• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESENTASI PEMBERDYN P3A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRESENTASI PEMBERDYN P3A"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN PENGELOLAAN

LAHAN DAN AIR

PEDOMAN PEMBERDAYAAN

PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI

AIR

Oleh : Ir. Soekrasno S, Dipl. HE

WIDYAISWARA MADYA PUSDIKLAT PU

(2)

KETENTUAN UMUM

• Perkumpulan petani pemakai air (P3A) berazaskan

gotong royong serta merupakan organisasi yang bersifat

sosial-ekonomi, budaya dan berwawasan lingkungan. • Pedoman pemberdayaan P3A dimaksudkan untuk

menyusun suatu aturan pemberdayaan yang bersifat umum sebagai pedoman untuk penjabaran lebih lanjut yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi

daerah setempat.

• Pedoman pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air bertujuan memberikan acuan bagi kelembagaan

pengelolaan irigasi dalam melaksanakan pemberdayaan P3A

• Ruang lingkup dalam Peraturan Menteri ini meliputi Pembentukan perkumpulan petani pemakai air,

Keanggotaan dan Susunan Organisasi, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab, Wilayah Kerja, Hubungan Kerja, Pemberdayaan, Pembiayaan, serta Monitoring dan

(3)

PEMBENTUKAN PERKUMPULAN PETANI

PEMAKAI AIR

(P3A, GP3A DAN IP3A)

• Pemerintah melakukan penyuluhan dan

penyebarluasan teknologi bidang irigasi hasil

penelitian dan pengembangan kepada masyarakat petani.

• Petani pemakai air wajib membentuk P3A secara

demokratis pada setiap daerah layanan/petak tersier atau desa.

• Pembentukan P3A dilakukan melalui proses

pengambilan keputusan yang mengikutsertakan

sebagian besar petani pemakai air dalam satu blok layanan tersier.

• Pembentukan P3A dapat difasilitasi oleh pemerintah dan atau pihak lain diluar para petani.

(4)

PEMBENTUKAN PERKUMPULAN PETANI

PEMAKAI AIR

(P3A, GP3A DAN IP3A)

P3A

dapat

membentuk GP3A.

GP3A dibentuk dari, oleh dan untuk beberapa

P3A dalam

blok sekunder

secara demokratis,

yang pengurusnya terdiri dari perwakilan unit

P3A

Pembentukan GP3A diutamakan untuk

mengkoordinasi

beberapa P3A yang ada pada

daerah layanan blok sekunder dalam rangka

berperan serta pada kegiatan pengembangan

dan pengelolaan irigasi di wilayah kerjanya.

(5)

PEMBENTUKAN PERKUMPULAN PETANI

PEMAKAI AIR

(P3A, GP3A DAN IP3A)

GP3A

dapat

membentuk IP3A

IP3A dibentuk dari, oleh dan untuk beberapa

GP3A yang berada dalam satu daerah irigasi

secara

demokratis

, yang pengurus dan

anggotanya terdiri dari perwakilan unit GP3A

Pembentukan IP3A selain untuk memperoleh

hak

guna pakai air

untuk irigasi juga ditetapkan

untuk

mengkoordinir

beberapa GP3A dalam

rangka berperan serta pada kegiatan

(6)

KEANGGOTAAN DAN SUSUNAN

ORGANISASI

Anggota P3A adalah

semua petani

yang

mendapat manfaat secara langsung dari

pelayanan petak tersier, irigasi pompa dan

irigasi pedesaan yang mencakup

pemilik,

penggarap, penyakap

, pemilik kolam ikan yang

mendapat air dari irigasi dan badan usaha

yang memanfaatkan air irigasi.

Anggota GP3A adalah

wakil-wakil unit P3A

yang berada pada daerah layanan blok

sekunder.

Anggota IP3A adalah

wakil-wakil GP3A

yang

berada pada daerah irigasi, dan ditambah

wakil dari sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga)

jumlah P3A pada setiap gabungan P3A.

(7)

SUSUNAN ORGANISASI

• Susunan organisasi P3A, GP3A, dan IP3A terdiri dari

pengurus dan anggota.

• Struktur kepengurusan P3A, GP3A, dan IP3A ditetapkan dalam rapat anggota yang terdiri dari

Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Pelaksana Teknis, dan khusus untuk P3A ditambah Ketua Blok. • Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi

didalam P3A, GP3A, dan IP3A.

• Kepengurusan GP3A dipilih dari wakil unit P3A pada sebagian daerah irigasi atau pada jaringan irigasi

sekunder di wilayah kerjanya

• Kepengurusan IP3A dipilih dari wakil unit GP3A yang berada pada satu daerah irigasi di wilayah kerjanya.

(8)

SUSUNAN ORGANISASI

Organisasi perkumpulan petani pemakai air

wajib menyusun:

– Anggaran Dasar; dan

– Anggaran Rumah Tangga

.

– Hal-hal yang perlu tercantum dalam

Anggaran Dasar, sekurang-kurangnya

memuat:

• Alasan pendirian; • Tujuan mendirikan; • Fungsi dan tugas;

• Kepengurusan dan keanggotaan; • Wilayah kerja; dan

(9)

SUSUNAN ORGANISASI

– Hal-hal yang perlu tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga, sekurang-kurangnya memuat:

Sifat perkumpulan;

Keanggotaan;

Kepengurusan;

Keuangan;

Pengawasan dan badan pemeriksa;

Rencana kerja pengurus;

Rincian bentuk pelanggaran dan bentuk

sanksi;

Prosedur pengambilan keputusan; dan

Mekanisme perubahan Anggaran Rumah

(10)

SUSUNAN ORGANISASI

Ketentuan mengenai anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga disusun atas dasar

kemampuan petani

.

Penyusunan anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga dibuat oleh petani sendiri dalam

rapat anggota

ditanda tangani oleh ketua P3A

dan disahkan oleh para anggota.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

diketahui oleh kepala desa/lurah dan camat

serta ditetapkan oleh bupati/walikota.

Untuk mendapatkan

status badan hukum

,

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

selanjutnya

didaftarkan di Pengadilan Negeri

setempat.

(11)

WILAYAH KERJA

• Batas wilayah kerja P3A, GP3A DAN IP3A

mengikuti batas wilayah

hidrologis atau wilayah

desa, meliputi:

• Wilayah kerja P3A ditetapkan berdasarkan

wilayah petak

tersier

atau berdasarkan batas

wilayah

desa

sesuai dengan kesepakatan dan

penetapan dari para anggota.

• Wilayah kerja GP3A ditetapkan berdasarkan

wilayah jaringan

blok sekunder

sesuai dengan

kesepakatan dan penetapan dari para anggota.

• Wilayah kerja IP3A ditetapkan berdasarkan satu

wilayah

jaringan daerah irigasi

secara utuh,

terdiri dari beberapa gabungan GP3A sesuai

dengan kesepakatan dan penetapan dari para

anggota.

(12)

HUBUNGAN KERJA

• Hubungan kerja antara P3A dengan GP3A dan IP3A bersifat

koordinatif dan konsultatif sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

• Hubungan kerja antara P3A dengan pemerintah kabupaten/kota bersifat koordinatif dan atau konsultatif, sedangkan dengan

Lembaga Non-Pemerintah bersifat koordinatif.

• Hubungan kerja antara P3A dengan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :

– Pemberian bantuan atas dasar permintaan P3A

– Pemberian bimbingan teknis kepada P3A

– Partisipasi dalam pelaksanaan evaluasi pengelolaan aset pemerintah kabupaten/kota.

– Penentuan prioritas penggunaan biaya operasi pemeliharaan dan rehabilitasi

Hubungan kerja P3A dengan Lembaga Non-Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam hal mendapatkan bantuan serta fasilitasi yang tidak mengikat.

• Hubungan kerja P3A dengan Komisi Irigasi dilakukan untuk

(13)

PEMBERDAYAAN

– Pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air dilakukan secara berkelanjutan dan terkoordinasi

oleh instansi terkait di kabupaten/kota.

– Pemberdayaan diarahkan untuk memandirikan organisasi

– Pemberdayaan dilakukan melalui perkuatan yang meliputi:

• Pembentukan Organisasi sampai berstatus badan hukum, hak dan kewajiban anggota, manajemen

organisasi, pengakuan keberadaannya dan tanggung jawab pengelolaan irigasi di wilayah kerjanya.

• Kemampuan teknis pengelolaan irigasi dan teknis usaha tani.

• Kemampuan pengelolaan keuangan dalam upaya mengurangi ketergantungan dari pihak lain.

(14)

Lingkup dan Sasaran Pemberdayaan

• aspek Kelembagaan; • aspek teknis; dan • aspek keuangan.

– Aspek kelembagaan, merupakan upaya meningkatkan status badan hukum organisasi, kemampuan

manajerial,

– Aspek teknis meliputi: – teknis irigasi; dan

– teknis usaha tani.

– Teknis irigasi: dalam rangka pembangunan, peningkatan, operasi dan pemeliharaan serta rehabilitasi.

– Teknis usaha tani: peningkatan usaha tani kaitannya dengan ketahanan pangan.

– Aspek keuangan: manajemen keuangan dan

pengembangan usaha ekonomi yang berbasis air irigasi dan/atau agribisnis.

(15)

Metode Pemberdayaan

• Metode pemberdayaan dilaksanakan secara

sistematis dan terus menerus, melalui:

– sosialisasi; – motivasi;

– latihan dan kunjungan lapangan; – pertemuan berkala;

– fasilitasi;

– studi banding;

– bimbingan teknis dan pelatihan;dan – pendampingan dan metoda lain.

• Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kondisi setempat serta didasarkan pada kebutuhan lokal dari hasil profil sosio-ekonomi, teknik dan kelembagaan serta hasil pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala.

(16)

Metode Pemberdayaan

• Unit pemberdayaan daerah kabupaten/kota

melaksanakan Pemberdayaan P3A secara sistematis, terus menerus

• Kegiatan pemberdayaan P3A di lapangan dilaksanakan oleh:

– Kelompok Pemandu Lapangan; – Tenaga Pendamping Petani; serta

– Unsur-unsur lain yang terkait dibidang kelembagaan, bidang teknis dan keuangan sesuai kebutuhan.

• Kelompok Pemandu Lapangan merupakan unsur

pemerintah yang bertugas di lapangan dan berperan untuk mengupayakan pengelolaan jaringan irigasi tersier.

• Tenaga Pendamping Petani mempunyai fungsi dan peran sebagai motivator, mediator dan fasilitator yang kebutuhannya bukan untuk selamanya tetapi

(17)

Mekanisme Pemberdayaan

Tahapan-tahapan yang meliputi:

– persiapan;

– pelaksanaan; dan

– pemantauan dan evaluasi.

Tahap persiapan meliputi :

– Mengadakan Sosialisasi yang disampaikan kepada pejabat dan masyarakat serta pengurus P3A.

– Penyusunan Profil Sosio Ekonomi Teknis dan Kelembagaan yang dipandu oleh Tenaga

Pendamping Petani dan Kelompok Pemandu

Lapangan antara lain dengan metode pemahaman partisipatif kondisi pedesaan.

– Penyusunan program oleh pemerintah kabupaten/kota dengan acuan dari hasil

penelusuran kebutuhan dan kepentingan petani. – Penetapan kebutuhan program pemberdayaan

(18)

Mekanisme Pemberdayaan

Tahap pelaksanaan dilaksanakan oleh

pemerintah kabupaten/kota

melalui dinas

terkait dan atau pihak lain.

Tahap pemantauan dan evaluasi dapat

dilakukan dengan bentuk keterlibatan

perkumpulan petani pemakai air dengan cara

memberikan

informasi

atau laporan kepada

pemerintah kabupaten/kota.

Pemantauan dan evaluasi dibuat secara

tertulis

mengenai kesesuaian/tidak

kesesuaian

program pembinaan dengan

masalah

yang

dihadapi oleh P3A, saran program pembinaan

yang

dibutuhkan,

serta

kinerja

petugas

(19)

Tanggung Jawab Pemberdayaan

– Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab terhadap pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air.

– Tanggung jawab pemerintah Kabupaten/Kota meliputi:

• Merumuskan dan menetapkan kebijakan daerah berdasarkan kebijakan nasional yang berlaku. • Menyusun petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis

pemberdayaan sesuai kebutuhan dan kondisi

setempat berdasarkan pedoman/kebijakan pemerintah dan kebijakan pemerintah daerah.

• Memberikan bantuan teknis dan pembiayaan.

• Menyediakan Tenaga Pendamping Petani.

• Melaksanakan pelatihan dan meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia yang terlibat dalam pemberdayaan.

(20)

Tanggung Jawab Pemberdayaan

– Tanggung jawab pemerintah Provinsi meliputi: » Memberikan bantuan teknis, pembinaan

kepada pemerintah kabupaten/kota atas permintaannya.

» Bersama pemerintah dan pemerintah kabupaten/kota melakukan penelitian

dalam rangka menemukan teknologi tepat guna bidang irigasi

» Tanggung jawab Pemerintah meliputi: • Memberikan bantuan teknis, dan pembinaan kepada

unit/petugas dinas tingkat kabupaten/kota atas permintaannya.

• Membantu dan mendorong pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna bidang irigasi dan pertanian beririgasi

• kelompok masyarakat atau pihak lain dapat membantu melakukan usaha pemberdayaan P3A.

(21)

PEMBIAYAAN

Pembiayaan untuk pemberdayaan

perkumpulan petani pemakai air berasal

dari

APBD Kabupaten/Kota dan pihak

lain yang sah.

Dalam hal pemerintah kabupaten/kota

mengalami keterbatasan dana

pemberdayaan, dapat

mengajukan

permintaan kepada pemerintah provinsi

dan Pemerintah.

(22)

MONITORING DAN EVALUASI

• Pemerintah Kabupaten/kota menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi

pemberdayaan P3A

• Monitoring dan Evaluasi ditujukan untuk mengetahui

pelaksanaan pemberdayaan.

• Monitoring dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.

• Evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

• Hasil monitoring dan evaluasi secara berkala dibahas

diforum Tim Pembina Kabupaten/Kota untuk dirumuskan masalah dan tindak lanjutnya sebagai rekomendasi

kepada Bupati/Walikota dan masukan kepada

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data pengamatan proses kegiatan pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh guru, nilai yang diperoleh sebanyak 66,6 %, sedangkan dari data pengamatan

Untuk bentang AB, pengaruh perubahan panjang bentang dan tinggi kolom (pilar) terhadap besarnya reaksi di perletakan di A bervariatif karena memiliki titik balik maksimum

 Epidermis kulit yaitu yang terdapat pada stratum korneum, protein utama penyusun terdiri atas keratin yang mengandungan albumin (sklero protein), sifatnya sukar larut,

Dengan adanya pakar psikologi, Cesar Millan memberi tahu tentang dan membantu memberikan penyelesaian kasus-kasus yang ada yang di alami oleh pemilik anjing terutama mengenai

Pokok masalah pada penelitian ini adalah “ Perlindungan Hukum Terhadap Anak Di Bawah Umur Yang Dijadikan Sebagai Kurir Narkotika Persfektif Hukum Islam (Stud y Kasus

Pengamanan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan berfikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi kelas X

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL)