• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Asrama PPG Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Asrama PPG Tahun 2017"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN ASRAMA

Pendidikan Profesi Guru 2017

DIREKTORAT PEMBELAJARAN

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankan saya mengucapkan puji syukur ke hadlirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Panduan Asrama Pendidikan Profesi Guru 2017 dalam rangka memenuhi amanat Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 23 (ayat 1) yang menyebutkan bahwa Pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di lembaga pendidikan tenaga kependidikan untuk menjamin efisiensi dan mutu pendidikan.

Saat ini Pemerintah menunjuk beberapa LPTK untuk melaksanakan program rintisan penyiapan guru masa depan dengan rangkaian pengabdian selama satu tahun di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal melalui Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, terluar, dan Tertinggal (SM-3T) yang dilanjutkan dengan Program PPG berbeasiswa dan berasrama.

Dalam rangka penyelenggaraan Program PPG berbeasiswa dan berasrama tersebut, perlu disusun Panduan Asrama Pendidikan Profesi Guru 2017 yang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman atau rujukan bagi LPTK yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk menyiapkan guru masa depan yang unggul, baik secara akademik maupun karakter. Panduan Asrama ini disusun untuk melengkapi Panduan Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2017.

Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada tim penyusun dan kontributor yang berperan aktif dalam penyusunan panduan ini. Semoga panduan ini bermanfaat bagi para pengelola atau pimpinan LPTK, pengelola asrama dan para peserta PPG.

Jakarta, Pebruari 2017 Direktur Pembelajaran

(4)

ii

PENDAHULUAN

PENDIDIKAN BERASRAMA

DALAM PENYIAPAN GURU

PROFESIONAL

KURIKULUM PENDIDIKAN

BERASRAMA

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BERASRAMA

PENJAMINAN MUTU DAN

MONITORING

PENUTUP

1

5

9

DAFTAR ISI

17

26

29

(5)

1

BAB I

(6)

2

A. Rasional

endidikan dengan kelengkapan asrama atau pendidikan berasrama bukan sesuatu yang baru dalam konteks pendidikan di Indonesia. Telah lama lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia menerapkan konsep pendidikan berasrama dalam wujud ”Pondok Pesantren”, tidak terkecuali pondok pesantren modern sebagai perkembangan dari pondok pesantren tradisional tetap konsisten menjadikan asrama sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan pesantren. Pondok Pesantren dapat dikatakan menjadi cikal-bakal pendidikan berasrama di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, lembaga pendidikan formal persekolahan juga menerapkan sistem pendidikan berasrama, sebagai perintisnya adalah sekolah-sekolah Seminari dan sebagian Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Bahkan dalam perkembangan akhir-akhir ini cukup banyak bermunculan sekolah yang melengkapi fasilitasnya dengan asrama, dikenal dengan sekolah berasrama (boarding school), antara lain SMA Matauli di Sibolga Sumatera Utara, SMA Madania di Parung Bogor, SMA Dwiwarna di Parung Bogor, SMA Al-Azhar di Lippo Cikarang, SMA Insan Cendekia di Serpong, SMP dan SMA Al-Kautsar di Sukabumi, MTs dan MA Pondok Modern Gontor, SMA IIBS di Lippo Cikarang, dan SMA Taruna Nusantara di Magelang.

Banyak sekolah yang menerapkan sistem pendidikan berasrama (boarding school) didasarkan atas pertimbangan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih utuh, yang mencakup cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam berpikir tetapi juga berkepribadian mulia. Pemikiran tersebut muncul sebagai konsekuensi dari kenyataan bahwa pada umumnya sekolah non- asrama terkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan akademik sehingga banyak aspek lain dari kehidupan anak yang tidak tersentuh. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu yang ada dalam pengelolaan program pendidikan pada sekolah non-asrama. Sebaliknya, pendidikan berasrama dapat menerapkan program pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup keagamaan, pengembangan akademik, life skills (soft skills dan hard skills), wawasan kebangsaan dan membangun wawasan global.

Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka lingkungan, kehidupan, dan kepengasuhan asrama perlu ditata, dikelola dan dilengkapi dengan perangkat aturan yang dapat menghasikan guru profesional. Fasilitas asrama sebagai bagian integral dalam proses pendidikan Program PPG ini harus dimaknai sebagai lingkungan yang berfungsi sebagai wahana pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai moral keagamaan, dan penguatan akademik.

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanahkan agar pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan (LPTK). Mengacu pada undang-undang tersebut, asrama menjadi salah satu sarana yang efektif untuk membentuk kepribadian dan sikap sosial calon guru yang baik sehingga dapat dihasilkan guru yang berkualitas. Dengan demikian pendidikan berasrama bagi program PPG menjadi sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya pendidikan berasrama digunakan sebagai salah satu pertimbangan penyelenggaraan Program PPG. Pendidikan berasrama dimaksudkan untuk menghasilkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh termasuk di dalamnya unggul dalam karakter.

(7)

3

Karena itu, keberadaan asrama memiliki peran strategis, berfungsi tidak hanya sebagai lingkungan tempat tinggal dan lingkungan belajar tetapi juga merupakan lingkungan pergaulan sosial yang membantu membentuk kepribadian para penghuninya. Pola asrama diharapkan memberikan pengaruh positif bagi pengembangan karakter mahasiswa Program PPG dengan mananamkan nilai-nilai yang luhur di antaranya adalah kepekaan dan kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar.

Program PPG berasrama merupakan program pembinaan akademik dan multi budaya dengan empat pilar pengembangan, yaitu mental spiritual, wawasan akademik, minat dan bakat, dan sosial budaya. Dengan demikian diharapkan mampu menjawab kecemasan-kecemasan yang ditimbulkan oleh keberagaman latar belakang budaya, agama, status sosial ekonomi, asal daerah dan pengaruh negatif globalisasi. Dalam kehidupan berasrama peserta Program PPG diberi pembinaan untuk saling peduli, memiliki kemadirian, kedisiplinan, saling menolong dalam kebaikan dan tidak membeda-bedakan status sosial dan ekonomi dalam pergaulan sehari-hari di asrama.

B. Tujuan Pedoman

Pedoman pendidikan berasrama ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi peserta Program PPG yang menempati asrama selama menjalani program pendidikan profesi guru (PPG) mengenai berbagai hal yang harus dilakukan selama hidup di asrama dalam membentuk kepribadiannya sebagai calon guru yang memiliki karakter kuat dan unggul. Bagi para dosen/instruktur/pamong asrama, pedoman ini dapat dijadikan acuan dalam merencanakan, melakukan, dan menilai suatu kegiatan asrama baik yang bersifat rutin harian maupun dalam bentuk program pengembangan karakter. Bagi pengelola/pimpinan LPTK, pedoman ini juga diharapkan menjadi rambu-rambu dalam mengelola program, mengorganisasi sumber daya manusia, dan memberikan dukungan dalam pendidikan profesi guru yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di asrama.

C. Sasaran Pedoman

Pedoman pendidikan bersarama ini ditujukan kepada para peserta PPG, para pengelola asrama beserta instruktur/pamong asrama, dan para pengelola atau pimpinan LPTK.

D. Ruang Lingkup Pedoman

Pedoman kehidupan berasrama ini berisi:

1) Prinsip dasar pendidikan berasrama yang mencakup: pengertian pendidikan di asrama, dasar hukum pendidikan di asrama, tujuan pendidikan di asrama, prinsip dan nilai pendidikan di asrama;

(8)

4

2) Kurikulum pendidikan berasrama yang mencakup: visi dan misi pendidikan di asrama, struktur kurikulum pendidikan di asrama, program kegiatan, materi pendidikan di asrama, strategi dan pendekatan pendidikan di asrama (sistem among, pembudayaan, pembinaan, pembiasaan, keteladanan/karakter), penilaian pendidikan di asrama (aspek penilaian, teknik penilaian, dan instrumen, serta pemanfaatan/pelaporan hasil penilaian (raport asrama), dan proses pendampingan dan refleksi;

3) Struktur organisasi dan tata kelola pendidikan di asrama yang mencakup peran fungsi LPTK, struktur organisasi, tugas dan kewenangan pengelola (job description), tata kelola (pamong dan asisten pamong), sarana-prasarana (fasilitas), dan pembiayaan; 4) Hak, kewajiban, tata tertib, dan sanksi yang mencakup: hak dan kewajiban penghuni

asrama, tata tertib kehidupan di asrama, dan sanksi atas pelanggaran tata tertib; dan 5) Sistem penjaminan mutu pendidikan berasrama, yang mencakup: standar minimal

(9)

5

BAB II

PENDIDIKAN BERASRAMA DALAM

PENYIAPAN GURU PROFESIONAL

(10)

6

A. Pengertian Pendidikan Berasrama

Pendidikan berasrama merupakan program pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup pendidikan keagamaan, pengembangan akademik, life skills (soft skills- hard skills), memupuk wawasan kebangsaan, dan membangun wawasan global, yang digunakan sebagai bagian integral dalam sistem penyelenggaraan Program PPG untuk menghasilkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh, unggul dan berkarakter.

B. Dasar Hukum Pendidikan Berasrama

Dasar hukum penyelenggaraan pendidikan berasrama bagi peserta program PPG yaitu: 1) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2) UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3) UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4) PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5) PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

6) Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

7) Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

8) Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.

9) Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi 10) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

No.:007/B1/SK/2016 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelengara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan

C. Tujuan Pendidikan Berasrama

Tujuan pendidikan berasrama adalah untuk menumbuhkembangkan peserta program PPG:

1) Menjadi pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) Menjadi pribadi yang berprestasi, memiliki kecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani; 3) Menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter (jujur, cerdas, tangguh, bermoral luhur,

mandiri, dan disiplin).

4) Menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan baik, peka dan peduli pada sesama, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan yang majemuk;

5) Menjadi pribadi yang memiliki rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan dan wawasan global; dan

6) Memiliki sikap dan jiwa pendidik (guru) yang mau dan mampu berperan sebagai orang tua kedua di sekolah

(11)

7

D. Prinsip Pendidikan Berasrama

Untuk menyiapkan calon guru yang profesional, unggul dan berkarakter seperti yang diharapkan dalam tujuan pendidikan berasrama, maka perlu memperhatikan prinsip sebagai berikut.

1) Keteladanan

Secara psikologis manusia memerlukan keteladanan untuk mengembangkan sikap dan perilaku terpuji. Keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberikan contoh nyata bagi para peserta. Pengelola asrama harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi para penghuninya dalam kehidupan kesehariannya.

2) Latihan dan Pembiasaan

Upaya menyiapkan calon guru yang berkarakter, peserta di asrama perlu melakukan latihan untuk membiasakan bertindak taat terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini diterapkan dalam bentuk keteraturan hidup yang diatur dalam jadwal kegiatan harian yang dimulai dari bangun pagi sampai istirahat malam. Kegiatan harian meliputi ibadah/doa baik pribadi maupun bersama, makan bersama, belajar bersama, memelihara kenyamanan asrama dan aktivitas lain yang diprogramkan dalam keseluruhan proses selama peserta menjalani pendidikan profesi guru. Latihan dan pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi budaya yang terpatri dalam diri peserta.

3) Ibrah (Mengambil Hikmah/Lesson Learnt)

Pengertian ibrah atau Lesson Learnt adalah mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang dialami manusia untuk mengetahui intisari suatu kejadian yang disaksikan, diperhatikan, dipertimbangkan, diukur dan diputuskan secara rasional sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati untuk tunduk kepada-Nya. Prinsip ini dapat dilakukan melalui kisah-kisah, fenomena alam, atau peristiwa yang terjadi baik di masa lalu maupun sekarang melalui proses refleksi kritis dan mendalam.

4) Pendidikan melalui Nasihat

Nasihat adalah pemberian peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan cara tertentu yang dapat menyentuh hati untuk mengamalkannya. Nasihat ini mengandung tiga unsur: (a) uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh peserta, seperti sopan-santun, ibadah berjamaah, dan kerajinan dalam beramal baik; (b) motivasi dalam melakukan kebaikan; dan (c) peringatan tentang bahaya akibat melanggar larangan. Prinsip ini juga memberikan amanah kepada para peserta untuk memiliki sikap saling mengingatkan hal-hal kebaikan di antara sesama penghuni asrama.

5) Kedisiplinan

Prinsip ini dimaksudkan untuk menjadikan peserta memiliki sikap ketaatan terhadap aturan, pedoman, atau tata tertib yang telah ditentukan. Kedisiplinan akan mendorong peserta untuk bisa menghormati satu sama lain, menjamin kenyamanan para peserta, sehingga kehidupan di asrama berlangsung secara harmonis. Penerapan prinsip ini memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan. Ketegasan mengharuskan pengurus asrama memberikan sanksi bagi peserta yang melanggar. Kebijaksanaan berarti

(12)

8

bersifat edukatif. Peserta harus memahami dan menerima segala bentuk konsekuensi dari ketidakdisiplinan yang dilakukannya, dan menyadari untuk tidak mengulanginya. 6) Kemandirian

Kemandirian merupakan kesanggupan dan kemampuan peserta untuk belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, sehingga tidak menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan orang lain. Dengan prinsip kemandirian ini, peserta mampu memahami dan memiliki kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup.

7) Persaudaraan dan Persatuan

Kehidupan peserta di asrama senantiasa diliputi oleh suasana keakraban, persaudaraan, dan gotong royong karena segala suka dan duka dirasakan bersama. Suasana kehidupan asrama yang demikian, menjadikan peserta yang berasal dari latar belakang asal daerah, suku, bahasa, adat istiadat, budaya, dan agama yang berbeda akan terjalin keakraban, persaudaraan, dan persatuan di antara mereka. Prinsip ini sangat diperlukan terutama untuk mendukung pelaksanaan tugas setelah mereka lulus dan mengabdi menjadi guru di berbagai pelosok tanah air.

(13)

9

BAB III

KURIKULUM PENDIDIKAN

BERASRAMA

(14)

10

1. Visi dan Misi Pendidikan Berasrama

1) Visi

Menjadikan asrama bagian integral pendidikan profesi guru sebagai pusat pendampingan dan pembinaan calon guru profesional yang berkarakter kuat dan memiliki panggilan (jiwa/hati) untuk menjadi pendidik profesional sejati.

2) Misi

Menyelenggarakan pendidikan berasrama yang sistematis untuk membentuk calon guru profesional, unggul, bermartabat dan berkarakter, melalui kegiatan akademik dan non-akademik di asrama yang terprogram, terencana, dan terukur.

2. Struktur Kurikulum Pendidikan Berasrama

Untuk mewujudkan ketercapaian visi dan misi, maka program-program kegiatan di asrama perlu dirumuskan dalam sebuah kurikulum. Visi-misi dijabarkan dalam program kegiatan yang terstruktur, bertahap, dan berkelanjutan.

Kurikulum yang dikembangkan di asrama bersifat komplementer dengan kurikulum akademik program PPG di kampus. Fokus dinamika kehidupan asrama lebih pada pengembangan soft skills, seperti: kemampuan berkomunikasi, sikap moral, tanggungjawab, sikap sosial, kerjasama, kepemimpinan, dan sejumlah keterampilan yang mendukung profesi. Namun, keduanya mesti mengarah pada tujuan yang sama, yaitu terbentuknya mentalitas guru yang profesional, unggul, dan bermartabat.

Kurikulum asrama dapat dipahami sebagai segala bentuk aktivitas baik yang bersifat rutin harian yang terjadwal secara teratur dan sistematis maupun aktivitas khusus yang diprogramkan pengelola asrama untuk membentuk kompetensi personal, sosial, dan kepribadian.

Dalam pengelolaan kehidupan dan kegiatan asrama, hal yang harus diperhatikan adalah adanya pentahapan yang runtut dan progresif, proses yang intensif, pendampingan yang dialogis melalui sistem among, dan output memenuhi kriteria yang diinginkan. Selama menjalani program pendidikan profesi guru, peserta dibimbing dan dikembangkan dalam tahap-tahap pembentukan kepribadian. Tahapan pembentukan kepribadian calon guru dalam pendidikan berasrama ditabulasikan berikut.

Tabel 1. Pentahapan Pembentukan Kepribadian dalam Pendidikan Berasrama

NO. TAHAPAN KETERANGAN

1. Tahap

persiapan/ percobaan: masa penyesuaian/ pengenalan (preparasi):

Pada tahap ini ada dua aspek penting: 1. Pengenalan dan pemahaman tentang

visi-misi, cita-cita, dan tokoh-tokoh besar, 2. Pengenalan nilai- nilai dasar melalui

dinamika kehidupan nyata: menghargai orang lain dan perbedaan, kebersamaan dalam keberagaman, kepedulian,

(15)

11

NO. TAHAPAN KETERANGAN

2. Tahap orientasi pribadi/ konsolidasi ke dalam

Tahap ini dimaksudkan untuk mengenali diri (Who am I). Dengan pengenalan diri yang utuh dapat membawa pada kemenangan pribadi, yang bermakna, dapat mengenal diri (plus-minus), menerima diri, mencintai diri, mensyukuri diri, citra diri yang positif, yang bermuara pada terbentuknya rasa percaya diri yang sehat dan mampu mengelola dirinya.

Dalam proses ini diberi penekanan pada pemurnian akan panggilan profesinya sebagai guru.

3. Tahap orientasi sosial Tahap ini dimaksudkan untuk mengarahkan kepedulian dan perhatian ke luar dirinya untuk menjawab tantangan/persoalan bersama. Dalam proses ini program yang dilaksanakan dapat berupa analisis sosial,

live in, bakti sosial, kunjungan sosial yang

diakhiri dengan refleksi personal dan kelompok.

Salah satu bagian dari proses ini adalah live

in pada keluarga guru yang akan semakin

memperkuat panggilan profesi keguruannya. 4. Tahap pemantapan

panggilan menjadi guru

Pada tahap ini kegiatan ditekankan pada aspek spiritualitas panggilan profesi (panggilan menjadi guru) sehingga siap melaksanakan panggilan tugasnya. Dalam proses ini diperlukan sebuah refleksi akhir yang mendalam tentang pilihan kariernya.

3. Program Kehidupan dan Kegiatan Asrama

Kegiatan yang dilakukan di lingkungan asrama meliputi kegiatan harian yang terjadwal dan kegiatan penunjang akademik dan non-akademik.

Jadwal aktivitas harian diperlukan sebagai wahana pembiasaan untuk menumbuhkan dan membangun sikap-sikap dasar dalam proses pendampingan dan menumbuhkan karakter khas yang termanifestasikan dalam kegiatan/aktivitas rutin harian.

Jadwal aktivitas harian di asrama disusun untuk menumbuhkan sikap rohani (doa pagi, doa malam, refleksi harian), sikap peduli/tanggungjawab sosial (kebersihan pagi, kegiatan makan bersama di asrama), kebiasaan studi/belajar, dan kebutuhan pribadi maupun rekreatif (kegiatan pribadi, nonton tv, rekreasi).

Kegiatan penunjang akademik adalah kegiatan belajar mandiri dan terstruktur baik yang dilakukan perorangan, atau kelompok terkait dengan tugas-tugas akademik (workshop).

Kegiatan non-akademik antara lain mencakup kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan, olahraga, seni, kepramukaan, kepemimpinan, bina mental, sarasehan, pagelaran, dan outbond. Kegiatan ini dirancang dan dilaksanakan sebagai bentuk

(16)

12

perwujudan pendampingan sesuai dengan tahap pembentukan kepribadian calon guru sebagaimana yang dirumuskan pada Tabel 1.

Untuk menunjang suasana kondusif dalam program pendampingan, asrama perlu memiliki peraturan dan tata tertib yang jelas. Peraturan dan tata tertib ini dirumuskan agar tercipta kesamaan perspektif antarpribadi dalam suatu konteks rumah pembinaan (asrama). Adanya peraturan dan tata tertib ini dimaksudkan menciptakan atmosfer yang mendukung tumbuhnya sikap tanggung jawab dan kesadaran akan pilihannya dalam menjalani kehidupan asrama selama proses pembinaan.

Tata Cara Hidup Bersama mencakup hak dan kewajiban para peserta dan juga memberikan acuan teknis untuk membangun suasana formasi/pembentukan pribadi yang ingin dikembangkan.

Selama tinggal di asrama peserta PPG diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan- kegiatan asrama dan mentaati peraturan yang berlaku. Penilaian dilakukan pada seluruh kegiatan di asrama.

Beberapa alternatif program dan strategi kegiatan di asrama adalah sebagai berikut.

1) Pembinaan Mental (Bintal)

Bintal dilakukan dalam bentuk kegiatan pembinaan rohani di antaranya adalah: pengajian gama dan achievement motivation training.

2) Program Belajar Bersama (PBB)

Program PBB ini merupakan kegiatan belajar di asrama yang diarahkan untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan akademik.

3) Apel Pagi (Apa)

Kegiatan apel pagi dilaksanakan secara periodik. Apel pagi merupakan upaya untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme, serta kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.

4) Senam Asrama (Senar)

Senam asrama dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, sesuai dengan motto “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.”

5) Gerakan Budaya Bersih Asrama (GBBA)

GBBA merupakan pembentukan kebiasaan hidup sehat melalui kegiatan melatih kepedulian dan rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap kebersihan dan ketertiban lingkungan asrama.

6) Gugus Disiplin Asrama (GDA)

GDA merupakan salah satu bagian dari perangkat pembinaan di asrama yang bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan intelektual, kepribadian, minat-bakat, dan solidaritas antar penghuni asrama.

(17)

13

7) Latihan Kepemimpinan

Latihan kepemimpinan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan peserta PPG agar efektif memimpin, mengokoordinasi, dan memotivasi orang lain dalam rangka mencapai tujuan. Program ini dapat dilaksanakan secara terstruktur atau terintegrasi/melekat dengan aktivitas sehari-hari. Contoh program yang terstruktur seperti pelatihan kepemimpinan. Sedangkan contoh program yang melekat dengan aktivitas sehari-hari seperti: bertugas sebagai koordinator asrama secara bergantian seminggu sekali.

8) Kepramukaan

Di samping memberi bekal akademis sebagai guru profesional pada bidang studi masing-masing, program PPG juga diarahkan untuk menyiapkan para guru profesional yang dapat melaksanakan tugas pembinaan kepramukaan di sekolah tempat bertugas. Untuk itu, perlu difasilitasi agar peserta sekurang- kurangnya memperoleh sertifikat mahir dasar di bidang kepramukaan.

9) Perayaan Hari Besar Agama/Nasional

Melalui kegiatan ini peserta program PPG berkesempatan untuk mengembangkan soft-skill dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai event, di samping mengembangkan jiwa nasionalisme dan spiritualitasnya.

4. Penilaian Kehidupan Berasrama

Penilaian kehidupan berasrama merupakan penilaian aspek non-akademik yang dipisahkan dengan penilaian aspek akademik. Sebagaimana kriteria kelulusan pada penilaian aspek akademik, batas kelulusan pada penilaian kehidupan asrama minimal B.

Merujuk pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Tahun 2011, aspek kompetensi kepribadian antara lain adalah ketaatan beragama, tanggung jawab, sopan-santun, kemandirian, kreativitas, dan kedisiplinan. Sementara aspek kompetensi sosial antara lain toleransi, kerjasama, kepemimpinan, kepedulian, dan komunikasi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dari kehidupan asrama dan kegiatan asrama lebih banyak pada aspek-aspek dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Aspek kehidupan berasrama, indikator, dan teknik penilaian dirangkum dalam bentuk Tabel 2. berikut. POB penilaian kehidupan berasrama terlampir pada Lampiran 1.

(18)

14

Tabel 2. Aspek, indikator, dan teknik penilaian kompetensi yang dikembangkan dalam Kehidupan dan Kegiatan Asrama

Aspek KHA Indikator Teknik Penilaian

A. Kompetensi Kepribadian

1. Taat pada ajaran agama dan norma hukum

 Menjalankan ajaran agama (beribadah)  Menjauhi larangan

agama

 Ketaatan pada norma hukum dan peraturan

 Observasi

 Penilaian sejawat

2. Jujur  Tidak berbohong

 Dapat dipercaya

 Observasi

 Penilaian sejawat 3. Bertanggung jawab  Betindak selaras dengan

yang diucapkan  Menepati janji

 Berkorban untuk orang lain

 Keaktifan mengikuti kegiatan

 Penilaian sejawat  Observasi

4. Sopan/ santun  Tidak suka menyakiti orang lain

 Menghormati orang lain  Menghargai orang lain  Bertutur kata dengan baik

 Penilaian sejawat  Observasi

5. Mandiri  Tidak tergantung pada orang lain

 Tidak mudah terpengaruh orang lain

 Mempunyai prinsip

 Penilaian sejawat  Observasi

6. Kreatif  Mempunyai inisiatif  Menghasilkan karya unik  Mempunyai ide

 Penilaian sejawat  Observasi

7. Disiplin  Bertindak sesuai norma dan ketentuan

 Observasi 8. Cinta tanah air  Menjunjung tinggi nilai-

nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika

 Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

 Wawancara  Observasi

(19)

15

Aspek KHA Indikator Teknik Penilaian

 Mencintai dan

menggunakan produk buatan dalam negeri 9. Tangguh / handal  Pantang menyerah

 Berani menghadapi tantangan

 Sabar ketika mendapat musibah

 Observasi

10. Adil  Tidak memihak

 Tidak sewenang-wenang  Bertindak proporsional  Tidak Diskriminatif  Observasi  Penilaian sejawat B. Kompetensi Sosial

1. Mampu bekerjasama  Berbagi pekerjaan  Berbagai ide (Bisa

memberi dan menerima ide)

 Bisa menerima kebenaran orang lain  Berpartisipasi aktif

 Observasi

2. Memiliki jiwa Kepemimpin-an

 Dapat mengatur orang lain

 Dapat diatur orang lain  Loyal, baik sebagai

pemimpin maupun anggota

 Memiliki inisiatif

 Observasi

3. Bersikap inklusif dan toleran  Menghargai perbedaan  Empati  Tidak bertindak deskriminatif  Bertindak objektif  Observasi  Penilaian sejawat

4. Peduli  Responsif/cepat tanggap  Suka menolong

 Menjaga kelestarian lingkungan

 Observasi

 Penilaian sejawat

Proses penilaian untuk setiap indikator dilakukan dengan menggunakan rubrik yang dikembangkan oleh masing-masing LPTK. Contoh rubrik dapat dilihat pada lampiran.

(20)

16

5. Proses Pendampingan dan Refleksi

Untuk mencapai tujuan utama kehidupan di asrama secara optimal diperlukan proses pendampingan yang terencana, teratur, dan sistematis. Oleh karenanya diperlukan sumber daya manusia yang mendukung. Untuk melakukan fungsi pendampingan, diperlukan dosen dan pamong asrama. Untuk mendapatkan intisari serta nilai-nilai kehidupan berasrama peserta perlu melakukan refleksi. Refleksi perlu dilakukan secara pribadi setiap hari setelah semua kegiatan berakhir, misalnya menjelang tidur malam. Refleksi dapat juga dilakukan mingguan secara bersama-sama, baik di dalam asrama ataupun di luar asrama.

6. Peraturan, Pelanggaran, dan Sanksi

1) Untuk menumbuhkembangkan sikap disiplin peserta selama mengikuti program PPG umumnya dan selama di asrama khususnya, LPTK perlu mengembangkan tata tertib/aturan-aturan kehidupan berasrama yang harus ditaati oleh peserta yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi LPTK masing- masing.

2) Apabila peserta melanggar aturan/tata tertib yang telah ditentukan perlu ditentukan sanksi atas pelanggran tesebut sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Sanksi dapat berupa teguran lisan, tertulis, sampai pada mengeluarkan peserta dari program PPG. Pemberian sanksi untuk pelanggaran ringan dan sedang dapat dilakukan oleh pengelola asrama dengan berkonsultasi kepada pengelola PPG.

3) Dalam hal peserta yang melakukan pelanggaran peraturan pada kategori berat dan harus dikeluarkan dari program PPG maka langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut:

a. Pengelola PPG beserta tim etik, yang dibentuk oleh Rektor, melakukan investigasi tentang kebenaran pelanggaran yang dilakukan peserta

b. Berdasarkan hasil investigasi, pengelola dan tim etik mengusulkan pemutusan hak studi (pemberhentian) kepada Rektor

c. Rektor, berdasarkan usulan dari pengelola PPG dan tim etik, meminta persetujuan kepada Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti untuk mengeluarkan peserta yang melakukan pelanggaran berat d. Berdasarkan persetujuan dari Dirjen Belmawa, Rektor mengeluarkan Surat

Keputusan pemutusan hak studi (Drop out).

Catatan: contoh peraturan / tata tertib, jenis pelanggaran, dan sanksi dapat dilihat pada lampiran.

(21)

17

BAB IV

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BERASRAMA

(22)

18

A. Peran LPTK

Tata kelola kehidupan berasrama berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang baik, dengan mengedepankan efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi. Melalui penataan organisasi yang baik dapat diharapkan adanya perbaikan mekanisme kerja, kejelasan prosedur dan kewenangan, keprofesionalan dan berdaya guna dalam mengemban visi dan misi serta tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, penerapan tata kelola Asrama di LPTK bertujuan antara lain.

1) Memaksimalkan nilai yang dianut LPTK dengan cara menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, kredibilitas, pertanggungjawaban dan keadilan, sehingga LPTK memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional dan internasional.

2) Mendorong pengelolaan Asrama di LPTK secara profesional, transparan, dan efisien. 3) Memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organisasi/unit kerja.

4) Menjalankan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai moral dan kepatutan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tanggung jawab sosial terhadap stakeholders.

5) Memberikan peluang lebih baik bagi LPTK untuk melakukan penyempurnaan tata kelola yang mendorong peningkatan kinerja dan kualitas layanan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas, transparansi dan akuntabilitas.

B. Struktur Organisasi

Sesuai dengan standar biaya umum dari Kemenkeu, struktur kepengurusan/organisasi yang dapat dibayar adalah mulai dari pengarah, penanggungjawab, koordinator, ketua, wakil ketua, dst. Oleh karenanya, struktur organisasi atau pengelola asrama setidaknya mengandung unsur-unsur Pengarah (Rektor), Penanggung jawab (Wakil Rektor), Koordinator Pelaksana (Ketua/Koordinator PPG tingkat Universitas), Ketua Asrama, Pamong Asrama, Koordinator Program Pembinaan dan Pengembangan, Bagian Umum meliputi bagian konsumsi, perlengkapan, keamanan, kesehatan, administrasi. Secara skematis, struktur organisasi asrama dapat dicontohkan sebagai berikut.

(23)
(24)

20

C. Uraian Tugas

Pengarah:

Memberikan arahan kepada Penanggung Jawab, Direktur/ Koordinator/Ketua, serta lainnya agar perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program pendidikan berasrama dapat terlaksana dengan baik.

Penanggung jawab:

1) Bertanggung jawab terhadap keterlaksanaan program pendidikan berasrama.

2) Berkonsultasi kepada Rektor (Pengarah) berkaitan dengan pemecahan masalah atau kebijakan yang perlu diambil untuk kelancaran pelaksanaan program pendidikan berasrama.

3) Berkoordinasi dengan Direktur/Koordinator/Ketua Pelaksana Program PPG

4) Memberi petunjuk teknis kepada Direktur/Koordinator/Ketua Pelaksana Program PPG.

Direktur/Koordinator/Ketua Pelaksana Program:

1) Berkonsultasi dengan Penanggung Jawab

2) Berkoordinasi dengan Ketua Asrama untuk pengaturan peserta PPG di asrama. 3) Berkoordinasi dengan Ketua Asrama untuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

program pembinaan dan pengembangan bagi penghuni asrama.

4) Berkoordinasi dengan Ketua Asrama untuk kelayakan konsumsi, sarana prasarana, keamanan, kebersihan, dan hal-hal lain yang relevan.

5) Memastikan Ketua Asrama melakukan penilaian terhadap penghuni asrama menyangkut kehidupan berasrama (aspek kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, sopan santun, dan aspek lain yang relevan).

6) Memastikan Ketua Asrama melakukan pemantauan dan penilaian pada pengembangan dan pembinaan karakter, keterampilan, bakat minat, dan kegiatan lain yang relevan.

Ketua Asrama:

1) Memastikan kelayakan sarana dan prasarana asrama, menyangkut ruang privat/pribadi dan ruang publik/umum.

2) Menyusun perencanaan program untuk pembinaan dan pengembangan bagi penghuni asrama, beserta penganggarannya.

3) Melaksanakan pemantauan dan penilaian kehidupan berasrama untuk setiap penghuni asrama.

4) Melaksanakan pemantauan dan penilaian terhadap keaktifan penghuni asrama dalam program pembinaan dan pengembangan.

5) Memastikan semua unsur dalam struktur organisasi melaksanakan tugasnya dengan baik.

6) Melaksanakan koordinasi dengan Koordinator/Ketua PPG. 7) Membuat laporan pelaksanaan program pendidikan berasrama.

(25)

21

Bendahara:

1) Membuat rencana anggaran operasional asrama.

2) Mengadministrasikan semua pemasukan dan pengeluaran anggaran asrama. 3) Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan operasional asrama.

Pamong:

1) Memantau kegiatan sehari-hari penghuni asrama. 2) Memastikan penghuni asrama mentaati tata tertib.

3) Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan, konsumsi, akomodasi bagi penghuni asrama.

4) Melakukan tugas administrasi penghuni asrama dengan bantuan bagian administrasi. 5) Melakukan koordinasi dengan bagian administrasi keuangan, administrasi umum dan

perlengkapan, kebersihan/kesehatan, keamanan dan administrasi program kerja di asrama

6) Memantau kondisi kamar peserta.

7) Memberikan bimbingan, nasehat, dan sebagai tempat bercurah pikiran bagi peserta.

Koordinator Program Pembinaan dan Pengembangan Asrama:

1) Merencanakan, menyelenggarakan dan mengevaluasi program kegiatan dan pengembangan mahasiswa penghuni asrama.

2) Melakukan koordinasi dengan unit kegiatan mahasiswa (UKM) universitas dan lembaga-lembaga lain dalam rangka pembinaan mahasiswa penghuni asrama.

3) Melaksanakan pembimbingan mahasiswa penghuni asrama untuk meningkatkan kemampuan akademik serta kemampuan mental spiritual.

Bagian Umum:

Bagian Administrasi:

1) Melaksanakan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan penghuni asrama. 2) Melaksanakan kegiatan administrasi program kerja dan kegiatan di lingkungan asrama. 3) Mengadministrasi inventaris asrama

Bagian umum dan perlengkapan:

1) Melaksanakan urusan umum perlengkapan di lingkungan asrama.

2) Menjaga kelancaran kebutuhan air dan listrik di asrama, serta melakukan perbaikan fasilitas yang berkaitan dengan perlengkapan asrama.

Bagian Kebersihan/Kesehatan:

1) Melaksanakana kebersihan/kesehatan di lingkungan asrama 2) Memastikan ketersediaan peralatan P3K di asrama

(26)

22

Bagian Keamanan:

Menjaga keamanan di lingkungan asrama Bagian Konsumsi:

Mengontrol dan mengkoordinasikan penyiapan, pelaksanaan dan mengevaluasi kualitas menu makanan, sesuai dengan ketercukupan dana.

D. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang menjadi kelengkapan asrama berupa ruang privat dan ruang publik.

1) Ruang Privat/Pribadi

a. Kamar Tidur

Kamar tidur diperlakukan sebagai rumah hunian yang digunakan sebagai sarana beristirahat maupun berelasi. Dengan demikian sebuah kamar tidur tidak eksklusif/hanya 1 orang mahasiswa dalam setiap kamar. Penggunaan kamar tidur sebagai sarana berelasi ditekankan pada terciptanya suasana untuk membangun komunitas antar pribadi dan sebagai ajang latihan kerjasama antar pribadi.

Selain itu kamar tidur menjadi sarana implementasi idealisme pendampingan selain sebagai pemenuhan ketersediaan tempat beristirahat dan berelasi. Implementasi idealisme proses pendampingan dimaksudkan sebagai upaya memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antar pribadi lewat tugas-tugas maupun dinamika kelompok kamar. Sebagai contoh tugas- tugas kebersihan yang dilaksanakan pada pagi hari menjadi tanggungjawab kelompok kamar. Kamar tidur juga menjadi sarana implementasi semangat keberagaman budaya. Oleh karena itu, setting pembagian kelompok kamar disarankan agar lintas suku dan agama.

b. Kamar Belajar

Untuk menunjang pencapaian tujuan akademik yang sedang dijalaninya, diperlukan tempat yang mendukung terciptanya suasana dan sikap belajar yang baik dan benar. Ketersediaan kamar belajar sebaiknya terpisah dari kamar tidur sehingga dapat membangun dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Ketersediaan kamar belajar yang terpisah memberi kemungkinan terjadinya dinamisasi relasi antar pribadi melalui kegiatan- kegiatan bersama dalam lingkup kelompok kamar belajar. Berbagai kegiatan rutin seperti doa pagi, doa malam, refleksi harian dan sharing pengalaman harian dapat dilakukan secara lebih kondusif di kamar belajar ini.

(27)

23

c. Kamar Mandi dan WC

Sarana ini diperlukan area untuk kebutuhan sanitasi para mahasiswa. Jumlah sarana ini perlu seimbang dengan jumlah mahasiswa yang tinggal di asrama dengan penempatan yang stategis dengan para mahasiswa.

d. Ruang Cuci-Jemur

Keberadaan sarana ini diperlukan dengan area yang mencukupi dan penempatan yang tepat sehingga tetap memperhatikan terjaganya kebersihan dan kerapian. Sarana ini selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mencuci dan menjemur pakaian mahasiswa, juga sebagai ajang melatih kesederhanaan dan daya juang/tidak instan (kecendurngan mahasiswa menggunakan jasa laundry).

e. Ruang Ibadah/Doa

Sarana ini diperlukan untuk memfasilitasi ketersediaan ruang tenang untuk beribadah/berdoa atau membangun relasi dengan Sang Pencipta. Keberadaan ruang doa pada konteks pendampingan adalah sebagai upaya memfasilitasi perkembangan aspek spiritualitas para mahasiswa.

2) Ruang/Tempat Publik

Ruang Publik ditempatkan di lantai dasar gedung asrama yang terdiri dari: a. Ruang Pertemuan

Ruang pertemuan disediakan untuk memfasilitasi dinamika pendampingan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa melalui berbagai kegiatannya.

b. Ruang Kesehatan

Ruang kesehatan ini diperlukan sebagai tempat perawatan khusus bagi mahasiswa yang sakit atau dalam proses penyembuhan dan memfasilitasi kebutuhan akan perawatan khusus bagi mahasiswa yang sakit. Adanya ruang kesehatan yang disediakan secara khusus dan ditempatkan di lantai dasar dapat membantu memperkecil penyebaran penyakit-penyakit menular yang sedang diderita oleh mahasiswa yang sakit.

c. Ruang Diskusi

Ruang diskusi diperlukan sebagai fasilitasi untuk menjembatani kebutuhan akan diskusi dan ketenangan dalam belajar manakala kamar belajar tidak mencukupi atau mahasiswa yang terlibat dalam diskusi berasal dari berbagai kamar belajar atau bukan penghuni asrama. Ruang diskusi ini juga berfungsi untuk memfasilitasi dialog-dialog dan diskusi antar pribadi dalam satu kajian ilmu atau lintas kajian ilmu.

(28)

24

d. Ruang Kantor

Ruang kantor diperlukan untuk memfasilitasi dinamika kerja pamong maupun tenaga administratif dan tempat penyimpanan data mahasiswa dan kegiatan pendampingan.

e. Ruang Penerimaan Tamu

Sarana ini diperlukan bagi mahasiswa untuk berelasi dengan pihak eksternal. Ruangan ini ditempatkan di lantai dasar dan disediakan meeting point khusus di area publik sehingga privasi mahasiswa yang didampingi terjaga (tidak menerima tamu di area privat seperti kamar dan kamar belajar).

f. Ruang Rekreasi

Sarana ini diperlukan sebagai tempat atau area untuk memenuhi kebutuhan rekreatif dan memfasilitasi kegiatan rekreasi mahasiswa. Ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas antara lain TV maupun alat-alat permainan rekreatif lainnya.

g. Tempat Parkir

Sarana ini diperlukan sebagai tempat parkir bagi mahasiswa yang membawa kendaraan. Sarana ini disediakan dengan menjamin keamanan dan kerapian penempatan kendaraan.

h. Fasilitas Wi-Fi

Sarana ini diperlukan untuk mendukung proses pengerjaan tugas-tugas akademik atau juga untuk kebutuhan rekreatif maupun relasi sosial. Dalam pemanfaatannya diperlukan antisipasi agar koneksi internet tidak mengganggu dinamika kegiatan keseluruhan atau waktu istirahat.

i. Ruang Makan

Sarana ini disediakan untuk mengembangkan sikap disiplin, membangun kebersamaan penghuni asrama.

j. Pembiayaan

Komponen pembiayaan yang seharusnya dialokasikan untuk pengelolaan asrama, antara lain meliputi biaya-biaya:

1. Konsumsi (makan pagi, siang, malam; kudapan minimal 2 kali dalam seminggu)

2. Kebersihan/Kesehatan 3. Keamanan

4. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan:

a. Kegiatan asrama: kerohanian dan pendidikan karakter, minat dan bakat (olah raga, seni, keterampilan, kepramukaan, sosial-kemasyarakatan), kegiatan insidental (peringatan hari-hari besar negara dan agama, pelatihan/seminar, karyawisata, dan sebagainya).

(29)

25

b. Kehidupan asrama: kedisiplinan, tanggung jawab, kerja sama dan sopan santun.

(30)

26

BAB V

PENJAMINAN MUTU DAN

MONITORING

(31)

27

A. Sistem Penjaminan Mutu

Penjaminan mutu program pendidikan berasrama dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Sehubungan hal itu, ada tiga elemen yang harus diperhatikan yaitu input, proses, dan output. Input, dalam hal ini, bisa berupa mahasiswa yang sudah direkrut oleh pengelola PPG, sarana-prasarana asrama, kurikulum asrama, sistem pengelolaan, dan lain sebagainya. Proses dapat berupa pendampingan yang dilakukan oleh dosen dan pamong selama peserta berada di asrama. Sedangkan Output dari pendidikan berasrama adalah karakter peserta yang meliputi (a) Mental spiritual; (b) Wawasan akademik; (c) Minat dan bakat; dan (d) Sosial budaya. Secara lebih terperinci, output pendidikan berasrama paling tidak meliputi karakter sebagai berikut: (a) berlaku jujur; (b) saling peduli; (c) memiliki kemandirian; (d) kedisiplinan; (e) saling menolong dalam kasih dan ikhlas; dan (f) tidak membeda-bedakan status sosial maupun ekonomi dalam pergaulan sehari-hari di asrama dan di masyarakat.

Penjaminan mutu dilakukan secara internal maupun eksternal. Penjaminan mutu internal dilaksanakan oleh unit penjaminan mutu LPTK atau sejenisnya. Hasil dari audit internal yang dilakukan oleh unit atau badan penjaminan mutu dijadikan sebagai dasar untuk melakukan refleksi dan perbaikan penyelenggara program pendidikan berasrama. Evaluasi eksternal dapat dilakukan oleh Kemenristekdikti atau BAN-PT. Unit atau badan penjaminan mutu universitas diharapkan memfasilitasi pengelola pendidikan berasrama untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 (Quality Management System).

Dalam penjaminan mutu, program pendidikan berasrama melibatkan seluruh civitas akademika dan tenaga penunjang lainnya. Penjaminan mutu internal dilakukan dengan mereviu program secara periodik, penjaminan mutu pengajar secara terus menerus, tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai, menjalankan evaluasi peserta dengan objektif dan transparan, dan sistem informasi yang mudah dan benar dan terbuka untuk semua pemangku kepentingan. Penjaminan mutu program pendidikan berasrama perlu memperhatikan tiga langkah, yaitu: (1) penentuan kebijakan dan prosedur untuk penjaminan mutu; (2) penetapan standar mutu; serta (3) monitoring dan review periodik program.

Setiap LPTK yang menyelenggarakan PPG harus mempunyai kebijakan, sasaran, dan prosedur mutu dengan mengembangkan panduan tentang: (a) sarana- prasarana asrama, kurikulum, sistem pengelolaan, dan lain sebagainya; (b) pendampingan dosen dan pamong selama peserta berada di asrama; (c) pedoman penilaian pengembangan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (mental spiritual, wawasan akademik, minat dan bakat, dan sosial budaya).

B. Standar Mutu Pendidikan Berasrama

Menyadari keberadaan asrama di berbagai penyelenggara pendidikan berasrama yang sangat bervariasi, maka LPTK penyelenggara PPG perlu mengembangkan standar mutu

(32)

28

untuk menjamin terwujudnya kualitas yang diharapkan. Standar mutu yang dikembangkan paling tidak harus mencakup 8 standar mutu minimal, yang meliputi:

1) Standar mutu sarana-prasarana asrama 2) Standar mutu kurikulum asrama

3) Standar mutu sistem pengelolaan 4) Standar mutu pembiayaan

5) Standar mutu pendampingan dosen 6) Standar mutu pendampingan pamong

7) Standar mutu penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan

C. Sistem Monitoring dan Evaluasi

Untuk memberikan jaminan bahwa program yang direncanakan sudah diimplementasikan dengan baik, maka perlu dilakukan monitoring dan evalausi oleh beberapa pihak baik secara internal maupun eksternal. Monitoring sebaiknya dilakukan secara terus-menerus atau periodik untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul selama proses pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh beberapa pihak yaitu Dosen dan Pamong, Pimpinan LPTK penyelenggara, unit atau Badan Penjaminan Mutu internal ataupun eksternal.

1) Monitoring oleh Dosen dan Pamong (daily monitoring)

a. Dosen dan Pamong yang ditugasi mendampingi mahasiswa dalam melakukan kegiatan harian di asrama, berkewajiban untuk memfasilitasi, membimbing, menginspirasi, memonitoring, serta mengevaluasi kegiatan di asrama. Monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan merupakan bentuk perhatian pada pribadi-pribadi yang didampingi. Hasil dari monitoring dapat memberikan gambaran pertumbuhan dan perkembangan pribadi dalam konteks pendampingan. Hasil monitoring dapat berwujud Rapor/Laporan situasi yang disampaikan dalam rapat-rapat mingguan pengelola asrama.

b. Rapat-rapat mingguan pengelola juga menjadi forum untuk melihat situasi umum ataupun khusus yang terjadi berdasarkan hasil monitoring yang menjadi bahan untuk merumuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan. Disamping itu hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai dasar merancang program khusus yang diperlukan untuk mendukung optimalisasi proses pendampingan.

c. Hasil monitoring dan evaluasi harian yang bersifat individual dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat Rapor Asrama yang disampaikan pada tiap semester.

2) Monitoring dan Evaluasi oleh Pimpinan LPTK

Monitoring dan evaluasi ini dilakukan setiap akhir semester oleh pimpinan LPTK penyelenggara PPG. Maksud dari monitoring dan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan dan kegiatan asrama sudah berjalan sesuai dengan rencana. Disamping itu, kegiatan monitoring dan evaluasi juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa, pamong dosen, serta pengelola.

(33)

29

Hasil ini dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan oleh pimpinan dalam rangka untuk memberi alternatif solusi dan tindak lanjut yang harus dilakukan.

3) Audit Mutu Internal (AMI)

Unit atau Badan Penjaminan Mutu LPTK memberikan fasilitasi kepada pengelola program pendidikan asrama dalam menentukan sasaran mutu dan prosedur mutu. Hal ini harus dilakukan agar pengelola program mempunyai sasaran dan prosedur mutu yang jelas, sehingga memudahkan pencapaian tujuan dan proses audit mutu internal. Temuan atau hasil dari AMI dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan proses penyelenggaraan pendidikan berasrama.

4) Monitoring dan Evaluasi oleh Kemenristekdikti

Monitoring dan Evalusai oleh Kemenristekdikti dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung yang dilakukan paling tidak sekali dalam satu semester. Monitoring dan evaluasi secara langsung dilakukan oleh Tim yang ditunjuk dan ditugasi oleh Kemenristekdikti. Tim ini melakukan monitoring dan evaluasi secara langsung ke asrama atau LPTK untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pelaksanaan program pendidikan berasrama, masalah-masalah yang dialami oleh mahasiswa, dosen, pamong, dan penyelenggara. Sedangkan monitoring secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi laporan yang disampaikan oleh LPTK atau dengan mengevaluasi isian angket yang diberikan oleh Kemenristekdikti kepada penyelenggara PPG. Hasil dari Monitoring dan evaluasi ini dapat digunakan untuk bahan pengambilan keputusan oleh Dirjen Belmawa dalam penugasan LPTK sebagai penyelenggara program PPG.

5) BAN-PT dan ISO

Untuk memberikan kepuasan yang lebih terhadap stakeholder tentang program pendidikan berasrama, penyelenggara program PPG dibantu oleh Unit atau Badan Penjaminan Mutu LPTK untuk mengikuti audit eksternal yang dilaksanakan oleh BAN-PT. Disamping itu, Unit atau Badan Penjaminan Mutu LPTK juga diharapkan memberikan fasilitasi kepada penyelenggara pendidikan berasrama untuk mengikuti sertifikasi ISO 9001:2008.

(34)

30

Guru yang profesional, saat ini bukan lagi menjadi idealisme ataupun pilihan, melainkan sudah merupakan tuntutan yang harus dimiliki dan melekat pada para guru. Tuntutan perkembangan zaman di era global, di mana lulusan program pendidikan dari TK sampai dengan perguruan tinggi terus menghadapi tantangan dan kompetitor baik dari kalangan regional, nasional, maupun internasional, perlu ditanggapi oleh dunia pendidikan, dengan program dan tindakan yang positif dalam rangka menghasilkan output yang berkualitas. Output

pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, menuntut proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas. Proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas menuntut profil dosen/pengelola kegiatan PPG yang juga berkualitas. Oleh karenanya, pembentukan guru profesional melalui PPG semestinya bukan saja merupakan program dan tanggung jawab pemerintah pusat saja, melainkan, semestinya juga merupakan komitmen LPTK.

Pedoman ini disusun sebagai rambu-rambu umum dan minimal bagaimana peserta melakukan kegiatan di asrama dan kegiatan lain yang terkait pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial penghuni asrama. Karena pedoman ini diberlakukan untuk semua LPTK maka spesifikasi dan potensi masing-masing LPTK belum dapat terakomodasi dalam pedoman ini. Oleh karenanya, LPTK dapat menyesuaikan, menambah, ataupun mengembangkan pedoman ini lebih lanjut.

BAB VI

(35)

31

LAMPIRAN 1

RAMBU-RAMBU

PENILAIAN KEGIATAN DAN

KEHIDUPAN ASRAMA

(KHA)

PESERTA PPG

(36)

32

A. Rasional

Dalam Program PPG, kehidupan dan kegiatan di asrama dirancang lebih intensif untuk menghasilkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh, termasuk di dalamnya unggul dalam karakter. Dalam program ini, asrama dipandang memiliki peran strategis, berfungsi tidak hanya sebagai lingkungan tempat tinggal dan lingkungan belajar, tetapi juga merupakan lingkungan pergaulan sosial yang kondusif bagi pembentukan kepribadian para penghuninya. Kegiatan dan kehidupan di asrama diharapkan memberikan dampak positif bagi pengembangan karakter bagi peserta Program PPG melalui penanaman nilai-nilai luhur, di antaranya adalah kejujuran dan kedisiplinan.

Kelulusan peserta dalam Program PPG ditentukan oleh nilai akademik yang diperoleh dari kegiatan workshop dan PPL dan nilai non-akademik yang diperoleh dari kehidupan dan kegiatan di asrama. Dengan demikian, penilaian non-akademik pada kehidupan dan kegiatan di asrama mutlak diperlukan, dan oleh karenanya perlu disusun instrumen beserta rubrik penilaiannya.

B. Penilaian Kehidupan dan Kegiatan Asrama

Penilaian aspek non-akademik dipisahkan dengan penilaian aspek akademik. Kedua penilaian tersebut, tidak digabungkan dan masing-masing berdiri sendiri. Sebagaimana kriteria kelulusan pada penilaian aspek akademik, batas kelulusan pada penilaian aspek non-akademik minimal B.

Merujuk pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Tahun 2011, aspek kompetensi kepribadian antara lain adalah ketaatan beragama, tanggung jawab, sopan-santun, kemandirian, kreativitas, dan kedisiplinan. Sementara aspek kompetensi sosial antara lain toleransi, kerjasama, kepemimpinan, kepedulian, dan komunikasi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dari kehidupan asrama dan kegiatan asrama adalah aspek-aspek dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial ini.Indikator dan deskriptor dari aspek-aspek penilaian ini dirangkum pada Tabel 1.

Tabel 1. Aspek dan Indikator Kompetensi yang dikembangkan dalam Kehidupan dan Kegiatan Asrama

Aspek KHA Indikator

A. Kompetensi Kepribadian

1. Taat pada ajaran agama dan norma hukum

o Menjalankan ajaran agama (beribadah) o Menjauhi larangan agama

o Ketaatan pada norma hukum dan peraturan

2. Jujur o Tidak berbohong

o Dapat dipercaya

(37)

33

Aspek KHA Indikator

o Menepati janji

o Berkorban untuk orang lain o Keaktifan mengikuti kegiatan 4. Sopan/Santun o Tidak suka menyakiti orang lain

o Menghormati orang lain o Menghargai orang lain o Bertutur kata dengan baik

5. Mandiri o Tidak tergantung pada orang lain

o Tidak mudah terpengaruh orang lain o Mempunyai prinsip

6. Kreatif o Mempunyai inisiatif

o Menghasilkan karya unik o Mempunyai ide

7. Disiplin o Bertindak sesuai kesepakatan

B. Kompetensi Sosial

1. Mampu bekerjasama o Berbagi pekerjaan

o Berbagai ide (Bisa memberi dan menerima ide)

o Bisa menerima kebenaran orang lain o Berpartisipasi aktif

2. Memiliki jiwa Kepemimpinan o Dapat mengatur orang lain o Dapat diatur orang lain

o Loyal, baik sebagai pemimpin maupun anggota

o Memiliki inisiatif

3. Bersikap inklusif dan Toleran o Menghargai perbedaan o Empati

o Tidak bertindak diskriminatif o Bertindak objektif

4. Peduli o Responsif/cepat tanggap

(38)

34

Tabel 2. Rekapitulasi Pelaksanaan Penilaian1) Kehidupan dan Kegiatan Asrama

Aspek KHA Sumber Data Pendata/

Penilai A. Kompetensi Kepribadian

1. Taat pada agama dan norma Kehidupan asrama (HA) Pengelola2)

2. Jujur Kehidupan asrama (HA) Sejawat

3. Bertanggung jawab Kegiatan asrama (GA) Sejawat 4. Sopan/santun Kehidupan asrama (HA) Pengelola2)

5. Mandiri Kegiatan asrama (GA) Sejawat

6. Kreatif Kegiatan asrama (GA) Sejawat/

Pengelola2)

7. Disiplin HA dan GA:

a.Ketaatan pada tata tertib asrama (HA) b.Kehadiran/Aktivitas dlm GA Sejawat/ Pengelola2) B.Kompetensi Sosial

1. Mampu bekerjasama Kegiatan asrama (GA) Sejawat 2. Memiliki jiwa

kepemimpinan

Kegiatan asrama (GA) Sejawat 3. Bersikap inklusif dan

toleran

Kegiatan asrama (GA) Kehidupan asrama (HA)

Sejawat / Pengelola2)

4. Peduli Kehidupan asrama (HA) Pengelola2)

C. Wajib

Administratif 3)

1. Sertifikat mahir dasar/Lanjt Kegiatan asrama (GA) Pengelola 2. Sertifikat LDK Kegiatan asrama (GA) Pengelola

Catatan:

1) Penilaian dilakukan bulanan/akumulatif bulanan (HA) dan/atau per kegiatan/akumulatif

perkegiatan (GA).

2) Pengelola: pengelola asrama (PA) dan/atau penanggung jawab kegiatan (PK) 3) Wajib administratif tidak dinilai, tetapi wajib ada

(39)

35

C. Penilaian Oleh Pengelola dan Pengampu Kegiatan

Penilaian Kehidupan di Asrama

Petunjuk:

1) Mohon memberikan penilaian terhadap para penghuni asrama untuk beberapa aspek kehidupan di asrama.

2) Mohon melakukan penilaian dengan memberikan skor 1 sampai dengan 5 per aspek penilaian pada masing-masing peserta (1= sangat kurang ; 2=kurang; 3=sedang 4=baik; 5=sangat baik).

3) Adapun aspek kehidupan dan berbagai Kehidupan di asrama meliputi: a. Taat pada norma agama dan hukum b. Sopan/santun

b. Disiplin

c. Bersikap inklusif d. e. Peduli

4) Masukkan skor untuk masing-masing peserta ke dalam Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian berikut.

(40)

36

Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian

No Peserta Nama Aspek Penilaian Taat pd agama & hukum Sopan/ santun Disiplin Bersikap inklusif

&toleran Peduli Total

1. 2. 3. 4. N. ………, ……… Penilai ……….

(41)

37

D. Penilaian Oleh Pengelola dan Pengampu Kegiatan

Penilaian Kegiatan di Asrama (KGA)

Petunjuk:

1) Mohon memberikan penilaian terhadap para peserta kegiatan yang Bapak/Ibu Ampu, menurut beberapa aspek.

2) Mohon melakukan penilaian dengan memberikan skor 1 sampai dengan 5 per aspek penilaian pada masing-masing peserta (1=sangat kurang ; 2=kurang; 3=sedang 4=baik; 5=sangat baik).

3) Adapun aspek kegiatan meliputi: a. Disiplin

b. Kreatif

c. Bersikap inklusif dan toleran d. Kerjasama

Masukkan skor untuk masing-masing peserta ke dalam Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian berikut.

(42)

38

Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian

Nama Kegiatan: ... No Peserta Nama Aspek Penilaian Disiplin Kreatif Bersikap inklusif dan

toleran Kerjasama Total

1 2 3 n ………, ……… Penilai ……….

(43)

39

E. Penilaian Teman Sejawat

Penilaian Kegiatan dan Kehidupan di Asrama

Petunjuk:

1) Lakukan penilaian terhadap teman-teman sekelompok kecil Anda dalam kehidupan dan berbagai kegiatan di Asrama (kelompok kecil: kelompok kegiatan di asrama beranggotakan 8-10 peserta yang dibentuk oleh pengelola asrama). Lakukan penilaian ini sejujurnya dengan memberikan skor pada masing-masing aspek dengan skor 1 sampai dengan 5 (1= sangat kurang; 2=kurang; 3=sedang; 4=baik; 5=sangat baik).

2) Posisikan Anda pada urutan pertama dari urutan peserta yang Dinilai

3) Adapun aspek kehidupan dan berbagai kegiatan di asrama meliputi:

a. Sikap tanggung jawab f. Kepemimpinan b. Kemandirian g. Komunikasi c. Kreativitas h. Kepedulian d. Toleransi i. Kedisiplinan e. Kemauan bekerjasa ma j. Kejujuran

4) Masukkan skor untuk masing-masing peserta ke dalam Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian berikut.

(44)

40

Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian

No Aspek Penilaian

Skor untuk tiap Peserta yang Dinilai

A B C D E F G H I J 1 Tanggung-jawab 2 Kemandirian 3 Kreativitas 4 Toleransi 5 Kerjasama 6 Kepemimpinan 7 Komunikasi 8 Kepedulian 9 Kedisiplinan 10 Kejujuran Total Skor ………, ………

Nama peserta penilai ……….

(45)

41

F. TEKNIK PENILAIAN

1) Pelaksanaan Penilaian

a. Penilaian kehidupan asrama dilakukan oleh pengelola asrama (PA).

Penilaian oleh pengelola asrama (PA) pada prinsipnya dilakukan setiap hari melalui pengamatan dan pencatatan perilaku peserta, menggunakan buku catatan (jurnal harian), dan selanjutnya direkap sebulan sekali.

b. Penilaian kegiatan asrama dilakukan oleh penanggung jawab (PK).

Penilaian oleh penanggung jawab kegiatan (PK) dilakukan pada pelaksanaan kegiatan, dan selanjutnya direkap pada akhir program kegiatan. Hasil penilaian oleh PK diserahkan kepada pengelola asrama (PA).

c. Penilaian sejawat dilakukan oleh teman sejawat (SJ) dalam tiap kelompok kecil (8-10 peserta). Penilaian sejawat dilakukan sebulan sekali. Hasil penilaian sejawat diserahkan kepada pengelola asrama.

2) Cara Penilaian

Penentuan nilai akhir kehidupan di asrama (KHA) untuk masing-masing peserta program PPG ditentukan dengan rumus:

Nilai KHA = 50PA + 20PK + 30SJ 100

Keterangan:

KHA : Kehidupan di Asrama

PA : penilaian oleh pengelola asrama;

PK : penilaian oleh penanggung jawab kegiatan; SJ : penilaian oleh sejawat

(46)

42

LAMPIRAN 2

PEDOMAN KEHIDUPAN

BERASRAMA PROGRAM

PPG UNIVERSITAS

...

(47)

43

PEDOMAN KEHIDUPAN BERASRAMA PROGRAM PPG

UNIVERSITAS ...

Pedoman kehidupan berasrama program PPG bertujuan memberikan panduan dan standar dalam pengelolaan asrama Universitas... agar terwujud suatu kesinambungan dan keharmonisan dalam pembinaan peserta PPG dalam suatu lingkungan multikultural yang dinamis.

BAB I Ketentuan Umum

Pasal 1 Pengertian

1. Asrama adalah tempat tinggal bagi peserta PPG sebagai wahana pembinaan karakter dan bernuansa multikultural.

2. Penghuni asrama adalah peserta PPG yang sebelumnya telah mengabdi di daerah

3. 3T selama setahun, dan telah memenuhi syarat-syarat pendaftaran yang telah ditentukan.

Pasal 2 Visi

Menjadikan asrama bagian integral pendidikan profesi guru sebagai pusat pendampingan dan pembinaan calon guru profesional yang berkarakter kuat dan memiliki panggilan (jiwa/hati) untuk menjadi pendidik profesional sejati.

(Catatan: dapat disesuaikan dengan visi universitas masing-masing)

Pasal 3 Misi

1. Menyelenggarakan pembinaan mental, kepribadian, kecakapan sosial dan kebersamaan. 2. Membimbing kehidupan peserta untuk lebih berkarakter, produktif, disiplin, dan bertanggung

jawab.

3. Menyelenggarakan kegiatan penunjang bidang akademik calon guru profesional.

Pasal 4 Tujuan

1. Menghasilkan guru lulusan Program PPG yang memiliki kepribadian luhur, berprestasi, mandiri, disiplin, sehat jasmani dan rohani, demokratis, cerdas, tangguh, berkarakter, dan profesional.

2. Menghasilkan guru lulusan Program PPG yang peka, peduli dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang majemuk.

(48)

44

Pasal 5

Pengelolaan Asrama

1. Asrama dipimpin oleh kepala/pamong/manajer/ketua asrama, dibantu oleh pengelola asrama, bagian administrasi, bagian pembinaan dan pengembangan, serta bagian umum (perlengkapan, keamanan, kesehatan, kebersihan, teknisi, konsumsi).

2. Pengelolaan asrama dilakukan oleh kepala/pamong/manajer/ ketua asrama yang berkoordinasi dengan Rektor atau Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Kerjasama.

3. Struktur Organisasi pengelolaan asrama adalah sebagai berikut:

(diserahkan kepada masing-masing LPTK dengan catatan terdapat koordinasi yang eksplisit antara pengelola asrama degan pengelola bidang akademik)

4. Prinsip pengelolaan asrama antara lain : a. Keteladanan

Keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberikan contoh nyata bagi para peserta PPG. Pengelola asrama harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi para penghuninya dalam kehidupan kesehariannya.

b. Latihan dan Pembiasaan

Dilakukan melalui latihan mentaati norma-norma yang ada kemudian membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, makan bersama, ibadah bersama.

c. Pendidikan melalui Ibrah (Mengambil Hikmah/Lesson Learned)

Mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang dialami manusia untuk mengetahui intisari suatu kejadian yang disaksikan, diperhatikan, dipertimbangkan, diukur dan diputuskan secara rasional sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati untuk tunduk kepada-Nya. Prinsip ini dapat dilakukan melalui kisah-kisah, fenomena alam, atau peristiwa yang terjadi baik di masa lalu maupun sekarang.

d. Pendidikan melalui nasihat

Pemberian peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan cara tertentu yang dapat menyentuh hati untuk mengamalkannya.

e. Pendidikan melalui kedisiplinan

Pemberian hukuman yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa bahwa apa yang dilakukan tidak benar, sehingga tidak mengulangi lagi.

f. Kemandirian

Kesanggupan dan kemampuan mahasiswa untuk belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, sehingga tidak menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan orang lain.

g. Persaudaraan dan persatuan

Menciptakan suasana keakraban dan persaudaraan karena segala suka dan duka mereka rasakan bersama.

Gambar

Tabel 1. Pentahapan Pembentukan Kepribadian dalam Pendidikan Berasrama
Tabel 2. Aspek, indikator, dan teknik penilaian kompetensi yang dikembangkan dalam   Kehidupan dan Kegiatan Asrama
Tabel 1. Aspek dan Indikator Kompetensi yang dikembangkan dalam Kehidupan dan  Kegiatan Asrama
Tabel 2. Rekapitulasi Pelaksanaan Penilaian1) Kehidupan dan Kegiatan Asrama
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi "Kontribusi tata tertib sekolah dan sikap disiplin di Sekolah Dasar Pangudi Luhur Ambarawa Semester I Tahun Pelajaran

Hasil uji hipotesis: (1) Para siswi yang tinggal di asrama memasuki tahun pertama yang mengalami tingkat kesulitan penyesuaian diri tinggi terhadap tata tertib akademik tidak

Jika lulus test, apakah Ukhti siap untuk berkomitmen mengikuti kegiatan secara full serta mematuhi tata tertib yang berlaku?_____________________.. *Pakaian yang digunakan

Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku dalam pendidikan