• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA

DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL

DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Arif Rahman 9108 201 507

DOSEN PEMBIMBING

Prof. Dr. Moses L. S. MSc, MRegSc

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNIK BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)
(3)

• Belum memiliki kerangka Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) yang jelas sehingga hanya terdapat visi dan misi

lembaga yang cenderung hanya sebagai slogan karena

tanpa didukung perencanaan strategik yang koheren

antara visi dan misi dengan program operasional.

• Semakin ketatnya persaingan dalam dunia pendidikan

karena semakin bertambahnya lembaga pendidikan baik

swasta maupun negeri.

(4)

• Indikator-indikator kinerja apa saja yang ada pada

Lembaga Pendidikan.

• Bagaimana kinerja Lembaga Pendidikan yang

diukur dengan indikator yang telah ditetapkan.

• Usaha apa saja yang perlu dilakukan untuk

memperbaiki kinerja Lembaga Pendidikan.

(5)

• Didapatkannya KPI dan Strategy Map yang dapat digunakan

dalam menentukan langkah-langkah strategis dan mengukur

kinerja secara menyeluruh.

• Diperolehnya hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan

metode Balanced Scorecard di Lembaga Pendidikan.

• Menentukan usaha apa saja yang harus dilakukan untuk

memperbaiki kinerja sesuai dengan visi dan misi Lembaga

Pendidikan.

(6)

• Membantu untuk memperoleh data kinerja secara total

sehingga mampu menentukan keputusan-keputusan strategis

yang tepat untuk mencapai target Lembaga Pendidikan.

• Dapat mengetahui ukuran performa yang telah dicapai

diharapkan dapat meningkatkan kinerja dimasa yang akan

datang.

• Memberi sumbangan yang nyata bagi pengembangan

penilaian kinerja Lembaga Pendidikan.

(7)

• Pembatasan

masalah

dalam

penelitian

ini

adalah

penelitian tidak mencakup pelaksanaan usulan perbaikan

kinerja

• Asumsi yang digunakan selama penelitian ini adalah

tidak ada perubahan visi dan misi Lembaga Pendidikan

(8)
(9)

Pengukuran Kinerja

Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran Kinerja pada Organisasi Publik

Balanced Scorecard

Analytic Hierarchy Process (AHP)

Objectives Matrix (OMAX)

Traffic Light System

(10)

METODOLOGI

PENELITIAN

(11)

Observasi Awal

Perumusan Masalah dan Tujuan

Studi Lapangan (survei, kuesioner, interview, analisa data) :

1. Profil Lembaga Pendidikan

2. Laporan kinerja Lembaga Pendidikan Studi Pustaka :

1. Pengukuran Kinerja

2. Balanced Scorecard

3. Analytic Hierarchy Process 4. Scoring System

Identifikasi sasaran Strategi berdasarkan BSC

Pembobotan KPI

Melakukan Scoring

Menganalisa Hasil Rancangan

Kesimpulan dan Saran

Merancang sistem

pengukuran kinerja

(12)
(13)

Yayasan LPM Walisongo Gempol didirikan pada tanggal 12

Maret 1980. Yayasan LPM Walisongo merupakan Lembaga

Pendidikan

Islam

yang

bergerak

dan

bertugas

dibidang

Pendidikan terdiri dari Pendidikan Taman Kanak-Kanak,

Pendidikan

Madrasah

Ibtidaiyah,

Pendidikan

Sekolah

Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah

Menengah Kejuruan yang berada dalam dalam naungan Yayasan

LPM Walisongo.

(14)

STRUKTUR ORGANISASI

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF WALISONGO GEMPOL PERIODE 2009 - 2014 SMK1 TK MI SMP SMA SMK2 DEWAN PEMBINA DEWAN PENGAWAS DEWAN PENGURUS

(15)

Visi :

“Terbentuknya insan muslim yang bertaqwa, dengan

amaliyah yang berhaluan ahlusunnah waljama’ah,

cerdas dan sejahtera serta berdayaguna bagi agama,

bangsa dan Negara”.

(16)

Misi :

o

Bidang Sosial

o

Menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal

o

Mempersiapkan

dan

menyediakan

tenaga-tenaga

pendidik

yang

professional

o

Mendirikan rumah sakit, poliklinik dan laboratorium

o

Penelitian di bidang ilmu pengetahuan

o

Menyelenggarakan hubungan dengan institusi pendidikan dan ilmu

pengetahuan di dalam negeri maupun internasional

o

Menyelenggarakan studi banding

o

Mengadakan usaha-usaha lain yang bermanfaat dan berguna bagi

Yayasan

(17)

•Bidang Keagamaan

Mendirikan sarana ibadah

Mendirikan pondok pesantren

Mengelola penyaluran amal zakat, infaq dan shodaqoh

Meningkatkan pemahaman keagamaan

Melaksanakan syiar keagamaan

Menyelenggarakan studi banding keagamaan

•Bidang Kemanusiaan

Memberi bantuan kepada korban bencana alam

Memberikan bantuan kepada pengungsi akibat perang

Memberi bantuan kepada fakir miskin dan tuna wisma

Melestarikan lingkungan hidup

(18)

PERSPEKTIF SIMBOL SASARAN STRATEGIS SIMBOL

Pelanggan P.PLG Peningkatan kualitas pendidikan PLG1

Kepuasan pelanggan PLG2

Perluasan jaringan PLG3

Keuangan P.KEU Optimalisasi pendapatan KEU1

Efisiensi biaya operasional KEU2

Pemanfaatan investasi KEU3

Proses Bisnis Internal P.PBI Peningkatan inovasi dan riset pelayanan PBI1

Efisiensi waktu pelayanan PBI2

Pemberdayaan dan keselarasan SDM PBI3 Efektifitas Pengajaran Guru PBI4 Pertumbuhan dan

Pembelajaran

P.PP Peningkatan kepuasan pegawai PP1 Kelancaran informasi dan komunikasi PP2 Peningkatan kompetensi pegawai PP3

Pembinaan akhlaq PP4

(19)

Key Performance Indicator

Sasaran Strategi Key Performance Indicator

Perspektif Pelanggan Peningkatan kualitas

pendidikan

Penilaian Intelektual (IQ) Penilaian Spiritual (SQ)

Peningkatan prestasi sekolah

Kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan/siswa didik terhadap pelayanan pendidikan Pemenuhan sarana prasarana pendidikan

Jumlah siswa yang melanjutkan sekolah di YLPM Walisongo Perluasan jaringan Jalinan kerjasama dengan instansi lain

Peningkatan citra masyarakat Perspektif keuangan

Optimalisasi pendapatan Prosentase kenaikan pendapatan per siswa

Efisiensi biaya operasional Prosentase biaya per siswa terhadap pendapatan per siswa Pemanfaatan

(20)

Sasaran Strategi KPI

Perspektif Proses Bisnis Internal Peningkatan inovasi dan riset

pelayanan

Prosentase jumlah pekerjaan yang sudah terkomputerisasi

Penerapan metode quantum learning dan quantum teaching dalam proses belajar mengajar

Efisiensi waktu pelayanan Prosentase penurunan waktu pelayanan Pemberdayaan dan keselarasan

SDM

Prosentase guru yang memiliki jam mengajar overload Pemberdayaan SDM

Kesesuaian kompentensi guru dalam pengajaran Efektifitas Pengajaran Guru Kelengkapan perangkat mengajar Guru

Prosentase ketercapaian PBM sesuai perangkat mengajar Absensi Guru

Kedisiplinan dalam mengajar

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Peningkatan kepuasan pegawai Peningkatan fasilitas untuk pegawai

Kepuasan pegawai terhadap kritik dan saran yang diimplementasikan Kelancaran informasi dan

komunikasi

Intensitas pertemuan

Keterpaduan sistem informasi dengan pegawai Peningkatan kompetensi pegawai Intensitas pelatihan

(21)

Pe la n gg an K euang an Pr oses Bisnis In ternal Pertumbuha n d an Pe m b el ajar an Kelancaran informasi dan komunikasi Pemberdayaan dan keselarasan SDM Efisiensi waktu pelayanan Peningkatan kepuasan pegawai p y Peningkatan inovasi dan riset

pelayanan Peningkatan kompetensi Pembinaan akhlaq g Efektifitas pengajaran guru Efisiensi biaya operasional Pemanfaatan investasi Optimalisasi pendapatan Peningkatan kualitas pendidikan Perluasan jaringan Kepuasan pelanggan

Strategy Map

(22)

PENGOLAHAN DAN

ANALISA DATA

(23)

KODE

PERSPEKTIF

BOBOT

P.PLG

PELANGGAN

0,483

P.KEU

KEUANGAN

0,272

P.PBI

PROSES BISNIS INTERNAL

0,157

P.PP

PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

0,088

Pembobotan Seluruh Perspektif

Pembobotan KPI didasarkan pada musyawarah seluruh pengurus unit

pendidikan yang dianggap berkompeten yang berisi penilaian tingkat

kepentingan tiap nilai elemen KPI yang mempengaruhi kondisi kinerja

Lembaga Pendidikan. Jumlah anggota perumusan bobot KPI terdiri dari 20

orang Pengurus Unit dan 3 orang Pengurus Yayasan.

(24)

Pembobotan seluruh Sasaran Strategi

KODE SASARAN STRATEGI BOBOT

PLG1 Peningkatan kualitas pendidikan 0,429

PLG2 Kepuasan pelanggan 0,429

PLG3 Perluasan jaringan 0,143

KODE SASARAN STRATEGI BOBOT

KEU1 Optimalisasi pendapatan 0,443

KEU2 Efisiensi biaya operasional 0,387

KEU3 Pemanfaatan investasi 0,169

KODE SASARAN STRATEGI BOBOT

PBI1 Peningkatan inovasi dan riset pelayanan 0,238

PBI2 Efisiensi waktu pelayanan 0,077

PBI3 Pemberdayaan dan keselarasan SDM 0,168

PBI4 Efektifitas pengajaran guru 0,517

KODE SASARAN STRATEGI BOBOT

PP1 Peningkatan kepuasan pegawai 0,409

PP2 Kelancaran informasi dan komunikasi 0,165 PP3 Peningkatan kompetensi pegawai 0,322

PP4 Pembinaan akhlaq 0,104

Perspektif Pelanggan

Perspektif Keuangan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Rasio Konsistensi = 0,00

Rasio Konsistensi = 0,02

Rasio Konsistensi = 0,04

(25)

Pembobotan seluruh KPI

KPI BOBOT KPI BOBOT KPI BOBOT KPI BOBOT

PLG1.1 0.0889 KEU1.1 0.1205 PBI1.1 0.0124 PP1.1 0.0180 PLG1.2 0.0889 KEU2.1 0.1053 PBI1.2 0.0249 PP1.2 0.0180 PLG1.3 0.0296 KEU3.1 0.0460 PBI2.1 0.0091 PP2.1 0.0073 PLG2.1 0.1206 PBI2.2 0.0030 PP2.2 0.0073 PLG2.2 0.0640 PBI3.2 0.0066 PP3.1 0.0283 PLG2.3 0.0226 PBI3.3 0.0157 PP4.1 0.0092 PLG3.1 0.0173 PBI4.1 0.0317 PLG3.2 0.0518 PBI4.2 0.0298 PBI4.3 0.0119 PBI4.4 0.0078

(26)

Perhitungan dan analisa data yang digunakan berdasarkan data

pencapaian kinerja setiap KPI dan kuesioner yang dilakukan pada 50

siswa, 30 guru dan 20 jajaran Pengurus Unit Pendidikan. Kuesioner

disusun dengan mengunakan skala Likert, yaitu skala yang berisi lima

tingkat jawaban, yang merupakan skala jenis ordinal.

Karena Yayasan LPM Walisongo memiliki beberapa satuan unit

pendidikan, maka data pengukuran kinerja setiap KPI akan diukur

berdasarkan

satuan

unit

pendidikan

yang

ada

sehingga

akan

mendapatkan pengukuran kinerja dalam setiap unit pendidikan.

(27)

Langkah selanjutnya, hasil dari data pencapaian kinerja

tersebut dapat dipadukan dengan model scoring system yaitu

model OMAX (objectives matrix) yang dilakukan bersamaan

dengan perancangan Traffic Light System.

Scoring system diperlukan untuk mengetahui nilai pencapaian

terhadap target masing-masing KPI, sedangkan Traffic Light

System berfungsi sebagai tanda apakah score pada KPI

mengindikasi perlunya suatu perbaikan atau tidak.

Scoring System

dengan OMAX dan

(28)

Dari hasil scoring OMAX semua KPI, maka dapat dihitung performance

indicator dan juga indeks produktivitas. Nilai performance indicator dihitung dari

total value dari semua KPI. Berikut ini adalah perhitungan dari Indeks produktivitas.

Performance indicator = 4,538

Performance indicator periode sebelumnya = 3,835

Indeks Produktivitas =

Hasil dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa performa Lembaga

Pendidikan memiliki nilai 4,538 yang berada pada warna kuning yang artinya kinerja

Lembaga Pendidikan sudah cukup tetapi masih membutuhkan perbaikan untuk menuju

ke target yang diinginkan. Sedangkan indeks produktivitas 18,3% berarti bahwa

kenaikan kinerja Lembaga Pendidikan dari periode sebelumnya sebesar 18,3%.

(4,538-3,835)

3,835

x 100%

= 18,3%

(29)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, maka dapat dilakukan evaluasi

terhadap masing-masing KPI sebagai berikut :

•Indikator Kinerja Hijau, yaitu indikator kinerja yang berada pada level 8 –

10 tergolong pada penilaian performansi baik, yang realisasinya hampir

mendekati atau bahkan dapat mencapai target yang telah ditetapkan,

meliputi :

•KPI PLG3.1

: Jalinan kerjasama dengan instansi lain

•KPI PBI4.1

: Kelengkapan perangkat mengajar guru

•KPI PP2.1

: Intensitas pertemuan

(30)

• Indikator Kinerja Kuning, yaitu indikator kinerja yang berada pada level 4 - 7

tergolong pada penilaian performa cukup, yang realisasinya belum mencapai target,

meskipun nilainya sudah mendekati target yang telah ditetapkan, meliputi :

1. KPI PLG1.1

: Penilaian intelektual (IQ)

2. KPI PLG1.2

: Penilaian Spiritual (SQ)

3. KPI PLG2.1

: Kepuasan siswa didik terhadap pelayanan pendidikan

4. KPI PLG2.2

: Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan

5. KPI PLG2.3

: Jumlah siswa yang melanjutkan di YLPM Walisongo

6. KPI PBI1.1

: Prosentase jumlah pekerjaan yang sudah terkomputerisasi

7. KPI PBI1.3

: Penerapan metode Quantum dalam pengajaran

8. KPI PBI2.1

: Prosentase penurunan waktu pelayanan

9. KPI PBI3.2

: Pemberdayaan SDM

10. KPI PBI3.3 : Kesesuaian kompetensi guru dalam pengajaran

11. KPI PBI4.2 : Ketercapaian PBM sesuai dengan perangkat mengajar

12. KPI PBI4.4 : Kedisiplinan guru dalam mengajar

13. KPI PP1.1

: Peningkatan fasilitas untuk pegawai

14. KPI PP1.2

: Kepuasan pegawai atas saran yang diimplementasikan

15. KPI PP2.2

: Keterpaduan sistem informasi dengan pegawai

(31)

•Indikator Kinerja Merah, yaitu indikator kinerja yang berada pada level 0 –

3 tergolong pada penilaian performansi jelek, yang realisasinya berada di

bawah target yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pendidikan, meliputi :

1. KPI PLG1.3

: Peningkatan prestasi sekolah

2. KPI PLG3.2

: Peningkatan citra masyarakat

3. KPI KEU1.1 : Prosentase kenaikan pendapatan per siswa

4. KPI KEU2.1 : Prosentase biaya terhadap pendapatan per siswa

5. KPI KEU3.1 : Return on Investment

6. KPI PBI3.1

: Prosentase guru yang memiliki jam mengajar overload

7. KPI PBI4.3

: Absensi guru dalam mengajar di kelas

(32)

Perspektif Bobot Kinerja Tertinggi Indeks Pencapaian Indeks Target Realistis Rasio Pencapaian Target Pelanggan 0,483 10 2,543 4,83 0,526 Keuangan 0,272 10 0,576 2,72 0,212 Proses Bisnis Internal 0,157 10 0,868 1,57 0,553 Pertumbuhan dan pembelajaran 0,088 10 0,552 0,88 0,627 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

P.PEL P.KEU P.PBI P.PP

0.526

0.212

0.553

0.627

(33)

Perspektif Bobot Kinerja Rata-rata

Index Pencapaian Index Rata-rata Tingkat perbaikan Pelanggan 0,483 3 2,543 1,449 0,755 Keuangan 0,272 3 0,576 0,816 -0,294 Proses Bisnis Internal 0,157 3 0,868 0,471 0,843 Pertumbuhan dan pembelajaran 0,088 3 0,552 0,264 1,091 ‐0.400 ‐0.200 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200

P.PEL P.KEU P.PBI P.PP

0.755

‐0.294

0.843

1.091

(34)

Analisa Perbaikan

Tahap selanjutnya adalah analisa perbaikan dari hasil pengukuran yaitu

KPI yang berada pada indikator warna merah yang terdiri dari 7 KPI. Dalam

pemecahan masalah ini analisa yang digunakan adalah Root Cause Analysis

dengan menggunakan metode 5W+1H (5 Why + 1 How). Metode 5W+1H

adalah sebuah metode yang paling sederhana dalam usaha menemukan root

cause. Caranya adalah melakukan pertanyaan Why sampai 5 atau 4 kali terhadap

permasalahan yang dihadapi, lalu pada pertanyaan “Why” yang ke-5 atau ke-4,

dengan melakukan pertanyaan “How” setelahnya, kita akan menemukan

solusi-solusi masalah yang ada, bisa jadi 1 atau lebih.

(35)

No KPI Perbaikan

1 Peningkatan prestasi Memberikan pemahaman tentang visi dan misi Yayasan LPM Walisongo Memberikan motivasi terhadap kepedulian dan dedikasi pada tujuan pendidikan

2 Peningkatan citra masyarakat

Merancang SOP yang yang lebih baik untuk semua unit pendidikan Membuat sistem reward and punishment untuk memotivasi pegawai 3 Prosentase kenaikan

pendapatan per siswa

Merancang SOP yang yang lebih baik untuk semua unit pendidikan Membuat sistem reward and punishment untuk memotivasi pegawai 4 Prosentase biaya per

siswa terhadap

pendapatan per siswa

Mencari tenaga ahli di bidang manajemen keuangan untuk merapikan dan mengontrol tentang keuangan Lembaga pendidikan

5 Return on Investment Memberikan pemahaman tentang visi dan misi Yayasan LPM Walisongo Memberikan motivasi terhadap kepedulian dan dedikasi pada tujuan pendidikan

6 Prosentase guru yang memiliki jam mengajar

overload

Menambah pelatihan bagi pegawai baru

Melakukan knowledge management dari pegawai lama kepada pegawai baru

7 Absensi guru dalam mengajar di kelas

Membuat sistem reward and punishment untuk memotivasi pegawai Memberikan kesadaran tentang tanggung jawab sebagai guru

(36)

KESIMPULAN DAN

SARAN

(37)

• Berdasarkan penyusunan sistem pengukuran kinerja dengan

menggunakan metode balanced scorecard yang telah dilakukan,

maka dalam empat perspektif didapatkan 14 sasaran strategi

Lembaga Pendidikan.

• Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan model

OMAX dan Traffic Light System, maka didapatkan 4 KPI

berwarna hijau, 16 KPI berwarna dan 7 KPI berwarna

(38)

Hasil dari perhitungan scoring OMAX menunjukkan bahwa performance indicator

Lembaga Pendidikan memiliki nilai 4.538 yang berada pada level 4-7 yaitu warna

kuning yang berarti berada pada penilaian performa cukup. Indeks produktivitas

sebesar 18,3% yang berarti bahwa kenaikan kinerja Lembaga Pendidikan dari periode

sebelumnya sebesar 18,3%.

Hasil prosentase pencapaian target yang paling tinggi ada pada perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran dengan rasio 0,627 yang berarti tingkat pencapaian

target sudah sebesar 62,7%, Perspektif proses bisnis internal mencapai target sebesar

55,3%, Perspektif pelanggan mencapai target sebesar 52,6% dan yang terendah

Perspektif keuangan mencapai target sebesar 21,2%.

(39)

• Yayasan LPM Walisongo harus mempunyai target dalam hal

prestasi akademik dan berupaya semaksimal mungkin untuk

mencapai target tersebut sehingga akan meningkatkan citra

Yayasan LPM Walisongo di mata masyarakat.

• Perlu adanya penilaian atau evaluasi terhadap semua karyawan

disertai dengan reward dan punishment terhadap produktivitas

pegawai.

(40)

SEKIAN

(41)
(42)
(43)

Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas

operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standart dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. (Mulyadi dan John setyawan, 1999)

(44)

Integrated Performance Measurement System

(IPMS)

Balanced Scorecard Performance Prism

Asal Centre for

StrategicManufacturing University of Strathclyde

Harvard Business School kolaborasi antara

Accenure dengan Cranfield School of

Management (Cambridge University).

Elemen menggunakan empat elemen pengukuran yaitu,

Stakeholder

Requirements, External Monitor, Objective, dan Measure

menggunakan empat elemen pengukuran yaitu, Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis internal, Pertumbuhan dan Pembelajaran

menggunakan lima

elemen yaitu stakeholder

satisfaction, stakeholder contribution, strategy, process dan capability.

Starting point

Stakeholder Visi, Misi dan strategi Stakeholder

Metode Pengukuran Kinerja

(45)

Pengukuran Kinerja pada Organisasi Publik

Organisasi publik merupakan organisasi yang didirikan dengan

tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan

mendapatkan

keuntungan.

Organisasi

ini

bisa

berupa

organisasi pemerintah dan organisasi swasta non–profit.

(Averson, 1999)

Feature Private Sector Public Sector

General Strategic Competitiveness Mission success; Best practice

Goals Uniqueness Practices

Financial Goals Profit; Growth; Market share Productivity; Efficiency; Value Stakeholders Stackholders; Buyers; Managers Taxpayers; Recipients; Legislator Desire Outcome Customer satisfaction Customer satisfaction

(46)

• Balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk

mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan

antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek

dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan

eksternal dengan mempertimbangkan empat perspektif yaitu:

perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta

proses pembelajaran dan pertumbuhan.

Balanced Scorecard

(47)

• Metode AHP adalah penyusunan sebuah hierarki fungsional

dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki

memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak

terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu menyusunnya

menjadi suatu bentuk hierarki

Analytic Hierarchy Process (AHP)

(48)
(49)

Mulai

Pemberian nilai kuesioner

Membuat matrik yang disusun menurut kepentingan Menghitung λ maks Menghitung CI dan CR Nilai CR ≤ 0,1 Selesai Y T

Back

(50)

Penentuan skor menggunakan OMAX skor ditentukan sesuai OMAX, yaitu dengan menentukan skala skor untuk tiga nilai, yaitu :

‐Level 0, yaitu nilai kinerja terendah berdasarkan data historis.

‐Level 3, yaitu didasarkan pada nilai rata‐rata data historis.

‐Level 10, yaitu nilai kinerja yang diharapkan atau nilai target.

Riggs, James L. And Glen Felix (1983)

(51)

Intensitas

Kepentingan Keterangan Penjelasan

1 Sama Pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama.

3 Agak lebih penting yang satu atas lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya

5 Cukup penting Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan atas satu aktifitas lebih dari yang lain

7 Sangat penting Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan yang kuat atas satu aktifitas lebih dari yang lain

9 Mutlak lebih penting Satu elemen mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi.

2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan

Bila kompromi dibutuhkan

Resiprokal Kebalikan Jika elemen i memiliki salah satu angka dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty ketika dibandingkan dengan elemen j, maka j memiliki kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen I

Rasio Rasio yang didapat langsung dari pengukuran

Saaty, Thomas L., (1990)

(52)

Mulai

Menentukan target dan nilai terendah setiap KPI

Melakukan perhitungan skala pencapaian masing‐masing KPI

Melakukan scoring system dengan OMAX

Menentukan skor aktual dan nilai performansi serta menghitung indikator pencapaian total

Selesai

(53)

Pada tahap ini skor KPI yang telah dihasilkan selanjutnya diklasifikasikan

dengan metode Traffic Light System dengan tiga indikator warna. Apabila skor KPI

yang dihasilkan berwarna merah dan kuning maka perlu dilakukan perbaikan,

sedangkan skor KPI yang dihasilkan berwarna hijau itu menandakan bahwa

pencapaian sudah mencapai target.

OMAX

Traffic Light 

System

0‐3

4‐7

8‐10

Prianto (2003)

Back

(54)

Root Cause Analysis (RCA)

Root

Cause

Analysis

merupakan

struktur

logik

yang

mendefinisikan kejadian apa yang menyebabkan terjadinya

suatu kejadian yang tidak diinginkan/diharapkan.

Ada tiga metode yang bisa digunakan untuk implementasi Root

Cause Analysis :

1. Diagram ikan (Fish Bone Diagram)

2. SWOT Analysis

3. 5 Why and 1 How

Referensi

Dokumen terkait

In fact, the real condition the researcher has the experience about teaching junior high school students, In the second semester in the academic years of 2013/2014 in

Yang cukup khas dari masyarakat Mandar di kabupaten Polewali Mandar adalah beragamnya ritual-ritual adat yang juga menawarkan kehangatan sekaligus kemegahan sebuah

kamu akan dikembalikan kepada Yang kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang hadir, Mengetahui yang ghaib dan yang hadir, lalu dikabarkanNya kepadamu

Apabila terjadi pemutusan perjanjian ini akibat kelalaian pihak PIHAK KEDUA , maka Jaminan Pemeliharaan menjadi milik Negara, dan dapat dicairkan PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan

Berdasarkan Perwal Banda Aceh No.63/2010 tentang Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Daerah dalam kebijakan akuntansi pemerintah Kota Banda Aceh, Aset Tetap adalah

Menyewa Rumah (Studi Kasus di Kampung Joyodiningratan Kratonan Solo), Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.. Skripsi karya Rati Widiastuti yang berjudul

Berdasarkan nilai IKG tertinggi yang ditemukan pada ikan jantan maupun betina masing-masing di bulan Oktober dan Maret, maka dapat diperkirakan bahwa puncak pemijahan ikan butini

Jadi, sistem merupakan suatu kumpulan yang terdiri prosedur kerja yang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan suatu