• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Bidang Usaha

Bergerak dalam bidang Industri Besi Beton Berkedudukan di Gresik, Jawa Timur, Indonesia

Kantor Pusat dan Pabrik Jl. Raya Krikilan No. 434 Km. 28

Kec. Driyorejo, Gresik 61177

Telepon : (031) 750-7303, 750-7791, Faksimili : (031) 7507302

LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR

31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT)

DAN

(2)

Halaman

LAPORAN

KEUANGAN

-

Padatanggal3l

Maret

2013

(Tidak diaudit) dan

31

Desember 2012

(Diaudit)

serta

untuk

periode yang

berakhir

pada

tangal-tanggal

tersebut

Surat Pernyataan

Direksi

Laporan Posisi

Keuangan

Laporan

Laba

Rugi Komprehensif

Laporan

Perubahan

Ekuitas

Laporan Arus Kas

(3)

S te e [

foLanufacturing I ndustry

fl. qqaXrlfuk"

$ro, 434

Kn

2S Kec. Arilorejo -

Qruid%tp

062 - 031 - 7507303, 7507791 Fa4, 062 - 031 - 7507302

SURAT

PERNYATAAN DIREKSI

TENTANG

TAI\GGUNG

JAWAB

ATAS LAPORAN KEUANGAN

PERIODE TIGA

BULAN

YANG

BERAKHIR

PADA TANGGAL

31

MARET

2013

PT.

BETONJAYA MANT]NGGAL TBK.

l.Nama

Alamat

Alamat

Domisili

sesuai

KTP

atau

identitas

lain

Nomor

Telepon

Jabatan

2.Nama

Alamat

Alamat

Domisili

sesuai

KTP

atau

identitas

lain

Nomor

Telepon

Jabatan

Gwie

Gunadi Gunawan

Jl.

Raya

Krikilan

No.434 Km

28

Driyorejo

Gresik

Jl. Dharmahusada Indah

Bll47

RT/RW

002/008

Mulyorejo

-

Surabaya

60115

031- 7490598

-psw

307

Direktur Utama

Jenny Tanujaya

MBA

Jl. Raya

Krikilan

No.

434 KM

28

Driyorejo

Gresik

Jl.

MawarNo.2T-29 RT/RW

003/003

Tegalsari Surabaya 60262

031-

7507791,7507303

Direktur

Keuangan

Menvatakan

bahwa

:

l.

Bertanggung

jawab

atas penyusunan dan

penyajian

laporan keuangan

PT.

Betonjaya

Manunggal Tbk.

2.

Laporan keuangan PT. Betonjaya

Manunggal Tbk.

telah disusun dan

disajikan

sesuai

dengan Standar

Akuntansi

Keuangan

di

Indonesia.

3.

a.

Semua informasi dalam laporan

keuangan PT.

Betonjaya Manunggal

Tbk.

telah dimuat

secara

lengkap dan benar.

b.

Laporan

keuangan

PT. Betonjaya Manunggal

Tbk. tidak

mengandung

informasi

atau

fakta material

yang

tidak

benar, dan

tidak

menghilangkan

informasi

atau

fakta material.

4.

Kami

bertanggung

jawab

atas sistem pengendalian

intem

dalam

PT. Betonjaya

Manunggal Tbk.

Demikian

pernyataan

ini

dibuat dengan sebenarnya.

Surabay4

25 April2}l3

(4)

ASET ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas Piutang Usaha

Pihak Ketiga - Setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 127,207,749 pada

31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Pihak-pihak Berelasi

Aset Keuangan lancar lainnya Persediaan

Uang Muka Pembelian Biaya Dibayar di Muka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR

Investasi pada entitas asosiasi Aset Tetap - Setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp 27.121.364.837 pada 31 Maret 2013, dan Rp 26,926.593.239 tahun 2012. Aset Pajak Tangguhan

Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

145,469,563,786 145,100,528,067 2r, 13 1,042,897,647 1,158,766,800 47,725,139,948 47,050,914,070 2n, 11 15,166,375,737 14,720,052,295 3i,10, 25 31,515,866,564 31,172,094,975 97,744,423,838 98,049,613,997 8 229,036,320 676,556,803 3k, 9 745,847,351 100,139,906 3g,3e,3i,6,25,29 24,911,457,141 22,562,076,454 3j, 7 12,472,286,618 9,735,538,165 3h, 5 9,228,613,577 14,349,965,535 3e, 3h, 5, 18, 25 - 11,504,999 Rp 31 Maret 2013 31 Desember 2012 3c, 3f, 3g, 4, 27 50,157,182,831 50,613,832,135 Catatan Rp

(5)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Usaha Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Pajak Utang Lain-lain Beban Akrual

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas Imbalan Kerja

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS

EKUITAS

Modal Saham - Nilai Nominal Rp 100 per saham, Modal Dasar - 460.000.000 saham, Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 180.000.000 saham Tambahan Modal Disetor Komponen Ekuitas Lainnya Saldo Laba yang belum ditentukan

Penggunaannya Jumlah Ekuitas

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

117,042,950,282 113,178,956,244 145,469,563,786 145,100,528,067 98,666,015,419 94,798,465,171 3o,17 529,666,050 529,666,050 3e, 6, 10 (152,731,187) (149,174,977) 16 18,000,000,000 18,000,000,000 2,237,964,076 2,172,538,795 28,426,613,504 31,921,571,823 3q,24 2,237,964,076 2,172,538,795 26,188,649,428 29,749,033,028 14 266,195,976 153,626,464 15 863,995,714 853,961,255 183,606,476 446,278,891 3r, 13 1,592,335,848 2,485,544,900 23,282,515,414 25,809,621,518 3e,12, 25 31 Desember 2012 Catatan Rp Rp 31 Maret 2013

(6)

PENJUALAN

BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR

Beban Penjualan

Beban Umum dan Administrasi Penghasilan Bunga

Keuntungan (Kerugian) Kurs Mata Uang Asing - Bersih Pemulihan Penyisihan kerugian piutang tan tertagih Laba penjualan aset tetap

Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih Jumlah

LABA USAHA

Bagian laba entitas asosiasi LABA DARI OPERASI SEBELUM PAJAK

Beban Pajak Penghasilan LABA PERIODE BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Rugi belum direalisasi dari Efek yang tersedia untuk dijual

Bagian Laba (Rugi) Entitas Asosiasi dari Rugi Belum terealisasi atas efek tersedia untuk dijual Pajak Penghasilan Terkait

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK

TOTAL LABA RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3s, 23 21.49 39.52 3,863,994,038 7,098,382,043 (3,556,210) (15,010,289) 1,185,403 5,003,430 (23,197,863) 8,747,887 3,184,145 (13,489,500) 3,867,550,248 7,113,392,331 3r, 13 (1,176,311,528) (2,345,017,750) 5,043,861,776 9,458,410,081 10 337,210,673 86,854,731 4,706,651,103 9,371,555,350 (3,508,856) (8,622,696) (279,054,453) 43,498,564 -3c, 27 369,138,557 811,183,896 3p, 21 (1,088,315,989) (921,473,063) 22 479,422,915 193,523,725 3p, 20 (35,791,080) (31,113,298) 4,985,705,556 9,328,056,786 3p, 19, 25 20,364,273,704 35,601,357,674 3p, 18, 25 25,349,979,260 44,929,414,460 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Catatan Rp Rp

(7)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

117,042,950,282 (3,556,210) Saldo per 31 Maret

2013 18,000,000,000 529,666,050 (194,821,075) 42,089,888 (152,731,187) 98,666,015,419 98,513,284,232 3,867,550,248 Total pendapatan komprehensif lain periode berjalan 3g, 6 - - (10,117,125) 6,560,915 (3,556,210) - (3,556,210) 113,178,956,244 Laba bersih periode

berjalan - - - - - 3,867,550,248 3,867,550,248

(92,603,851) Saldo per 31 Desember

2012 18,000,000,000 529,666,050 (184,703,950) 35,528,973 (149,174,977) 94,798,465,171 94,649,290,194 (3,600,000,000) Pendapatan Komprehensif Lain - - (123,471,835) 30,867,984 (92,603,851) - (92,603,851) 17,606,674,006 Dividen - - - - - (3,600,000,000) (3,600,000,000)

Laba bersih tahun

berjalan - - (41,218,397) (342,416) (41,560,813) 17,648,234,819 17,606,674,006

99,264,886,089 -

(15,010,313) Saldo per 31 Maret

2012 18,000,000,000 529,666,050 (20,013,718) 5,003,405 (15,010,313) 80,750,230,352 80,735,220,039

7,154,953,144 Pendapatan

Komprehensif Lain 3g, 6 - - (20,013,718) 5,003,405 (15,010,313) - (15,010,313)

92,124,943,258 Laba bersih tahun

berjalan - - 41,218,397 342,416 41,560,813 7,113,392,331 7,154,953,144 Saldo per 1 Januari

2012 18,000,000,000 529,666,050 (41,218,397) (342,416) (41,560,813) 73,636,838,021 73,595,277,208

Jumlah Pendapatan Komprehensif

lain Saldo Laba

Laba Komprehensif Tahun berjalan Jumlah Ekuitas Rp Komponen Ekuitas Lainnya

Catatan Modal Disetor Rp Tambahan Modal Disetor Rp Efek Yang Tersedia Untuk Dijual Rp Bagian Laba(Rugi) Entitas Asosiasi Rp

(8)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan

Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan pihak lainnya

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi Penghasilan bunga

Pembayaran pajak penghasilan

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian dan pembangunan aset tetap Investasi Saham dan deposito

Jumlah arus kas dari aktivitas investasi KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4 50,157,182,831 681,767,613 4 50,613,832,135 132,738,880 -(456,649,304) 549,028,733 (3,219,980,263) (18,298,975,411) (3,861,075,303) (20,599,710,070) 11 (641,095,040) (2,300,734,659) 3,404,425,999 21,148,738,803 (1,794,504,000) (979,482,000) 776,183,201 5,189,949 (28,595,087,346) (31,980,148,164) 4,422,746,798 22,123,030,854 33,017,834,144 31 Maret 2013 31 Maret 2012 54,103,179,018 Rp Rp

(9)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) 1. Umum

a. Pendirian dan Informasi Umum

Komisaris Utama : Gwie Gunato Gunawan Komisaris Independen : Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak. Direktur Utama Gwie Gunadi Gunawan Direktur : Ny. Jenny Tanujaya, MBA

Drs. Andy Soesanto, MBA, MM

Ketua : Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak. Anggota : Rahmat Zuhdi, SE, MSA, Ak.

Isomudin, SE

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

2.

Pada tanggal 31 Maret 2013, seluruh saham Perseroan atau sejumlah 180.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia adalah Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI) serta peraturan regulator pasar modal, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (atau dahulu disebut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)), untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Personil manajemen kunci adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Manajer Perusahaan

Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 31 karyawan pada tahun 2013 dan 2012. Tenaga kerja untuk bagian produksi disediakan dari pihak ketiga.

Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh Pernyataaan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1600/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 65.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Juli 2001 saham hasil penawaran tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Kantor pusat dan pabrik Perusahaan beralamat di Jl. Raya Krikilan No. 434, Km 28 Driyorejo - Gresik, Jawa Timur.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri besi dan baja. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1996 dan saat ini bergerak dalam bidang industri besi beton yang dipasarkan di dalam negeri.

Pemegang saham terbesar perusahaan adalah Profit Add Limited (Perusahaan yang didirikan di Samoa) dan Positive Mind Limmited (Perusahaan yang didirikan di Samoa), Profit Add Limited merupakan Entitas anak dari Marston International Limited (perusahaan yang didirikan di British Virgin Island) dan Positive Mind Limited merupakan Entitas anak dari Meriton International LImited (perusahaan yang didirikan di Samoa).

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

PT Betonjaya Manunggal Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 27 Pebruari 1995 dengan akta No. 116 dari Suyati Subadi, SH., notaris di Gresik. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-10.173.HT.01.01.th.95 tanggal 16 Agustus 1995, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 18 Tanggal 1 Maret 1996, Tambahan No. 9609a. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 24 tanggal 23 Juli 2010 dari Dian Silviyana Khusnarini, SH., notaris di Surabaya, dalam rangka penyesuaian dengan undang - undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akte perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-21994,AH,01,02, Tahun 2011 tanggal 3 Mei 201, serta diumumkan dalam berita negara No. 70 tanggal 31 Agustus 2012, Tambahan No. 42894

(10)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) a.

b.

· PSAK No. 10 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 13 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 16 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 18 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 24 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 26 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 28 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 30 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 33 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 34 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 36 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 45 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 46 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 50 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 53 (Revisi 2010) :

· PSAK No. 55 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 56 (Revisi 2011) :

· PSAK No. 60 : · PSAK No. 61 : · PSAK No. 62 : · PSAK No. 63 : · PSAK No. 64 : · ISAK No. 13 : · ISAK No. 15 : · ISAK No. 16 : · ISAK No. 18 : · ISAK No. 19 : · ISAK No. 20 : · ISAK No. 22 : · ISAK No. 23 :

Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan Sewa Operasi – Insentif

Perjanjian Konsesi Jasa

Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi

Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

Pajak Penghasilan – Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Saham Entitas Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

PSAK No. 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minuman dan Interaksinya

Laba per Saham

Instrumen Keuangan: Pengungkapan

Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah Kontrak Asuransi

Pajak Penghasilan

Instrumen Keuangan: Penyajian Pembayaran Berbasis Saham

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Pertambangan Umum

Kontrak Konstruksi

Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa, revisi berlaku sejak 11 Desember 2012 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Imbalan Kerja Biaya Pinjaman

Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, revisi berlaku sejak 11 Desember 2012 Sewa

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing Properti Investasi

Aset Tetap

Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

Ketua Bapepam-LK telah menerbitkan Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 mengenai ketentuan Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan No. VIII.G.7 yang berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan keputusan ini maka keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 dan No. KEP-06/PM/2000, serta Surat Edaran Ketua Bapepam-Bapepam-LK No. 03/BL/2011, No. 02/PM/2002 dan SE-02/BL/2008 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak 31 Desember 2012.

Dalam rangka implementasi ketentuan ini, Perusahaan telah melakukan penyesuaian nama-nama pos laporan keuangan, pengelompokan pos-pos laporan keuangan dalam komponen utama yang sama serta penyesuaian terhadap pengungkapan dan penyajian dalam laporan keuangan.

Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan DSAK-IAI yang Efektif Berlaku untuk Periode Tahun Buku yang Dimulai Pada atau Setelah 1 Januari 2012

Berikut ini adalah Pernyataan (PSAK), Interpretasi (ISAK) dan Pernyataan Pencabutan (PPSAK) yang telah keluarkan oleh DSAK-IAI untuk diterapkan pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012, yaitu:

(11)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) · ISAK No. 24 : · ISAK No. 25 : · ISAK No. 26 : · PPSAK No. 7 : · PPSAK No. 8 : · PPSAK No. 9 : · PPSAK No. 11 : · · 3 a. Pernyataan Kepatuhan b.

c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 10 (Revisi 2010) "Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing", PSAK 10 mewajibkan Perusahaan untuk menentukan mata uang fungsionalnya dan mengukur hasil operasi dan posisi keuangannya dalam mata uang tersebut.

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.

Pada tanggal tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas dalam mata uang asing disesuaikan kedalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, nilai tukar yang digunakan adalah masing-masing Rp 9.617 dan Rp 9.670 per 1 USD.

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No VIII.G.7 tentang "Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau Perusahaan Publik "yang terdapat dalam lampiran keputusan ketua Bapepam -LK No KEP -347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini.

Penyajian Laporan Keuangan

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual, Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Revisi standar ini mensyaratkan pengungkapan lebih ekstensif atas manajemen risiko keuangan entitas dibandingkan dengan PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan". Pengungkapan tersebut antara lain:

Instrumen keuangan signifikan atas posisi keuangan dan kinerja entitas. Pengungkapan sejalan dengan PSAK No. 50 (Revisi 2010). Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif memberikan informasi tentang tujuan manajemen, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif memberikan informasi tentang batas risiko yang dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disajikan secara internal kepada personil manajemen kunci.

Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

Pencabutan PSAK No. 39 Akuntansi Kerja Sama Operasi

Berikut adalah standar akuntansi keuangan yang relevan dan berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan, yaitu: PSAK No. 60: “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

Penilaian Ulang Derivatif Melekat

Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat Paragraf 47- 48 dan 56 – 61

Pencabutan PSAK No. 27: Akuntansi Perkoperasian

Pencabutan ISAK No. 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK No. 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa Hak atas Tanah

(12)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) d. e. a i) ii) iii) b. i) ii) iii) iv) v) vi) vii)

f Kas dan Setara Kas

g Investasi

Deposito Berjangka

Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).

Orang yang diidentifikasikan dalam huruf a) i) yang memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan atau merupakan personil manajemen kunci Perusahaan (atau entitas induk dari Perusahaan).

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Deposito Berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan atas hutang dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau dari perusahaan lain dalam Grup). Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari perusahaan ketiga. Perusahaan lain tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan.

Memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan.

Personil manajemen kunci Perusahaan atau induk Perusahaan.

Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut :

Perusahaan lain dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:

Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut : Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan.

Manajemen menentukan estimasi masa manfaat dan beban penyusutan dari aset tetap yang dimiliki Perusahaan. Manajemen akan mengubah beban penyusutan jika masa manfaatnya berbeda dari estimasi sebelumnya atau manajemen akan menghapus atau melakukan penurunan nilai atas aset yang secara teknis telah usang atau dihentikan penggunaannya atau dijual.

Imbalan kerja

Perusahaan ikut serta dalam program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Manajemen mengestimasi bahwa manfaat yang terhutang pada karyawan dari program pensiun iuran pasti ini telah memenuhi kewajiban Perusahaan seperti yang diharuskan dalam UU No. 13 tahun 2003 (lihat Catatan 3q). Estimasi ini dibuat berdasarkan beberapa asumsi termasuk diantaranya tingkat pengunduran diri, tingkat mortalitas, tingkat kenaikan gaji serta tingkat pengembalian atas iuran yang dibayarkan.

Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

Estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan dievaluasi secara berkala berdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk ekspektasi dari kejadian-kejadian di masa depan yang mungkin terjadi. Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat atas aset dan liabilitas akan disajikan di bawah ini.

(13)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) h Piutang Usaha i. 1 2 3 4 5

Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan. Penyediaan informasi teknis pokok.

Keberadaan pengaruh signifikan Perusahaan dengan investee dibuktikan dengan adanya keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris dan adanya transaksi material antara investor dengan investee.

Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan investasi ditambahkan atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau entitas anak atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan dikurangi deviden tunai yang diterima.

Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian Perusahaan atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.

Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee;

Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya; Adanya transaksi material antara investor dengan investee;

Pertukaran personel manajerial; atau Investasi pada Entitas Asosiasi

Perusahaan menerapkan PSAK 15 (Revisi 2010) "Investasi pada entitas masing-masing yang menggantikan PSAK 15 "Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi", (Perusahaan mencatat investasi pada entitas asosiasi, yaitu suatu entitas, termasuk entitas non korporasi seperti Persekutuan, dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama.

Investasi pada entitas dimana Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung 20% atau lebih hak suara dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak dapat mengendalikan, dicatat dengan metode ekuitas. Pengaruh signifikan juga ada ketika Perusahaan memiliki kurang dari 20% hak suara suatu entitas, namun dapat dibuktikan dengan jelas bahwa Perusahaan memiliki pengaruh signifikan.

Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai.

Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagihkan semua piutang sesuai dengan persyaratan piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran (lebih dari 30 hari jatuh tempo) dianggap sebagai indikator bahwa piutang usaha telah turun nilainya. Jumlah penyisihan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal.

Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika piutang usaha tidak dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun penyisihan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi komprehensif.

Investasi Efek

Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Investasi efek diklasifikasikan dalam kelompok aset keuangan (Catatan 3n.6).

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Piutang diklasifikasikan dalam kelompok aset keuangan (Catatan 3n.5).

(14)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit)

j.

k. l.

Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Instalasi gas dan listrik Kendaraan

Inventaris kantor dan pabrik

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan ISAK 25 tentang "Hak Atas Tanah", yang menyatakan bahwa hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Biaya pengurusan legal atas hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan tanah. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebaga perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya-biaya pembelian bahan dan peralatan, serta biaya konstruksi lainnya termasuk biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs atas bunga) yang berkaitan langsung dengan pembangunan aset tetap Perusahaan. Biaya-biaya ini direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di review dan disesuaikan jika perlu, pada setiap akhir tahun buku.

Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi, kecuali terdapat prediksi manajemen atau kepastian bahwa perpanjangan atau pembaruan hak kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.

Biaya -biaya tertentu yang terkait dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, yang mana yang lebih pendek.

Sesuai dengan PSAK 47 tentang "Akuntansi Tanah, Perusahaan mencatat harga perolehan tanah secara terpisah dari biaya pengurusan legal yang terjadi untuk memperoleh hak atas tanah serta pengeluaran untuk perpanjangan hak. Pengeluaran tersebut ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari "aset Tidak Lancar Lainnya" pada laporan posisi keuangan laporan posisi keuangan dan diamortisasi selama umur hukum hak.

10-16 4-15 5-10 4

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Tahun 20 Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 16 (Revisi 2011) "Aset Tetap", yang menyatakan bahwa Perusahaan diwajibkan untuk menerapkan prinsip-prinsip dari Revisi ini terhadap item-item aset tetap yang meliputi (1) aset yang sedang dibangun atau dikembangkan untuk keperluan properti investasi dimasa datang, (2) penerapan akuntansi atas aset tetap yang diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual, dan (3) aset tetap atas hibah pemerintah.

Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.

Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

(15)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) m.Penurunan Aset Non Keuangan

n. Instrumen Keuangan

1. Aset Keuangan

(i)

(ii)

(iii)

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya termasuk dalam klasifikasi ini. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held To Maturity ("HTM"))

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan HTM.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate).

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.

Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi komprehensif.

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam catatan 2e.

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK 60 memperkenalkan pengungkapan baru untuk meningkatkan informasi mengenai instrumen keuangan. PSAK ini mewajibkan pengungkapan secara luas mengenai signifikansi pengaruh instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja Perusahaan, pengungkapan kuantitatif dan kualitatif atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan, serta menentukan pengungkapan minimum mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan terkait dengan pengukuran nilai wajar menggunakan tingkat hirarki nilai wajar dimana mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam mengukur nilai wajar dan memberikan arahan dalam bentuk pengungkapan kuatitatif mengenai pengukuran nilai wajar dan mewajibkan informasi yang diungkapkan dalam format tabel kecuali terdapat lain yang sesuai.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

(16)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) (iv)

2. Liabilitas Keuangan

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal (i)

(ii)

3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

4 Nilai Wajar Instrumen Keuangan

5 Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.

Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Seluruh liabilitas keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman dan utang.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan posisi keuangan.

Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pengakuan awal

Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale ("AFS"))

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya dakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

(17)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) 6 Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

7

Liabilitas Keuangan

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilities Keuangan Aset Keuangan

Aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian yang memenuhi kriteria “pass-through” dan (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Aset keuangan AFS

Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.

Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif direklas dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang telah dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.

Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

(18)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) 8. Akuntansi Lindung Nilai

Lindung Nilai atas Arus Kas

o. Biaya Emisi Saham

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang

Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan kepemilikan berpindah ke pelanggan Penghasilan Bunga

Beban

Beban diakui pada saat terjadinya. q. Imbalan Pasca Kerja

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Perusahaan memilih mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/ kerugian aktuaria yang timbul.

Perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika instrumen lindung nilai telah jatuh tempo atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan tanpa penggantian atau perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi atau komitmen tersebut terjadi.

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.

Penghasilan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.

Perusahaan memberikan imbalan kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.

Pada saat dimulainya lindung nilai, Perusahaan melakukan penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk menentukan bahwa lindung nilai tersebut sangat efektif diseluruh periode pelaporan keuangan sesuai dengan tujuannya.

Bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam ekuitas, sementara itu bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalamlaporan laba rugi komprehensif.

Jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif ketika transaksi lindung nilai tersebut mempengaruhi laporan laba rugi komprehensif. Jika suatu item lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau liabilitas non keuangan, maka jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal atas nilai tercatat aset atau liabilitas non keuangan tersebut.

(19)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) r.

s. Laba per Saham

t. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berdeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus di laporan keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjangvmemenuhi kriteria pengakuan aset.

Laba per Saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan angan.PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan / kelebihan pembayaran pajak penghasilan

beserta bunga / denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang

berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

(20)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) 4 Kas dan Setara Kas

Kas

Bank Pihak ketiga : Rupiah :

PT Bank Central Asia, Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk. Sub Jumlah

Dollar Amerika Serikat :

Standard Chartered Bank PT. Bank UOB Indonesia

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk. PT Bank Central Asia, Tbk

Sub Jumlah

Deposito Berjangka - Dollar Amerika Serikat. PT. Bank UOB Indonesia

Jumlah Kas dan Setara Kas Tingkat bunga Deposito per tahun

Dollar Amerika Serikat

5 Piutang Usaha a.Berdasarkan Pelanggan

Pihak Ketiga

Nusasembada Bangunindo, PT. Uda Manjur, UD.

Yulia, UD.

Rajawali Daya Perkasa, PT. Fajar Gemilang Semesta, PT. Chalidana Inti Permata, PT. Nisak Nasir, Bpk. Abadi Jaya, CV. Binatel Prima, PT. Mitra Perkasa, CV. Lendis Cipta Media Jaya, PT. Gunawan, Bpk.

Mekarsari, UD.

Surya Bangun Persada Indah, PT. Elang Perkasa Jayatama, PT. Wira Artha Nusantara, CV. Warna Warni Media, PT. Susanto Tjahyono, Bpk. Kurnia Abadi, CV. Bangun Citra Perkasa, PT. Delta Bangun Griya, PT. Karya Tunggal, CV. Ferroindo Steel, CV. Batu Alam Sejahtera, CV. Angkasa Perindo Sakti, PT. Apie Indokarunia, PT. Penta Pratama, CV. Sanusi, Bpk. Susilo, Bpk. 32,115,900 32115900 24,571,676 24571676 44,954,954 33133463 42,505,991 24641991 62,139,000 0 61,744,877 61744877 65,055,991 0 64,751,995 64523987 65,207,989 0 65,131,990 64675996 66,143,979 66339955 65,435,986 0 67,221,000 165550000 67,073,017 923329324 75,295,990 157182531 67,316,513 0 121,043,604 125613679 96,745,833 96745833 229,652,027 107548023 149,199,996 0 254,204,104 430782341 253,532,455 0 359,751,471 257368056 284,676,500 364050951 850,637,964 2124382667 567,015,031 0 1,333,339,908 975631217 908,965,536 783867840 Rp Rp 2,937,155,353 0

Jangka waktu penempatan deposito adalah 12 bulan Automatic Roll Over namun, sesuai dengan surat konfirmasi PT Bank UOB Indonesia tanggal 7 September 2012 bahwa penempatan deposito dengan kondisi breakable.

Penempatan pada kas dan setara kas dilakukan pada pihak ketiga dan tidak digunakan sebagai jaminan. Tidak terdapat kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak berelasi.

31 Maret 2013 31 Desember 2012 50,157,182,831 50,613,832,135 3.25% 2,75% - 3,25% 207,716,429 332,904,544 49,772,861,841 49,521,923,449 186,368,063 -11,176,072 11,264,776 352,411 492,396 9,819,883 321,147,372 27,317,643 24,250,543 176,604,561 759,004,142 54,174,422 701,222,159 94,274,296 27,885,240 838,200 5,646,200 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Rp Rp

(21)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) Sugandi, Bpk.

Barito Anugrah Sejati, PT. Wahyu Persada, CV. Tata Baskara Jaya, PT. Atak Otomotif Indo Metal, PT. Talenta Mulya Synergy, PT. Hasyim, Bpk.

Laras Trikarsatama, PT. Sinar Pembangunan Abadi, PT. Sumber Abadi Indonesia, PT. Karya Indah Timur, CV. Prambanan Dwipaka, PT. Edy Mulyanto, Bpk. Duta Karya Optima, CV. Graha Nusantara, CV. Chalidana Dwi Mandiri, PT. Lain-lain kecil

Jumlah

Penyisihan Piutang Ragu - ragu Jumlah

Pihak Berelasi

PT Varia Usaha Lintas Segara PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Jumlah Piutang Usaha b. Berdasarkan Umur (Hari)

Belum jatuh tempo Telah Jatuh Tempo:

1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari Jumlah

Penyisihan Piutang Ragu-ragu Jumlah Piutang Usaha

Mutasi Penyisihan Piutang Ragu - ragu Saldo awal

Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah.

6. Aset Keuangan Lancar lainnya

Deposito berjangka

Bank International Indonesia - Dollar Amerika Serikat Jumlah

Deposito yang Dijaminkan Rupiah

PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk.

Jumlah 273,273,000 293,185,200 129,360,000 149,272,200 143,913,000 143,913,000 22,353,700,000 19,340,000,000 22,353,700,000 19,340,000,000 Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.

31 Maret 2013 31 Desember 2012

Rp Rp

127,207,749

127,207,749 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu - ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. 50,089,882 9,228,613,577 14,361,470,534 127,207,749 77,117,867 9,355,821,326 14,488,678,283 (127,207,749) (127,207,749) 24,641,991 -267,440,207 267,440,207 88,427,550 463,059,690 56,979,632 3,695,917,366 4,450,145,008 9,228,613,577 14,361,470,534 5,279,394,212 9,251,053,746 - 11,504,999 (127,207,749) (127,207,749) 9,228,613,577 14,349,965,535 35,556,677 32,261,892 9,355,821,326 14,477,173,284 - 47971000 - 44761624 - 64979992 - 63839996 - 128591980 - 65587995 - 191910400 - 129427980 - 421690995 - 322272973 - 751135990 - 656655065 - 3473525066 - 1178760000 20,000,029 20000029 17,677,990 0

(22)

31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) Dollar Amerika Serikat :

PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk. Jumlah

Bunga Deposito yang akan diterima

Penempatan pada efek yang tersedia untuk dijual :

Biaya Perolehan Saham PT Gunawan Dian Jaya Steel, Tbk. 13,489,500 saham masing-masing pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

Laba (Rugi) yang belum direalisasi Nilai Pasar

Jumlah

Tingkat bunga Deposito berjangka per tahun Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Mutasi perolehan saham tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:

Harga perolehan awal Penambahan periode berjalan Pengurangan periode berjalan Jumlah

Mutasi laba (Rugi) pemilikan efek yang belum direalisasi Saldo awal

Laba (Rugi) belum direalisasi Laba yang direaliasi atas penjualan efek Saldo akhir

Mutasi laba (Rugi) belum direalisasi dari efek yang tersedia untuk dijual: Penghasilan (beban) pajak tangguhan

Bagian Laba (Rugi) belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual atas laba(rugi) entitas asosiasi Jumlah pendapatan komprehensif lain

Tingkat bunga Deposito berjangka per tahun Rupiah

Dollar Amerika Serikat

Penempatan pada efek yang tersedia untuk dijual dilakukan pada pihak-pihak berelasi (Catatan 25).

0,50% - 3,90% 2.00%

Deposito yang dijaminkan merupakan deposito berjangka waktu 12 bulan yang digunakan sebagai jaminan atau bank garansi kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Penempatan deposito berjangka dilakukan pada pihak ketiga.

Nilai wajar efek ekuitas ditetapkan berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

(180,086,140) (169,969,015) 5,25% - 5,75% 5.50% 60,028,713 56,656,338 -Pendapatan atas laba belum direalisasi dari efek yang tersedia untuk dijual (240,114,853) (226,625,353)

-(240,114,853) (226,625,353) (226,625,353) (54,957,863) (13,489,500) (171,667,490) -1,456,866,000 1,628,533,490 1,456,866,000 1,024,260,000 604,273,490 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Rp Rp 5,25% - 5,75% 5.50% 0,50% - 3,90% 2.00% 1,443,376,500 1,456,866,000 24,911,457,141 22,562,076,454 1,456,866,000 1,628,533,490 (13,489,500) (171,667,490) 162,661,475 610,573,691 445,954,080 443,705,726 678,446,166 861,451,563 232,492,086 417,745,837

(23)

7 Persediaan

Barang Jadi Bahan Baku Suku Cadang Sub Jumlah

Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan

Jumlah

Mutasi Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Saldo Awal

Pemulihan Persediaan

Saldo Akhir

8

Lustre Metals and Minerals SDN BHD - Skid rail UCC Industry Thailand - Roller

Sun Glare - Roller Jumlah

9 Biaya Dibayar Dimuka

Gaji dan upah karyawan Asuransi

Jumlah

10 Investasi pada Entitas Asosiasi

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.

Jumlah Aset Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas Pendapatan Bersih 258,851,075,629 1,647,928,004,308 464,576,572,899 362,691,614,756 808,649,851,589 792,414,825,081 Rp Rp 1,273,226,424,488 1,155,106,439,837 21,136,453 31,172,094,975 Bagian Perusahaan atas aset dan liabilitas serta hasil usaha dari entitas asosiasi adalah sebagai berikut:

31 Maret 2013 31 Desember 2012 180,000,000 2.20 30,125,955,582 1,025,002,940 Laba Bersih Pendapatan Komprehensif lain Saldo 31 Desember 2012 % Rp Rp Rp Rp

Entitas Asosiasi Lembar Saham Kepemilikan Efektif Saldo 31 Desember 2011

6,560,916 31,515,866,564

31 Desember 2012

Bagian Laba Bersih 180,000,000

2.20 31,172,094,975 337,210,673

Rp Rp

% Rp Rp

31 Maret 2013

Bagian Laba Bersih

Entitas Asosiasi Lembar Saham Kepemilikan Efektif Saldo 31 Desember 2012 Laba Bersih Pendapatan Komprehensif lain Saldo 31 Maret 2013 745,847,351 100,139,906

Akun ini merupakan penyertaan pada PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (entitas asosiasi) yang dicatat dengan metode ekuitas dan diterapkan secara prospektif (Catatan 2 dan 3i). Pemilikan investasi saham kepada PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk dimaksudkan untuk investasi jangka panjang yang pada saatnya dapat meningkatkan sinergi usaha.

Perubahan investasi selama periode Januari - Maret 2013 dan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

736,013,000 71,263,000 9,834,351 28,876,906 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Rp Rp 152,385,060 229,036,320 676,556,803 229,036,320 63,024,800 461,146,943 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Rp Rp

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, persediaan suku cadang diasuransikan kepada PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia dan PT Asuransi Ramayana terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 550.000.000. Sedang sebagian besar suku cadang lain karena sifat dan kondisinya yang tidak mudah rusak dan usang tidak diasuransikan.

Tidak terdapat persediaan yang dijaminkan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.

Manajemen perpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan, karena sebagian besar persediaan suku cadang bersifat tidak mudah rusak atau usang.

Uang Muka Pembelian

- -- -12,472,286,618 9,735,538,165 - -12,472,286,618 9,735,538,165 -555,595,326 842,370,887 2,784,695,861 2,298,208,107 Rp Rp 9,131,995,431 6,594,959,171 31 Maret 2013 31 Desember 2012

Gambar

Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang didenominasi dalam mata uang Dolar Amerika Serikat:
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012:

Referensi

Dokumen terkait

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui email juga ditayangkan pada website SPSE Kabupaten Bolaang Mongondow, oleh karenanya Pokja tidak dapat menerima

Pemberian bokashi kulit durian berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, panjang buah, diameter buah, berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, berat

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia–Nya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang diberi

Sedangkan pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang mengatur

Rumah susun (Rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian- bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik

Transaksi penjualan kredit yang terjadi pada PT. Armada Pagora Jaya hanya dilakukan oleh bagian akuntansi yang terdiri dari satu orang karyawan. Apabila bagia akuntansi

Menurut Handoko (2011: 361), pengawasan tipe feedforward control (pengawasan pendahuluan) dirancang untuk mengantisipasi masalah- masalah atau penyimpangan-penyimpangan

Jenis alat peraga yang direncanakan adalah kartu soal dan lembar kerja siswa yang telah disesuaikan dengan teori pendekatan cooperative learning (CL) versi Jigsaw