• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajamen Pasien Tenggelam Di Sungai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajamen Pasien Tenggelam Di Sungai"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKA

MAKALAH

LAH KEPE

KEPERAW

RAWA

AT

TAN K

AN KEDAR

EDARURAT

URATAN

AN

MANAJAMEN

MANAJAMEN PA

PASIEN

SIEN TENGGELAM

TENGGELAM DI

DI SUNGAI

SUNGAI

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH NUR KHALIMAH NUR KHALIMAH P.17420713012 P.17420713012

PRODI IV KEPERAWATAN MAGELANG

PRODI IV KEPERAWATAN MAGELANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2015

2015

(2)

BAB I

BAB I

A

A..

L

La

atta

a !

 !""##a

a$

$a

a%

%&

&

Me

Menunururut t ILILCOCOR R (( Internasional  Internasional Liaison Liaison Committee Committee onon  Resuscitation

 Resuscitation) ) tetengnggegelam lam dididefdefininisiisikakan n sesebabagagai i prprososes es yayangng menyebabkan gangguan

menyebabkan gangguan pernafasan pernafasan primer primer akibat akibat submersi/imersi submersi/imersi padapada media

media caircair. . SubmSubmersi ersi merupmerupakan akan keadakeadaan an dimandimana a seluruseluru  tubutubu!! termas

termasuk uk system system pernafpernafasan! asan! berada berada dalam dalam air air atau atau cairan.cairan.SedanSedangkangkan imersi adala keadaan dimana terdapat air/ cairan pada system konduksi imersi adala keadaan dimana terdapat air/ cairan pada system konduksi  pernafasan

 pernafasan yang yang mengambat mengambat udara udara masuk. masuk. "kibat "kibat dua dua keadaan keadaan ini!ini!  pernafasan

 pernafasan korban korban terenti!dan terenti!dan banyak banyak air air yang yang tertelan. tertelan. Setela Setela ituitu ter#adi

ter#adi laringospasmelaringospasme. . $en$enti ti nafnafas as ataatauu laringospasmelaringospasme yang berlan#utyang berlan#ut dapat

dapat menyebabkan menyebabkan ipoksia ipoksia dan dan iperkapnia. iperkapnia. %a%anpa npa penyelamatanpenyelamatan lebi

lebi lan#utlan#ut! ! korbkorban an dapat dapat mengmengalami alami bradikbradikardi ardi dan dan akirakirnya nya entienti  #antung

 #antung sebagai sebagai akibat akibat dari dari ipoksia.ipoksia. &i negara

&i negara ma#u seperti ma#u seperti "merika Serikat! "merika Serikat! ' dari ' dari anak sekolaanak sekola mem

mempupunyanyai i risirisiko ko menmeninginggal gal akibat akibat tentenggeggelam lam daldalam am airair. . IniIni diub

diubungkungkan an dengdengan an perubperubaan aan musimmusim. . *ada *ada musim musim panas panas anak+ananak+anak ak  lebi

lebi tertaritertarik k bermbermain ain di di kolam kolam renangrenang! ! danaudanau! ! sungasungai! i! dan dan laut laut karenkarenaa mereka menganggap

mereka menganggap bermain air bermain air sama dengan sama dengan santai seingga santai seingga merekamereka lupa teradap tindakan pengamanan.

lupa teradap tindakan pengamanan. &i Indonesia!

&i Indonesia! kita tidak kita tidak banyak mendengar banyak mendengar berita tentang berita tentang anak anak  yang

yang mengmengalami alami kecelakecelakaan kaan di di kolam kolam renang sesuai renang sesuai dengdengan an keadaakeadaann sosial

(3)

dikelilingi air! baik lautan! danau! maupun sungai! tidak mustail #ika  banyak ter#adi kecelakaan dalam air seperti anyut dan terbenam yang  belum diberitaukan dan ditanggulangi dengan sebaik+baiknya.

,e#adian ampir tenggelam! - ter#adi pada sebagian besar  anak+anak laki+laki untuk semua kelompok usia dan umumnya ter#adi karena kurang atau tidak adanya pengaasan orangtua. 0eberapa faktor  lainnya yang menyebabkan ke#adian ampir tenggelam pada anak  adala tidak ada pengalaman/ketidakmampuan berenang! bernapas terlalu dalam sebelum tenggelam! penderita epilepsi! pengguna obat+obatan dan alkool! serta kecelakaan perau mesin dan perau dayung.

&alam al ini! maka pertolongan kegaatdaruratan dengan  pasien tenggelam arus dilakukan secara cepat dan tepat untuk 

mengindari ter#adinya kolaps pada al1eolus! lobus atas atau unit paru yang lebi besar. *enatalaksanaan tindakan kegaatdaruratan ini tentunya arus dilakukan secara benar dengan tu#uan untuk mencega kondisi korban lebi buruk! mempertaankan idup serta untuk   peningkatan pemulian.

B. R'(')a% Ma)a#a*

(4)

3. 0agaimana fisiologi tenggelam 4 teknik menolong pasien tenggelam 2

5. Siapa sa#a karekteristik korban tenggelam 2

-. ,apan dilakukan pertolongan yang tepat untuk korban tenggelam 2

+. T','a%

'. Mengetaui definisi tenggelam 3. Mengetaui fisiologi tenggelam

5. Mengetaui karekteristik korban tenggelam

-. Mengetaui pertolongan yang tepat untuk korban tenggelam

(5)

ISI

A. DE-INISI TENGGELAM

%enggelam dapat diartikan sebagai kematian akibat pembenaman di dalam air. ,onsep asli mekanisme kematian akibat tenggelam adala asfiksia! ditandai dengan masuknya air ke dalam saluran pernapasan. *enelitian pada akir taun '6-+an dan aal taun '6+an menyebutkan baa kematian akibat tenggelam disebabkan ole gangguan elektrolit atau aritmia #antung! yang diasilkan ole se#umla  besar air yang masuk ke sirkulasi melalui paru+paru. Sekarang! konsep dasar tersebut benar! dan fisiologi kematian yang terpenting pada kasus tenggelam adala asfiksia.

&iagnosis kematian akibat tenggelam kadang+kadang sulit ditegakkan!  bila tidak di#umpai tanda yang kas baik pada pemeriksaan luar atau dalam. *ada mayat yang ditemukan tenggelam dalam air! perlu pula diingat baa mungkin korban suda meninggal sebelum masuk ke dalam air.

0eberapa istila drowning 

'. Wet drowning . *ada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran

 pernapasan setela korban tenggelam.

3.  Dry drowning . *ada keadaan ini cairan tidak masuk ke dalam

saluran pernapasan! akibat spasme laring. *aru+paru tidak  menun#ukkan bentuk yang bengkak (udem). %etapi! ter#adi ipoksia

(6)

otak yang fatal akibat spasme laring. &ry droning ter#adi '+' dari semua kasus tenggelam. %eori mengatakan baa se#umla kecil air yang masuk ke laring atau trakea akan mengakibatkan spasme laring yang tiba+tiba yang dimediasi ole refle7 1agal.'!3 5. Secondary drowning/near drowning . %er#adi ge#ala beberapa ari

setela korban tenggelam (dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.

-.  Immersion syndrome. ,orban tiba+tiba meninggal setela tenggelam

dalam air dingin akibat refle7 1agal. "lkool dan makan terlalu  banyak merupakan faktor pencetus.

B. -ISIOLOGI TENGGELAM

,etika manusia masuk ke dalam air! reaksi dasar mereka adala mempertaankan #alan napas mereka. Ini berlan#ut sampai titik balik  dicapai! yaitu pada saat seseorang akan menarik napas kembali.%itik   balik ini ter#adi karena tingginya kadar CO3 dalam dara dibandingkan

dengan kadar O3. ,etika mencapai titik balik! korban tenggelam akan

kemasukan se#umla air! dan sebagian akan tertelan dan akan ditemukan di dalam lambung. Selama inter1al ini! korban mungkin munta dan mengaspirasi se#umla isi lambung. Setela proses respirasi tidak mampu mengompensasi! ter#adila ipoksia otak yang bersifat ire1ersibel dan merupakan penyebab kematian.

(7)

+. MANAJEMEN PASIEN TENGGELAM DI SUNGAI

'. *enolong arus terlebi daulu mengamankan diri sendiri sebelum memberikan pertolongan kepada korban. Mengapa al itu arus dilakukan2 ,arena biasanya korban tenggelam akan mengalami kepanikan dan cenderung akan menggapai! memegang atau merangkul  benda+benda disekitarnya serta meronta+ronta guna menyelamatkan dirinya. $al ini sangat berbaaya #ika si penolong tidak siap dengan kondisi tesebut.

3. *enolong ketika men#umpai korban tenggelam sebaiknya segera mencari bantuan terdekat! sambil terus berusaa untuk mengamati kondisi korban.

5. *enolong tidak berusaa untuk memberikan pertolongan pertama di air! karena itu sangat berbaaya tapi memberikannya setela sampai ditempat yang aman di darat.

"dapun bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi men#adi dua  #enis! yaitu untuk korban sadar dan korban tidak sadar.

a. K!a% Sa/a

'. *enolong tidak bole langsung ter#un ke air untuk melakukan  pertolongan. Ingat baa korban dalam keadaan panik dan sangat

(8)

 berbaaya bagi penolong. Sedapat mungkin! penolong untuk selalu memberikan respon suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin #uga pelampung dan benda lain yang  bisa mengapung disekitar lokasi ke#adian yang bisa digunakan

untuk menarik korban ke tepian atau setidaknya membuat korban  bisa bertaan di atas permukaan air.

3. "ktifkan sistem penanganan gaat darurat terpadu (S*8&%). 0ersamaan dengan tindakan pertama di atas! penolong arus segera mengaktifkan S*8&%! untuk memperole bantuan atau bisa  #uga dengan menga#ak orang+orang yang ada disekitar tempat

ke#adian untuk memberikan pertolongan.

5. 9ika memang ditempat ke#adian ada peralatan atau sesuatu yang  bisa menarik korban ketepian dengan korban yang dalam keadaan

sadar! maka segera berikan kepada korban! seperti kayu atau tali! dan usaakan menarik korban secepat mungkin sebelum ter#adi al yang lebi tidak diinginkan. Setela korban sampai ditepian segerala lakukan pemeriksaan fisik dengan terus memperatikan "0C& untuk memeriksa apaka ada cedera atau al lain yang dapat mengancam keselamatan #ia korban dan segera lakukan *ertolongan *ertama kemudian kirim ke pusat keseatan guna mendapat pertolongan lebi lan#ut.

(9)

-. 9ika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban! maka penolong bisa segera ter#un ke air untuk mengampiri korban. %api arus diingat! penolong memiliki kemampuan berenang yang baik dan mengampiri korban dari posisi belakang korban.

. 9ika korban masi dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan! maka segera tarik (e1akuasi) korban dengan cara melingkarkan sala satu tangan penolong pada tubu korban meleati kedua ketiak korban atau bisa #uga dengan menarik kra ba#u korban (tapi ingat! al ini arus dilakukan ati+ati karena bisa membuat korban tercekik atau mengalami gangguan pernafasan) dan segera  berenang mencapai tepian. 0arula lakukan pertolongan pertama

seperti pada no. 5 di atas.

:. 9ika korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaa menggapai atau memegang penolong! maka segera lumpukan korban. $al ini dilakukan untuk mempermuda e1akuasi! kemudian lakukan tindakan seperti no  dan kemudian no. 5 di atas.

!. K!a% t/a$ )a/a

Seperti alnya dalam memberikan pertolongan pertama untuk korban tenggelam dalam keadaan sadar! maka untuk korban tidak sadar sipenolong #uga arus memiliki kemampuan dan

(10)

kealian untuk melakukan e1akuasi korban dari dalam air agar   baik penolong maupun korban dapat selamat.

"dapun tindakan yang dilakukan adala sebagai berikut;

'. Segera ampiri korban! namun tetap peratikan keadaan sekitar  untuk mengindari al yang tidak diingin teradap diri  penolong. Lakukan e1akuasi dengan melingkarkan tangan  penolong ditubu korban seperti yang dilakukan pada no. 5

untuk korban sadar.

3. <ntuk korban yang di#umpai dengan kondisi a#a berada di  baa permukaan air (tertelungkup)! maka segera balikkan  badan korban dan taan tubu korban dengan sala satu

tangan penolong. 9ika penolong tela terlati dan bisa melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan korban! maka segera periksa nafas dan nadi korban. ,alau nafas tidak  ada maka segera buka #alan nafas dengan cara menggerakkan raang korban dengan tetap menopang tubu korban dan  berikan nafas buatan dengan cara ini. &an #ika suda ada nafas maka segera e1akuasi korban ke darat dengan tetap memperatikan nafas korban.

5. ,etika penolong dan korban tela sampai ditempat yang aman (di darat)! maka segera lakukan penilaian dan pemeriksaan fisik  yang selalu berpedoman pada "0C&. 0erikan respon kepada korban untuk menyadarkannya.

(11)

-. ,etika respon ada dan korban mulai sadar! maka segera lakukan  pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetaui apaka ada cedera lain yang dapat membaayakan nyaa korban. 9ika tidak ada cedera dan korban kemudian sadar! berikan pertolongan sesuai dengan yang diperlukan korban! atau bisa #uga dengan menge1akuasi korban ke fasilitas keseatan terdekat untuk   pemeriksaan secara medis.

. 9ika tidak ada respon dan tidak ada nafas! segera buka #alan nafas ! periksa #alan nafas dengan cara liat! dengar dan rasakan (L&R) selama 5+ detik. 9ika tidak ada nafas maka segera  berikan bantuan pernafasan (bantuan idup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi karotis. "pabila nadi ada! maka berikan  bantuan nafas buatan sesuai dengan kelompok umur korban ingga adanya nafas spontan dari korban (biasanya nafas spontan ini disertai dengan keluarnya air yang mungkin menyumbat saluran pernafasan korban ketika tenggelam)! lalu  posisikan korban dengan posisi pemulian. %erus aasi #alan nafas korban sambil penolong berupaya untuk menyadarkan seperti tindakan no. - di atas atau mencari bantuan lain untuk  segera menge1akuasi korban.

:. ,etika tindakan no. tidak berasil (tidak ada respon! tidak  nafas dan tidak ada nadi)! makas segera lakukan Resusitasi 9antung *aru! dengan cara seperti ini.

(12)

T"$%$ ("%#%& / a

0erikut di baa ini beberapa teknik menolong orang di air dari mulai yang paling aman ;

'. .R"I$

"dala teknik yang paling aman seingga dapat dilakukan ole yang tidak bisa renang sekalipun. &engan cara menggunakan tongkat seingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi.

 Kelemahan  ; $anya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi

air.

 Perhatian ; 9ika tarikan korban/arus air terlalu kuat seingga anda

merasa tertarik ke ara air! maka lepaskanla tongkat tadi. I=8"% keselamatan diri anda yang paling utama.

3. L>M*"R  

9ika tidak dapat menemukan tongkat yang cukup pan#ang untuk  mencapai korban! maka carila baan yang bisa mengapung (ringbuoy!  #erigen dll)! bisa #uga menggunakan tali. Lemparkan baan tadi ke ara

korban.

Teknik ; *anggil korban terlebi daulu sebelum melempar. $al ini

(13)

mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat.

 Kelemahan ; ,adang lemparan kita tidak pas pada korban! seingga sering

kali pelampung yang kita lempar men#adi sia+sia.

 Perhatian  ; ,adang lemparan terlalu dekat seingga kita terpancing untuk 

mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membaayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebi baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. %ali lempar! tidak bole diikatkan di tubu penolong! karena akan membaayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat. .

5. RENANG

0erenang mendekati korban adala pilian terakir #ika cara lain tidak  memungkinkan untuk dilakukan.

Teknik  ; dibaas lebi lan#ut

 Kelemahan ; sangat berbaaya bagi penolong

 Perhatian ; *astikan kemampuan renang anda baik! 9angan renang #ika

(14)

-. DAUNG

9ika anda sedang di perau (terutama #enis kano/kayak) berati+atila saat mendekati korban. ,ekuatan korban saat panik sangat berbaaya dan dapat membalikkan perau yang anda tumpangi.

Teknik  ; &ekati korban dari u#ung yang berlaanan dengan tempat kita

duduk. $al ini dimaksudkan apabila perau terbalik! posisi kita agak #au dari korban seingga mengurangi resiko tertangkap korban.

 Perhatian ; 9ika anda menggunakan perau kecil! anda tidak bisa berenang

dan tidak menggunakan #aket pelampung! maka lebi baik tidak berusaa untuk mendekati korban.

(15)

Kaa$t")t$ $!a%

Secara umum! korban yang sedang tenggelam di bagi men#adi - tipe ;

1. B'$a% )"a%& ""%a%& non swimmer 

*ada tipe ini! korban memiliki karakteristik 

• *osisi badan terliat tegak lurus dengan permukaan air (1ertikal)

• 8erakan kasar dan cenderung tidak berpola

• ?a#a terliat sangat panik 

• "ra tatapan tidak #elas

• $anya fokus untuk mengambil napas

(16)

• Mungkin akan berusaa untuk merai penolong

• %idak dapat mengikuti perinta atau tidak dapat komunikasi

• Selalu ingin dalam posisi 1ertikal! seingga cenderung panik #ika ditolong dalam

keadaan orisontal

• Selalu berusaa kepala dan dada berada di atas permukaan air 

@ang di peratikan penolong

• ,orban tipe ini sangat berbaaya bagi penolong

• Sebisa mungkin indari pertolongan dengan menggunakan teknik contact 

rescue /tow

.

2. P""%a%& a%& 6/"a

(17)

• *osisi badan mungkin terliat agak ane tergantung dari bagian tubu yang

cidera

• 8erakan terbatas disebabkan ole cidera

• ?a#a terliat cemas! bakan mungkin terliat kesakitan

• 0isa ter#adi panik 

Saat ditolong

• Mungkin tidak merespon perinta karena lebi fokus teradap rasa sakitnya

• 0erusaa mempertaankan posisi karena biasanya memegangi area yang cidera

I@ang diperatikan penolong

• ,emungkinan akan membaa korban dalam posisi yang agak ane (sesuai

cideranya)

• *eratikan cidera yang dialami

(18)

3. P""%a%& a%& $"#"#a*a%

*ada tipe ini! korban memiliki karakteristik 

• %erliat pola kayuan yang lema

• *osisi badan biasanya membentuk sudut dengan permukaan air 

• ?a#a memandang ke tepian atau perau yang di dekatnya

• kepala kadang tidak terliat

• dapat melambai untuk meminta bantuan

• ?a#a mungkin terliat lela atau cemas

Saat ditolong

• Merespon perinta penolong dengan baik 

• ,ooperatif saat ditaarkan bantuan

(19)

@ang diperatikan penolong

• &apat ditolong menggunakan teknik contact rescue

• Lebi muda untuk ditolong

4. T/a$ )a/a a)

*ada tipe ini! korban memiliki karakteristik 

• %erliat tidak bergerak 

• Mungkin anya terliat sebagian punggung

• Mungkin anya terliat puncak kepala sa#a

• ?a#a biasanya mengadap ke dasar 

Saat ditolong

• %idak kooperatif 

(20)

@ang diperatikan penolong

•  Buoyancy korban sangat ber1ariasi

• Membutukan pertolongan dengan teknik contact rescue

• *eratikan pernapasan korban! #ika tidak bernapas lakukan sesegera mungkin

 bantuan napas

• *enggunaan alat bantu apung (pelampung) akan sangat membantu dalam

 pemberian napas

• ,adang ter#adi keadaan yang disebut pasif A aktif! yaitu keadaan dimana korban

terliat pasif (tidak bergerak) namun saat di sentu beruba men#adi aktif. Ini sangat membaayakan penolong. Ole karena itu lakukan teknik mendekati korban dengan benar.

Selain karakteristik korban tadi! #uga diperlukan kemampuan untuk  memperkirakan buoyancy dari korban dengan meliat postur tubu terutama saat melakukan contact tow. ,orban yang gemuk cenderung akan muda mengapung! namun akan lebi berat saat menariknya ke tepi. Sebaliknya korban yang kurus cenderung akan muda tenggelam! namun akan lebi ringan saat menariknya ke tepi.

P"%a%&a%a% a/a $!a% t"%&&"#a( /!a& /a#a( t&a ta*a8

at'9

'. 0antuan $idup &asar 

*enanganan "0C merupakan al utama yang arus dilakukan! dengan fokus utama pada perbaikan #alan napas dan oksigenasi buatan! terutama pada

(21)

korban yang mengalami penurunan kesadaran. 0antuan idup dasar pada korban tenggelam dapat dilakukan pada saat korban masi berada di dalam air. *rinsip utama dari setiap penyelamatan adala mengamankan diri penyelamat lalu korban! karena itu! sebisa mungkin penyelamat tidak perlu ter#un ke dalam air untuk menyelamatkan korban. =amun! #ika tidak bisa! penyelamat arus ter#un dengan alat bantu apung! seperti ban penyelamat! untuk membaa korban ke daratan sambil melakukan penyelamatan. Cedera ser1ikal biasanya  #arang pada korban tenggelam! namun imobilisasi ser1ikal perlu

dipertimbangkan pada korban dengan luka yang berat. 3. *enilaian pernapasan

*enanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas dengan normal setela pembersian #alan napas yaitu kompresi dada lalu  pemberian napas buatan dengan rasio 5;3. %erdapat tiga cara pemberian napas  buatan! yaitu mouth to mouth! mouth to nose! mouth to mask ! dan mouth to

neck stoma.

*enanganan utama untuk korban tenggelam adala pemberian napas  bantuan untuk mengurangi ipoksemia. *emberian napas buatan inisial yaitu sebanyak  kali. Melakukan pernapasan buatan dari mulut ke idung lebi disarankan karena sulit untuk menutup idung korban pada pemberian napas mulut ke mulut. *emberian napas buatan dilan#utkan ingga ' A ' kali selama sekitar ' menit. 9ika korban tidak sadar dan tenggelam selama B menit! pernapasan buatan dilan#utkan sambil menarik korban ke daratan.  =amun! bila korban tenggelam lebi dari  menit! pemberian napas buatan

(22)

dilan#utkan selama ' menit! kemudian baa korban langsung ke daratan tanpa diberikan napas buatan.

,ompresi dada diindikasikan pada korban yang tidak sadar dan tidak   bernapas dengan normal! karena kebanyakan korban tenggelam mengalami

enti #antung akibat dari ipoksia. *emberian kompresi ini dilakukan di atas tempat yang datar dan rata dengan rasio 5;3. =amun! pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan cairan tidak disarankan! karena tidak terbukti dapat mengeluarkan cairan dan dapat berisiko munta dan aspirasi.

Selama proses pemberian napas! regurgitasi dapat ter#adi! baik regurgitasi air dari paru maupun isi lambung. $al ini normal ter#adi! namun #angan sampai mengalangi tindakan 1entilasi buatan. ,orban dapat dimiringkan dan cairan regurgitasinya dikeluarkan.

5. 0antuan idup lan#ut

%ersedianya sarana bantuan idup dasar dan lan#utan ditempat ke#adian merupakan al yang sangat penting karena beratnya cedera pada sistem saraf   pusat tidak dapat dika#i dengan cermat pada saat pertolongan diberikan.

*astikan keadekuatan #alan napas! pernapasan dan Sirkulasi. Cedera lain  #uga arus dipertimbangkan dan perlu tidaknya ospitalisasi ditentukan  berdasarkan keparaan ke#adian dan e1aluasi klinis. *asien dengan ge#ala respiratori! penurunan saturasi oksigen dan perubaan tingkat kesadaran perlu

(23)

untuk diospitalisasi. peratian arus difokuskan pada oksigenasi! 1entilasi! dan fungsi #antung. Melindungi sistem saraf pusat dan mengurangi edema serebri merupakan al yang sangat penting dan berubungan langsung dengan asil akir.

0antuan idup lan#ut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan tekanan lebi tinggi! yang dapat dilakukan dengan 0M ( Bag Vale  !ask ) atau tabung oksigen.' Oksigen yang diberikan memiliki saturasi '. 9ika setela pemberian oksigen ini! keadaan korban belum membaik! dapat dilakukan intubasi trakeal.

0"0 III ,>SIM*<L"=

,egaatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masala  pernapasan dan kardio1askuler yang penanganannya memerlukan penyokong

keidupan #antung dasar dengan menun#ang respirasi dan sirkulasi korban dari luar melalui resusitasi dan mencega insufisiensi.

"ir taar bersifat ipotonik seingga dengan cepat diserap ke dalam sirkulasi dan segera didistribusikan. "ir taar #uga bisa menguba tekanan

(24)

 permukaan surfaktan paru seingga 1entilasi al1eoli men#adi buruk sementara  perfusi tetap ber#alan. Ini menyebabkan shunt intrapulmonary dan meningkatkan ipoksia. &i samping itu! aspirasi air taar atau air laut #uga menyebabkan oedem  paru yang berpengaru teradap atelektasis! bronchospasme! dan infeksi paru.

-*erubaan kardio1askuler yang ter#adi pada korban ampir tenggelam terutama akibat dari perubaan tekanan parsial (*aO3) dan keseimbangan asam

 basa. Sedangkan faktor lain yang #uga berpengaru adala perubaan 1olume dara dan konsentrasi elektrolit serum. 0radikardi bisa timbul akibat re"leks diing  fisiologis pada air dingin! sedangkan 1asokonstriksi perifer bisa #uga ter#adi akibat ipotermi atau peninggian kadar katekolamin.

$ipoksia dan iskemia selama tenggelam akan terus berlan#ut sampai 1entilasi! oksigenasi! dan perfusi diperbaiki. Sedangkan iskemia yang berlangsung lama  bisa menimbulkan trauma sekunder meskipun tela dilakukan resusitasi #antung  paru yang adekuat. Oedem cerebri yang difus sering ter#adi akibat trauma sitotoksik yang disebabkan ole anoksia dan iskemia susunan syaraf pusat yang menyeluru. ,esadaran yang ilang ber1ariasi aktunya! biasanya setela 3 sampai 5 menit ter#adi apnoe dan ipoksia. ,erusakan otak   yang irreersible mulai ter#adi setela - sampai ' menit anoksia. Ini memberikan gambaran baa ipoksia mulai ter#adi dalam beberapa detik setela orang tenggelam! diikuti ole berentinya perfusi dalam 3 sampai : menit. Otak dalam suu normal tidak akan kembali berfungsi setela D sampai ' menit anoksia alaupun tela dilakukan tindakan resusitasi3. "noksia dan iskemia serebri yang  berat akan mengurangi akti1itas metabolik akibat peninggian tekanan intrakranial

(25)

serta perfusi serebri yang memburuk. Ini dipercayai men#adi trauma susunan saraf   pusat sekunder.

DA-TAR PUSTAKA

'. &iMaio 9! &iMaio &. &eat by droning. &iMaio 9! &iMaio &! editors. In; Eorensic patology second edition. <S"; CRC *ress LLCF 3'.

3. 0udiyanto "! ?idiatmaka ?! Sudiono S! MunGim %?"! Sidi! $ertian S! dkk. ,ematian akibat asfiksia mekanik. &alam; Ilmu kedokteran forensik. 9akara; 0agian ,edokteran Eorensik Eakultas ,edokteran <ni1ersitas IndonesiaF 3H. . :-+H.

(26)

5. Idries "M. *edoman ilmu kedokteran forensik edisi pertama. 9akarta; 0inarupa "ksaraF 3H. . 'D3+D.

-. &i7 9. "spy7ia (suffocation) and droning. &i7 9! editor. In; Color atlas of  forensic patology. <S"; CRC *ress LLCF 3.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang.. Apabila kadar analit dalam sampel hanya

Laki-laki memiliki tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis lebih tinggi bila dibandingkan dengan perempuan, sehingga menyebabkan adanya perbedaan gender dalam

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang tidak dimengerti pada pembelajaran yang sudah disampaikan.. Siswa dengan bimbingan guru

Sesuai penelitian mengenai pembelajaran Tari Merak di Sanggar Ngudi Laras sebagai upaya pelestarian tari tradisi, komponen-komponen belajar yang digunakan yaitu

Berdasarkan identifikasi masalah yang sesuai dengan judul, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada perbandingan aasil belajar ekonomi dengan menggunakan metode

Pada dasarnya setiap pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya yang berkaitan dengan penataan dan pembinaan terhadap pasar tradisional, pusat

Dalam penelitian ini menggunakan metode penjadwalan produksi Campbell, Dudek, Smith dan metode penjadwalan Nawaz, Enscore, Ham yang bertujuan menentukan urutan

Pada pengerjaan skripsi dengan judul Implementasi Algoritma Ant Colony dalam Pencarian Lokasi Rumah Sakit Berbasis MOBILE GIS pada Platform Android, penulis menyadari bahwa