• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan BAB1 RENSTRA Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendahuluan BAB1 RENSTRA Latar Belakang"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 1

RENSTRA

Pendahuluan

BAB

1

1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung disusun mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2013-2018, dengan memperhatikankebijakan dan prioritas program pemerintah Kota Bandung.Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Nomor: 13 Tahun 2007, tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, dan perubahan pertama adalah Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah.

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Kota Bandung, yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang

(2)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 2 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-2025, Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Jawa Barat Tahun 2005 – 2025 serta dengan memperhatikan potensi sumberdaya, faktor-faktor keberhasilan, hambatan, evaluasi kinerja, serta isu-isu strategis yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Penyusunan Rencana StrategisDinas Tenaga Kerja Kota Bandungberlandaskan pada beberapa faktor pertimbangan, antara lain :

1. Penetapan indikator kinerja yang disesuaikan dengantarget kinerja RPJMD Tahun 2013-2018;

2. Penyelarasan lebih lanjut antara kebijakan horizontal dan vertikal yang terkait dengan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategi Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;

(3)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 3 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

4. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung;

5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009;

6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Nomor : 13 Tahun 2007, tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung;

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2014, tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2013 – 2018;

8. Peraturan Walikota Bandung Nomor 265 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

9. Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana Strategi Tahun 2013-2018 ini disusun dengan maksud sebagai berikut:

(4)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 4 a. Memudahkan aparatur Pemerintah Kota Bandung, khususnya

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, serta masyarakat pada umumnya untuk memahami visi, misi, strategi dan arah kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian selama lima tahun kedepan.Dalam upayamensinergikanpelaksanaan program-program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

b. Merupakan dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan sebagai dasar penyusunan rencana kerja tahunan.

Tujuan disusunnya Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 adalah :

a. Memperoleh dokumen rencana pembangunan bidang ketenagakerjaan lima tahunan yang terintegrasi dengan dokumen RPJMD Kota Bandung serta dokumen lainya yang berhubungan dengan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

b. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam kurun waktu lima tahun kedepan, yang diwujudkan dengan indikator capaian kinerja;

c. Memberikan pedoman operasional bagi aparat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam menjabarkan visi, misi, dan arah pembangunan dalam RPJMD Kota Bandung.

1.4. Sistematika

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mengemukakan secara ringkas

pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan

(5)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 5

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra

K/L dan Renstra

provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD.

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Memuat informasi tentang peran (tugas pokok dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini.

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian

(6)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 6 tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme). 2.2 Sumber Daya SKPD 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPDdalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD provinsi (untuk kabupaten/kota), yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPDpada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGASDAN FUNGSI

(7)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 7

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L

dan Renstra

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPDbeserta faktor-faktor yang mempengaruhinya

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan

SKPD yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota.

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPDyang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD, selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian,

(8)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 8 pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPD tahun rencana.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.2 Tujuan dan Sasaran

Jangka Menengah SKPD

1.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(9)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 9

RENSTRA

Gambaran Pelayanan

SKPD

BAB

2

2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009dan diubah kembali dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 adalah Dinas Daerah yang melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang ketenagakerjaan, sebagaimana dijabarkan di bawah ini :

2.1.1. Tugas Pokok, dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Tenaga kerja mempunyai fungsi yaitu :

a. Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;

(10)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 10 c. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan

produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas.

Untuk kelancaran dan optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang rincian tugas pokok dan fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung, sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;

3) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi,

(11)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 11 pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

5) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan laporan penyelenggaraan kegiatan dinas.

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja lingkup kesekretariatan.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretaris mempunyai fungsi : 1) Perencanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan; 2) Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang

meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan program;

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang;

4) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;

5) Pengkordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang; dan

6) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

1) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;

(12)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 12 2) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan

naskah dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas;

3) Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan pengelolaan data mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan

4) Evaluasi dan pelaporan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

4. Sub Bagian Keuangan Dan Program

Sub bagian keuangan dan program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup keuangan dan program.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub bagian keuangan dan program mempunyai fungsi :

1) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi keuangan dan program;

2) Pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Dinas;

3) Pelaksanaan pengendalian program yang meliputi kegiatan penyusunan bahan dan koordinasi penyusunan rencana dan program kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program Dinas; dan

4) Pelaporan pelaksanaan lingkup pengelolaan administrasi keuangan dan program Dinas.

(13)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 13

5. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

Bidang pelatihan dan produktivitas kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pelatihan dan produktivitas kerja.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang pelatihan dan produktivitas kerja mempunyai fungsi :

1) Penyusunan rencana dan program lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja;

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja; 3) Pelaksanaan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan

pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja; dan

4) Monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja dan standarisasi kompetensi kerja.

6. Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja Dan Pelatihan Kerja

Seksi pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai fungsi :

1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

3) Pelaksanaan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja yang meliputi inventarisasi lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja, pembinaan peningkatan kualitas lembaga

(14)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 14 latihan kerja & pelatihan kerja, pembinaan peningkatan produktivitas kerja dan fasilitasi pemagangan kerja di dalam negeri dan luar negeri.

4) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan lembaga pelatihan; dan

5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelenggaraan kegiatan pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.

7. Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja

Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja mempunyai fungsi :

1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja

2) Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja

3) Pelaksanaan lingkup Standarisasi Kompetensi Kerja yang meliputi inventarisasi dan klasifikasi pekerjaan, pembinaan dan fasilitasi Standarisasi Kompetensi Kerja

4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Standarisasi Kompetensi Kerja

8. Bidang Penempatan Kerja Dan Transmigrasi

Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup Penempatan Kerja dan Transmigrasi. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi :

(15)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 15 1) Penyusunan rencana dan program lingkup penempatan tenaga

kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;

3) Pelaksanaan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;

4) Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi;

5) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja serta transmigrasi.

9.Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kerja

Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi :

1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja;

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja;

3) Pelaksanaan lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja yang meliputi pendaftaran pencari kerja, penyediaan informasi lowongan kerja/bursa kerja, fasilitasi Penempatan Kerja bagi pencari kerja, pembinaan, penyuluhan, pengawasan dan rekomendasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Kota Bandung, serta fasilitasi pendirian lembaga bursa kerja;

(16)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 16 4) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan pendirian kantor

cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Kota Bandung dan penyuluhan dan pengawasan penerbitan paspor TKI asal kota;

5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.

10. Seksi Transmigrasi

Seksi Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Transmigrasi mempunyai fungsi :

1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup transmigrasi; 2) Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup

transmigrasi;

3) Pelaksanaan lingkup transmigrasi yang meliputi inventarisasi potensi transmigrasi, penyuluhan dan motivasi transmigrasi, penjajagan lokasi dan kerjasama penempatan transmigrasi serta monitoring kondisi transmigran; dan

4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup transmigrasi.

11. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud ayat (1), bidang Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi:

(17)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 17 1) Penyusunan rencana dan program lingkup Pembinaan dan

pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

3) Pelaksanaan lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

4) Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; dan

5) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

12. Seksi Pembinaan Dan Pengembangan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimanan pada ayat (1), Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi:

(18)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 18 1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan dan

pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;

3) Pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan yang meliputi fasilitasi penyusunan dan pengesahan peraturan perusahaan, pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Perjanjian Pekerjaan, Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), pencatatan organisasi pekerja dan pengusaha dan verifikasi keanggotaan Serikat Pekerja pembinaan kepesertaan jaminan sosial serta penyusunan usulan penetapan upah minimum kota; 4) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan operasional

perusahaan penyedia jasa yang berdomisili di Kota;

5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.

13. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi penyelesaian perselisihan hubungan industrial mempunyai fungsi:

3) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

(19)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 19 4) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyelesaian

perselisihan hubungan industrial;

5) Pelaksanaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang meliputi pembinaan, pencegahan dan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan, pembinaan sumber daya manusia dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan, penyusunan, pengusulan formasi dan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter serta penerimaan pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc pengadilan hubungan industrial;

6) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

14. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang pengawasan ketenagakerjaan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana dan program lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja;

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja;

3) Pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja;

4) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup pengawasan norma kerja serta pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja.

(20)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 20

15. Seksi Pengawasan Norma Kerja

Seksi Pengawasan norma kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan lingkup pengawasan norma kerja.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi pengawasan norma kerja mempunyai fungsi:

1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengawasan norma kerja;

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja;

3) Pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja yang meliputi penyuluhan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan, menerima pengaduan, melakukan pengecekan ke lapangan dan menugaskan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan melaksanakan koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam rangka penyelidikan, pemeriksaan, penindakan dan penyelesaian sebagai tindak lanjut atas pelanggaran peraturan daerah dan peraturan Walikota di bidang ketenagakerjaan;

4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengawasan norma kerja.

16. Seksi Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengawasan ketenagakerjaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (1), seksi pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai fungsi:

1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja;

(21)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 21 2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pengawasan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja;

3) Pelaksanaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang meliputi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja, pemeriksaan penggunaan instalasi/pesawat/mesin produksi serta peralatan keselamatan kerja, pemeriksaan dan pengujian kondisi lingkungan kerja di perusahaan serta penanganan kasus kecelakaaan kerja; danEvaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

17. UPT Balai Latihan Kerja (BLK)

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang latihan kerja, dengan fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan latihan kerja;

2) Pelaksanaan operasional Balai Latihan Kerja yang meliputi inventarisasi jenis-jenis pekerjaan dan perusahaan, penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan tingkat mahir dan profesional; serta pelaksanaan pelatihan tingkat mahir dan profesional.

3) Pelaksanaan ketatausahaan UPT; dan

4) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Balai Latihan Kerja.

18. UPT Balai Hiegiene Perusahaan dan Kesehatan (Hiperkes)

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja di bidang Hiegiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dengan fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan hiegiene Perusahaan dan Kesehatan yang meliputi inventarisasi

(22)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 22 tenaga kerja dan perusahaan, pemantauan hiegiene, kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan, pemantauan kondisi dan ketersediaan dokter di perusahaan, ahli hiegiene industri, teknisi hiegiene perusahaan, ketersediaan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja dan psikologi industri;

2) Pelaksanaan ketatausahaan UPT;

3) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan balai hiperkes.

2.1.2. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, struktur Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahkan :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Keuangan dan Program

3. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, membawahkan :

1) Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja 2) Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja

4. Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi, membawahkan : 1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja 2) Seksi Transmigrasi

5. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

(23)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 23 6. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

1) Seksi Pengawasan Norma Kerja

2) Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Selanjutnya dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 265/Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pada Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, terdapat Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja, yaitu :

7. UPT Balai Latihan Kerja (BLK), dan 1) Sub Bagian Tata Usaha UPT BLK

8. UPT Balai Hiegiene Perusahaan dan Kesehatan (Hiperkes), dan 1) Sub Bagian Tata Usaha UPT Hiperkes

Struktur Organisasi terlampir. 2.2. Sumber Daya SKPD

2.2.1.Sumber Daya Manusia

Susunan KepegawaianPegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung posisi Januari2014 berjumlah 95 orang, laki-laki 59 orang dan perempuan 36 orang. Dari jumlah pegawai di atas terdiri darisatu orang pejabat struktural eselon II/a, Eselon III/a satu orang, jabatan eselon III/b berjumlah 4 orang, dan yang menduduki jabatan eselon IV/a sebanyak 11 orang, serta IV/b ada 2 orang. Selain pejabat struktural terdapat pula beberapa jabatan fungsional sebanyak20 orang, kemudian pelaksana 57 orang, sebagaimana disusun dalam tabel di bawah ini :

(24)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 24 Tabel 2.1.

Daftar Pegawai Menurut Eselon

NO. JABATAN ESELON JUMLAH

1. Kepala Dinas II/a 1 orang

2. Sekretaris Dinas III/a 1 orang

3. Kepala Bidang III/b 4 orang

4. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/Ka.UPT

IV/a 11 orang

5. Kepala Tata Usaha UPT IV/b 1 orang

6. Fungsional : - Pengantar Kerja - Mediator - Pengawas 3 orang 3 orang 14 orang 7. Pelaksana 57 orang Jumlah PNS 95 orang

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013

Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung didominasi oleh golongan III, sebanyak 69 orang atau 72% dari jumlah seluruh pegawai, yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2

Daftar Pegawai Menurut Golongan

NO. GOLONGAN JUMLAH

1. Golongan IV 9 Orang

2. Golongan III 69 Orang

3. Golongan II 16 Orang

4 Golongan I 1 Orang

Jumlah 95 Orang

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker Tahun 2013

Apabila jumlah pegawai disusun berdasarkan pendidikan, maka dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

(25)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 25 Tabel 2.3.

Daftar Pegawai Menurut Pendidikan

NO. PENDIDIKAN JUMLAH

1. S.2 8 Orang 2. S.1 41 Orang 3. D III 9 Orang 4. SLTA 34 Orang 5. SLTP 2 Orang 6. SD 1 Orang

Jumlah Pegawai (PNS) 95 Orang

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013

Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pegawai Dinas Tenaga Kerja sebagian besar berpendidikan Sarjana dan SLTA.

Grafik 2.1.

Data Pegawai Dinas Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan

Pegawai berdasarkan golongan kepangkatan apabila dibandingkan dengan tingkat pendidikannya, seperti dalam tabel ini :

Pegawai Berdasarkan Pendidikan

S.2 S.1 D III SLTA SLTP SD 43,2% 9,5% 1,9% 1% 8,4% 35,8 %

(26)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 26 Tabel 2.4.

Perbandingan Golongan Kepangkatan dengan Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

GOLONGAN JUMLAH PERSEN PENDIDIKAN JUMLAH PERSEN

Gol. IV 9 Orang 9,5% S.2 8 Orang 8,4%

Gol. III 69 Orang 72,6% S.1/D.III 50 Orang 52,6%

Gol. II 16 Orang 16,8% SLTA 34 Orang 35,8%

Gol. I 1 Orang 1,1% SLTP 3 Orang 3,2%

Jumlah 95 Orang 100% Jumlah 95 Orang 100%

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013

Dari komposisi tabel di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan yang menonjol antara Pegawai golongan II ke golongan III, dibandingkan dengan tingkat pendidikan antara SLTA ke S.1/D.III. Golongan II sejumlah 16,8% dan yang berpendidikan SLTA 35,8%, sedangkan golongan III mencapai 72,6% sertaberpendidikan S.1/D.III mencapai 52,6%. Hal ini mengandung arti 19% berpendidikan SLTA pangkatnya sudah mencapai golongan III, atau 20% golongan III adalah berpendidikan SLTA. Memperhatikan kuantitas kepangkatan yang didominasi oleh D.III ke atas (mencapai 70%) atau golongan III ke atas (82,1%) sudah seharusnya kualitas kinerjanya meningkat pula, oleh karena itu pada Tahun 2013 penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan (AKIP) Dinas Tenaga Kerja mendapat predikat “BAIK” dengan nilai 63,87, namun mengandung arti pula umur kerja para pegawai Dinas Tenaga Kerja pun sudah banyak yang mendekati masa usia pensiun, sehingga jumlah sumber daya manusia tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, paling utama adalah di posisi jabatan fungsional pengawasan ketenagakerjaan, mediator/perantara perselisihan, pengantar kerja, penyuluh swadaya masyarakat, serta instruktur kepelatihan.

(27)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 27

2.2.2. Gedung dan Alat Perlengkapan Aparatur

Bangunan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung berdiri di atas lahan yang luas tanah seluruhnya9.167,99 m², terdiri dari 4 (empat) Gedung. Gedung utama digunakan untuk ruang Kepala Dinas, Sekretariat, ruang serbaguna/ruang pertemuan, dan ruang arsip seluas 560 m², bangunan dua lantai; gedung kedua diperuntukan untuk 3 (tiga) bidang : Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsostek, Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi seluas 7.787,99 m², Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan di Jalan Martanegara No. 6 dengan luas bangunan 700 m², serta dua bangunan shelter parkir seluas 120 m², yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.5

Gedung / Bangunan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

NO. Gedung/bangunan Luas Keterangan

1. Gedung Induk 700.9 m² 2 lantai

- R. Kepala Dinas I ruang

- R. Sekretariat 1 ruang

- R. Aula 1 ruang

- R. Tamu / Tunggu 1 ruang

- R. Kasi / Kasubag 2 ruang

- R. Bendahara 1 ruang

- Kamar mandi/wc 4 ruang

2 Gedung Tengah/ Gedung Penta/Lattas/HISK

7.787.99 m² 1 lantai

- R. Kabid 3 ruang

- R. Kasi 2 ruang

- R. Staf 5 ruang

- R. Pelayanan Kartu Kuning 1 ruang

- Kamar mandi/ WC 2 ruang

3 Gedung Pengawasan dan UPT 700 m² 1 lantai

- R. Kabid I ruang

- R. Kasi 4 ruang

- R. Staf 5 ruang

(28)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 28

- Dapur 1 ruang

4 Gedung Arsip 560 m² 2 lantai

5 Bangunan Shelter 120 m² 2 tempat

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Disnaker 2013

Kendaraan dinas operasional roda empat yang digunakan para pejabat Dinas Tenaga kerja sebanyak 9 (sembilan) unit, kendaraan dinas operasional roda dua sebanyak 44 (empat puluh empat) unit.Perlengkapan inventaris lainnya sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan tugas organisasi Dinas, antara lain meja, kursi, lemari, brankas, komputer, printer, mesin tik, pesawat telepon, dan perlengkapan lain berjumlah 882 unit.

Tahun 2012 Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mendapat pinjaman kendaraan roda dua dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 2 (dua) unit untuk operasional Pejabat Pengantar Kerja, dan di awal Tahun 2013 mendapatkan pinjaman 1 (satu) unit kendaraan operasional roda empat beserta peralatan Pemeriksaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 2.3.1.Kinerja Keuangan

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung didukung dengan anggaran berbasis kinerja, maksudnya adalah setiap unit kerja mengelola anggaran untuk mendanai program kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsinya.Perkembangan APBD dari Tahun 2007-2013 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.6

Perkembangan APBD Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2007-2013

No Tahun Jumlah (Rp.) Naik/Turun (%) Belanja Pegawai /BTL (Gaji/TPP) Jumlah Belanja Langsung /BL

(29)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 29 2. 2008 8.277.132.537 Naik 2,47% 4.961.850.287 3.315.282.250 3. 2009 13.507.017.954 Naik 63,18% 4.673.319.650 8.833.698.300 4. 2010 13.119.803.654 Turun 2,87% 4.673.319.654 8.446.483.986 5. 2011 15.192.046.791 Naik 12,83% 5.871.091.791 9.230.955.000 6. 2012 14.629.143.108,30 Naik 12,83% 5.203.501.484 9.873.000.000 7. 2013 17.476.135.470,53 Naik 19,46% 7.489.895.230,53 9.986.240.24019,46

Sumber Data : Sub Bagian Keuangan dan Program Disnaker 2013

Jumlah APBD Dinas Tenaga Kerja setiap tahunnya rata-rata meningkat terus, paling signifikan adalah penambahan anggaran dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sebesar 63,18%, angka ini merupakan penambahan anggaran untuk program dan kegiatan pelayanan publik, prioritas pada program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, serta program peningkatan kesempatan kerja.Tahun selanjutnya peningkatannya antara 2% sampai 13%. Rincian alokasi anggaran sesuai dengan program, sebagai berikut :

Tabel 2.7

APBD Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2008-2013

Tahun Jumlah Non Urusan

Urusan Wajib Urusan Pilihan Peningk.Prod.

& Penempatan Ketenagakerjaan Perlindungan Ketransmigrasian 2008 3.315.282.250 814.121.055 1.890.494.685 451.986.510 158.680.000 2009 8.833.698.300 1.939.838.300 5.381.522.700 1.192.262.300 320.075.000 2010 8.446.483.996 1.610.755.996 5.151.299.723 1.330.298.277 354.130.000 2011 9.230.955.000 1.778.920.000 4.770.105.000 2.264.675.000 417.255.000 2012 9.600.000.000 2.085.500.000 4.766.325.000 2.264.675.000 483.500.000 2013 9.986.240.240 2.663.451.420 4.515.177.100 2.321.111.720 486.500.000

Sumber Data : Sub Bagian Keuangan dan Program Disnaker 2013

2.3.2.Kinerja Pelayanan SKPD

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut Standar

(30)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 30 Pelayanan Minimal untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD lainnya yang telah diratifikasi oleh pemerintah daerah, yaitu Indikator Kinerja RPJMD, Indikator Kinerja Utama, dan Indikator Kinerja Kunci. Adapun tabel yang disajikan dengan format sebagai berikut :

(31)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 31 Tabel 2.8

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga KerjaKotaBandung Tahun 2009 - 2013

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM (%) Target IKK (%) Target Indikator Lainnya (RPJMD) (%)

Target Renstra SKPD Tahun ke-

(%) Realisasi Capaian Tahun ke- (%) Rasio Capaian pada Tahun ke- (%) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

I URUSAN KETENAGAKERJAAN

1 Tingkat Pengangguran Terbuka -- -- 13,57 13,28 12,17 10,344 13,62 13,57 13,28 12,17 10,34 9,17 10,98 100 100 100 132,67 119,08 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja -- 60,77 60,77 60,20 60,34 60,408 60,62 60,77 60,71 60,73 61,40 63,14 63,61 108,47 108,80 101,66 104,15 104,67 3 Pencari Kerja Yang Ditempatkan 70 -- 9,7 8,65 8,96 9,00 9,20 9,70 8,64 9,44 39,24 45,77 14,05 99,88 105,36 436 497,5 144,85 4 Tingkat Keselamatan dan Perlindungan Tenaga Kerja -- -- 86.54 84,15 85,47 85,79 86,16 86,54 84,15 85,47 87,00 86,32 87,38 101,19 100 101,52 100,18 100,97 5

Tingkat Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial (PHI) 50 -- 66,67 87,00 91,30 66,67 66,67 66,67 87,00 91,30 62,16 67,78 61,32 100 100 93,33 101.66 91,98 II URUSAN KETRANSMIGRASIAN

1 Tingkat Kesepakatan dengan Pemerintah Daerah Lokasi

Transmigrasi -- -- 50,00 40,00 40,00 66,670 50,00 50,00 40,00 40,00 25 66,67 33,33 100 100 37,50 133,34 66,66 2

(32)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 32 Tabel 2.9

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Tenaga KerjaKota Bandung Tahun 2009 -2013

Uraian Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- (%) Rata-rata Pertumbuhan(%) 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi 1 12 13 14 15 16 17 18 JUMLAH BELANJA 82.42 91.63 92.59 93.45 92.32 15,014,264,461.11 13,618,350,767.80 BELANJA TIDAK LANGSUNG 99.12 99.53 98.85 94.78 91.66 5,915,724,939.63 5,695,563,780.20 BELANJA LANGSUNG 73.59 87.02 88.64 92.47 92.81 9,098,539,521.48 7,922,786,987.60 1. Non urusan 94.68 92.55 91.08 92.72 91.49 2,037,263,805.40 1,883,201,932.40 2. Urusan Wajib 66.51 86.83 75.34 92.19 93.56 6,652,483,716.08 5,510,850,417.60 3. Urusan Pilihan 91.23 59.66 62.31 95.56 89.48 408,792,000.00 328,789,237.60 Uraian

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH BELANJA 13,507,017,954 13,425,428,402 15,192,046,791 15,470,693,688.03 17,476,135,470.53 11,132,933,769 12,301,417,664 14,065,663,445 14,458,102,396 16,133,636,565 BELANJA TIDAK LANGSUNG 4,673,319,654 4,943,944,402 5,871,091,791 6,600,373,620.63 7,489,895,230.53 4,632,293,179 4,920,530,917 5,803,631,567 6,256,025,211 6,865,338,027 BELANJA LANGSUNG 8,833,698,300 8,481,484,000 9,320,955,000 8,870,320,067.40 9,986,240,240.00 6,500,640,590 7,380,886,747 8,262,031,878 8,202,077,185 9,268,298,538 Non urusan 1,939,838,300 1,966,224,000 1,868,920,000 1,747,885,307.00 2,663,451,420.00 1,836,564,888 1,819,736,820 1,702,260,200 1,620,576,881 2,436,870,873 Urusan Wajib 6,573,785,000 6,161,130,000 7,034,780,000 6,656,434,760.40 6,836,288,820.00 4,372,057,837 5,349,869,327 5,299,764,778 6,136,469,881 6,396,090,265 Urusan Pilihan 320,075,000 354,130,000 417,255,000 466,000,000.00 486,500,000.00 292,017,865 211,280,600 260,006,900 445,303,423 435,337,400

(33)
(34)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 33 Struktur umur merupakan informasi yang sangat penting berkaitan dengan perkembangan kelompok sasaran pembangunan, dan Proporsi penduduk usia kerja (produktif) menentukan tingkat capaian pembangunan di Kota Bandung. Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung pada Tahun 2013 berdasarkan data Badan Pusat Statistik adalah sebanyak 1.849.491 Orang, dari jumlah tersebut angkatan kerja sebanyak 1.176.377orang, yang bekerja jumlahnya mencapai 1.087.425 orang, berarti Tingkat Kesempatan Kerja di Kota Bandung sebesar 91,02% atau Tingkat Pengangguran Terbuka 10,98%. Berikut ini disajikan tabel data indikator makro ketenagakerjaan di Kota Bandung :

Tabel 2.10

Perkembangan Data Indikator Makro Ketenagakerjaan Kota Bandung Tahun 2009 – 2013

Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Penduduk

Usia Kerja (PUK) Jiwa 1.896.192 1.777.520 1.839.983 1.855.471 1.849.491 Jumlah Angkatan

Kerja Jiwa 1.151.180 1.079.477 1.129.744 1.171.551 1.176.377 Jumlah Bekerja Jiwa 998.227 1.000.140 1.012.946 1.064.167 1.087.425 Jumlah Penganggur Jiwa 152.953 131.353 116.798 107.384 129.142 Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) % 13,28 12,17 10,34 9,17 10,98 Tingkat Kesempatan

Kerja (TKK) % 86,72 87,83 89,66 90,83 89,02 Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) % 60,71 60,73 61,40 63,14 63,61

Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017

Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung menurut Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017jumlahnya 1.849.491 orang, dirinci menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Tahun 2013 : Tidak/Belum Tamat SD berjumlah 65.458 orang, SD 426.280 orang, SLTP 630.803 orang, Diploma I/II/III/akademisi/Universitas 276.465 orang. Persentase Penduduk Usia Kerja menurut pendidikan sebagaimana grafik di bawah ini :

(35)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 34 Grafik 2.2

Penduduk Usia Kerja berdasarkan Tingkat Pendidikan

Grafik di atas, menyajikan Penduduk Usia Kerja di Kota Bandung menurut tingkat pendidikan SLTA sampai SD mencapai 82%, yaitu SLTA 34%, SLTP 25%, dan SD 23%. Tabel di bawah adalah perkembangan PUK menurut Jenis Kelamin, dari jumlah 1.879.373 orang, 51% laki-laki.

Tabel 2.11

Perkembangan Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2013

Jenis Kelamin 2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4

Laki-Laki 927.007 897.222 931.708 948.393 958.526 Perempuan 969.185 880.298 908.275 907.078 920.847 L + P 1.896.192 1.777.520 1.839.983 1.855.471 1.879.373

Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017

Menurut golongan umur, penduduk usia kerja tahun 2013 ddominasi usia 15-19 tahun, 25-29 tahun, dan di atas usia kerja yaitu usia 55 tahun ke atas, seperti tabel di bawah :

3%

23%

25% 34%

15%

PUK berdasarkan Tingkat Pendidikan

tidak tamat SD SD

SLTP SLTA

(36)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 35 Tabel 2.12

Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung menurut Golongan Umur pada Tahun 2013

Gol. Umur

Penduduk Usia Kerja

15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 45 46 – 54 55+ Total

244.264 198.302 227.720 216.000 177.576 197.722 210.006 229.786 1.879.373

Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017

RPJMD Kota Bandung 2014-2018, menyatakan bahwa Kota Bandung memiliki peran penting dalam perekonomian Jawa Barat. Pada tahun 2007-2011 kontribusi ekonomi Kota Bandung di Jawa Barat mencapai rata-rata 11,6%. Dalam lingkup Bandung Raya, maka kontribusi aktivitas ekonominya menjadi sekitar 23% dari ekonomi Jawa Barat. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung juga tergolong tinggi, atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan bahkan nasional. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Bandung dari tahun 2008-2012rata-rata sebesar 8,62%, sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,8% dan Provinsi Jawa Barat sebesar 5,86%.

Sumber : BPS (olahan)

Grafik 2.3

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun 2008–2012 dan Perbandingannya dengan Tingkat Jawa Barat dan Nasional (%)

6,21 4,29 6,09 6,48 6,21 6,00 4,60 6,10 6,50 6,23 8,17 8,34 8,45 8,58 9,40 2 4 6 8 10 2008 2009 2010 2011 2012 Per sen tase ( % )

(37)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 36 Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi menunjukkan bahwa Kota Bandung adalah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang penting di Jawa Barat maupun di Indonesia. Secara terinci kontribusi kegiatan ekonomi Kota Bandung dan sekitarnya terhadap Ekonomi Jawa Barat dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.13

Kontribusi Kegiatan Ekonomi Kota Bandungdan Sekitarnya terhadap Ekonomi Jawa Barat Tahun 2007-2011

No Kabupaten/Kota Persentase (%)

1 Kab. Bandung 7,0

3 Kab. Bandung Barat 2,7

4 Kota Bandung 11,6

5 Kota Cimahi 2,0

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Data tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandung merupakan kota penting bagi aktivitas ekonomi di Jawa Barat maupun nasional. Artinya Kota Bandung menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan memiliki banyak kaitan aktivitas ekonomi dengan daerah sekitar maupun wilayah lain. Sebagai pusat pertumbuhan dengan tumpuan pada aktivitas perdagangan dan industri pengolahan, maka Kota Bandung juga menjadi salah satu tujuan migrasi tenaga kerja yang cukup besar. Peran lainnya adalah Kota Bandung sebagai salah satu Kota Pendidikan terpenting di Indonesia, telah menyatu dengan kehidupan ekonomi, sehingga tingkat pertumbuhan ekonominya tergolong sangat tinggi.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung cenderung positif mengalami pertumbuhan.Pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Kondisi keamanan dan politik yang stabilsangat berpengaruh terhadap permasalahan ketenagakerjaan.

(38)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 37 Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung biasanya berbanding lurus dengan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka. Target kinerja “Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka” Tahun 2008 diangka 13,57%, menjadi 10,98% pada Tahun 2013, penurunan selama lima tahun terakhir 2,59%. Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka, tidak berarti jumlah Angkatan Kerja berkurang, Angkatan Kerja bertambah dari Tahun 2009 sebanyak 1.151.180Orang dan Tahun 2013 menjadi1.176.377 orang. Hal ini merupakan hal yang alami, karena merupakan siklus kependudukan, bertambahnyajumlah lulusan sekolah/perguruan tinggi, tingginya urbanisasi, serta keterbatasan lapangan kerja. Bertambahnya jumlah Angkatan Kerja tidak sebanding dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia.

Tabel. 2.14

Perkembangan Data Penempatan, Pencari Kerja, Lowongan Kerja, Tenaga Kerja Asing, dan Data Transmigrasi Kota Bandung

Tahun 2008 – 2013 Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Penempatan Tenaga Kerja Orang 2.106 2.894 2.281 3.044 4.035 2.452 Jumlah Pencari

Kerja Terdaftar Orang 18.813 33.476 24.159 10.313 8.815 17.455 Jumlah

Lowongan Kerja Loker 6.542 1.840 4.779 7.757 11.882 6.989 Jumlah Bursa

Kerja Khusus

(BKK) BKK 44 44 46 47 49 -

Jumlah Tenaga

Kerja Asing orang 420 91 90 80 117 135

Penempatan

Trransmigran Jiwa KK 10 28 25 81 18 72 10 36 20 82 10 3

[

Sumber: BPS , dan Disnaker Kota Bandung (Diolah)

Tenaga kerja merupakan sumber daya utama dalam perputaran roda perekonomian. Ketidakseimbangan lowongan kerja tahun 2013 (6.989

(39)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 38 lowongan kerja) dan jumlah pencari kerja mencapai 17.455 orang, dengan penyerapan AKAN, AKL, dan AKAD hanya berjumlah 2.452 pekerjaan. Hal ini disebabkan tingkat kualitas tenaga kerja yang redah tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, indikasi lain kurang diminatinya lowongan kerja yang ditawarkan perusahaan kepada para pencari kerja. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan keterampilan peningkatan kualitas pencari kerja, dan pelatihan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja, serta sikap pro aktif para fungsional pengantar kerja untuk mendata informasi lowongan kerja. Tabel di bawah ini menginformasikan data pencari kerja berdasarkan pendidikan, dan data penempatan tenaga kerja :

Tabel 2.15

Data Perkembangan Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013

NO URAIAN EXISTING

TAHUN 2013 SATUAN 1. Jumlah Pencari Kerja

Terdaftar: - SD - SMP - SMA - D1 & D2 - D3 - S1 - S2 & S3 17.455 45 182 5.398 53 2.728 8.876 173 Orang

2. Jumlah Penempatan Kerja - AKL - AKAD - AKAN 2.452 2.405 5 42 Orang

3. Jumlah PPTKIS 13 Perusahaan

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013, diolah

Hampir setiap tahun terjadi ketidakseimbangan jumlah penempatan tenaga kerja, jumlah lowongan kerja yang tersedia, dan jumlah pencari kerja.Digambarkan dalam grafik di bawah :

(40)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 39 Grafik 2.4. Perbandingan pendaftar pencari kerja, lowongan pekerjaan

dan penempatan tenaga kerja Tahun 2008 – 2013

ketidak seimbangan antara Penempatan Kerja dan Lowongan Kerja, salah satu faktornya adalah rendahnya kualitas dan produktivitas Tenaga Kerja, oleh karena itu peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja menjadi salah program prioritas Dinas Tenaga Kerja, berbagai pelatihan kerjasetiap tahun volumenya terus ditingkatkan baik pelatihan berbasis kompetensi kerja, maupun pelatihan kewirausahaan. Jenis pelatihan sebagai berikut : Tata boga (Catering Pastry), bengkel sepeda motor, daur ulang, border, hantaran, menjahit, service komputer/handphone, achievment motivation training (AMT), manajemen usaha kecil menengah (MUKM), tata rias wajah/rambut/pengantin/spa, sablon, sulam pita, jurnalistik, pengelasan, design grafis, photography, broadcasting, pelatihan IT,

18.813 33.476 24.159 7.757 8.815 17.455 6.542 1.840 4.779 10.313 11.882 6.989 2.106 2.894 2.281 3.044 4.035 2.452 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendaftar Pencari Kerja Lowongan Pekerjaan Penempatan Tenaga Kerja

(41)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 40 pembuatan boneka, dan ekonomi kreatif lainnya. Grafik Pelatihan kerja seperti di bawah ini:

Grafik 2.5 Pelatihan Keterampilan Kerja Tahun 2008-2014

Akhir Tahun 2013 jumlah perselisihan hubungan industrial terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung makin meningkat kasus yang diselesaikan secara bipartite persentasenya menurun disebabkan kasus yang terdaftar bobot masalahnya sangat berat dan memerlukan waktu yang lama dalam penyelesaiannya.

Ditambah dua tahun terakhir terjadi demonstrasi pekerja/buruh berkaitan dengan tidak adanya kesepakatan dalam penetapan upah minimum kota. Isu ketenagakerjaan yang perlu penanganan secara sinergi diantara stake holder pemerintah Kota Bandung, antara lain: tingginya angka pengangguran; tingginya angka kecelakaan kerja terutama kecelakaan ketika, akan dan sesudah bekerja sebagai dampak dari meningkatnya penggunaan sarana kerja kendaraan roda dua; meningkatnya konflik hubungan industrial; rendahnya daya saing dan kualitas SDM, serta rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja. Hal ini cukup penting untuk

300 360 710 660 610 780 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(42)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 41 menjadi perhatian semua pihak, mengingat bahwa pembangunan di semua sektor pada akhirnya akan berimplikasi terhadap urusan ketenagakerjaan.

Permasalahan ketenagakerjaan diawali adanya konflik internal antara pengusaha dan buruh/pekerja(hubungan industrial) antara pekerja dan pengusaha yang mempekerjakan mereka. Diantaranya masalah perselisihan upah, perselisihan jam/waktu kerja, dan perselisihan kepentingan. Berikut tabel indikator ketenagakerjaan terkait hubungan industrial di Kota Bandung :

Tabel 2.16

Perkembangan Data Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, dan Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Bandung Tahun 2008 – 2013

Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama Kasus 103 107 42 46 61 65 Jumlah Kasus tercatat Kasus 122 123 46 74 90 106 Jumlah Pemeriksaan Perusahaan 900 906 907 929 943 1.068 Jumlah Perusahaan Perusahaan 4.621 5.041 5.466 5.882 6.258 6.729 Jumlah Pekerja/Buruh yang masuk jamsostek Orang 346.657 264.212 272.573 275.929 288.702 300.950

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013, diolah

Selanjutya grafik di bawah ini menggambarkan penanganan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung selama tahun 2008 - 2013 :

(43)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 42 Grafik 2.6

Perkembangan Penyelesaian Kasus PHI Tahun 2008 - 2013

Sebagai upaya peningkatan kesejahteraan para pekerja dalam rangka perlindungan terhadap tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja mempunyai kewajiban melakukan pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan terhadap perusahaan agar semua pekerja/buruh didaftarkan dalam penjaminan sosial ketenagakerjaan, grafik di bawah ini menunjukkan masih rendahnya kepesertaan pekerja/buruh untuk menjadi anggota jamsostek.

Grafik 2.7Kepesertaan Tenaga Kerja yang menjadi anggota Jamsostek Tahun 2008-2013 122 123 46 74 90 106 103 107 42 46 61 65 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Jumlah kasus yang masuk Jumlah kasus yang selesai melalui Perjanjian Bersama (PB) 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 944626 998227 1000140 1012946 1064167 1087425 346.657 421.003 421.003 421.003 259.453 300.950

(44)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 43 Penegakan supremasi hukum ketenagakerjaan merupakan tugas pokok dan fungsi Pengawas Ketenagakerjaan, setiap tahun dilakukan pemeriksaan terhadap perusahaan yang telah melakukan wajib lapor berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981, dan hasilnya sebagaimana grafik di bawah ini :

Grafik 2.8

Perbandingan perusahaan yang diperiksa dengan jumlah perusahaan (berdasarkan data wajib lapor)

Organisasi serikat pekerja/buruh merupakan mitra pemerintah dan perusahaan dalam upaya memfasilitasi perlindungan tenaga kerja, namun kecelakaan kerja dan pelanggaran norma ketenagakerjaan masih tetap tinggi, datanya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.17

Data Perlindungan Ketenagakerjaan Tahun 2008 - 2013

NO. URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 SATUAN 1 Organisasi Serikat Pekerja (Federasi) Serikat Pekerja (SP) 519 106.696 112.473 352 116.584 370 113.944 390 102.442 285 121.236 307 Anggota Unit 6 Jumlah orang bekerja (Wajib Lapor) 244.056 265.841 281.386 297.340 302.971 322.951 Orang 4.621 5.041 5.466 5.882 6.258 6.729 1798 1373 1238 1102 1102 1.068 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Perusahaan Wajib Lapor Jumlah Pemeriksaan

(45)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 44 7 Jumlah Perusahaan yang masuk Jamsostek 3.809 5.207 5.207 5.207 3.456 - Persh 9 Penanganan perselisihan dan hubungan industrial (Hak/kewajiban, upah, waktu kerja) 122 5.713 1.767 123 108 46 578 74 505 90 10.795 106 Kasus Orang 10 PHK Perorangan Tenaga Kerja terlibat 89 160 118 78 43 78 47 54 62 84 71 96 Kasus Orang 11 PHK Masal Tenaga Kerja terlibat 14 895 15 1.416 0 0 1 12 1 13 5 1.130 Kasus Orang 12 Mogok kerja/unjuk rasa Tenaga Kerja terlibat 12 4.658 233 4 30 1 512 1 408 7 650 3 Kasus Orang 13 Jumlah Kecelakaan Kerja 786 799 993 1.051 1.058 1.099 Kasus

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, diolah

Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, salah satu upaya pemerintah melalui penetapan Upah Minimum Kota sesuai/atau di atas nilai kebutuhan hidup yang layak. Namun demikian tentunya tingkat upah harus berbanding lurus dengan kualitas dan kompetensi tenaga kerja, serta diperkirakan masih banyak perusahaan terutama industri catering, dan jasa pertokoan/retail, yang upahnyabelum sesuai dengan Upah Minimum Kota Bandung (UMK), Tahun 2013 sebesar Rp.1.538.703,00.

Dewan Pengupahan Kota (DPK) Bandung gagal dalam menentukankesepakatan Upah Minimum Kota (UMK) Tahun 2013 dan 2014. Usulan UMK semula sebesar Rp.1.971.803,00 sehubungan demonstrasi para pekerja/buruh yang terus menerus selama beberapa hari, maka Walikota Bandung merevisi penetapanUMK menjadi sebesarRp.2.000.000,00 dengan nilai Kebutuhan Hidup Minimum/Layak (KHM/KHL) sebesar Rp.1.811.375,00.

(46)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 45 Tabel 2.18

Perkembangan Upah Minimum Kota Bandung Tahun 2008 - 2014

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, diolah

Data-data tersebut di atas merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur hasil kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.Pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung didasarkan pada beberapa indikator :

Pertama : Indikator Kinerja Sasaran RPJMD dan IKU Tahun 2009- 2013

Kedua : Indikator target sasaran dan program Renstra Ketiga : Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan

Ketenagakerjaan

Keempat: Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2009-2013 dapat dilihat sebagaimana tabel-tabel di bawah ini :

Tabel 2.19

Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Berdasarkan RPJMD 2009-2013

NO. INDIKATOR KINERJA 2009 2010 2011 2012 2013 1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 13,28% 12,17% 10,34% 9,17% 10,98% 2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 86,17% 87,83% 86,97% 90,83% 91,05%

Sumber Data : BPS Kota Bandung

NO URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rupiah 1. Upah Minimum Kota (UMK) 939.000 1.044.630 1.118.000 1.188.435 1.271.625 1.538.703 2.000.000 2. Kebutuhan Hidup Minimum (KHM / KHL) 1.002.059 1.118.687 1.197.063 1.271.625 1.465.431 1.509.775 1.811.375

(47)

Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2013-2018 46 Tabel 2.20

Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Berdasarkan Indikator target sasaran dan program Renstra

yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU)

NO. INDIKATOR KINERJA 2009 2010 2011 2012 2013

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 60,71% 60,73% 61,40% 63,14% 63,61% 2 Tingkat penempatan pencari kerja 8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05% 3 Tingkat Keselamatan dan Perlindungan Tenaga Kerja 84,15% 85,47% 87,00% 86,32% 87,38% 4 Tingkat penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 87,00% 91,30% 62,16% 67,78% 45,71% 5 Tingkat Kesepakatan dengan pemerintah daerah lokasi transmigrasi 40,00% 40,00% 25,00% 66,67% 33,33% 6 Tingkat partisipasi transmigran swakarsa 0% 0% 0% 0% 0%

Tabel 2.21

Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Berdasarkan Indikator Standar Pelayanan Minimal Tahun 2009-2013

NO. PELAYANAN JENIS

DASAR INDIKATOR KINERJA

Capaian Kinerja

2009 2010 2011 2012 2013

1 Pelayanan

Pelatihan kerja Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

20% 65,00% 41,25% 55,00% 55,00%

Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat

100% 100% 100,00% 100,00% 100,00%

Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 16,25% 27,50% 35,00% 28,75% 35,00% 2 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan 8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05% 3 Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) 87,00% 91,30% 62,16% 67,78% 45,71% 4 Pelayanan Kepesertaan Jamsostek Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 26,47% 27,25% 27,24% 27,13% 27,68% 5 Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan Besaran Pemeriksaan Perusahaan - 11,34% 15,42% 17,42% 14,77% Besaran pengujian peralatan di perusahaan - - 55,31% 57,31% 51,71%

Gambar

Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pegawai Dinas Tenaga Kerja  sebagian besar berpendidikan Sarjana dan SLTA
Grafik  di  atas,  menyajikan  Penduduk  Usia  Kerja  di  Kota  Bandung  menurut  tingkat  pendidikan  SLTA  sampai  SD  mencapai  82%,  yaitu  SLTA  34%,  SLTP  25%,  dan  SD  23%
Grafik 2.5  Pelatihan Keterampilan Kerja Tahun 2008-2014
Grafik 2.7Kepesertaan Tenaga Kerja yang menjadi anggota Jamsostek  Tahun 2008-2013 122 123 46 74 90 103 107  106 42 46 61  65  Tahun2008 Tahun2009 Tahun2010 Tahun2011Tahun2012Tahun2013 Jumlah kasusyang masukJumlah kasusyang selesaimelaluiPerjanjian Bersama

Referensi

Dokumen terkait

Praktikan dapat mengetahui dan mempraktikan secara langsung mengenai cara-cara pembuatan perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program semester, dan Rencana

Evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, melalui pembahasan dalam kelompokkeperawatan merupakan suatu cara untuk memenuhi kewajiban profesi guna menjamin pelayanan prima pada

Pengujian Hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari permainan gerak dan lagu terhadap kecerdasan kinestetik pada anak TK A Di RA PERWANIDA 1 Boyolali pada tahun

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Australia memiliki kepentingan nasional di negara-negara kawasan Asia Tenggara dalam bidang politik, ekonomi, dan militer/

Pada kailan dengan perlakuan tanpa naungan, peningkatan konsentrasi pupuk dari 0 sampai 6 gr/l menurunkan bobot yang dapat dipasarkan per panel sebesar 18.95%, sedangkan pada

Asrama Mahasiswa dan Pelajar serta Perumahan Lainnya Yang atas Penyerahannya Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Contoh-3 : : Jika 2000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000 yang mempunyai nilai pasar Rp 1.500 perlembar dan 2.000 lembar saham prioritas nominal Rp 1.000. yang mempunyai

Selain itu, untuk menunjang pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, diperlukan juga memberikan pelajaran tambahan, baik dalam bentuk les atau