Edisi Desember 2016
Edisi Desember 2016
Suplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Agrotek
Model desain alat pemanas untuk bibit tebu hasil inovasi Balitbang Pertanian.
R
asa manis air dari batang tebu se-olah membangkitkan memori masa kecil bagi seba-gian besar orang. Selepas le-lah bermain di tengah teriknya matahari, tebu menjadi sasaran empuk anak-anak yang kehaus-an pada masa itu. Menghisap potongan batang tebu bersa-ma tebersa-man-tebersa-man seperbersa-mainan menjadi ‘kemewahan’ tersen-diri. Jika dulu tanaman tebu banyak ditemui di halaman rumah warga, kini ke-beradaannya sudah mu-lai jarang. Namun tidak perlu kuatir, kita masih bisa mendapatkannya di penjual sari tebu keliling atau bahkan di mall. Tentu saja dengan kemasan yang lebih me-narik.Trend permintaan gula cenderung
mening-kat seiring pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat. Melihat hal ini, petani dan pengusaha tebu mesti putar otak bagaima-na agar produktivitas tebu yang dihasilkannya
Invensi Alat Pemanas
Untuk Bibit Tebu Berkualitas
Tanaman tebu identik dengan rasa manis gula. Tebu
yang berkualitas berasal dari bibit yang bebas serangan
hama penyakit, tinggi rendemen dan produksinya.
Selama ini, sudah dikenal aplikasi teknologi pemanasan
dengan uap air untuk menghasilkan bibit tebu
berkualitas. Kini, Balitbangtan menawarkan teknologi
baru alat pemanas untuk bibit tebu. Simak ulasan
singkat berikut.
semakin meningkat. Jaminan keberhasilan dalam usaha ber-tanam tebu ditentukan oleh peng-gunaan bibit yang baik, rendemen dan produksi tebu yang tinggi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Per-tanian melalui inventornya, Ir Gatot SAF MP, dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, telah menemukan suatu inovasi untuk
meng-Teknologi unggulan
Balitbangtan ini
sangat prospektif
untuk dikembangkan
oleh pengusaha
ataupun diadopsi
oleh petani dan
pengusaha tebu.
“
“
Bibit tebu baru bertunas.
yaitu melalui perlakuan pemanasan dengan uap air (hot
water treatment).
Teknologi hot water treatment sebenarnya sudah mulai digunakan, namun alat yang digunakan untuk proses pemanasan tersebut-lah yang merupakan teknologi baru. Alat pemanas bibit tebu ini terdiri dari rangka untuk memasang komponen-komponen dari alat pemanas bibit tebu, sepasang drum dengan kapasitas 200 liter air serta 70 kg bibit tebu, kompor pemanas yang dilengkapi knob, pompa air listrik untuk mengalirkan air dari tangki pemanas menuju drum serta memutar aliran tersebut. Pemanasan bibit tebu dilakukan pada suhu 49 – 53°C.
Bibit tebu tersebut direndam dalam air pada suhu 50°C selama 15 menit untuk budchips dari mata tunas batang atas, dan 30 menit dari mata tunas batang bawah. Pemanasan dilakukan agar bibit tebu
budchips terhindar dari serangan penyakit seperti garis
klorosis dan blendok. Bibit tebu yang sudah mendapat perlakuan pemanasan tersebut selanjutnya disemai pada bedengan perkecambahan.
Invensi alat pemanas bibit tebu ini sudah didaftarkan di Direktorat Jenderal HKI Kemenkumham. Sementara ini masih diproses untuk mendapatkan hak paten. Teknologi unggulan Balitbangtan ini sangat prospektif untuk dikembangkan oleh pengusaha ataupun diadopsi oleh petani dan pengusaha tebu. Bibit tebu berkualitas, jaminan hasil yang pantas.
Edisi Desember 2016
Suplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Agrotek
S
elama ini keba-nyakan petani lebih memilih pu-puk kimia karena dapat memberikan lebih banyak nutrisi kepada tanaman dibandingkan pupuk or-ganik. Kendati demikian, petani masih saja enggan menggunakan pupuk or-ganik, karena dianggap kurang efektif dan tidak berdampak cepat. Padahal dalam menutrisi tanaman, pupuk organik mengan-dung berbagai jenis unsurhara yang jauh lebih lengkap dibandingkan pu-puk kimia. Selain itu, pupu-puk organik akan me-ningkatkan kesuburan tanah baik dari kondisi fisik dan biologis secara gradual dari tahun ke tahun. Penggunaan pupuk organik yang teratur akan dapat menurunkan dosis penggunaannya dari musim ke musim tanam berikutnya. Kele-bihan pupuk organik lainnya adalah mengan-dung berbagai mineral, zat-zat esensial dan hor-mon pertumbuhan tanaman.
Pupuk Organik Cair
Mendukung Pertanian Sehat
Tren permintaan pupuk organik dari tahun ke tahun kian
meningkat. Ini seiring gerakan global, di mana petani dan
konsumen semakin sadar akan dampak buruk penggunaan
pupuk kimia terhadap alam dan kesehatan. Badan
Litbang Pertanian pun telah melakukan terobosan untuk
menghasilkan pupuk organik cair yang berkualitas dengan
bahan baku lokal nan murah, yakni abu sekam, sludge
biogas, dan urine sapi.
Formula Baru Jadi Ung-gulan
Pupuk organik dike-nal ada dua jenis, yaitu padat (granul) dan cair. Pupuk organik cair yang beredar di pasaran me-mang hanya mengan-dung unsur makro. Arti-nya ketersediaan hara untuk tanaman kurang optimal, akibatnya ta-naman mudah terserang penyakit.
Menjawab kelemah-an di atas, Sri Wahyuni SP, inventor Balai Penelitian Lingkungan Per-tanian (Balingtan) telah berhasil membuat for-mula baru pupuk organik cair yang lebih unggul dibandingkan yang sudah ada di pasaran saat ini. Bahan baku utama yang digunakan adalah abu sekam, sludge biogas, dan urine sapi. Keti-ga bahan ini menKeti-gandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap untuk pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk ini lebih banyak ragam unsur makronya daripada yang lain.
Ketiga bahan yang dipilih – yakni abu sekam, sludge biogas, urine sapi – mengandung unsur hara yang lebih kaya dibanding bahan lain. Setelah dilakukan pengujian, komposisi pupuk organik cair dari formula ini adalah C 7,38%; N-NH4 0,93%; N-NO3 2,07%; P-total 0,05%; K 1,91%; Ca 0,2% ; Mg 0,1%; Cu 1,98 mg/kg; Zn 96,78 mg/kg; Mn 34,06 mg/kg; Fe 155,63 mg/kg.
Pupuk ini dapat digunakan untuk tanaman padi, pa-lawija, sayuran, dan tanaman lainnya. Cara penggunaan pupuk ini pun cukup mudah yaitu dengan penyemprotan pada bagian permukaan tanaman (daun dan batang). Cara ini merupakan aplikasi alternatif penyediaan hara utama bagi tanaman. Diharapkan pupuk cair organik ini memiliki kandungan hara setara pupuk anorganik sehing-ga dapat memberi kegunaan yang cukup banyak seperti halnya pupuk anorganik. Dengan demikian, para petani pun akan mulai melirik dan menggunakannya sebagai salah satu upaya mewujudkan pertanian organik yang se-hat di Indonesia.
Daya adaptasi pupuk organik cair ini diyakini akan besar, karena bahan dan proses pembuatannya mudah dilakukan. Sedangkan dari sisi preferensi pengguna, kan-dungan makro dan mikro yang lebih lengkap dengan kuantitas yang lebih banyak akan menjadi faktor penarik tersendiri yang layak dicoba peruntungannya di pasaran.
Keterangan foto: 1. Sludge.
2. Abu sekam padi.
3. Urin sapi.
1.
2.
3.
Hadiah Handphone
1. Luthfi Nurul Fathia
(085777773xxx/085283318xxx) Hadiah merchandise dari Agrotek : 1. Ikhwanudin (081311182xxx) 2. Kholid Afandi (08995588xxx) 3. Meiti Mulyati (081310357xxx) 4. Sartono (0811807xxx) 5. Marcellus W (081585858xxx)
Pemenang
Survey Pembaca
Agrotek
Pemenang akan dihubungi oleh Tim Agrotek untuk pengiriman
hadiah. Pemenang tidak dipungut biaya. Berhati-hatilah apabila ada pihak yang tidak bertanggung jawab
mengatasnamakan Tim Agrotek. Terima kasih atas partisipasinya.
Edisi Desember 2016
Suplemen Majalah SAINS Indonesia