yang telah dijelaskan terdapat pada gambar 4.1.
commit to user
IV-2
Gambar 4.1 Gambar rimpang kunyit yang terjepit dan pisau yang mengalami defleksi.
Berdasarkan gambaran permasalahan yang telah dijelaskan, perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan alat pemotong kunyit yang telah ada dan pengembangannya fokus pada komponen pisau pemotong. Pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan rancangan alat pemotong simplisia rimpang kunyit adalah dengan menggunakan metode TRIZ (Teori Resheniya
Izobretatelskikh Zadatch).
4.2 Analisis Fungsional
Rancangan alat pemotong kunyit harus dapat berfungsi dan mempunyai bentuk pisau yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Yang mana menurut standar Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) Departemen Pertanian Republik Indonesia, simplisia kunyit harus dipotong secara membujur dengan ketebalan antara 3 mm-5 mm. Oleh karena itu, dibutuhkan desain pisau yang baik untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna dan memperbaiki desain pisau sebelumnya. Berikut ini merupakan gambar alat pemotong kunyit dengan penjelasan bagian-bagiannya pada gambar 4.2.
Pisau pemotong
Garis normal pisau
Rimpang kunyit
Pisau pemotong melengkung
commit to user
IV-3
Gambar 4.2 Gambar Bagian-Bagian Alat Pemotong Kunyit.
Untuk mengetahui fungsi dan permasalahan yang terjadi pada bagian-bagian alat pemotong kunyit akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Base Body
Base body merupakan salah satu komponen utama berbentuk balok
sebagai tempat menampung kunyit.. Pada base body dibuat jalur untuk mengarahkan pendorong ke pisau pemotong yang fungsinya agar pendorong mengarah tepat sesuai jalur yang ditentukan ke pisau pemotong (menjaga orientasi pendorong).
2. Base Plate
Base plate merupakan komponen yang terdapat dalam base body. Fungsi
dari base plate ini adalah untuk tempat menampung dan memposisikan rimpang kunyit sebelum dilakukan pemotongan. Adapun besarnya luas
base plate sudah diukur sesuai dengan rata-rata ukuran rimpang kunyit
yang ada. Sedangkan posisi base plate dibuat miring mempunyai tujuan untuk memudahkan pengguna dalam memposisikan kunyit tanpa harus mengatur lebih dahulu.
3. Penahan pisau
Penahan pisau merupakan pencekam pisau yang berfungsi untuk menahan, mengatur letak dan mengatur ketegangan pisau. Permasalahan yang terjadi
commit to user
IV-4
adalah apabila penahan pisau tersebut kurang kuat dalam menahan pisau, maka pisau pemotong akan mengalami pembengkokan (deflection).
4. Pisau Pemotong
Pisau pemotong merupakan komponen yang digunakan untuk memotong kunyit. Pisau pemotong disusun dengan jarak tertentu bertujuan untuk menghasilkan potongan kunyit dengan ketebalan tertentu sesuai dengan standar yaitu 3-5mm. Permasalahan yang terjadi adalah pisau pemotong mengalami pembengkokan pada saat pemotongan rimpang.
5. Plunger
Plunger berfungsi untuk mendorong dan mendesak rimpang kunyit agar
hasil pemotongan dapat keluar dari pisau pemotong. 6. Guider
Guider terletak pada base body yang berfungsi untuk menyeimbangkan
dan mengarahkan plunger. 7. Tuas
Tuas berfungsi untuk mendorong plunger dan rimpang kunyit menuju pisau pemotong.
Langkah awal sebelum masuk ke tahap perancangan adalah, mengetahui hubungan fungsi setiap bagian dari alat pemotong kunyit itu sendiri. Oleh karena itu, diagram model fungsional dibuat untuk mengidentifikasi hubungan antar fungsionalnya seperti pada gambar 4.3. Dari model analisis fungsional yang akan dibuat. Main basic function dari alat pemotong kunyit ini adalah pisau pemotong. Adapun garis putus-putus pada model analisis fungsional merupakan bagian alat pemotong kunyit yang akan dibahas selanjutnya dengan menggunakan metode TRIZ.
commit to user
IV-5
Gambar 4.3 Model Fungsional Rancangan Alat Pemotong Kunyit Sebelumnya. Dari model tersebut dapat diketahui hubungan antar elemen yang ada pada alat pemotong rimpang kunyit sebelumnya secara fungsional. Dengan model tersebut, akan ditentukan kebutuhan teknis untuk penentuan konsep rancangan. Pada model tersebut terdapat 2 hubungan yang terjadi, yaitu normal useful action dan harmful action. Contoh yang terjadi pada penahan pisau dan pisau pemotong, dari model tersebut disebutkan bahwa penahan pisau menahan pisau pemotong agar tetap pada posisinya, hal tersebut merupakan normal useful action. Akan tetapi terdapat pula bahwa penahan pisau membengkokkan pisau pemotong karena tidak kuat dalam penahanannya, hal tersebut merupakan harmful action. Adapun pemilihan bahasan yang hanya pada pisau pemotong, penahan pisau dan plunger disebabkan karena pada hubungan fungsional ketiganya banyak terjadi
commit to user IV-6
Tabel 4.1 Tabel Hubungan Fungsional.
NB: Tanda Bold dan Italic adalah harmful action
Penahan Pisau Pisau Rimpang Base Plate Plunger Tuas Guider
Base Body
Menahan,
membebani Menahan Menahan
Penahan
Pisau
Menahan,
membengkokkan
Pisau Membebani Memotong
Menghalangi gerak Rimpang Membengkokkan, menggesek, menumpulkan Base Plate Menampung, memposisikan Menggesek
Plunger Mengeluarkan Membebani
Tuas Mendorong
commit to user
IV-7 4.3 Contradiction Analysis
Setelah menganalisis fungsional setiap bagian dari alat pemotong rimpang kunyit diatas tahap selanjutnya adalah melakukan contradiction analysis dengan menggunakan metode TRIZ. Pada metode ini, langkah awal yang akan dilakukan adalah technical contradiction dan physical contradiction. Technical
contradiction dilakukan untuk mengetahui solusi dari kontradiksi secara teknik.
Sedangkan physical contradiction dilakukan untuk mengetahui solusi dari kontradiksi fisik yang terjadi.
4.4 Technical Contradiction
Untuk mengetahui solusi pada technical contradiction, metode TRIZ telah menyediakan 39 problem parameters untuk mengklasifikasikan setiap atribut-atribut yang mengalami kontradiksi.
4.4.1 Technical Requirement
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan menentukan technical
requirement pada rancangan alat pemotong rimpang kunyit. Adapun penentuan technical requirement mengacu pada model analisis fungsional rancangan alat
pemotong rimpang kunyit, ditambah dengan kebutuhan pengguna sesuai dengan penelitian Sony (2013) . Penjelasan technical requirement pada pisau pemotong sebagai berikut pada Tabel 4.1
Tabel 4.2 Technical requirement
Part Technical Requirement
Penahan pisau
Mampu mempertahankan posisi pisau
Mudah dalam penyetelan atau pengaturan pisau Mudah dibongkar pasangkan pada base body Pisau
pemotong
Mampu meminimalisir gaya gesek dari rimpang Mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar Mudah dalam perawatan (mudah dilepas untuk diasah)
Plunger Memiliki ukuran yang sesuai dengan base plate Tidak merusak rimpang waktu pendorongan Mampu mengeluarkan rimpang setelah terpotong 4.4.2 Perbaikan Awal
Berdasar technical requirement yang telah diketahui, kemudian ditentukan solusi perbaikan awal (improving feature) sesuai dengan 39 problem parameters
commit to user
IV-8
yang telah disediakan oleh metode TRIZ. Adapun solusi perbaikan awal tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Improving feature
Part Technical Requirement Improving Feature
Penahan
pisau Mampu mempertahankan posisi pisau
Tension(11), Stability
(13),
Mudah dalam penyetelan atau pengaturan pisau
Convenience in use(33), repairability(34),
Adaptability (35)
Mudah dibongkar pasangkan pada base
body
Convenience in use(33), Repairability (34), Adaptability(35)
Pisau
pemotong Mampu meminimalisir gaya gesek dari rimpang
Waster of energy (22), Tension(11),
Shape(12), Power(21)
Mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar Accuracy of measurement (28), Accuracy of manufacture(29), Productivity(39)
Mudah dalam perawatan (mudah dilepas untuk diasah) Repairability (34), Convenience in use(33), Adaptability(35) Plunger
Memiliki ukuran yang sesuai dengan
base plate
Accuracy of measurement (28),
Accuracy of manufacture(29)
Tidak merusak rimpang waktu pendorongan
Harmful factor side effect (31), Shape(12)
Mampu mengeluarkan rimpang setelah terpotong Productivity (39), Shape(12), Strength (14), Accuracy of manufacture(29) 4.4.3 Dampak Perbaikan
Langkah selanjutnya adalah menganalisis dampak dari solusi perbaikan awal jika dilakukan. Setelah diawal matriks kontradiksi menentukan elemen
improving feature, kemudian ditentukan worsening feature dengan mempertimbangkan improving feature dari tiap atribut technical requirement. Adapun hasil selengkapnnya adalah sebagai berikut.
commit to user
IV-9
Tabel 4.4 Worsening feature
Part Technical Requirement Worsening Feature
Penahan
pisau Mampu mempertahankan posisi pisau
Weight non moving object (2), Volume non
moving object (8)
Mudah dalam penyetelan atau pengaturan pisau
Complexity of device (36), Complexity of
control(37)
Mudah dibongkar pasangkan pada
base body
Tension(11), Shape(12), Stability (13)
Pisau pemotong
Mampu meminimalisir gaya gesek dari rimpang Manufacturability (32),Reliability(27), Complexity of device (36), Complexity of control(37)
Mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar
Waster of energy (22),
Complexity of device (36), Productivity(39)
Mudah dalam perawatan (mudah dilepas untuk diasah)
Complexity of device (36), Stability (13),
Tension(11),Strenght(14) Plunger
Memiliki ukuran yang sesuai dengan
base plate
Stability of object (13), Waster of energy (22),
Manufacturability (32)
Tidak merusak rimpang waktu pendorongan
Tension(11), Waster of
energy (22), Complexity of device (36)
Mampu mengeluarkan rimpang setelah terpotong
Strength (14), Reliability
(27), Complexity of
device (36)
4.4.4 Contradiction Elimination
Untuk menyelesaikan dan mengeliminasi kontradiksi yang terjadi, metode TRIZ memiliki tools yang dapat menyelesaikannya yaitu tabel kontradiksi dan 40
inventive principles. Pada tabel kontradiksi mengandung 39 problem parameters
dan 40 inventive principles untuk memecahkan permasalahan kontradiksi. Pada tabel 4.4 menjelaskan tentang solusi (inventive principles) yang diperoleh berdasarkan dari tabel kontradiksi yang disediakan oleh metode TRIZ.
commit to user IV-10
Tabel 4.5 Inventive principles
Part
Technical
Requirement Improving Feature Worsening Feature Inventive principle
Penahan pisau Mampu mempertahankan posisi pisau Tension(11), Stability (13),
Weight non moving object (2), Volume non moving
object (8) Parameter changes (35), Preliminary action(10)
Mudah dalam penyetelan atau pengaturan pisau Convenience in use(33), repairability(34), Adaptability (35), Complexity of device (36), Complexity of control(37)
Dynamics (15), Parameter changes (35),
Segmentation (1) Mudah dibongkar pasangkan pada base body Convenience in use(33), Repairability (34), Adaptability(35) Tension(11), Shape(12),
Stability (13) Parameter changes (35), Dynamics (15),
Segmentation (1)
Pisau pemotong
Mampu meminimalisir gaya gesek dari
rimpang Waster of energy (22), Tension(11), Shape(12), Power(21) Manufacturability (32),Reliability(27), Complexity of device (36), Complexity of control(37)
n/a, Parameter changes (35), Preliminary
action(10), Dynamics (15), Segmentation (1), Partial or excessive action(16),
Intermediary(24), Mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar Accuracy of measurement (28), Accuracy of manufacture(29), Productivity(39) Waster of energy (22), Complexity of device (36), Productivity(39)
Cheap short-living (27), Parameter changes (35), Preliminary action(10), Intermediary(24),
Mudah dalam perawatan (mudah dilepas untuk diasah) Repairability (34), Convenience in use(33), Adaptability(35) Complexity of device (36), Stability (13), Tension(11),Strenght(14)
Segmentation (1), Parameter changes (35),
Preliminary action(10),The other way around(13), Partial or excessive action(16),Universality(6), Dynamics (15)
commit to user IV-11 Lanjutan Tabel 4.5 Plunger Memiliki ukuran yang sesuai dengan base plate
Accuracy of measurement (28), Accuracy of manufacture(29) Stability of object (13), Waster of energy (22), Manufacturability (32)
n/a, Parameter changes (35), The other way
around(13), Cheap short-living (27),
Tidak merusak rimpang waktu pendorongan
Harmful factor side effect (31), Shape(12)
Tension(11), Waster of
energy (22), Complexity of device (36)
Homogenity (33), Parameter changes (35),
Segmentation (1) Mampu mengeluarkan rimpang setelah terpotong Productivity (39), Shape(12), Strength (14), Accuracy of manufacture(29) Strength (14), Reliability (27), Complexity of device (36)
Partial or excessive action(16), Preliminary
action (10), Segmentation (1),
Intermediary(24),T he other way around(13),
commit to user
IV-12 4.4.5 Solution Interpretation
Setelah ditemukan solusi permasalahan kontradiksi pada rancangan melalui tabel kontradiksi dan 40 inventive principles, kemudian solusi tiap atribut dievaluasi dan disimpulkan agar menjadi sebuah solusi dan perbaikan rancangan. Solusi ini diharapkan mampu menjadi dasar ataupun memperbaiki rancangan alat pemotong kunyit terutama pada bagian pisau pemotong dan yang berhubungan. a. Penahan Pisau
Pada penahan pisau, untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah:
1. Mampu Mempertahankan Posisi Pisau.
Improving feature dari mempertahankan posisi pisau ini adalah tension (11).
Sedangkan worsening feature-nya adalah weight non moving object (2). Untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah preliminary action (10). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa pada penahan pisau agar mampu mempertahankan pisau, penahan pisau tersebut harus dipasang fix terhadap
base body.
2. Mudah Dalam Penyetelan atau Pengaturan Pisau.
Improving feature dari mudah dalam penyetelan dan pengaturan pisau ini
adalah adaptability (35). Sedangkan worsening feature-nya adalah
complexity of device (36). Untuk memenuhi technical requirement solusi
yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah
dynamics (15). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa pada penahan
pisau agar mudah dalam penyetelan dan pengaturan pisau, penahan pisau tersebut harus mempunyai fitur tambahan agar tiap-tiap pisau bisa disetel dan diatur.
3. Mudah Dibongkar Pasangkan Pada Base Body.
Improving feature dari mudah dibongkar pasangkan pada base body ini
adalah adaptability (35). Sedangkan worsening feature-nya adalah shape
(12). Untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari
tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah segmentation (1). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa pada penahan pisau agar mudah
commit to user
IV-13
dibongkar pasangkan dengan base body, penahan pisau tersebut harus ada bagian yang mudah dilepas.
b. Pisau Pemotong
Pada pisau pemotong, untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah:
1. Mampu Meminimalisir Gaya Gesek Dari Rimpang.
Improving feature dari mampu meminimalisir gaya gesek ini adalah waster of energy (22). Sedangkan worsening feature-nya adalah manufacturability (32).Untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari
tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah not available. Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa untuk meminimalisir gaya gesek dari rimpang permukaan pisau pemotong harus semulus mungkin dan harus mempunyai bentuk yang tipis.
2. Mampu Memotong Rimpang Sesuai Ukuran Standar.
Improving feature dari mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar ini
adalah productivity (39). Sedangkan worsening feature-nya adalah
complexity of device (36). Untuk memenuhi technical requirement solusi
yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah
preliminary action (10). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa dalam
proses pemotongan rimpang, posisi rimpang harus dalam kondisi membujur, sehingga semakin mudah dalam proses pemotongannya.
3. Mudah Dalam Perawatan (mudah dilepas untuk diasah).
Improving feature dari mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar ini
adalah repairability (34). Sedangkan worsening feature-nya adalah
complexity of device (36). Untuk memenuhi technical requirement solusi
yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah
segmentation (1). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa agar mudah
dalam perawatannya pisau pemotong harus mempunyai desain yang mudah yaitu konsep mur dan baut
commit to user
IV-14 c. Plunger
Pada plunger, untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah:
1. Memiliki Ukuran Yang Sesuai Dengan Base Plate.
Improving feature dari mampu meminimalisir gaya gesek ini adalah accuracy of manufacture (29). Sedangkan worsening feature-nya adalah manufacturability (32).Untuk memenuhi technical requirement solusi yang
diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah not
available. Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa plunger harus
memiliki ukuran uang sama dengan base body. 2. Tidak Merusak Rimpang Waktu Pendorongan.
Improving feature dari mampu memotong rimpang sesuai ukuran standar ini
adalah harmful factor side effect (31). Sedangkan worsening feature-nya adalah tension (11). Untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah
homogeneity (33). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa agar plunger
tidak merusak rimpang kunyit dalam pendorongan, mata plunger harus memiliki hardness yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup kekakuannya. Dan mata plunger didesain agar kontak dengan rimpang lebih maksimal.
3. Mampu Mengeluarkan Rimpang Setelah Terpotong.
Improving feature dari mudah dalam penyetelan dan pengaturan pisau ini
adalah shape (12). Sedangkan worsening feature-nya adalah reliability (27). Untuk memenuhi technical requirement solusi yang diperoleh dari tabel kontradiksi dan 40 inventive principles adalah partial or excessive action
(16). Dari solusi tersebut dapat diusulkan bahwa agar mampu mengeluarkan
rimpang setelah terpotong mata plunger harus dipanjangkan hingga melebihi mata pisau.
4.5 Physical Contradiction
Physical contradiction merupakan suatu kontradiksi yang mengacu pada
karakteristik suatu elemen dari suatu system. Jadi kontradiksi fisik ini mengacu kepada bentuk fisik suatu elemen dalam sistem. Penjelasan kontradiksi fisik yang terjadi pada pisau pemotong akan dijabarkan pada sub bab berikutnya.
commit to user
IV-15 4.5.1 Physical Contradiction Analysis
Permasalahan yang terjadi adalah adanya gaya gesek yang besar antara pisau pemotong dan rimpang kunyit yang mengakibatkan rimpang kunyit tidak dapat keluar karena terjepit oleh pisau pemotong. Kemudian dengan adanya gaya gesek yang besar tersebut rimpang kunyit yang tidak dapat keluar dari pisau pemotong mengakibatkan deflection atau pembengkokkan pada pisau pemotong. Oleh karena itu, dibutuhkan pisau pemotong yang memiliki bentuk kecil dan tipis agar dapat mengurangi terjadinya gaya gesek dan tekanan yang besar. Akan tetapi, apabila pisau pemotong dibuat kecil dan tipis pisau pemotong tersebut mudah mengalami pembengkokkan (deflection) akibat tekanan yang besar tadi. Oleh karena itu, dibutuhkan pisau yang tebal dan kuat untuk mengurangi pembengkokkan tersebut.
Dari permasalahan diatas dapat diketahui bahwa physical contradiction yang terjadi adalah disatu sisi pisau pemotong harus mempunyai bentuk yang kecil dan tipis untuk mengurangi gaya gesek dan tekanan yang besar, akan tetapi dibutuhkan juga bentuk pisau yang kuat dan tebal agar pisau pemotong cukup kaku, sehingga tidak mengalami pembengkokkan (deflection).
4.5.2 Solution Interpretation
Setelah mengidentifikasi permasalahan physical contradiction, langkah selanjutnya adalah menemukan solusi dari kontradiksi yang terjadi. Pendekatan yang diguanakan adalah pendekatan separation in component. Pendekatan ini dipilih karena kontradiksi yang terjadi pada permasalahan diatas merupakan kontradiksi fisik antara komponen pada bagian dari pisau pemotong.
Setelah menganalisis permasalahan kontradiksi yang terjadi diatas. Hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir gaya gesek dan tekanan yang besar, dan agar pisau tidak mengalami pembengkokkan (deflection) dengan cara menambahkan komponen lain yang dapat menahan beban dari rimpang agar tidak mengalami deflection. Jadi pisau pemotong tetap sebagai fungsinya yaitu memotong rimpang. Komponen lain yang ditambahkan tersebut mempunyai fungsi untuk mengatur dan menyetel pisau pemotong agar pisau pemotong kuat dalam menahan tekanan tersebut sehingga pisau pemotong tidak mengalami
commit to user
IV-16
deflection. Adapun usulan sistem kerja komponen yang ditambahkan seperti
konsep mur dan baut. 4.6 Conceptual Design
Pada tahap ini merupakan gabungan solusi yang dihasilkan dari technical
contradiction dan physical contradiction dikombinasikan untuk menghasilkan
alternatif perbaikan yang terbaik. Usulan alternatif perbaikan yang dihasilkan dari kedua permasalahan kontradiksi diatas adalah yang pertama membuat pisau yang tajam dan tipis agar dapat meminimalisir gaya gesek, kedua membuat penahan pisau dengan konsep mur dan baut agar mudah dalam mengatur kekuatan pisau yang tipis tersebut dan ketiga ukuran mata plunger dipanjangkan agar lebih mudah dalam mengeluarkan rimpang.
Gambar 4.4 Usulan alternatif perbaikan menggunakan konsep mur dan baut.
Gambar 4.5 Usulan alternatif perbaikan memanjangkan ukuran mata plunger dan pisau yang kecil dan tipis.
Menggunakan konsep mur dan baut
Pisau kecil dan tipis
Ukuran mata
plunger
commit to user
IV-17 4.7 Spesifikasi dan Rekomendasi
Pada tahap ini, spesifikasi dan rekomendasi rancangan pisau pemotong ditentukan berdasarkan solusi dan desain konsep yang dihasilkan. Untuk pisau pemotong, pisau yang digunakan adalah dari bahan ruji pipih sepeda ukuran 28,3cm. Dalam pembuatannya, ruji tersebut digerinda dan diasah sehingga menjadi tajam. Bahan ruji sepeda digunakan karena untuk mengaplikasikan konsep desain yang telah dibuat bahan ruji merupakan salah satu bahan yang memenuhi kriteria dalam pembuatan pisau pemotong. Selain ukurannya yang kecil, ruji juga mempunyai ulir dan naple sehingga akan mudah dalam pengaturan ketegangan dan ketegangan pisau pisau pemotong.
Pemasangan naple pada alat pemotong kunyit tersebut dibuat bolak balik. Pada pisau yang pertama kepala naple berada diatas, bagian kedua kepala naple berada dibawah dan seterusnya. Hal tersebut dilakukan karena pada waktu pemasangan naple jarak antar pisau pemotong sangatlah kecil sehingga apabila pemasangan naple disamakan tidak mempunyai cukup tempat untuk pemasangannya.
Kemudian adanya tambahan plat pada bagian penahan pisau. Plat tersebut berfungsi sebagai penjepit pisau pemotong agar pada waktu pengaturan dengan memutar naple pisau pemotong tersebut tidak ikut memutar. Dan untuk menahan pisau agar lebih kuat, pada posisi penjepitan pisau pemotong tersebut dilakukan
brazing (las kuningan). Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan melalui gambar
rancangan sebagai berikut.
commit to user
IV-18
Gambar 4.7 Pemasangan naple bolak-balik.
Gambar 4.8 Pemasangan plat sebagai penjepit pisau.
Gambar 4.9 Rancangan alat pemotong kunyit.
Naple
Plat penjepit pisau
commit to user
IV-19 4.8 Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujian alat pemotong rimpang kunyit dari desain konsep yang telah dihasilkan. Adapun pengujian yang dinilai adalah kualitas dari kunyit tersebut. Kunyit digunakan adalah kunyit segar yang banyak dipasaran. Parameter penilaian yang akan dihasilkan telah dijabarkan pada bab 3. Pada tahap pengujian ini, dilakukan 2 tahap pengujian, pada tahap pertama dilakukan 10 kali pemotongan dang yang kedua dilakukan 30 kali pemotongan. Hasil dari pengujiannya sebagai berikut pada tabel 4.6 dan tabel 4.7.
Tabel 4.6 Pengujian Tahap Pertama.
Pemotongan ke- Hasil Pemotongan Keterangan
1 Baik
2 Baik
3 Baik
4 Cukup Pisau mengendor
5 Cukup Pisau mengendor
6 Cukup Pisau mengendor
7 Kurang Pisau Patah
8 -
9 -
10 -
Tabel 4.7 Pengujian Tahap Kedua. Pemotongan ke- Hasil Pemotongan
1 Baik
2 Baik
3 Baik
4 Baik
5 Cukup Pisau mengendor
6 Cukup Pisau mengendor
7 Cukup Pisau mengendor
8 Kurang Pisau mengendor
commit to user
IV-20 Lanjutan Tabel 4.7
10 Kurang Pisau mengendor
11 Baik 12 Baik 13 Baik 14 Baik 15 Baik 16 Baik
17 Cukup Pisau mengendor
18 Cukup Pisau mengendor
19 Cukup Pisau mengendor
20 Baik
21 Baik
22 Baik
23 Baik
24 Baik
25 Cukup Pisau mengendor
26 Cukup Pisau mengendor
27 Baik
28 Baik
29 Baik
30 Baik
Pada pengujian tahap pertama, pada saat pemotongan yang ke-7 pemotongan tidak dilanjutkan karena pisau pemotong nomor 5 patah. Kemudian dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian tahap kedua. Pengujian tahap kedua, kendala yang dihadapi adalah pisau pemotong mengalami pengendoran.