BAB I BAB I
ANATOMI
ANATOMI COSTACOSTA
Costa
Costa terdiri atas 12 pasang. Dibagian posterior bersendi denganterdiri atas 12 pasang. Dibagian posterior bersendi dengan columnacolumna vertebra thoracal (costovertebralis)
vertebra thoracal (costovertebralis), dibagian depan bersendi dengan, dibagian depan bersendi dengan sternumsternum (( sternocostalis)
sternocostalis).. CostaCosta 1-7 dibagian depan ( 1-7 dibagian depan (costosternaliscostosternalis) berikatan langsung) berikatan langsung dengan
dengan os sternumos sternum yang dikenal dengan yang dikenal dengan costacosta sejati ( sejati (costa veracosta vera).). CostaCosta 8-10 8-10 melekat dengan
melekat dengan costacosta yang ada diatasnya yang dikenal dengan ( yang ada diatasnya yang dikenal dengan ( costa spuriacosta spuria).). Costa
Costa 11-12 tidak melekat pada costa yang ada diatasnya yang dikenal dengan 11-12 tidak melekat pada costa yang ada diatasnya yang dikenal dengan costa
costa melayang ( melayang (costa fluktuantescosta fluktuantes))
A.
A. Intercostal MuscleIntercostal Muscle Intercostal muscles
Intercostal muscles, terdiri dari:, terdiri dari: 1.
1. External intercostal muscle (intercostales externi)External intercostal muscle (intercostales externi) 2.
2. Internal intercostal muscle (intercostales interni)Internal intercostal muscle (intercostales interni) 3.
3. Innermost intercostal muscleInnermost intercostal muscle
Gambar 1.2 Anterior Rib Cage Intercostal Muscle Gambar 1.2 Anterior Rib Cage Intercostal Muscle B.
B. Innervasi:Innervasi: Di innervasi oleh nervus intercostalisDi innervasi oleh nervus intercostalis:: Ramus Cutaneus Lateralis,Ramus Cutaneus Lateralis, Ramus Anterior, Ramus Posterior)
Ramus Anterior, Ramus Posterior) berasal dari rami anterior dari nervusberasal dari rami anterior dari nervus spinalis thoracal dari T1-T11
BAB II
FISIOLOGI COSTA
Costa berfungsi dalam sistem pernapasan, untuk melindungi organ paru-paru serta membantu menggerakkan otot diafragma didalam proses inhalasi saat bernapas. Setelah tulang iga terdapat lapisan otot Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior.
Setelah lapisan otot. Rongga dada berisi organ vital paru dan jantung, pernafasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan yaitu muskulus interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara akan terhisap melalui trakea dan bronkus.
Paru-paru dilapisi oleh Pleura. Lapisan ini adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah dan limfatik. Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran udara dan kapiler. Pleura visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama
–
sama dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding dalam thorax dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru–
paru normal, hanya ruang potensial yang ada.Rongga toraks dibentuk oleh suatu kerangka dada berbentuk cungkup yang tersusun dari tulang otot yang kokoh dan kuat, namun dengan konstruksi yang lentur dan dengan dasar suatu lembar jaringan ikat yang sangat kuat yang disebut Diaphragma. Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenam kartilago kosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagian muskuler melengkung membentuk tendo sentral. Nervus frenikus mempersarafi motorik dari interkostal bawah mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putting susu, turut berperan dalam ventilasi paru
–
paru selamaBAB III
PATOLOGI INTERCOSTAL NEURITIS
A. Definisi Intercostal Neuritis
Intercostal Neuritis adalah peradangan saraf antara tulang iga sehingga menyebabkan nyeri menjalar sepanjang tulang rusuk ke depan dada. Intercostal neuritis adalah suatu kondisi yang langka yang menyebabkan rasa sakit sepanjang saraf intercostal. Saraf intercostal terletak diantara costa. Saraf intercostal ini dapat rusak atau meradang karena berbagai penyakit, atau trauma. Intercostal neuritis menghasilkan rasa sakit yang spasmodic dan sering digambarkan seperti rasa sakit yang menusuk dan rasa sakit ini akan bertambah saat batuk atau tertawa.
B. Patofisiologi Intercostal Neuritis
Intercostal neuralgia dapat disebabkan oleh suatu luka, kerusakan saraf atau sebagai akibat dari penyakit degeneratif . Kondisi yang terkait dengan IN termasuk trauma bedah, tumor dada, dan herpes zoster.
Rasa sakit intercostal neuralgia dapat konstan atau intermiten. Ini dapat digambarkan sebagai menusuk, merobek, tajam, menggerogoti. Penderita mungkin mengalami rasa sakit sementara bernapas, batuk, dan tertawa. Intercostal neuralgia juga dapat merasakan kesemutan, mati rasa atau gatal. Rasa sakit ini dapat dirasakan sakit membungkus seperti sebuah band di sekitar dada bagian atas.
Penderita mungkin juga merasa sakit di bawah lengan atau sekitar hingga ke belakang bahu. Bahkan jika rasa sakit intermiten, itu dapat membuat sentuhan kain, tekanan pada kulit dan kegiatan sehari-hari yang normal seperti duduk atau berbaring sulit dan menyakitkan.
Neuron menanggapi trauma ditentukan oleh tingkat keparahan cedera, diklasifikasikan oleh Seddon's Clasification. Dalam klasifikasi Seddon's, cedera saraf digambarkan sebagai neurapraxia, axonotmesis, atau neurotmesis. Sementara berlangsung hanya beberapa menit, kejadian ini telah dikaitkan dengan timbulnya nyeri neuropatik.
Ketika ingin menilai neuralgia pemeriksaan eksperimental dan klinis diperlukan untuk menemukan mekanisme yang mendasari, sejarah rasa sakit, deskripsi sakit. Karena rasa sakit subyektif kepada pasien, sangat penting untuk menggunakan skala penilaian sakit. Kualifikasi tingkat keparahan rasa sakit penting dalam diagnosis dan dalam mengevaluasi efektivitas pengobatan. Pemeriksaan klinis biasanya melibatkan pengujian tanggapan terhadap rangsangan seperti sentuhan, suhu, dan getaran. Neuralgia dapat digolongkan lebih lanjut oleh jenis rangsangan yang memunculkan respons: mekanis, panas atau kimia. Respon untuk sesi pengobatan adalah alat akhir yang digunakan untuk menentukan mekanisme rasa sakit.
C. Penyebab Intercostal Neuritis
Neuritis interkostalis adalah peradangan saraf antara tulang iga sehingga menyebabkan nyeri menjalar sepanjang tulang rusuk ke depan dada. Penyebab intercostal neuritis antara lain:
1. Lesi saraf akibat trauma (fraktur rib,luka tikam) 2. Surgery (thoracotomy,mastectomy)
3. Infeksi neuropatik (herpes zoster) 4. Infeksi Tulang Rusuk
5. Degenerasi Saraf
6. Tumor di dada dan perut D. Gejala Intercostal Neuritis
Gejala yang dapat timbul adalh sebagai berikut: 1. Nyeri Abdomen
2. Demam 3. Itchiness 4. Numbness
5. Pain in your arm, shoulder or back
6. Restricted mobility of your shoulders or back 7. Tingling
BAB IV
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI INTERCOSTAL NEURITIS
Anamnesis
Nama : Mr. AA
Umur: 27 thn
Pekerjaan: Engineering
Jenis kelamin: laki-laki
Alamat: Jl. Bersama
Hobi: Futsal dan jalan-jalan.
Agama: Islam
BODY SCHAME
Chief of Complain
Nyeri hebat dada sebelah kiri sulit bernafas
Assymetric :
1. Inspeksi statis:
a. Pasien tampak cemas
b. Badan cenderung bungkuk kedepan
2. Palpasi :
Suhu : Hangat
Tenderness: ada nyeri
Tonus otot : ada tonus
3. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar (PFGD) Trunk
Gerakan Aktif Pasif TIMT
Fleksi Dapat digerakan, tidak full ROM
Dapat digerakan, full ROM
Mampu
Ekstensi Dapat digerakan, Tidak full ROM
Dapat digerakan, Full ROM
Mampu
Rotasi Dapat digerakan, Tidak full ROM
Dapat digerakan, full ROM Mampu Lateral Fleksi Dapat digerakan, Tidak full ROM
Dapat digerakan, Full ROM
Mampu
Restrictive
ROM : terbatas (Regio Trunk)
ADL : dressing dan selfcare terbatas Pekerjaan : terbatas sebagai engineering Rekreasi : hobi olahraga terbatas
Tissue Impairtment :
Muskulotendinogen : Weakness M. intercostalis
Neurogen : Gg. Nerv. intercostal 8-10 Ostheoarthrogen :
-Psikogen : Cemas
1. HRS-A Hasil : 17
Interpretasi : Kecemasan Sedang 2. VAS
Hasil : 8
Interpretasi : Nyeri Berat
3. Tes Sensorik ( Tajam Tumpul, Diskriminasi 2 Titik, Kasar Halus) Hasil : Pasien sudah dapat membedakan rangsangan dengan baik Interpretasi : Tidak terdapat gangguan sensorik
4. Lingkar Thorax a. Upper chest
Hasil : selisih 1 cm (96 97cm) IP : normal (normal = selisih 1-3cm) b. Middle chest
Hasil :selisih 2 cm (93 95 cm)
IP : tidak normal (normal = selisih 3-5 cm) c. Lower chest
Hasil : selisih 4 cm (8690 cm)
IP : tidak normal normal (selisih 5-7 cm) 5. Palpasi Torax
Pump handle movement : normal
Bucket handle movement : (-) chest sinistra Piston action : (-) chest sinistra
BODY IMAGE
History Taking
Pasien awalnya merasa suhu tubuhnya meninggi, dan besoknya muncul bintik-bintik gelembung di kulit. Pasien kemudian memeriksakan dirinya ke dokter dan diberi obat. Gelembung yang muncul dikulit perlahan hilang akan tetapi rasa nyeri hebat masih terasa seminggu yang lalu di sepanjang bekas luka, sehingga ketika pasien menarik napas terasa sakit. Kecemasan tergambar jelas diwajah pasien.
Pada akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke fisioterapis atas saran dari keluarganya dan setelah menjalani fisioterapi pasien merasa mengalami kemajuan, rasa sakit dan gangguan gerak yang dirasakan mulai berkurang.
BODY LANGUANGE
1. Inspeksi Dinamis
ketika pasien berjalan, posisi badannya sedikit membungkuk.
2. Tes Orientasi
a. Menarik napas dalam dan hembuskan
Hasil : Pasien dapat melakukan tapi ada keluhan nyeri IP : tidak normal
b. Mengangkat tangan ke atas
Hasil : Pasien dapat melakukannya tapi ada keluhan nyeri IP : tidak normal
c. Mengambil barang kearah samping
Hasil : Pasien dapat melakukannya tapi ada keluhan nyeri IP : tidak normal
d. Menunduk (dalam posisi duduk)
Hasil : Pasien dapat melakukannya dengan baik tanpa keluhan. IP : normal
3. Tes ADL dengan Indeks ADL Modifikasi
NO JENIS AKTIVITAS FUNGSIONAL
KRITERIA
1 BERPAKAIAN 0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 KEMAMPUAN
MENGGUNAKAN TOILET
0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 = melakukan tanpa bantuan*
3 BANGUN DARI TEMPAT TIDUR
0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 = melakukan tanpa bantuan*
4 TRANSFER DARI KURSI KE TEMPAT TIDUR
0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 = melakukan tanpa bantuan *
5 BERJALAN DI DALAM RUANGAN
0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 = melakukan tanpa bantuan*
6 BERJALAN DI LUAR RUANGAN
0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 = melakukan tanpa bantuan*
7 NAIK TANGGA 0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
2 = melakukan tanpa bantuan*
8 TURUN TANGGA 0 = tidak dapat melakukan
1 = melakukan dengan bantuan
TOTAL 8 (Ketergantungan sedang)
ATENSI
Pasien telah melakukan pengobatan sesuai dengan informasi yang telah ia dapatkan dari sekitarnya mulai dari keluarganya rumah sakit hingga ke fisioterapi. Namun pasien sulit di ajak kerjasama dalam melakukan intervensi terkait penyakitnya karena kurangnya perhatian pasien terhadap penyakitnya.
PERUBAHAN PRESEPSI
Awalnya pasien ini tidak mau melakukan pengobatan fisioterapi karena ia menganggap bahwa penyakitnya akan sembuh sendiri, akan tetapi pasien mendapat saran dan dorongan dari keluarganya, dan akhirnya memutuskan untuk ke fisioterapis karena nyeri yang mulai menganggu aktifitasnya.
Namun setelah di fisioterapi, pasien akhirnya menyadari bahwa dengan fisioterapi ia mengalami perubahan yang signifikan.
DIAGNOSIS
Gangguan aktifitas fungsional dan rekreasi akibat Intercostal Neuritis 1 minggu yang lalu
PROBLEM FT
1. Problem Primer
Nyeri pada M. Intercostalis
2. Problem Sekunder
Spasme
Gangguan pernafasan
3. Problem Kompleks
Gangguan ADL dressing dan selfcare
Tujuan FT
1. Tujuan Umum :
Untuk mengembalikan kemampuan fungsional gerak trunk
2. Tujuan Khusus :
Mengurangi cemas pasien
Menurunkan nyeri pada M. Intercostalis
Meningkatkan ROM Trunk
Mencegah gangguan Postur
BAB V
INTERVENSI FISIOTERAPI
NO PROBLEM MODALITAS DOSIS
1 Body Scheme : a. Nyeri b. spasme c. Gangguan Gerak dan fungsi pernafasan (expansi thorax) TENS/Interferensi Massage Connective manipulation tissue Breating Exc F : Setiap terapi I : 30 mA
T : local (co pad)
T : 10-15 menit F : Setiap hari I : Gentle T : friction (transfersal) T : 5 menit F : Setiap hari I : 8 hit 3x repetisi T : T : 5 menit F : Setiap hari I : 8 hit 3x repetisi T : Deep breathing T : 5 menit
d. Meningkatkan ROM e. Mencegah Gangguan Postur Stretching Exc.
(Grup otot respirasi)
ROM Excercise Bugnet Excercise F : Setiap hari I :16 hit 3x repetisi T :Hold relax T : 3-5 menit F : Setiap hari I : 8 hit 3x repetisi T : AROMEX T : 3-5 menit F : Setiap hari I : 8 hit 3x repetisi T : Kontraksi Isometrik T : 5 menit 2 Body Image Kecemasan Komunikasi Terapeutik F : Setiap hari I : Ppasien Fokus
T :Wawancara, nasehat dan motivasi
T : 5-10 menit
3 Body Languange
a. Gangguan ADL PNF F: 1x/hari
I: Pasien Fokus
T: PNF Dressing, Self Care (pasien di ajak pergi
b. Gangguan Pekerjaan
c. Gangguan rekreasi
Kegiatan perbengkelan
Walking and playing
berenang di permandian air hangat atau kolam renang) T: 30 menit (depend on patient)
F : 1x seminggu I : pasien fokus
T : pasien diajak berkeliling ke toko alat bengkel dan memodifikasi mesin yang rusak.
T : 30 menit (depend on patient)
F: 1x/minggu I: Pasien Fokus
T: Pasien diajak mengikuti pameran otomotif dan juga diajak bermain futsal
T: 30 menit (depend on patient) 4 Atensi (Kualitas perhatian penderita terhadap penyakit) - Acuh Komter F : 1x /hari I : pasien fokus T : wawancara, motivasi, nasehat T :5 menit 5 Perseption
Persepsi yg tidak logis, tidak benar, merugikan penderita (penderita merasa peyakitnya bisa sembuh sendiri) Komter u/ mengubah persepsi yg negatif F : 1 x I : Pasien fokus T : wawancara, motivasi, nasehat T : 5 menit
6 Penanaman Memori (pemb. Home program)
Pelupa: Desain latihan mlbtkn keluarga
F : 1 x
I : Pasien dan keluarga fokus
T : wawancara, motivasi, nasehat
BAB VI
EVALUASI
No Problem AFPR Alat ukur 5 x Terapi Keterangan
Pre Post 1 Body Scheme Nyeri Gg. Pernafasan (expansi thorax) Meningkatkan ROM Vas Meteran Goniometer 8 3 Signifikan turun Normal Meningkat 2 Body Image
Rasa cemas HRS-A 17 6 Kecemasan
menurun
3 Body languange
Gangguan ADL ADL modifikasi 8 3 Kemandirian meningkat 4 Attention Hamilton scale 17 13 Penurunan
tingkat kecemasan 5 Perseption change Hamilton scale 17 14 Penurunan
tingkat kecemasan
-Penanaman Memori
Pasien di ajarkan beberapa latihan dirumah untuk dilakukan ketika pasien sedang tidak menjalani fisioterapi. Latihan tersebut kembali ditanyakan kepada pasien apakah pasien masih ingat dan rutin melakukan latihan tersebut di rumah. Hasilnya, ada beberapa latihan yang tidak mampu dipraktekkan oleh pasien.
a. Walking b. Bersepeda c. Berenang d. Yoga e. Dll