• Tidak ada hasil yang ditemukan

SID, Fondasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SID, Fondasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

03

�������������

����������

Edisi

Tahun 2012

Dari Redaksi

asilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang disediakan PT Kus-todian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menjadi proyek pertama yang menerapkan salah satu manfaat dari Single Investor Iden­

tification (SID) yang merupakan bagian dari

rencana besar Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan

Self Regulatory Organizations (SRO) untuk

pengembangan infrastruktur pasar modal. Sejalan dengan pelaksanaan pengem-bangan infrastruktur pasar modal, SID se-cara bertahap diterapkan untuk persiapan pengembangan proyek Straight Through

Processing (STP). Pada fase awal di bulan April

2011, PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

mene-F

������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������ Toll Free 0800 -1- 865734 Call Center KSEI 021 - 515 2855 Website KSEI www.ksei.co.id

Saat diperkenalkan pada peluncuran perdana Investor Area Juni 2009,

Single Investor Identification (SID) baru dikenal sebatas data pelengkap

bagi investor untuk login ke Fasilitas AKSes. Kini, SID telah diterapkan

pada berbagai pengembangan infrastruktur pasar modal.

1

3

DaFtaR isi

7

Seminar Emiten 2012:

Media sosial & Perusahaan Publik

4

siD, Fondasi Pengembangan

infrastruktur Pasar Modal

email helpdesk@ksei.co.id ������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������

Mendorong Edukasi Lewat indonesian CaMEL

The 14th ACG Cross Training Seminar

Berbagi informasi dari Mumbai

siD, Fondasi Pengembangan infrastruktur Pasar Modal

aktivitas & statistik

8

Single Investor Identification (SID) menjadi fondasi dari rencana besar pengembangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) serta Self Regulatory Organization (SRO) untuk pengem-bangan infrastruktur pasar modal. Rencana pengembangan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penambahan jumlah Emiten, jumlah investor dan peningkatan transaksi perdagangan. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan? Simak dalam artikel utama Fokuss kali ini.

Kami sajikan pula kisah tim de-legasi KSEI saat berada di Mumbai, India, ketika menjadi peserta The Asia Pacific Central Depository Group (ACG) Cross Training Seminar ke 14. Seputar Seminar Emiten yang menjadi acara tahunan KSEI juga dilaporkan pada edisi kali ini. Semi-nar Emiten ini membahas mengenai peran media sosial sebagai sarana menyampaikan informasi.

Simak pula kehadiran dan man-faat Indonesian CaMEL untuk men-dukung program edukasi pasar modal. Seperti biasa, ikuti pula ber-bagai aktivitas dan data statistik KSEI.

Selamat Membaca. Redaksi

Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode III:

Banyak kesempatan Raih Hadiah

(2)



Fo ku ss E di si 0 3,  01 

terkini dan selalu dilakukan pelaporan ke KSEI untuk proses pengkinian data. Selain memerlukan kesadaran dan partisipasi ak-tif dari nasabah, diperlukan juga kesiapan sistem back office untuk administrasi data nasabah dan proses pelaporan guna pem-bentukan SID dan proses pengkinian data yang efisien.

Persiapan yang diperlukan di sistem Perusahaan Efek mencakup juga pengem-bangan fitur-fitur untuk proses-proses terkait penerapan SID itu sendiri. Dengan data nasabah yang lengkap, terkini, dan SID yang akurat, tentunya pencantuman SID sebagai trading ID dapat terintegrasi secara otomatis saat penyampaian order jual-beli atas nama nasabah terkait ke BEI. Demikian juga dengan proses rekonsiliasi atas data transaksi dari BEI dan data hasil perhitungan hak dan kewajiban penye-lesaian transaksi dari KPEI, harus dapat dilakukan secara otomasi sehingga cepat dan efisien.

Terkait proses penyelesaian transaksi, secara umum sistem di Perusahaan Efek juga perlu memiliki fasilitas untuk memas-tikan kewajiban penyelesaian transaksi atas nama nasabah tersedia di Sub Reke-ning Efek penyelesaian nasabah.

Khusus penyelesaian transaksi nasabah berupa hak dan kewajiban dana, proyek STP ini tidak bisa dilepaskan dari keten-tuan penerapan pembukaan Rekening Dana Nasabah. Persiapan infrastruktur dan sistem yang telah dilakukan KSEI bersama Bank Pembayaran, pada saat penerapan-nya oleh Perusahaan Efek, perlu didukung dengan kesiapan sistem back office.

Pada tahap awal implementasi, kurang siapnya basis data nasabah yang lengkap dan terkini di Perusahaan Efek, serta kepe-milikan SID yang valid dan sinkron dengan data di KSEI sempat menimbulkan kendala pembukaan Rekening Dana Nasabah di Bank Pembayaran. Demikian juga dengan kesiapan sistem bank untuk melakukan administrasi Rekening Dana Nasabah yang masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Pengembangan sistem back office dan Bank Pembayaran terkait penerapan SID untuk pembukaan dan administrasi Rekening Dana Nasabah untuk

menun-“Dengan penerapan

kewajiban

pencantuman

SID sebagai trading

ID, informasi data

perdagangan di Bursa

menjadi lebih jelas”

Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:

Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Ahmad Nooriman, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari, Dimas Prayogo • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI

diketahui pihak yang melakukan transaksi sampai level nasabah. Fasilitas ini sangat mendukung fungsi pengawasan pihak otoritas pasar modal atas transaksi di Bursa agar dapat berjalan secara wajar.

Tahap selanjutnya dalam proyek STP ini adalah pengembangan proses netting dan kliring di PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), hingga proses penye-lesaian transaksi di sistem e-Clears milik KPEI dan C-BEST milik KSEI. Berdasarkan data transaksi dari BEI yang telah dileng-kapi dengan informasi SID, sistem e-Clears di KPEI dikembangkan untuk melakukan penghitungan hak dan kewajiban penye-lesaian transaksi hingga level nasabah. Atas hasil perhitungan hak dan kewajiban penyelesaian transaksi tersebut, berdasar-kan SID milik nasabah yang dikombina-sikan dengan informasi data nasabah di KSEI, maka secara otomatis sistem akan memfasilitasi proses serah terima Efek atau dana nasabah langsung dari Sub Rekening Efek nasabah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses di sistem back office Perusahaan Efek dengan mengurangi proses input instruksi ke sistem e-Clears dan C-BEST untuk proses alokasi dan settlement terkait Sub Reke-ning nasabah. Sistem back office cukup memastikan kesesuaian proses dan hasil penyelesaian transaksi nasabah dengan proses rekonsiliasi data.

Penerapan SID untuk pengembangan STP tentu memerlukan persiapan yang memadai dari sisi Perusahaan Efek, baik se-bagai Anggota Bursa BEI, Anggota Kliring KPEI maupun Pemegang Rekening KSEI. Persiapan yang paling mendasar adalah kelengkapan dan keterkinian data na-sabah. Secara ideal, SID diharapkan men-jadi identitas tunggal dan unik bagi setiap investor pasar modal. Meskipun investor tersebut memiliki satu atau beberapa Sub Rekening Efek di KSEI melalui satu atau beberapa Pemegang Rekening, SID yang dimiliki seharusnya cukup satu.

Salah satu faktor yang dapat mendu-kung agar konsep ini dapat berjalan adalah bila data nasabah di sistem back office telah lengkap tersedia. Basis data nasabah harus selalu diperbaharui sesuai kondisi rapkan kewajiban pencantuman trading ID

bagi nasabah Perusahaan Efek ketika me-lakukan transaksi di BEI. Trading ID yang di-gunakan adalah rangkaian kode unik bagi setiap investor yang merupakan bagian dari SID miliknya.

Dengan penerapan kewajiban pen-cantuman SID sebagai trading ID, infor-masi data perdagangan di Bursa menjadi lebih jelas. Bila sebelumnya informasi pihak yang melakukan instruksi jual-beli Efek di Bursa masih dikelompokkan sesuai kode Anggota Bursa dan pihak asing atau lokal, maka dengan penerapan SID ini, dari data perdagangan secara langsung dapat

(3)

3

Fo ku ss E di si 0 3,  01 

jang proses STP ini, telah dilakukan ber-sama vendor back office dan ditargetkan selesai pada Juni 2012.

Dari sisi investor, manfaat yang paling utama dari penerapan SID pada proyek-proyek pengembangan infrastruktur pasar modal adalah transparansi atas semua kegiatan investasinya di pasar modal. In-vestor juga diharapkan merasa lebih nya-man dan tidak perlu khawatir dengan ke-beradaan portofolio investasinya karena baik Efek maupun dana sudah ditempat-kan pada Sub Rekening Efek yang dibuka di KSEI dan Rekening Dana Nasabah yang dibuka di bank.

Dengan memiliki nomor SID, maka in-vestor dapat merasa yakin telah tercatat sebagai investor pasar modal Indonesia. Melalui Fasilitas AKSes, investor dapat memonitor semua kegiatan investasinya, mulai dari data transaksi, data hak dan kewajiban penyelesaian transaksi mau-pun data saldo dan mutasi Efek dan dana di Sub Rekening Efek maupun Rekening Dana Nasabah. Kenyamanan dalam ber-investasi di pasar modal dan kepastian akan keberadaan portofolio investasi yang setiap saat dapat dicek dan dimoni-tor ini diharapkan bisa mendukung pro-gram sosialisasi agar masyarakat Indone-sia semakin tertarik dan giat berinvestasi di pasar modal.

Dengan proyek-proyek pengembang-an ypengembang-ang telah dilakukpengembang-an, infrastruktur pasar modal diharapkan siap untuk meng-antisipasi peningkatan jumlah Emiten, jumlah investor dan aktivitas transaksi. Proses dan kegiatan di sisi pelaku pasar diharapkan dapat tetap dilakukan secara efisien, tidak serta merta ikut meningkat karena lonjakan perkembangan pasar. Pengawasan atas kegiatan dan penyeleng-garaan kegiatan di pasar modal oleh otori-tas juga diharapkan lebih efisien dan efek-tif dilakukan agar semua tetap berjalan dengan teratur dan wajar.

Tidak mudah untuk mewujudkan itu semua. Proyek-proyek yang telah siap dan berjalan masih perlu disempurnakan dan pelaksanaannya harus dimonitor secara berkelanjutan untuk dilakukan perbaikan bila diperlukan. Demikian juga dengan proyek-proyek lain yang masih dalam persiapan atau pengembangan. Diperlu-kan kerja keras, kerjasama dan dukungan dari semua pihak, baik dari otoritas pasar modal, SRO dan pelaku pasar, untuk bersa-ma-sama mengembangkan pasar modal Indonesia menjadi semakin baik. l

[ Alec Syafruddin ]

entral Depository Services (India) Limited (CDSL) menjadi tuan

rumah ACG Cross Training Seminar ke-14. Acara yang digelar 26 Mei - 31 Mei 2012 dihadiri sekitar 70 peserta. Para de-legasi yang hadir mewakili lembaga kliring dan depository dari berbagai negara di Asia yang tergabung dalam The Asia Pacific

Central Depository Group (ACG), serta

delegasi undangan dari Afrika Selatan. Sementara dari indonesia dihadiri dua institusi, yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

Seminar hari pertama diisi pemaparan dari Shashi Kumar perwakilan Securities and

Exchange Board of India, tentang kondisi

pasar modal India dan berbagai implemen-tasi perlindungan investor. Pemaparan itu menarik untuk disimak, karena menggam-barkan betapa besar pasar di India. Pasar modal di India dimulai sejak 1875 dan terus berkembang. Saat ini, India memiliki dua Bursa (National Stock Exchange of India &

Bombai Stock Exchange) dan dua depository,

dengan jumlah partisipan sebanyak 10.263 Perusahaan Efek, 6.766 perusahaan terdaf-tar dan 850 partisipan depository.

Perlindungan investor yang diterap-kan di India antara lain pemisahan dana

C

The 14

th

ACG Cross Training Seminar

Berbagi informasi

dari Mumbai

Pengembangan Central Securities Depository

dari berbagai negara Asia Pasifik menjadi

materi pembahasan ACG Cross Training Seminar

di Mumbai, India.

nasabah, pelarangan penggunaan dana dari akun nasabah oleh Perusahaan Efek, kewajiban penyediaan laporan Efek dan dana untuk nasabah, rekonsiliasi Efek dan dana nasabah secara berkala, serta tindak-an tegas atas peltindak-anggartindak-an ytindak-ang dilakuktindak-an Perusahaan Efek.

Tim delegasi dari India, Cina, Singa-pura, Thailand, Jepang, Indonesia dan Afrika Selatan kemudian melakukan sesi perbandingan dan pertukaran informasi penerapan bisnis di pasar modal. Pada sesi ini, dijelaskan perbedaan proses bisnis dan penyelesaian transaksi dari berbagai

ne-“Di masa mendatang

bukan tidak mungkin

penyelesaian transaksi

yang lebih cepat

dapat diwujudkan”.

(4)



Fo ku ss E di si 0 3,  01 

“Perbedaan tata laksana

hukum di masing-masing

negara penyelenggara

transaksi menimbulkan

legal gap yang bisa

menimbulkan risiko

hukum.”

ebagai bentuk apresiasi PT Kusto-dian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terhadap dukungan para pemakai jasanya, KSEI kembali mengadakan ke-giatan Seminar Emiten 2012. Acara yang telah diadakan sejak tahun 2009 ini seka-ligus bertujuan untuk meningkatkan hu-bungan kerjasama yang baik antara KSEI dengan Perusahaan Terdaftar (Emiten).

Dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012 di Ballroom 1, The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, seminar tahun ini bertema “Layanan Jasa KSEI dan Pe-manfaatan Media Sosial Bagi Perusaha-an Publik” terbagi menjadi dua sesi. Sebelum sesi seminar dimulai, Sulistyo Budi, Direktur KSEI memberikan kata sambutan dan menyampaikan harapan agar peserta seminar memperoleh man-faat dari acara tersebut.

Pada sesi pertama yang disampai-kan Gusrinaldi Akhyar, Kepala Divisi Jasa Kustodian Sentral KSEI dan Syafruddin, Kepala Divisi Penelitian dan Pengem-bangan Usaha KSEI, dipaparkan tentang perkembangan layanan jasa terbaru KSEI. Kedua pembicara membahas mengenai pengembangan terbaru Single Investor

Identification (SID) serta penggunaannya,

serta penyesuaian Daftar Pemegang Sa-ham (DPS) atau Daftar Pemegang Obligasi (DPO) terkait SID dan penyampaian infor-masi corporate action ke KSEI

SID merupakan identitas tunggal milik investor pasar modal yang telah membuka Sub Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian, yang mencantumkan data investor seperti nama, kewarganega-raan, tipe investor, status, alamat, hingga nomor identitas (KTP/NPWP/passport). SID berfungsi sebagai sarana keterbukaan informasi dan perlindungan bagi investor melalui monitoring kepemilikan portofolio Efek dan dana secara langsung dengan cara login ke Fasilitas AKSes (Acuan Kepe-milikan Sekuritas).

SID juga wajib diinformasikan pada se-tiap order transaksi di Bursa Efek Indonesia dan pada proses Straight Through Process­

ing (STP) yang mencakup trading, kliring,

maupun settlement, yang nantinya dapat dilakukan secara otomatis. Seperti dipa-parkan Gusrinaldi, informasi SID ini juga akan ditambahkan pada data pemegang Efek setiap Emiten untuk mengetahui in-formasi investor yang memegang Efeknya dengan lebih mudah. Dengan adanya SID, bila ada investor yang memiliki lebih dari satu Sub Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian, mereka menjadi le-bih mudah teridentifikasi.

s

gara. Semakin singkat waktu penyelesaian transaksi, diharapkan semakin menekan risiko antar pihak yang bertransaksi. Indo-nesia, Jepang, Singapura dan Thailand masih menggunakan skema T+3 untuk waktu penyelesaian transaksinya. Di masa mendatang bukan tidak mungkin penye-lesaian transaksi yang lebih cepat dapat diwujudkan.

Sesi gugus tugas hukum (Legal Task

Force) berperan untuk membahas

ke-mungkinan penyelesaian transaksi antar negara, mengingat semakin meningkatnya permintaan transaksi antar negara di Asia Pasifik. Diantara banyaknya transaksi antar negara yang telah terjadi saat ini, risiko hu-kum kurang mendapatkan perhatian.

Tujuan dari gugus tugas ini adalah memberikan kontribusi terhadap penyele-saian transaksi antar negara yang aman se-cara hukum dengan lebih mengenal per-bedaan masing-masing kerangka hukum di negara Asia Pasifik. Perbedaan tata lak-sana hukum di masing-masing negara pe-nyelenggara transaksi menimbulkan legal

gap, dan jika semakin besar akan semakin

besar pula risiko hukum yang timbul. Ini-lah yang sedang diupayakan bersama un-tuk ditemukan jalan keluarnya. Tentunya kebijakan pemerintah akan diperlukan jika nantinya kesepakatan peraturan tentang transaksi lintas negara telah terbentuk, terutama untuk kawasan Asia Pasifik.

Pada sesi pembahasan mengenai pengembangan bisnis baru, ada beberapa informasi dari delegasi lain yang menarik untuk disimak. Salah satunya dari Central

Depository Company of Pakistan Limited

(CDC), yang mengembangkan Fund Ma­

nagement System (FMS), untuk

meng-akomodir jumlah Reksa Dana yang terus bertambah dan agar pengoperasiannya lebih efisien.

Sedangkan Korea Securities Depository (KSD) mengembangkan sistem FundNet yang dikembangkan sejak tahun 2001 dan baru diluncurkan tahun 2004. FundNet adalah Fund Network Hub untuk industri aset manajemen yang dioperasikan KSD, merupakan infrastruktur pendanaan multi fungsi secara otomatisasi dan berstandar-disasi. Dengan sistem ini, pengguna akan dapat melakukan deposit, settlement, en­

titlement, derivatives dan aktivitas

penda-naan lainnya. Hingga saat ini FundNet terus dikembangkan sesuai keperluan.

Pada sesi gugus tugas teknologi, di-bahas mengenai pengembangan tekno-logi dan efisiensi biaya. Delegasi dari Pa-kistan memaparkan bagaimana efisiensi dari sisi teknologi diterapkan, antara lain dengan memberdayakan tenaga IT dengan maksimal, meminimalisasi penggunaan konsultan atau vendor IT, menerapkan otomatisasi untuk efisiensi penggunaan tenaga kerja, mengembangkan software

inhouse dan meninjau kembali kontrak

lisensi piranti lunak untuk menghapus biaya sofware yang tidak diperlukan. Se-mentara Japan Securities Depository Cen­

ter Inc. (JASDEC) berpendapat, ada kaitan

yang erat antara strategi bisnis dengan efisiensi IT. Karena menurut mereka, un-tuk melakukan efisiensi IT, strategi bisnis perusahaan perlu diubah.

Vietnam Securities Depository (VSD)

memaparkan pengurangan biaya IT mela-lui pengurangan aset yang tidak lagi di-perlukan sehingga mengurangi biaya pe-rawatan. Konsolidasi penggunaan server,

database dan aplikasi, bisa menghemat

banyak biaya, namun berisiko terhadap keamanan data. Sedangkan dari Taiwan, mengusulkan penggunaan virtualisasi,

cloud computing sebagai alternatif, serta

menghentikan proyek-proyek yang mem-berikan nilai rendah kepada perusahaan karena biayanya yang tidak sedikit.

Hal menarik lainnya adalah penerapan sistem elektronik Initial Public Offering atau Elektronik IPO (E-IPO) yang disampaikan Bursa India. Penerapan ini akan sangat menghemat waktu, tempat dan biaya karena semuanya dilakukan secara virtual di bawah pengawasan Bursa India.

Seminar berakhir pada 31 Mei 2012, ditutup dengan penyampaian kesan kesan dari peserta Seminar. Secara keseluruhan jalannya seminar sangat baik, diselingi dengan sesi destressing yang menghibur. Membuat seluruh peserta tidak pernah absen dari seminar tersebut. l

(5)



Fo ku ss E di si 0 3,  01 

Seminar Emiten 2012:

Media sosial & Perusahaan Publik

Media sosial kini menjadi sebuah media baru yang digunakan perusahaan

untuk menyampaikan informasi. Inilah yang antara lain dipaparkan pada

Seminar Emiten 2012.

Pengembangan lanjutan SID ini nanti-nya juga diperuntukkan bagi pemegang saham fisik (warkat) dan juga pemegang Reksa Dana. Di akhir sesi, Gusrinaldi meng-ingatkan Emiten agar selalu menyampai-kan kegiatan corporate action secara tepat waktu agar informasi ini dapat disampai-kan lebih cepat kepada Pemegang Reke-ning KSEI dan juga kepada publik.

Seminar kemudian dilanjutkan ngan talkshow mengenai media sosial de-ngan pembicara Enda Nasution, Managing

Director SalingSilang.com. Didampingi

Amanda Valani jurnalis Metro TV selaku moderator, Enda membahas mengenai “Pemanfaatan Media Sosial Bagi Perusa-haan Publik”. Dengan mengutip pepatah Jawa “mangan ora mangan, sing penting ngumpul” sebagai pembuka, Enda me-maparkan bahwa bagi orang Indonesia hubungan sosial itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kultur kebudayaan Indonesia.

Saat ini hubungan sosial berkembang sangat cepat melalui media sosial seperti

blog, Facebook, Twitter dan sebagainya.

Berdasarkan data yang dipaparkan Enda, Indonesia menjadi penguna Facebook ter-tinggi kedua di dunia dan juga merupakan

“Pengembangan

lanjutan SID juga

diperuntukkan bagi

pemegang

saham fisik dan juga

pemegang

Reksa Dana.”

negara dengan pengguna Twitter paling aktif nomor tiga di dunia. Fakta tersebut turut didukung pengguna internet di In-donesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Beberapa perusahaan di Indonesia juga mulai memanfaatkan perkembangan media sosial untuk keperluan publikasi dan sarana informasi. Terlihat dari beberapa perusahaan di Indonesia yang telah me-miliki account pada media sosial populer seperti Facebook dan Twitter. Perusahaan tampaknya mulai sadar akan pentingnya penggunaan media sosial karena banyak

stakeholder yang memiliki account di

me-dia sosial, mulai dari masyarakat umum, konsumen, hingga influencer, seperti pe-jabat, politikus, dan juga kompetitor yang opininya dapat mempengaruhi publik.

Enda juga memaparkan beberapa hal yang diharapkan oleh seseorang ketika melihat brand perusahaan di media sosial. Dari sisi konsumen, media sosial diharap-kan dapat berperan sebagai hotline num­

ber yang bisa dihubungi jika ada masalah

yang dihadapi, penyedia informasi seputar promo-promo terbaru, informasi produk maupun informasi lainnya. Sedangkan dari sisi perusahaan, manfaat media sosial

diantaranya untuk memonitor keluhan-keluhan konsumen (customer care) serta berinteraksi dengan konsumen, memba-ngun reputasi perusahaan, menyampai-kan informasi seputar produk perusahaan, menyampaikan program-program perusa-haan, dan dapat digunakan untuk kepen-tingan marketing dan promosi.

Rangkaian kegiatan Seminar Emiten 2012 yang dihadiri oleh 326 peserta terse-but, ditutup dengan acara makan siang dan ramah tamah. Dengan diselenggara-kannya Seminar Emiten 2012 ini, diharap-kan perwakilan Emiten yang hadir dapat memperoleh manfaat dan pengetahuan baru, khususnya mengenai cara meman-faatkan media sosial untuk kepentingan perusahaan. l

(6)



Fo ku ss E di si 0 3,  01 

“Selain penyediaan

data dan informasi,

Indonesian CaMEL juga

akan berpartisipasi

aktif dalam program

edukasi pasar

modal.”

jukan informasi dan edukasi pasar modal Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi Indonesian CaMEL, yaitu menjadi centre

of excellence pusat informasi pasar modal

di Indonesia.

Sejalan dengan visi tersebut, institusi ini diarahkan untuk menyediakan akses data dan informasi yang terus dilengkapi. “Fokus kami menyediakan data digital, tetapi hard copy tetap disiapkan. Untuk data digital, sementara ini memang belum bisa diakses online, tetapi kita tengah mempersiapkan fasilitasnya agar Ditemui di kantornya,

Direktur Indonesian CaMEL, Djoko Saptono membenarkan bahwa institusi ini memang didirikan untuk menjawab kebutuhan akan informasi pasar modal yang makin me-ningkat. Apalagi, kata Djoko, beberapa tahun terakhir pasar modal berkembang sangat pesat, seperti tercermin pada

peningkatan volume, frekuensi, dan nilai transaksi pasar. Sejalan dengan itu, par-tisipasi publik pun meningkat. ”Pening-katan aktivitas pelaku pasar modal perlu dukungan fasilitas informasi yang mum-puni sehingga perkembangan ini terus berjalan optimal,” terang Djoko.

Untuk mendukung komitmen itu, Indonesian CaMEL bertekad terus menyediakan fasilitas pendukung pe-nyebaran informasi seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat. Dengan begitu, Indonesian CaMEL pantas menjadi

ru-Mendorong Edukasi Lewat

indonesian CaMEL

Dengan dukungan Bapepam–LK, para SRO telah meresmikan berdirinya Indonesian

CaMEL untuk mendukung program edukasi pasar modal. Lembaga ini diharapkan

jadi pusat rujukan data dan informasi yang modern.

tas prakarsa Self Regulatory Or­

ganization (SRO), yaitu PT Bursa

Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta dukungan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), PT Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMEL) resmi berdiri tanggal 23 April 2012 lalu. Institusi tersebut berfungsi sebagai pendukung program edukasi pasar modal.

Saat peresmian, Ketua Bapepam-LK, Nurhaida menandaskan, kehadiran Indo-nesian CaMEL merupakan bukti kepedu-lian masyarakat pasar modal Indonesia akan tersedianya sistem informasi yang modern dan kredibel. Hal ini sejalan de-ngan komitmen regulator dan pelaku pa-sar, sebagaimana tertuang dalam Master

Plan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

2010 - 2014.

(7)



Fo ku ss E di si 0 3,  01 

­

“Para investor yang

belum berhasil

menjadi pemenang

undian masih

berkesempatan di

periode berikutnya.”

ke depan informasi ini bisa diakses lebih

luas,” tegas Djoko Saptono.

Saat ini Indonesian CaMEL telah memiliki sistem bernama Capital Market

Electronic Document System (CmeDS).

Dengan teknologi ini, seluruh data digital tentang pasar modal Indonesia bisa diakses. Sejak awal sistem ini sudah dirancang dengan tujuan distribusi informasi, yang diharapkan sejalan de-ngan perkembade-ngan pasar modal. Ke-lak, jika sudah online, sistem ini bisa dihubungkan dengan lingkungan yang terkait, seperti Pojok Bursa di kampus-kampus maupun Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) di berbagai kota.

Selain penyediaan data dan informasi, Indonesian CaMEL juga akan berpartisi-pasi aktif dalam program edukasi pasar modal melalui kegiatan seminar maupun kursus. Program-program ini, kata Djoko, bisa disinergikan dengan kegiatan sosia-lisasi oleh SRO maupun Bapepam-LK.

Layanan data dan informasi yang tersedia mencakup informasi publik dari SRO, Bapepam-LK, Anggota Bursa, mau-pun lembaga terkait lainnya. Bentuknya seperti Laporan Tahunan, Laporan Ke-uangan, Prospektus, Pengumuman, mau-pun Peraturan. Sebagian besar data ini sudah tersedia dalam format softcopy yang dapat dicetak menjadi dokumen.

Djoko berjanji, pihaknya akan terus berupaya melengkapi berbagai data dan informasi yang diperlukan baik dari regulator maupun sumber terkait lain. Indonesian CaMEL menyediakan sistem untuk mempermudah pencarian data dan informasi bagi pengguna jasanya. Dengan demikian, pengguna jasa bisa menggunakan katalog elektronik bila ingin mencari informasi yang dibutuhkan. Sementara itu, lanjut Djoko, tersedia se-kitar 1.000 judul buku-buku referensi pasar modal, baik dari dalam maupun luar negeri, yang akan terus ditambah.

Jika Anda berkesempatan menyam-bangi Indonesian CaMEL di tower II, lantai satu, Gedung BEI, Anda akan menemukan fasilitas-fasilitas seperti Computer Zone,

Kids Zone, internet dan hotspot, ruang meeting serta fasilitas Coffee Shop. Kids Zone merupakan sarana yang tergolong

baru dengan target mengenalkan pasar modal lebih dini pada pelajar sekolah dasar maupun menengah pertama.

Karena Indonesian CaMEL beroperasi sebagai peseroan terbatas, perlahan-la-han institusi ini ditata untuk bisa meng-hidupi diri sendiri. l

[Redaksi]

etelah berakhirnya Undian Ber-hadiah Kartu AKSes Periode II (22 Februari 2012 - 27 Mei 2012), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melakukan penarikan pemenang undian pada tanggal 31 Mei 2012 lalu. Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode II yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, diikuti 1.387 investor, dengan hadiah berupa 1 unit Piaggio Zip 100, 10 unit iPhone 4S dan 10 unit Samsung Galaxy Note.

Bertempat di kantor KSEI, penarikan pemenang dilakukan di hadapan notaris, kepolisian, Departemen Sosial, serta per-wakilan dari KSEI. Hadiah utama berupa 1 unit Piaggio Zip 100 dimenangkan Sho Rapon Rianto, investor yang berdomisili di wilayah Jawa Timur.

Dengan adanya pemenang Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode II, para investor yang belum beruntung di-harapkan tidak berkecil hati karena KSEI masih mengadakan undian berhadiah periode berikutnya.

“Undian Berhadiah Kartu AKSes sudah menjadi bagian dari rencana kegiatan KSEI sepanjang tahun 2012. Dengan demikian, bagi para investor yang belum berhasil menjadi pemenang undian, masih ber-kesempatan di periode III dan IV, dengan hadiah yang tak kalah menarik. Semoga dengan undian berhadiah, investor sema-kin termotivasi untuk melakukan moni­

Banyak kesempatan

Raih Hadiah

Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode III segera

berlangsung mulai akhir Juni 2012, dengan

hadiah-hadiah yang tidak kalah menarik.

Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode III:

toring,” kata Syafruddin, Kepala Divisi

Pe-nelitian dan Pengembangan Usaha KSEI. Undian Berhadiah Kartu AKSes Perio-de III diselenggarakan mulai 25 Juni 2012 hingga 16 September 2012. Selama peri-ode tersebut, investor yang melakukan

login ke website Fasilitas AKSes (http://

akses.ksei.co.id) atau AKSes Mobile akan memperoleh nomor undian yang diundi di akhir periode untuk memperebutkan hadiah-hadiah menarik berupa 1 unit Honda PCX, 10 unit Samsung Galaxy S III dan 10 unit Nokia Lumia 900.

Gunakan Kartunya dan

raih hadiahnya!

[ Redaksi ]

(8)



Fo ku ss E di si 0 3,  01 

aktivitas

statistik

‘team Building’ Pemakai Jasa ksEi 2012

Dalam rangka silaturahmi dan mempererat hubungan dengan para pemakai jasa di tahun 2012, KSEI menyelenggarakan Team

Building Pemakai Jasa. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,

tema yang diangkat tahun ini adalah ‘Survival Base Camp’, yang berfokus pada kerjasama dan kekompakan tim. Diadakan di Buyan Camp, Bedugul, Bali, Team Building kali ini diikuti 160 peserta yang merupakan perwakilan dari Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administasi Efek, Bank Pembayaran, BEI dan KPEI.

Di area ‘Survival Base Camp’, para peserta yang terbagi menjadi lima kelompok melakukan berbagai permainan bernuansa militer, yaitu Soldier Base Camp, Targeting Point Soldier, Soldier Stretcher dan Water Balloon War. Sebagai penutup rangkaian kegiatan

Team Building ini, seluruh peserta menikmati santap malam pada

acara Gala Dinner di The Stone Entertainment, Kuta, Bali, dengan menyajikan hiburan menarik seperti live band performance dancer, dan ditutup dengan pembagian doorprize. l

������� ������� ������� ����������������������������������������������� ���������������������������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ���������������������������������� ���������������������������� ���������������������� �������� �������� �������� �������� �������� ������� ������� ������� ������� ������� ������������������������������������������������������������������ ���������������������������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ����������������� ���������������������������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� �������

‘Risk awareness Management Program’ ksEi 2012

KSEI mengadakan kegiatan KSEI Risk Awareness Management

Program 2012 di Lembang, Bandung, pada 26 Mei 2012, yang diikuti

seluruh karyawan. Kegiatan yang bertemakan ‘Mitigate Risks by Complying with Rules’, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran karyawan atas kebijakan Bussiness Continuity Management (BCM), Kebijakan Manajemen Risiko (MR) dan Good Corporate Governance (GCG). Dengan tiga Kebijakan ini, KSEI memiliki pedoman untuk menjalankan operasional perusahaan dalam segala kondisi, melakukan pemantauan dan mitigasi terhadap risiko perusahaan, dan senantiasa mematuhi peraturan di industri pasar modal melalui tata kelola perusahaan yang baik. Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan kesadaran karyawan atas kebijakan perusahaan sema-kin meningkat dan karyawan memperoleh pembelajaran dan pe-mahaman mengenai implementasi kebijakan perusahaan. l

Pameran investasi syariah di Pasar Modal 2012

Pada tanggal 19 - 20 Juni 2012, Bapepam-LK bersama Islamic

Research and Training Institute dan Islamic Development Bank

(IDB) menyelenggarakan konferensi pasar modal syariah di Hotel Borobudur, Jakarta. Dengan tema ‘Toward Resilient, Robust and Competitive Islamic Capital Market’, konferensi ini diselenggarakan untuk mengetahui peranan pasar modal syariah dalam sistem keuangan syariah, serta dampaknya pada peningkatan investasi, stabilitas pasar dan pembangunan sosial ekonomi. Selain konferensi, digelar juga pameran investasi syariah di pasar modal yang diikuti SRO dan perusahaan penyedia jasa investasi syariah. Melalui acara ini, diharapkan pengetahuan pelaku pasar dan masyarakat mengenai pasar modal syariah semakin meningkat. l

Referensi

Dokumen terkait

Kelengkapan struktur adalah tulisan yang dihasilkan siswa dapat dikembangkan sesuai dari struktur teks Laporan Hasil Observasi yakni pernyataan umum dan aspek yang

Produk hasil pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan yaitu modul dapat digunakan secara man- diri oleh semua siswa karena produk berupa media cetak sehingga tidak

Hasil penelitian tahap ini membukti- kan bahwa ekstrak kacang koro pedang memiliki aktivitas penghambatan enzim α-Glukosidase yang sebelumnya telah dibuktikan pada

Sistem dead-end adalah sistem desain yang paling sederhana dengan biaya operasional murah. Larutan umpan diberi gaya dorong tekanan untuk melewati membran dengan arah aliran

Penulis mencoba melakukan penelitian pencarian kembali dokumen dengan salah satu metode optimasi heuristik yaitu algoritma genetika dan memanfaatkan binary untuk pengkodean

Maka data tersebut akan dijadikan data testing, kemudian akan dibuat pohon keputusan untuk mempediksi rendah atau tidak nya penggunaan listrik rumah tangga berdasarkan

[Nama Laboratorium] bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pengujian sesuai dengan persyaratan standar (ISO) untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta pihak

mencegah adanya air, karena jika terdapat air maka kristal dari aspirin akan terurai menjadi asam salisilat dan anhidrat asetat kembali atau dengan kata lain re)ersible