• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahdhivan Syafwan. PAM 123 Pengantar Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahdhivan Syafwan. PAM 123 Pengantar Matematika"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Mahdhivan Syafwan

(2)
(3)
(4)

Pasal 7

 Ayat 6 :

Harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan.

 Ayat 6(a) [tambahan]:

Dalam hal harga rata-rata minyak Indonesia

(Indonesia Crude Oil Price/ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata sebesar 15 persen dalam enam bulan terakhir dari harga minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN Perubahan Tahun Anggaran 2012, maka pemerintah berwenang untuk melakukan

penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya

(5)

 Ketua tim peneliti haruslah berpendidikan S3

atau S2 dengan jabatan minimal Lektor Kepala.

 Yang diperbolehkan ikut dalam proyek penelitian

itu adalah mahasiswa fakultas ekonomi dan mahasiswa fakultas kedokteran angkatan ’88.

 Suami saya yang tinggal di Bandung sangat

romantis.

 Semua cowok sama aja!

 Ia tidak bisa menyanyi karena memang tidak bisa

menyanyi.

 Banyak orang yang melakukan sholat, tetapi

prilakunya buruk. Sementara itu ada orang yang tidak sholat, tetapi kelakuannya baik dan

(6)

Secara etimologis

berasal dari kata ‘logos’ (Yunani)

= kata, ucapan, pikiran secara utuh, ilmu pengetahun

Secara terminologis

logika = suatu cabang ilmu yang mengkaji

penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih

(valid, correct) dan yang tidak sahih (tidak valid, incorrect).

 Proses berpikir yang terjadi saat menurunkan

atau menarik kesimpulan tersebut dinamakan penalaran (reasoning).

(7)

Kalimat Kalimat berarti Kalimat deklaratif (pernyataan) Bernilai benar Bernilai salah Kalimat tidak deklaratif Kalimat tak-berarti Contoh:  5 habis dibagi 2.

 Agus habis dibagi 3.

 Presiden RI pertama adalah Soekarno.

 1 adalah presiden pertama bilangan asli.

(kalimat berarti)

(kalimat berarti)

(kalimat tak-berarti)

(8)

Kalimat Kalimat berarti Kalimat deklaratif (pernyataan) Bernilai benar Bernilai salah Kalimat tidak deklaratif Kalimat tak-berarti Contoh:

 Apakah pintu itu tertutup?  Tutup pintu itu!

 Pintu itu tertutup.

 Tolong pintunya ditutup.

(kalimat tanya->tidak deklaratif)

(kalimat deklaratif)

(kalimat perintah ->tidak deklaratif)

(9)

Kalimat Kalimat berarti Kalimat deklaratif (pernyataan) Bernilai benar Bernilai salah Kalimat tidak deklaratif Kalimat tak-berarti Contoh:

 Apakah pintu itu tertutup?  Tutup pintu itu!

 Pintu itu tertutup.

 Tolong pintunya ditutup.

(kalimat tanya->tidak deklaratif)

(kalimat deklaratif)

(kalimat perintah ->tidak deklaratif)

(10)

Kalimat Kalimat berarti Kalimat deklaratif (pernyataan) Bernilai benar Bernilai salah Kalimat tidak deklaratif Kalimat tak-berarti

Proposisi = kalimat yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya.

(11)

 Dasar penalaran dalam penarikan kesimpulan ada

dua:

 Deduksi  Induksi

Deduksi = penarikan kesimpulan merupakan

konsekuensi logis dari premis-premisnya (hipotesis-hipotesisnya)

 Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid,

bukan benar atau salah.

 Contoh argumen deduktif

Hipotesis:

 Setiap mamalia punya sebuah jantung.  Semua kuda adalah mamalia.

Kesimpulan:

(12)

Induksi

= penalaran yang berangkat dari

serangkaian fakta-fakta khusus untuk

mencapai kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif

Fakta-fakta:

 Kuda Sumba punya sebuah jantung.

 Kuda Australia punya sebuah jantung.

 Kuda Amerika punya sebuah jantung.

 Kuda Inggris punya sebuah jantung.

Kesimpulan:

(13)

 Satu atau lebih hipotesis bisa jadi salah

Suatu deduksi memberikan Anda alasan untuk yakin pada kesimpulannya jika Anda yakin hipotesisnya.

 Hipotesis bisa jadi gagal dalam merumuskan suatu kesimpulan

Hipotesisnya mungkin benar, kesimpulannya bisa jadi salah (deduksinya lemah)

(14)

 Nilai kebenaran

Benar atau salah dikatakan sebagai nilai kebenaran dari suatu pernyataan/proposisi.

 Kebenaran logis

 Kontingensi -> pernyataan yang bisa benar atau bisa

salah

 Tautologi -> pernyataan yang selalu benar secara

logika

 Kontradiksi -> pernyataan yang selalu salah secara

logika  Ekivalensi

Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen jika kedua pernyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang sama.

(15)

 Hari ini hujan.

 Hari ini hujan atau tidak hujan.  Hari ini hujan dan tidak hujan.

Contoh lain ?

(kontingensi)

(tautologi)

(16)

 Setelah mencuci piring, Andi pergi ke toko.  Sebelum pergi ke toko, Andi mencuci piring.  3 adalah bilangan prima.

 Tidak benar bahwa 3 bukan prima prima.  Jika terjadi devaluasi, maka banyak timbul

pengangguran.

 ….

(17)

 Suatu deduksi dikatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya benar bilamana semua

hipotesisnya benar. Sebaliknya, suatu deduksi dikatakan tidak valid.

Catatan: untuk memeriksa kevalidan suatu deduksi, cukup dibuktikan bahwa konjungsi dari semua

hipotesis yang mengakibatkan kesimpulan adalah sebuah tautologi (dipelajari nanti).

(18)

 Contoh (1)

Hipotesis:

Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.

Air laut surut setelah gempa di laut.

Kesimpulan: Tsunami datang.

Deduksi di atas valid.

 Contoh (2)

Hipotesis:

Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.

Tsunami datang.

Kesimpulan: Air laut surut setelah gempa di laut.

(19)

 Contoh (1)

Hipotesis:

Jeruk adalah buah-buahan atau instrumen musik. Jeruk bukan buah-buahan.

Kesimpulan: Jeruk adalah instrumen musik.

Deduksi di atas valid meskipun hipotesis dan kesimpulannya mungkin salah secara faktual.

 Contoh (2)

Hipotesis:

London ada di Inggris

Jakarta ada di Indonesia.

Kesimpulan: Paris ada di Perancis.

Meskipun hipotesis dan kesimpulannya benar secara faktual, deduksi di atas tidak valid karena kesimpulan tidak ada hubungannya dengan hipotesis.

(20)

Mahdhivan Syafwan

(21)

 Untuk kemudahan dan penyederhanaan, proposisi

dapat dilambangkan dengan huruf (dalam hal ini kita gunakan huruf besar).

 Contoh

Hipotesis:

 Es mencair di kutub.

 Jika es mencair di kutub, maka permukaan air laut naik. Kesimpulan: Permukaan air laut naik.

 Misalkan kita gunakan simbolisasi proposisi sbb:

A: Es mencair di kutub.

B: Permukaan air laut naik.

 Maka deduksi di atas, dapat disederhanakan menjadi

Hipotesis: A

 Jika A, maka B Kesimpulan: B

(22)

 Proposisi yang disimbolkan dengan suatu huruf tunggal dinamakan dengan proposisi atomik/tunggal.

 Dua atau lebih proposisi tunggal dapat dikombinasikan dengan menggunakan

operator logika.

 Proposisi baru yang diperoleh dari

pengkombinasian tersebut dinamakan

(23)

Simbol Nama Arti

~

negasi “Tidak benar bahwa …”

Λ konjungsi “ … dan …”

V disjungsi “ … atau …” implikasi “ Jika …, maka …” biimplikasi “ … jika dan hanya jika …”

(24)

 Negasi (ingkaran) dari proposisi P adalah proposisi

“Tidak benar bahwa P” dan dilambangkan dengan ~P.

 Sebagai contoh, perhatikan proposisi-propisisi

berikut:

1. Maya bermukim di Padang.

2. Maya tidak bermukim di Padang.

3. Maya bermukim di suatu kota selain Padang.

 Misalkan proposisi 1 kita simbolkan dengan M.  Proposisi 2 dan 3 mempunyai maksud yang sama,

yaitu “Tidak benar bahwa Maya bermukim di

Padang”. Jadi, kita dapat menyatakan proposisi 2 dan 3 dengan ~M.

 Bagaimana menyimbolkan pernyataan “Tidak benar

bahwa Maya tidak bermukim di Padang”? Jawab: ~~M (ekivalen dengan M).

(25)

 Contoh lain, misalkan

P: x adalah bilangan bulat negatif.

Apakah proposisi “x adalah bilangan bulat positif” dapat dinyatakan dengan ~P ?

Jawab: Tidak, karena …

 Nilai kebenaran dari ~P berlawanan dengan nilai kebenaran P.

P ~P

B S

(26)
(27)
(28)

Mahdhivan Syafwan

(29)

Buktikan

Bukti.

Misalkan

P

benar.

(argumentasi)

Maka

Q

benar.

.

Q

P

(30)

Perhatikan bahwa Buktikan . Bukti. Misalkan Q salah. (argumentasi) Maka P salah.

Q

P

.

P

Q

Q

P

(31)

Perhatikan bahwa . Buktikan .

Bukti.

Misalkan P benar dan Q salah. (argumentasi)

Hal ini merupakan suatu kontradiksi.

Oleh karena itu mestilah berlaku .

Q

P

Q

P

Q

P

Q

P

(

)

(32)

Teorema.

Bilangan bulat berurutan non-negatif a, b, dan c yang memenuhi

a2 + b2 = c2 hanyalah 3, 4 dan 5.

Pernyataan pada teorema di atas setara dengan:

“Jika a, b, dan c adalah bilangan bulat berurutan non-negatif yang memenuhi a2 + b2 = c2, maka a, b, dan c adalah 3, 4 dan 5”.

Bukti.

Misalkan a, b, dan c adalah bilangan bulat berurutan non-negatif yang memenuhi a2 + b2 = c2 dan a, b, dan c bukan 3, 4 dan 5. Karena a, b, dan c adalah bilangan bulat berurutan non-negatif,

maka dapat ditulis b = a + 1 dan c = a + 2. Karena a2 + b2 = c2, maka

a2 + (a + 1)2 = (a + 2)2 a2 -2a-3 = 0 (a-3)(a+1)=0. Jadi a=3 atau

a=-1. Namun hal ini kontradiksi dengan a ≠ 3 dan a bilangan non-negatif. Dengan demikian teorema di atas terbukti.

(33)

Perhatikan bahwa

. Buktikan .

Bukti.

Kasus 1: Misalkan P benar. ...(argumentasi). Maka R benar.

Kasus 2: Misalkan Q benar. ...(argumentasi). Maka R benar.

)

(

)

(

)

(

P

Q

R

P

R

Q

R

R

Q

P

)

(

(34)

Teorema.

Misalkan n bilangan bulat. Maka n2 + n adalah bilangan genap.

Bukti.

Kasus 1: Misalkan n genap, sehingga dapat ditulis n = 2k untuk suatu bilangan bulat k.

Perhatikan bahwa n2 + n = … = 2(2k2+k). Karena

k bilangan bulat, maka 2k2+k juga bilangan bulat. Oleh karena itu n2 + n adalah bilangan genap.

(35)

Perhatikan bahwa Buktikan Bukti. Misalkan P benar. ….(argumentasi). Maka Q benar. Misalkan Q benar. ….(argumentasi). Maka P benar.

.

Q

P

).

(

)

(

P

Q

Q

P

Q

P

)

(

)

(

(36)

Teorema.

Misalkan a dan b bilangan bulat tak-nol. Maka a|b dan b|a jika dan hanya jika a = b atau a = -b.

Bukti.

Misalkan a|b dan b|a, yaitu am = b dan bk = a, untuk suatu m dan k bilangan bulat. Dari dua

persamaan terakhir diperoleh am = b (bk)m=b b(km)=b. Karena b0, maka km=1. Karena k dan m bilangan bulat, maka haruslah k=1 dan m=1 yang mengakibatkan a=b, atau k=-1 dan m=-1 yang mengakibatkan a=-b.

Misalkan a = b. Maka a∙1=b sehingga a|b, dan b∙1=a sehingga b|a. Sekarang misalkan a=-b. Maka a∙(-1)=b sehingga a|b, dan b∙(-1)=a sehingga b|a.

) (  ) ( 

(37)
(38)

Buktikan

Pernyataan di atas ekivalen dengan “Jika x di U, maka P(x) benar”.

Bukti.

Ambil sebarang x0 di U. …(argumentasi).

Maka P(x0) benar.

Bisa juga dengan bukti tak-langsung.

).

(

)

(39)

Buktikan

Pernyataan di atas ekivalen dengan “Jika x=z0 di U, maka P(x) benar”.

Bukti. Pilih z0=… …(argumentasi). Maka z0 di U. …(argumentasi). Maka P(z0) benar.

).

(

)

(

x

U

P

x

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi yang dimaksud dengan judul Daya Dukung Cihampelas Sebagai Daerah Tujuan Wisata Belanja dalam penelitian ini adalah penelitian tentang seberapa besar kemampuan

“Analisis Pngaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), Serta implikasinya Pada Pembiayaan Mudharabah

c. Memenuhi persyaratan teknis minimal dan berlabel. Lahan bera atau tidak ditanami dengan tanaman yang satu familli minimal satu musim tanam. Untuk tanaman rimpang lahan yang

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Tahap pertama adalah kegiatan penerimaan BBM dilakukan dari mobil tangki pengangkut BBM ke dalam Tangki Timbun, pada proses pengisian ini yang perlu

Seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu bahwa telah dilakukan beberapa penelitian dengan membuat plot permanen untuk mengetahui tingkat permudaan pada areal bekas

Kajian ini berkisar komitmen pelajar dan pensyarah di kampus antaranya ialah komitmen pelajar terhadap pemakaian kad matrik universiti, komitmen pensyarah memperuntukkan masa bagi

Dalam merancang fasilitas ini digunakan pendekatan simbolik dimana keunikan dari futsal yang tidak dimiliki olah raga lain, yakni keunikan cara dribbling bola diterapkan pada