• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan / Kegiatan : COLD STORAGE - PT. BAHARI SINAR

BARU.

- Berdasarkan Lampiran I Peraturan Bupati Lamongan No. 15 Tahun 2013, bagian I (Bidang Industri), No. 220 disebutkan bahwa kegiatan Usaha Pengolahan Ikan Modern / Maju untuk Kapasitas lebih dari atau sama dengan 0,5 Ton/hari, merupakan suatu kegiatan yang wajib dilengkapi Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan / Kegiatan

Rencana pembangunan Cold Storage terletak di Dengkok RT 001 RW 009, Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Terletak + 250 m di sebelah timur SMA Negri 1 Paciran Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Tepatnya berada diantara 4 titik koordinat sebagai berikut : (Gambar 1)

A. 7°5'47.91" LS

Kondisi Rona Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

Rona lingkungan merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat proyek yang akan dibangun di daerah sekitarnya. Kegunaan rona lingkungan :

o Pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek

o Keadaan lingkungan di masa yang akan datang dengan proyek

Lokasi rencana kegiatan berada di Kecamatan Paciran, yang mempunyai kondisi geografis berupa perbukitan dan panorama laut yang hampir membentang sepanjang kecamatan. Secara prosentase dijelaskan di Website Kabupaten Lamongan, bahwa kecamatan Paciran terdiri dari Dataran seluas 66%, Lereng seluas 19% dan Perbukitan seluas 15%. Dengan mata pencahariaan penduduk di wilayah Kecamatan Paciran adalah sebagian besar Nelayan.

Kondisi rona sekitar lokasi kegiatan berupa : (Gambar 2)  Batas Utara : Lahan Warga (Sawah)

 Batas Timur : Kantor Urusan Agama (KUA) dan Lahan Warga (Sawah)  Batas Barat : Rumah Warga dan Lahan Warga (Sawah)

(2)
(3)
(4)

2.3 Skala / Besaran Rencana Usaha dan / atau Kegiatan

Rencana usaha dan atau kegiatan yaitu Cold Storage kapasitas penyimpanan Maksimal 120 Ton dan distribusi ± 2 Ton/hari. Cold Storage. Dalan hal ini, produk yang disimpan yaitu jenis Ikan Laut. Model usaha / rencana usaha hanya terbatas pada fasilitas ruang penyimpanan “Cold Storage”.

2.3.1 Spesifikasi Cold Storage

Detail perencanaan Cold Storage, sebagai berikut :

- Ukuran 8m x 12m x 3m

- Kapasitas penyimpanan maksimal 120 Ton - Temperature ruangan -20 oC s/d -30 oC

2.3.2 Penggunaan Lahan

Rencana pembangunan Cold Storage berada pada lahan seluas 51.000 m2 / 5,1 Ha.

Pembagian penggunaan lahan berdasarkan fungsi kegiatan didetailkan pada Tabel 2 dan Layout mengenai rencana kegiatan dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 2. Penggunaan Lahan

Fungsi Lahan Ukuran

Total Luas Area Tertutup 23.604,4

Area Terbuka

Area Parkir - 1.874,6

RTH - 6.472

Total luas Area Terbuka 27.395,6 Total Luas lahan (Area tertutup + Area

Terbuka) 51.000

Sumber: PT. BAHARI SINAR BARU, 2017

Tabel 3. Analisa Ketentuan Pembangunan Rencana Pembangunan

KDB

KDB =

KDB = (23.604,4 m2 / 51.000 m2) x 100%

KDB = 46,3% Ruang

Terbuka R. Terbuka =

R. Terbuka = (27.395,6 m2 /51.000 m2) x 100%

R. Terbuka = 53,7% RTH RTH =

RTH = (6.472 m2 / 51.000 m2) x 100%

RTH = 12,7%

(5)
(6)

2.3.4 Penggunaan Sumber Daya

Dalam melaksanakan kegiatannya, PT. BAHARI SINAR BARU memanfaatkan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya energi dan sumber daya air bersih yang dijelaskan sebagai berikut :

a) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia pada kegiatan ini dibedakan menjadi 2 tahap, yakni tahap konstruksi dan tahap operasioal dengan rincian jenis pekerjaan dan jumlah pekerja pada Tabel 4. Perekrutan tenaga kerja mengutamakan warga sekitar lokasi kegiatan.

Tabel 4. Jenis Pekerjaan dan Jumlah Pekerja Jenis Pekerjaan Jumlah Pekerja

Laki - Laki Perempuan Konstruksi

Pengawas Pekerjaan 1 orang

-Pekerja Sipil 8 orang -Pekerja Mechanical

Electrical 4 orang

-Total Pekerja Tahap

Konstruksi 13 orang

-Operasional

Petugas Keamanan 2 orang -Bagian Administrasi - 3 orang Bagian Cold Storage 6 orang

-Total Pekerja Tahap

Operasional 8 orang 3 orang

Sumber : PT. BAHARI SINAR BARU, 2017

b) Sumber Daya Energi

Kebutuhan tenaga listrik harus disesuaikan dengan keadaan kegiatan itu sendiri, yang paling penting adalah kontinuitas dan keandalan yang tinggi dalam pelayanannya. Mengingat bahwa tenaga listrik sangat penting, maka sumber tenaga listrik ini harus dijaga dari adanya berbagai macam gangguan. Tenaga listrik yang digunakan :

 Tahap Konstruksi

Kebutuhan energi pada tahap konstruksi (untuk peralatan proyek) dipenuhi dengan Genset Silent Type kapasitas 50 kVa.

 Tahap Operasional

Kebutuhan energi direncanakan :

- Dipenuhi secara tetap oleh PLN dengan kapasitas : 41.000 Watt Tidak disediakan Genset.

c) Sumber Daya Air Bersih

(7)

Pada tahap operasional, sumber air bersih juga direncanakan diperoleh dari perusahaan supplier air bersih untuk keperluan domestik.

Analisa perkiraan kebutuhan air bersih didasarkan pada beberapa asumsi : (1) SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing

(2) Handayani, Dwi (2010) tentang Kajian Pustaka Potensi Pemanfaatan Grey Water

Sebagai Air Siram WC dan Air Siram Tanaman di Rumah Tangga. - Luas lahan terbuka / RTH (penyiraman) = 6.472 m2

Rincian kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi dan operasional kegiatan Cold Storage dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisa Kebutuhan Air Tahapan Kebutuhan Konstruksi 100 L/hari - 0,1 m3/hari

Total Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi 0,75 m3/hari

Operasional Domestik

MCK Karyawan 50

L/orang/hari (1) 50 L/orang/harix 11 orang 0,55 m3/hari

Penyiraman Lahan (RTH) lahan/hari 10 L/20 m(2)2

10L/20m2 x

6472 m2 3,236 m3/hari

Total Kebutuhan Air Bersih Tahap Operasional m3/hari

Sumber : Analisis Konsultan, 2017

2.3.5 Rencana Pengelolaan Limbah Cair

Pada umumnya, kuantitas air limbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan adalah 60-80% dari total kebutuhan air bersih pada kegiatan tersebut (Duncan, 2003), sehingga perkiraan mengenai kuantitas air limbah yang dihasilkan kegiatan Cold Storage ini adalah sebagai berikut (Tabel 6) : (Neraca air pada Gambar 4 dan 6).

Tabel 6. Analisa Air Limbah Tahapan

0,1 m3 Habis terpakai

Operasional Domestik

MCK Karyawan 0,55 m3 80% x 0,55 m3/hari =

0,44 m3/hari

Penyiraman

Lahan (RTH) 3,236 m3 Habis terpakai

Sumber : Analisis Konsultan, 2017

Air limbah domestik (MCK Karyawan) terdiri atas :

1.Black Water, yaitu Tinja (faeces) yang mengandung mikroba pathogen.

2.Grey Water, yaitu Air seni (urine) yang pada umumnya mengandung Nitrogen dan

(8)

Prosentase air limbah untuk Black Water adalah 20% & Grey Water adalah 80% (Tilley et al, 2008).

Rencana pengolahan air limbah pada kegitatan Cold Storage baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasional dijelaskan menggunakan diagram alir seperti pada Gambar 4 dan Gambar 6.

Gambar 4. Neraca Air Bersih dan Air Limbah Tahap Konstruksi

Gambar 6. Neraca Air Bersih dan Air Limbah Tahap Operasional

Septic Tank adalah salah satu cara pengolahan air limbah domestik yang menggunakan proses pengolahan secara anaerobik. Proses ini dapat memisahkan padatan dan cairan di dalam air limbah. Padatan dan cairan harus diolah lebih lanjut karena banyak mengandung bibit penyakit atau bakteri patogen yang berasal dari kotoran (feces) manusia. Jika tidak diolah, maka dikhawatirkan air limbah dapat menularkan penyakit kepada manusia terutama melalui air tanah.

Septic Tank terdiri dari 2 bagian, yaitu bak tampung dan resapan air. Bak tampung harus dibuat agar kedap air yang gunanya untuk menampung limbah kasar dari toilet/wc. Limbah kasar tersebut akan terkumpul dan bercampur air siraman yang kemudian akan dimakan bakteri pembusuk. Ketika wc disiram air, limpahan air permukaan bak tampung akan mengalir melalui saluran pipa PVC ke ruang resapan yang dibuat dengan lapisan batu, krikil dan ijuk. Air dari bak tampung akan terfilter oleh lapisan tersebut dan akan meresap ke dalam tanah tanpa membawa limbah kasar.

(9)

Gambar 7. Ilustrasi Septic Tank

2.3.6 Rencana Pengelolaan Limbah Padat / Sampah

Berdasarkan SNI 19-2454 tahun 2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Pada setiap tahap baik konstruksi maupun operasional, hakekatnya selalu dihasilkan sampah yang bersifat domestik dan non-domestik.

Limbah padat / sampah domestik adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, sedangkan non-domestik merupakan sampah dari suatu proses / kegiatan yang dilakukan. Besaran timbulan sampah domestik yang dihasilkan, diperkirakan berdasar SNI Nomor 3242 Tahun 2008 adalah 2 L/orang/hari.

Gambar 9. Bagan Alir Pengolahan Limbah Padat Tahap Konstruksi

Gambar 10. Bagan Alir Pengolahan Limbah Padat Tahap Operasional Tabel 7. Analisa Limbah Padat

Tahapan

Kegiatan Limbah yang dihasilkan Analisa

Konstruksi

Sampah organik & anorganik dari aktivitas pekerja konstruksi

13 orang x 2 L/hari = 26 L/hari Material sisa konstruksi ± 4m3/hari

Operasional Sampah organik & anorganik dari aktivitas karyawan

11 orang x 2 L/hari = 22 L/hari Sampah taman (organik – ± 10 L/hari

(10)

ranting, daun, dll)

Sumber : Analisis Konsultan, 2017

2.3.7 Analisa Area Parkir

Dengan berdasar Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, ditentukan satuan ruang parkir (SRP) kendaraan sebagai berikut :

- 1 SRP kendaraan R2 : 1,5 m2

- 1 SRP kendaraan Truk : 42,5 m2

Area pakir yang direncanakan untuk kendaraan R2 adalah seluas 325 m2, dengan pola parkir yang direncanakan adalah pola parkir pulau dengan membentuk sudut 90˚ (untuk kendaraan R2, dari segi efektifitas ruang posisi sudut 90˚ adalah yang paling menguntungkan) (Gambar 11 ) dan berdasarkan analisa diperkirakan dapat menampung :

- ± 216 kendaraan R2 (325 m2 : 1,5 m2)

Gambar 11. Pola Parkir Pulau Membentuk Sudut 90˚

Selain itu, untuk kendaraan pengangkut (tronton, pick-up, colt diesel) telah disediakan ruang khusus seluas 1.549,6 m2 yang berdasarkan analisa terhadap SRP truk diperkirakan dapat menampung + 36 Truk pada saat yang bersamaan.

2.3.8 Rencana Sistem Proteksi Terhadap Potensi Kebakaran

Salah satu bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja adalah terjadinya kebakaran. Menurut Tarwaka (2012), bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, kapan saja dan dimana saja, karena terdapat banyak peluang yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Dengan terbitnya Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik yang membuktikan bahwa masalah kebakaran adalah masalah yang serius untuk ditanggulangi, terutama untuk pengamanan tenaga kerja, gedung dan lingkungan sekitar terhadap bahaya kebakaran.

(11)

- Spontanious (bahan yang dapat terbakar sendiri). - Merokok tidak pada tempatnya.

- Gesekan atau benturan.

- Housekeeping yang tidak baik.

Upaya pengelolaan bahaya kebakaran, antara lain :

- Pemasangan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan kelas kebakaran.

- Memberi pengetahuan kepada karyawan tentang bahaya kebakaran melalui training.

- Penyediaan sirene, pintu darurat, titik kumpul - Membuat prosedur kebakaran dan penanganan

2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan / atau Kegiatan 2.4.1 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang

Lokasi rencana kegiatan pembangunan Industri Bata Ringan PT. SUPERIOR PRIMA SUKSES di Jl. Raya Babat - Lamongan, Desa Warukulon, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan ini berdasarkan Perda Kabupaten Lamongan No. 15 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lamongan Tahun 2011 – 2031, masuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP) III - Babat (Gambar 13)

Rencana kegiatan pembangunan dikatakan sesuai dengan peruntukan lahan karena telah memiliki Izin Pemanfaatan Ruang Nomor : 650/367/413.111/2017 dari Bupati Lamongan pertimbangan sebagai berikut :

- Bahwa Pemerintah Kabupaten Lamongan menyambut baik terhadap semua rencana investasi yang bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Lamongan. - Rencana pembangunan Industri Bata Rigan di Jl. Raya Babat - Lamongan, Desa

Warukulon, Kecamatan Pucuk (pada posisi sebelah utara Jalan Arteri Primer) yang memanfaatkan lahan dengan luas + 51.000 m2 (5,1 Ha). Berdasarkan arahan dokumen Rencana Detai Tata ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Pucuk tahun 2011 – 2031 lahan tersebut masuk dalam ruang Blok I dengan fungsi kawasan perumahan, pendidikan, perdagangan dan jasa komersial, industri dan pergudangan.

- Rencana pembangunan industri ini akan membuka kesempatan kerja sekaligus peluang penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Pucuk dan sekitarnya yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan perekonomian di wilayah tersebut dan peningkatan penerimaan daerah.

(12)

2.4.2 Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip

Rencana pembangunan Industri Bata Ringan PT. SUPERIOR PRIMA SUKSES secara prinsip dapat dilaksanakan dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Telah mendapatkan Surat Bupati Lamongan Nomor : 650/367/413.111/2017 tentang Persetujuan Pemanfaatan Ruang Pembangunan Industri Bata Ringan di Desa Warukulon, Kecamatan Pucuk oleh PT. SUPERIOR PRIMA SUKSES tanggal 10 Februari 2017.

- Mendapatkan Surat Bupati Lamongan Nomor : 188/368/Kep/413.111/2017 tentang Pemberian Izin Lokasi Untuk Keperluan Pembangunan Industri Bata Ringan Oleh PT. SUPERIOR PRIMA SUKSES di Desa Warukulon, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur tanggal 10 Februari 2017.

- Mendapatkan Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor : 48/35/IP-PL/PMDN/2016 dari UPT Pelayanan Perizinan Terpadu Badan Penanaman Modal Pemerintah Provinsi Jawa Timur tanggal 7 Desember 2016

2.4.3 Komponen Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak

Komponen rencana kegiatan yang menimbulkan dampak diperkirakan bersumber dari 3 tahapan kegiatan, yakni tahap prakonstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasional.

I. Tahap Pra Konstruksi a. Perizinan Kegiatan

Merupakan kegiatan pengurusan perizinan sebelum melakukan kegiatan konstruksi. Perizinan yang harus dilengkapi sebelum konstruksi antara lain Izin Lingkungan (UKL-UPL), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Izin Operasional (Izin Gangguan / HO) supaya kegiatan menjadi legal dan memiliki kekuatan hukum yang sah. Pada kegiatan ini diperkirakan menimbulkan dampak munculnya persepsi masyarakat.

II. Tahap Konstruksi

Struktur bangunan Industri Bata Ringan ini menggunakan Rangka Baja. Kegiatan konstruksi meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

a. Pemenuhan tenaga kerja

Tenaga kerja yang akan digunakan selama tahap konstruksi adalah tenaga ahli dan pekerja konstruksi (pekerja kasar) dengan keahlian tertentu. Jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan pada tahap konstruksi ini adalah sebanyak 13 orang.

Pada tahap kegiatan ini diperkirakan menimbulkan dampak peningkatan kesempatan kerja, khususnya bagi warga sekitar lokasi kegiatan. Selain itu, pada tahap ini juga diperkirakan timbul dampak keresahan masyarakat akibat keluar masuk kendaraan tenaga kerja dari dan menuju lokasi proyek.

b. Mobilisasi dan demobilisasi pengangkutan alat dan m aterial bangunan

(13)

Dalam tahap konstruksi erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan material bangunan. Salah satunya adalah proses mobilisasi material dimana kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan material yang digunakan dalam proses pembangunan. Material yang digunakan didatangkan langsung dari dalam Kabupaten Lamongan. Material yang digunakan meliputi pasir, batu bata, semen kerikil, baja profil, besi, aluminium dan sebagainya. Untuk melakukan mobilisasi peralatan dan material di atas, akan dipergunakan alat transportasi antara lain : pickup dan truck dengan perkiraan jumlah ritasi sebanyak 4 kali/hari selama kegiatan pemenuhan material bangunan berlangsung.

c. Pembangunan Operasional base camp tenaga kerja serta direksi keet

Sebelum kegiatan konstruksi berjalan, base camp pekerja dibangun bersamaan dengan direksi kit. Fasilitas ini dibangun sebagai gudang sementara di lokasi proyek dan nantinya akan dibongkar setelah kegiatan tahap konstruksi berakhir.

d. Penyiapan lahan dan Pengurugan lahan

Tahapan berikutnya adalah pembersihan dan penggurugan lahan. Proses pengurugan dilakukan untuk menutup dan pemerataan permukaan lahan sebelum dibangun pondasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemerataan lahan seluas 51.000 m2 dan pemadatan tanah kembali menggunakan stamper / compactor.

Rona awal kawasan proyek ini sebagian besar merupakan lahan kosong bekas sawah yang banyak ditumbuhi oleh Kelompok Rumput-rumputan (Cyperus sp.) dan sisa panen tanaman padi (Oryza sativa) yang tidak termasuk spesies tumbuhan yang dilindungi (Gambar 14).

Gambar 14. Rona Awal Lokasi Rencana Kegiatan

Perubahan penggunaan lahan menyebabkan adanya perubahan kondisi debit banjir, dimana pada area yang mengalami alih fungsi lahan, air hujan yang jatuh akan lebih berpotensi untuk menjadi aliran permukaan daripada terserap oleh permukaan tanah. Pada rencana pembangunan, terjadi alih fungsi lahan dari lahan kosong yang banyak ditumbuhi oleh rumput (area terbuka) menjadi area Industri Bata Ringan (tertutup bangunan), sehingga menimbulkan dampak peningkatan potensi banjir di wilayah tersebut. Oleh karena itu direncanakan pembuatan saluran drainase yang memadai sehingga dapat meminimalisir dampak banjir.

(14)

Pada pekerjaan konstruksi khusus unit cold storage, dilakukan oleh pihak eksternal dengan syarat dan spesifikasi pekerjaan sebagai berikut :

# Dinding

- Materai Isolasi menggunakan injected rigid polyurethane foam tebal 100 mm dengan density 40 - 45 kg/m3.

- Prefabicated Panel Cold Storage dapat dipasang dan dibongkar secara knock down, dengan sistem pengunci menggunakan cam-lock.

- Sistem sambungan antar panel berbentuk male & female groove supaya sambungan antar panel rata / rapi.

- Panel Cold Storage bagian atas (celling) utuh tidak sambungan.

- Material Prefabicated Panel (panel insulation) bagian luar dan dalam menggunakan material prepainted coated steel berwarna biru dengan lapisan cat / coating yang aman untuk makanan (food grade).

- Pada prepainted coated steel terdapat alur bending (corugated) sedalam kurang lebih 1 mm untuk menambah kekuatan prefabicated panel.

# Lantai

- Lantai Cold Storage menggunakan P.Seet

- Display suhu digital di dinding luar bagian atas pintu

- Pintu swing, lubang pintu 760 x 1.800 mm, dengan perlengkapan meliputi :

 Heavy duty Hinge & Handle dengan sistem safety door lock

 Plastic curtain over lapping 20%.

Sedangkan konstruksi sipil, yaitu meliputi pembangunan :

- Kantor

f. Pembongkaran base camp tenaga kerja dan direksi keet

Base camp dan direksi keet dibongkar setelah kegiatan konstruksi selesai dilaksanakan

mengingat tidak diperlukannya lagi ruangan penyimpanan ataupun fasilitas istirahat bagi pekerja.

III. Tahap Operasional

Bangunan Cold Storage adalah sebuah bangunan yang difungsikan untuk menyimpan bahan mentah, dalam hal ini adalah ikan laut, agar tidak mengalami proses pembusukan sampai pada waktunya akan dikirim ke konsumen.

(15)

Gambar . Ilustrasi Cold Storage

Volume Cold Storage (keseluruhan dengan ukuran seperti di Gambar) adalah 288m3. Sedangkan volume bagian Cold Storage untuk konstruksi dan peralatan (tidak untuk menampung dos) masing-masing adalah sebagai berikut :

- Ante room, bagian yang masuk ke ruang cold storage, memiliki ukuran panjang,

lebar dan tinggi secara berurut 1, 2, dan 3m, maka volumenya adalah 6m3.

- Fan evaporator, memiliki 2 kipas yang digabung dalam 1 unit pada ruang berukuran P = 3m, L = 1,3m dan t = 1m dengan volume sebesar 3,9m3.

- Ruang kosong pada sisi atas dan bawah cold storage. Ruang ini berfungsi untuk memperlancar pergerakan udara dingin dalam ruangan. Jarak dari bagian atap ke permukaan dos yang paling atas 0,1m. Begitupun dengan jarak dari lantai ke permukaan dos yang paling bawah 0,1m dan keempat sisi samping dinding 0,1m. Total volume ruang kosong ini adalah 31,2 m3.

Volume cold storage yang dapat digunakan untuk penyimpanan produk adalah selisih dari volume cold storage keseluruhan dengan bagian cold storage untuk konstruksi dan peralatan, yakni 288m3 – 6m3 – 3,9m3 – 31,2m3 = 246,9 m3.

Untuk dos yang digunakan dengan ukuran P = 0,5m , L = 0,35m dan t = 0,1 m. Dengan volume 0,02 m3, maka jumlah dos yang dapat disimpan adalah 246,9 m3 /0,02 m3 = 12.344 dos. Jika setiap dos memiliki berat 10 kg, maka kapasitas cold storage, yaitu jumlah dos dalam cold storage kali berat tiap dos adalah 12.344 x 10 kg = 123.440 kg = 123,44 ton / ± 120 Ton.

Dalan hal ini, produk yang disimpan yaitu jenis Ikan Laut :

- Ikan Cakalang

- Ikan Salem

- Ikan Layang

- Ikan Deho

Model usaha / rencana usaha hanya terbatas pada fasilitas ruang penyimpanan “Cold Storage”

Gambar . Ilustrasi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan

Aktivitas Penerimaan Ikan

(16)

Gambar

Tabel 3. Analisa Ketentuan Pembangunan Rencana Pembangunan
Tabel 4. Jenis Pekerjaan dan Jumlah Pekerja
Tabel 5. Analisa Kebutuhan Air
Gambar 4. Neraca Air Bersih dan Air Limbah Tahap Konstruksi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Di alam telah tersedia berbagai bahan kebutuhan manusia yang disebut sumber daya alam.Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber

Pada umumnya penyebab keterlambatan pada pelaksanaan proyek konstruksi disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan kontraktor, sumber daya manusia atau pekerja yang kurang

Menurut Bohlander dan Snell (2010) manajemen sumber daya manusia yakni suatu ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam perusahaan, membuat pekerjaan,

Pada halaman tambah data rincian pekerjaan pengawas dapat mengisi proyek , uraian pekerjaan,bobot tiap bagian jenis pekerjaan, tahap penyelesaian tiap bagian

Ada tiga pengertian Sumber Daya Manusia yaitu: Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja

Untuk melaksanakan Rencana Program dan Kegiatan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Temanggung tahun 2019 - 2024 yang terdiri dari

Tingkat daya saing suatu komoditas dapat dibandingkan oleh beberapa faktor yakni yang pertama kondisi sumber daya manusia dan sumber daya alam di negara tersebut. Indonesia

a) Pengadaan Tenaga Kerja atau Pengadaan Sumber Daya Manusia/Recruitment : memperoleh jenis dan jumlah tenaga atau sumber daya manusia yang tepat, sesuai