• Tidak ada hasil yang ditemukan

Musium Emigrasi Jerman di kawasan wisata pelabuhan Bremerhaven

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Musium Emigrasi Jerman di kawasan wisata pelabuhan Bremerhaven"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Musium Emigrasi Jerman di kawasan wisata

pelabuhan Bremerhaven

Masalah migran merupakan issue aktual di Benua Eropa saat ini, setelah beberapa tahun terakhir dibanjiri gelombang migran dari negara-negara yang dilanda konflik di Timur Tengah dan Benua Afrika. Opini pro dan kontra untuk menerima migran pun menjadikan fenomena ini problematik. Di satu sisi negara-negara Eropa dihadapkan pada masalah kemanusiaan, di sisi lain konflik sosial, politik dan ekonomi berpotensi muncul ke permukaan, baik dalam jangka pendek maupun di masa mendatang.  Tulisan ini tidak akan membahas masalah migran :-) . Kali ini akan dibahas pengalaman mengunjungi Deutsches Auswanderer Haus atau

Museum Emigrasi Jerman di kota Bremerhaven, Propinsi Bremen, Jerman, ditinjau dari persepsi arsitektur lanskap.

Kota Bremerhaven terletak di tepi pesisir utara Benua Eropa, di muara Sungai Weser. Sebagai kota pelabuhan dagang, Bremerhaven memiliki peran penting bagi Bremen maupun Jerman saat ini. Di masa lalu, pelabuhan ini dikenal sebagai

pelabuhan utama bagi para migran yang meninggalkan Benua Eropa.  Di kawasan pelabuhan bersejarah inilah museum ini didirikan. Kawasan ini telah dikembangkan menjadi bagian kota yang baru –berupa ruang terbuka dan area rekreasi- yang menjadi penghubung  pusat kota dan Sungai Weser.

Transformasi lanskap Pelabuhan Bremerhaven

(2)

Hotel Atlantic Sail sebagai salah satu fasilitas yang dibangun di waterfront promenade[/caption]

Lanskap industri kesejarahan pelabuhan Bremerhaven dikembangkan menjadi kawasan wisata sebagai salah satu upaya pemerintah lokal untuk meningkatkan pendapatan daerahnya. Pada periode 2001-2009, dibuatlah proyek perencanaan dan konstruksi kawasan, dimana desainnya dikerjakan oleh firma arsitek lanskap Latz+Partner. Kawasan seluas 20 ha ini ditransformsi menjadi lanskap water front dengan fungsi residential dan rekreasi. Plaza, kawasan komersial, berbagai atraksi wisata, fasilitas budaya,dan ruang terbuka hijau mengisi kawasan. Beberapa

museum dibangun, misalnya Auswanderer Haus, Schepvaart museum, Klimahaus, dan museum kesejarahan. Sepertinya pengembangan kawasan menjadi tujuan wisata ini cukup sukses, karena banyak wisatawan dari luar kota, dan tak jarang mereka berkunjung dalam rombongan besar. Belum lagi kawasan turistik ini

dihubungkan dengan pusat perbelanjaan dan food court dekat dengan pusat kota, dimana pengunjung dapat mencapainya melalui over pass berdinding kaca.

Hasilnya aktivitas ekonomi di kawasan ini cukup tinggi. Dengan kata lain penataan lanskap kawasan pelabuhan dan sekitarnya untuk tujuan wisata ini mampu menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian daerah.

(3)

Waterfront promenade di area pelabuhan lama[/caption]

Wisata museum: edukatif, atraktif, interaktif, rekreatif

[caption id="attachment_169" align="alignleft" width="300"]

Area tunggu sebelum memasuki ruangan museum[/caption]

Deutsches Auswanderer Haus berfungsi sebagai museum dan kantor arsip.

Fungsinya sebagai museum jelas terlihat dari berbagai display tematik yang secara garis besar dibagi menjadi tema emigrasi dan imigrasi. Selain itu, didalamnya

(4)

secara rinci. Sebagaimana kebanyakan museum Eropa pada umumnya, desain display objek dalam museum ini atraktif, interpretative dan interaktif, sehingga berkunjung ke museum tidak hanya sekedar menghibur (rekreatif) namun juga mendapatkan pengetahuan (edukatif).

[caption id="attachment_172" align="alignleft" width="225"]

Suasana di ruang tunggu media audio-visual theatre bergaya Roxy cinema tempo dulu[/caption]

Saat membayar tiket, pengunjung akan mendapatkan boarding pass dengan semacam kartu elektronik (icard) didalamnya. Kartu ini digunakan untuk

mengaktifkan media interpretasi berupa informasi audio pada titik-titik tertentu dengan bahasa sesuai pilihan. Pada boarding pass tertera dua nama  yaitu emigran dan imigran. Pada tema emigrasi, kita mendapatkan berbagai informasi statistik  naratif dan replika gelombang emigrasi melalui pelabuhan Bremerhaven sejak abad 18. Suasana suram di pelabuhan ketika para migran hendak berlayar, kamar

penumpang kelas 3 yang sempit dan tidak sehat termasuk toilet, ruang makan dan storage bahan makanan, hall stasiun subway New York-sebagai poin penting bagi migran yang baru tiba di Amerika Serikat, kantor migrasi Jerman bergaya art-deco, toko dan kios usaha para migran di negara tujuan, semuanya merupakan beberapa spot diorama (dengan objek display otentik) dan replika dengan skala manusia yang dapat kita eksplor. Spot menarik lainnya yaitu theatre tempat pemutaran film

(5)

tiket dan ruang tunggunya ala Roxy cinema tempo dulu.

[caption id="attachment_170" align="aligncenter" width="300"]

Diorama suasana suram di pelabuhan dengan para migran yang hendak naik ke kapal[/caption]

Banyak informasi tentang migrasi yang dapat kita pelajari di museum ini. Berbagai faktor yang menyebabkan migrasi dijelaskan, seperti misalnya perang, kondisi politik yang mengancam jiwa, dan situasi ekonomi yang tidak menentu. Selain itu terdapat juga informasi asal negara migran yang didominasi dari Jerman, Rusia, Polandia, dan Austria, dengan negara tujuan utama para migran: USA, Brazil, dan Sidney. Tak heran jika berdasarkan sensus di USA tahun 2000, 15% penduduknya merupakan keturunan bangsa Jerman. Yang unik dari museum ini, kita dapat menelusuri perjalanan  hidup migrasi orang yang namanya tertera pada boarding pass yang kita dapat ketika membeli tiket. Bagi pengunjung kelompok usia anak dan remaja, penelusuran biografi ini dapat menjadi atraksi yang mengundang curiosity selama menjelajahi museum.

(6)

Suasana kantor imigrasi Jerman tempo dulu[/caption]

Aplikasi interpretasi

Eksibisi di Auswanderer Haus ditata secara rinci. Jika dilihat dari desain exterior bangunan, museum ini terkesan biasa saja. Namun didalamnya museum ini menawarkan beragam spot, yang sangat memperhatikan detail –baik dari segi kesejarahan maupun elemen display- sehingga mampu membawa kita ke suatu masa sekitar 1-2 abad yang lalu. Transisi ruang diciptakan sedemikian rupa mengarahkan pengunjung mengikuti lorong waktu dari masa lalu hingga periode saat ini. Berbagai elemen pengisi ruang disajikan dengan desain yang kreatif, inovatif dan sarat dengan nilai kesejarahan. Perubahan suasana ruang dari gelap dan suram hingga kemudian menjadi lebih terang dan berwarna seolah

merepresentasikan nuansa ketidakpastian nasib yang dihadapi oleh para migran ketika berangkat dari Bremerhaven, hingga kemudian mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara tujuan.

(7)

Media audio interpretasi: pengunjung men-tap icard pada sign (kiri atas) dan mendengarkan penjelasan melalui earphone (kanan atas); kertas di bagian bawah semacam boarding pass yang diberikan ke setiap pengunjung, berisi 2 nama migran (salah satunya Sabine Schastok) yang dapat ditelusuri biografinya di museum[/caption]

Semua teori tentang interpreatsi yang pernah saya baca diwujudkan dalam

museum ini. Mulai dari sistem non-guide/ personal interpretation dengan bantuan icard, media interpretasi audio visual yang dilengkapi headset (dengan model jadul), teknik interpretasi yang melibatkan seluruh panca indera pengunjung

melalui berbagai replika skala manusia, signage yang tidak hanya informatif namun juga estetik, dan materi interpretasi yang komprehensif. Sehingga tujuan

interpretasi untuk memberikan pemahaman tentang fenomena migran kepada pengunjung (berdasarkan pengalaman saya) bisa dibilang berhasil. Jika kita berniat mengamati seluruh elemen, mungkin perlu waktu seharian di museum ini. Ada satu hal yang menarik: pengunjung harus membayar 1,5 e jika hendak memotret di dalam museum. Sepertinya cukup mahal, karena tiket saja seharga 13,80 e per 1 orang dewasa. Namun setiap sudut museum ini menawarkan spot menarik yang sayang jika tidak diabadikan sehingga tidak rugi jika kita harus membayar.

Sepertinya tambahan biaya memotret ini juga menjadi strategi bagi museum untuk menambah pemasukan :-D

(8)

Seluruh foto dalam museum diambil oleh Rina Hidayanti- sepupu yang menetap di Bremen dan telah berbaik hati mengajak dan mentraktir jalan-jalan ke museum :-)

LINKS

Kawasan wisata pelabuhan Bremerhaven

http://www.bremerhaven.de/experience-the-sea/service-infos/urban-history/old-har bor-new-harbor-city-center.50206.html

Museum Emigrasi Jerman

http://www.bremerhaven.de/experience-the-sea/objects-of-interest/museums-adve nture-worlds/german-emigration-center-bremerhaven/german-emigration-center-br emerhaven.46859.html LATZ+PARTNER h ttp://www.latzundpartner.de/en/projekte/urbane-transformation/havenwelten-altern euer-hafen-bremerhaven-de/

Referensi

Dokumen terkait

Akses rumah tangga terhadap fasilitas sanitasi yang layak terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk menjadi tantangan utama yang dihadapi dalam meningkatkan cakupan sanitasi

Pertama, luas lahan rawa yang digunakan untuk pertanian masih sangat kecil, hanya 23,8 persen dari luas total lahan sawah di Indonesia.. Kedua, produktivitas di lahan rawa juga

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini menganalisis pengaruh struktur elemen good corporate governance yang terdiri dari dewan komisaris dan dewan

Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, peningkatan,

• Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Indah Jaya Textile untuk meningkatkan peluang dan mengurangi hambatan yaitu:. • Lebih mengefisiensikan produksi sehingga harga

Pemeriksaan langsung atau inspeksi dilakukan oleh BAPETEN untuk membuktikan apakah semua persyaratan dipenuhi baik dari segi fasilitas radiasi atau zat radioaktif,

Hal itu menunjukkan bahwa cerita-cerita misteri pada majalah bobo lebih condong pada cerita mistik yang membahas tentang ketakutan, kegelisahan, kecemasan yang