• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II| - 1 - BAB II

URAIAN RENCANA KEGIATAN

A. Identitas Penanggungjawab Usaha

1. Penanggungjawab : Agus Satriyo

2. Jabatan : Direktur PT.Harkat Manunggal Jaya 3. Alamat : Karangkajen No 80 Yogyakarta B. Lokasi Kegiatan

1. Alamat : Jl. Parangtritis No 156 Yogyakarta

2. Kelurahan : Mantrijeron

3. Kecamatan : Mantrijeron

4. Kota : Yogyakarta

5. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta 6. Peruntukan Lokasi Rencana Kegiatan

a. Kawasan Budidaya Penuh Ekonomi, Sosial dan Budaya.

b. Rencana pemanfaatan lahan masuk kawasan pendidikan dan jasa. c. Intensitas pemanfaatan ruang di dalam ruang sedang.

7. Letak lokasi dari fasilitas umum

a. Sekolahan/Kampus : 400 meter b. Kantor Polisi : 700 meter c. Sarana Kesehatan : 1000 meter d. Kantor Kecamatan : 700 meter

e. Pasar : 400 meter

C. Jenis Usaha/Kegiatan

1. Nama Kegiatan : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak untuk Umum (SPBU) 2. Jasa Layanan : Jasa Penjualan Bahan Bakar Minyak.

3. Jenis Produk : Premium, Bio Solar, Pertamax 92 dan Pelumas.

D. Masa Operasional

(2)

Bab II| - 2 - E. Sarana dan prasarana mendukung :

1. Luas Tanah : 2.729 m2

2. Status hak tanah : Hak Milik

3. Bangunan SPBU : m2

4. Bangunan Pendukung (administrasi, : m2 Mushola, toilet 2 buah, ruang genset

Ruang parker, gudang)

5. Fasilitas Taman Hijau dan pagar : m2 6. Fasilitas jalan dan ruang sirkulasi : m2 7. Sarana Penunjang Sanitasi Lingkungan :

a. Sumur Dangkal : 1 unit

b. Water Torn : 1 unit (1000liter) c. Lubang Biopori : lokasi

d. SPAH : 1 unit ukuran diameter 0.8 m kedalaman 8 m (vol.4.02m3) e. Tempat Sampah :

1) 2 buah tertutup dipisahkan sampah kering dan basah 2) TPS 1 buah

3) Sumur Pantau 2 buah

4) Oil Cacther (perangkap minyak) 1 buah f. Genset : 1 buah (30KVA)

F. Area Pelayanan

Radius jarak SPBU “JOGOKARYAN” dengan SPBU terdekat Utara :SPBU “Tungkak” ± 1 Km

Selatan :SPBU “Manding” ± 4 Km Timur :SPBU “Nitikan” ± 1 Km Barat :SPBU “Dukuh” ± 2 Km

(3)

Bab II| - 3 - G. Skala Kegiatan

Tabel 1-1. Peralatan, Kapasitas, dan sarana Pendukung

No Jenis Peralatan/Sarana pendukung Jumlah Kapasitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Dispenser Premium Dispenser Bio Solar Dispenser Pertamax Tangki Pendam premium Tangki Pendam Bio Solar Tangki Pendam Pertamax Sumur Pantau

Sumur Observasi Oil Cacther Listrik PLN Genset

Pemadam Kebakaran isi DCP Pemadam Kebakaran isi DCP Pemadam Kebakaran isi CO2 Bak Pasir

Bak Grajen (penyerap ceceran minyak)

3 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 20lt/menit 20lt/menit 20lt/menit @32 Kilo Liter 32 Kilo Liter 32 Kilo Liter @12m 0 m3 7.5m2 3000 watt 20KVA Kg Kg kg m2

H. Izin Yang Dimiliki

Tabel 1-2 Jenis Perizinan/Rekomendasi SPBU JOGOKARYAN 44.551.08

No Jenis Izin Nomor dan tgl diterbitkan Instansi Pemberi Izin Masa berlaku 1 Sertifikat Tanah No 1532/Mjr No 195/Mjr Kantor Pertanahan Kodya Yogyakarta Sesuai Kepemilikan 2 (DPL) Th 2005 Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kodya Yogyakarta Selama Tidak ada Perubahan

3 IMBB No: 905/imbb

Tgl: 10-11-1994

Dinas Tata Kota dan Bangunan DIY

Sesuai Peruntukan 4 Izin Gangguan (Ho) No:

503-1296/821.Mj/2005 Tgl: 14-11-2010

Dinas Ketertiban Kodya Yogyakarta

5 tahun

5 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No: 12055604640 Tgl: 27-4-1997 Kantor Departemen Perdagangan Kodya Yogyakarta 5 tahun

(4)

Bab II| - 4 -

6 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

No:

01/12.05/PB/1/1997 Tgl: 13-01-1997

Kanwil Dep Perindag Propinsi DIY

Selama Perusahaan masih beroprasi I. Jasa Layanan dan Sumber Daya Manusia

1. Jasa Penjualan Premium, Bio Solar, Pertamax 92 dan pelumas 2. Sumber Daya Manusia

Tabel 1-3 Sumber Daya Manusia SPBU JOGOKARYAN 44.551.08

No Jenis Kegiatan Jumlah SDM Jenis Kelamin

1 2 3 4 5 Pimpinan Keuangan Administrasi Operator Cleaning service 1 1 1 22 1 L :1 L :1 L :1 L: 16 P:6 L :1 Jumlah 26 L :20 P: 6

Jam Kerja : 6 hari kerja (40jam/minggu) dengan sistem shift hari kerja, hari Minggu/Libur selain karyawan yang masuk karena shift/giliran diperhitungkan sebagai lembur.

Waktu kerja : Shift I pkl 06.00-14.00, Shift II pkl 14.00-21.00 J. Proses Jasa Layanan Penjualan Bahan Bakar Minyak

1. Peralatan Operasional

a. Tangki Timbun (Storage Tank) digunakan untuk menyimpan cadangan BBM sebelum dijual ke konsumen.

b. Dispenser & Matering alat untuk pengisian BBM yang di lengkapi dengan matering ke dalam tangki kendaraan bermotor konsumen.

c. Scale Tester/Check Scale alat untuk memeriksa ketepatan volume pengisian BBM dari tangki ke mobil pemasok.

d. Oil Catcher berupa saluran drainase yang berguna untuk menangkap ceceran minyak yang ikut aliran air hujan.

e. Sumur Pantau berfungsi mengidentifikasi adanya cemaran/kontaminasi minyak ke dalam air tanah.

f. Sumur observasi untuk mendeteksi lebih dini apabila terjadi kebocoran atau keluhan masyarakat di sumur mereka.

2. Umur Kegiatan

Kegiatan ini diharapkan bertahan paling sedikit 20 tahun, tetapi dari hasil studi kelayakan teknis sarana dan peralatan pompa BBM diharapkan bertahan sampai

(5)

Bab II| - 5 - dengan 50 tahun. Untuk itu perlu ditunjang perencanaan kontruksi yang matang, tenaga kerja yang memiliki hard skill dan soft skill, manajemen pengelolaan yang sesuai dengan standard layanan SPBU.

3. Penerimaan BBM dan Penimbunan BBM

Tahap pertama adalah kegiatan penerimaan BBM dilakukan dari mobil tangki pengangkut BBM ke dalam Tangki Timbun, pada proses pengisian ini yang perlu diperhatikan dan dicermati adalah pemeriksaan secara visual produk pada tangki timbun seperti suhu, volume, dan density.

Tahap kedua kegiatan pengisian BBM dari mobil tangki ke dalam tangki timbun dengan menggunakan selang bongkar dari mobil tangki dialirkan kedalam tangki timbun, untuk menjaga dampak lingkungan pada pengisian proses layanan penjualan kepada konsumen bisa dihentikan.

Pada proses penimbunan BBM dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap produk di dalam tangki timbun meliputi suhu, air bebas, density dan tinggi minyak. Kegiatan lain pada tahap ini adalah setiap 5 tahun dilakukan Tank Cleaning yang menghasilkan sekitar 0.005% kapasitas tangki.

4. Kegiatan Penyaluran (Penjualan) ke Konsumen

Sebelum penyaluran BBM yang ditimbun dalam Tangki Timbun dilakukan pemeriksaan secara berkala baik dari kualitas maupun kuantitasnya, pemeriksaan volume BBM dilakukan dengan men tera BBM dengan bejana ukur 20 liter yang telah di sahkan oleh balai Metrologi secara berkala. Untuk pemeriksaan kualitas BBM dilakukan pemeriksaan dengan membandingkan density dari pertamina dan density BBM dari tangki timbun. Setelah proses pemeriksaan kualitas dan kuantitas dilakukan pengambilan sampel yaitu dengan cara mengambil sampel lewat ujung nozzle dan dimasukkan ke dalam botol gelap. Jika kedua prosedur tersebut sudah terpenuhi maka BBM bisa disalurkan kepada konsumen menggunakan dispenser.

5. Penggunaan Air Tanah

Kebutuhan air tanah untuk operasional dipenuhin dengan air sumur gali. Keperluan air bagi seluruh karyawan dan pelanggan yang menggunakan fasilitas umum (toilet, kamar mandi dan wudlu) terisi setiap hari ada 200 orang ditambah 26 orang karyawan maka kebutuhan air : 226 orang x 50 liter = 11300 liter (11.4m3) sedangkan untuk penyiraman tanaman dan fasilitas umum diperkirakan kurang lebih 15m3 per hari.

(6)

Bab II| - 6 - 6. Penggunaan Sumeber Energi Listrik

Sumber energi untuk memenuhi tiap tahap pasca kontruksi disediakan dari PLN(pusat listrik Negara) 3KVA dan energi cadangan dari genset dengan kapasitas 20KVA.

7. Jenis-jenis Limbah dan pengelolaannya

Pengelolaan limbah direncanakan menggunakan prinsip-prinsip mengurangi sumber limbah, menggunakan kembali, dan mendaur ulang dari semua limbah yang dihasilkan.

a. Limbah Cair Sisa Minyak

Limbah cair dari ceceran BBM dan sisa-sisa pelumas (oli) harus mendapatkan pengelolaan yang baik. Disamping membahayakan pelanggan juga rawan terhadap resiko kebakaran. Oleh karena itu setiap karyawan SPBU harus cepat dan tanggap apabila ada ceceran limbah tersebut. Penanganan awal dengan pemberian pasir agar meredam efek yang membahayakan limbah tersebut. b. Sampah

Sisa makanan, kertas pembungkus, kardus pembungkus, plastik pembungkus sisa-sisa pemeliharaan tanaman(daun, ranting dll). Tiap hari dengan asumsi 1 orang 3 ons (0,03kg) maka prediksinya 226 orang x 0.03kg = 6.78kg ditambah dari pemeliharaan tanaman kurang lebih 3 kg total sampah perhari 9.78kg. sampah tersebut dimasukkan ke bak sampah yang disediakan di beberapa tempat selanjutnya dari TPS di lokasi SPBU untuk diambil gerobak sampah dari kecamatan Mantrijeron untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). c. Limbah Air Domestik

Kegiatan kamar mandi, toilet, dan sisa-sisa pembersihan alat-alat/lantai menghasilkan limbah cair yang mengandung sisa-sisa minyak dialirkan ke bak penangkap minyak diteruskan ke sumur peresapan. Penanganan limbah cair dari kamar mandi dan toilet dialirkan menuju bak control kemudian ke septic tank dan sumur peresapan.

8. Pencegahan Kebakaran

Tindakan yang paling utama untuk kegiatan SPBU dalam mengatasi bahaya kebakaran adalah “TINDAKAN PREVENTIF”. Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya,

(7)

Bab II| - 7 - inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya. SPBU JOGOKARYAN 44.551.08 dilengkapi fasilitas pendukung kegiatan bisnis maka ketiga kelas kebakaran dimungkinkan terjadi. Karena bahan-bahan yang digunakan memenuhi ketiga unsure tersebut. Gambaran jenis kebakaran adalah sebagai berikut ;

a. Kebakaran Kelas A

Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet. Busa dan lain-lainnya. Maka media pemadaman kebakaran yang digunakan berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP).

b. Kebakaran Kelas B

Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus dan lain-lainnya. Maka media pemadaman kebakaran yang digunakan untuk kelas ini berupa pasir dan Alat Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP). Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.

c. Kebakaran Kelas C

Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa Alat Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP). Matikan dulu sumber listrik agar aman dalam memadamkan kebakaran. Beberapa Bahan dan Alat Pencegahan Kebakaran dan Langkah-langkah pencegahan:

a. Penyediaan APAR / Fire Extinguishers / racun Api

Peralatan ini amerupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran kelas A,B dan C. peralatan ini mempunyai berbagai ukuran berat nya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan bersar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, tempat penimbunan bahan bakar dengan tabung racun api dengan ukuran 5 - 68kg. bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang terbuat dari kimia kering, foam / busa CO2.

(8)

Bab II| - 8 - b. Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran

Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka pemrakarsa SPBU harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen / pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran. Langkah-langkah untuk pencegahannya adalah :

o Pemasangan tulisan : DILARANG MEROKOK, MATIKAN HP SAAT MENGISI BBM, MATIKAN MESIN SAAT PENGISIAN BBM.

o Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada SPBU dan bangunan pendukung : bensin, bio solar, pertamax, karpet, kertas dan lain-lain. o Sumber Panas seperti listrik, listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain.

o Penilaian Resiko : resiko tinggi karena merupakan begunan bertingkat dan banyak orang.

o Monitoring : inspeksi tangki timbun, inspeksi listrik, inspeksi bangunan, inspeksi peralatan pemadam kebakaran, training, Fire Drill / latihan pemadaman kebakaran dan lain-lain.

K. Aktivitas Parkir dan Gambaran Lalu lintas di Jl. Parangtritis (depan tapak kegiatan) 1. Kapasitas Jalan

Jalan Parangtritis panjang 1.438 m lebar 7 m terbagi manggunakan manajemen 2/2UD tidak dipisahkan media jalan, trotoar di kanan kiri masing-masing lebar 1,5 m.

Tabel 3.1 Tabel Kapasitas Jalan Parangtritis Lebar

Jalan (m)

Co Faktor Koreksi Kapasitas

FCW FSP FSF FCS

7 2900 1.0 1.0 0,97 0,94 2.644

Co =Kapasitas Dasar, FCW = Faktor koreksi lebar jalan, FSP = Faktor koreksi arah lalu lintas,

FSF = Faktor koreksi Hambatan samping, FCS = Faktor koreksi ukuran Kota

2. Volume Lalu Lintas Jalan Gandekan Lor

Volume arus lalu lintas yang melintas di depan lokasi SPBU No. 44.551.08 diperoleh dengan melakukan survei perhitungan terhadap kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

(9)

Bab II| - 9 - Tabel 3.2 Hasil Survey Volume Kendaraan Jl. Parangtritis (Kendaraan/jam)

Waktu Arah Spd Motor Mobil Truck/bis UM Jumlah Pkl 06.30 - 07.30 Selatan 1,567 167 54 78 1,788 Utara 2,134 224 76 102 2,434 Pkl 11.00 - 12.00 Selatan 1,7156 1156 66 89 2,040 Utara 1,1566 211 78 94 2,165 Pkl 16.30 - 17.30 Selatan 2,354 325 82 134 2,761 Utara 1,432 277 85 109 1,794 Keterangan : MC = sepeda motor, LV = Mobil pribadi, taksi dll. HV = Truck, Bis dll

(Hasil survey Senin 2 Juli 2012)

Tabel 3.3 Volume Lalulintas Terklasifikasi di Jl. Parangtritis hasil perhitungan survey (smp/jam)

Waktu Arah Motor Mobil Truck/bis Jumlah C DS Pkl 06.30 - 07.30 Selatan 392 167 68 626 2,644 0.24 Utara 534 224 95 853 2,644 0.32 Jumlah 925 391 163 1,479 2,644 0.56 Pkl 11.00 - 12.00 Selatan 447 1156 83 716 2,644 0.27 Utara 469 211 98 778 2,644 0.29 Jumlah 916 398 180 1,494 2,644 0.56 Pkl 16.00 - 17.00 Selatan 589 325 103 1,016 2,644 0.38 Utara 358 277 106 741 2,644 0.28 Jumlah 947 602 209 1,757 2,644 0.66

Dari hasil analisis diatas diketahui angka Derajat Kejenuhan (V/C ratio) ruas jalan Parangtritis pada kisaran 0.4 – 0.75 adalah yaitu pada tingkat pelayanan C (zona arus stabil) dimana pengemudi dibatasi memilih kecepatannya.

(10)

Bab II| - 10 - 3. Bangkitan Lalulintas Maksimum SPBU

a. Bangkitan Transportasi dari Sepeda Motor

Jumlah nozzle premium yang melayani pembelian premium sepeda motor 4 buah, jarak dengan jalan Parangtritis 14 m maka apabila terdapat antrian 32 sepeda motor (posisi parallel masing-masing nozzle 8 sepeda motor).

Dengan asumsi pelayanan sepeda motor rata-rata 3 menit (kecepatan nozlle rata2 20 liter/menit) maka perjam melayani 80 sepeda motor atau setara 20 smp/jam.

b. Bangkitan Transportasi dari Mobil

Jumlah nozzle premium yang melayani pembelian premium mobil 2 buah, rata-rata pelayanan mobil rata-rata 5 menit maka perjam melayani 24 mobil setara 40 smp/jam c. Bangkitan Transportasi Kendaraan Berat

Jumlah nozzle solar yang melayani pembelian minyak solar 1 buah, rata-rata pelayanan mobil rata-rata 10 menit maka perjam melayani 6 kendaraan berat setara 8 smp/jam d. Bangkitan Transportasi Mobil

Jumlah nozzle pertamax yang melayani pembelian pertamax 1 buah, rata-rata pelayanan mobil rata-rata 20 menit (jarang terjadi penggunaan) maka perjam melayani 6 kendaraan berat setara 3 smp/jam

e. Total Jumlah Bangkitan Kendaraan Bermotor

Jumlah bangkitan kendaraan bermotor yang diakibatkan operasional SPBU Jl. Parangtritis adalah 20 spm/jam + 40 smp/jam + 8 smp/jam + 3 smp/jam = 71 smp/jam f. Dampak Terhadap Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Jalan Parangtritis

Akibat operasional SPBU Jl. Parangtritis pada kondisi maksimum maka akan mengakibatkan perubahan kapasitas dan derajat kejenuhan seperti tabel 4.1 Tabel 4.1 Perubahan Derajat Kejenuhan Jl Parangtritis

Nama Jalan

Situasi SPBU Kapsitas Belum Maksimum Asumsi Kapasitas SPBU Maksimum Perubahan derajat Kejenuhan Co V kend Ds Co V kend Ds jl. Parangtritis 2,644 1,757 0.66 2,644 1788 0.6 8 0.02

(11)

Bab II| - 11 -

4. Penanganan Dampak Lalu lintas

Mengingat jalan Parangtritis mempunyai lebar yang tidak terlalu besar (lebar efektif 7 m) maka dampak yang timbul adalah adanya gangguan kelancaran lalulintas, rawan kecelakaan lalulintas dan rawan keselamatan para pejalan kaki. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menangani dampak yang ditimbulkan adalah :

a. Untuk menjamin kemudahan manuver kendaraan yang keluar dan masuk SPBU maka perlu adanya operasional geometrik yang baik pada akses keluar maupun masuk, sehingga dapat mengurangi ketidak nyamanan pelaku lalu lintas yang lain akibat adanya tundaan saat manuver.

b. Dalam rangka mengurangi angka kecelakaan akibat adanya konflik lalu lintas antara kendaraan keluar masuk SPBU maka petugas operator membantu pengaturan keluar masuk kendaraan dari dan ke area parkir.

c. Untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perlu dipasang rambu-rambu larangan dan petunjuk di sekitar lokasi SPBU.

d. Untuk meningkatkan sirkulasi di area parkir, perlu pengecatan marka dan pemasangan rambu pengarah.

Gambar

Tabel 1-1. Peralatan, Kapasitas, dan sarana Pendukung
Tabel 3.1 Tabel Kapasitas Jalan Parangtritis

Referensi

Dokumen terkait

Desain area dan ruang pada kedua taman lantai empat cukup jelas dan tidak abstrak, namun masih membingungkan dengan tidak terdapat batasan yang jelas antara ruang aktif

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan terhadap informativeness

Pada titik ini terjadi peluang interaksi yang lebih intensif antara orang tua dengan anak sehingga membuka kesempatan bagi orang tua untuk memainkan peran pengasuhan

Berdasarkan hal tersebut, artikel ini akan mencoba untuk memaparkan kembali mengenai hakikat OPAC hingga pada tahap evaluasi OPAC yang dimiliki Perpustakaan Umum Daerah

Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, maka pokok masalah penelitian adalah “Peranan Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial Dalam Pembinaan

aimer:  Angka valuasi bukan merujuk pada angka seharusnya, n angka realistis, juga bukan angka prediksi naik/turun harga.. Harga saham selalu fluktuatif sesuai

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul: Karakterisasi Enzim L-asparaginase dari Fungi Endofit Genus Oidiodendron