• Tidak ada hasil yang ditemukan

akupresure dengan dismorea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "akupresure dengan dismorea"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa yang ditandai Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Masa remaja dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Masa remaja  berhubungan

 berhubungan dengan dengan pubertas pubertas yang yang ditandai ditandai dengan dengan munculnya munculnya karakteristik karakteristik primer primer dandan sekunder. Karakteristik primer adalah munculnya pertumbuhan yang berkaitan dengan organ sekunder. Karakteristik primer adalah munculnya pertumbuhan yang berkaitan dengan organ reproduksi, sedangkan karakteristik sekunder berkaitan

reproduksi, sedangkan karakteristik sekunder berkaitan dengan hormone (Nancy, 2002).dengan hormone (Nancy, 2002).

Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis. Salah satu tanda Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis. Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya mengalami Menstruasi. Menstruasi adalah keremajaan secara biologi yaitu mulainya mengalami Menstruasi. Menstruasi adalah  perdarahan secara priodik atau

 perdarahan secara priodik atau pada waktu tertentu dan siklipada waktu tertentu dan siklik dimana terjadi secark dimana terjadi secara berulang-a berulang-ulang dari uterus seorang wanita yang disertai dengan peluruhan jaringan tubuh dari lapisan ulang dari uterus seorang wanita yang disertai dengan peluruhan jaringan tubuh dari lapisan endometrium uterus (Hendrik, 2006). Menurut Bobak (2004) lamanya menstruasi biasanya endometrium uterus (Hendrik, 2006). Menurut Bobak (2004) lamanya menstruasi biasanya terjadi antara 3-6 dengan jumlah darah yang hilang rata-rata dengan rentang 20-80 ml namun terjadi antara 3-6 dengan jumlah darah yang hilang rata-rata dengan rentang 20-80 ml namun hal ini sangat bervariasi.

hal ini sangat bervariasi.

Setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sebagian wanita Setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sebagian wanita mendapatkan menstruasi tampa keluhan, namun tidak sedikit wanita mendapatkan menstruasi mendapatkan menstruasi tampa keluhan, namun tidak sedikit wanita mendapatkan menstruasi disertai dengan keluhan berupa dismenore yang mengakibatkan ketidaknyamanan serta disertai dengan keluhan berupa dismenore yang mengakibatkan ketidaknyamanan serta dampak terhadap gangguan aktivitas (Widjanarko, 2006).

dampak terhadap gangguan aktivitas (Widjanarko, 2006).

Dismenore terjadi karena peningkatan prostaglandin (PG)F2α yang merupakan Dismenore terjadi karena peningkatan prostaglandin (PG)F2α yang merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) yang mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada suatu siklooksigenase (COX-2) yang mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke uterus dan akan miometrium sehingga terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke uterus dan akan mengakibatkan iskemia sehingga muncul respon dari noriseptor karena ada stimulus yang mengakibatkan iskemia sehingga muncul respon dari noriseptor karena ada stimulus yang membahayakan dan memulai transmisi neural dengan melepaskan substansi yang membahayakan dan memulai transmisi neural dengan melepaskan substansi yang menghasilkan dismenore (Hillard, 2006).

menghasilkan dismenore (Hillard, 2006).

Studi epidemiologi di Swedia melaporkan angka prevalensi dismenore sebesar Studi epidemiologi di Swedia melaporkan angka prevalensi dismenore sebesar 80%

80% remaja usia remaja usia 19-21 tahun, 19-21 tahun, 15% memb15% membatasi aktivitas harian atasi aktivitas harian ketika menstruasi ketika menstruasi dandan membutuhkan obat-obatan penangkal nyeri, 8-10% tidak mengikuti atau masuk sekolah dan membutuhkan obat-obatan penangkal nyeri, 8-10% tidak mengikuti atau masuk sekolah dan hampir 40% memerlukan pengobatan medis. Penelitian yang dilakukan di tiga Sekolah hampir 40% memerlukan pengobatan medis. Penelitian yang dilakukan di tiga Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Banko Kabupaten Rokan Hilir didapatkan hasil 95% remaja Menengah Atas di Kecamatan Banko Kabupaten Rokan Hilir didapatkan hasil 95% remaja yang mengalami dismenore primer dimana 28% disemenore ringan, 44% dismenore sedang, yang mengalami dismenore primer dimana 28% disemenore ringan, 44% dismenore sedang, dan 18% dismenore berat (Putri, 2012).

(2)

Saat ini berbagai macam cara pengobatan baik itu farmakologi maupun Saat ini berbagai macam cara pengobatan baik itu farmakologi maupun nonfarmakologi yang telah diteliti untuk mengatasi dismenore, pengobatan farmakologi yang nonfarmakologi yang telah diteliti untuk mengatasi dismenore, pengobatan farmakologi yang sering digunakan adalah golongan NSAIDs (Nonsteroidal Anti- Inflamatori Drugs) seperti sering digunakan adalah golongan NSAIDs (Nonsteroidal Anti- Inflamatori Drugs) seperti asam mefenamat, ibuprofen, natrium niklofenat dan nefroxen (Jones & Darek, 2001). asam mefenamat, ibuprofen, natrium niklofenat dan nefroxen (Jones & Darek, 2001). Pengobatan nonfarmakologi dapat dilakukan berbagai cara seperti kompres hangat, massage, Pengobatan nonfarmakologi dapat dilakukan berbagai cara seperti kompres hangat, massage, latihan fisik, dan terapi relaksasi seperti terapi akupunktur dan terapi akupresur (Bobak, latihan fisik, dan terapi relaksasi seperti terapi akupunktur dan terapi akupresur (Bobak, 2004).

2004).

B. Rumusan Masalah B. Rumusan Masalah

dari latar belakang di atas dapat kami simpulkan beberapa rumusan masalah yaitu : dari latar belakang di atas dapat kami simpulkan beberapa rumusan masalah yaitu : 1.Apa itu dismenore ?

1.Apa itu dismenore ?

2. Bagaimana terapi akupresure itu ? 2. Bagaimana terapi akupresure itu ?

3.bagaimana terapi akupresure menyembuhkan dismenore? 3.bagaimana terapi akupresure menyembuhkan dismenore?

C.

C. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan 1.

1. Tujuan UmumTujuan Umum

Setelah membahas tentang

Setelah membahas tentang “Terapi Komplementer Akupresur dalam Mengatasi“Terapi Komplementer Akupresur dalam Mengatasi Desminorhea” mahasiswa mampu memahami “Konsep Umum Terapi Komplementer Desminorhea” mahasiswa mampu memahami “Konsep Umum Terapi Komplementer Akupresur dalam Mengatasi Desminorhea”.

Akupresur dalam Mengatasi Desminorhea”. 2.

2. Tujuan KhususTujuan Khusus

Setelah membahas tentang “Terapi Komplementer Akupresur dalam Mengatasi

Setelah membahas tentang “Terapi Komplementer Akupresur dalam Mengatasi DesminorheaDesminorhea ” mahasiswa mampu :

” mahasiswa mampu : a.

a. Memahami dan menjelaskan konsep umum Terapi AkupresurMemahami dan menjelaskan konsep umum Terapi Akupresur  b.

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dismenore

1. Pengertian

Dismenore (dysmenorrheu) berasal dari bahasa yunani. Kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal : meno yang berarti bulan ; dan rrhea yang berarti aliran. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun  pinggul.

Menurut kamus kesehatan, dismenore adalah nyeri mentruasi yang mungkin disertai kram perut, kejang (spasme), dan nyeri punggung.

2. Klasifikasi Dismenore

Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau  penyebab yang sapat diamati, berikut adalah klasifikasi dismenore :

a. Dismenore berdasarkan jenis nyeri 1) Dismenore spasmodik

Dismenore spamosdik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodic dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusai 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Adapun tanda dismenore spamodik antara lain pingsan, mual, muntah.

Dismenore spamosdik dapat diobati atau di kurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.

2) Dismenore Kongestif

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid dating. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid dating, tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik di bandingkan dengan dismenore spasmodik. Adapun gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif antara lain : Pegal (pegal pada paha), sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung, mehilangan keseimbangan, gangguan tidur.

(4)

 b. Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab 1) Dismenore Primer

Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche (pertama kali menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel endometrium akan diikuti dengan dikeluarkannya prostaglandin yang akan menyebabkan timbulnya iskemia, kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Ternyata dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan  prostaglandin pada darah menstruasinya.

Keadaan di bawah ini akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer yaitu:

 Wanita yang merokok

 Wanita yang minum alkohol selama menstruasi karena alcohol akan

memperpanjang nyeri pada saat menstruasi

 Wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas

 Wanita yang tidak memiliki anak

 Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum umur 12 tahun)

 Mempunyai riwayat yang sama dalam keluarga

2) Dismenore Sekunder

Dismenorhea sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling sering ketika wanita berumur 20an atau 30an tahun, setelah beberapa tahun mengalami siklus normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan tetapi disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering adalah endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic inflammatory disease (PID), dan pemakaian IUD.

3. Etiologi Dismenore

Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak  penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya.

a. Etiologi atau penyebab dari dismenore primer 1) Faktor Psikologis

Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat merasakan kesakitan.

(5)

2) Factor Endokrin

Pada umumnya hal ini di hubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik. Hal ini sangat erat kaintannya dengan pengeruh hormonal. Peningkatan  produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang

tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.  b. Etiologi Dismenore Sekunder

Dalam dismenore sekunder, etiologi yang mungkn terjadi adalah : 1) Factor Konstitusi Seperti Anemia

Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor atau fibroid.

2) Anomali Uterus congenital

Anomali Uterus kongenital,Seperti rahim yang terbalik, peradangan selaput lender rahim.

3) Endometriosis

Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium diluar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus metruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan di keluarkan sebagai mentruasi.

4. Tanda dan Gejala Dismenore

Dismenore dapat di tandai dengan gajala nyeri pada perut bagian bawah, nyeri yang dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau sebagai nyeru tumpul yang terus menerus ada. Nyeri mulai timbul sesaat sesudah atau selama haid, mencapai  puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga

sering disertai dengan sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih, dan kadang sampai menjadi muntah.

5. Diagnosis Dismenore

Diagnosis dimulai dengan evaluasi ginekologis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan rongga panggul. Diagnosis dismenorhea hanya bisa dipastikan saat dokter telah mengeliminasi kelainan menstruasi yang lain atau kondisi medis lain dengan gejala yang sama atau pengobatan yang mungkin bisa menyebabkan kondisi seperti itu. Sebagai tambahan, prosedur diagnostik untuk

(6)

dismenorhea termasuk di dalamnya antara lain dengan USG, MRI, laparoskopi dan histeroskopi.

Dismenorhea primer dengan sekunder dapat dibedakan melalui anamnesis, termasuk di dalamnya usia pada saat menarche, perdarahan abnormal dari vagina atau cairan abnormal dari vagina, dispareunia (nyeri saat hubungan seksual) dan riwayat obstetri.

6. Cara Mengatasi Dismenore

Cara untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti  peradangan non steroid ( ibuprofen, naprokseen, asam mefenamat). Obat ini akan efektif jika diminum 2 hari sebelum mentruasi dan dilanjutkan sampai 1-2 hari ketika mentruasi.

Selain dengan obat-obatan, dismenore juga dapat diatasi dengan cara-cara sebagai  berikut :

a. Istirahat cukup

 b. Olah raga teratur (terutama jalan) c. Pemijatan (akupresur)

d. Mengalami orgasme (bagi yang telah menikah) e. Kompres hangat diarea sekitar perut

f. Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan

g. Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran hijau h. Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu meredakan dismenore.

2.2 Akupresur 1. Pengertian

Akupresur adalah sebuah ilmu penyembuhan dengan menekan, memijit, mengurut  bagian dari tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital atau Ci.Akupresur juga disebut akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur, sebab teori akupunturlah yang menjadi dasar  praktik akupresur. Akupuntur menggunakan jarum sebagai alat bantu praktik, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti  jarum (Sukanta, 2003).

Pada dasarnya Akurpresur berarti teknik pijat yang dilakukan pada titik-titik tertentu ditubuh, untuk menstimulasi titik-titik energi. Titik-titik tersebut adalah titik-titik akupuntur.

(7)

Tujuannya adalah agar seluruh organ tubuh memperoleh ‘chi’ yang cukup sehingga terjadi keseimbangan chi tubuh. ‘chi’ adalah enegri yang mengalir melalui jaringan di berbagai meridian tubuh dan cabang-cabangnya. Cara meningkatkan atau ‘membangunkan’ energi tubuh tersebut pada Akupuntur dilakukan dengan menusukkan jarum-jarum Akupuntur pada titik-titik tertentu yang berkaitan dengan keluhan pasien, sedangkan akurpresur melakukan hal yang sama dengan tekanan jari-jari tangan dan pemija tan (Hadibroto,2006).

Akupresur merupakan perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan  perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupuntur.

2. Sejarah Akupresur

Pada mulanya pijat diguakan untuk mengatasi keluhan nyeri pada bagian tertentu tubuh sebagai bagian dari reflex alami manusia. Misalnya pada sakit kepala, orang cenderung memijat atau menyentuh bagian kepala dan tanpa disadari orang tersebut sudah melakukan terapi pijat pada bagian yang sakit.

Pada awalnya, terapi pijat dilakukan tanpa memperhitungkan baik anatomi atau struktur otot orang yang dipijat maupun konsep aliran energi yin dan yang.Sejalan dengan waktu dan bertambahnya pengalaman, terapi pijat kemudian berkembang dalam dua arah yaitu pijat masase yang termasuk dalam disiplin ilmu fisioterapi dan akupresur yang termasuk dalam pengobatan alternative atau komplementer.Fisioterapi berpedoman pada struktur anatomi otot dan saraf bagian yang dipijat, sedangkan akupresur berbasis  pengetahuanoriental tentang aliran energy yin dan yang.Selain digunakan untuk dasar terapi akupresur, konsep yin-yang digunakan sebagai landasan bagi pengobatan akupuntur dan terapi oriental lainnya termasuk gizi makrobiotik.

Akupresur merupakan perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan  perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupuntur.

Perkembangan akupresur di Indonesia mulai terjadi sejak kedatangan imigran cina ke Indonesia.Para pengobat dari cina ini berbur dengan penduduk local dan menerapkan ilmu  pengobatannya bersama cara-cara local seperti mengurut, mengerok, dan minum ramuan  jamu local.Dengan demikian, sekalipun akupresur berasal dari cina, ternyata metode  pengobatan komplementer yang murah dan memberikan rasa nyamanini dapat dipadu dengan

(8)

cara-cara pengobatan local terutama di pulau jawa.Pengobatan komplementer yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan memberikan kenyamanan dapat berjalan berdampingan dengan pengobatan barat yang lebih menguntungkan tindakan mengatasi penyebab dan/atau menghilangkan gejala. Jika pengobatan barat berbasis bukti lewat penelitian ilmiah maka  pengobatan oriental termasuk pengobatan local berbasis empiris yang dibuktikan oleh kemampuannya bertahan selama berates tahun. Saat ini, semua tumbuhan herbal yang diguakan sebagai pengobatan juga telah diteliti khasiatnya oleh fakultas farmasi di Indonesia.Sementara di tempat asalnya, penelitian telah banyak dilakukan terhadap  pengobatan komplementer seperti akupresur dan herbal sehingga keberadaan kedua jenis terapi ini sekarang sudah di akui oleh departemen kesehatan setempat.Pendidikan seperti akupunktur medic dan herbal medic juga sudah mulai banyak diselenggarakan oleh lembaga-lembaga baik milik pemerintah maupun milik swasta yang diakui oleh pemerintah.

3. Klasifikasi Akurpresur

Akurpresur berkembang dari naluri manusia untuk memegang, menekan, atau memijat-mijat bagian tubuh ketika terluka atau cedera. Para pendeta Tao dari zaman China Kuno memformulasikan pengematan mereka akan naluri pengobatan sendiri (self jealing) ini menjadi suatu sistem yang dinamakan “Tao Yin” (‘Tao’ berarti ‘jalan’, sedang ‘Yin’ berarti keluhan-keluhan yang spesifik sekaligus suatu sistem untuk memelihara kesehatan secara umum. Tao-Yin berkembang menjadi “Do-in”, seni mempertahankan keremajaan melalui  pemijatan diri sendiri. Selanjutnya, tabib-tabib China menambahkan serangkaian sistem diagnosis dan penanganan penyakit untuk merangkai suatu pendekatan medis yang lebih lengkap.

Akurperesur kini mewakili serangkaian teknik pijat, yang menggunakan tekanan secara manual untuk menstimulasi titik-titik energi ditubuh. Sang terapis melakukan tekanan dalam bobot ringan sampai sedang dengan jari-jari tangannya, dan kadang-kadang juga dengan siku, lutut, atau kaki ke titik-titik yang sama yang digunakan dalam Akupuntur. Banyak ragam Akurpresur telah berkembang seiring dengan waktu.

a. Shiatsu

Secara harfiah kata shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian  penekanan menggunakan jari secara berirama, keseluruh bagian tubuh sepanjang meridian energi. Terapi ini juga termasuk peregangan dan tepukan. Titik-titik tekan hanya disentuh antara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang sekaligus menenangkan. Shiatsu adalah versi Jepang dari Akurpresur, dan kini menjadi semakin populer di dunia barat.

(9)

 b. Jin Shin

Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik-titik Akupuntur yang penting pada meridian dan jalur-jalur yang terpilih, setiap titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk menyeimbangkan chi, sang energi vital.

c. Do-in

Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik-titik meridian. Do-in  juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan.

d. Tui-Na

Ini adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik-titik akurpresur dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.

4. Manfaat Akupresur

Sejarah membuktikan bahwa akupresur bermanfaat untuk : a. Pencegahan penyakit

Akupresur dipraktikkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah mencegah masuknya sumber  penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh

 b. Penyembuhan penyakit

Akupresur dapat digunakan menyembuhkan keluhan sakit, dan dipraktikkan ketika dalam keadaan sakit

c. Rehabilitasi

Akupresur dipraktik untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit d. Promotif

Akupresur dipraktikkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit

5. Tekhnik Pemijatan dengan Akurpresur a. Cara pemijatan

Setelah terapis mendiagnosa penyebab penyakit dan menggolongkan syndrome menjadi delapan diagnose kemudian baru dapat ditentukan arah pemijatan yang akan dilakukan. Arah pemijatan disesuaikan dengan sifat penyakit yang diderita. Sifat penyakit yang, se, panas, luar maka pemijatan pada titik akupunktur yang dilakukan adalah berlawanan jarum jam sebanyak 60 putaran atau dengan istilah

(10)

sedate.sedangkan, sifat penyakit yin, si, dingin, dalam maka pemijatan yang dilakukan adalah searah jarum jam sebanyak 30 putaran.

Dalam pemijatan, sebaiknya jangan terlalu keras dan membuat pasien kesakitan.Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman, pegal,  panas, gatal, perih, kesemutan, dan lain sebagainya).Apabila sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasi chi (energy) dan xue (darah) lancer, juga dapat merangsang keluarnya hormonendomofrin (hormone sejenis morfin yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang).

 b. Ukuran

Didalam makalah ini, Pembaca akan menemukan istilah cun. Cun adalah satuan hitung untuk panjang atau lebarjarak antara titik akupunktur dengan titik acuannya yang digunakan dalam penentuan titik terapi akupunktur atau ilmu pijat turunannya.Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena digunakan adalah tangan pasien sendiri.

c. Cara kerja akurpresur

Sasaran Akurpresur adalah merangsang kemampuan tubuh dalam menyembuhkan diri sendiri. Sang terapis akan memegang ata u menekan berbagai titik  pada tubuh atau sistem otot untuk merangsang energi dari tubuh sendiri. Rangsangan

tersebut menyingkirkan sumbatan energi dan rasa lelah.

Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot atau hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu dari jalurnya terhambat/tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan jari untuk mengendurkan ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan menstimulasi atau menyeimbangkan aliran energi.

6. Indikasi dan Kontraindikasi Akupresur a. Indikasi

Beberapa accupoint untuk mengatasi beberapa kondisi nyeri seperti : Sakit kepala tipe tegang , migren, sakit gigi, nyeri sendi, depresi dan kecemasan, nyeri tulang belakang.

 b. Sakit kepala tipe tegang dan migren

(11)

1) Titik yang terletak di puncak kepala ; pertemuan antara garis yang menghubungkan kedua telinga dan garis yang ditarik dari bagian tengah hidung (titik 1 a). Efek: mengurangi rasa tegang di kepala.

2) Titik yang terletak di bagian dalam alis mata, di atas sudut mata bagian dalam (titik 2 a). Efek: mengurangi rasa tegang di dahi dan nyeri sekitar mata.

3) Titik yang terletak di sudut mata bagian luar (titik 2 b). Efek: mengurangi nyeri kepala, migren dan mata pedih.

4) Titik yang terletak di dahi sekitar 1 ibu jari di atas bagian tengah alis (titik 2 c). Efek: menghilangkan nyeri kepala bagian depan dan penglihatan kabur.

5) Titik yang terletak di bagian belakang kepala, pada perbatasan lekukan antara bagian dasar tengkorak dengan otot leher (titik 3 a). Efek : mengurangi nyeri kepala dan leher yang kaku.

6) Titik yang terletak di tengah segitiga yang dibentuk oleh tulang ibu jari dan jari telunjuk ( titik 4 a ). Efek : mengurangi nyeri kepala dan mata pedih.

7) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki ( titik 5 a ) . Efek : mengurangi nyeri kepala dan leher kaku.

8) Titik yang terletak di tengah, 1 jari di atas batas rambut (titik 1 b). Efek : mengurangi nyeri kepala bagian depan dan mata pedih.

9) Titik yang terletak di tengah antara dua alis (titik 1 c). Efek: mengurangi nyeri kepala  bagian depan dan nyeri kepala akibat hidung tersumbat.

10) Titik yang terletak 4 jari di bawah tempurung lutut (titik 6 a) . Efek: merupakan titik  penguat sistem pencernaan dan mengurangi nyeri kepala akibat ketidakseimbangan sistem  pencernaan, intoleransi makanan, dan kelelahan.

11) Titik yang terletak 1 ibu jari dari ujung alis mata dan sudut luar mata (titik 1 d) . Efek: mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri mata.

12) Titik yang terletak 2 jari di atas telinga (titik 1 e). Efek: mengurangi nyeri kepala migren. 13) Titik yang terletak di bagian luar dari lengan anda. 3 jari dari pergelangan tangan , di lekukan antara dua tulang. (titik 7 a). Efek: mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri di pipi. 14) Titik yang terletak di atas telapak kaki, 2 jari di atas sendi jari kaki, antara jari ke 4 dan 5. (titik 6 b). Efek: mengurangi nyeri migren, penglihatan kabur dan nyeri mata.

(12)

c. Sakit gigi

Pada penekanan daerah muka dilakukan pada sisi yang tidak sakit.

1) Titik yang terletak di depan sudut tulang rahang (titik 1 f). Efek: mengurangi nyeri gigi dan pembengkakan di muka.

2) Titik yang terletak pada tulang pipi. Di depan lubang telinga (titik 1 g). Efek: mengurangi nyeri gigi, nyeri pada wajah.

3) Titik yang terletak di depan siku tangan, pada saat siku ini ditekuk (titik 8 a). Efek: mengurangi nyeri gigi dan nyeri yang ada di mulut.

d. Kesehatan sendi

Beberapa acupoints dapat membantu menyehatkan sendi dan memperkuat sendi di seluruh tubuh. Beberapa acupoints juga membantu menguatkan otot yang menunjang sendi.

1) Titik yang terletak di belakang leher, sejajar dengan pundak, 2 jari di samping tulang  belakang. (titik 3 b). Efek: merupakan titik yang sangat berpengaruh pada kesehatan sendi di

seluruh tubuh, meningkatkan kekuatan tubuh, tulang dan sendi yang sehat.

2) Titik yang terletak di bagian belakang lutut. 4 jari di atas tulang kaki (titik 9a). Efek: menguatkan tulang di seluruh tubuh, khususnya tulang dan sendi lutut.

3) Titik yang terletak di bagian luar dari kaki, di atas permukaan pertemuan antara 2 tulang (titik 6 c). Efek: menguatkan tendon dan otot pada seluruh tubuh, terutama : sendi kaki dan menguatkan otot kaki.

4) Titik yang terletak di titik tertinggi dari pundak (titik 3c) . Efek: mengurangi kekakuan dan nyeri di daerah leher dan pundak

e. Siku tangan

1) Titik 8 a. Efek : Menguatkan siku tangan

2) Titik yang terletak di bagian luar dari tangan, 3 jari di atas pergelangan tangan, di antara kedua tulang (titik 7 a). Efek: meningkatkan mobilitas dari siku dan mengurangi nyeri di siku, lengan dan jari tangan.

f. Pergelangan tangan dan tangan 1) Titik 7 a.

2) Titik yang terletak antara tendon di sisi dalam tangan, 3 jari di atas pergelangan tangan (titik 10 a). Mengurangi nyeri di siku , pergelangan tangan dan merilekskan otot di lengan  bawah.

(13)

3) Titik yang terletak di permukaan luar pergelangan tangan. Pada lekukan antar tulang, jika  pergelangan tangan dilekukkan ke arah atas , sejajar dengan jari manis (titik 7 b) . Efek:

mengurangi nyeri di pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari.

g. Kesehatan tulang belakang

Untuk menyehatkan tulang belakang dapat dilakukan penekanan titik-titik untuk kesehatan sendi. Ditambah dengan beberapa titik berikut :

1) Titik yang terletak di puncak dari pundak, perbatasan dengan leher (titik 3c). Efek: mengurangi nyeri di daerah pundak dan punggung atas.

2) Titik yang terletak di dekat lipatan siku , pada saat siku dibengkokkan (titik 8) Efek: menghilangkan nyeri dan kekakuan pada tubuh bagian atas.

3) Titik- titik yang terletak di bagian belakang tubuh (titik 11 a). Untuk penekanan titik-titik daerah ini dapat menggunakan 2 buah bola tenis yang dimasukkan dalam kaus kaki dan diletakkan dibelang punggung .Efek : mengurangi nyeri pinggang bawah.

4) Titik yang terletak di bagian belakang lutut , diantara tendon (titik 9a ). Efek: menghilangkan nyeri di daerah kaki dan tulang belakang.

5) Titik yang terletak di bagian belakang pergelangan kaki (titik 5a). Efek: mengurangi nyeri di tulang belakang dan kaki

h. Kesehatan Sendi pinggul

1) Titik yang terletak di bagian pinggul anda (titik 11b). Efek: meningkatkan mobilitas dan mengurangi nyeri.

i. Kesehatan Sendi lutut

1) Titik yang terletak di bawah lutut , pada lekukan tulang (knee acupoint). Efek : mengurangi nyeri dan kekakuan di lutut.

2) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a).Efek: mengurangi nyeri di lutut dan tungkai bawah.

 j. Kesehatan pergelangan kaki

1) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a). Efek : mengurangi nyeri dan menguatkan pergelangan kaki.

2) Titik yang terletak pada bagian luar dari pergelangan kaki dan di bagian luar dari tendon (titik 6c). Efek: mengurangi nyeri dan pembengkakan di pergelangan kaki.

(14)

k. Kesehatan telapak kaki

1) Titik yang terletak di dasar telapak kaki, pada bagian lekukan dekat dengan tonjolan telapak kaki (titik 12 a). Efek: megurangi nyeri pada telapak kaki.

2) Titik-titik untuk kesehatan pergelangan kaki (titik 6b, 6c).

l. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks

Beberapa acupoint di bagian tubuh dapat membuat anda lebih rileks. Beberapa titik tersebut adalah :

1) Titik 1a . Efek: meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan pikiran anda.

2) Titik 4a . Efek: mengurangi kecemasan. Catatan : jangan menekan titik ini terlalu keras  pada wanita hamil.

3) Titik yang terletak di dekat pergelangan tangan sejajar dengan jari ke 5 (titik 10 b). Efek: membuat rileks tubuh anda. Merupakan titik kunci untuk mengurangi segala kecemasan dan gangguan tidur.

4) Titik yang terletak di antara tendon , tiga jari di atas pergelangan tangan ( gambar 10a ). Efek: mengurangi kecemasan dan membuat rileks tubuh anda.

m. Kontraindikasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemijatan akupresur a. Kebersihan terapis

Mencuci tangan dengan airyang mengalir dan menggunakan sabun antiseptic sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi sangatlah penting.Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit antara terapis dengan pasien.

 b. Bagian-bagian yang tidak dapat dipijat

Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat pada bagian tulang yang  patah, dan tepat bagian yang bengkak.

c. Pasien dalam kondisi gawat

Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan jantung, gagal napas oleh paru-paru, dan  penyakit pada saraf otak (misalnya stroke, pecah pembuluh darah, dan cidera otak).Apabila

terapis menemukan gejala-gejala diatas segera rujuk ke rumah sakit karena penanganan yang keliru dapat menyebabkan pasien terlambat mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

(15)

2.3 trend dan issue Akupresur dalam Mengurangi Desminore

Dismenore adalah menstruasi yang disertai nyeri dan merupakan masalah ginekologi yang sering dikeluhkan oleh 40- 80% wanita muda (Hegner, 2003; Benson & Pernoll, 2009). Nyeri intermitten yang menyertai pengeluaran darah haid nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama, atau setelah menstruasi (Badziad, 2003). Dismenore terjadi karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi  prostaglandin berlebihan, prostaglandin (PGF-2α) yang menyebabkan hipertonus   dan vasokontriksi pada miometrium sehingga mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium,  perdarahan, dan nyeri (Morgan & Hamilton, 2003; Wiknjosastro, 2007; Hillard, 2006).

Berdasarkan penyebabnya, nyeri menstruasi dibedakan menjadi dua, yaitu nyeri menstruasi primer dan sekunder (Lie, 2004). Dismenore primer, yaitu menstruasi yang disertai rasa sakit yang dialami dalam masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan tidak ada  penyakit tertentu yang menjadi penyebabnya, sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh gejala penyakit ginekologi seperti endometriosis atau fibroid (Owen, 2005). Nyeri biasanya terjadi 24-48 jam sebelum menstruasi dan mereda setelah timbul menstruasi. Nyeri bersifat konstan, biasanya pada pelvis atau punggung bawah (sakrum) dan dapat menyebar keselangkangan atau tungkai bawah (Benson & Pernoll, 2009).

Dismenore juga kerap disertai dengan mual, muntah, sakit kepala, pingsan dan nyeri tungkai (Morgan & Hamilton, 2003). Prevalensi dismenore di dunia sangat besar, yaitu rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalaminya. Presentasi dismenore di USA sekitar 90%, Swedia 72% (Lie, 2004). Persentase dismenore Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,88% dismenore primer dan 9,36% dismenore skunder (Santoso, 2008). Ada beberapa cara untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul akibat dismenore yaitu dengan terapi medis dan non medis. Obat medis yang sering digunakan  berupa analgesik dan anti inflamasi seperti asam mefenamat, ibuprofen dan antagonis

kalsium, seperti verapamil dan nifedipin yang dapat menurunkan aktivitas dan kontraktilitas uterus (Morgan & Hamilton, 2003). Selain itu nyeri dapat ditangani dengan terapi non medis yang aman dilakukan dengan exercise, mandi air hangat atau sauna, memakai buli-buli  panas, meditasi, serta dapat juga dengan pemberian suplemen, pengobatan herbal ala jepang, terapi horizon, terapi bedah, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TRANS) akupuntur, dan akupresur (Morgan & Hamilton, 2003; Potter & Perry, 2005). Akupresur adalah pengobatan cina yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan dengan memberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi titik-titik tertentu dalam tubuh. Pada dasarnya terapi

(16)

akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupuntur, tetapimedia yang digunakan  bukan jarum, tetapi jari tangan atau benda tumpul (Ali, 2005). Tujuannya untuk merangsang

kemampuan alami menyembuhkan diri sendiri dengan cara mengembalikan keseimbangan energi positif tubuh (Fengge, 2012). Salah satu efek penekanan titik akupresure dapat meningkatkan kadar endorfin yang berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat menstruasi (Widyaningrum, 2013). Akupresur dapat dilakukan dengan penekanan pada satu titik (tunggal) maupun gabungan atau kombinasi yang terbukti dapat digunakan untuk menangani dismenore. penelitian terkait  penekanan titik tunggal yaitu penelitian yang telah dilakukan Hasanah (2010) dengan

menggunakan titik Taichong (LR3), dari hasil penelitian ini didapat bahwa terjadi penurunan intensitas nyeri sebesar 1,03 poin setelah diberi terapi akupresur. Selain itu beberapa titik yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenore antara lain Titik SP6 (Chen & Chen, 2004), titik Hoku/He-qu (LI4) (Mahoney, 1993), titik gabungan antara Taichong (LR3) dan  Neiguan (PC6) terkait penelitian yang dilakukan oleh (Julianti, 2011) dimana pada kedua titik

secara signifikan dapat menurunkan rata-rata intensitas nyeri sebesar 1,76 poin. hasil penelitian dari trend akupresure dalam pengobatan dismenore

Hasil survey dan wawancara yang dilakuan peneliti pada tahun 2012 diSMAN 5 dan MA AL-HUDA Bengkalis didapatkan hasil 97 orang (88 %) dari 110 orang siswa putri yang  berumur 16-18 tahun mengalami masalah dismenore, rata-rata nyeri yang dialami remaja  putri tersebut adalah nyeri dibagian perut dan punggung bawah, lebih cenderung malas-malasan dan memilih istirahat ketika nyeri yang dirasakan begitu berat, sehingga mengharuskan mereka untuk mengkonsumsi obat-obatan sebagai penghilang nyeri seperti feminax dankiranti. Hasil wawancara kepada susantisalah satu guru di SMAN 5 Bengkalis mengatakan sekitar 9-10 orang tiap bulan yang berhalangan hadir karena dismenore dan ada  juga yang izin pulang akibat dismenore. Sampai saat ini penggunaan akupresur dalam

meminimalisir dismenore serta prospeknya dalam pengobatan masih belum banyak diketahui. Masih ada banyak titik akupresur yang bisa menurunkan dismenore, oleh karena itu peneliti terdorong untuk meneliti lebih lanjut tentang “efektifitas terapi akupresur  terhadap dismenore  pada remaja perempuan di SMAN 5 dan MA AL-HUDA Bengkalis“. dilihat sebagian besar responden yang mengalami dismenore primer pada kelompok eksperimen berumur 17 tahun yaitu sebanyak 32 orang (40 %), sedangkan pada kelompok kontrol berumur 16 tahun yaitu sebanyak 17 orang (42.5%).

Jarak  Menarche dengan dismenore yang sering terjadi pada kelompok eksperimen yaitu setelah 2 tahun menarche sebesar 30 orang(35.0 %), sedangkan pada kelompok kontrol yaitu setelah 2 tahun menarche sebesar 16 orang (40.5%).Penelitian lain yang mendukung  penelitian tentang efek terapi akupresur terhadap dismenore adalah penelitian yang dilakukan oleh Dessy, Isti, Fitri, Kholista,Silmi dan Nindia (2012). Penelitian tersebut dilakukan pada 50 responden yangmengalami dismenore dengan melakukan penekanan pada titik SP6 (sanyinjio) danSP8 (diji) yang dilakukan sekali selama 3 hari pertama periode menstruasi.

(17)

Hasilmenunjukkan bahwa tingkat keparahan hingga 2 jam setelah pengobatan (P value =0.001). Temuan penelitian lain yang mendukung penelitian tentang efek terapi akupresur terhadap dismenore adalah penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2010). Penelitian tersebut dilakukan pada 54 responden yang mengalami dismenore primer dengan melakukan  penekanan pada titik LR3 (taichong ) pada fase lutheal. Hasil akhir menunjukkan bahwa responden mengalami penurunan intensitas nyeri yang signifikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak dilakukan terapi akupresur, dengan kata lain secara signifikan bahwa akupresur dapat menurunkan rata-rata intensitas nyeri sebesar 1.037 poin (p value= 0,001).

Pada penelitian diatas, terdapat perbedaan penurunan intensitas nyeri setelah dilakukan terapi akupresur dimana penelitian Sriwahyuni, Handayani dan Irawati (2011)  penurunan terjadi sebesar 1.857, dikarenakan responden yang sedikit dibandingkan dengan  penelitian ini yang hanya terjadi penurunan sebesar 1,76 dikarenakan penelitian memiliki responden yang lebih banyak dari responden yang diteliti oleh Sriwahyuni, Handayani dan Irawati. Menurut Smelzer dan Bare (2002) nyeri menstruasi diakibatkan adanya pelepasan PGF2α yang berlebihan sehingga meningkatkan amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus yang menyebabkan vasospasme arteriol uterus, sehingga mengakibatkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik (seperti pukulan yang berulang-ulang). Berdasarkan  penelitian ini dan penelitian yang diatas bahwa terapi akupresur dapat menurukan intensitas dismenore. Penelitian inidilakukan penekanan pada titik  Hoku/he-qu (L14) dan pada titik  Neiguan (PC6). Penekanan pada titik  Hoku/he-qu (L14) dapat memberikan asupan energi  pada organ reproduksi dan meredakan nyeri secara umum (Widyaningrum, 2013). Penekanan  pada titik  Neiguan (PC6) mengurangi kecemasan dan membuat rileks tubuh. Dengan demikian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi akupresur efektif terhadap  penurunan dismenore pada remaja putri. Terapi akupresur secara empiris terbukti dapat

membantu meningkatkan hormon endorpin pada otakyang secara alami dapat membantu menawarkan rasa sakit saat menstruasi(Hartono, 2012).

Isu terapi komplementer untuk pengobatan desminore

Awal terapi akupresure masuk menjadi terapi komplementer yang secara fakta banyak menyembuhkan penyakit banyak isu-isu yang belum jelas beredar seperti akupressure bisa menyebabkan efek samping yang fatal, akupresure ini di lakuka pada orang yang belum ahli, dan para siswi yang di mana sebagai subyek penelitian itu menjawab bahwa akupresure terapi yang belum pasti dan tidak mungkin bisa menyembuhkan penyakit hanya dengan menyentuh salah satu bagian tubuh sehingga mahasiswi yang melakukan penelitian pun menjelaskan kepada siswi tentang akupresure tersebut dan cara pengobatan dan di denpasar  juga sudah ada tempat klinik untuk akupresure di mana masyarakat di bali khususnya di denpasar mulai percaya dengan terapi ini karena banyak hasil yang memuaskan setelah melakukan terapi ini.

(18)

Isu legal komplementer dalam kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu bagian dari kebutuhan dasar bagi setiap umat manusia di bumi ini. Masalah kesehatan menjadi problema yang krusial bagi setiap kalangan. Betapa tidak, dalam melakukan aktivitas setiap orang memerlukan kesehatan jasmani maupun rohani. Maka dari itu, produktivitas dan kreativitas tenaga kesehatan perlu ditingkatkan demi menunjang kualitas pelayanan kesehatan.

Dengan seiring bertambahnya sumber daya manusia dan tingginya tingkat kebutuhan ekonomi di era globalisasi sekarang ini, banyak jenis pengobatan maupun terapi yang  bermunculan. Masyarakat mulai melirik teknik pengobatan yang dapat menjamin namun tetap terjangkau. Satu dari sekian teknik pengobatan yang kini marak diperbincangkan yaitu  pengobatan komplementer.

Terapi komplementer menjadi pilihan yang banyak diminati oleh mereka yang terkendala biaya pada pengobatan kovensional atau medis. Selain faktor ekonomi, beberapa faktor yang mendorong masyarakat untuk lebih memilih pengobatan komplementer adalah faktor sosial, kepercayaan, budaya, psikologis, kejenuhan terhadap pelayanan medis/pengobatan konvensional, manfaat dan keberhasilan, pengetahuan, serta persepsi tentang sakit dan penyakit.

Bagi masyarakat awam, istilah komplementer tidak akan terkesan familier, tetapi  pilihan pengobatan alternatif seperti akupuntur, hipnoterapi, cupping (bekam basah), terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining , terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas seperti akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing , merupakan bagian dari terapi komplementer. Masyarakat yang menjalani pengobatan di berbagai jenjang kesehatan, tidak hanya menjalani  proses pengobatan konvensional atau medis, tetapi mereka memadukannya secara mandiri

dengan pengobatan-pengobatan alternatif seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Jadi, sebenarnya tanpa disadari, kita telah menerapkan pengobatan komplementer dalam kehidupan kita sehari-hari.

Terapi komplementer yang memang telah menjadi isu di banyak negara, masih memerlukan riset yang lebih menyeluruh untuk dipelajari secara lebih dalam. Beberapa  penelitian yang mengangkat tema tentang terapi komplementer diantaranya adalah terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan  psikoimunologik, terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan dapat meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan respons. Sedangkan

(19)

terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan belajar. Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan citra tubuh, dan menurunkan kecemasan pada anak susah makan, terapi kiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid dan level plasma  prostaglandin selama haid, penggunaan aromaterapi berupa penggunaan minyak esensial  berkhasiat untuk mengatasi infeksi bakteri dan jamur, minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri streptokokus, stafilokokus dan tuberculosis, tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit, sedangkan teh dapat membersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan, meditasi dan imagery membantu mengurangi rasa nyeri pada pasien penderita kanker dan mempercepat proses penyembuhannya, selain itu hipnoterapi dapat meningkatkan suplai oksigen, perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan.

Dari hasil penelitian-penelitian dapat membuat suatu paradigma baru dalam dunia kesehatan mengenai terapi komplementer. Terapi komplementer yang disebut juga dengan terapi holistik ini akan sangat bermanfaat bagi klien yang memiliki penyakit kronis yang mengharuskan mereka untuk melakukan pengobatan rutin yang mengeluarkan lebih banyak dana. Selain dapat meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, klien juga dapat menghemat  biaya pengobatan karena dalam terapi komplementer beban untuk membeli obat yang harus

dikonsumsi akan berkurang.

Minat masyarakat Indonesia terhadap pengobatan komplementer ini sudah mulai meningkat. Terlihat dengan menjamurnya klinik-klinik pengobatan alternatif dan tradisional  baik di daerah-daerah maupun di pusat kota yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh tingginya tingkat kesadaran masyarakat yang lebih melihat hasil dan proses daripada suatu pelayanan kesehatan. Pengobatan komplementer dirasa lebih memberikan hasil yang nyata bagi mereka, dibandingkan dengan metode  pengobatan yang bersifat konvensional atau medis. Karena tidak sedikit dari masyarakat kita, yang menjalani pengobatan medis tidak menemukan suatu titik terang, dimana setelah mereka beralih kepada metode pengobatan komplementer, dengan dua atau tiga kali terapi, mereka telah merasakan dampak positif terhadap kesehatannya.

Pada masa sekarang ini, terapi pengobatan komplementer dan pegobatan medis sudah dapat hidup secara berdampingan di masyarakat, seperti pada beberapa rumah sakit di Indonesia yang menyelenggarakan praktik pengobatan komplementer sebagai metode  pengobatan yang bersifat sebagai pendamping, pelengkap maupun pengganti dari metode  pengobatan medis. Di Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta merupakan salah satu dari 12 rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan

(20)

dan mengembangkan pengobatan komplementer. Rumah Sakit Kanker Dharmais memiliki cabang unit khusus pengobatan kedokteran komplementer, dimana Unit CAM ini  berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan komplementer bagi penderita  penyakit kanker dan atau masalah kesehatan lainnya baik yang berasal dari Rumah Sakit Kanker Dharmais maupun rujukan dari fasilitas kesehatan lainnya. Pada saat ini pelayanan yang diberikan pada Unit CAM Rumah Sakit Kanker Dharmais meliputi: 1) Akupuntur Medik (Akupuntur Pengobatan dan Akupuntur Estetika) dan 2) Herbal (Fitofarmaka, Herbal terstandar, jamu). Sedangkan 12 rumah sakit lainnya yang telah melaksanakan dan mengembangkan pengobatan komplementer adalah Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, Rumah Sakit Kandou Manado, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten.

Berangkat dari kepuasan pasien terhadap pengobatan komplementer yang semakin menyuburkan klinik pengobatan komplementer membuat masyarakat perlahan semakin tergiur dengan teknik pengobatan jenis ini. Isu berbagai jenis kelebihan dan keuntungan  pengobatan komplementer menyebar begitu saja. Terlebih bila satu pasien merasa sembuh

total begitu menjalani pengobatan komplementer, maka testimoni baik mengenai teknik  pengobatan ini akan berdampak pada masyarakat yang lelah menjalani pengobatan

konvensional berbondong-bondong menjalani pengobatan komplementer. Namun, yang jadi  persoalan, tak semua tenaga medis, dalam hal ini yang dipraktikkan oleh perawat, dapat

dijamin profesionalitasnya. Apalagi, pengobatan komplementer terkesan sebagai jenis  pengobatan sampingan, tak harus tenaga yang handal untuk mempraktikkannya. Padahal, apapun jenis pengobatannya bila berkaitan baik dengan jasmani maupun rohani pasien, bila ditangani oleh tenaga medis yang kurang kompeten sudah tentu amat membahayakan.

Dengan demikian, terapi komplementer ini sangat perlu untuk menjadi bahan kajian dalam dunia keperawatan. Karena tidak hanya tenaga kesehatan seperti dokter dan ahli terapi saja yang mempunyai kesempatan dalam mengembangkan profesinya dalam praktik komplementer ini. Jika dilihat dari berkembangnya izin praktik mandiri kepada perawat di masa sekarang ini, maka perawat juga perlu meningkatkan kemampuan diri dalam praktik terapi komplementer. Dimana perawat merupakan profesi di dunia kesehatan yang merawat  pasien dengan pendekatan holistik dan memandang manusia secara utuh sebagai makhluk  biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Sama halnya dengan metode terapi komplementer yang dianggap sebagai terapi dengan pendekatan holistik karena berupaya

(21)

untuk meningkatkan taraf kesehatan dengan memperhitungkan dari berbagai sudut dan  beraneka aspek kehidupan pasien.

Pengawasan pada penyelenggaraan praktik pengobatan komplementer di masyarakat  baru berupa pendaftaran kepada pemerintah daerah setempat saja. Bahkan berdasarkan  penelusuran oleh dinas kesehatan di berbagai daerah, ternyata masih banyak ditemukan klinik-klink pengobatan sebagai sarana terapi komplementer atau alternatif yang tidak memiliki izin praktik yang jelas. Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat banyaknya  berita di media cetak maupun online yang memberitakan mengenai merebaknya pengobatan  palsu yang berkedok praktik pengobatan komplementer atau alternatif yang dijalankan oleh tenaga yang tidak berkompeten sehingga pada akhirnya dapat berdampak buruk bagi masyarakat.

Seperti dikutip dari antaranews.com tertanggal 23 Maret 2010, terdapat sebanyak 11  praktik tradisional atau alternatif yang mengantongi izin dan ada sekitar 30 lagi yang tidak mengantongi izin dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Selain itu, mengutip dari okezone.com tertanggal 11 Maret 2015, banyak  pasien kanker payudara lebih percaya terhadap pengobatan alternatif dan kerap melupakan  pengobatan medis. Padahal hasil yang diperoleh tidak akan efektif, bahkan sampai meregang nyawa. Maraknya pengobatan alternatif yang menjanjikan kesembuhan tanpa operasi selalu membuat korban stadium lanjut berjatuhan. Pasien selalu datang ke rumah sakit dengan stadium III dan IV.

Berkaca dari maraknya malpraktik pengobatan komplementer, disebabkan salah satunya oleh tiadanya peraturan tegas dari pemerintah. Terutama minimnya pengawasan  praktik, ditambah belum adanya undang-undang yang secara gamblang menjelaskan mengenai pengobatan komplementer. Belum ada perlindungan hukum bagi pasien yang menjalani pengobatan komplementer, termasuk standarisasi tenaga medis yang diperbolehkan mempraktikkan pengobatan jenis ini. Mengingat lingkup praktik perawat yang mendapat sorotan melalui adanya malkpraktik pengobatan komplementer, banyak muncul anggapan di kalangan Dinas Kesehatan, bahwa perawat dilarang mengerjakan pengobatan akupuntur. Seperti beberapa kasus yang terjadi di salah satu puskesmas di wilayah Karangasem.

 Namun dari segi hukum, perawat sebetulnya diberikan wewenang dalam mengadakan  praktik sendiri. Seperti yang telah termuat dalam UU Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik

(22)

Keperawatan. Selanjutnya pada 30 ayat 2 bagian m menerangkan bahwa penatalaksanaan keperawatan komplementer merupakan bagian dari penyelenggaraan praktik keperawatan dengan memasukkan/ mengintegrasikan terapi komplementer dan alternatif ke dalam  pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Hal ini sudah jelas membuka lebar peran perawat dalam

melaksanakan praktik keperawatan komplementer tetapi masih belum mendapat tanggapan yang serius dan kesadaran dari pihak Pemerintah Dinas Kesehatan.

Masih merujuk pada UU Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 11 yang menjelaskan tentang stadarisasi penyelenggaraan pendidikan tinggi keperawatan yang memenuhi standar nasional pendidikan tinggi, sedangkan pada pasal 12 menyebutkan bahwa  penerimaan mahasiswa harus sesuai dengna kuota nasional demi menjamin mutu dari lulusan keperawatan itu nantinya. Sedangkan pada pasal 16 ayat 1 menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional. Sehingga nantinya akan mendapatkan Sertifikat kompetensi bagi mahasiswa  pendidikan vokasi dan sertifikat profesi bagi mereka yang mengikuti pendidikan profesi

keperawatan.

Dengan adanya undang-undang yang mengatur tentang standarisasi pendidikan yang harus dicapai bagi calon perawat ini, maka perawat harus lebih meningkatkan segi keilmuannya dalam keperawatan komplementer guna memajukan profesinya sehingga tidak hanya berpatokan pada metode pengobatan konvensional yang berupa medis saja, tetapi harus sudah memulai membuka diri dan memperbaharui pola pikir kita bahwa kesembuhan klien tidak mutlak hanya dengan berpedoman pada kehebatan layanan hospitaliti dan kecanggihan alat kesehatan dunia barat saja yang menggunakan obat-obatan kimia tetapi juga perlu melirik  pada metode pengobatan ketimuran yang lebih bersifat holistik dan aman bagi masyarakat.

Seperti yang sempat disebutkan di bagian awal tadi, beberapa contoh metode terapi komplementer salah satunya yaitu moteode pengobatan akupuntur. Metode pengobatan yang  biasa disebut dengan metode tusuk jarum dari Tiongkok ini mulai masuk pelayanan rumah

sakit sejak tahun enam puluhan, kemudian dicoba masuk kurikulum Fakultas Kedokteran. Tetapi di masa sekarang ini, dengan adanya izin praktik mandiri bagi profesi perawat, diharapkan tidak hanya dokter saja yang berperan aktif dalam mengembangkan keilmuannya melalui pengobatan komplementer, melainkan para perawat maupun mahasiswa calon  perawat di masa depan juga dapat ikut serta mengembangkan dan meningkatkan potensi diri serta mempelajari hal-hal baru dalam praktik keperawatan komplementer ini, misalnya pada  praktik pengobatan akupuntur ini, jika perawat memiliki skill dan kompetensi dalam bidang tersebut, maka perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien. Mengingat

(23)

kembali bahwa perawat telah memiliki izin praktik mandiri sesuai dengan ketentuan yang  berlaku. Maka dari itu, perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung dalam  praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer.

Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah dikenal secara luas, termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Tidak selamanya teknik pengobatan komplementer itu membahayakan pasien, asalkan dapat diparktikkan oleh profesional kesehatan dan orang-orang yang memiliki lisensi ijin  praktik resmi yang dapat dipertanggung jawabkan maka teknik pengobatan komplementer atau alternatif akan menjadi suatu paradigma baru yang akan mengganti persepsi lama kita tentang pelayanan kesehatan yang layak di mata masyarakat. Selama adanya lisensi dan izin yang jelas, kasus-kasus malpraktik akan dapat kita hindari.

Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah  perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran  perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan

yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.

Dalam Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, Nomor 1, Maret 2008, menyebutkan  bahwa terapi komplementer sebagai isu praktik keperawatan abad ke 21.Sehingga diharapkan  bagi pengembang kebijakan, praktik keperawatan, pendidikan, dan riset untuk lebih membuka jalur yang jelas bagi para perawat maupun calon perawat yang ingin mengembangkan potensi diri guna memajukan profesi perawat di masa mendatang. Apabila isu ini berkembang dan terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang terapi komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pasien secara otomatis akan meningkat.

(24)
(25)
(26)

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

Akupresur adalah terapi dengan menekan, memijit, mengurut bagian dari tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital atau Ci.Akupresur juga dikenal akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur, karena teori akupresur didasari oleh teori akupuntur. Akupuntur menggunakan jarum sebagai alat bantu praktik, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti jarum. Akupresur diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya Shiatsu, Jin Shin, Do-in, serta Tui-Na.

Layaknya akupuntur yang memiliki banyak manfaat, begitu pula dengan akupresur. Beberapa manfaatnya antara lain sebagai pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasisetelah mengalami sakit serta promotif sebelum individu terserang penyakit yang artinya individu yang dalam keadaan sehat.

Beberapa kondisi yang diindikasikan untuk dilakukan terapi akupresur yaitu sakit kepala tipe tegang dan migren, sakit gigi, untuk kesehatan sendi, siku tangan, pergelangan tangan dan tangan, kesehatan tulang belakang,, kesehatan sendi pinggul, kesehatan sendi lutut, kesehatan pergelangan kaki, kesehatan telapak kaki, serta acupoint untuk membantu anda lebih rileks. Sedangkan kondisi yang tidak diperbolehkan dilakukan terapi akupresur yaitu pada daerah patah tulang, kulit yang terkelupas, pasien gaga jantung, gagal nafas,  pasien yang memiki masalah saraf pusat misalnya stroke dan kondisi gawat lainnya.

Salah satu efek penekanan titik akupresure dapat meningkatkan kadar endorfin yang  berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat menstruasi (Widyaningrum, 2013).

B. Saran

Bagi Mahasiswa, setelah membaca makalah ini hendaklah dapat benar-benar memahami konsep umum dari terapi komplementer akupresur dalam mengurangi desminore. Serta terus memperbaharui pengetahuan khususnya pada terapi akupresur, dengan penjelasan diatas telah dijabarkan terkait konsep umum dari terapi akupresur.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Fengge, A. 2012. Terapi akupresur manfaat dan pengobatan. Yogyakarta: Crop Circle Corp. Hanifa, W. 2005. Ilmu kebidanan. (Ed. 3). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Hillard, P. A. J. 2006. Dysmenorrhea: Pediatrics in review. 27: 64-71. Holder. Julianti, F. E. 2012.

Lie, S. 2004. Terapi vegetarian untuk penyakit kewanitaan: Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Potter & Perry. 2005. Fundamentals of nursing: concept, process, and practice. Jakarta: EGC. Potter, P. A., & Perry, A. G. 2006. Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. (Ed. 4). Jakarta: EGC.

Progestian. (2010). Cara menentukan masa subur. Jakarta: Swarna Bumi.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Angket ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana respon siswa setelah diberikan model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan penguasaan

Adapun bentuk terapi Ruqyah pada gangguan kejiwaan yang disebabkan karena gangguan jin ditetapkan pada orang yang di Ruqyah di Pondok Ruqyah Center Kalinyamat

Berdasarkan pasal 1 dan Pasal 17 ayat (1) dan (2) serta Pasal 18 ayat (1) dan (2) Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik, maka Direktorat Jenderal

Raya KM.14 Sragen-Ngawi tersebut, perlu dikembangkan suatu fasilitas umum, yaitu berupa kawasan tempat istirahat (rest area) dengan konsep taman bagi pengguna jalan yang

Pemuda tani perdesaan mayoritas bekerja pada luas lahan yang sempit atau tidak memiliki lahan, sangat minim berkomunikasi dengan penyuluh, dan memiliki persepsi yang

Prav tako v veliki meri ocenjujejo trditev, da nadrejeni dajejo zaposlenim navodila, z oceno Nada Tadl: Dejavniki vodenja v Pošti Slovenija... Diplomsko delo visokošolskega

responden di Kantor Kecamatan Tembalang, menganggap variabel kemampuan pegawai masuk ke dalam kategori baik, hal ini didukung oleh jawaban dari 31 responden (91,2%)